Anda di halaman 1dari 34

TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT

PERATURAN KEPALA STAF ANGKATAN LAUT


NOMOR 17 TAHUN 2019

TENTANG

KEPANGKATAN PRAJURIT TNI ANGKATAN LAUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA STAF ANGKATAN LAUT,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan


Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi
Prajurit Tentara Nasional Indonesia dan Peraturan Panglima
TNI Nomor 50 Tahun 2015 beserta perubahannya tentang
Kepangkatan Tentara Nasional Indonesia;

b. bahwa Keputusan Kasal Nomor Kep/1043/VI/2015 tanggal 11


Juni 2015 tentang Buku Petunjuk Teknis Kenaikan Pangkat
dan Pemberian Pangkat Prajurit TNI Angkatan Laut (PUM-
6.05.033), sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
kebutuhan organisasi dan ketentuan peraturan perundang-
undangan sehingga perlu diganti;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kasal
tentang Kepangkatan Prajurit TNI Angkatan Laut;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara


Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4439);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang


Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 50, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5120);

3. Peraturan Panglima TNI Nomor 45 Tahun 2008 tentang


Petunjuk Induk Pembinaan Personel dan Tenaga Manusia
Tentara Nasional Indonesia;

4. Peraturan Panglima TNI Nomor 43 Tahun 2015 tentang


Pembentukan Produk Hukum di Lingkungan Tentara Nasional
Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Panglima TNI Nomor 48 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Panglima TNl Nomor 43 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum di Lingkungan Tentara Nasional
Indonesia;
-2-

5. Peraturan Panglima TNI Nomor 50 Tahun 2015 tentang


Kepangkatan Tentara Nasional Indonesia sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Panglima TNI Nomor 2 Tahun 2017
tentang Perubahan Peraturan Panglima TNI Nomor 50 Tahun
2015 tentang Kepangkatan Tentara Nasional Indonesia;

6. Peraturan Panglima TNI Nomor 51 Tahun 2015 tentang Dewan


Pertimbangan Karier Prajurit Tentara Nasional Indonesia
Bidang Jabatan dan Pangkat;

7. Peraturan Panglima TNI Nomor 52 Tahun 2015 tentang


Penugasan dan Pembinaan Karier Prajurit Dalam Jabatan di
Luar Struktur Tentara Nasional Indonesia;

8. Peraturan Panglima TNI Nomor 53 Tahun 2017 tentang


Penggunaan Prajurit Tentara Nasional Indonesia;

9. Peraturan Panglima TNI Nomor 11 Tahun 2018 tentang Sanksi


Administratif Bagi Prajurit Tentara Nasional Indonesia;

10. Peraturan Panglima TNI Nomor 40 Tahun 2018 tentang


Perubahan Kedua Peraturan Panglima TNI Nomor 50 Tahun
2015 tentang Kepangkatan Tentara Nasional Indonesia;

11. Peraturan Kasal Nomor 3 Tahun 2017 tentang Dewan Karier


Prajurit TNI Angkatan Laut;

12. Peraturan Kasal Nomor 30 Tahun 2018 tentang Sanksi


Administratif Bagi Prajurit TNI Angkatan Laut;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA STAF ANGKATAN LAUT TENTANG KEPANGKATAN


PRAJURIT TNI ANGKATAN LAUT.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut ini yang dimaksud


dengan:

1. Prajurit adalah anggota Tentara Nasional Indonesia.

2. Pangkat adalah keabsahan wewenang dan tanggung jawab


dalam hierarki keprajuritan yang didasarkan atas kualifikasi
yang telah dimiliki oleh setiap prajurit.

3. Masa Dinas Perwira yang selanjutnya disingkat MDP adalah


lama waktu pelaksanaan dinas keprajuritan perwira yang
dihitung mulai tanggal penetapan pertama sebagai perwira TNI
Angkatan Laut dengan Keputusan Presiden.

4. Masa Dinas Dalam Pangkat yang selanjutnya disingkat MDDP


adalah lama waktu pelaksanaan dinas keprajuritan dalam
pangkat terakhir yang disandang prajurit TNI Angkatan Laut
dihitung mulai tanggal penetapan kenaikan pangkat oleh
pejabat yang berwenang.
-3-

5. Operasi Militer Perang yang selanjutnya disingkat OMP adalah


segala bentuk pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI
untuk melawan kekuatan militer negara lain yang melakukan
agresi terhadap Indonesia dan/atau dalam konflik bersenjata
dengan suatu negara lain atau lebih yang didahului dengan
adanya pernyataan perang dan tunduk pada hukum perang.

6. Operasi Militer Selain Perang yang selanjutnya disingkat OMSP


adalah segala bentuk pengerahan dan penggunaan kekuatan
TNI untuk mengatasi dan menyelesaikan berbagai
permasalahan bangsa dalam rangka menegakkan kedaulatan
negara, menjaga keutuhan wilayah dan melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

7. Kenaikan Pangkat Reguler adalah kenaikan pangkat yang


diberikan kepada prajurit pada waktu tertentu yang telah
memenuhi persyaratan jabatan dan masa peninjauan pangkat.

8. Kenaikan Pangkat Khusus adalah kenaikan pangkat yang


diberikan kepada prajurit yang memenuhi syarat kenaikan
pangkat luar biasa atau kenaikan pangkat penghargaan.

9. Kenaikan Pangkat Luar Biasa selanjutnya disingkat KPLB


adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada prajurit
dalam melaksanakan tugas secara langsung baik tugas
tempur maupun tugas nontempur, dengan pertaruhan jiwa
raga dan berjasa melampaui panggilan tugas tanpa
mempedulikan keselamatan jiwanya melakukan tindakan
kepahlawanan demi bangsa dan negara yang walaupun
tindakan itu tidak dilakukannya ia tidak akan dipersalahkan.

10. Kenaikan Pangkat Reguler Percepatan selanjutnya disingkat


KPRP adalah kenaikan pangkat yang dianugerahkan kepada
prajurit yang sangat berjasa bagi kepentingan organisasi TNI
Angkatan Laut, TNI atau negara, selain OMP dan OMSP.

11. Kenaikan Pangkat Luar Biasa Operasi Militer Perang,


selanjutnya disingkat KPLBOMP adalah kenaikan pangkat yang
diberikan kepada prajurit TNI Angkatan Laut yang
melaksanakan tindakan kepahlawanan dalam OMP tanpa
memperdulikan keselamatan jiwanya.

12. Kenaikan Pangkat Luar Biasa Operasi Militer Selain Perang,


selanjutnya disingkat KPLBOMSP adalah kenaikan pangkat
yang diberikan kepada prajurit TNI Angkatan Laut yang
melaksanakan tindakan kepahlawanan dalam OMSP tanpa
memperdulikan keselamatan jiwanya.

13. Kenaikan Pangkat Luar Biasa Operasi Militer Perang Anumerta


selanjutnya disingkat KPLBOMPA adalah kenaikan pangkat
yang diberikan kepada prajurit TNI Angkatan Laut yang
gugur atau tewas dalam pertempuran secara langsung
dan berjasa melampaui panggilan tugas.
-4-

14. Kenaikan Pangkat Luar Biasa Operasi Militer Selain Perang


Anumerta selanjutnya disingkat KPLBOMSPA adalah
kenaikan pangkat yang diberikan kepada prajurit TNI
Angkatan Laut yang gugur atau tewas dalam melaksanakan
tugas operasi militer selain perang secara langsung dan berjasa
melampaui panggilan tugas.

15. Kenaikan Pangkat Penghargaan selanjutnya disingkat KPH


adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada prajurit TNI
Angkatan Laut menjelang akhir masa dinas keprajuritannya
karena telah melaksanakan pengabdian secara sempurna, tanpa
cacat dan tanpa terputus dengan dedikasi yang tinggi dan
prestasi kerja yang baik.

16. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai


kewenangan menetapkan pengangkatan dan pemberhentian
dalam jabatan, kenaikan pangkat serta pemberian pangkat
prajurit TNI Angkatan Laut.

17. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK


adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan
proses pengusulan kenaikan pangkat atau pemberian pangkat
prajurit TNI Angkatan Laut yang bertugas di luar struktur TNI
Angkatan Laut.

18. Komisi KPLB/KPRP yang selanjutnya disebut Komisi adalah


organisasi yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang, bekerja
secara mandiri, objektif dan adil untuk melaksanakan
penelitian dan penilaian dalam hal KPLB dan KPRP.

19. Pangkat Lokal adalah pangkat yang diberikan kepada seorang


prajurit oleh pejabat yang berwenang guna keabsahan
melaksanakan suatu tugas atau jabatan yang sifatnya
sementara.

20. Pangkat Tituler adalah pangkat yang diberikan kepada warga


negara yang sepadan dengan jabatan keprajuritan yang
dipangkunya, paling rendah Letnan Dua.

21. Pembinaan karier adalah bagian dari pembinaan prajurit


berupa kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan tercapainya
pemenuhan norma-norma jabatan, kepangkatan dan
pendidikan yang tepat, baik bagi prajurit yang bersangkutan
maupun bagi organisasi.

22. Eligible adalah terpenuhinya syarat MDP dan/atau MDDP


untuk kenaikan pangkat.

23. Jabatan adalah sekumpulan tugas, kewajiban dan tanggung


jawab yang merupakan suatu kesatuan, dimaksudkan sebagai
suatu pekerjaan yang lazimnya diserahkan kepada prajurit dan
dipertanggungjawabkan oleh seorang prajurit selama
memangku jabatan.
-5-

24. Gugur adalah prajurit yang meninggal dunia dalam


melaksanakan tugas pokok TNI, baik Operasi Militer
Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) di
dalam atau di luar negeri, sebagai akibat langsung tindakan
musuh dan/atau akibat langsung dari cuaca dan medan
operasi.

25. Tewas adalah prajurit yang meninggal dunia dalam


melaksanakan tugas pokok TNI di dalam atau di luar negeri
dan/atau melaksanakan tugas berdasarkan perintah dinas dan
bukan sebagai akibat sakit.

Pasal 2

(1) Kepangkatan adalah bagian dari kegiatan pembinaan personel


berupa kenaikan pangkat dan pemberian pangkat prajurit TNI
Angkatan Laut secara reguler dan/atau khusus, dapat sebagai
keabsahan wewenang karena jabatan yang dipangkunya,
kebutuhan pelaksanaan tugas tertentu atas kebutuhan
organisasi TNI Angkatan Laut, penghargaan atas prestasi yang
luar biasa melebihi panggilan tugas maupun penghargaan atas
kesetiaan dan dedikasi tak terputus selama menjalani dinas
keprajuritan.

(2) Kepangkatan prajurit TNI Angkatan Laut diselenggarakan


dengan asas terencana, terpadu dan terarah, sehingga
diperoleh prajurit TNI Angkatan Laut yang profesional dan
mampu memikul tugas dan tanggung jawab dalam mengemban
visi dan misi TNI Angkatan Laut.

(3) Kepangkatan prajurit TNI AL ditetapkan dengan dasar


pertimbangan yang dapat menciptakan keseimbangan,
keserasian dan keselarasan dalam perlakuan norma-norma
pembinaan karier prajurit TNI Angkatan Laut.

(4) Kepangkatan prajurit TNI Angkatan Laut ditetapkan dengan


tujuan untuk menjamin terselenggaranya efektivitas
kepangkatan prajurit TNI dengan lancar dan tertib secara
administrasi.

BAB II
PANGKAT PRAJURIT

Bagian Kesatu
Penggolongan Pangkat

Pasal 3

Penggolongan pangkat prajurit terdiri atas:

a. Golongan pangkat perwira dikelompokkan atas perwira tinggi,


perwira menengah dan perwira pertama;

b. Golongan pangkat bintara dikelompokkan atas bintara tinggi


dan bintara; dan

c. Golongan pangkat tamtama.


-6-

Pasal 4

Golongan pangkat perwira sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


huruf a, diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Perwira Tinggi TNI Angkatan Laut terdiri atas:

1. Perwira Tinggi TNI Angkatan Laut terdiri atas:


a) Laksamana TNI;
b) Laksamana Madya TNI disebut Laksdya TNI;
c) Laksamana Muda TNI disebut Laksda TNI; dan
d) Laksamana Pertama TNI disebut Laksma TNI.

2. Perwira Tinggi TNI Angkatan Laut Korps Marinir terdiri


atas:
a) Jenderal TNI (Mar) disebut Jenderal TNI (Mar);
b) Letnan Jenderal TNI (Mar) disebut Letjen TNI (Mar);
c) Mayor Jenderal TNI (Mar) disebut Mayjen TNI (Mar);
dan
d) Brigadir Jenderal TNI (Marinir) disebut Brigjen TNI
(Mar).

b. Perwira Menengah TNI Angkatan Laut, terdiri atas:

1. Kolonel;
2. Letnan Kolonel disebut Letkol; dan
3. Mayor.
c. Perwira Pertama TNI Angkatan Laut, terdiri atas:

1. Kapten;
2. Letnan Satu disebut Lettu; dan
3. Letnan Dua disebut Letda.

Pasal 5

Golongan pangkat bintara TNI Angkatan Laut sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, diatur dengan ketentuan sebagai
berikut:

a. Bintara tinggi TNI Angkatan Laut terdiri atas:

1. Pembantu Letnan Satu disebut Peltu; dan


2. Pembantu Letnan Dua disebut Pelda.

b. Bintara TNI Angkatan Laut terdiri atas:

1. Sersan Mayor disebut Serma;


2. Sersan Kepala disebut Serka;
3. Sersan Satu disebut Sertu; dan
4. Sersan Dua disebut Serda.
-7-

Pasal 6

Golongan pangkat tamtama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


huruf c, diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tamtama TNI Angkatan Laut terdiri atas:

1. Kopral Kepala disebut Kopka;


2. Kopral Satu disebut Koptu;
3. Kopral Dua disebut Kopda;
4. Kelasi Kepala disingkat Klk;
5. Kelasi Satu disingkat Kls; dan
6. Kelasi Dua disingkat Kld.

b. Tamtama TNI Angkatan Laut Korps Marinir terdiri atas:


1. Kopral Kepala disebut Kopka;
2. Kopral Satu disebut Koptu;
3. Kopral Dua disebut Kopda;
4. Prajurit Kepala disebut Praka;
5. Prajurit Satu disebut Pratu; dan
6. Prajurit Dua disebut Prada.

Bagian Kedua
Korps dan Kejuruan

Pasal 7

(1) Untuk golongan Perwira Tinggi sebutan dan penulisan


pangkat tanpa diikuti dengan Korps, kecuali bagi Pati Korps
Marinir disertai dengan penulisan (Mar).

(2) Sebutan dan penulisan untuk pangkat Perwira Menengah dan


Perwira Pertama TNI Angkatan Laut diikuti kata laut dan diikuti
singkatan korps, khusus perwira Korps Marinir diikuti sebutan
Marinir atau disingkat Mar.

(3) Sebutan dan penulisan pangkat bagi Bintara dan Tamtama


TNI Angkatan Laut diikuti dengan kejuruan, khusus Bintara
dan Tamtama Korps Marinir diikuti kata (Mar) dan diikuti
dengan kejuruan.

(4) Sebutan dan penulisan pangkat bagi Korps Wanita TNI


Angkatan Laut (Kowal) disertai penulisan (/W) di belakang
korps/kejuruan.

Pasal 8

(1) Sebutan dan penulisan korps dan kejuruan di belakang


pangkat di lingkungan TNI Angkatan Laut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (3), diatur dengan
ketentuan sebagai berikut:
-8-

a. Korps Perwira TNI Angkatan Laut terdiri atas:


1. Pelaut disingkat (P);
2. Teknik disingkat (T);
3. Elektronika disingkat (E);
4. Suplai disingkat (S);
5. Marinir disebut Mar;
6. Khusus disingkat (KH);
7. Kesehatan disingkat (K); dan
8. Polisi Militer disingkat (PM).

b. Kejuruan Bintara TNI Angkatan Laut terdiri atas:


1. Kejuruan Bintara Korps Pelaut:
a) Navigasi disebut Nav;
b) Bahari disebut Bah;
c) Senjata Atas Air disingkat Saa;
d) Senjata Bawah Air disingkat Sba; dan
e) Komunikasi disebut Kom.

2. Kejuruan Bintara Korps Teknik:

a) Mesin disebut Mes;


b) Mesin Pesawat Udara disingkat Mpu;
c) Teknik Konstruksi Umum disingkat Tku;
d) Listrik Pesawat Udara disingkat Lpu; dan
e) Listrik disebut Lis.

3. Kejuruan Bintara Korps Elektronika:


a) Elektronika Deteksi disingkat Ede;
b) Elektronika Komunikasi disebut Eko;
c) Elektronika Kendali disingkat Ekl;
d) Elektronika Senjata dan Amunisi disebut Esa;
dan
e) Elektronika Teknik Komputer disingkat Etk.

4. Kenjuruan Bintara Korps Suplai:


a) Keuangan disebut Keu;
b) Tata Usaha disingkat Ttu;
c) Perbekalan disebut Bek; dan
d) Tata Graha disingkat Ttg.
-9-

5. Kejuruan Bintara Korps Marinir:


a) Infanteri disingkat Inf;
b) Intai Amfibi disingkat Iam;
c) Artileri disebut Art;
d) Kaveleri disebut Kav;
e) Komunikasi disebut Kom;
f) Zeni disingkat Zni; dan
g) Angkutan, Perbekalan dan Peralatan disingkat
Abp.

6. Kejuruan Bintara Korps Kesehatan:


a) Asisten Paramedis disingkat Apm;
b) Rawat Umum disebut Rum;
c) Rawat Kesehatan Gigi disingkat Rkg;
d) Kefarmasian disebut Far;
e) Penunjang Kesehatan disingkat Pnk;
f) Asisten Perawat Kesehatan disingkat Apk;
g) Asisten Dokter Gigi disingkat Adg; dan
h) Asisten Tenaga Kefarmasian disingkat Atf.

7. Kejuruan Bintara Korps Khusus:


a) Jasmani disebut Jas;
b) Musik disebut Mus; dan
c) Pengolahan Data Komputer disingkat Pdk.

8. Kejuruan Bintara Korps Polisi Militer adalah Polisi


Militer disebut Pom.

c. Kejuruan Tamtama TNI Angkatan Laut terdiri atas:


1. Kejuruan Tamtama Korps Pelaut:
a) Navigasi disebut Nav;
b) Bahari disebut Bah;
c) Rudal disingkat Rdl;
d) Meriam disebut Mer;
e) Amonisi disebut Amo;
f) Ranjau dan Demolisi disingkat Rjd;
g) Torpedo Roket dan Bom Laut disingkat Trb;
h) Isyarat disingkat Isy; dan
i) Telegrafis disingkat Tlg.
- 10 -

2. Kejuruan Tamtama Korps Teknik:


a) Mesin disebut Mes;
b) Angkutan disingkat Ang;
c) Mesin Pesawat Udara disingkat Mpu;
d) Listrik Pesawat Udara disingkat Lpu; dan
e) Listrik disebut Lis.

3. Kejuruan Tamtama Korps Elektronika adalah


Elektronika Senjata disingkat Eta.
4. Kenjuruan Tamtama Korps Suplai:
a) Keuangan disebut Keu;
b) Tata Usaha disingkat Ttu;
c) Perbekalan disebut Bek; dan
d) Tata Graha disingkat Ttg.

5. Kejuruan Tamtama Korps Marinir:


a) Infanteri disingkat Inf;
b) Intai Amfibi disingkat Iam;
c) Artileri disebut Art;
d) Kaveleri disebut Kav;
e) Komunikasi disebut Kom;
f) Zeni disingkat Zni; dan
g) Angkutan, Perbekalan dan Peralatan disingkat
Abp.

6. Kejuruan Tamtama Korps Kesehatan:


a) Asisten Paramedis disingkat Apm;
b) Asisten Perawat Kesehatan disingkat Apk;
c) Asisten Dokter Gigi disingkat Adg; dan
d) Asisten Tenaga Kefarmasian disingkat Atf.

7. Kejuruan Tamtama Korps Khusus:


a) Jasmani disebut Jas; dan
b) Musik disebut Mus.

8. Kejuruan Bintara Korps Polisi Militer adalah Polisi


Militer disebut Pom.
(2) Ketentuan korps dan kejuruan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), apabila ada pembentukan/perubahan korps dan
kejuruan, diatur dalam peraturan tersendiri.
- 11 -

BAB III
KENAIKAN PANGKAT

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 9

(1) Prajurit yang dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi pada
dasarnya disetujui kenaikan pangkatnya dan merupakan
penyesuaian dengan jabatan yang dipangkunya.

(2) Masa peninjauan diberlakukan sebagai tahapan evaluasi


kompetensi yang dimiliki oleh seorang prajurit dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab jabatan yang
diembannya dalam kurun waktu tertentu yang dihitung mulai
dari tanggal surat perintah pelaksanaan tugas sampai dengan
kala waktu kenaikan pangkat.

(3) Pendidikan pengembangan umum dan pendidikan


pengembangan spesialisasi dari setiap perwira menjadi bahan
pertimbangan.

(4) Proses UKP Perwira berpedoman pada MDP dan MDDP paling
singkat 2 (dua) tahun.

(5) UKP tidak dapat diproses apabila prajurit sedang dalam proses
hukum dan/atau sedang menjalani hukuman.

(6) Setiap Prajurit memperoleh kesempatan untuk mendapatkan


kenaikan pangkat berdasarkan prestasinya sesuai dengan pola
karier yang berlaku dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan.

Pasal 10

(1) Kenaikan pangkat terdiri atas:

a. kenaikan pangkat reguler; dan

b. kenaikan pangkat khusus.

(2) Kenaikan pangkat reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf a, terhadap prajurit yang sangat berjasa bagi
kepentingan organisasi TNI dan/atau negara dapat dianugerahi
kenaikan pangkat reguler percepatan satu tingkat lebih tinggi.

(3) Kenaikan pangkat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf b, terdiri atas:

a. Kenaikan pangkat luar biasa, meliputi:

1. Kenaikan Pangkat Luar Biasa Operasi Militer Perang


disingkat KPLBOMP;

2. Kenaikan Pangkat Luar Biasa Operasi Militer Selain


Perang disingkat KPLBOMSP;
- 12 -

3. Kenaikan Pangkat Luar Biasa Operasi Militer Perang


Anumerta disingkat KPLBOMPA; dan

4. Kenaikan Pangkat Luar Biasa Operasi Militer Selain


Perang Anumerta disingkat KPLBOMSPA.

b. Kenaikan pangkat penghargaan.

Pasal 11

Kala waktu kenaikan pangkat diatur dengan ketentuan sebagai


berikut:

a. Kenaikan pangkat reguler:

1. kenaikan pangkat ke kolonel dan yang lebih rendah


adalah 1 April dan 1 Oktober; dan
2. kenaikan pangkat ke atau dalam golongan perwira tinggi
tidak terkait dengan kala waktu.

b. KPLB tidak terkait dengan kala waktu; dan

c. Kenaikan pangkat penghargaan diberikan paling cepat 3 (tiga)


bulan dan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum pensiun.

Pasal 12

Masa peninjauan kenaikan pangkat diatur dengan ketentuan


sebagai berikut:

a. paling singkat 3 (tiga) bulan untuk kenaikan pangkat ke


Kolonel;

b. paling singkat 6 (enam) bulan untuk kenaikan pangkat ke


letnan kolonel dan yang lebih rendah; dan

c. untuk kenaikan pangkat ke atau dalam golongan perwira tinggi


serta untuk kenaikan pangkat khusus tidak berlaku masa
peninjauan.

Bagian Kedua
Kenaikan Pangkat Reguler

Paragraf 1
Persyaratan

Pasal 13

Persyaratan kenaikan pangkat reguler perwira sebagai berikut:

a. Telah menduduki jabatan penuh berdasarkan keputusan dari


pejabat yang berwenang.

b. Memenuhi norma waktu kenaikan pangkat yaitu:

1. bagi golongan kepangkatan pama sampai pamen


ditentukan berdasarkan MDP dan MDDP;
- 13 -

2. dari golongan pamen ke pati bintang 1 (satu) ditentukan


berdasarkan MDP;

3. dalam golongan pati tidak diberlakukan ketentuan MDP


dan MDDP;

4. ketentuan MDDP sebagaimana dimaksud pada huruf b


angka 1, paling singkat 2 (dua) tahun; dan

5. KPRP tidak diberlakukan ketentuan MDP dan MDDP.

c. Kenaikan pangkat berdasarkan MDP sebagaimana dimaksud


pada huruf b angka 1, diatur dengan ketentuan sebagai
berikut:

1. kenaikan pangkat dari letda ke lettu MDP paling singkat 4


(empat) tahun.

2. kenaikan pangkat dari lettu ke kapten MDP paling singkat


9 (sembilan) tahun bagi perwira lulusan pendidikan
Dikspespa/Diksarcab/setara atau pendidikan luar negeri
yang disetarakan dengan Dikspespa.

3. Kenaikan pangkat dari kapten ke mayor:

a) MDP paling singkat 14 (empat belas) tahun bagi


perwira lulusan Pendidikan Lanjutan Perwira
(Diklapa)/setara atau pendidikan luar negeri yang
disetarakan dengan Diklapa;

b) MDP paling singkat 16 (enam belas) tahun bagi


Perwira lulusan pendidikan Dikspespa/Diksarcab/
setara atau telah melaksanakan Dikspespa
Plus/Dikilpengtek; dan

c) MDP paling singkat 18 (delapan belas) tahun bagi


perwira lulusan pendidikan Dikspespa/Diksarcab/
setara.

4. Kenaikan pangkat mayor ke letkol diatur sebagai berikut:

a) MDP paling singkat 18 (delapan belas) tahun bagi


perwira lulusan Sesko Angkatan atau pendidikan luar
negeri yang disetarakan dengan Sesko Angkatan;

b) MDP paling singkat 21 (dua puluh satu) tahun bagi


perwira lulusan Diklapa/setara atau pendidikan luar
negeri yang disetarakan dengan Diklapa dan telah
melaksanakan Diklapa Plus/Dikilpengtek;

c) MDP paling singkat 23 (dua puluh tiga) tahun bagi


perwira lulusan Diklapa/setara atau pendidikan luar
negeri yang disetarakan dengan Diklapa; dan
- 14 -

d) MDP paling singkat 2 5 ( d u a p u l u h l i m a ) tahun


bagi perwira lulusan Dikspespa/Diksarcab/setara
dan telah melaksanakan Dikspespa Plus/
Dikilpengtek.

5. Kenaikan pangkat letkol ke kolonel diatur sebagai berikut:

a) MDP paling singkat 22 (dua puluh dua) tahun bagi


perwira lulusan Sesko Angkatan atau pendidikan
luar negeri yang disetarakan dengan Sesko
Angkatan;

b) MDP paling singkat 25 (dua puluh lima) tahun bagi


perwira lulusan Diklapa/setara atau pendidikan luar
negeri yang disetarakan dengan Diklapa dan telah
melaksanakan Diklapa Plus/Dikilpengtek; dan

c) MDP paling singkat 27 (dua puluh tujuh) tahun bagi


perwira lulusan Diklapa/setara.

6. Kenaikan pangkat kolonel ke pati bintang satu diatur


sebagai berikut:

a) MDP 26 (dua puluh enam) tahun bagi perwira


lulusan Sesko TNI atau pendidikan luar negeri yang
disetarakan dengan Sesko TNI;

b) MDP 28 (dua puluh delapan) tahun bagi perwira


lulusan Sesko Angkatan atau pendidikan luar negeri
yang disetarakan dengan Sesko Angkatan;

c) MDP 30 (tiga puluh) tahun bagi perwira lulusan


Diklapa/setara atau pendidikan luar negeri yang
disetarakan dengan Diklapa dan telah melaksanakan
Diklapa Plus/Dikilpengtek; dan

d) Kenaikan pangkat reguler Kolonel ke Pati Bintang


Satu sebagaimana dimaksud pada huruf c angka 6,
dapat dikecualikan berdasarkan kebutuhan
organisasi atas persetujuan Panglima TNI.

Pasal 14

Kenaikan pangkat reguler bintara dan tamtama setelah memenuhi


norma waktu kenaikan pangkat berdasarkan MDDP yang diatur
dengan ketentuan sebagai berikut:

a. bintara, yaitu:

1. dari serda ke sertu MDDP paling singkat 5 (lima) tahun;

2. dari sertu ke serka MDDP paling singkat 5 (lima) tahun;

3. dari serka ke serma MDDP paling singkat 5 (lima) tahun;


- 15 -

4. dari Serma ke pelda MDDP paling singkat 5 (lima) tahun;


dan

5. dari pelda ke peltu MDDP paling singkat 4 (empat) tahun.

b. tamtama, yaitu:

1. dari Kld/prada ke Kls/pratu MDDP paling singkat 3 (tiga)


tahun;

2. dari Kls/pratu ke Klk/praka MDDP paling singkat 4


(empat) tahun;

3. dari Klk/praka ke kopda MDDP paling singkat 4 (empat)


tahun;

4. dari kopda ke koptu MDDP paling singkat 5 (lima) tahun;


dan

5. dari koptu ke kopka MDDP paling singkat 5 (lima) tahun.

Pasal 15

(1) Sebagai dasar eligible perwira TNI Angkatan Laut untuk


diusulkan kenaikan pangkat adalah terpenuhinya eligible
Pertama dan MDDP.

(2) Eligible Pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


memenuhi norma kenaikan pangkat sebagaimana dijelaskan
dalam pasal 13 huruf b dan huruf c diakumulasikan dengan
sanksi administratif bagi perwira yang dijatuhi sanksi
administratif.

(3) Terpenuhinya MDDP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


adalah terpenuhinya syarat-syarat kenaikan pangkat sebagai
berikut:

a. telah menduduki jabatan penuh sebagaimana dijelaskan


dalam Pasal 13 dan telah memenuhi tahap evaluasi
kompetensi berdasarkan masa peninjauan sebagaimana
dijelaskan dalam Pasal 12; dan

b. memenuhi syarat administratif sebagaimana dijelaskan


dalam Pasal 17.

Pasal 16

(1) Prajurit TNI Angkatan Laut yang saat melakukan pelanggaran


disiplin militer/tindak pidana dan telah dijatuhi sanksi
administratif belum eligible maka sanksi administratif
diberlakukan sejak prajurit TNI Angkatan Laut tersebut
eligible, kecuali prajurit TNI Angkatan Laut yang saat
melakukan pelanggaran disiplin militer/tindak pidana dan
dijatuhi sanksi administratif telah eligible, maka
perhitungannya ditetapkan setelah selesai melaksanakan
hukuman.
- 16 -

(2) Sanksi Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


diatur dalam Peraturan Kasal tersendiri.

Paragraf 2
Administrasi Usulan Kenaikan Pangkat

Pasal 17

(1) Kelengkapan administrasi usulan kenaikan pangkat sebagai


berikut:

a. Kelengkapan administrasi ke/dalam golongan pati TNI


Angkatan Laut ditentukan sebagai berikut:
1. surat usulan Kasal kepada Panglima TNI;

2. daftar riwayat hidup yang telah ditandatangani oleh


yang bersangkutan dan pejabat personel yang
berwenang; dan

3. fotokopi berita acara serah terima dalam jabatan


lama dan jabatan baru.

b. Kelengkapan administrasi UKP pamen dan pama


ditentukan sebagai berikut:

1. fotokopi salinan surat keputusan pengangkatan


menjadi prajurit TNI (Skep pengangkatan pertama);

2. fotokopi petikan keputusan Panglima TNI tentang


penetapan masa dinas fiktif perwira guna
perhitungan MDP (khusus perwira lulusan
Sepamilwa, Sepamilsuk, Sepa PK dan PSDP);

3. fotokopi petikan keputusan pangkat terakhir;

4. fotokopi petikan/salinan keputusan jabatan terakhir


(khusus UKP ke kolonel);

5. fotokopi surat perintah pelaksanaan jabatan


berdasarkan Keputusan Kasal;

6. fotokopi ijazah Dikbang terakhir atau ijazah


pendidikan yang disetarakan;

7. hasil tes kesamaptaan jasmani, tes bahasa Inggris


dan kesehatan terakhir (tercantum dalam bentuk
rekap pada lembar UKP Kotama);
8. dapen/konduite satu periode terakhir;

9. daftar riwayat hidup yang telah ditandatangani oleh


yang bersangkutan dan pejabat personel yang
berwenang; dan

10. khusus untuk KPLB/KPRP dilengkapi dengan


rekomendasi dari Komisi KPLB/KPRP.
- 17 -

c. Kelengkapan administrasi UKP bintara dan tamtama


ditentukan sebagai berikut:

1. fotokopi salinan surat keputusan pengangkatan


menjadi prajurit TNI (Skep pengangkatan pertama);

2. fotokopi petikan keputusan pangkat terakhir;

3. hasil tes kesamaptaan jasmani dan kesehatan


terakhir (tercantum dalam bentuk rekap pada lembar
UKP kotama);

4. dapen/konduite satu periode terakhir; dan

5. khusus untuk KPLB/KPRP dilengkapi dengan


rekomendasi dari Komisi KPLB/KPRP.

(2) Ketentuan administrasi usulan kenaikan pangkat:

a. UKP harus sudah diterima Disminpersal paling lambat


3 (tiga) bulan sebelum kala waktu kenaikan pangkat.

b. Status diperbantukan (Dpb) tidak dapat diusulkan untuk


kenaikan pangkat meskipun menggunakan perhitungan
kenaikan pangkat maksimal.

c. Persyaratan Dikbangum, Dikkesetaraan dan kursus diatur


dalam peraturan tersendiri.

d. Bagi yang sedang melaksanakan pendidikan STTAL


berlaku ketentuan kenaikan pangkat 1 (satu) kali selama
pendidikan dengan tidak memperhatikan jabatan
sebelumnya dan dilaksanakan 1 (satu) periode setelah
kenaikan pangkat regular, bagi yang telah selesai
melaksanakan pendidikan STTAL maka kenaikan pangkat
sama seperti regular dengan tidak memperhatikan masa
peninjauan jabatan.

e. Dikbang yang digunakan sebagai dasar UKP adalah yang


telah dilaksanakan dan dibuktikan dengan fotokopi ijazah,
sertifikat dan/atau bukti kelulusan lainnya, bukan status
pendidikan yang sedang dijalani.

f. UKP bagi perwira berlaku juga ketentuan masa selesainya


Dikbang paling singkat 6 (enam) bulan
mempertimbangkan adanya masa peninjauan jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.

g. Persyaratan pendidikan ilpengtek yang dilaksanakan


dengan biaya dinas maupun non dinas, harus sesuai
ketentuan yang berlaku.

h. Bagi personel yang sedang melaksanakan Satuan Tugas


(Satgas) operasi/proyek pengadaan alutsista TNI baik di
dalam/di luar negeri, dapat diusulkan kenaikan pangkat
dengan tetap memperhatikan jabatan dalam struktur
organisasi satgas tersebut.
- 18 -

i. Syarat administrasi harus memenuhi nilai kategori


sebagai berikut:

1. konduite baik dengan nilai minimal 80;


2. status kesehatan dengan kategori minimal stakes III;
3. kesamaptaan jasmani baik dengan nilai minimal 61;
4. mampu renang dengan jarak 50 meter dengan nilai
minimal 41; dan
5. nilai bahasa Inggris ALCPT untuk Pama minimal
46/TOEFL minimal 300 dan Pamen (Mayor dan
Letkol) ALCPT minimal 55/TOEFL minimal 350.
j. Syarat administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf i angka 3 dan angka 4 diselenggarakan oleh
kotama atau Lanal dan dapat diawasi oleh Spersal
dan/atau Disminpersal.

k. Usulan kenaikan pangkat melampirkan foto personel


dalam bentuk softcopy.

Paragraf 3
Kewenangan

Pasal 18

Kewenangan penetapan kenaikan pangkat reguler dan KPRP diatur


dengan ketentuan sebagai berikut:

a. kenaikan pangkat pati TNI dan kolonel ditetapkan dengan


Keputusan Presiden;

b. kenaikan pangkat letkol dan mayor ditetapkan dengan


Keputusan Panglima;

c. kenaikan pangkat pama dan yang lebih rendah ditetapkan


dengan Keputusan Kasal.

d. Kewenangan pemberian KPRP :

1. kolonel dan yang lebih tinggi ditetapkan dengan


Keputusan Presiden;

2. letkol dan mayor ditetapkan dengan Keputusan Panglima;


dan

3. pama dan yang lebih rendah ditetapkan dengan


Keputusan Kasal.

e. Ketetapan keputusan kenaikan pangkat sebagaimana


tercantum pada huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d dapat
diubah sebelum waktu penggunaan pangkat baru dikarenakan
sebab-sebab tertentu yakni meninggal, berhenti dari dinas
keprajuritan atau terlibat dalam perkara pidana yang telah
berkekuatan hukum tetap atau sebab-sebab lain yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh pejabat yang berwenang.
- 19 -

Paragraf 4
Prosedur UKP
Pasal 19
(1) UKP ke/dalam golongan pati TNI sebagai berikut:

a. Kasal mengajukan UKP Pati TNI Angkatan Laut kepada


Panglima berdasarkan keputusan pengangkatan dalam
jabatan pati TNI Angkatan Laut setelah melaksanakan
serah terima jabatan;

b. Aspers Panglima TNI meneliti persyaratan administrasi


UKP tersebut, kemudian menyiapkan surat Panglima
kepada Presiden untuk mendapatkan Keputusan Presiden;

c. setelah mendapatkan keputusan Presiden, Panglima


mengeluarkan surat perintah penanggalan tanda pangkat
lama dan pemakaian tanda pangkat baru; dan

d. pelaporan kenaikan pangkat pati dilaksanakan kepada


Panglima TNI dilanjutkan kepada Kasal.

(2) UKP ke kolonel di lingkungan TNI Angkatan Laut sebagai


berikut:

a. Kotama mengajukan UKP prajurit TNI kepada Kasal u.p.


Kadisminpersal;

b. Kadisminpersal selanjutnya melaksanakan penelitian dan


menyelenggarakan sidang SC dan Prasidang Dewan Karier
Bidang Kepangkatan Perwira TNI Angkatan Laut guna
menyusun bahan Sidang Dewan Karier Bidang
Kepangkatan A;

c. Kasal mengajukan UKP kepada Panglima TNI berdasarkan


hasil Sidang Dewan Karier Bidang Kepangkatan A;

d. Aspers Panglima TNI meneliti persyaratan administrasi


UKP dari Kasal, kemudian melaksanakan sidang wanjak
kenaikan pangkat ke kolonel di tingkat Mabes TNI;

e. Aspers Panglima TNI menyiapkan surat Panglima TNI


kepada Presiden untuk mendapatkan keputusan Presiden
berdasarkan hasil sidang wanjak kenaikan pangkat ke
kolonel di tingkat Mabes TNI;

f. setelah mendapatkan Keputusan Presiden, Panglima


mengeluarkan surat perintah penanggalan tanda pangkat
lama dan pemakaian tanda pangkat baru (kolonel); dan

g. pelaporan kenaikan pangkat kolonel dilaksanakan kepada


Pangkotama atau kasatker masing-masing.

(3) UKP ke letkol dan ke mayor di lingkungan TNI Angkatan Laut


sebagai berikut:
- 20 -

a. Kotama mengajukan UKP prajurit TNI Angkatan Laut


kepada Kasal u.p. Kadisminpersal;

b. Kadisminpersal selanjutnya melaksanakan penelitian dan


menyelenggarakan sidang SC dan Prasidang Dewan Karier
Bidang Kepangkatan Perwira TNI Angkatan Laut guna
menyusun bahan Sidang Dewan Karier Bidang
Kepangkatan B;

c. Kasal mengajukan usulan kepada Panglima u.p. Kasum


TNI dalam rangka penerbitan keputusan Panglima TNI
untuk kenaikan pangkat ke Mayor dan Letkol, sesuai
dengan hasil Sidang Dewan Karier Bidang Kepangkatan B;
dan

d. Setelah mendapatkan Keputusan Panglima TNI, Kasal


mengeluarkan surat perintah penanggalan tanda pangkat
lama dan pemakaian tanda pangkat baru.

(4) UKP pama di lingkungan TNI Angkatan Laut sebagai berikut:

a. Kotama mengajukan UKP prajurit TNI Angkatan Laut


kepada Kasal u.p. Kadisminpersal;

b. Kadisminpersal selanjutnya melaksanakan penelitian dan


menyelenggarakan sidang SC dan Prasidang Dewan Karier
Bidang Kepangkatan Perwira TNI Angkatan Laut guna
menyusun bahan Sidang Dewan Karier Bidang
Kepangkatan C; dan

c. Kasal menerbitan keputusan tentang kenaikan pangkat


berdasarkan hasil Sidang Dewan Karier Bidang
Kepangkatan C.

(5) UKP bintara dan tamtama di lingkungan TNI Angkatan Laut


sebagai berikut:

a. Kotama mengajukan UKP prajurit TNI Angkatan Laut


kepada Kasal u.p. Kadisminpersal;

b. Kadisminpersal selanjutnya melaksanakan penelitian dan


menyelenggarakan sidang SC dan Sidang Dewan Karier
Bidang Kepangkatan D; dan

c. Kasal menerbitan keputusan tentang kenaikan pangkat


berdasarkan hasil sidang Sidang SC dan Sidang Dewan
Karier Bidang Kepangkatan D.

(6) UKP ke Gol IV/kolonel di lingkungan Mabes TNI dan luar


struktur TNI sebagai berikut:

a. PPK atau kabalakpus/kasatker di lingkungan Mabes TNI


mengajukan UKP ke kolonel kepada Panglima TNI u.p.
Aspers Panglima TNI;
- 21 -

b. Aspers Panglima TNI meneliti persyaratan administrasi


UKP tersebut, kemudian menyiapkan surat UKP dari
Panglima TNI kepada Kasal yang ditandatangani oleh
Aspers Panglima TNI;

c. Kasal mengajukan UKP kepada Panglima TNI berdasarkan


hasil Sidang Dewan Karier Bidang Kepangkatan A;

d. Aspers Panglima TNI meneliti persyaratan administrasi


UKP dari Kasal, kemudian melaksanakan sidang wanjak
kenaikan pangkat ke kolonel di tingkat Mabes TNI;

e. Aspers Panglima TNI menyiapkan surat Panglima TNI


kepada Presiden untuk mendapatkan Keputusan Presiden
berdasarkan hasil sidang wanjak kenaikan pangkat ke
kolonel di tingkat Mabes TNI;

f. setelah mendapatkan Keputusan Presiden, Panglima TNI


mengeluarkan surat perintah penanggalan tanda pangkat
lama dan pemakaian tanda pangkat baru (kolonel); dan

g. pelaporan kenaikan pangkat kolonel dilaksanakan kepada


kabalakpus/kasatker masing-masing.

(7) UKP ke letkol dan mayor di lingkungan Mabes TNI dan luar
struktur TNI sebagai berikut:

a. PPK atau kabalakpus/kasatker di lingkungan Mabes TNI


mengajukan UKP prajurit TNI kepada Panglima TNI u.p.
Aspers Panglima TNI;

b. Aspers Panglima TNI meneliti persyaratan administrasi


UKP tersebut, kemudian menyiapkan surat UKP dari
Panglima TNI kepada Kasal yang ditandatangani oleh
Aspers Panglima TNI; dan

c. Kasal mengajukan usulan kepada Panglima TNI u.p.


Kasum TNI dalam rangka penerbitan Keputusan Panglima
TNI untuk kenaikan pangkat ke mayor dan letkol, sesuai
dengan hasil Sidang Dewan Karier Bidang Kepangkatan B.

(8) UKP pama di lingkungan Mabes TNI dan luar struktur TNI
sebagai berikut:

a. PPK atau kabalakpus/kasatker di lingkungan Mabes TNI


mengajukan UKP prajurit TNI kepada Panglima TNI u.p.
Aspers Panglima TNI;

b. Aspers Panglima TNI meneliti persyaratan administrasi


UKP tersebut, kemudian menyiapkan surat UKP dari
Panglima TNI kepada Kasal yang ditandatangani oleh
Aspers Panglima TNI;
- 22 -

c. Kadisminpersal selanjutnya melaksanakan penelitian dan


menyelenggarakan sidang SC dan Prasidang Dewan Karier
Bidang Kepangkatan C; dan

d. Kasal menerbitkan keputusan tentang kenaikan pangkat


berdasarkan hasil Sidang Dewan Karier Bidang
Kepangkatan C.

(9) UKP bintara dan tamtama di lingkungan Mabes TNI dan luar
struktur TNI sebagai berikut:

a. PPK atau kabalakpus/kasatker di lingkungan Mabes TNI


mengajukan UKP prajurit TNI kepada Panglima TNI u.p.
Aspers Panglima TNI;

b. Aspers Panglima TNI meneliti persyaratan administrasi


UKP tersebut, kemudian menyiapkan surat UKP dari
Panglima TNI kepada Kasal yang ditandatangani oleh
Aspers Panglima TNI;

c. Kadisminpersal selanjutnya melaksanakan penelitian dan


menyelenggarakan Sidang SC dan Sidang Dewan Karier
Bidang Kepangkatan D; dan

d. Kasal menerbitkan keputusan tentang kenaikan pangkat


berdasarkan hasil sidang Sidang SC dan Sidang Dewan
Karier Bidang Kepangkatan D.

Pasal 20

(1) Kotama/satker yang telah menerima pelaporan korps kenaikan


pangkat, melaporkan pelaksanaannya kepada Kasal dhi.
Kadisminpersal.

(2) Guna pemutakhiran data sistem informasi personel TNI


Angkatan Laut, pelaporan korps kenaikan pangkat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan pas
foto personel dengan pangkat baru dalam bentuk softcopy.

Pasal 21

KPRP diselenggarakan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Pangkotama/kabalakpus/kasatker memberikan pernyataan


tindakan kepahlawanan atas prajurit yang melakukan
tindakan kepahlawanan dan selanjutnya mengajukan UKP
KPRP ke Kasal;

b. Aspers Kasal melakukan pendalaman/pengkajian untuk


pemberian KPRP dan memberikan saran kepada Kasal;

c. apabila Kasal menilai dapat diberikan KPRP, maka dibentuk


Komisi KPRP;
- 23 -

d. Komisi KPRP melaksanakan penelitian untuk menilai kadar


kepahlawanan dan memberikan rekomendasi kepada Kasal
berdasarkan kriteria KPRP;

e. Kasal mengambil tindakan yang perlu berdasarkan


rekomendasi Komisi KPRP:

1. pama dan yang lebih rendah ditetapkan dengan


Keputusan Kasal; dan

2. pangkat mayor dan yang lebih tinggi diusulkan kepada


Panglima TNI.

f. Aspers Panglima TNI melakukan penelitian/pendalaman materi


KPRP untuk selanjutnya memberikan masukan kepada
Panglima TNI sesuai dengan golongan kepangkatan prajurit
yang akan diusulkan kenaikan pangkat reguler percepatan;

g. apabila disetujui:

1. diterbitkan surat perintah mengenakan tanda pangkat


baru oleh Panglima TNI untuk pangkat kolonel dan yang
lebih tinggi; dan

2. diterbitkan surat perintah mengenakan tanda pangkat


baru oleh Kasal untuk pangkat Letnan Kolonel dan yang
lebih rendah.

h. penganugerahan KPRP disertai dengan berita acara yang


memuat riwayat kepahlawanan prajurit dan dibacakan pada
saat penganugerahan; dan

i. berita acara sebagaimana dimaksud pada huruf h, dikeluarkan


oleh pejabat yang berwenang mengeluarkan keputusan KPRP.

Bagian Ketiga
Kenaikan Pangkat Khusus

Paragraf 1
KPLBOMP dan KPLBOMPA

Pasal 22

Persyaratan KPLBOMP/KPLBOMPA diatur sebagai berikut:

a. KPLBOMP dianugerahkan kepada prajurit yang telah berjasa


dan berhasil melakukan tindakan kepahlawanan dalam
melaksanakan tugas dengan pertaruhan jiwa dan raganya
serta melampaui panggilan tugas tanpa memedulikan
keselamatan jiwanya;

b. dalam hal tindakan prajurit sebagaimana dimaksud pada


huruf a mengakibatkan prajurit tersebut meninggal maka
dapat dianugerahkan KPLBOMPA;
- 24 -

c. KPLBOMP atau KPLBOMPA dianugerahkan berupa kenaikan


pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula,
diprioritaskan bagi golongan pangkat bintara dan tamtama
sedangkan bagi perwira dapat diberikan penghargaan berupa
prioritas binkar; dan

d. kriteria tindakan kepahlawanan melebihi panggilan tugas


sebagaimana dimaksud pada huruf a tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Kasal ini.

Pasal 23

Kewenangan penetapan KPLBOMP/KPLBOMPA ditetapkan oleh


Keputusan Panglima TNI.

Pasal 24

KPLBOMP dan KPLBOMPA diselenggarakan dengan prosedur:

a. Panglima/Pangkogab TNI/Pangkoops TNI memberikan


pernyataan tindakan kepahlawanan atas prajurit yang
melakukan tindakan kepahlawanan dan selanjutnya
memberikan surat perintah penelitian dan penilaian kepada
Pejabat yang ditunjuk;

b. pejabat yang ditunjuk Pangkogab TNI/Pangkoops TNI


mengadakan penelitian dan penilaian serta pendalaman atas
tindakan dimaksud sebagai bahan laporan kemudian
mengusulkan ke Panglima;

c. apabila Panglima TNI menilai dapat diberikan KPLB, maka


dibentuk komisi KPLB;

d. Komisi KPLB melaksanakan penelitian untuk menilai kadar


kepahlawanan dan memberikan rekomendasi kepada Panglima
TNI berdasarkan kriteria KPLB;

e. Panglima TNI mengambil tindakan yang perlu berdasarkan


rekomendasi Komisi KPLB;

f. apabila disetujui, Panglima TNI menetapkan keputusan tentang


KPLBOMP/KPLBOMPA;

g. diterbitkan surat perintah mengenakan tanda pangkat baru


oleh Kasal;

h. penganugerahan KPLB disertai dengan berita acara yang


memuat riwayat kepahlawanan prajurit dan dibacakan pada
saat penganugerahan; dan

i. berita acara sebagaimana dimaksud pada huruf h, dikeluarkan


oleh pejabat yang berwenang mengeluarkan keputusan KPLB.
- 25 -

Paragraf 2
KPLBOMSP dan KPLBOMSPA

Pasal 25

Persyaratan KPLBOMSP/KPLBOMSPA diatur sebagai berikut:

a. KPLBOMSP dianugerahkan kepada prajurit yang telah berjasa


dan berhasil melakukan tindakan kepahlawanan dalam
melaksanakan tugas dengan pertaruhan jiwa dan raganya
serta melampaui panggilan tugas tanpa memedulikan
keselamatan jiwanya;
b. dalam hal tindakan prajurit sebagaimana dimaksud pada
huruf a mengakibatkan prajurit tersebut meninggal maka
dapat dianugerahkan KPLBOMSPA;

c. KPLBOMSP/KPLBOMSPA dianugerahkan satu tingkat lebih


tinggi dari pangkat semula dan berlaku bagi semua golongan
pangkat; dan

d. penelitian dan penilaian terhadap jasa, keberhasilan dan


kepahlawanan seorang prajurit TNI Angkatan Laut
dilaksanakan oleh Komisi KPLB yang dibentuk oleh Kasal.

Pasal 26

Kewenangan penetapan KPLBOMSP/KPLBOMSPA ada pada


Panglima yang ditetapkan dengan Keputusan Panglima TNI.
Pasal 27

KPLBOMSP dan KPLBOMSPA diselenggarakan dengan prosedur


sebagai berikut:

a. Panglima TNI/Kasal/Pangkotama/kabalakpus/kasatker
memberikan pernyataan tindakan kepahlawanan atas prajurit
yang melakukan tindakan kepahlawanan dan selanjutnya
mengeluarkan surat perintah penelitian dan penilaian;

b. pejabat satker mengadakan penelitian dan penilaian serta


pendalaman atas tindakan dimaksud sebagai bahan laporan
kemudian mengusulkan ke Komando Atas;

c. Pangkotama mengadakan penelitian dan penilaian serta


pendalaman atas tindakan dimaksud dalam laporan kemudian
mengusulkan ke Kasal;

d. Aspers Kasal melakukan pendalaman/pengkajian untuk


pemberian KPLB dan memberikan saran kepada Kasal;

e. apabila Kasal menilai dapat diberikan KPLB, maka dibentuk


komisi KPLB;

f. Komisi KPLB melaksanakan penelitian untuk menilai kadar


kepahlawanan dan memberikan rekomendasi kepada Kasal
berdasarkan kriteria KPLB;
- 26 -

g. Kasal mengambil tindakan yang perlu berdasarkan


rekomendasi Komisi KPLB, Kasal mengusulkan KPLB kepada
Panglima TNI;

h. Aspers Panglima TNI melakukan penelitian/pendalaman materi


KPLB untuk selanjutnya memberikan masukan kepada
Panglima;

i. apabila disetujui, Panglima TNI menetapkan keputusan tentang


KPLB;

j. diterbitkan surat perintah mengenakan tanda pangkat baru


oleh Kasal;

k. penganugerahan KPLB disertai dengan berita acara yang


memuat riwayat kepahlawanan prajurit dan dibacakan pada
saat penganugerahan; dan

l. berita acara sebagaimana dimaksud pada huruf k, dikeluarkan


oleh pejabat yang berwenang mengeluarkan keputusan KPLB.

Pasal 28

KPLBOMSP dan KPLBOMSPA Operasi Perdamaian Dunia


diselenggarakan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Komandan PMPP memberikan pernyataan tindakan


kepahlawanan atas prajurit yang melakukan tindakan
kepahlawanan serta mengeluarkan surat perintah penelitian
dan penilaian;

b. pejabat di lingkungan PMPP yang ditunjuk mengadakan


penelitian dan penilaian serta pendalaman atas tindakan
dimaksud sebagai bahan laporan khusus kemudian
mengusulkan ke Panglima;

c. apabila Panglima TNI menilai dapat diberikan KPLB, maka


dibentuk komisi KPLB;

d. Komisi KPLB melaksanakan penelitian untuk menilai kadar


kepahlawanan dan memberikan rekomendasi kepada Kasal
berdasarkan kriteria KPLB;

e. apabila disetujui, Panglima TNI menetapkan keputusan tentang


KPLB; dan

f. diterbitkan surat perintah mengenakan tanda pangkat baru


oleh Panglima.

Paragraf 3
Kenaikan Pangkat Penghargaan

Pasal 29

(1) Kenaikan Pangkat Penghargaan diberikan kepada prajurit yang


memenuhi persyaratan.
- 27 -

(2) Persyaratan Kenaikan Pangkat Penghargaan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), diatur sebagai berikut:

a. memenuhi MDP minimal yang dipersyaratkan bagi


kenaikan pangkat reguler untuk perwira dan untuk
bintara/tamtama memenuhi MDDP minimal kurang satu
periode kenaikan pangkat reguler;

b. khusus Kenaikan Pangkat Penghargaan ke Letda, MDDP


Peltu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan Kenaikan
Pangkat Penghargaan ke Serda MDDP Kopka sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun;

c. akan diberhentikan dengan hormat dari dinas


keprajuritan karena mencapai batas usia pensiun baik
bagi yang melaksanakan MPP maupun tidak dan
mempunyai akibat administrasi penuh;

d. telah melaksanakan pengabdian tanpa terputus dengan


dedikasi dan prestasi kerja yang tinggi;

e. tidak pernah cacat dalam pengabdiannya serta dapat


dijadikan teladan di satuannya; dan

f. memiliki Bintang Jalasena Nararya dan/atau penghargaan


lainnya yang setingkat.

(3) Tanpa cacat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf e


adalah prajurit selama melaksanakan tugas tidak pernah
dihukum dalam perkara pidana atau disiplin.

(4) Kenaikan Pangkat Penghargaan adalah pangkat efektif terakhir


dan berlaku sampai pati bintang dua.

(5) Kenaikan Pangkat Penghargaan diajukan dengan prosedur


sebagaimana usul kenaikan pangkat reguler.

(6) Kelengkapan administrasi usulan Kenaikan Pangkat


Penghargaan seperti UKP reguler dengan melampirkan salinan
Keppres Penganugerahan Bintang Jalasena Nararya dan/atau
penghargaan lainnya yang setingkat.

BAB IV
KOMISI KENAIKAN PANGKAT LUAR BIASA
DAN KENAIKAN PANGKAT REGULER PERCEPATAN

Pasal 30

Komisi dibentuk dengan susunan, tugas, dan kewenangan sesuai


dengan bidang yang dibutuhkan untuk memberikan saran dan
rekomendasi kepada pejabat yang berwenang.
- 28 -

Pasal 31

(1) Susunan komisi minimal terdiri atas:

a. ketua 1 (satu) orang;


b. wakil ketua 1 (satu) orang;
c. sekretaris 1 (satu) orang; dan
d. anggota 6 (enam) orang.

(2) Susunan komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


prajurit yang membidangi:

a. intelijen;
b. operasi;
c. personel;
d. logistik;
e. hukum;
f. psikologi;
g. pomal; dan
h. anggota tidak tetap sesuai bidang yang dibutuhkan 2 (dua)
orang.

(3) Susunan komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ketua


dijabat oleh pejabat personel, wakil ketua dijabat oleh pejabat
intelijen dan sekretaris dijabat oleh pejabat hukum.

Pasal 32

(1) Komisi bertugas untuk:

a. melaksanakan penelitian dengan mengumpulkan data,


mengidentifikasi, mengolah, menilai dan menyimpulkan
atas kadar tindakan kepahlawanan prajurit TNI dalam
OMP/OMSP/tugas lainnya;

b. memberikan rekomendasi kepada pejabat yang berwenang


tentang KPLB; dan

c. melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi proses


usulan KPLB.

(2) Dalam melaksanakan tugas, komisi dapat melakukan


penelusuran kronologis kejadian yang dianggap terdapat kaitan
langsung dengan tindakan kepahlawanan ke Komando
Gabungan TNI, Satker TNI terkait dan instansi lain.
- 29 -

(3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,


dapat berupa:

a. kenaikan pangkat; dan

b. prioritas pembinaan karier berupa prioritas pendidikan


dan/atau jabatan.

(4) Tugas Komisi berakhir setelah rekomendasi telah mendapatkan


keputusan dari pejabat yang berwenang.

BAB V
PEMBERIAN PANGKAT PRAJURIT TNI ANGKATAN LAUT

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 33

(1) Pemberian pangkat prajurit TNI Angkatan Laut merupakan


salah satu sarana dalam rangka efektivitas organisasi dalam
upaya memenuhi kebutuhan personel pada tingkat
kepangkatan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang
dipersyaratkan.

(2) Pemberian pangkat dibedakan atas pemberian pangkat lokal


dan pangkat tituler.

Bagian Kedua
Pangkat Lokal

Pasal 34

(1) Pangkat lokal diberikan kepada seorang prajurit guna


keabsahan pelaksanaan suatu tugas atau jabatan yang bersifat
sementara, yang memerlukan pangkat yang lebih tinggi dari
pangkat yang disandangnya karena kebutuhan situasional.

(2) Pangkat lokal berlaku untuk semua tingkatan pangkat prajurit


terhitung mulai pelaksanaan tugas dan berakhir dengan
sendirinya saat selesai pelaksanaan tugas tersebut.

(3) Pangkat lokal dapat diberikan dalam golongan kepangkatan


setingkat lebih tinggi dari golongan pangkat yang disandangnya
atau sesuai kebutuhan.

(4) Pangkat lokal tidak berakibat administrasi.

(5) Usul pemberian pangkat lokal diajukan kepada pejabat yang


berwenang sesuai dengan hierarki yang berlaku.

(6) Wewenang pemberian pangkat lokal sebagai berikut:

a. pati oleh Panglima TNI;


- 30 -

b. kolonel dan yang lebih rendah di lingkungan Mabes TNI


oleh Panglima TNI;

c. kolonel dan yang lebih rendah di lingkungan Angkatan


Laut oleh Kasal; dan

d. dalam keadaan tertentu dan penggunaannya kurang dari


7 (tujuh) hari, pangkat kolonel dan yang lebih rendah
dapat ditetapkan oleh pejabat setingkat Pangkotama/
Kabalakpus TNI.

Pasal 35

Prosedur pemberian pangkat lokal perwira tinggi sebagai berikut:

a. Pengguna mengajukan usul pemberian pangkat lokal kepada


Panglima TNI;

b. Atas petunjuk Panglima TNI, Aspers Panglima TNI meneliti usul


pemberian pangkat lokal;

c. Aspers Panglima TNI mengajukan usul penerbitan Keputusan


definitif mengenai pemberian pangkat lokal kepada Panglima
TNI; dan

d. Surat Perintah pemakaian pangkat lokal dikeluarkan oleh


Panglima TNI.

Pasal 36

Prosedur pemberian pangkat lokal Kolonel dan yang lebih rendah


sebagai berikut:

a. pengguna mengajukan usul pemberian pangkat lokal kepada


Kasal;

b. atas petunjuk Kasal, Aspers Kasal meneliti usul pemakaian


pangkat lokal;

c. Aspers Kasal mengajukan usul penerbitan keputusan definitif


mengenai pemberian pangkat lokal; dan

d. surat perintah pemakaian pangkat lokal dikeluarkan oleh


Kasal.

Pasal 37

Dalam hal masa pemakaian pangkat lokal kurang dari 7 (tujuh)


hari, diatur sebagai berikut:

a. pengguna mengajukan usul pemberian pangkat lokal kepada


satuan asal pemakai pangkat lokal;

b. satuan asal pemakai pangkat lokal secara berjenjang


mengajukan usul pemberian pangkat lokal kepada
Pangkotama/kabalakpus dari penyandang pangkat lokal; dan
- 31 -

c. Surat perintah pemakaian pangkat lokal dikeluarkan oleh


Pangkotama/kabalakpus/kasatker dari penyandang pangkat
lokal.

Bagian Ketiga
Pangkat Tituler

Pasal 38

(1) Pangkat tituler diberikan kepada warga negara Indonesia yang


diperlukan dan bersedia menjalankan tugas dan jabatan
tertentu di lingkungan TNI Angkatan Laut serta berlaku selama
menjalankan tugas dan jabatan tersebut.

(2) Jabatan tertentu di lingkungan TNI Angkatan Laut yang


memenuhi syarat pemberian pangkat tituler adalah:

a. jabatan tersebut mutlak dilaksanakan oleh seorang


Perwira TNI Angkatan Laut; dan

b. tidak tersedia Perwira TNI Angkatan Laut yang memenuhi


syarat untuk menduduki jabatan tersebut.

(3) Penetapan Keputusan Panglima TNI mengenai pangkat tituler


dijadikan dasar pengangkatan sebagai prajurit TNI.

(4) Pemberian pangkat tituler tidak disertai dengan korps di


belakang pangkat.

Pasal 39

Persyaratan pangkat tituler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38


ayat (2) huruf b, sebagai berikut:

a. memiliki tingkat keahlian dan pengalaman yang sesuai dengan


jabatan yang diperlukan;

b. bagi Pegawai Negeri Sipil paling rendah golongan III/a;

c. pangkat tituler paling rendah letnan dua dan paling tinggi


letnan kolonel;

d. penyandang pangkat tituler tidak dapat dipindahkan dari


jabatan yang digunakan sebagai dasar pengangkatannya;

e. ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2),


dapat dicabut apabila telah tersedia prajurit TNI Angkatan
Laut; dan

f. memenuhi persyaratan umum prajurit TNI sebagai berikut:

1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


2. setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945;
3. usia paling rendah 23 tahun dan paling tinggi 57 tahun;
- 32 -

4. berkelakuan baik; dan


5. sehat jasmani dan rohani.

Pasal 40

Kewenangan pemberian dan pencabutan pangkat tituler ditetapkan


oleh Panglima TNI.

Pasal 41
Prosedur pemberian pangkat tituler sebagai berikut:

a. Kasal mengajukan usulan pemberian pangkat tituler kepada


Panglima TNI berdasarkan kebutuhan;

b. atas petunjuk Panglima TNI, Aspers Panglima TNI meneliti


usulan pemberian pangkat tituler dari Kasal;
c. Aspers Panglima mengajukan usulan penerbitan keputusan
definitif mengenai pangkat tituler kepada Panglima TNI; dan
d. Surat Perintah Pemakaian Tanda Pangkat oleh Kasal.

BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 42

(1) Kriteria Penilaian Kenaikan Pangkat Luar Biasa Operasi Militer


Selain Perang (KPLB OMSP), tercantum pada Lampian I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kasal ini.

(2) Kriteria Penilaian Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB),


tercantum pada Lampian II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Kasal ini.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 43

Pada saat Peraturan Kasal ini mulai berlaku, maka Keputusan Kasal
Nomor Kep/1043/VI/2015 tanggal 11 Juni 2015 tentang Buku
Petunjuk Teknis Kenaikan Pangkat dan Pemberian Pangkat Prajurit
TNI Angkatan Laut dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 44

Peraturan Kasal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Desember 2019
LAMPIRAN I PERATURAN KASAL
NOMOR 17 TAHUN 2019
TENTANG KEPANGKATAN PRAJURIT TNI AL
KRITERIA PENILAIAN KPLB OMSP
TEMPUR INTELIJEN POTMAR

KUAT KUAT KUAT KUAT


INFOR- TK TK
PERS ALKAP RESIKO RESIKO PERS ALKAP RESIKO
MASI KESULITAN KESULITAN
LAWAN LAWAN LAWAN LAWAN
NO JENIS OPERASI/KEGIATAN

200-300%/LBH

HASIL

HASIL

HASIL

HASIL

HASIL

HASIL
KRG DR 200

STRATEGIS
300%/LBH

300%/LBH

300%/LBH
300%LBH

RINGAN

SEDANG

SEDANG
SEDANG

RINGAN
TINGGI

SEDANG

RINGAN

RINGAN

RINGAN
TAKTIS

SEDANG

TINGGI
TINGGI

BERAT
BERAT
200%

100%

200%

100%
200%
100%
Mengatasi gerakan separatis
1 150 100 50 130 80 40 180 120 50 100 1000 150 100 150 100 50 180 120 50 100 1000 100 70 30 100 70 330 100 70 30 150 100 50 100 1000
bersenjata
Mengatasi pemberontakan
2 150 100 50 130 80 40 180 120 50 100 1000 150 100 150 100 50 180 120 50 100 1000 100 70 30 100 70 330 100 70 30 150 100 50 100 1000
bersenjata
3 Mengatasi akal terorisme 150 100 50 130 80 40 180 120 50 100 1000 150 100 150 100 50 180 120 50 100 1000 100 70 30 100 70 330 100 70 30 150 100 50 100 1000
4 Pam wilayah perbatasan 150 100 50 130 80 40 180 120 50 100 1000 150 100 150 100 50 180 120 50 100 1000 100 70 30 100 70 330 100 70 30 150 100 50 100 1000
Mengamankan Obvitnas yang
5 150 100 50 130 80 40 180 120 50 100 1000 150 100 150 100 50 180 120 50 100 1000 100 70 30 100 70 330 100 70 30 150 100 50 100 1000
bersifat strategis
Melaks tugas perdamaian dunia
6 150 100 50 130 80 40 180 120 50 100 1000 150 100 150 100 50 180 120 50 100 1000 100 70 30 100 70 330 100 70 30 150 100 50 100 1000
sesuai kebijakan polugri
Pam
7 150 100 150 100 50 180 120 50 100 1000 100 70 30 100 70 330 100 70 30 150 100 50 100 1000
pres/wapresbesertakeluarganya
Bantu Polri dlm rangka tugas
8 150 100 50 130 80 40 180 120 50 100 1000 150 100 150 100 50 180 120 50 100 1000 100 70 30 100 70 330 100 70 30 150 100 50 100 1000
Kamtibnas yg diatur dlm UU
Bantu Pam tamu negstkt Kepneg
9 150 100 150 100 50 180 120 50 100 1000 100 70 30 100 70 330 100 70 30 150 100 50 100 1000
dan perwkilan Pam Asing
Bantu Pam dlm Pam Pelayaran
dan penerbangan thd
10 150 100 50 130 80 40 180 120 50 100 1000 150 100 150 100 50 180 120 50 100 1000 100 70 30 100 70 330 100 70 30 150 100 50 100 1000
pembajakan, perompakan dan
penyelundupan

Apabila prajurit gugur maka secara otomatis akan diberikan KPLBA, sedangkan
tewas akan ditentukan dengan penilaian yang dilaksanakan oleh tim komisi.

KRITERIA PENILAIAN KPLB NILAI ≥ 500 = KPLB + PIAGAM PENGHARGAAN


NILAI MULAI 250-499 = +MDP/MDDP 6 BULAN + PIAGAM
PENGHARGAAN
LAMPIRAN II PERATURAN KASAL
NOMOR 17 TAHUN 2019
TENTANG KEPANGKATAN PRAJURIT TNI AL
KRITERIA PENILAIAN KPLB
TEMPUR INTELIJEN POTMAR

KUAT KUAT KUAT KUAT


INFOR TK TK
PERS ALKAP RESIKO RESIKO PERS ALKAP RESIKO
MASI KESULITAN KESULITAN
LAWAN LAWAN LAWAN LAWAN
NO JENIS OPERASI/KEGIATAN

HASIL
HASIL

HASIL

HASIL

HASIL
HASIL
200-300%/LBH

SEMI MODERN
TRADISIONAL
KRG DR 200

STRATEGIS
300%/LBH

300%/LBH
300%LBH

MODERN
SEDANG

SEDANG

SEDANG

SEDANG

SEDANG
RINGAN

RINGAN

RINGAN

RINGAN

RINGAN
TAKTIS
TINGGI

TINGGI

TINGGI
BERAT

BERAT
200%
100%

200%

100%
Daya wilhan dan kuat
1 pendukungnya secara dini sesuai 150 100 150 100 50 150 100 80 20 100 1000 130 80 40 100 70 30 150 100 50 250 1000
dengan sishanta
2 Bantu tugas pemerintah di daerah 150 100 150 100 50 150 100 80 20 100 1000 130 80 40 100 70 30 150 100 50 250 1000
Bantu menanggulangi akibat
3 bencana, pengusian dan pemberian 130 80 40 100 70 30 150 100 50 250 1000
bantuan kemanusiaan
Bantu pencarian dan pertolongan
4 130 80 40 100 70 30 150 100 50 250 1000
dalamkecelakaan (SAR)

Apabila prajurit gugur maka secara otomatis akan diberikan KPLBA, sedangkan
tewas akan ditentukan dengan penilaian yang dilaksanakan oleh tim komisi.

KRITERIA PENILAIAN KPLB NILAI ≥ 500 = KPLB + PIAGAM PENGHARGAAN


NILAI MULAI 250-499 = +MDP/MDDP 6 BULAN + PIAGAM PENGHARGAAN

Anda mungkin juga menyukai