Anda di halaman 1dari 12

-1-

TENTARA NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


NOMOR 56 TAHUN 2020

TENTANG

PERWIRA PENYERAH PERKARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Perwira Penyerah Perkara memiliki peran yang


penting dalam menentukan penyelesaian perkara
pidana terhadap Prajurit yang berada di bawah
wewenang komandonya;

b. bahwa perkembangan organisasi Tentara Nasional


Indonesia membutuhkan penyesuaian dalam penetapan
Perwira Penyerah Perkara di lingkungan Tentara
Nasional Indonesia untuk mempercepat proses
penyelesaian perkara;

c. bahwa Peraturan Panglima TNI Nomor 67 Tahun 2016


tentang Penunjukan Perwira Penyerah Perkara Bagi
Militer Tentara Nasional Indonesia, sudah tidak sesuai
dengan perkembangan hukum dan organisasi Tentara
Nasional Indonesia sehingga perlu diganti;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
menetapkan Peraturan Panglima TNI tentang Perwira
Penyerah Perkara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang


Peradilan Militer (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3713);

2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara


Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439);

3. Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019 tentang


Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia;
-2-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


TENTANG PERWIRA PENYERAH PERKARA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Panglima ini, yang dimaksud dengan:

1. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat


TNI adalah komponen utama yang siap digunakan
untuk melaksanakan tugas pertahanan negara.

2. Panglima TNI adalah perwira tinggi militer yang


memimpin TNI.

3. Perwira Penyerah Perkara yang selanjutnya disebut


Papera adalah perwira yang oleh atau atas dasar
undang-undang mempunyai wewenang untuk
menentukan suatu perkara pidana yang dilakukan oleh
Prajurit TNI yang berada di bawah wewenang
komandonya diserahkan kepada atau diselesaikan di
luar pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer atau
pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum.

4. Papera yang lebih tinggi adalah atasan langsung dari


Papera.

5. Prajurit TNI yang selanjutnya disebut Prajurit adalah


warga negara yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan
diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk
mengabdikan diri dalam usaha pembelaan negara
dengan menyandang senjata, rela berkorban jiwa raga,
berperan serta dalam pembangunan nasional, dan
tunduk pada hukum militer.

6. Kepala Staf Angkatan yang selanjutnya disebut Kas


Angkatan adalah Kas Angkatan Darat, Kas Angkatan
Laut dan Kas Angkatan Udara.

7. Bawah Perintah yang selanjutnya disingkat BP adalah


penempatan dari suatu kesatuan atau personel ke
dalam suatu organisasi di mana penempatan itu bersifat
sementara.

8. Bawah Komando Operasi yang selanjutnya disebut


Bakoops adalah status suatu satuan yang mempunyai
hubungan operasional dengan satuan atasan yang
bukan satuan atasan organiknya.

9. Bawah Kendali Operasi yang selanjutnya disingkat BKO


adalah status suatu satuan yang telah mempunyai
-3-

tugas pokok tertentu, mempunyai hubungan


operasional dengan satuan atasan yang bukan satuan
atasan organiknya.

10. Kementerian/Lembaga di luar struktur TNI adalah


kantor di dalamnya terdapat jabatan yang dapat
diduduki oleh Prajurit aktif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 47 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004
tentang Tentara Nasional Indonesia dan peraturan
perundang-undangan lainnya.

11. Badan Pelaksana Pusat TNI yang selanjutnya disebut


Balakpus TNI adalah satuan kerja tingkat Markas Besar
TNI dan Markas Besar Angkatan yang bertugas sebagai
staf dan pelaksana kegiatan di tingkat pusat dalam
lingkup Markas Besar TNI atau Markas Besar Angkatan.

12. Unsur Pelayanan adalah satuan kerja di tingkat pusat


yang bertugas melayani kegiatan administrasi personel,
logistik, instalasi, urusan dalam, dan administrasi
umum di lingkungan Markas Besar TNI dan/atau
Markas Besar Angkatan.

13. Komando Utama Operasi yang selanjutnya disebut


Kotamaops adalah kekuatan TNI terpusat yang berada
di bawah komando Panglima TNI.

Pasal 2

Panglima TNI merupakan Papera tertinggi di lingkungan TNI


bagi Prajurit dan/atau mereka yang dipersamakan atau
dianggap sebagai Prajurit menurut ketentuan undang-
undang.

BAB II
WEWENANG DAN TUGAS PAPERA

Bagian Kesatu
Wewenang Papera

Pasal 3

(1) Papera mempunyai wewenang:

a. memerintahkan penyidik untuk melakukan


penyidikan;

b. menerima laporan tentang pelaksanaan penyidikan;

c. memerintahkan dilakukannya upaya paksa;

d. memperpanjang penahanan;
-4-

e. menerima atau meminta pendapat hukum dari


Oditur tentang penyelesaian suatu perkara;

f. menyerahkan perkara kepada Pengadilan yang


berwenang untuk memeriksa dan mengadili;

g. menentukan perkara untuk diselesaikan menurut


hukum disiplin militer;

h. menutup perkara demi kepentingan hukum atau


demi kepentingan umum/militer; dan

i. menghentikan penyidikan.

(2) Kewenangan penutupan perkara demi kepentingan


umum/militer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf h hanya ada pada Panglima TNI.

Pasal 4

Wewenang Papera pada dasarnya tidak dapat didelegasikan


kepada pejabat lain, kecuali Papera berhalangan.

Pasal 5

Papera berhalangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4


merupakan Papera yang tidak dapat menjalankan
kewenangannya sebagai Papera paling singkat 14 (empat
belas) hari berturut-turut karena:

a. sedang menjalankan tugas kedinasan;

b. sakit; atau

c. sebab lain.

Pasal 6

Dalam hal Papera berhalangan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 maka kewenangan Papera beralih kepada Papera
yang lebih tinggi, kecuali Panglima TNI digantikan Wakil
Panglima TNI.

Pasal 7

(1) Panglima TNI selaku Papera tertinggi melakukan


pengawasan dan pengendalian penggunaan wewenang
penyerahan perkara oleh Papera di bawahnya.

(2) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap


penggunaan wewenang penyerahan perkara sehari-hari
dilakukan oleh Oditur Jenderal TNI.
-5-

Pasal 8

(1) Papera dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari


sejak menerima pendapat dan saran hukum dari
Oditurat tentang penyelesaian perkara yang dilampiri
konsep keputusan penyerahan perkara, keputusan
tentang penyelesaian menurut hukum disiplin militer,
keputusan penutupan perkara demi kepentingan
hukum dan/atau keputusan penghentian penyidikan
wajib menandatangani keputusan tersebut untuk
diserahkan kembali kepada Oditurat yang
bersangkutan.

(2) Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) Papera dan/atau Papera yang lebih tinggi
belum atau tidak menerbitkan Keputusan Penyelesaian
Perkara tanpa alasan yang patut, maka Panglima TNI
atas saran dari Oditur Jenderal TNI dapat menerbitkan
surat peringatan kepada Papera yang bersangkutan.

Bagian Kedua
Tugas Papera

Pasal 9
Papera mempunyai tugas menerbitkan:

a. Keputusan Penyerahan Perkara;

b. Keputusan tentang Penyelesaian menurut hukum


disiplin militer;

c. Keputusan Penutupan Perkara demi kepentingan


hukum;

d. Keputusan Penghentian Penyidikan;

e. Keputusan perpanjangan penahanan dalam rangka


penyidikan; dan

f. Surat Perintah upaya paksa.

BAB III
PEJABAT YANG DITUNJUK SEBAGAI PAPERA

Bagian Kesatu
Papera di Tingkat Markas Besar TNI

Paragraf 1
Papera pada Unsur Pimpinan

Pasal 10

Panglima TNI bertindak selaku Papera terhadap:


-6-

a. Wakil Panglima TNI;

b. Kas Angkatan;

c. Kepala Staf Umum TNI;

d. Inspektur Jenderal TNI;

e. Wakil Kas Angkatan;

f. Koordinator Staf Ahli Panglima TNI;

g. Asisten Panglima TNI;

h. Wakil Inspektur Jenderal TNI, Wakil Asisten Panglima


TNI;

i. Komandan, Kepala, Wakil Kepala Unsur Pelayanan;

j. Komandan, Kepala, Oditur Jenderal TNI, Sekretaris,


Wakil Komandan, Wakil Kepala, Dosen Ahli, Wakil
Oditur Jenderal TNI, Inspektur, Direktur Balakpus TNI;

k. Atase Pertahanan Republik Indonesia yang berpangkat


perwira tinggi, Penasihat Militer Perutusan Tetap
Republik Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa;

l. Panglima, Kepala Staf, Inspektur, Kapoksahli, Asisten,


dan Komandan Satuan TNI Terintegrasi Komando
Utama Operasi; dan

m. perwira tinggi dan kolonel yang menduduki jabatan


perwira tinggi yang bertugas di Markas Besar TNI dan
jajarannya.

Paragraf 2
Papera pada Unsur Pembantu Pimpinan

Pasal 11

Kepala Staf Umum TNI bertindak selaku Papera terhadap:

a. Wakil Kepala dan Wakil Komandan Unsur Pelayanan


yang tidak menduduki jabatan perwira tinggi;

b. Wakil Komandan dan Wakil Kepala Balakpus TNI yang


tidak menduduki jabatan perwira tinggi;

c. Koordinator Staf Administrasi Panglima TNI; dan

d. kolonel ke bawah yang bertugas di Staf Umum Markas


Besar TNI.
-7-

Pasal 12

Inspektur Jenderal TNI bertindak selaku Papera terhadap


kolonel ke bawah yang bertugas di Inspektorat Jenderal TNI.

Pasal 13

Koordinator Staf Ahli Panglima TNI bertindak selaku Papera


terhadap kolonel ke bawah yang bertugas di Staf Ahli
Panglima TNI.

Pasal 14

Asisten Panglima TNI bertindak selaku Papera terhadap


kolonel ke bawah yang bertugas di dalam susunan organisasi
yang dipimpinnya.

Paragraf 3
Papera pada Unsur Pelayanan

Pasal 15

Kepala Pusat Psikologi TNI bertindak selaku Papera terhadap


kolonel ke bawah yang bertugas di Pusat Psikologi TNI.

Pasal 16

Komandan Satuan Komunikasi dan Elektronika TNI


bertindak selaku Papera terhadap:

a. kolonel ke bawah yang bertugas di Markas Satuan


Komunikasi dan Elektronika TNI; dan

b. kolonel ke bawah yang bertugas di Detasemen


Komunikasi dan Elektronika Strategis Daerah TNI, dan
Sub Detasemen Komunikasi dan Elektronika Strategis
Daerah TNI.

Pasal 17

Kepala Pusat Pengendalian Operasi TNI bertindak selaku


Papera terhadap kolonel ke bawah yang bertugas di Pusat
Pengendalian Operasi TNI.

Pasal 18

Kepala Pusat Reformasi Birokrasi TNI bertindak selaku


Papera terhadap kolonel ke bawah yang bertugas di Pusat
Reformasi Birokrasi TNI.

Pasal 19

Kepala Sekretariat Umum TNI bertindak selaku Papera


terhadap kolonel ke bawah yang bertugas di Sekretariat
Umum TNI.
-8-

Pasal 20

Komandan Detasemen Markas Besar TNI bertindak selaku


Papera terhadap kolonel ke bawah yang bertugas di
Detasemen Markas Besar TNI.

Paragraf 4
Papera pada Badan Pelaksana Pusat

Pasal 21

(1) Papera pada Balakpus TNI terdiri atas:

a. Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI;

b. Komandan Jenderal Akademi TNI;

c. Kepala Badan Intelijen Strategis TNI;

d. Komandan Komando Pembinaan Doktrin,


Pendidikan dan Latihan TNI;

e. Komandan Komando Operasi Khusus TNI;

f. Komandan Pasukan Pengamanan Presiden;

g. Kepala Badan Pembinaan Hukum TNI;

h. Kepala Pusat Penerangan TNI;

i. Kepala Pusat Kesehatan TNI;

j. Komandan Pusat Polisi Militer TNI;

k. Kepala Pusat Keuangan TNI;

l. Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian


TNI;

m. Kepala Pusat Pengkajian Strategis, Penelitian dan


Pengembangan TNI;

n. Kepala Badan Pembekalan TNI;

o. Kepala Pusat Pembinaan Mental TNI;

p. Kepala Pusat Sejarah TNI;

q. Kepala Pusat Informasi dan Pengolahan Data TNI;

r. Kepala Pusat Kerja Sama Internasional TNI;

s. Kepala Pusat Jasmani dan Peraturan Militer


Dasar TNI;

t. Kepala Pusat Pengadaan TNI;


-9-

u. Kepala Pusat Informasi Maritim TNI;

v. Kepala Staf Komando Garnisun Tetap TNI; dan

w. Komandan Satuan Siber TNI.

(2) Papera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertindak


selaku Papera terhadap kolonel ke bawah yang
bertugas dalam susunan organisasi yang berada di
bawah wewenang komandonya, kecuali Wakil
Komandan atau Wakil Kepala Balakpus TNI.

Pasal 22

Papera yang ditunjuk berdasarkan peraturan ini bertanggung


jawab kepada Panglima TNI secara hierarki.

Paragraf 5
Papera pada Komando Utama Operasi

Pasal 23

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan bertindak


selaku Papera terhadap kolonel ke bawah yang berada di
bawah wewenang komandonya.

Pasal 24

(1) Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional


bertindak selaku Papera terhadap Komandan Pusat
Pendidikan dan Latihan Pertahanan Udara Nasional
dan kolonel ke bawah yang bertugas di Markas
Komando Pertahanan Udara Nasional.

(2) Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional


bertindak selaku terhadap Papera kolonel ke bawah
yang bertugas di Markas Komando Sektor Pertahanan
Udara Nasional.

(3) Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Pertahanan


Udara Nasional, bertindak selaku Papera terhadap
kolonel ke bawah yang bertugas di Pusat Pendidikan
dan Latihan Pertahanan Udara Nasional.

Bagian Kedua
Papera di Tingkat Angkatan

Pasal 25

(1) Kas Angkatan bertindak selaku Papera terhadap


Prajurit di lingkungan Angkatan, kecuali terhadap
Wakil Kas Angkatan.
- 10 -

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Papera di lingkungan


Angkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Kas Angkatan.

Bagian Ketiga
Papera terhadap Prajurit yang bertugas di Luar Struktur TNI

Pasal 26

(1) Panglima TNI bertindak selaku Papera terhadap perwira


tinggi dan kolonel yang menduduki jabatan perwira
tinggi yang ditugaskan di luar struktur TNI.

(2) Kepala Staf Umum TNI bertindak selaku Papera


terhadap perwira menengah dan kapten yang
menduduki jabatan perwira menengah yang
ditugaskan di luar struktur TNI.

(3) Komandan Detasemen Markas Besar TNI bertindak


selaku Papera terhadap kapten ke bawah yang
ditugaskan di luar struktur TNI.

Bagian Keempat
Papera di Daerah Operasi

Pasal 27

(1) Panglima TNI bertindak selaku Papera terhadap:

a. Panglima dan Wakil Panglima Komando Operasi;

b. perwira tinggi di lingkungan Komando Operasi;


dan

c. perwira tinggi dan perwira menengah yang


menjabat sebagai Komandan Satuan Tugas dalam
Operasi Militer di luar negeri.

(2) Panglima Komando Operasi bertindak selaku Papera


terhadap kolonel ke bawah yang bertugas secara:

a. Organik di bawah wewenang komandonya;

b. BP;

c. Bakoops; dan

d. BKO.
- 11 -

Bagian Kelima
Papera terhadap Prajurit yang bertugas di Luar Negari

Pasal 28

(1) Panglima TNI bertindak selaku Papera terhadap perwira


tinggi yang sedang melaksanakan tugas dan/atau
pendidikan di luar negeri.

(2) Kepala Staf Umum TNI bertindak selaku Papera


terhadap perwira menengah Markas Besar TNI
dan/atau di luar struktur TNI yang sedang
melaksanakan tugas dan/atau pendidikan di luar
negeri.

(3) Komandan Detasemen Markas Besar TNI bertindak


selaku Papera terhadap kapten ke bawah Markas Besar
TNI dan/atau di luar struktur TNI yang sedang
melaksanakan tugas dan/atau pendidikan di luar
negeri.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penunjukan Papera


terhadap Prajurit di lingkungan Angkatan yang sedang
melaksanakan tugas dan/atau pendidikan di luar
negeri diatur dengan Peraturan Kas Angkatan.

Bagian Keenam
Papera terhadap Prajurit yang Pindah Tugas

Pasal 29

(1) Dalam hal terjadi pemindahan tugas atas seseorang


Prajurit dan yang bersangkutan sudah melapor secara
fisik di kesatuan lama, tetapi belum melapor secara
fisik di kesatuan baru serta yang bersangkutan
melakukan tindak pidana, atau diketahui
kemudian telah melakukan tindak pidana pada
waktu bertugas di kesatuan lama, maka yang
bertindak sebagai Papera yaitu Papera di kesatuan
lama.

(2) Dalam hal seseorang Prajurit melakukan tindak pidana


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), jika tindak
pidana tersebut diketahui sesudah yang bersangkutan
melapor di kesatuan baru, maka yang bertindak
sebagai Papera yaitu Papera di kesatuan baru.

Bagian Ketujuh
Papera bagi Prajurit yang Diberhentikan dari Dinas Keprajuritan

Pasal 30

Prajurit yang telah diberhentikan dari dinas keprajuritan,


kemudian diperiksa karena suatu tindak pidana yang
- 12 -

dilakukan pada waktu masih berdinas aktif, maka yang


bertindak selaku Papera yaitu Papera dari kesatuan terakhir
atau Papera lain yang ditunjuk oleh Panglima TNI.

BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 31

(1) Dalam hal pejabat yang ditunjuk untuk bertindak


selaku Papera tidak mempunyai cap jabatan struktural,
cap jabatan selaku Papera ditetapkan lebih lanjut
dengan Keputusan Panglima TNI.

(2) Dalam hal cap jabatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) belum ditetapkan, maka untuk proses
percepatan penyelesaian perkara digunakan cap
jabatan struktural dari Atasan Papera.

Pasal 32

Dalam hal terjadi perbedaan pendapat tentang kewenangan


penyerahan perkara di antara Papera, maka putusan terakhir
ada pada Papera tertinggi setelah memperhatikan pendapat
dari Oditur Jenderal TNI.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Pada saat Peraturan Panglima TNI ini mulai berlaku,


Peraturan Panglima TNI Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Penunjukan Perwira Penyerah Perkara Bagi Militer Tentara
Nasional Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 34

Peraturan Panglima TNI ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2020

PANGLIMA TNI,

Tertanda

HADI TJAHJANTO

Autentikasi
KEPALA BABINKUM TNI,

ANWAR SAADI

Anda mungkin juga menyukai