Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS LEVERAGE

DOSEN:
Made Ratih Nurmalasari S.E, MM
OLEH:

Ni Nyoman Sri Widnyani (119211061)


Putu Cahyana Putra (119211086)
Ni Luh Widia Yanti (119211085)
Ni Made Sinta Astimiranti (119211093)
Ni Luh Intan Dharmaswari (119211105)
Ni Komang Eti Sulitya Dewi (119211106)
Ni Kadek Mirah Kusuma (119211107)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
DENPASAR
2020
Kata Pengantar

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta anugerahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan dalam bentuk
yang sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca mengenai “analisis leverage”.

Pada pokok pembahasan diawali dengan materi pengertian leverage, rumus-rumus dari
leverage,jenis-jenis leverage dan contoh soal dari analisis leverage.

Harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca, walaupun kami akui masih banyak terdapat kekurangan dalam penyajian makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan makalah berikutnya, terima kasih.

Denpasar,03 desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I

DAFTAR ISI II

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Perumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian analisis leverage 3

2..2 Rumus analisis leverange 6

2.3 Jenis-jenis analisis leverage 7

2.4 Contoh analisis leverange 7…….……………………..……………………………………………………………10

BAB III PENUTUP 13

3.1 Kesimpulan 13

3.2 Saran ………………………………………………………………………………………………………………………….13

ii
DAFTAR PUSTAKA 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep operating dan financial Leverage adalah bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan
pengendalian keuangan. Dalam manajemen keuangan, Leverage adalah penggunaan assets dan
sumber dana (sources of founds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap)
dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Jika semua biaya
bersifat variabel, maka akan memberikan kepastian bagi perusahaan dalam menghasilkan laba.
Tapi karena sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap, maka untuk menghasilkan laba
diperlikan tingkat penjualan minimum tertentu.

Biaya tetap adalah biaya yang tidak terkait dengan operasi perusahaan, sehingga tidak ada
kaitannya dengan penjualan perusahaan. Karena biaya tetap tidak terkait dengan penjulan
perusahaan, maka biaya ini menjadi risiko yang hasus ditanggung oleh perusahaan. Biaya tetap
perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Biaya tetap operasi

Adalah biaya tetap dari aktivitas operasional perusahaan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya
ini disebut risiko operasional. Biaya ini seperti biaya sewa gudang, biaya tenaga kerja bagian
administrasi, dan lain-lain.

2.  Biaya tetap keuangan

Adalah biaya tetap karena perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan
perusahaan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko keuangan. Biaya ini
berupa biaya bunga.

3.  Biaya tetap total

1
Adalah penjumlahan dari biaya tetap operasi dan keuangan. Risiko yang ditimblkan dari
biaya ini disebut risiko bisnis atau perusahaan.

Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan
yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber dananya, dengan demikian akan
meningkatkan keuangan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga menigkatkan variabilitas
(risko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah
dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana penjelasan mengenai pengertian analisis leverage.

b. Bagaimana penjelasan mengenai rumus analisis leverage.

c. Bagaimana penjelasan mengenai jenis analisis leverage.

d. Bagaimana penjelasan mengenai contoh analisis leverage.

1.3 Tujuan Perumusan Masalah

a. Untuk mengetahui pentingnya dan pengertian analisis leverage.

b. Untuk mengetahui rumus analisis leverage.

c. Untuk mengetahui jenis analisis leverage.

d. Untuk mengetahui contoh analisis leverage.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Leverage

Anaisis Leverage adalah analisis dimana untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan hutang. Analisis ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang
disupply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur
perusahaan atau untuk mengukur sampai berapa jauh perusahaan telah dibiayai dengan utang-
utang jangka panjang.

Leverage adalah sarana untuk meningkatkan sesuatu. Dalam ilmu pembelanjaan


dengan leverage dimaksudkan peluang yang tersedia untuk menarik manfaat dari struktur modal
perusahaan. Dengan memperhitungkan tingkat biaya modal sumber equity dan tingkat biaya
modal sumber debt, struktur modal perusahaan dapat diatur sedemikian rupa, sehingga para
pemegang saham dapat menarik manfaat yang optimum daripadanya. Oleh sebab itu, masalah
leverage mempunyai beberapa implikasi:

1. Para kreditur akan memperhatikan berapa besar jumlah equity atau dana yang disediakan
para pemilik perusahaan, karena jumlah tersebut merupakan batas jaminan terakhir atau
“margin of safety” bagi mereka. Bila para pemilik hanya menyediakan sejumlah kecil saja
dari pembelanjaan yang diperlukan, maka bagian terbesar dari resiko perusahaan dipikul
oleh para kreditur.

2. Para pemegang saham sebenarnya menarik manfaat dari penarikan dana melalui modal
luar. Mereka tetap memiliki hak pengawasan penuh atas kegiatan perusahaan, akan tetapi
dengan jumlah investasi yang relative kecil.

3. Bilamana laba yang diperoleh atas dana pinjaman lebih besar dari bunga yang harus

dibayar, laba atas equity akan meningkat.

3
Analisis Leverage dapat didekati dengan dua cara:

1. Dengan jalan meneliti ratio dalam Neraca untuk menentukan sampai berapa jauh dana
pinjaman dari luar telah dipergunakan untuk membelanjai kegiatan perusahaan.

2. Dengan jalan mengukur sampai berapa jauh resiko para kreditur berkenaan dengan bunga
pinjaman yang harus diterimanya. Ini dapat dilakukan dengan jalan menghitung berapa kali
biaya tetap (bunga pinjaman dan kewajiban-kewajiban tetap lainnya) tertutup oleh laba
usaha.

Kedua macam leverage ratios tersebut bersifat saling melengkapi atau


komplementer. Oleh sebab itu, dalam meneliti leverage suatu perusahaan, seorang analis
keuangan seharusnya memperhitungkan kedua leverage ratios tersebut. Analisa ini terdiri
dari Ratio of Total Debt to Total Assets, Times Interest Earned, Fixed Charger Coverage.

Biaya Tetap dan Variabe

Biaya variable adalah biaya yang dalam jangka pendek berubah karena perubahan operasi
persuahaan. Biaya variable tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya pemasaran langsung.

Biaya tetap adalah biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah karena variabilitas
operasi (tingkat output yang dihasilkan) maupun penjualan. Biaya-biaya tersebut meliputi
depresiasi bangunan kantor dan pabrik, kendaraan, peralatan kantor, asuransi kecelakaan,
kesehatan dan gaji manajer.

Dengan adanya biaya tetap pada struktur biaya perusahaan, maka untuk mencapai tingkat
keuntungan tertentu, perusahaan harus mampu menghasilkan penjualan inimum tertentu. Jika
sebua biaya perusahaan bersifat variable, maka tidak ada risiko bagi perusahaan. Biaya tetap itu
dapat diklasivikasikan menjadi:

1. Biaya tetap operasi

4
2. Biaya tetap keuangan

3. Biaya tetap total

Biaya tetap operasi menimbulkan risiko operasi bagi perusahaan. Biaya ini timbul dari
kegiatan operasi keuangan. Biaya tetap keuangan menimbulkan risiko keuangan. Biaya ini
timbul karena penggunaan hutang sebagai sumber dana perusahaan. Biata tetap total adalah
penjumlahan dari biaya tetap operasi dengan biaya tetap keuangan.

Seluruh biaya tetap itu menimbulkan risiko bagi perusahaan. Risiko yang ditimbulkan
oleh biaya tetap operasi disebut risiko operasi. Tingkat risiko tersebut secara kuantitaif dapat
diukur dengan leverage operasi. Risiko yang ditimbulkan dari biaya tetap keuangan disebut
risiko keuangan. Tingkat risiko tersebut secara kuantitatif dapat diukur dengan leverage
keuangan.

Ratio of  Total Debt to Total Assets

Ratio ini juga dikenal sebagai debt ratio mengukur presentasi kebutuhan dana yang dibelanjai
dengan debt. Dalam hal ini dengan debt dimaksudkan, baik utang-utang jangka pendek (current
liabilities), maupun pinjaman jangka panjang (long term debt).

Rasio Utang = Total Utang / Total Aset x 100%

Para kreditur tentu saja lebih menyukai debt ratio yang sedang-sedang saja, karena ratio
yang rendah akan memberikan perisai yang lebih baik bagi mereka bila perusahaan harus
dilikuidasi. Sebaliknya, para pemegang saham akan mengusahakan debt ratio yang tinggi, karena
hal itu akan menaikkan tingkat laba yang mereka peroleh, tanpa mengorbankan hak pengawasan
atas perusahaan yang mereka miliki.

5
Times Interest Earned   

Ratio Times Interest Earned dapat dihitung dengan jalan membagi laba sebelum bunga dan pajak
(Earnings Before Interest and Taxes disingkat EBIT) dengan biaya bunga (interest charges).

Ratio ini dapat digunakan untuk mengukur sampai di mana laba perusahaan dapat menutup biaya
bunga. Bagi para kreditur, ratio yang tinggi memberikan jaminan bahwa bunga atas pinjaman
yang mereka berikan kan dapat dibayar perusahaan. Sebaliknya, bilamana jumlah EBIT lebih
kecil dari biaya bunga yang harus dibayar, para kreditur menghadapi resiko bahwa bunga atas
pinjaman yang mereka berikan tidak akan dibayar seluruhnya. Times Interest Earned dapat
dihitung sebagai berikut:

Times Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Beban Bunga x 100%

Fixed Charge Coverage

Pada dasarnya ratio Fixed Charge Coverage sama dengan Times Interest Earned. Bedanya adalah
bahwa dalam Fixed Charge Coverage selain bunga dimasukkan pula beban-beban dan
kewajiban-keajiban perusahaan lainnya terhadap pihak ketiga yang bersifat tetap. Beban dan
kewajiban tetap itu antara lain dapat berupa sewa tahunan atas aktiva yang dikontrak sewa untuk
jangka panjang (annual longterm lease obligations).

Fixed Charge Coverage dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Fixed Charge Coverage = EBIT+ bunga + angsuran lease / bunga + angsuran lease

6
2.2 Rumus Analisis Leverage

1. Total Debt to Equity Ratio

Total Debt to Equity Ratio = total hutang/modal sendiri x 100%

Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.

2. Total Debt to Total Capital Assets

Total Debt to Total Capital Assets= Hutang lancer+hutang jangka Panjang jumlah modal

Beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau berapa
bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.

3. Term Debt to Equity Ratio

Long Term Debt to Equity Ratio = kewajiban jangka Panjang/total ekuitas

Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.

4. Tangible Assets Debt Coverage

7
Tangible Assets Debt Coverage = jumlah aktiva - ingtangible – hutang lanjar jangka panjang

Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap
rupiahnya.

5. Time Interest Earned Ratio

Time Interest Earned Ratio = laba sebelum bunga dan pajak/bunga + angsuran lease

Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.

2.3 Jenis-Jenis Leverage 

Jenis leverage ada tiga macam yaitu Operating Leverage, Financial Leverage dan Combination


Leverage. Berikut penjelasan dari masing-masing leverage tersebut:

a. Leverage Operasi (operating leverage) 

Leverage operasi adalah seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional
(Hanafi, 2004:327). Menurut Syamsuddin (2001:107), leverage operasi adalah kemampuan
perusahaan di dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari
perubahan volume penjualan terhadap earning before interest and taxes (EBIT).

8
Leverage operasi timbul sebagai suatu akibat dari adanya beban-beban tetap yang ditanggung
dalam operasional perusahaan. Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal
tetap, maka perusahaan tersebut menggunakan leverage. Dengan menggunakan operating
leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan
laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar.

Beban tetap operasional tersebut biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan
pemasaran yang bersifat tetap misal gaji karyawan. Sebagai kebalikannya adalah beban variabel
operasional. Contoh biaya variabel adalah biaya tenaga kerja yang dibayar berdasarkan produk
yang dihasilkan.

Leverage operasi adalah pengaruh biaya tetap operasional terhadap kemampuan perusahaan
untuk menutup biaya tersebut. Dengan kata lain pengaruh perubahan volume penjualan (Q)
terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Besar kecilnya leverage operasi dihitung dengan
DOL (Degree of operating leverage) yang dirumuskan sebagai berikut:

Rumus Leverage Operasi (operating leverage)

Analisis leverage operasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka laba operasi terhadap
perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang harus diperoleh agar perusahaan
tidak menderita kerugian

b. Leverage Keuangan (financial leverage) 

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan
beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban
tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono,
2008:263).

9
Kebijakan perusahaan mendapatkan modal pinjaman dari luar ditinjau dari bidang manajemen
keuangan, merupakan penerapan Financial Leverage dimana perusahaan membiayai kegiatannya
dengan menggunakan modal pinjaman serta menanggung suatu beban tetap yang bertujuan untuk
meningkatkan laba per lembar saham.
Financial Leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap
(fixed financial charges) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban
finansial yang tetap ini tidaklah berubah dengan adanya perubahan tingkat EBIT dan harus di
bayar tanpa melihat sebesar apa pun tingkat EBIT yang dicapai perusahaan.

Besar kecilnya leverage finansial dihitung dengan DFL (Degree of financial leverage). DFL
menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS karena perubahan tertentu dari EBIT. Makin besar
DFL nya, maka makin besar risiko finansial perusahaan tersebut. Dan perusahaan yang
mempunyai DFL yang tinggi adalah perusahaan yang mempunyai utang dalam proporsi yang
lebih besar. DFL (Degree of financial leverage) dirumuskan sebagai berikut:

EBIT 
DFL =
atau   EBIT – INTEREST

DFL yang besar menunjukkan bahwa perubahan tingkat EBIT akan menghasilkan perubahan
yang besar pada laba bersih (EAT) atau pendapatan per lembar saham (EPS). Beban tetap bunga
ini pada kenyataannya dapat berupa beban seluruh utang atau obligasi yang ada dan biaya
deviden untuk saham preferen yang mempunyai beban pembayaran tetap setelah perhitungan
sebelum pajak.

c. Leverage Gabungan (Combination Leverage) 

Combination leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik baik operating leverage maupun
financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa
(Sartono, 2008:267).
Leverage gabungan adalah pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak
untuk mengukur secara langsung efek perubahan penjualan terhadap perubahan laba rugi
pemegang saham dengan Degree of Combine Leverage (DCL) yang didefinisikan sebagai

10
persentase perubahan pendapatan per lembar saham sebagai akibat persentase perubahan dalam
unit yang terjual.

11
2.4 Contoh Soal Analisis Leverage

1. Contoh: Total Debt to Total Capital Asset

Struktur pembelanjaan suatu perusahaan adalah:

a.      Equity …………….. Rp   50 juta

b.      Debt ………………. Rp   50 juta

Jumlah …………... Rp 100 juta

Bunga Debt adalah 10 % setahun

Perkiraan Rugi-Laba perusahaan tersebut untuk tahun 2009

(dalam jutaan rupiah)

                          Laba sebelum bunga dan pajak………………………… 13

                          Bunga: 10% dari Rp 50 juta……………………………. 5

                          Laba sebelum pajak…………………………………….. 8

                          Pajak: 50% dari 8 juta……………………………...…... 4

                       Laba bersih…...………………………………….…….  4

                          Tingkat  laba yang dinikmati para pemegang saham adalah

                          4/50 x 100% = 8%
12
Sekiranya struktur pembelanjaan diubah, sehingga lebih banyak digunakan debt sebagai sumber
pembelanjaan, tingkat laba yang diterima para pemegang saham akan naik. Misalnya struktur
pembelanjaan diubah sebagai berikut.

a.      Equity …………….. Rp   30 juta

b.      Debt ………………. Rp   70 juta

Jumlah …………... Rp 100 juta

Bunga Debt adalah 10 % setahun

Perkiraan Rugi-Laba perusahaan

(dalam jutaan rupiah)

                         Laba sebelum bunga dan pajak…………….…..……………13

                          Bunga: 10% dari Rp 70 juta……………………………..  7

                          Laba sebelum pajak…………………………………….....6

                          Pajak: 50% dari 6 juta……………………………...…......3

                       Laba bersih……...………………………………….…….3

                          Tingkat  laba yang dinikmati para pemegang saham adalah

                          3/30 x 100% = 10%

13
Contoh di atas dengan jelas menunujukkan bagaimana tingkat laba yang diterima para
pemegang saham dapat ditingkatkan dengan jalan menggunakan lebih banyak sumber dana
pinjaman. Pada waktu struktur pembelanjaan hanya mengandung 50%  debt tingkat laba
yang dinikmati para pemegang saham adalah 8 %. Dengan meningkatkan sumber dana
pinjaman menjadi 70%, tingkat laba tersebut naik menjadi 10%.

2. Contoh : Menghitung DOL, DFL Dan DCL

The Corciva Inc. mempunyai data penjualan payung sebagai berikut :

 Harga jual payung $50/unit.

 Harga variabel sebesar 10% dari harga jual dan biaya tetap sebesar $3000.

Hitunglah :

a. Jika pada tahun 2004 terjual 1000 unit payung, berapakah DOL ?

b. Jika interest yang harus dibayar sebesar $5000, berapakah DFL ?

c. Berapakah DCL perusahaan ?

Jawab :

a. DOL=  CM/ EBIT =  1.000($50-$5) / 1.000(45)-3000 

=  45.000 / 45.000-3.000                   

=   1,07

Artinya : perubahan terhadap 1% penjualan akan mempengaruhi perubahan


sebesar 1,07% pada operating income.  

   

14
b. DFL=  EBIT/  EBIT – INTEREST =  42.000/ 42.000 – 5.000

= 1,14

Artinya : perubahan 1% pada EBIT mempengaruhi perubahan EPS sebesar


1,14%.

c. DCL = DOL x DFL = 1,07 x 1,14 = 1,22

Artinya : setiap perubahan 1% penjualan akan mempengaruhi perubahan pada


EPS sebesar 1,22%.

d. Jika ditargetkan penjualan naik 10% pada satu tahun mendatang, maka

diperkirakan EBIT perusahaan naik sebesar 10,7% (1,07 x 10%) dan EPSnya
diperkirakan naik sebesar 12,2% (1,22 x 10%, atau 1,14 x 10,7%)

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam manajemen keuangan, Analisis Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana
(sources of founds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud
agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Jika semua biaya bersifat variabel,
maka akan memberikan kepastian bagi perusahaan dalam menghasilkan laba. Tapi karena
sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap, maka untuk menghasilkan laba diperlikan tingkat
penjualan minimum tertentu.
     

3.2. Saran

Demikianlah pokok bahasan makalah yang kami bahas tentang Analisis Leverage. Mungkin
inilah yang điwacanakan pada penulisan kelompok kami. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah ini dapat lebih baik lagi meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing
mata kuliah Manajemen Keuangan Made Ratih Nurmalasari S.E, MM Yang telah memberikan
banyak ilmu kepada kami.

16

Anda mungkin juga menyukai