dalam perencanaan tata ruang wilayah) dan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah
(tertuang dalam rencana pembangunan wilayah). Perencanaan wilayah sebaiknya
dimulai dengan penetapan visi dan misi wilayah. Visi adalah cita-cita tentang masa
depan wilayah yang diinginkan. Visi seringkali bersifat abstrak tetapi ingin
menciptakan ciri khas wilayah yang ideal. Misi adalah kondisi antara atau suatu
tahapan untuk mencapai visi tersebut. Misi merupakan kondisi ideal setingkat
dibawah visi tetapi lebih realistik untuk mencapainya.
Dalam kondisi ideal, perencanaan wilayah sebaiknya dimulai setelah rencana
tata ruang wilayah (RTRW) tersusun, karena RTRW merupakan landasan sekaligus
sasaran perencanaan pembangunan wilayah. Perencanaan pembangunan wilayah
sebaiknya menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan
regional.
Pendekatan Sektoral adalah di mana seluruh kegiatan ekonomi di dalam
wilayah perencanaan dikelompokkan atas sektor-sektor. Selanjutnya setiap sektor
dianisis satu per satu. Setiap sektor dilihat potensi dan peluangnya menetapkan apa
yang dapat ditingkatkan dan dimana lokasi dari kegiatan peningkatan tersebut.
Analisi sektoral tidaklah berarti satu sektor dengan sektor yang lain terpisah
total dalam analisis. Salah satu pendekatan sektoral yang sekaligus melihat kaitan
pertumbuhan antara satu sektor dengan sektor lainnya dan sebaliknya, dikenal dengan
nama analisis masukan-keluaran (input-output analysis).
Analisis masukan-keluaran ini baru bisa digunakan apabila tabel masukankeluaran untuk suatu daerah sudah tersedia. Apabila tabel koefisien input dari
berbagai sektor yang saling terkait dapat dibuat, selanjutnya dapat diolah untuk
menghasilkan tabel matriks pengganda tersedia, apabila kita dapat memproyeksikan
permintaan akhir sektor-sektor yang dominan, dengan proses tertentu, pertumbuhan
diperbaharui lagi.
2.
3.
diubah atau diperbaiki kembali. Misal: penggunaan lahan yagn tidak terencana atau
salah dalam perencanaan.
4.
lain kemampuan manusia untuk mendapatkan lahan tidak sama sehingga penggunaan
atau kepemilikan lahan tidak dapat sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar.
5.
rakyat secara lestari, berkelanjutan. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Wilayah Tujuan
perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman serta
lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari
berbagai kegiatan yang direncanakan, baik oleh pemerintah maupun swasta. Lokasi
yang dipilih memberikan efisiensi dan kelestarian lingkungan paling maksimal
setelah memperhatikan benturan kepentingan dari berbagai pihak.
III. Tujuan perencanaan wilayah
Sifat perencanaan yang sekaligus menunjukkan tujuannya adalah:
a.
ekonomi dan penggunaan lahan pada wilayah di masa yang akan datang. Sejak awal
dapat dilihat arah lokasi yang disiapkan untuk dibangun dan yang dijadikan sebagai
wilayah penyangga. Hal ini berarti sejak awal sudah dapat diantisipasi dampak positif
dan negatif dari perubahan dan dipikirkan langkah-langkah yang ditempuh untuk
mengurangi dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif.
b.
Panduan bagi pelaku ekonomi untuk memilih kegiatan yang perlu dikembangkan
dan lokasi yang memungkinkan di masa akan datang. Hal ini mempercepat proses
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. 2008. Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. PT Bumi Aksara.
Jakarta.