Anda di halaman 1dari 4

Studi Independen

Rezky Trie Riyadi - 25218014

PERANCANGAN BANDUNG FASHION HUB MELALUI


PENDEKATAN PLACEMAKING
Tesis disusun oleh : Pradita Candrawati
Penerbit : SAPPK, Arsitektur – Institut Teknologi Bandung
Tahun terbit : 2017

REVIEW TESIS

Latar Belakang
Kata Bandung memiliki banyak predikat, dimana predikat yang paling melekat
pada Bandung adalah identitasnya sebagai kota fashion di Indonesia. Predikat
Bandung sebagai kota fashion dibentuk oleh 3 (tiga) aspek utama yaitu; people
(masyarakat), place (lokasi) dan idea (ide). Aspek people atau masyarakat, terdiri dari
kualitas SDM dan banyaknya perguruan tinggi mempengaruhi pembentukan idenditas
dan artikulasi budaya Bandung. Aspek place atau lokasi Bandung yang strategis
mempengaruhi kegiatan ekonomi yang ada di dalarnnya. Yang ketiga adalah aspek
idea atau ide-ide kreatif dan inovatif yang berasal dari warga Bandung kemudian
membentuk kekhasan dari kota Bandung.

Berdasarkan latar belakang dan isu permasalahan yang dihadapi oleh Kota Bandung,
maka dibutuhkan sebuah solusi untuk promosi dan edukasi bagi masyarakat mengenai
produk fashion, terutama di Kota Bandung, maka diperlukan suatu tempat yang dapat
menamp oung aktifitas dari para pelaku industri fashion di Kota Bandung untuk dapat
mengembangkan ide dan gagasan mereka dalam upaya kemajuan industri fashion.
Upaya pengembangan industri fashion tersebut ditampung pada suatu tempat berbasis
komunitas fashion, yang kemudian berfungsi untuk mempromosikan dan memberikan
nilai edukasi bagi para konsumen dan masyarakat umum. Kegiatan tersebut dikemas
sedemikian rupa hingga promosi produk fashion tersebut dapat berkembang lagi
menjadi edukasi budaya bagi masyarakat.
Rezky Trie Riyadi - 25218014
Studi Independen

Kerangka Berpikir
Studi Independen
Rezky Trie Riyadi - 25218014

Persoalan Perancangan
Dengan demikian maka permasalahan perancangan yang dihadapi dalam kasus ini
adalah bagaimana menghadirkan BFH (Bandung Fashion Hub) yang dapat menjadi
tempat yang memiliki sense of place (makna ruang) yang memberikan semangat
untuk para pelaku industri fashion dalam upaya menjalankan dan mengembangkan
industri fashion di Kota Bandung agar dapat menjadi fashion capital di Indonesia
maupun di mata internasional . Dalam hal ini BFH adalah sebuah tempat dimana
edukasi nilai identitas budaya ditempatkan dalam aktivitas ekonomi berbasis
komunitas fashion.

Pendekatan Perancangan
Konsep dari studi dan perancangan BFH ini adalah placemaking. Konsep tersebut
dipilih berdasarkan cita-cita dari BFH, yaitu menjadi suatu titik kawasan bangunan
yang mempengaruhi kegiatan ekonomi (di bidang fashion) untuk Kota Bandung.
Placemaking digunakan untuk membuat suatu ruang publik yang dapat menarik
warga kota untuk beraktifitas dan menimbulkan dampak yang positif di dalamnya.
Dengan memperkuat hubungan antara warga kota, dalam hal ini masyarakat,
akademisi , pengusaha dan pemerintah dalam bidang fashion, diharapkan akan terjadi
sinergi aktifitas yang dapat memaksimalkan nilai -nilai yang ada. Nilai tersebut dapat
berupa nilai ekonomi, tata ruang kota dan nilai sosial-budaya. Placemaking berfokus
pada aspek sosio-kultural yang dapat menghidupkan suatu kawasan dengan
mengudang masyarakat untuk melakukan aktifitas di dalam ruang tersebut.

Teori
Rezky Trie Riyadi - 25218014
Studi Independen

Placemaking adalah metode perencanaan dan perancangan yang mengacu pada


proses kolaborasi, secara kolektif melakukan reimajinasi dan membuat kembali suatu
ruang publik sebagai suatu tempat/place sehingga niai-nilai yang ada pada
kawasan/tempat tersebut dapat dimaksimalisasikan. Hal ini dilakukan agar manfaat
maksimum ruang publik dapat dirasakan oleh masyarakat (fschurni, 184-1991).
Placemaking direncanakan dan dirancangan berbasis pada masyarakat dan komunitas.
Dengan metode partisipan, dalam hal ini Bandung Fashion Hub dalam upaya
perencanaan dan perancangannya merekrut masyarakat, akadernis,
pengusaha/investor dan pemerintah di dalamnya. Placemaking menggunakan asset
milik masyarakat (dirnana dalam perencanaan ini disediakan oleh pemerintah) , sense
of place , inspirasi dan potensi yang ada pada Kota Bandung, untuk kemudian
membentuk sebuah bangunan pusat kegiatan fashion.

Dalam proses pengumpulan data dan perancangan berbasis pada metode placemaking.
Terdapat beberapa tahapan yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan
analisis, yaitu:
1. Membaurkan pernikiran-pernikiran yang berbeda sehingga menjadi padu.
2. Menterjemahkan inti-inti persoalan yang didapatkan ke dalam rencana
program pengguna bangunan.
3. Memastikan keberlajutan perencanaan ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai