Disusun untuk Melengkapi Tugas MKP Inovasi Pengembangan Wilayah dan Kota
Dosen Pengampu: Dr. Fadjar Hari Mardiansyah, MT, MDP
Dr. -Ing. Wisnu Pradoto, ST, MT.
Wido Prananing Tyas, ST, MDP
Disusun Oleh:
Rahmat Tri Insani 21040115120008
Dayana Permatasari 21040115120010
Riska Rahma Arriani 21040115140071
Siti Nur Alifya 21040116120027
Daftar Isi
I. Learning City: Pendahuluan ............................................................................................... 1
II. Metode Learning City ......................................................................................................... 3
III. Pengembangan Fitur Utama Dalam Learning Cities ...................................................... 6
IV. Komponen kerangka Fitur Utama Kota Belajar ............................................................. 6
V. Cara menggunakan Fitur Utama Learning Cities ................................................................. 7
VI. Pendekatan Learning Cities ............................................................................................ 8
VII. Hubungan Learning City dengan Pengembangan Wilayah dan Kota ............................ 9
VIII. Best Practices ................................................................................................................ 10
a. Suwon, Korea Selatan ................................................................................................... 10
b. Bristol, Inggris .............................................................................................................. 14
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 19
1
Konsep kedua yaitu learning cities yang memiliki pendekatan berbeda dengan
educating cities. Learning Cities generasi pertama cenderung berkembang melalui
inisiatif individu perkotaan. Secara kumulatif, perkembangan Learning Cities pada
tahun 2013-2015 dapat menjadi jalan kepada universal learning society (Kearns,
2015). Dalam rangka menjaga keberlanjutan program ini, UNESCO Institute for
Lifelong Learning mengambil alih pengembangan learning cities.
Learning City memberikan peluang belajar seumur hidup di semua usia dan di
semua tingkat pendidikan melalui mekanisme penyampaian formal, non-formal dan
informal, menggunakan jalur pembelajaran yang fleksibel dan multipel, titik masuk
dan titik masuk kembali. Hal ini sangat penting bagi mereka yang terpinggirkan atau
rentan, yang tidak memiliki kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dasar yang
cukup dan keterampilan keaksaraan fungsional, keterampilan kerja atau yang
membutuhkan pelatihan ulang.
Terdapat beberapa tipologi dari Learning city antara lain proactive cities, city
clusters, cities one-on-one, dan network associations. Proactive cities memiliki
karakteristik yaitu mengambil inisiatif dalam pencarian ke luar untuk pengetahuan
dan informasi; melakukan sumber daya untuk menggabungkan pengetahuan dalam
kebijakan dan praktik. City clusters memiliki karakteristik berupa anggota kota dari
kelas yang terlibat dalam program pertukaran yang lebih atau kurang berkelanjutan,
tetapi episodik; pertemuan dan kunjungan teknis berselang. Cities one-on-one
memiliki karakteristik atau ciri-ciri yaitu kesepakatan antara kota untuk pertukaran
pembelajaransecara berkala dengan durasi pendek. Sedangkan network associations
memiliki karakteristik yaitu keanggotaan organisasi dengan kekuatan bersidang
contohnya PBB yang bekerja atas nama anggota pada masalah teknis, peraturan, atau
hukum. Pada dasarnya konsep Learning City meupakan jembatan suatu kota menuju
konsep Smart City. Ketika warganya cerdas dan memiliki pendidikan baik dasar
maupun professional yang terjamin, maka kota tersebut pun akan berubah menjadi
kota yang cerdas dan kesejahteraan serta keberlanjutan kota tersebut dapat terwujud.
Learning City adalah kota yang secara efektif memobilisasi sumber dayanya
di setiap sektor untuk mempromosikan pembelajaran inklusif dari dasar hingga
pendidikan tinggi, revitalisasi pembelajaran dalam keluarga dan masyarakat,
memfasilitasi pembelajaran untuk dan di tempat kerja, memperluas penggunaan
teknologi pembelajaran modern, meningkatkan kualitas dan keunggulan dalam
pembelajaran, dan menumbuhkan budaya belajar sepanjang hidup. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari konsep Learning City adalah menciptakan
dan memperkuat pemberdayaan individu dan kohesi sosial, kemakmuran ekonomi,
budaya dan pembangunan berkelanjutan.
b. Bristol, Inggris
Bristol merupakan kota kecil yang dihuni setidaknya oleh 449,300
penduduk dengan luas kota 110 Km2. Bristol merupakan kota terpadat ke-
8 yang berada di pesisir Barat Daya Inggris. Perekonomi Bristol digerakan
oleh beberapa sektor seperti industri kreatif, elektronik, dan
pengembangan warisan budaya Inggris. Pada tahun 2015, Bristol
bergabung dalam Learning City UNESCO untuk mengembangkan
program pembelajaran seumur hidup dengan mengukuhkan Learning City
Partnership. Bristol merupakan kota pertama yang menjadi pusat Learning
City di Inggris dan mendapat penghargaan pada tahun 2017. Sebagai
Learning City, Bristol memperjuangkan pembelajaran sebagai cara untuk
mengubah kehidupan, komunitas, organisasi, dan kota, dengan visi
ambisius masa depan di mana Semua individu dan komunitas bangga
belajar sepanjang hidup mereka; Setiap organisasi memiliki tenaga kerja
yang berkomitmen, terampil dan beragam; dan Keberhasilan kota dibagi
oleh semua orang (Jarvis, 2017).
Jarvis, T. (2017). Bristol: United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland. Retrieved
September 25, 2018, from UNESCO: Learning City Award:
http://uil.unesco.org/case-study/gnlc/bristol
Kearns, P. (2015). Learning Cities on the Move. Australian Journal of Adult Learning, 55(1),
153-168.
Sivo, M.D., Ladiana, Daniela. 2010. Towards A Learning City The Neighborhood Lab And
The Lab Net. Procedia Social and Behavioral Sciences 2. Halaman 5349-5357.