Ir. Irwan Prasetyo, MPM, PhD, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia, Jalan
Tambak 21 Pegangsaan Jakarta Pusat, 021-3905067, pras@centrin.net.id
Dani Muttaqin, ST, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia, Jalan Tambak 21
Pegangsaan Jakarta Pusat, 021-3905067, direksec_iap@yahoo.com
I. KERANGKA KONSEPTUAL
1.1 Urbanisasi dan Perkembangan Kota
Dekade sekarang ini adalah awal dari millennium
perkotaan,
karena
pada
tahun
2008-2009
diperkirakan lebih dari setengah jumlah penduduk
dunia berdomisili di kawasan perkotaan. Dalam
lingkup Indonesia, diperkirakan overlapping jumlah
penduduk perkotaan dan perdesaan akan terjadi pada
tahun 2015.
Gambar 1
Proyeksi Pertambahan Jumlah Penduduk Perkotaan Indonesia
Pada
umumnya,
penilaian
terhadap
tingkat
kenyamanan pada umumnya didasarkan pada kriteria
yang disepakati oleh para ahli dan para ahli itulah
yang
melakukan
penilaian
terhadap
tingkat
kenyamanan di masing-masing kota. Dalam hal ini
maka keterlibatan masyarakat sebagai warga kota
untuk menilai tingkat kenyamanan kotanya menjadi
sangat minim.
Penelitian
ini
tidak
dimaksudkan
untuk
membandingkan satu kota dengan kota lainnya, tetapi
hanya untuk melihat tingkat apresiasi warga kota
terhadap kota tempat tinggalnya, meskipun pada
akhirnya dapat juga dilihat perbandingan tingkat
kenyamanan kota relatif terhadap kota lainnya
berdasarkan perspektif sudut pandang warga kotanya
masing-masing. Dengan demikian setiap warga kota
akan bertindak sebagai penilai bagi kota tempat
tinggalnya.
II.2 Kriteria
Kriteria yang digunakan berdasarkan pada hasil
Symposium Nasional : Masa Depan Kota Metropolitan
Indonesia (Medan, 4 Desember 2008) yang
menghasilkan 7 variabel utama perkotaan, yaitu :
Fisik Kota, Kualitas Lingkungan, Transportasi
Aksesibilitas, Fasilitas, Utilitas, Ekonomi dan Sosial.
Dari 7 variabel utama tersebut kemudian ditetapkan
25 kriteria penentuan liveable city seperti pada Table
1.
Tabel 1
Kriteria Liveable City
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Kriteria
Kualitas Penataan Kota
Jumlah Ruang Terbuka
Perlindungan Bangunan Bersejarah
Kualitas Kebersihan Lingkungan
Tingkat Pencemaran Lingkungan
Ketersediaan Angkutan Umum
Kualitas Angkutan Umum
Kualitas Kondisi Jalan
Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki
Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
Kualitas Fasilitas Kesehatan
Ketersediaan Fasilitas Pendidikan
Kualitas Fasilitas Pendidikan
Ketersediaan Fasilitas Rekreasi
Kualitas Fasilitas Rekreasi
Ketersediaan Energi Listrik
Ketersediaan Air Bersih
Kualitas Air Bersih
Kualitas Jaringan Telekomunikasi
Ketersediaan Lapangan Pekerjaan
Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja
Tingkat Kriminalitas
Interaksi Hubungan Antar Penduduk
Informasi Pelayanan Publik
Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable
Gambar 3
Mind Mapping Liveable City
Kota
Manado
Makassar
Bandung
Jayapura
Surabaya
Banjarmasin
Semarang
Palangkaraya
Jakarta
Pontianak
Index
59.90
56.52
56.37
53.86
53.13
52.61
52.52
52.04
51.90
43.65
77 %
82 %
84 %
96 %
86 %
Gambar 4
Liveable City Index 10 Kota Besar
Kelemahan
Kekuatan
61 %
89 %
73 %
94 %
64 %
94 %
97 %
74 %
2. Makassar
Makassar merupakan kota metropolitan terbesar di
kawasan timur Indonesia dan menjadi hub bagi
pergerakan dan distribusi orang dan barang di
kawasan tersebut.
Faktor kenyamanan yang dirasakan oleh mayoritas
Warga Kota Makassar berada dalam kondisi baik dan
sangat baik adalah angkutan umum, energy listrik,
jaringan komunikasi, interaksi antar penduduk yang
baik serta informasi pelayanan publik. Kualitas
jaringan telekomunikasi, ketersediaan angkutan
umum serta interaksi antar warga dinilai baik oleh
lebih dari 80% warga Kota Makassar.
Kekuatan
85 %
79 %
89 %
97 %
80 %
86 %
79 %
91 %
86 %
89 %
80 %
79 %
83 %
80 %
76 %
Kelemahan
4. Jayapura
Jayapura merupakan satu-satunya kota yang
mewakili Pulau Papua dalam penelitian ini. Meskipun
berada di pulau dengan tingkat pembangunan
regional yang masih rendah, tetapi infrastruktur dasar
dan fasilitas umum dirasakan cukup baik oleh warga
Jayapura. Ketersediaan air bersih, angkutan umum
serta jaringan telekomunikasi dirasakan baik oleh
masyarakat, begitupun dengan hubungan antar
penduduk dan informasi pelayanan public.
Kekuatan
3. Bandung
Kualitas fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan
jaringan telekomunikasi di Kota Bandung dinilai baik
oleh lebih dari 90 % warga kota. Kultur dan hubungan
yang akrab antar warga kota yang sangat baik dan
ramah menjadi alasan lainnya yang menjadikan Kota
Bandung sebagai kota yang nyaman. Factor-faktor
tersebut menjadi faktor kekuatan bagi Kota Bandung
dalam menjadi kota yang liveable.
73 %
71 %
86 %
91 %
79 %
87 %
77 %
77 %
Tingkat Kriminalitas
68 %
74 %
5. Surabaya
Dari persepsi masyarakat yang tinggal di Kota
Surabaya, diperoleh lima variabel kenyamanan kota
tertinggi yang dianggap cukup baik. Variabel tersebut
antara lain ketersediaan fasilitas kesehatan,
ketersediaan fasilitas pendidikan, ketersediaan energi
listrik, kualitas jaringan telekomunikasi dan tingkat
aksesibilitas tempat kerja. Ketersediaan energy listrik
memegang urutan pertama dari persepsi warga,
nilainya sekitar 86%.
6. Banjarmasin
Aspek fasilitas dirasakan cukup baik oleh warga Kota
Banjarmasin. Kualitas kesehatan, pendidikan, air
bersih dan jaringan telekomunikasi. Aspek lainnya
yang merupakan kekuatan adalah hubungan interaksi
antar warga kota yang cukup baik.
Kekuatan
Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
78 %
78 %
73 %
86 %
86 %
86 %
88 %
84 %
83 %
84 %
Kekuatan
Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
77 %
78 %
86 %
83 %
73 %
72 %
73 %
87 %
80 %
Tingkat Kriminalitas
72 %
84 %
7. Semarang
Mayoritas Warga Kota Semarang menilai bahwa
kondisi fasilitas kesehatan, pendidikan, jaringan listrik
dan komunikasi di kota mereka cukup baik, yaitu pada
angka 80 86 %. Aspek lainnya yang dirasakan baik
adalah interaksi antar penduduk kota yaitu pada
angka 84 %.
Kekuatan
Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
84 %
86 %
80 %
86 %
84 %
Kelemahan
Kualitas Penataan Kota
90 %
86 %
82 %
82 %
90 %
8. Palangkaraya
Aspek yang menjadi faktor kekuatan di Kota
Palangkaraya adalah jaringan
telekomunikasi,
aksesibilitas menuju tempat kerja, tingkat kriminalitas
yang rendah, hubungan antar penduduk serta
informasi pelayanan publik. 82 % warga Kota
Palangkaraya berpendapat bahwa interaksi hubungan
antar penduduk baik.
Kekuatan
Kualitas Jaringan Telekomunikasi
76 %
73 %
68 %
82 %
70 %
68 %
89 %
73 %
76 %
86 %
9. Jakarta
Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia dengan
kawasan perkotaan melingkupi Tangerang, Bogor,
Depok dan Bekasi. Jakarta merupakan kota yang
termasuk kota global yang banyak berinteraksi
dengan kota global lainnya di dunia, oleh karena itu
standar liveability Jakarta harus dapat bersaing
dengan kota kota lainnya dalam lingkup global.
Warga Jakarta berpendapat bahwa aspek fasilitas
sudah cukup baik, yang melingkupi fasilitas
pendidikan dan rekreasi. Untuk aspek infrastruktur
85 %
80 %
75 %
70 %
85 %
90 %
90 %
95 %
90 %
95 %
100 %
3.
Kekuatan
Kualitas Jaringan Telekomunikasi
67 %
67 %
Kelemahan
Kualitas Penataan Kota
84 %
81 %
86 %
89 %
89 %
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di
10 kota di Indonesia, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Semua kota memiliki kekurangan pada aspek
fisik, yaitu penataan kota yang buruk,
kurangnya
RTH,
tingginya
tingkat
pencemaran lingkungan serta rendahnya
kualitas kebersihan kota.
5.
6.
Tingkat Kriminalitas
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Kriteria
No
> 0.7
< 0.3
0.24
0.79
0.80
0.31
0.48
0.20
0.89
0.73
0.62
0.79
0.59
0.56
0.70
0.75
0.72
0.72
0.25
0.63
0.46
0.85
0.17
0.21
0.58
0.20
0.32
Makassar
0.11
0.74
0.74
0.60
0.80
0.40
0.97
0.49
0.43
0.91
0.63
0.54
0.91
0.94
0.94
0.89
0.23
0.46
0.23
0.89
0.14
0.09
0.17
0.14
0.03
Bandung
0.26
0.79
0.91
0.32
0.69
0.40
0.86
0.71
0.44
0.23
0.34
0.46
0.57
0.62
0.48
0.58
0.53
0.51
0.65
0.73
0.37
0.23
0.27
0.51
0.13
Jayapura
0.16
0.69
0.62
0.28
0.73
0.42
0.83
0.35
0.51
0.86
0.35
0.41
0.74
0.78
0.71
0.77
0.33
0.55
0.20
0.65
0.13
0.38
0.38
0.27
0.28
Surabaya
0.16
0.70
0.86
0.45
0.62
0.35
0.86
0.73
0.70
0.24
0.30
0.19
0.77
0.78
0.76
0.78
0.35
0.47
0.46
0.68
0.16
0.22
0.41
0.12
0.14
Banjarmasin
0.10
0.72
0.84
0.52
0.70
0.20
0.86
0.58
0.42
0.80
0.20
0.22
0.86
0.84
0.72
0.84
0.18
0.56
0.30
0.52
0.18
0.30
0.28
0.14
0.10
Semarang
Keterangan :
0.36
0.86
0.96
0.84
0.71
0.49
0.82
0.72
0.53
0.43
0.32
0.27
0.77
0.72
0.66
0.59
0.50
0.62
0.73
0.68
0.59
0.53
0.44
0.51
0.39
Manado
Tabel 3
Matriks Indeks Kriteria Liveable di 10 Kota Besar
0.14
0.70
0.82
0.68
0.73
0.24
0.76
0.53
0.64
0.27
0.19
0.11
0.58
0.51
0.40
0.50
0.30
0.45
0.36
0.59
0.37
0.55
0.32
0.49
0.51
Palangkaraya
0.05
0.70
0.65
0.20
0.40
0.10
1.00
0.55
0.45
0.75
0.80
0.60
0.85
0.85
0.55
0.65
0.40
0.50
0.05
0.45
0.15
0.10
0.50
0.10
0.15
Jakarta
0.11
0.51
0.67
0.36
0.54
0.19
0.67
0.34
0.27
0.20
0.30
0.14
0.51
0.57
0.52
0.46
0.19
0.22
0.35
0.52
0.27
0.24
0.26
0.26
0.16
Pontianak
V.