Anda di halaman 1dari 24

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
TOKO HIJAU: UPAYA MENINGKATKAN KEMBALI NILAI LIVABLE
CITY DI KOTA DENPASAR
BIDANG KEGIATAN :
PKM - GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh :
Dwi Pratiwi

1504205017

Teknik Arsitektur

Gde Handika Eka Putra

1504205018

Teknik Arsitektur

I Gusti Agung Ayu Chandra Devi

1504205010

Teknik Arsitektur

Ni Made Krisnha Aristya Dewi

1504205015

Teknik Arsitektur

Nyoman Laksmitasari Wulansani

1404205046

Teknik Arsitektur

UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS


1. Judul Kegiatan

2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas/Institut/Politeknik
e. Alamat Rumah dan No.Tel./Hp

: Toko Hijau: Upaya Meningkatkan


Kembali Nilai Livable City di Kota
Denpasar
: PKM-Gagasan Tertulis
: Dwi Pratiwi
: 1504205017
: Teknik Arsitektur
: Universitas Udayana
: Jalan Mekar II Blok D2A,
Pemogan/087861143231
: dwipraa@gmail.com
:4

f. Alamat Email
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
:
b. NIDN
:
c. Alamat Rumah dan No. Tel./Hp :

Denpasar, 25 Januari 2015


Menyetujui
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan

(Ir. I Nyoman Budiastra, Mkes.MT)


NIP. 19671231 199303 1 015

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan

(Dr. I Nyoman Suyatna, SH, MH.)


NIP. 19590923 198601 1 001

Ketua Pelaksana Kegiatan

DWI PRATIWI
NIM : 1504205017

Dosen Pendamping

(.)
NIDN

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

ii

DAFTAR ISI

iii

DAFTAR GAMBAR

iv

RINGKASAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1
1.2
1.3

Latar Belakang1
Tujuan.2
Manfaat...2

BAB 2. GAGASAN
2.1
2.2
2.3

2.4

2.5

Kondisi Terkini (Masalah yang Terjadi)............3


Solusi yang Pernah Ditawarkan dalam Mewujudkan Kota Denpasar yang
Livable4
Toko Hijau..5
2.3.1 Penggunaan Panel Surya pada Atap Bangunan.5
2.3.2 Dinding Penyekat Antar Toko Terbuat dari Bambu..5
2.3.3 Ventilasi Silang.5
2.3.4 Pengunaan Dinding Kaca dengan Insulasi Pada Bagian Depan dan
Belakang Bangunan...6
2.3.5 Balkon yang Menyambung dari Toko Satu ke Toko Lainnya pada
Bangunan Toko yang Terdiri dari Beberapa Lantai..6
2.3.6 Taman Horizontal pada Non Build Up Area (NBUA)..6
2.3.7 Taman Vertikal pada Dinding Toko..6
2.3.8 Penggunaan Paving Grass Block dan Resapan Biopori6
Pihak-Pihak yang Dapat Mewujudkan...7
2.4.1 Pemerintah Kota Denpasar.7
2.4.2 Arsitek.8
2.4.3 Kontraktor...8
2.4.4 Pengembang Pertokoan..8
2.4.5 Masyarakat Kota Denpasar.8
Langkah-Langkah Strategis8

BAB 3. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

10

LAMPIRAN

11

iii

DAFTAR GAMBAR
2.6 Toko non ekologis di Kota Denpasar...3
2.7 Sekat antar ruang toko terbuat dari bambu..5
2.8 Konsep Toko Hijau..7

iv

RINGKASAN
Kota layak huni atau Livable City adalah dimana masyarakat dapat hidup
dengan nyaman dan tenang dalam suatu kota. Menurut Hahlweg (1997), kota yang
layak huni adalah kota yang dapat menampung seluruh kegiatan masyarakat kota
dan aman bagi seluruh masyarakat. Dalam mewujudkan konsep Livable City harus
didukung dengan sustainable city, agar perencanaan ruang kota dapat terwujud
sesuai rencana. Dalam konteks keberlanjutan adalah kemampuan untuk
mempertahankan kualitas hidup yang dibutuhkan oleh masyarakat kota saat ini
maupun masa depan.
Kota Denpasar sebagai kota metro saat ini sedang marak oleh pembangunan
pusat-pusat bisnis baru, baik dalam skala besar maupun kecil yang membuat suhu
udara kota meningkat sehingga tingkat kenyamanan kota menurun. Salah satu pusat
perdagangan yang tumbuh bak cendawan di musim hujan ialah toko/pertokoan,
yang berdiri hampir di setiap bagian kota, bahkan sampai ke tepian jalan-jalan
lingkungan selebar tiga meteran di daerah permukiman. Namun, lebih dari sekadar
mencapai tujuan ekonomi, perlu pula dicermati dampak berdirinya struktur beton
tersebut terhadap kualitas lingkungan kota, baik secara sosial psikologis maupun
fisik-ekologis. Kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti ini sebenarnya
dapat diminimalkan jika saja setiap toko yang dibangun mengacu kepada konsep
green building atau arsitektur hijau. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan
perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Konsep Toko Hijau ini
berupa pemaksimalan fungsi bangunan dalam beberapa aspek, yaitu: efisiensi
desain struktur, efisiensi energi, efisiensi air, efisiensi material, pengelolaan bahan
dan limbah.
Konsep Toko Hijau yang di tawarkan antaralain penggunaan panel surya
pada atap bangunan toko, penggunaan bahan bamboo sebagai sekat antar toko,
adanya ventilasi silang, penggunaan dinding kaca pada bagian depan dan belakang
toko, adanya balkon yang sambung menyambung antara toko, taman horizontal
pada NBUA , taman vertikal pada fasad bangunan, serta penggunaan paving grass
block dan resapan biopori. Dengan adanya Toko Hijau di sepanjang jalan kota
maka diharapkan dapat mengubah wajah kota menjadi lebih hijau, bebas polusi,
sejuk serta dapat mengatasi masalah banjir di saat hujan. Sehingga masyarakat kota
kembali nyaman tinggal di Kota Denpasar. Selain itu Toko Hijau diharapkan
dapat menambah ruang terbuka hijau di Denpasar seiring dengan perkembangan
perekonomian dan rural urban Kota Denpasar.
Dalam mewujudkan konsep Toko Hijau ini diperlukan kerjasama dari
semua pihak antara lain pemerintah, arsitek, kontraktor, pengembang, dan
masyarakat sebagai konsumen. Dengan suksesnya penerapan konsep Toko Hijau
ini diharapkan dapat meningkatkan nilai livable city Kota Denpasar.

BAB 1.
PENDAHULUAN
1.4

Latar Belakang

Kota merupakan tempat terjadinya pola aktivitas masyarakat mulai dari


sosial, ekonomi, budaya dan politik yang memancing terjadinya urbanisasi. Di satu
sisi, hadirnya kaum pendatang di suatu kota dapat menggerakkan sektor ekonomi.
Namun, di sisi lain pertambahan penduduk kota yang semakin cepat akan berujung
pada tingkat intensitas aktifitas warga kota yang semakin intensif, sehingga
memberikan tekanan yang semakin besar terhadap ruang dan pemenuhan
kebutuhan berbagai macam infrastruktur dan fasilitas perkotaan. Akibatnya, tingkat
kenyamanan kota pun menurun. Dari permasalah kota tersebut, maka masyarakat
kota membutuhkan kota yang layak huni untuk mereka atau disebut Livable City.
A Livable City is a city where I can have a healthy life and where I have the
chance for easy mobility by foot, by bicycle, by public transportation, and even
by car where there is no other choiceThe Livable City is a city for all people.
Kota layak huni atau Livable City adalah dimana masyarakat dapat hidup
dengan nyaman dan tenang dalam suatu kota. Menurut Hahlweg (1997), kota yang
layak huni adalah kota yang dapat menampung seluruh kegiatan masyarakat kota
dan aman bagi seluruh masyarakat. Dalam mewujudkan konsep Livable City harus
didukung dengan sustainable city, agar perencanaan ruang kota dapat terwujud
sesuai rencana. Dalam konteks keberlanjutan adalah kemampuan untuk
mempertahankan kualitas hidup yang dibutuhkan oleh masyarakat kota saat ini
maupun masa depan.
Untuk mengetahui persepsi warga kota mengenai tingkat kenyamanan kotakota besar di Indonesia maka Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) melakukan
penelitian Indonesia Most Livable City Index (MLCI). Indeks ini dihasilkan dengan
dengan pendekatan : Snapshot, Simple and Actual yang dilakukan di 15 kota
besar di Indonesia. Kriteria indikator yang digunakan IAP dalam melakukan
penelitian ini adalah terdiri dari 26 indikator yang dikelompokkan ke dalam 9
kriteria utama, yaitu aspek tata ruang (tata kota, RTH), aspek lingkungan
(kebersihan, polusi), aspek transportasi (jalan, angkutan), aspek fasilitas kesehatan,
aspek fasilitas pendidikan, aspek infrastruktur utilitas (listrik, air,
telekomunikasi), aspek ekonomi (lapangan kerja, lokasi kerja), aspek keamanan,
aspek sosial (kebudayaan, interaksi warga).
Berdasarkan hasil penelitian MLCI tahun 2011 yang dilakukan oleh IAP
tersebut, Kota Denpasar berada di posisi kedua sebagai kota ternyaman setelah Kota
Yogjakarta dengan nilai indeks rata-rata sebesar 63,63%. Denpasar meraih nilai
diatas rata-rata pada setiap aspek kecuali aspek lingkungan yang hanya
mendapatkan nilai sebesar 28%. Hal ini menunjukkan lingkungan di Kota Denpasar
masih sangat jauh dari kata nyaman.

Kemudian berdasarkan hasil penelitian MLCI pada tahun 2014, Kota


Denpasar tidak masuk kedalam 10 besar Most Livable City di Indonesia. Hal ini
menunjukan nilai livable Kota Denpasar semakin menurun dan Kota Denpasar
dapat di katakana tidak nyaman lagi. Penurunan nilai liavable city Kota Denpasar
juga di dukung dengan semakin banyaknya keluhan-keluhan warga kota yang
tersalurkan melalui website Kota Denpasar. Fenomena tersebut terjadi karena rural
urban yang terjadi dalam perkembangan Kota Denpasar sebagai kota metro yang
mengesampingkan aspek ekologis.
Isu perubahan pemanfaatan guna lahan dengan peruntukan perumahan yang
terus bertambah cenderung mengakibatkan terjadinya urban sprawl yang tidak
terkendali. Selain itu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk sehingga kebutuhan
akan infrastruktur pun meningkat, kurangnya dukungan sistem transportasi dalam
mengatasi pertumbuhan aktivitas; pelanggaran yang tidak terkendali di sekitar area
hijau, sungai, dan garis pantai; menurunnya kualitas pelayanan utilitas (air bersih,
limbah padat, limbah cair, dan pembuangan); serta kurang terintegrasinya struktur
dan pola pemanfaatan ruang kota Denpasar, menyebabkan tuntutan beban ekologis
yang disandang oleh Kota Denpasar semakin bertambah.
Bertitik tolak pada permasalahan tersebut penulis memberikan sebuah
gagasan yaitu diwajibkannya pembuatan Toko Hijau berdasarkan konsep green
building yang di bangun di pinggir jalan-jalan kota sebagai salah satu solusi
alternative dalam upaya mengurangi beban ekologis yang dirasakan Kota Denpasar
dan meningkatkan kembali nilai livable Kota Denpasar.
1.5

Tujuan

Tujuan dari PKM ini untuk memberikan gagasan dalam hal perbaikan
lingkungan Kota Denpasar menjadi lingkungan kota yang lebih ekologis. Dengan
diwajibkannya pembuatan Toko Hijau di Kota Denpasar dapat mengurangi
masalah-masalah lingkungan yang terjadi di Kota Denpasar terutama polusi, banjir,
dan ketersediaan air bersih. Sehingga masyarakat Kota Denpasar merasa nyaman
tinggal, menetap, dan beraktivitas di Kota Denpasar demi kemajuan bersama.
1.6

Manfaat

Adapun manfaat dari PKM ini yaitu memberikan gagasan kepada pemerintah
dan masyarakat Kota Denpasar akan pentingnya memelihara lingkungan tempat
tinggal kita. Karena fragmentasi penataan ruang perkotaan yang berwawasan
lingkungan menyiratkan adanya struktur perekonomian yang kuat, lingkungan yang
serasi, tingkat sosial yang relatif setara penuh keadilan, kadar peranserta
masyarakat yang tinggi, serta konservasi energi yang terkendali dengan baik.
Sehingga memberikan motivasi kepada pemerintah dan masyarakat Kota Denpasar
agar lebih serius menangani masalah lingkungan di Kota Denpasar terutama
masalah polusi, banjir, dan penyediaan air bersih.

BAB 2.
GAGASAN
2.9

Kondisi Terkini (Masalah yang Terjadi)

Kota Denpasar sebagai kota metro saat ini sedang marak oleh pembangunan
pusat-pusat bisnis baru, baik dalam skala besar maupun kecil yang membuat suhu
udara kota meningkat. Salah satu pusat perdagangan yang tumbuh bak cendawan di
musim hujan ialah toko/pertokoan, yang berdiri hampir di setiap bagian kota,
bahkan sampai ke tepian jalan-jalan lingkungan selebar tiga meteran di daerah
permukiman. Namun, lebih dari sekadar mencapai tujuan ekonomi, perlu pula
dicermati dampak berdirinya struktur beton tersebut terhadap kualitas lingkungan
kota, baik secara sosial psikologis maupun fisik-ekologis. Permisalannya,
sebongkah saja batu diletakkan di tengah suatu padang rumput dapat mengubah
kualitas iklim mikro di tempat tersebut, dapat dibayangkan perubahan lingkungan
yang terjadi jika struktur beton bak "batu raksasa" sejenis toko ditempatkan di lahan
yang sebelumnya merupakan bangunan dengan koefisien dasar bangunan (KDB)
relatif lebih kecil, atau bahkan dibangun di atas ruang terbuka hijau. Hal ini jelas
akan mengakibatkan meningkatnya suhu udara dengan bertambahnya bidang
pemantul panas dari dinding beton dan jendela kaca serta berkurangnya
penghijauan dan menurunnya volume air bawah tanah. Akibatnya pada musim
kemarau masyarakat akan kesulitan mendapatkan air bersih, sedangkan pada
musim hujan, hujan sedikit saja telah menyebabkan banjir.

Gambar 2.1 Toko non ekologis di Kota Denpasar

Kompleks toko di sepanjang jalan Teuku Umar Barat, misalnya. Seluruh


lahan terbuka antara wajah bangunan dan jalan raya ditutup dengan perkerasan
tanpa pohon peneduh. Padahal, jika ditanya kepada masyarakat tempat mana yang
disukai untuk memarkir kendaraannya, hampir dipastikan semuanya akan lebih
memilih area yang teduh. Alangkah naif-jika tidak dapat dikatakan kejam-jika
ruang kota semakin tidak dapat memberi pilihan seperti itu bagi warganya. Selain
itu masyarakat juga telah menyampaikan keluhan mereka kepada petugas DKP

setempat untuk melakukan penanaman pohon di sepanjang jalan tersebut mengingat


suhu udara yang semakin meningkat namun belum ada perubahan.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti ini sebenarnya dapat
diminimalkan jika saja setiap toko yang dibangun mengacu kepada konsep
bangunan hijau atau green building. Makna green atau hijau dalam konteks ini
memang bukan semata tentang tampilan fisik yang hijau. Melainkan lebih pada
dampak terhadap lingkungan alam dan perbaikan kualitas lingkungan.
2.10 Solusi yang Pernah Ditawarkan dalam Mewujudkan Kota Denpasar
yang Livable
Untuk mewujudkan Kota Denpasar yang nyaman bagi warga kotanya,
pemerintah Kota Denpasar telah melakukan beberapa usaha antara lain:
menyediakan 26 Puskesmas pembantu sehingga seluruh warga dapat menjangkau
pelayanan kesehatan yang disediakan; menyediakan angkutan umum seperti angkot
dalam kota, Bus Trans Sarbagita, dan jalan Tol Bali Mandara sehingga dapat
mengurangi kemacetan; memperbaiki ruang publik seperti taman kota, lapangan
renon, lapangan puputan, menetapkan KDB sebesar 60% untuk bangunan
perdagangan di pinggir jalan sehingga dapat menambah ruang terbuka hijau,
tersedianya lahan parkir dan menambah daerah resapan namun banyak masyarakat
yang menutup NBUA (Non Build Up Area) tersebut dengan perkerasan. Dalam
menghadapi krisi lisktrik pemerintah melakukan pemadaman bergilir sehingga
semua wilayah mendapat pasokan listrik, melaksanakan Car Free Day dan lomba
kebersihan antar kelurahan, menambah jumlah truk pengangkut sampah; serta
mempercayai PDAM sebagai perusahaan penyedia air bersir meskipun masih
banyak warga yang belum mendapat air bersih sehingga membuat sumur bor sendiri
yang menyebabkan volume air bawah tanah menurun.
2.11 Toko Hijau
Desain Toko memiliki beberapa aspek negatif seiring perkembangannya,
antara lain akses kedalam biasanya hanya melalui satu pintu (biasanya besar dan
berat), system pencahayaan yang kurang efektif, serta masalah drainase (aliran air
buangan) juga merupakan masalah yang sering ditimbulkan toko karena faktor
ekonomi selalu diutamakan daripada faktor lingkungan. Selain itu, pembangunan
toko banyak menyita ruang terbuka hijau. Pada sisi lain asap kendaraan bermotor
dan asap pabrik kian meningkat. Akibatnya warga kota kesulitan mendapatkan
udara yang bersih dan segar.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti ini sebenarnya dapat
diminimalkan jika saja setiap toko yang dibangun mengacu kepada konsep green
building atau arsitektur hijau. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan
bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan
pada kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau

yang berkelanjutan, meliputi di antaranya lansekap, interior, dan segi arsitekturnya


menjadi satu kesatuan. Selain itu, arsitektur hijau diterapkan dengan meningkatkan
efisiensi pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi
dampak bangunan terhadap kesehatan dan lingkungan. Konsep Toko Hijau ini
berupa pemaksimalan fungsi bangunan dalam beberapa aspek, yaitu: efisiensi
desain struktur, efisiensi energi, efisiensi air, efisiensi material, pengelolaan bahan
dan limbah. Untuk mewujudkan hal tersebut penulis menyarankan beberapa hal
yang harus diterapkan pada Toko Hijau anatara lain:
2.3.9 Penggunaan Panel Surya pada Atap Bangunan
Pada konsep bangunan hijau sering di anjurkan untuk membuat roof
garden pada bangunan, hal tersebut berarti atap bangunan di buat datar.
Konsep tersebut tidak cocok dengan konsep Arsitektur Bali (bangunan harus
memiliki kaki, badan dan kepala) mengingat konsep ini akan di terapkan di
Kota Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali. Untuk itu penulis
menyarankan penggunaan panel surya pada sisi miring atap bangunan. Panel
surya memiliki keunggulan sendiri, yang mana dapat digunakan untuk
membantu memberikan energi yang berkelanjutan bagi bangunan tertentu.
Dengan demikian, teknologi panel surya pada gilirannya juga dapat
membantu mengurangi tagihan listrik secara keseluruhan. Apalagi Bali
sedang mengalami krisis energy listrik.
2.3.10 Dinding Penyekat Antar Toko Terbuat dari Bambu
Dinding bata setebal 15 cm dengan cepat mengalirkan panas ini ke
dalam bangunan, sehingga meningkatkan kebutuhan AC (air conditioning)
yang boros energi. Untuk menghemat penggunaan bata tersebut, penulis
menyarankan mengganti bata dengan bambu. Dinding bamboo dibuat bersela
sehingga selain menghemat penggunaan bata, dinding bambu ini akan
berguna sebagai sirkulasi udara antar toko sehingga dapat menghemat
penggunaan AC. Selain itu bambu merupakan bahan yang berasal dari alam
dan mudah untuk ditanam kembali (tidak memerlukan waktu lama) serta
banyak terdapat di Bali.

Gambar 2.2 Sekat antar ruang toko terbuat dari bambu

2.3.11

Ventilasi Silang

Ventilasi silang memungkinkan udara mengalir dari dalam ke luar dan


sebaliknya, tanpa harus mengendap terlebih dahulu, di dalam ruangan. Udara
yang masuk dari satu jendela, akan langsung dialirkan keluar oleh jendela
yang ada di hadapannya, dan berganti dengan udara baru, begitu seterusnya.
Dengan begitu, tanpa AC pun ruangan tetap terasa sejuk.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran jendela atau bukaan,
yang harus seimbang dengan ukuran ruangan. Ruangan berukuran besar
sudah tentu membutuhkan bukaan yang besar pula. Tak hanya membuat
aliran udara membaik, bukaan besar juga memasukkan banyak cahaya
matahari. Ruangan pun menjadi sehat dan terang, tanpa perlu menyalakan
lampu di siang hari.
2.3.12 Pengunaan Dinding Kaca dengan Insulasi Pada Bagian Depan
dan Belakang Bangunan
Penggunaan dinding kaca ini bertujuan untuk memungkinkan adanya
cahaya masuk ke dalam ruang toko serta dapat memperlihatkan apa saja yang
di julan di dalam toko (toko pakaian misalnya). Pengunaan kaca juga dapat
menambah keindahan bangunan. Selain itu kaca juga bahan yang sangat baik
sebagai isolasi termal dan konservasi energi. Kaca merupakan konduktor
yang buruk sehingga menghemat energi AC pada bangunan.
2.3.13 Balkon yang Menyambung dari Toko Satu ke Toko Lainnya
pada Bangunan Toko yang Terdiri dari Beberapa Lantai
Balkon yang menyambung dari ruko satu ke ruko lainnya (arcade) pada
ruko kolonial merupakan tempat pejalan kaki yang nyaman serta secara fisik
memberi manfaat sebagai ruang transisi yang menghindarkan fasad bangunan
diterpa sinar matahari secara langsung. Selain itu balkon juga dapat
dimanfaatkan sebagai tempat meletakan tanaman sehingga mampu
menyaring udara yang akan masuk ke dalam toko.
2.3.14 Taman Horizontal pada Non Build Up Area (NBUA)
Dalam hal ini pemerintah pun telah memberikan imbauan kepada
masayarakat untuk menggunakan lahan sisa sebagai tempat parkir dan
penghijauan di pinggir jalan kota namun, masyarakat masih mengabaikan.
Penulis memberi gagasan untuk taman horizontal ini yaitu
menggunakan pohon sebagai pembatas antara lahan parkir toko yang satau
dengan yang lainnya sehingga dapat menghemat biaya pembuatan dinding
pembatas dan menyediakan lahan parkir yang teduh bagi pengunjung dan
sirkulasi udara yang baik bagi pengguna jalan.
2.3.15 Taman Vertikal pada Dinding Toko
Lanskap vertikal dilakukan dengan mengintegrasikan tanaman pada
bangunan, menempatkannya baik pada fasad maupun atap bangunan. Secara
individual, konsep ini telah ditunjukkan sebagian masyarakat dengan
membawa pot tanaman di area balkon.
2.3.16 Penggunaan Paving Grass Block dan Resapan Biopori

Penggunaan plesteran beton atau aspal untuk pengerasan pada areal


parkir public membawa dampak buruk terhadap lingkungan. aspaln dan beton
tidak dapat menyerap air sehingga lama kelamaan air bersih akan sulir di
dapat, apalagi kebanyakan masyarakat Kota Denpasar menggunakan sumur
bor sendiri sebagai sumber air bersih. Sehingga diperlukannya paving grass
block dan resapan biopori untuk menyerap air di saat hujan sehingga jalanan
Kota Denpasar dapat bebas dari banjir. Selain itu penggunaan grass block
dapat membuat area parkir yang luas tetap terlihat hijau. Bahan pembuatnya
memiliki daya serap yang cukup tinggi sehingga lebih tahan terhadap
perubahan cuaca. Sehingga tidak mudah keropos seperti beton dan
perbaikanya pun mudah. Bagian yang rusak tersebut hanya tinggal diangkat
dan diganti dengan yang baru tanpa harus mengganti keseluruhan area.
Dengan adanya Toko Hijau di sepanjang jalan kota maka diharapkan dapat
mengubah wajah kota menjadi lebih hijau, bebas polusi, sejuk serta dapat mengatasi
masalah banjir di saat hujan. Sehingga masyarakat kota kembali nyaman tinggal di
Kota Denpasar. Selain itu Toko Hijau diharapkan dapat menambah ruang terbuka
hijau di Denpasar seiring dengan perkembangan perekonomian dan rural urban
Kota Denpasar.

Gambar 2.3 Konsep Toko Hijau

2.12 Pihak-Pihak yang Dapat Mewujudkan


Dalam mewujudkan konsep Toko Hijau ini diperlukan kerjasama dari
semua pihak, baik itu pemerintah dan masyarakat. Pihak-pihak yang dapat
mewujudkan konsep tersebut antara lain:
2.4.6 Pemerintah Kota Denpasar

Pemerintah kota sebagai pembuat kebijakan implementasi dengan


difasilitasi oleh Kementrian Pekerjaan Umum (Departemen PU) yang
berwenang meningkatkan pemanfaatan sumber daya pembangunan
pertokoan serta mengembangkan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian
dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal.
Dibutakannya peraturan daerah yang mewajibkan penerapan konsep Toko
Hijau bagi setiap toko yang akan dibangun di pinggir jalan Kota Denpasar
serta memberlakukan sanksi yang tegas bagi yang melanggar peraturan
tersebut.
2.4.7 Arsitek
Arsitek berperan dalam membuat desain toko melalui desain tokotoko yang ada beserta fasilitas penunjangnya. Desain yang dibuat sesuai
gagasan yang ditawarkan dengan memperhatikan aspek estetika yang peduli
lingkungan atau green architecture.
2.4.8 Kontraktor
Kontraktor merupakan pihak yang berperan dalam pengkonstruksian
toko sesuai gagasan ditawarkan. Sebagai pelaksana konstruksi harus
memperhatikan pemilihan material ramah lingkungan yang ditetapkan dan
metode konstruksi yang tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran
lingkungan.
2.4.9 Pengembang Pertokoan
Developer berperan sebagai pihak yang dapat membantu dalam
memasarkan produk toko ini kepada masyarakat sebagai calon konsumen
sehingga gagasan dapat diterapkan secara nyata. Model toko yang ditawarkan
memang lebih mahal karena teknologi yang digunakan canggih tetapi jangka
waktu pemakaian lebih panjang dari model toko biasanya.
2.4.10 Masyarakat Kota Denpasar
Masyarakat selaku konsumen dan target pemasaran toko serta pelaku
dalam penerapan konsep-konsep gagasan yang ditawarkan. Masyarakat yang
bijak akan memilih toko dengan konsep yang ditawarkan. Keunggulan
kenyamanan tanpa melupakan kepedulian lingkungan merupakan alasan yang
tepat untuk memilih perumahan ini.
2.13 Langkah-Langkah Strategis
2.5.1 Dibuatnya dan ditetapkannya peraturan daerah tentang diwajibkannya
Toko Hijau di pinggir jalan kota oleh pemerintah Kota Denpasar
2.5.2 Realisasi Toko Hijau melalui tahap perencanaan desain,
pelaksanaan konstruksi desain, dan pengoperasian.
2.5.3 Sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya konsep Toko Hijau
dalam mewujudkan Kota Denpasar yang nyaman
2.5.4 Perawatan dan riset lebih lanjut terhadap dampak lingkungan yang
terjadi setelah adanya Toko Hijau.

BAB. 3
KESIMPULAN
Dalam perkembangan Kota Denpasar sebagai kota urban membuat
perubahan wajah Kota Denpasar yang semakin buruk. Berkurangnya lahan terbuka
hijau serta makin banyaknya pembangunan pusat bisnis baru seperti pertokoan
membuat Kota Denpasar semakin panas, polusi yang tidak dapat dihindari, banjir
disaat musim hujan serta berkurangnya ketersediaan air bersih bagi masyarakat.
Olehkarenaitu diperlukannya sebuah konsep untuk mengubah wajah Kota Denpasar
kembali hijau tanpa menurunkan nilai aspek perekonomian, yaitu konsep Toko
Hijau.
Desain Toko memiliki beberapa aspek negatif seiring perkembangannya,
antara lain akses kedalam biasanya hanya melalui satu pintu (biasanya besar dan
berat), system pencahayaan yang kurang efektif, serta masalah drainase (aliran air
buangan) juga merupakan masalah yang sering ditimbulkan toko karena faktor
ekonomi selalu diutamakan daripada faktor lingkungan. Selain itu, pembangunan
toko banyak menyita ruang terbuka hijau. Pada sisi lain asap kendaraan bermotor
dan asap pabrik kian meningkat. Akibatnya warga kota kesulitan mendapatkan
udara yang bersih dan segar.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti ini sebenarnya dapat
diminimalkan jika saja setiap toko yang dibangun mengacu kepada konsep green
building atau arsitektur hijau. Arsitektur hijau ini berupa pemaksimalan fungsi
bangunan dalam beberapa aspek, yaitu: efisiensi desain struktur, efisiensi energi,
efisiensi air, efisiensi material, pengelolaan bahan dan limbah.
Konsep Toko Hijau yang di tawarkan antaralain penggunaan panel surya
pada atap bangunan toko, penggunaan bahan bamboo sebagai sekat antar toko,
adanya ventilasi silang, penggunaan dinding kaca pada bagian depan dan belakang
toko, adanya balkon yang sambung menyambung antara toko, taman horizontal
pada NBUA , taman vertikal pada fasad bangunan, serta penggunaan paving grass
block dan resapan biopori. Dengan adanya Toko Hijau di sepanjang jalan kota
maka diharapkan dapat mengubah wajah kota menjadi lebih hijau, bebas polusi,
sejuk serta dapat mengatasi masalah banjir di saat hujan. Sehingga masyarakat kota
kembali nyaman tinggal di Kota Denpasar. Selain itu Toko Hijau diharapkan
dapat menambah ruang terbuka hijau di Denpasar seiring dengan perkembangan
perekonomian dan rural urban Kota Denpasar.
Dalam mewujudkan konsep Toko Hijau ini diperlukan kerjasama dari
semua pihak antara lain pemerintah, arsitek, kontraktor, pengembang, dan
masyarakat sebagai konsumen. Dengan suksesnya penerapan konsep Toko Hijau
ini diharapkan dapat meningkatkan nilai livable city Kota Denpasar.

DAFTAR PUSTAKA
Branch, Melville C, 1995 : Perencanaan Kota Kompresif. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Douglass, Mike.2002. From global intercity competition to cooperation for livable
cities and economic resilience in Pacific Asia. Environment and
Urbanization 2002 14:53.
Evans, Peter. 2002. Livable Cities? The Politics of Urban Livelihood and
Sustainability.University of California Press, Berkeley.
Hahlweg, D. 1997. The City as a Family In Lennard, S. H., S von Ungern
Sternberg, H.
McCarthy, Mark. 2002. Urban Development And Health Inequalities. Scand J
Public Health 2002 30: 59.
Salzano, E. 1997. Seven Aims for the Livable City in Lennard, S. H., S von
Ungern-Sternberg, H. L. Lennard, eds. Making Cities Livable.
International Making Cities Livable Conferences. California, USA:
Gondolier Press
Santoso, Eko Budi. 2010. Strategi Pengembangan Perkotaan Di Wilayah
Gerbangkertosusilo Berdasarkan Pendekatan Daya Saing Wilayah
Palej, A. 2000. Architecture for, by and with Children: A Way to Teach Livable
City
Paper presented at the International Making Cities Livable Conference, Vienna,
Austria, 2000.
Wheeler, Stephen M . 2004. Planning For Sustainability, Creating Livable,
Equitable, And
Ecological Communities. New York. Routledge.
Ervianto, W.I. 2010. Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Haryoso, Budi.2010.Teknik Pemanen Air Hujan (Rain Water Harvesting) sebagai
Alternatif upaya Penyelamatn Sumberdaya Air di Wilayah DKI
Jakarta.Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca.Vol.11 No-2.(Online,
wxmod.bppt.go.id,
diakses
25
Maret
2015)
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/, (Online, diakses 25 Maret 2015).
Karyono,Tri Harso.2010.Green Architecture Pengantar Pemahaman Arsitektur
Hijau di Indonnesia.Jakarta:Rajawali Pers.

10

LAMPIRAN 1.
BIODATA KETUA, ANGGOTA, DAN DOSEN PEMBIMBING
1.1 Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) DWI PRATIWI
2. Jenis Kelamin
PEREMPUAN
3. Program Studi
TEKNIK ARSITEKTUR
4. NIM
1504205017
DENPASAR, 1 NOVEMBER
5. Tempat, Tanggal Lahir
1996
6. Email
dwipraa@gmail.com
7. No. Telepon/Hp
087861143231
B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

Nama Institusi

SD NEGERI 6
SESETAN

SMP NEGERI 6
DENPASAR

SMA NEGERI
5 DENPASAR

Jurusan

REGULER

REGULER

IPA-REGULER

Tahun MasukLulus

2002-2009

2009-2012

2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul Toko Hijau: Upaya
Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar.
Denpasar, 25 Januari 2015
Pengusul,

DWI PRATIWI
NIM : 1504205017

11

1.2 Biodata Anggota


A. Identitas Diri
1.

Nama Lengkap (dengan gelar)

2.
3.
4.

Jenis Kelamin
Program Studi
NIM

5.

Tempat, Tanggal Lahir

6.
7.

Email
No. Telepon/Hp

GDE HANDIKA EKA


PUTRA
LAKI-LAKI
TEKNIK ARSITEKTUR
1504205018
DENPASAR, 2 FEBRUARI
1997
handikaputra49@yahoo.com

B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

Nama Institusi

SD
SARASWATI 6
DENPASAR

SMP NEGERI
3 DENPASAR

SMA NEGERI
3 DENPASAR

Jurusan

REGULER

REGULER

IPA-REGULER

Tahun MasukLulus

2002-2009

2009-2012

2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul Toko Hijau: Upaya
Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar.
Denpasar, 25 Januari 2015
Pengusul,

( GDE HANDIKA EKA PUTRA)


NIM : 1504205018

12

1.3 Biodata Anggota


A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan
1.
gelar)
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5.

Tempat, Tanggal Lahir

6.
7.

Email
No. Telepon/Hp

I GUSTI AGUNG AYU


CHANDRA DEVI
PEREMPUAN
TEKNIK ARSITEKTUR
1504205010
KLUNGKUNG, 27 APRIL
1997
gungdevi19@gmail.com
-

B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

Nama
Institusi

SD NEGERI 1
TAKMUNG

SMP NEGERI 1
SEMARAPURA

SMA NEGERI 1
SEMARAPURA

Jurusan

REGULER

REGULER

IPA-REGULER

Tahun
Masuk-Lulus

2002-2009

2009-2012

2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul Toko Hijau: Upaya
Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar.
Denpasar, 25 Januari 2015
Pengusul,

(I GUSTI AGUNG AYU CHANDRA DEVI)


NIM : 1504205010

13

1.4 Biodata Anggota


A. Identitas Diri
1.

Nama Lengkap (dengan gelar)

2.
3.
4.

Jenis Kelamin
Program Studi
NIM

5.

Tempat, Tanggal Lahir

6.
7.

Email
No. Telepon/Hp

NI MADE KRISNHA
ARISTYA DEWI
PEREMPUAN
TEKNIK ARSITEKTUR
1504205015
DENPASAR, 27 NOVEMBER
1996
adikrisnha@yahoo.com
085737815935

B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

Nama Institusi

SD TEGAL
JAYA

SMP NEGERI
1 KUTA
UTARA

SMA NEGERI
1 KUTA
UTARA

Jurusan

REGULER

REGULER

REGULER-IPA

Tahun MasukLulus

2002-2009

2009-2012

2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul Toko Hijau: Upaya
Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar.
Denpasar, 25 Januari 2015
Pengusul,

(NI MADE KRISNHA ARISTYA DEWI)


NIM : 1504205015

14

1.5 Biodata Anggota


A. Identitas Diri
1.

Nama Lengkap (dengan gelar)

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat, Tanggal Lahir
Email
No. Telepon/Hp

NYOMAN LAKSMITASARI
WULANSANI
PEREMPUAN
TEKNIK ARSITEKTUR
1404205046
DENPASAR, 6 JULI 1996
wulansani_mita@yahoo.co.id
082144015844

B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

Nama Institusi

SD NEGERI 8
DAUH PURI,
DENPASAR

SMP NEGERI
2 DENPASAR

SMA NEGERI
5 DENPASAR

Jurusan

REGULER

REGULER

REGULER-IPA

Tahun MasukLulus

2001-2008

2008-2011

2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya
Institusi Pemberi
Tahun
No.
Jenis Penghargaan
Penghargaan
JUARA 3 LOMBA
2013
1
KISARA
MURAL
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul Toko Hijau: Upaya
Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar.
Denpasar, 25 Januari 2015
Pengusul,

(NYOMAN LAKSMITASARI WULANSANI)


NIM : 1404205046
15

1.6 Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri
8. Nama Lengkap (dengan gelar)
9. Jenis Kelamin
10. Program Studi
11. NIM
12. Tempat, Tanggal Lahir
13. Email
14. No. Telepon/Hp
B. Riwayat Pendidikan
S1

S2

S3

Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
No.

Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan
Tempat

1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya
Institusi Pemberi
Tahun
No.
Jenis Penghargaan
Penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

16

ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima


sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT yang berjudul Toko Hijau: Upaya
Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota Denpasar.

Denpasar, 25 Januari 2015


Pembimbing,

(...)
NIDN :

17

LAMPIRAN 2.
SUSUNAN ORGANISASI TIM KEGIATAN
DAN PEMBAGIAN TUGAS
No. Nama / NIM

Program
Studi

Bidang
Ilmu

Alokasi
Waktu
(Jam /
Minggu)
21Jam /
Minggu

1.

Dwi Pratiwi
/1504205017

Teknik
Arsitektur

2.

Gde Handika
Eka Putra/
1504205018

Teknik
Arsitektur

21Jam /
Minggu

3.

I Gusti Agung
Ayu Chandra
Devi /
1504205010

Teknik
Arsitektur

21Jam /
Minggu

4.

Ni Made
Krisnha Aristya
Dewi /
1504205015

Teknik
Arsitektur

21Jam /
Minggu

5.

Nyoman
Laksmitasari
Wulansani /
1404205046

Teknik
Arsitektur

21Jam /
Minggu

Uraian Tugas

Mengakomodasi
anggota tim
dalam
proses
penyusunan
PKM,
mengusulkan
konsep
Mencari data
literature dan
mendesain
gambar
Menganalisa
kesalahankesalahan
dalam tata
penulisan
PKM
Mencari data
literarur,
Menganalisa
kesalahankesalahan
dalam tata
penulisan
PKM
Mengolah data
hasil literatur

18

LAMPIRAN 3.
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI ATAU PELAKSANA

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI PELAKSANA


Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Dwi Pratiwi

NIM

: 1504205017

Program Studi

: Teknik Arsitektur

Fakultas

: Teknik

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GT saya dengan judul :


Toko Hijau: Upaya Meningkatkan Kembali Nilai Livable City Kota
Denpasar
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2016 bersifat original dan belum
pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbenarnya.
Mengetahui,
Pembantu Rektor / Ketua Bidang
Denpasar, 25 Januari 2016
Kemahasiswaan
Yang Menyatakan,
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Materai
Rp.6000,-

(.)
NIP / NIK
(Dr. I Nyoman Suyatna, SH, MH.)
NIP. 19590923 198601 1 001

(DWI PRATIWI)
NIM : 1504205017

19

Anda mungkin juga menyukai