Anda di halaman 1dari 4

WaSmart (Waste Smart): Solusi Pengelolaan Sampah dalam Menghadapi

Sustainable Development Goals Tahun 2030

SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan Agenda


Pembangunan Global Tahun 2030 yang telah menjadi komitmen dari semua Negara
di dunia termasuk Indonesia. Salah satu masalah di Indonesia yang sulit untuk
ditangani adalah sampah. Permasalahan sampah dirasakan juga oleh masyarakat
dunia pada saat ini. Dikaitkan dengan Pembangunan berkelanjutan, sampah juga
merupakan salah satu masalah yang diperhatikan dalam tujuan SDGs, yaitu tujuan
nomor 12 (Responsible Consumption and Production), karena dalam tujuan
tersebut terdapat target yaitu pada tahun 2030, secara substansial mengurangi
produksi limbah melalui tindakan pencegahan, pengurangan, daur ulang dan
penggunaan kembali.
Hasil riset oleh Sustainable Waste Indonesia (SWI) pada tahun 2017
mengungkapkan sebanyak 24% sampah di Indonesia masih tidak terkelola.
(Rossiana, 2018). Hal ini terjadi karena pengelolaan sampah di Indonesia belum
berjalan dengan baik sehingga masih menjadi permasalahan serius. Jumlah
timbunan sampah yang mencapai 175.000 ton/hari atau setara dengan 64 juta
ton/tahun harus dapat diolah dengan tepat agar jumlah timbunan tidak semakin
meningkat (Addahlawi et al., 2019). Jumlah sampah yang begitu banyak ini
menunjukkan adanya daya konsumsi masyarakat yang semakin tinggi, masyarakat
yang mulai modern, sehingga pola konsumsi yang tinggi menyebabkan tingginya
volume sampah setiap harinya. Kondisi ini makin memburuk manakala pengelolaan
sampah kurang efektif (Anas, 2017). Pengelolaan sampah ini dinilai belum
optimal, misalnya dalam proses pengumpulan sampah yang biasa dilakukan para
petugas kebersihan atau pemulung belum bisa menjangkau semua sampah. Selain
itu, perilaku masyarakat yang masih sering membuang sampah ke sungai, atau
langsung ke alam. Sebenarnya, perilaku masyarakat itu tidak bisa disalahkan
sepenuhnya karena Indonesia masih punya banyak hambatan infrastruktur
pelayanan sampah, misalnya masyarakat seringkali membuang sampah
sembarangan karena tidak adanya tempat pengumpulan sampah atau TPA di sekitar
tempat tinggalnya, sehingga mereka kebingungan.
Partisipasi aktif dari masyarakat menjadi hal yang penting untuk
diidentifikasikan dalam aksi pengelolaan sampah. Upaya menjaga kelestarian
lingkungan harus bermula dari diri individu dengan memulai hal-hal kecil.
Perubahan yang dilakukan kemudian dapat ditularkan menjadi kebiasaan dalam
keluarga atau masyarakat, sehingga terjadi perubahan besar. Salah satu pengelolaan
sampah berbasis komunitas yang banyak kita dengar akhir-akhir ini adalah Bank
Sampah. Pada dasarnya bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah
kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan, tetapi yang
ditabung bukan uang melainkan sampah. (Asteria, Heruman, 2016).
Seperti kita ketahui, pada zaman disrupsi teknologi sekarang, semuanya
akan terasa lebih mudah, dengan hadirnya Internet of Things, cloud data, dan tren
teknologi lainnya, aktifitas masyarakat pun banyak beralih dari aktifitas nyata
menuju aktifitas digital. Oleh karena itu, agar pelaksanaanya efisien, maka
pelaksanaan bank sampah dapat dikolaborasikan dengan teknologi informasi.
Memperhatikan permasalahan dan peluang yang ada tersebut, maka penulis
memiliki gagasan untuk membuat aplikasi WaSmart (Waste Smart), sebagai
solusi pengelolaan sampah. Ide yang digagas ini merupakan hasil kolaborasi dari
program bank sampah dengan bantuan teknologi informasi.
Aplikasi ini dikolaborasikan dengan suatu tren baru di dunia Teknologi
Informasi yang disebut Cloud Computing. Untuk perancangan sistem, aplikasi ini
akan menggunakan Use Case diagram. Use case diagram Aplikasi Bank Sampah
ini terdapat 4 aktor yang menggunakan yaitu admin, pimpinan, petugas, dan
nasabah. Fitur Pada Aplikasi WaSmart ini diantaranya: 1. Pendaftaran Nasabah:
Untuk pendaftaran nasabah cukup dilakukan dengan melakukan registrasi di
aplikasi tersebut, dan mengisi email, nama pengguna, no hp, dan kata sandi,
2.Tabungan Nasabah: Tabungan nasabah yang berisi kredit, debit, dan saldo untuk
transaksi yang dilakukan, 3. Edukasi tentang sampah: Fitur ini berisi edukasi
mengenai sampah,artikel menarik dari para ahli, dan berita-berita terkini mengenai
masalah sampah, baik lokal, regional, atau internasional., 4. WaSmart pay: Uang
yang masuk ke tabungan nasabah di aplikasi atau saldo, dapat langsung gunakan
untuk pembayaran online, diantaranya utuk membeli pulsa, membayar tagihan
listrik, donasi, transfer antar akun dan berbagai transaksi online lainnya, 5. Jemput
sampah: Fitur ini berguna untuk membuat permintaan penjemputan sampah oleh
pihak bank sampah.
Penggunaan aplikasi akan memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi,
sehingga akan lebih banyak yang berminat terhadap program bank sampah tersebut.
Selain itu, dapat membantu pihak Pengurus Bank Sampah dalam hal pencarian,
penambahan serta pengeditan data dan penyampaian informasi. Aplikasi ini
mengambil sasaran utama untuk komunitas bank sampah yang sudah terbentuk di
masyarakat. Untuk membentuk komunitas bank sampah, maka akan dibentuk Start-
up lokal terlebih dahulu yang akan diimplementasikan di Kota-kota yang ada di
Jawa Barat yaitu WaSmart . Maka dengan adanya start-up dan dibantu dengan
aplikasi, maka masyarakat akan lebih mudah mengenal bank sampah dan ikut
bergabung, sehingga pengelolaan sampah bisa mulai terkendali dengan baik. Start-
up ini juga tidak hanya berfokus di komunitas masyarakat, namun akan
bekerjasama dengan berbagai lembaga, misalnya di komunitas perkantoran/
pendidikan.
Kelebihan yang ditawarkan oleh start-up ini tentunya akan mengurangi
jumlah sampah yang ada, selain itu masyarakat memiliki kebiasaan baru untuk
memilah sampah, sistem bank sampah ini juga bisa dijadikan sebagai alat untuk
melakukan rekayasa sosial, sehingga terbentuk suatu tatanan atau sistem
pengelolaan sampah yang lebih baik di masyarakat. Untuk aplikasi WaSmart,
memiliki kelebihan dari sisi tampilan data dan pengelolahan informasi. Selain itu,
walaupun menggunakan teknologi cloud data yang menggunakan internet, ketika
tidak ada koneksi internet aplikasi ini masih bisa digunakan.
Kerjasama yang berkesinambungan dan sinergis berbagai pihak dari
berbagai disiplin ilmu yang beragam merupakan syarat utama berhasilnya program
ini. Pembangunan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dapat tercapai oleh
pembuatan aplikasi ini, sehingga dinilai akan mampu mendukung tujuan
pembangunan berkelanjutan (SDGs). Adapun aspek tujuan yang dapat dicapai
dengan program ini lebih disorot pada konsumsi dan produksi yang bertanggung
jawab, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Addahlawi,H, et al. 2019. Implementasi Prinsip Good Environmental Governance
Dalam Pengelolaan Sampah Di Indonesia. JGG- Jurnal Green Growth dan
Manajemen Lingkungan Vol. 8 No. 2
Anas, A. 2017. Studi Deskriptif Tentang Efektivitas Program Lamongan Green
And Clean (Lgc) Di Kabupaten Lamongan. Repository Unair.
Asteria&Heruman. Bank Sampah Sebagai Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah
Berbasis Masyarakat Di Tasikmalaya. Jurnal MANUSIA DAN
LINGKUNGAN, Vol. 23, No.1: 136-141
Rossiana, N.2018. Pentingnya Pengenalan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun (Lb3) Bagi Kelompok Ibu Pkk Dan Anak Sekolah Dasar. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.2 No.8

Lampiran
BIOGRAFI

Nama saya adalah Putri Sabilla Aulia


Najiyah. Saya dilahirkan pada 8
September 2000 di Bandung. Sekarang
saya sedang menempuh studi di
Universitas Siliwangi Semester 7.
Setelah memasuki usia Sekolah Dasar
saya bersekolah di SDN Tanjungsari 1.
Ketika berada di jenjang kelas 5 SD
saya pindah ke Sumedang, saya Scan KTM
melanjutkan pendidikan di SDN
Sukaraja 1 Sumedang, ketika SMP saya
melanjutkan pendidikan di SMPN 45
Bandung, namun ketika kelas VIII
SMP saya pindah kembali di
Sumedang, dan bersekolah di SMPN 1
Sumedang, lalu melanjutkan ke SMAN
1 Sumedang.. Pendidikan tinggi saya
lanjutkan di Universitas Siliwangi
Tasikmalaya dengan mengambil prodi
Pendidikan Biologi, dan saya sekarang
berada si semester 7.

Anda mungkin juga menyukai