Anda di halaman 1dari 33

Pengantar Transportasi

Tim Penyusun: Yusfita Chrisnawati, M.Sc. Tri Mulyono, M.T

PERTEMUAN 2

Materi

Karakteristik Utama Berbagai Komponen Sistem Transportasi

2.1 Transportasi Sebagai Sistem


2.2 Obyek yang dipindahkan
2.3 Jalur gerak dan prasarana berhenti
2.4 Kendaraan
2.5 Organisasi (sistem pengoperasian dan manajemen)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 1


DAFTAR ISI

2.1 Transportasi sebagai Sistem ............................................................................................................... 1


2.1.1 Tujuan Sistem ............................................................................................................................ 1
2.1.1 Jenis Sistem Transportasi........................................................................................................... 2
2.1.3 Perkembangan System Transportasi ......................................................................................... 4
2.1.4 Ciri Prasarana dan Kebutuhan Transportasi .............................................................................. 4
2.1.5 Unsur Pokok Transportasi.......................................................................................................... 5
2.2 Obyek yang dipindahkan .................................................................................................................... 6
2.2.1 Manusia sebagai objek ............................................................................................................. 6
2.2.2 Orang Sebagai Alat/Pelaku Pergerakan.................................................................................... 8
2.3 Jalur gerak dan prasarana berhenti .................................................................................................. 11
2.3.1 Jalur gerak .............................................................................................................................. 11
1. Jalur Gerak yang dibangun ................................................................................................ 11
2. Jalur gerak alamiah............................................................................................................ 17
3. Jalur Gerak Khusus ............................................................................................................ 20
2.3.2 Prasarana berhenti ................................................................................................................. 22
1. Prasarana Berhenti Darat .................................................................................................. 22
2. Prasarana Berhenti Air ...................................................................................................... 24
3. Prasarana Berhenti Udara ................................................................................................. 26
2.4 Kendaraan ......................................................................................................................................... 27
2.5 Manajemen dan Organisasi .............................................................................................................. 28
2.5.1 Manajemen Transportasi......................................................................................................... 28
1. Darat .................................................................................................................................. 28
2. Laut .................................................................................................................................... 29
3. Udara ................................................................................................................................. 30
2.5.2 Organisasi Transportasi ........................................................................................................... 30

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem ii


2.1 Transportasi sebagai Sistem
Seperti yang dijelaskan pada pertemuan 1, sebelumnya Transportasi adalah salah satu sektor
penting dan strategis dalam kehidupan keseharian manusia. Transportasi dalam bahasa Indonesia
disepadankan dengan pengangkutan. Ada pula yang menerjemahkan dengan kata perjalanan yang lebih
cocok untuk terjemahan dari kata trip/travel atau ada pula yang menganggap sebagai perpindahan yang
dalam bahasa Inggrisnya adalah moving.

Morlok (1978) mendefinisikan transportasi sebagai “suatu tindakan, proses, atau hal yang sedang
dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya”. Secara lebih spesifik, transportasi didefinisikan sebagai
“kegiatan pemindahan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya”. Dalam transportasi
terdapat unsur pergerakan (movement), dan secara fisik terjadi perpindahan atas orang atau barang
dengan atau tanpa alat pengangkutan ke tempat lain. Di sini pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa
alat pengangkut.

Sistem adalah suatu kelompok elemen atau subsistem yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Karakteristik terpenting dari suatu sistem adalah apabila ada suatu elemen atau subsistem yang
tidak berfungsi, sehingga hal ini mempengaruhi kelangsungan sistem tersebut secara keseluruhan, atau
bahkan membuatnya tidak berfungsi sama sekali.

Sistem Transportasi adalah suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang,
prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang, yang tercakup
dalam suatu tatanan, baik secara alami ataupun buatan/rekayasa.

Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi proses pergerakan


penumpang dan barang dengan mengatur komponenkomponennya di mana prasarana merupakan media
untuk proses transportasi, sedangkan sarana merupakan alat yang digunakan dalam proses transportasi.

2.1.1 Tujuan Sistem


Tujuan dari sistem transportasi adalah untuk mencapai proses transportasi penumpang dan barang
secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan faktor keamanan,
kenyamanan dan kelancaran, serta efisiensi waktu dan biaya.

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 1 of 31


2.1.1 Jenis Sistem Transportasi
Sistem transportasi dibedakan dalam sistem transportasi makro dan sistem transportasi mikro.
Sistem transportasi makro merupakan sistem menyeluruh yang dapat dibagi menjadi beberapa sistem
yang lebih kecil (mikro) dan saling terkait serta saling mempengaruhi yang semuanya berada di dalam
Sistem Tata Ruang, terdiri atas:

 Sistem Penduduk
 Sistem Kegiatan
 Sistem Prasarana dan Sarana
 Sistem Pergerakan

Gambar 2.1: Sistem Transportasi

Sistem pergerakan lalu lintas timbul karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. Orang perlu
bergerak karena kebutuhannya tidak dapat dipenuhi di tempat ia berada.

Sistem kegiatan sebagai sistem mikro yang pertama, mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan
membangkitkan pergerakan dan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Pergerakan
yang berupa pergerakan manusia (penduduk) dan/atau barang, jelas membutuhkan moda transportasi
(sarana) dan media (prasarana) tempat moda transportasi tersebut bergerak. Prasarana transportasi yang
diperlukan, merupakan sistem mikro yang kedua, yang biasa dikenal dengan sistem jaringan yang meliputi
Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 2 of 31
sistem jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus dan stasiun kereta api, bandar udara dan pelabuhan
laut. Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan (prasarana) ini menghasilkan pergerakan
manusia dan/atau barang dalam bentuk kendaraan (sarana) dan/atau orang (pejalan kaki). Sistem mikro
ketiga atau sistem pergerakan yang aman, capat, nyaman, murah, handal dan sesuai dengan
lingkungannya, dapat tercipta jika pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen lalu
lintas yang baik.

Keinginan manusia untuk mendapatkan barang yang tidak bisa diperoleh dari tempat dimana dia
berada, menyebabkan manusia harus melakukan perjalanan dari suatu tempat ketempat lain untuk
menemukan yang diperlukan. Jadi ada tiga unsur utama transportasi yakni:

 Ada yang dipindahkan yaitu benda/barang, manusia, informasi.


 Ada yang (mempermudah) memindahkan yaitu sarana,antara lain: kenderaan kereta api, kapal
laut, pesawat.
 ada yang memungkinkan terjadinya perpindahan yaitu prasarana, antara lain jalan, jembatan,
pelabuhan, terminal, bandara.

Perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain menghadapkan manusia pada berbagai pilihan
jenis angkutan antara lain mobil angkutan umum, pesawat terbang, laut atau kereta api. Dalam
menentukan pilihan perjalanaan, jarak tempuh, biaya dan tingkat kenyamanan. Meskipun diketahui faktor
yang menyebabkan manusia memilih jenis moda yang digunakan pada kenyataannya sangatlah sulit
merumuskan mekanisme pemilihan moda ini.

Kegiatan manusia seiring dengan kebutuhan dasar manusia dengan manusia lainnya atau sistem
kebutuhan lainnya seperti alat perhubungan yang disebut dengan alat transportasi. Dengan adanya alat
transportasi, maka pergerakan lalu lintas menjadi lebih cepat, aman, nyaman dan terintegrasi. Sarana
transportasi (alat angkut) berkembang mengikuti fenomena yang timbul akibat penggalian sumberdaya
seperti penemuan teknologi baru, perkembangan struktur masyarakat dan peningkatan pertumbuhan.
Pemilihan sistem transportasi yang salah untuk wilayah perkotaan dapat mengakibatkan terjadinya
kemacetan lalu lintas, yang berarti pemborosan besar dari penggunaan energi dan ruang, serta timbulnya
masalah pencemaran udara akibat gas buang kendaraan yang semakin besar jumlahnya.

Sistem penduduk juga berpengaruh terhadap pergerakan yang terjadi. Kepadatan penduduk, skala
lokasi (lokal, kota, regional, desa), serta proses pertumbuhan penduduk (pesat, lambat, stagnan, tertinggal)
mempengaruhi besarnya pergerakan yang terjadi. Sistem penduduk bersama sistem kegiatan, sistem
Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 3 of 31
jaringan (prasaran dan sarana), dan sistem pergerakan akan saling mempengaruhi. Perubahan pada
sistem kegiatan jelas akan mempengaruhi sistem jaringan melalui perubahan pada tingkat pelayanan
sistem pergerakan. Begitu pula pada sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem kegiatan melalui
peningkatan mobilitas dan Aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. Selain itu sistem pergerakan
berperan penting dalam menampung pergerakan penduduk/orang dan/atau barang agar tercipta
pergerakan yang lancar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kembali sistem penduduk, sistem
kegiatan dan sistem jaringan yang ada, dalam bentuk Aksesibilitas dan mobilitas. Keempat sistem mikro ini
saling berinteraksi dalam sistem transportasi makro.

2.1.3 Perkembangan System Transportasi


Proses perkembangan sistem pergerakan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2: Perkembangan Pergerakan

2.1.4 Ciri Prasarana dan Kebutuhan Transportasi


Kebutuhan akan pelayanan transportasi bersifat sangat kualitatif dan mempunyai cara yang
berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, tujuan perjalanan, frekuensi, jenis kargo (muatan) yang diangkut,
dan lain-lain. Pelayanan transportasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pergerakan, menyebabkan
sistem transportasi tersebut tidak berguna (mubazir). Ciri ini membuat analisis dan peramalan kebutuhan
pergerakan menjadi semakin sulit.

Kebutuhan pergerakan bersifat sebagai kebutuhan turunan (derived demand). Pergerakan terjadi
karena adanya proses pemenuhan kebutuhan yang merupakan kegiatan harian, seperti pemenuhan

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 4 of 31


kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan olah raga. Dalam ilmu perencanaan wilayah dan
perkotaan, setiap tata guna lahan mempunyai beberapa ciri dan persyaratan teknik yang harus dipenuhi,
seperti antara lain : bandar udara harus jauh dari daerah perkotaan karena alasan keselamatan (safety)
dan kebisingan (noise), serta harus pula jauh dari daerah pegunungan karena alasan operasi penerbangan
pesawat.

Daerah pemukiman, industri, pertokoan, perkantoran, fasilitas hiburan dan fasilitas sosial, semuanya
mempunyai beberapa persyaratan teknik dan nonteknik yang harus dipenuhi dalam menentukan lokasi.
Setiap lahan atau tata guna lahan mempunyai ciri teknik tersendiri yang menentukan jenis kegiatan yang
cocok di lokasi tersebut. Beberapa ciri teknik yang sering dipakai adalah kondisi topografi (dataran,
perbukitan, pegunungan), kesuburan tanah, dan geologi. Akibatnya lokasi kegiatan akan tersebar secara
heterogen di dalam ruang yang ada, yang akhirnya menyebabkan perlu adanya pergerakan yang
digunakan untuk proses pemenuhan kebutuhan. Semakin jauh pergerakan yang dilakukan, semakin tinggi
peluang untuk memberikan kontribusi terhadap kemacetan lalu lintas.

Dua pilihan yang dapat dilakukan dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut ada, yaitu bergerak dengan moda transportasi (kendaraan), atau tanpa moda transportasi
(berjalan kaki). Pergerakan tanpa moda transportasi umumnya berjarak pendek (satu sampai dua
kilometer), sedangkan pergerakan dengan moda transportasi dapat bergerak sedang atau jauh (antara lain
menggunakan mobil pribadi, taksi, bus, kereta api, sepeda motor, pesawat terbang, kapal laut). Untuk
setiap moda transportasi diperlukan tempat untuk bergerak, seperti jalan raya, jalan rel, bandar udara,
pelabuhan laut, yang bisa disebut sebagai prasarana transportasi.

2.1.5 Unsur Pokok Transportasi


Ada lima unsur pokok transportasi yaitu:

a. Manusia, yang membutuhkan transportasi.

b. Barang, yang diperlukan manusia.

c. Kenderaan, sebagai sarana transportasi.

d. Jalan, sebagai sarana transportasi.

e. Organisasi, sebagai pengelola transportasi.

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 5 of 31


Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk terlaksananya transportasi, yaitu
terjaminnya penumpang atau barang yang diangkut akan sampai ke tempat tujuan dalam keadaan baik
seperti pada saat awal diangkut. Dalam hal ini perlu diketahui terlebih dulu ciri penumpang dan barang,
kondisi sarana dan konstruksi prasarana, serta pelaksanaan transportasi.

2.2 Obyek yang dipindahkan

Sistem transportasi, jika dilihat dari objek yang dipindahkan terbagi menjadi dua yaitu manusia dan
barang dan dapat pula berfungsi sebagai alat untuk memindahkan, tergantung dari sisi mana melihatnya.
Pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah
wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin.

2.2.1 Manusia sebagai objek

Manusia sebagai objek yang dipindahkan akan menyatu dengan perkembangan teknologi atau
transportasi lain yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik manusia. Karakteristik manusia dipengaruhi
banyak aspek salah satu yang dominan adalah perubahan sosial.

Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang
terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada dalam
masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat
yang bersangkutan. Perubahan ini akan menyebabkan pola penangan yang berbeda.

Pembangunan dan modernisasi sering kali bertukar tempat. Bahkan dalam beberapa konsep kedua
hal ini memiliki kesamaan ciri. Konsep pembangunan menngandung makna sebuah perubahan positif yang
direncanakan, terarah, dan dilakukan dengan sadar/disengaja. Modernisasi merupakan usaha
penyesuaian hidup dengan kontelasi dunia sekarang ini.

Proses pembangunan tidak selalu berjalan mulus, karena dihadapkan pada beberapa permasalahan
mentalitas atau budaya. Ada budaya-budaya yang menghambat pembangunan itu sendiri. Contohnya
adalah hambatan budaya seperti keterkaitan orang Jawa terhadap tanah yang mereka tempati. Tanah
yang turun-temurun diyakini sebagai berkah kehidupan. Hal ini memunculkan penomena unik MUDIK.

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.2 Obyek yang dipindahkan 6 of 31


Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah
pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Budaya berasal dari budi dan daya yang berarti cipta, rasa
dan karsa. Wujud budaya dapat dilihat sebagai wujud konkret yaitu:

 Perilaku: cara bertindak atau bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu.
 Bahasa: bahasa hasil budi daya manusia yang berfungsi sebagai alat berpikir dan alat
berkomunikasi.
 Materi: budaya merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat.
Bentuk materi berupa pakaian, alat produksi, alat transportasi dan sebagainya.

Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-
pikiran, gagasan, dengan keyakinan.

Substansi (isi) utama budaya:

 Sistem pengetahuan: suatu akumulasi dari perjalanan hidup manusia.


 Nilai: sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh
manusia sebagai anggota masyarakat.
 Pandangan hidup: pedoman bagi suatu masyarakat atau bangsa dalam menjawab atau mengatasi
berbagai masalah yang dihadapinya.
 Kepercayaan: mengandung arti yang lebih luas daripada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
 Persepsi: suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan
untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
 Etos kebudayaan: ciri kebudayaan dari suatu masyarakat atau suku tertentu.

Berdasarkan karakteristik dan substansi budaya maka akan menentukan pola penanganan yang
berbeda, atas sistem transportasi. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni ketiga istilah itu sangat berkaitan
erat dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Tanpa ilmu tidak akan lahir teknologi, tanpa
teknologi ilmu sulit berkembang pesat, baik ilmu maupun teknologi membutuhkan sentuhan seni dalam
pengembangannya. Perkembangan ini akan menentukan pola penanganan dan pengembangan sistem
transportasi yang manyangkut manusia sebagai objek.

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.2 Obyek yang dipindahkan 7 of 31


2.2.2 Orang Sebagai Alat/Pelaku Pergerakan

Manusia adalah yang melakukan pergerakan dan biasa disebut dengan pedesterian atau pejalan
kaki. Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan orang yang
berjalan di lintasan pejalan kaki baik dipinggir jalan, trotoar, lintasan khusus bagi pejalan kaki ataupun
menyeberang jalan.

Definisi pejalan kaki adalah orang yang melakukan aktifitas berjalan kaki dan merupakan salah satu
unsur pengguna jalan. (Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat : SK.43/AJ 007/DRJD/97).

Pejalan kaki harus berjalan pada bagian jalan yang diperuntukan bagi pejalan kaki, atau pada
bagian pejalan kaki, atau pada bagian jalan yang paling kiri apabila tidak terdapat bagian jalan yang
diperuntukan bagi pejalan kaki (PP No. 43 , 1993).

Penyeberang jalan dengan kondisi fisik yang mendapat perhatian khusus dapat dibagi menjadi 3
(Dewar R dalam ITE 4th edition, 1992), yaitu :

 Penyeberang yang cacat fisik yaitu pengguna jalan/penyeberang yang cacat fisiknya atau
mempunyai keterbatasan fisiknya, oleh karena itu perlu diberikan fasilitas khusus.

 Penyeberang anak-anak adalah penyeberang pada usia anak-anak (0-12 tahun) yang sering
terjadi kecelakaan dibanding dengan golongan lainnya.

 Penyeberang usia lanjut lebih cenderung mengalami kecelakaan daripada usia yang lainnya
disebabkan oleh : Kelemahan fisik; Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyeberang (
karena faktor usia).

Perilaku Pejalan Kaki ditentukan atas karateristik pejalan kaki menurut Shane dan Roess (1990)
secara umum meliputi : Volume pejalan kaki v (pejalan kaki/menit/meter); Kecepatan menyeberang S
(meter/menit) dan Kepadatan D (pejalan kaki/meter persegi).

Pada hakikatnya, aktivitas pejalan kaki bertujuan untuk menempuh jarak sesingkat mungkin antara
satu tempat dengan tempat lain dengan nyaman dan aman dari gangguan. (Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki di Perkotaan : Dirjen Penataan Ruang, 2000).
Maka dibutuhkan sarana tersebut yaitu fasilitas penyeberangan. Fasilitas penyeberangan adalah fasilitas
pejalan kaki untuk menyeberang jalan. (Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat : SK.43/AJ
007/DRJD/97).

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.2 Obyek yang dipindahkan 8 of 31


Fasilitas penyeberangan dibagi dalam 2 kelompok tingkatan yaitu : (1) Penyeberangan Sebidang (At-
Grade) dan (2) Penyeberangan Pelican

Penyeberangan sebidang terdiri atas 2 macam yaitu :

(1) Penyeberangan Zebra (Zebra Cross) adalah fasilitas penyeberangan yang ditandai dengan garis-
garis berwarna putih searah arus kendaraan dan dibatasi garis melintang lebar jalan. Zebra cross
ditempatkan di jalan dengan jumlah aliran penyeberang jalan atau arus yang relatif rendah
sehingga penyeberang masih mudah memperoleh kesempatan yang aman untuk menyeberang.
Persyaratan penggunaan Zebra Cross antara lain : Dipasang dikaki persimpangan tanpa alat
pemberi isyarat lalu lintas atau diruas jalan.; Apabila persimpangan diatur dengan lampu pengatur
lalu lintas, pemberian waktu penyeberangan bagi pejalan kaki menjadi satu kesatuan dengan
lampu pengatur lalu lintas persimpangan; Apabila persimpangan tidak diatur dengan lampu
pengatur lalu lintas, maka kriteria batas kecepatan kendaraan bermotor adalah < 40 km/jam.

(2) Pelican adalah Zebra Cross yang dilengkapi dengan lampu pengatur bagi penyeberang jalan dan
kendaraan. Fase berjalan bagi penyeberang jalan dihasilkan dengan menekan tombol pengatur
dengan lama periode berjalan yang telah ditentukan Fasilitas ini bermaanfaat bila ditempatkan di
jalan dengan arus penyeberang jalan yang tinggi. Penggunaan dari Pelikan dengan syarat :
Dipasang pada ruas jalan, minimal 300 meter dari persimpangan, atau Pada jalan dengan
kecepatan operasional rata-rata lalu lintas kendaraan > 40 km/jam.

Penyeberangan Tidak Sebidang (Elevated/Underground) terdiri atas 2 kategori yaitu :

(1) Elevated/Jembatan adalah adalah jembatan yang dibuat khusus bagi para pejalan kaki. Fasilitas
ini bermaanfaat jika ditempatkan di jalan dengan arus penyeberang jalan dan kendaraan yang
tinggi, khususnya pada jalan dengan arus kendaraan berkecepatan tinggi. Jembatan
penyeberangan akan dapat berfungsi dengan baik apabila bangunannya landai atau tidak terlalu
curam. Jembatan penyeberangan dapat membantu mengurangi kemacetan arus lalu lintas yang
salah satu penyebab adalah banyaknya orang yang menyeberang di jalan. Persyaratan
penggunaan jembatan penyeberangan antara lain : Jenis/jalur penyeberangan tidak dapat
menggunakan penyeberangan zebra; Pelikan sudah mengganggu lalu lintas kendaraan yang
ada;Pada ruas jalan dengan frekuensi terjadinya kecelakaan pejalan kaki yang cukup tinggi; Pada
ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dengan kecepatan tinggi dan arus pejalan kaki yang
cukup ramai
Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.2 Obyek yang dipindahkan 9 of 31
Jembatan penyeberangan pejalan kaki adalah jembatan yang hanya diperuntukan bagi lalu lintas
pejalan kaki yang melintas diatas jalan raya atau jalan kereta api. (Dirjen Bina Marga : Tata Cara
Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di Perkotaan, 1995).

(2) Underground/Terowongan. Sama halnya dengan jembatan penyeberangan, namun pembangunan


terowongan dilakukan dibawah tanah. Pembuatan terowongan bawah tanah untuk penyeberangan
membutuhkan perencanaan yang lebih rumit dan lebih mahal dari pada pembuatan jembatan
penyeberangan, namun sistem terowongan ini lebih indah karena bisa dapat menjaga kebersihan
dan keindahan lingkungan. Underground/terowongan digunakan apabila : Jenis jalur
penyeberangan dengan menggunakan elevated/jembatan tidak dimungkinkan untuk diadakan dan
Lokasi lahan/medan memungkinkan untuk dibangun underground/terowongan.

Kriteria pemilihan penyeberangan untuk sebidang dan tidak sebidang berdasarkan pada :

1. Penyeberangan Sebidang didasarkan pada rumus empiris (PV2) , dimana P adalah arus pejalan
kaki yang menyeberang ruas jalan sepanjang 100 m tiap jam-nya (pejalan kaki/jam) dan V adalah
arus kendaraan tiap jam dalam 2 (dua) arah (kendaraan/jam). P dan V merupakan arus rata-rata
pejalan kaki dan kendaraan pada 4 jam sibuk, dengan rekomendasi awal seperti tabel dibawah ini :

Tabel 2.1. Rekomendasi pemilihan fasilitas penyeberangan

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.2 Obyek yang dipindahkan 10 of 31


2. Penyeberangan Tidak Sebidang didasarkan pada jika (1) PV2 lebih dari 2 x 108, arus pejalan
kaki (P) lebih dari 1.100 orang/jam, arus kendaraan 2 arah (V) lebih dari 750 kendaraan/jam, yang
diambil dari arus rata-rata selama 4 (empat) jam sibuk. (2) Pada ruas jalan dengan kecepatan
rencana 70 Km/Jam; dan (3) Pada kawasan strategis, tetapi tidak memungkinkan para
penyeberang jalan untuk menyeberang jalan selain jembatan penyeberangan.

2.3 Jalur gerak dan prasarana berhenti

Pergerakan lalu lintas terjadi karena kebutuhan yang tidak dipenuhi ditempat manusia berada.
Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang harus dilakukan setiap hari, misalnya pemenuhan
kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, hiburan, rekreasi dan lain-lain.

Pergerakan tersebut sebenarnya tidak perlu dilakukan kalau semua kebutuhan tersedia pada satu
tempat karena adanya pembatasan dan pengelompokkan tata guna lahan. Setiap tata guna lahan
mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan meningkatkan pergerakan dan menarik pergerakan dalam
proses pemenuhan kebutuhan. Pergerakan yang berupa pergerakan manusia dan/atau barang jelas
memerlukan moda transportasi (sarana) dan media (Prasarana) tempat moda transportasi bergerak, dalam
hal ini yaitu jaringan jalan, laut atau udara.

2.3.1 Jalur gerak


Jalur gerak adalah sarana untuk tempat/jalur pergerakan transportasi baik secara alamiah maupun
buatan atau dibangun.

1. Jalur Gerak yang dibangun


Jalur gerak yang dibangun adalah jalur yang dibuat untuk pergerakan seperti jalan raya dan rel.
Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Biasanya
jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:

 Digunakan untuk kendaraan bermotor


 Digunakan oleh masyarakat umum
 Dibiayai oleh perusahaan Negara
 Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 11 of 31


a. Jalan Raya
Tidak semua jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor itu jalan raya. Contohnya lintasan-
lintasan di daerah perkebunan. Di Malaysia jalan raya yang sah haruslah diumumkan oleh pihak berkuasa.
Pada dasarnya pembangunan jalan raya adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi
berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan
terowong, bahkan juag pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan).
Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.

Jalan raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk
pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan raya, komoditi dapat
mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar
wilayah itu. Selain itu, jalan raya juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya.

Jalan raya sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih setelah
menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dikatakan bahwa
peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan raya. Akan tetapi hampir semua peradaban tidak
terlepas dari keberadaan jalan raya tersebut. Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan raya muncul
pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan
beroda padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk
Persia.

Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan
raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berguna untuk
kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut adalah Jalan
Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia hingga Laut Aegea sepanjang 2857 km. Jalan ini
bertahan dari tahun 3500-300 SM. Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal
dari Yunani dan Tuscany hingga Laut Baltik. Di Asia timur, bangsa China membangun jalan yang
menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 km. Di puncak kejayaannya,
bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang dari Inggris hingga Afrika Utara,
dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia hingga Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut
diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.

Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan raya. Di Eropa Utara
yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 12 of 31


dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui rintangan
tersebut. Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun.
Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan
bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak
milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung air
berbahan batu bata bertambalkan aspal.

Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa
hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian disusul
lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api.
Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum
muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika
Romawi mulai runtuh. Konstruksi berikutnya adalah konstruksi jalan John Loudon Mc Adam (1756-1836).
Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat
banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun
dengan kerikil. Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun
jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan di Champ-
Elysess, Paris, Perancis.

Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865. Meski lebih kuat, jalan
tersebut mudah retak karena perubahan cuaca. Berbeda dengan aspal yang bersipat lebih plastis atau
dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih tahan air.

Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia University,
New York. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai
di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada
tahun 1877. Pada saat ini sedikitnya 90 % jalan utama di perkotaan selalu menggunakan bahan aspal.

Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah suatu jalan alternatif
untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain.
Untuk menikmatinya, para pengguna jalan tol harus membayar sesuai tarif yang berlaku. Penetapan tarif
didasarkan pada golongan kendaraan.

Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sinonim untuk jalan bebas hambatan, meskipun hal ini
sebenarnya salah. Di dunia secara keseluruhan, tidak semua jalan bebas hambatan memerlukan bayaran.
Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 13 of 31
Jalan bebas hambatan seperti ini dinamakan freeway atau expressway (free berarti "gratis", dibedakan dari
jalan-jalan bebas hambatan yang memerlukan bayaran yang dinamakan tollway atau tollroad (kata toll
berarti "biaya")).

b. Jalan Rel

Definisi Rel Kereta Api adalah pijakan tempat menggelindingnya roda Kereta Api dan berfungsi
untuk meneruskan beban roda ke bantalan. Rel umumnya dibuat dari baja dengan bahan yang dipakai
dalam pembuatan Rel sendiri antara lain : Carbon 0,4-0,82% ; Silicca 0,05-0,5% ; Mangan 0,6-1,7% ;
Phosporus 0,05% max ; Sulfur 0,05% max. Untuk saat ini standard internasional rel yang banyak
digunakan di Indonesia masih menoleh pada JIS (Japan Industrial Standard). Tergantung proyek jalan rel
yang terkait bekerja sama dengan negara mana.

Rel digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan
pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai
dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat,
atau penambat e (seperti penambat Pandrol).

Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau dikenal sebagai
Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan lenturan rel akibat beratnya kereta
api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan beton.

Bentuk rel didesain sedemikian rupa agar dapat menahan momen rel sehingga dibentuk sebagai
batang berbentuk profil I. Dibagi berdasarkan bentuknya, rel terdiri atas 3 macam, yaitu : Rel berkepala
dua (double bullhead rails); Rel beralur (grooved rails) dan Rel Vignola (flat bottom rails).

Kegunaan Rel Kereta Api : (1) Sebagai landasan tempat melajunya kereta api, (2) Sebagai medium
tempat terjadinya gesekan; (3) Sebagai pijakan tempat menggelindingnya roda kereta api d. Sebagai
tempat meneruskan beban roda ke bantalan

Sifat-Sifat yang Dibutuhkan untuk Menunjang Fungsi Rel adalah: Wear Resistance; Heat
Resistance; High Melting Point; Heavy and Strong Material dan Mampu Menahan Gaya atau Beban

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 14 of 31


Persyaratan teknis jalur kereta api tertuang dalam PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR PM. 60 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS JALUR KERETA API.
Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api meliputi Persyaratan Sistem (Jalan rel; Jembatan; dan Terowongan)
dan Persyaratan Komponen (Jalan rel; Jembatan; dan Terowongan).

Perencanaan konstruksi jalur kereta api harus direncanakan sesuai persyaratan teknis sehingga
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dan ekonomis. Secara teknis diartikan konstruksi jalur kereta
api tersebut harus aman dilalui oleh sarana perkeretaapian dengan tingkat kenyamanan tertentu selama
umur konstruksinya.

Secara ekonomis diharapkan agar pembangunan dan pemeliharaan konstruksi tersebut dapat
diselenggarakan dengan tingkat harga yang sekecil mungkin dengan output yang dihasilkan kualitas
terbaik dan tetap menjamin keamanan dan kenyamanan. Perencanaan konstruksi jalur kereta api
dipengaruhi oleh jumlah beban, kecepatan maksimum, beban gandar dan pola operasi. Atas dasar ini
diadakan klasifikasi jalur kereta api sehingga perencanaan dapat dibuat secara tepat guna.

Kelas Jalan rel ditentukan dari lebar rel, yaitu: (1) Lebar Jalan Rel 1067 mm; dan (2) Lebar Jalan
Rel 1435 mm.

Tabel 2.2 Lebar Jalan Rel 1067 mm

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 15 of 31


Tabel 2.3 Lebar Jalan Rel 1067 mm

Kecepatan maksimum dan Lebar Badan Jalan Rel dari dua jenis rel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4: Lebar Badan Jalan Rel

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 16 of 31


2. Jalur gerak alamiah
Jalur gerak alamiah adalah jalur yang memang sudah ada tanpa dibuat oleh manusia seperti jalur air
dan udara.

a. Jalur Air
Jalur air merupakan suatu sarana pergerakan sistem transportasi air. Transportasi air mengangkut
orang dan barang atau kargo. Walaupun dalam sejarah, penggunaan transportasi air untuk penumpang
cenderung menurun dikarenakan meningkatnya penerbangan komersial, transportasi air masih penting
untuk transportasi jarak dekat dan kapal pesiar. Transportasi air masih menjadi sarana pengangkutan
barang terbesar di dunia. Walaupun lebih lambat dibandingkan transportasi udara, transportasi air modern
merupakan cara yang efektif untuk memindahkan barang dalam jumlah yang besar. Biaya untuk
transportasi air lebih rendah dari transportasi udara untuk pelayaran antar-benua. Transportasi air
seringkali bersifat internasional berdasarkan sifat alaminya, tetapi dapat juga dijalankan oleh kapal
melintasi lautan, samudera, danau, kanal atau sungai.

b. Jalur Sungai

Angkutan Sungai adalah salah satu bentuk sistem angkutan barang dan penumpang. Sistem
angkutan ini termasuk tua dan masih menjadi sistem angkutan utama di wilayah-wilayah tertentu bahkan di
wilayah yang lebih maju sistem transportasinya seperti di Eropa.

Sejarah angkutan sungai di Indonesia dimulai sejak zaman pra sejarah manusia telah melakukan
aktivitas transportasi dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pada awal mulanya perahu yang
Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 17 of 31
digunakan berupa rakit bambu atau batang kayu besar yang dibentuk dengan membuat lubang di tengah.
Perlahan pemikiran manusia semakin maju, berbagai jenis perahu mulai tercipta. Mulai dari rakit bambu
(getek), perahu lesung, sampan, sampai perahu boat yang menggunakan tenaga mesin. Pada masa
modern pemerintah menggalakkan pengangkutan melalui sungai terutama di daerah pedalaman
Kalimantan, Sumatera dan Papua. Sungai dijadikan sarana untuk mengantarkan kayu-kayu hasil tebangan
hutan menuju tempat penampungan.

Angkutan sungai dan danau bisa dikelompokkan dalam beberapa kategori sebagai berikut:

 Muara sungai dan bagian sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut seperti Palembang,
Banjarmasin dan beberapa daerah lain dipengaruhi oleh pasang surut air sungai. Dapat digunakan
oleh pelayaran laut sepanjang kedalaman alur pelayaran mencukupi. Cocok untuk angkutan
barang curah, peti kemas.
 Sungai besar yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut, bisa dilayari kapal laut sepanjang
dilengkapi dengan pintu/lock yang sesuai dengan ukuran kapal.
 Perairan lebar atau danau yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut, angkutan dengan kapal
khusus sungai, tongkang selalui pintu/lock, masih bisa digunakan untuk angkutan peti kemas.
 Terusan/canal sempit merupakan alur pelayaran buatan digunakan untuk angkutan ukuran kecil,
tidak cocok untuk peti kemas

c. Jalur Laut

Pulau-pulau di Indonesia hanya bisa tersambung melalui laut-laut di antara pulau-pulaunya. Laut
bukan pemisah, tetapi pemersatu berbagai pulau, daerah dan kawasan Indonesia. Hanya melalui
perhubungan antar pulau , antar pantai, kesatuan Indonesia dapat terwujud. Pelayaran yang
menghubungkan pulau-pulau, adalah urat nadi kehidupan sekaligus pemersatu bangsa dan Negara
Indonesia. Sejarah kebesaran Sriwijaya atau Majapahit menjadi bukti nyata bahwa kejayaan suatu Negara
di nusantara hanya bisa dicapai melalui keunggulan Laut. Karenanya, pembangunan industry pelayaran
nasional sebagai sektor strategis, perlu diprioritaskan agar dapat meningkatkan daya saing Indonesia di
pasar global. Karena nyaris seluruh komoditi untuk perdagangan internasional diangkut dengan
menggunakan sarana dan prasarana transportasi Laut, dan menyeimbangkan pembangunan kawasan
(antara kawasan timur Indonesia dan barat) demi kesatuan Indonesia, karena daerah terpencil dan kurang
berkembang (yang mayoritas berada dikawasan Indonesia timur yang kaya sumber daya alam)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 18 of 31


membutuhkan akses ke pasar dan mendapat layanan, yang seringkali hanya bisa dilakukan dengan
transportasi Laut.

Perkembangan trasportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi tersebut telah
membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal angkut penumpang yaitu Palindo jaya 500. kapal
tersebut diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat untuk menunjang
sarana trasportasi laut yang lebih cepat dan aman. Dengan demikian, kegiatan trasportasi laut akan
berdampak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Jaringan atau jalur transportasi laut sebagai salah satu bagian dari jaringan moda transportasi air
mempunyai perbedaan karakteristik dibandingkan moda transportasi lain yaitu mampu mengangkut
penumpang dan barang dalam jumlah besar dan jarak jauh antar pulau dan antar negara.

Jalur laut diterjemahkan kedalam sebuah alur pelayaran yang terdiri dari : alur pelayaran
internasional yaitu alur laut kepulauan untuk perlintasan yang sifatnya terus menerus, langsung dan cepat
bagi kapal asing yang melalui perairan Indonesia (innoncent passages), seperti Selat Lombok-Selat
Makassar, Selat Sunda-Selat Karimata, Laut Sawu-Laut Banda-Laut Maluku, Laut Timor-Laut Banda-Laut
Maluku, yang ditetapkan dengan memperhatikan factor-faktor pertahanan keamanan,keselamatan
berlayar, rute yang biasanya digunakan untuk pelayaran internasional, tata ruang kelautan, konservasi
sumber daya alam dan lingkungan, dan jaringan kabel/pipa dasar laut serta rekomendasi organisasi
internasional yang berwenang.

d. Jalur Udara

Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak biaya untuk memakainya.
Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi
tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.

Persaingan dalam banyak hal, terutama dibidang pembangunan ekonomi global ternyata telah
merangsang para ilmuwan untuk menyediakan sistem transportasi yang dapat melayaninya. Demikian,
kemudian terjadilah perlombaan besar-besaran dalam teknologi penerbangan. Sekedar menambah
pengetahuan saja terutama sekali tentang pesatnya kemajuan teknologi penerbangan.

Menurut Konvensi Paris 1919, pesawat udara (aircraft) diartikan sebagai “any machine that can
derive support in the atmosphere from the reaction of the air”. Sedangkan menurut Konvensi Chicago

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 19 of 31


1944 dalam Annex 7, pengertian tersebut ditambahkan menjadi: “any machine that can derive support in
the atmosphere from the reaction of the air other than the reactions of the air against the earth’s surface”.

Sebagai perbandingan, pengertian pesawat udara di Indonesia menurut Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 83 Tahun 1958 adalah “setiap alat yang dapat memperoleh daya angkat dari udara”,
kemudian pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1962, pesawat diartikan sebagai
“semua alat angkut yang dapat bergerak dari atas tanah atau air ke udara atau ke angkasa atau
sebaliknya”, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992, pesawat udara adalah
“setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari reaksi udara”.

Kemudian baru pada Undang-Undang Penerbangan yang berlaku sekarang (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2009) pengertian pesawat udara lebih mirip pada pengertian menurut Konvensi
Chicago 1944, pesawat udara diartikan sebagai “setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer
karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang
digunakan untuk penerbangan”. Ketentuan internasional dalam Konvensi Chicago 1944 dan ketentuan
nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009.

3. Jalur Gerak Khusus


Jalur gerak khusus adalah jalur pergerakan tranportasi yang dibuat secara khusus, seperti misalnya
jalur pipa; ban berjalan atau jalur kabel.

a. Jalur Pipa
Tranportasi pipa merupakan perangkat transportasi angkutan barang melalui pipa. Biasanya
digunakan untuk angkutan gas dan cairan dalam jumlah yang besar, tetapi dapat juga untuk mengangkut
barang[1] yang dikemas dalam kapsul yang didorong dengan tekanan udara, ataupun dalam bentuk tepung
didorong dengan tekanan udara tertentu yang kemudian dipisahkan kembali.

Penggunaan angkutan pipa yang paling besar adalah untuk transportasi minyak mentah, minyak
hasil pengolahan/refinery, gas alam ataupun untuk angkutan air kebutuhan industri ataupun ke perumahan.
Angkutan melalui pipa dilakukan untuk mengangkut material yang stabil, dan untuk menstabilkan material
yang dapat berubah sifat bila dialirkan untuk jarak yang jauh melalui pipa terkadang harus dilakukan
pemanasan, untuk material yang dapat membeku selama mengalir seperti minyak kelapa sawit, minyak
mentah dari jenis tertentu ataupun didinginkan bila material tersebut dapat berubah sifat ataupun bentuk.

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 20 of 31


b. Jalur Ban Berjalan
Ban berjalan adalah ban atau sabuk yang terhubung ke dua atau lebih katrol yang berputar yang
digunakan untuk mengangkut material. Satu atau lebih katrol terhubung ke generator sehingga akan
menggerakkan rangkaian ban atau sabuk tersebut.

c. Jalur Kabel
Jalur transportasi kabel berupa jalur untuk kereta gantung. Kereta gantung Gondola (Detachable
Monocable Gondola - MGD), Gondola kabel (Kereta kabel) tunggal yang dapat dilepas-pasang. Sistem ini
adalah yang paling populer dan banyak digunakan. Kelebihan dari sistem ini adalah anggaran biayanya
yang relatif lebih rendah dari sistem lain, konstruksi ringan, dengan tower-tower yang relatif kecil. Sistem ini
terdiri dari sejumlah kabin/ gondola dengan kapasitas 4-16 penumpang / kabin, yang digantungkan pada
kabel yang berputar secara terus menerus. Di tiap setasiun gondola dilepaskan dari kabel dan diperlambat
kecepatannya agar nyaman untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Kecepatan rata-rata yang
dapat ditempuh adalah antara 4-6 meter per detik.

Kapasitas penumpang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan kapasitas maksimum hingga
3500 penumpang / jam. Normalnya jalur dibuat lurus, dengan kemungkinan membuat stasiun antara untuk
naik-turun penumpang atau untuk belok dengan sudut yang terbatas.

Kereta gantung adalah sebuah kereta yang menggantung yang berjalan menggunakan kabel. Jalur
kereta gantung umumnya berupa garis lurus dan hanya dapat berbelok pada sudut yang kecil di stasiun
antara. Awalnya kereta gantung digunakan pada tempat-tempat wisata misalnya di daerah bersalju, daerah
pegunungan seperti pegunungan Alpen, atau taman hiburan, namun kini telah juga digunakan untuk
transportasi umum di daerah perkotaan seperti misalnya di kota Medellin, Colombia.

Kapasitas kereta gantung dapat mencapai 3000 penumpang per jam, dengan kecepatan 4-6 meter
per detik. Jenis kabin yang umum digunakan adalah gondola dengan kapasitas 4 hingga 12 penumpang.
Ada pula jenis kabin yang kapasitasnya lebih besar hingga dapat menampung 150 penumpang. Kabin
dengan tipe khusus dapat berputar 360 derajat untuk menikmati pemandangan ke segala arah.

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 21 of 31


2.3.2 Prasarana berhenti

Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya meliputi sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, dan
lain-lain.

Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman
dapat berfungsi sebagaimana mestinya meliputi jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, drainase,
persampahan, dan air kotor.

Prasarana dalam suatu sistem transportasi terdiri dari jalur gerak dan terminal. Jalur gerak diartikan
sebagai suatu tempat pergerakan tertentu dari suatu moda transportasi (sarana) untuk menuju tempat
tujuan perjalanan. Dalam sistem transportasi darat, jalur gerak meliputi jalan raya, pipa dan jalur rel.

Prasarana berhenti adalah nama lain dari Terminal transportasi yaitu titik awal, titik antara atau titik
akhir dari jalur gerak transportasi. Terminal transportasi jalan dapat didefinisikan sebagai jumlah
keseluruhan dari fasilitas dan lahannya, dimana lalu lintas angkutan jalan berawal, berakhir, dan/atau
tempat perpindahan sebelumnya, selama atau sesudah pergerakan angkutan jalan, termasuk fasilitas
pelayanan atau kendaraan-kendaraan dan perlengkapannya dimana lalu lintas bergerak (William H. Hay,
1997).

1. Prasarana Berhenti Darat


Terminal transportasi jalan merupakan prasarana berhenti jalan darat yang dapat didefinisikan
sebagai:

 Titik simpul (titik awal, titik antara dan titik akhir) dalam system jaringan transportasi jalan.

 Tempat pengendalian lalu lintas dan angkutan kendaraan umum .

 Prasarana angkutan untuk melancarkan mobilitas orang dan arus barang serta fasilitas untuk
kendaraan umum.

 Tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

a. Fungsi Terminal Angkutan Darat


Beberapa terminal yang hanya mempunyai satu fungsi dan bongkar dan muat, terkadang sangat
sederhana. Contoh: suatu tempat pemberhentian bus pada perempatan jalan, sering hanya terdiri dari

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 22 of 31


tempat penumpang menunggu dan tanda yang menunjukan bahwa tempat tersebut adalah tempat
pemberhentian bus.

Penumpang atau barang biasanya tidak sama tiba di terminal. Sebelum waktu keberangkatan dan
kadang kala terminal menyediakan fasilitas tempat menunggu bagi penumpang dan tempat penyimpanan
barang sebelum naik atau dimuatkan ke kendaraan. Jika periode tunggu cukup lama mungkin diperlukan
fasilitas lebih lengkap seperti fasilitas ruang tunggu yang nyaman, restoran, dan tempat hiburan bagi
penumpang. Fasilitas untuk barang disediakan gudang untuk menyimpan, melindungi dari kemungkinan
rusak, hilang, atau memproses barang menurut lokasi penyaluran (Edward K. Morlok, 1977). Untuk
angkutan, tersedianya fasilitas untuk pemeliharaan.

Petunjuk teknis lalu lintas angkutan dan jalan, membedakan fungsi terminal khususnya terminal
angkutan jalan ditinjau dari 3 (tiga) unsur, yaitu: (1) Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk
kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda/kendaraan ke moda/kendaraan lain,
tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parker kendaraan pribadi. (2) Fungsi terminal bagi
pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan managemen lalu lintas dan angkutan serta menghindari dari
kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan kendaraan umum, dan (3) Fungsi terminal bagi
operator/pengusaha, adalah untuk pengaturan operasi kendaraan umum, penyediaan fasilitas istirahat dan
informasi bagi awal kendaraan umum dan sebagai fasilitas pangkalan.

b. Jenis Terminal Angkutan Darat


Jenis terminal transportasi dapat dibedakan berdasarkan moda yang dilayani, yaitu: terminal moda
angkutan darat, moda angkutan air, dan moda angkutan udara. Terminal moda angkutan air: pelabuhan
sungai dan pelabuhan samudera dan amoda angkutan udara adalah terminal pesawat udara, sedangkan
terminal moda darat terdiri dari stasiun kereta api dan terminal transportasi jalan. Peraturan Pemerintah RI
no. 43 tahun 1993, tentang prasarana dan lalu lintas jalan, membedakan terminal angkutan jalan raya
menurut jenis angkutannya, yaitu: (1) Terminal penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk
keperluan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra/antar moda tranportasi serta pengaturan
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum; dan (2) Terminal barang, adalah prasarana
transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra/antar moda
tranportasi.

Keputusan Mentri Perhubungan no.31 tahun 1995 pasal 2, terminal penumpang terbagi menjadi 3
(tiga) tipe bagian terminal menurut skala pelayanannya, yaitu:

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 23 of 31


 Terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota
Antar Propinsi (AKAP) dan/atau angkutan lintas batas Negara, angkutan Antar Kota Dalam
Propinsi (AKDP) angkutan kota dan angkutan pedesaan.

 Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan AKDP,
angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.

 Terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

c. Lokasi Terminal Angutan Darat


Masyarakat yang maju, kegiatan dalam kehidupan mempunyai sifat yang kompleks, tidak hanya
terikat pada pemenuhan kebutuhan sendiri, tetapi harus memikirkan pemenuhan pihak lain. Hal ini terjadi
akibat adanya ketergantungan antara kegiatan yang dilakukan masyarakat. Tempat berlangsungnya suatu
kegiatan yang dilakukan masyarakat disebut lokasi. Lokasi ini merupakan tempat yang dapat dikenali dan
dibatasi, dimana suatu kegiatan berlangsung, Teori penentuan lokasi suatu kegiatan bertujuan untuk
mencapai efisiensi dan optimasi. Efisiensi dan optimasi yang dimaksud adalah dalam hal perjalanan
menuju lokasi yang bersangkutan maupun pengisian ruang. Penggunaan ruang yang efisiensi dan optimal,
berarti memiliki dan menentukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dan menguntungkan bagi suatu ruang
tertentu.

Di daerah perkotaan, penentuan lokasi erat hubungannya dengan usaha untuk meminimumkan
pergerakan antara berbagai kegiatan atau penggunaan tanah. Pergerakan tersebut disebabkan oleh
adanya hubungan antara macam-macam penggunaan tanah, sehingga penentuan lokasi adalah bagian
dari penggunaan tanah. Ketersediaan lahan diluar kota lebih memungkinkan tersedia dibandingkan dengan
wilayah perkotaan yang cenderung padat kemungkinan unsur topografi dan lingkungan.

2. Prasarana Berhenti Air


Jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan laut dan ruang lalu
lintas yang berwujud alur pelayaran. Pelabuhan laut dibedakan berdasarkan peran, fungsi dan klarifikasi
serta jenis. Berdasarkan jenisnya pelabuhan dibedakan atas:

 Pelabuhan umum digunakan untuk melayani kepentingan umum sesuai ketetapan pemerintah dan
mempunyai fasilitas karantina, imigrasi dan bea cukai.

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 24 of 31


 Pelabuhan khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan
tertentu.

Hirarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut terdiri dari:

 Pelabuhan internasional hub (utama primer) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan
fungsi melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang internasional dalam volume besar
karena kedekatan dengan pasar dan jalur pelayaran internasional serta berdekatan dengan jalur
laut kepulauan Indonesia.
 Pelabuhan lnternasional (utama sekunder) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan
fungsi melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang nasional dalam volume yang
relatif besar karena kedekatan dengan jalur pelayaran nasional dan internasional serta mempunyai
jarak tertentu dengan pelabuhan internasional lainya.
 Pelabuhan nasional (utama tersier) adalah pelabuhan utama memiliki peran dan fungsi melayani
kegiatan bongkar muat penumpang dan barang nasional dengan volume sedang dengan
memperhatikan kebijakan pemerintah dalam pemerataan pembangunan nasional dan
meningkatkan pertumbuhan wilayah, mempunyai jarak tertentu dengan jalur/rute lintas pelayaran
nasional dan antar pulau serta berada (dekat) dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota
kabupaten/kota dan kawasan pertumbuhan nasional.
 Pelabuhan regional adalah pelabuhan pengumpan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
bongkar muat penumpang dan barang dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanan antar
kabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama.
 Pelabuhan lokal adalah pelabuhan pengumpan yang berfungsi khususnya untuk melayani kegiatan
bongkar muat penumpang dan barang dalam jumlah kecil dan jangkau pelayanannya antar
kecamatan dalam kabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama dan
pelabuhan regional.

Berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan khusus yang bersifat nasional/internasional yang melayani
kegiatan bongkar muat barang berbahaya dan beracun (B3) dengan lingkup pelayanan yang bersifat lintas
provinsi dan internasional. Penyelenggaraan pelabuhan umum dapat dibedakan atas pelabuhan umum
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau dapat dilimpahkan pada BUMN, dan pelabuhan umum
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/kota atau dapat dilimpahkan pada BUMD.

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 25 of 31


Ruang lalu lintas laut (seaways) adalah bagian dari ruang perairan yang ditetapkan untuk menampung
kapal lautyang berlayar atau berolah gerak pada satu lokasi/pelabuhan lainnya melalui arah dan posisi
tertentu.

Alur pelayaran adalah bagian dari ruang lalu lintas laut yang alami maupun buatan yang dari segi
kedalaman, lebar dan hambatan pelayaranlainnya dianggap layak untuk dilayari. Alur pelayaran
dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang
berwenang. Berdasarkan fungsi ruang lalu lintas laut dikelompokkan atas:

 Ruang lintas laut dimana pada lokasi tersebut instruksi secara positif diberikan dari pemandu (sea
traffic controller) kepada nahkoda, contoh : alur masuk pelabuhan, daerah labuh/anchorage area,
kolam pelabuhan, daerah bandar dan sebagainya;
 Ruang lalu lintas laut dimana pada lokasi tersebut hanya diberikan informasi tentang lalu lintas
yang diperlukan meliputi antara lain informasi tentang cuaca, kedalaman, pasang surut, arus,
gelombang dan lain-lain.

3. Prasarana Berhenti Udara


Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas
dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-
bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan
maupun bagi penggunanya.

Menurut ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di
daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara
keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah “lapangan udara,
termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin
tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat”.

Pengelolaan infrastruktur dan transportasi Bandar udara atau Bandara pada zaman sekarang tidak
saja sebagai tempat berangkat dan mendaratnya pesawat, naik turunnya penumpang, barang (kargo) dan
pos, namun bandara telah menjadi suatu kawasan yang begitu penting dalam mendorong pertumbuhan

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 26 of 31


ekonomi dan pembangunan wilayah disekitar, karena itu penataan ruang dan kawasan menjadi sangat
penting bagi daerah-daerah disekitar bandara.

2.4 Kendaraan
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan Tidak Bermotor. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan
mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel. Jenis Kendaraan dalam Transportasi

 Pesawat
 Mobil
 Kapal
 Bus
 Motor
 Kereta
 Perahu
 Van
 Sepeda
 Sepeda Motor Listrik
 Truk
 lainnya...

Angkutan jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk menggunakan jalan, menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi, yaitu meliputi sepeda motor, mobil
penumpang, mobil bus,dan mobil barang serta Kereta api dan kendaraan tidak bermotor.

Kendaraan tidak termotor adalah kendaraan yang tidak dilengkapi dengan motor penggerak, tetapi
digerakkan dengan tenaga manusia seperti sepeda, becak, atau digerakkan dengan tenaga hewan seperti
delman yang dilengkapi dengan 4 roda, sado, cidomo (singkatan dari cikar dokar mobil) yang ditarik
dengan tenaga kuda ataupun gerobak yang ditarik oleh kerbau, sapi, kambing ataupun manusia.
Transportasi Laut meliputi kapal, feri, sampan dan Tranportasi udara : pesawat.

Alat transportasi diatas memiliki sebuah sejarah didalam perkembanganya, mulai dari alat
transportasi dengan kendaraan tidak bermotor yang menggunakan tenaga hewan atau manusia, hingga
kendaraan bermotor. Transportasi darat yang termasuk dalam kategori kendaraan tidak bermotor,
sekarang semakin terdorong kepinggir oleh motorisasi angkutan, sehingga penggunaan kendaraan tidak
bermotor mulai ditinggalkan digantikan dengan kendaraan bermotor. Salah satu contoh adalah fenomena
yang terlihat didaerah Bekasi, di bekasi terdapat kawasan bebas becak dan kendaraan tidak bermotor, hal

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Kendaraan 27 of 31


tersebut sesuai Peraturan Daerah (Perda) No 52 Tahun 1998 tentang Daerah Bebas Becak dan
Kendaraan Tidak Bermotor.

2.5 Manajemen dan Organisasi

Manajemen pengoprasian dan organisasi untuk masing-masing moda berbeda disebabkan sifat,
karakteristik dan jenis alat angkut yang digunakan tidak sama. Transportasi merupakan salah satu bagian
operasi yang sangat penting untuk menciptakan customer value dan customer satisfaction yang tinggi.
Oleh karenanya perlu adanya manajemen transportasi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian. Perencanaan meliputi kegiatan penentuan lokasi pabrik, gudang
penyimpan bahan baku, dan gudang distribusi yang tepat untuk kecepatan pelayanan di bidang
transportasi yang tinggi; kegiatan alokasi pengiriman yang dapat meminimalkan biaya transportasi;
kegiatan loading; serta pemilihan sarana transportasi yang paling tepat.

2.5.1 Manajemen Transportasi


Keberhasilan suatu perusahaan untuk mengelola transportasi akan diukur secara kualitatif dan
kuantitatif. Tolok ukur kualitatif dapat dilihat dari ketiadaan keterlambatan pengiriman, peningkatan jumlah
konsumen, peningkatan kuantitas penjualan, ketiadaan kerusakan produk dalam perjalanan, ketiadaan
komplain, serta makin meningkatnya kepuasan konsumen. Oleh karena itu pengelolaan transportasi bukan
lagi sebagai bagian yang berdiri sendiri, namun sebagai sub sistem dari penciptaan rantai nilai perusahaan
secara menyeluruh.

1. Darat
Transportasi darat memiliki potensi yang besar dalam mempersatukan seluruh sistem transportasi.
Untuk angkutan barang peranan pokok transportasi darat adalah sebagai pengumpan (feeder) terhadap
sistem transportasi nasional..Arah pengembangan transportasi darat harus selaras dan terintegrasi dengan
arah pengembangan moda transportasi lainnya.

Secara garis besar, manajemen armada angkutan darat mempunyai tugas dan fungsi sebagai
berikut: (1) Merawat dan menjaga kondisi dari semua aset / kendaraan dalam kondisi baik untuk menjamin
keamanan dan keselamatan barang yang akan diangkut dan personil yang akan memakainya. (2)
Membuat sistem dan prosedur yang efektif untuk penggunaan dan perawatan semua asset / kendaraan.
Termasuk didalamnya antara lain jadwal perawatan, manajemen pengaturan untuk pengemudi/sopir,

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Manajemen dan Organisasi 28 of 31


manajemen untuk pemakain bahan bakar, sistem untuk melacak keberadaan kendaraan serta manajemen
keamanan termasuk manajemen kesehatan dan keselamatan. (3) Memantau dan mengukur biaya,
pemanfaatan dan kinerja dari kendaraan yang bersangkutan. Efektivitas biaya armada tidak hanya untuk
pengendalian biaya operasi kendaraan, tetapi juga untuk pemeliharaan dan perbaikan, persediaan suku
cadang dan juga penggantian kendaraan pada masa optimal dalam pemakaiannya. (4) Memastikan jumlah
dan komposisi armada seimbang dengan aktivititas yang diperlukan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita mempersiapkan jenis kendaraan yang
dibutuhkan. Yang perlu diketahui dan dipahami terlebih dahulu adalah berapa besar volume pekerjaan dan
di lingkungan atau daerah mana kendaraan tersebut akan dipakai. Setelah itu kita akan memutuskan jenis
kendaraan apa yang akan dipakai dan membuat manajemen armadanya untuk mengelola, mengukur,
memantau dan mengendalikan kinerjanya.

Kondisi fisik jalan serta lingkungan daerah di mana armada akan digunakan sangat mempengaruhi
komposisi jumlah dan jenis armada. Dalam hal-hal tertentu, terkadang pengaruh legislatif atau peraturan
juga dapat mempengaruhi, misalnya ada jalan-jalan tertentu tidak bisa dilalui oleh truk besar sehingga
terkadang beberapa perusahaan memilih untuk menyewa kendaraan yang lebih kecil untuk mengirimkan
barang.

2. Laut
Pengembangan transportasi laut diarahkan menjadi alternatif transportasi jalan dengan titik berat
angkutan barang dalam jumlah besar (massal) disamping itu juga diharapkan akan menjadi sinergi dengan
transportasi jalan yang menjadi tulang punggung sistem transportasi dan akan membuka daerahterisolir.

Bidang Penyeberangan, untuk daerah yang sudah berkembang diarahkan sebagai jembatan
penghubung maupun sebagai alternatif untuk mengurangi beban lalu lintas di ruas jalan, disamping untuk
penghubung pulau-pulau terpencil yang mempunyai nilai strategis baik dari segi pertahanan dan
keamanan.

Adapun penyelenggaraan transportasi laut berpedoman pada kebijakan-kebijakan berikut: (1)


Meningkatnya Pelayanan Transportasi Laut Nasional; (2) Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan
dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut Nasional; (3) Meningkatnya Pembinaan Pengusahaan
Transportasi Laut; (4) Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia serta Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi di Bidang Transportasi Laut; (5) Meningkatnya Pemeliharaan dan Kualitas Lingkungan Hidup
serta Penghematan Energi di Bidang Transportasi Laut; (6) Meningkatnya Penyediaan Dana
Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Manajemen dan Organisasi 29 of 31
Pembangunan Transportasi Laut; (7) Meningkatnya Kualitas Administrasi Negara pada Sub Sektor
Transportasi Laut.

3. Udara
Pengelolaan bandara merupakan salah satu unsur yang menarik dan perlu diperhatikan. Bandara
sebagai penghubung antara dunia internasional dengan dalam negeri merupakan hal yang wajib dikelola
secara professional. Bandara / bandar udara mencakup suatu kumpulan aneka kegiatan yang luas dengan
berbagai kebutuhan yang berbeda dan sering bertentangan. Bandara merupakan terminal tentunya.
Definisi terminal adalah suatu simpul dalam sistem jaringan perangkutan. Oleh karena itu bandara dapat
kita samakan dengan terminal, yang mempunyai fungsi pokok sebagai tempat

 Sebagai pengendali dan mengatur lalu lintas angkutan udara dalam hal ini adalah pesawat.
 Sebagai tempat pergantian moda bagi penumpang.
 Sebagai tempat naik atau turun penumpang dan bongkar muat barang/muatan
 Sebagai tempat operasi berbagai jasa seperti: perdagangan, fasilitas umum, fasilitas sosial,
fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.
 Sebagai elemen tata ruang wilayah, yakni titik tumbuh dalam perkembangan wilayah.

Dalam melakukan pengelolaan bandara yang baik tentunya harus didasarkan pada usaha yang efektif dan
efisien. Efektif dan Efisien adalah dua konsepsi utama untuk mengukur kinerja pengelolaan / manajemen.

2.5.2 Organisasi Transportasi


Organisasi Menurut Stoner adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang
di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah
bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian organisasi menurut
Chester I. Bernard merupakan suatu sistem aktivitas kerjasamayang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya
yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Manajemen dan Organisasi 30 of 31


Sebagai perusahaan yang menghasilkan jasa transportasi dengan lokasi atau wilayah sesuai
dengan luasnya area jaringan rute yang dilayani, maka struktur organisasinya haruslah didasarkan pada
wilayah, yaitu dengan mempunyai perwakilan di lokasi lokasi tersebut. Struktur organisasi trasnportasi bisa
berbentuk desentralisasi atau sentralisasi serta organisasi garis/lini atau organisasi lini/staf.

SOAL

LATIHAN

DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Manajemen dan Organisasi 31 of 31

Anda mungkin juga menyukai