Anda di halaman 1dari 4

Globalisasi Negative Motion For 1st Speker

THBT Pemerintah harus mensubsidi tarif ojek online bagi pelajar untuk meminimalisir pelajar yang naik
sendiri.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengumumkan soal kenaikan tarif ojol dan berlaku mulai
11 September 2022 lalu. Ketentuan tarif ojol naik 2022 ini terbagi dalam tiga zona, yakni zona I untuk
wilayah Jawa (non Jabodetabek), Sumatera, dan Bali. Lalu, zona II untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi. Kemudian, zona III untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan
sekitarnya, Kepulauan Maluku dan Papua.

Untuk zona II, rincian tarif ojek online 2022 terbaru meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
dan Bekasi mendapat kenaikan tertinggi. Biaya jasa batas bawah Rp2.550 per km (naik 13 persen). Biaya
jasa batas atas Rp2.800 per km (naik 6 persen). Sementara rentang biaya jasa minimal (per 4 km)
Rp10.200 hingga Rp11.200.

Kenaikan ini tentu menggembirakan bagi para mitra ojek online. Sedangkan bagi masyarakat kenaikan
tarif ojol akan cukup membebani anggaran rumah tangga karena banyak anak sekolah atau pelajar yang
menggunakan jasa ojek online. Sayangnya, pelajar adalah kelompok yang tidak memiliki penghasilan
sehingga beban tersebut akan kembali ke orang tua atau kepala rumah tangga.

Lalu apa yang dilakukan masyarakat termasuk pelajar untuk mengantisipasi bertambahnya beban akibat
kenaikan harga tarif ojol ini? Dalam survei yang dirilis oleh Polling Institute terungkap pilihan apa yang
dilakukan masyarakat dengan kenaikan tarif ojol ini.

Opsi utama sebagai respons pengguna yaitu tetap menggunakan ojol sebagaimana biasanya sebesar
29,1 persen, menyusul di bawahnya adalah menggunakan motor sendiri 26,6 persen antara
menggunakan ojol/motor sendiri 14 persen, menggunakan motor sendiri/angkutan umum 5,3 persen
atau menggunakan angkutan umum 5,3 persen. Selebihnya opsi lain, adalah masing-masing kurang dari
4 persen.

Analis Polling Institute Kennedy Muslim menjabarkan kelompok laki-laki, usia lebih muda, kalangan
pegawai pemerintahan, guru/dosen dan pelajar/mahasiswa cenderung menggunakan motor pribadi jika
tarif ojol dinaikkan. Sementara kelompok perempuan, usia lebih tua, kalangan wiraswasta, ibu rumah
tangga dan profesi lainnya, cenderung lebih banyak tetap menggunakan ojol.

Populasi survei ini adalah setiap warga yang berumur 17 tahun, atau lebih, atau sudah menikah dan
merupakan pengguna ojek online yang pernah bepergian minimal satu hari dalam seminggu terakhir
(atau mitra driver). Mereka pengguna Go-Ride, Grab-Bike, Maxim-Bike, atau ojek online lainnya yang
berbasis aplikasi.

Menarik melihat data ini, masyarakat kini mulai memilih menggunakan motor sendiri untuk berpergian.
Pakar Transportasi Publik Yayat Supriyatna menilai penggunaan motor pribadi dengan jarak yang sama
dianggap lebih hemat dibandingkan dengan naik ojol. Ini juga memicu kenaikan pembelian motor bekas.
“Masyarakat akan lebih banyak pindah ke sepeda motor, mengingat mahalnya biaya hidup tetapi gaji
atau pendapatan juga tidak naik,” ujarnya, Minggu (11/9/2022)

Begitu juga dengan pelajar,para pelajar akan lebih dipermudah denga penggunaan sepeda motor
pribadi. Selain biaya lebih murah, dengan penggunaan sepia motor sendiri pelajar akan dipermudah
ketika mengikuti berbagai kegiatan disekolah, pramuka, ataupun dalam mengerjakan tugas sekolah.

Jika subsidi diberlakukan untuk pelajar, yang akan menjadi imbas adalah para Ojek online. Kecilnya
pemasukan yang akan mereka dapat dibandingkan dengan modal mereka dalam membeli BBM yang
harganya juga tinggi akan merugikan para Ojek Online.

Mungkin dengan adanya program subsidi Ojek Online untuk pelajar akan sangat membantu para pelajar.
Namun berbanding terbalik dengan keadaan para ojek online.

Globalisasi Negative Motion For 2nd Speker


THBT Pemerintah harus mensubsidi tarif ojek online bagi pelajar untuk meminimalisir pelajar yang naik
sendiri.

Kami juga mempunyai beberapa poin penting mengapa subsidi Ojek Online bagi pelajar kurang tepat
untuk dijalankan.

1. Minimnya pendapatan

Menarik melihat data ini, masyarakat kini mulai memilih menggunakan motor sendiri untuk
berpergian. Pakar Transportasi Publik Yayat Supriyatna menilai penggunaan motor pribadi dengan
jarak yang sama dianggap lebih hemat dibandingkan dengan naik ojol. Ini juga memicu kenaikan
pembelian motor bekas. Masyarakat akan lebih banyak pindah ke sepeda motor, mengingat
mahalnya biaya hidup tetapi gaji atau pendapatan juga tidak naik.

Sebagai contohnya, dengan membayar BBM Rp10.000 pengguna motor pribadi bisa
menggunakannya untuk bepergian hingga empat hari tergantung jarak. Berbeda jauh dengan
kemungkinan untuk tarif ojek online yang dengan harga Rp10.000 hanya dapat digunakan untuk
sekali perjalanan.

Bahkan, hematnya penggunaaan sepeda motor dengan biaya BBM per liter untuk jarak maksimal
yang ditempuh juga tidak bisa menyamai untuk penggunaan angkutan umum lainnya seperti angkot.

Pilihan masyarakat untuk menggunakan sepeda motor memang tidak bisa disalahkan. Pasalnya,
minimnya pendapatan dan makin mahalnya biaya hidup mengharuskan mereka untuk mencari opsi
penghematan.
Masyarakat akan berusaha untuk membeli sepeda motor baik kendaraan baru atau bekas. Apalagi
saat ini banyak fasilitas pinjaman yang ditawarkan pihak ketiga untuk mempermudah kepemilikan
motor.

2. Kurangnya Standar Keamanan dan Kenyamanan Ojek Online

Seperti yang banyak kita temui segala pelayanan yang disubsidikan tentu memiliki banyak
kekurangan dibandingkan dengan pelayanan non subsidi.

Kerap kita temui kondisi kendaraan ojek online yang jauh dari standar kenyamanan berkendara,
bukan hanya itu saja terkadang kita mendapati ojek online yang kurang dalam memperhatikan
keamanan berkendara.

Apalagi bila kebijakan subsidi ojek online untuk pelajar, besar kemungkinan pelayanan yang didapat
jauh dari standar yang semestinya didapat oleh penumpang ojek online. Pengemudi Ojek Online
akan memprioritaskan penumpak non subsidi tentunya. Hal ini yang dapat merugikan atau bahkan
membahayakan bagi pelajar ketika menggunakan jasa ojek online bersubsidi.

3. Penurunan Pendapatan Angkutan Kota dan Bus

Ditengah kenaikan harga BBM saat ini, kebijakan pemerintah untuk mensubsidi ojek online bagi
pelajar tentu berdampak besar pada penurunan pendapatan Angkutan Kota dan Bus.

Kenaikan harga BBM memberikan dampak bagi masyarakat pengguna transportasi angkutan umum.
Beberapa daerah telah menaikkan tarif angkutan umum guna menyesuaikan harga kenaikan BBM.
Menurut Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, komponen bahan bakar menjadi komponen
yang terbesar pada operasional layanan transportasi berkisar 11-40 persen.

Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada, Dr. Ir. Dewanti, MS,
mengatakan kenaikan tarif angkutan umum dan transportasi akan memberikan dampak bagi
penurunan jumlah penumpang namun hal itu tidak hanya berlangsung sesaat. “Biasanya masyarakat
akan mengurangi kegiatan perjalanan dengan kenaikan tarif. Tapi bagi yang membutuhkan
perjalanan, hal itu tidak menjadi masalah karena menjadi kebutuhan mereka untuk kelancaran
aktivitas pekerjaannya,” katanya, Selasa (14/9).

Seperti diketahui, beberapa daerah telah menaikkan tarif angkutan umum guna menyesuaikan
kenaikan harga BBM.

Sebaiknya pemerintah mencari solusi yang lebih efektif disbanding dengan pengadaan subsidi ijek
online untuk pelajar.

4. Tidak Semua Tempat Menyediakan Ojek Online

Tidak semua tempat memiliki layanan Ojek Online. Seperti halnya dikota kita ini, cukup sulit untuk
mendapatkan layanan ojek online dibeberapa tempat. Hal ini akan mempersulit pelajar bila layanan
ojek online masih terbatas.
Meski mengklaim diri berbeda dengan ojek pangkalan, kenyataan di lapangan, pengojek online tetap
membuat beberapa pangkalan atau memang mangkal di sebuah tempat sambil menunggu order
dari konsumen. Tidak jarang, trotoar hingga badan jalan jadi tempat parkir pengojek online. Kondisi
ini sampai membuat Polda Metro Jaya dan Dishubtrans DKI Jakarta sepakat untuk menindak tegas
para pengojek online yang mangkal, terutama di trotoar.

Salah satu tempat favorit untuk mangkal para pengojek online adalah di depan Mal dan depan
Central Park, Jakarta Barat.

Selain itu, banyak kekurangan ojek online yang menjadikannya tidak dapat diaplikasikan kepada
pelajar.

Pesan singkat yang dikirimkan oleh pengemudi ojek online kepada pelanggan yang pernah diantar.
Menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Seperti sebuah pesan singkat yang dikirimkan oleh
pengendara ojek online kepada pelanggan yang pernah di antar, "Selamat pagi cantik"... "Udah
makan belum?".... Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena aplikasi ojek online ini memungkinkan
para pengemudi driver dan penggunanya untuk saling mengetahui nomor handphone masing-
masing, tujuannya adalah untuk memudahkan komunikasi ketika proses pemesanan, tapi oleh
beberapa oknum pengemudi malah dijadikan alat untuk melanggar privasi pelanggannya.

Ini menjadi isu sekaligus kekurangan yang paling kritis dari aplikasi ojek online.

Selain hal tersebut tingginya kriminalitas kepada pelajar perlu perhatian yang lebih dari orang tua,
hendaknya orang tua dapat memberikan pilihan transportasi yang aman kepada anak.

Seorang pelajar adalah sasaran mudah pelaku criminal.

Siswa di sekiolah itu diizinkan membawa motor. Namun, ada ketentuan khusus. Siswa boleh
membawa motor jika sudah memiliki surat izin mengemudi (SIM) C. Selain itu, kendaraan harus
sesuai dengan standar.

Anda mungkin juga menyukai