OLEH :
PUTU ARYA WINATA
1917041181
Oleh
Putu Arya Winata, NIM. 1917041181
Jurusan Manajemen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengujikan pengaruh kesehatan kerja dan jam kerja bagi
produktivitas kerja driver Gojek roda dua di Kota Denpasar. Kajian studi ini
termasuk studi kuantitatif kausal. Populasi pada kajian studi ini yaitu seluruh
driver Gojek roda dua di Denpasar. Sampel yang digunakan sebanyak 70
informan atau driver Gojek. Pengumpulan datanya dilaksanakan melalui teknik
observasi, kuesioner dan studi pustaka. Studi inipun mempergunakan teknik
analisis regresi linear berganda. Hasil temuan ini membuktikan bahwasanya
dengan parsial dan simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara kesehatan
kerja dan jam kerja bagi produktivitas kerja. Diperoleh hasil koefisien determinasi
bernilai 0,541 atau 54,1%, maka dapat diintepretasikan bahwa variabel kesehatan
kerja (X1) dan jam kerja (X2) berkontribusi bagi variabel produktivitas kerja (Y)
sebanyak 54,1% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya sebanyak 45,9%.
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
menyukai ponsel, mulai dari browsing, bermain game online bahkan berbelanja
pun bisa dilaksanakan dengan secara online. Selain e-commerce, pengadaan jasa
juga dapat difasilitasi melalui jalur online, termasuk pemesanan jasa transportasi.
Prevalensi lalu lintas yang padat dan tingkat keterlibatan masyarakat yang tinggi
tantangan, seperti kemacetan lalu lintas, penyediaan layanan yang tidak memadai,
dan kondisi transportasi umum yang tidak optimal yang gagal memenuhi tuntutan
masyarakat.
Sumber: www.shopback.co.id
Kehadiran transportasi online telah membawa beberapa manfaat bagi
masyarakat, antara lain harga yang transparan, kemudahan, dan pelayanan yang
cepat. Selain itu, pengguna dapat mengakses informasi mengenai pengemudi yang
pengemudi, detail kontak, dan foto, melalui aplikasi. Layanan transportasi online
beberapa contoh layanan yang telah beroperasi di berbagai kota Indonesia seperti
adalah Gojek, berdiri tahun 2010 menjadikan Gojek adalah perintis atau pelopor
tersedia untuk diunduh gratis di Google Play Store bagi perangkat Android dan
Apple App Store untuk perangkat iOS. Inovasi ojek online Gojek Indonesia tidak
lepas dari sosok tokoh bangsa Nadiem Makarim. Gojek sebagai salah satu layanan
transportasi online yang cukup ramai peminatnya, menurut survei INDEF (2022),
sekarang ini Gojek termasuk layanan transportasi online yang sangat banyak
Gambar 1.1.2.
Transportasi online terbanyak yang dipergunakan bagi konsumen Indonesia
miliar Dolar AS, sehingga menjadi start-up pertama di Indonesia yang meraih
status decacorn. Mengacu pada katadata.co.id, Gojek memiliki kurang lebih dua
juta pengemudi, 400 ribu penjual makanan, dan mayoritas UMKM per Maret
2019. Selain itu, ada 60 ribu penyedia layanan yang terkait dengan perusahaan.
Apalagi bila diperhatikan melalui banyaknya aplikasi Gojek yang sudah diunduh
dari Playstore, ternyata saat ini jumlahnya sudah melebihi 100 juta unduhan.
mobil. Selain itu, ada produk layanan lain yang tersedia, diantaranya Go-Food,
Go-Partner (khusus untuk mitra Gojek atau driver Gojek). Prestasi yang dikaitkan
dengan Gojek tidak dapat disangkal terkait dengan kesadaran publik akan
Gojek telah menghasilkan banyak hasil positif baik secara sosial maupun
berdampak pada lonjakan jumlah driver ojek yang biasa disebut driver Gojek
Sumber daya manusia adalah aspek penggerak utama dalam beroperasinya suatu
perusahaan termasuk Gojek selain modal dan teknologi. Manusia adalah faktor
penting bagi sebuah perusahaan karena manusia memiliki ciir khas yang unik bila
adalah dari pelayanan jasa yang diberikan dan yang menjalankannya adalah
driver itu sendiri, oleh sebab itu peran driver sangat penting dalam beroperasinya
Gojek.
minimum bergantung pada sistem zonasi, dimana tarif regional untuk ojol di zona
I sesuai dengan wilayah geografis yang bersangkutan (Sumatera, Bali, dan Jawa
selain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) “biaya jasa batas bawah:
Rp2.000 per km, biaya jasa batas atas: Rp2.500 per km, biaya jasa minimal
dengan rentang biaya jasa per 4 km pertama antara Rp8.000 sampai Rp10.000.
Tarif ojol regional zona II meliputi daerah (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
dan Bekasi/Jabodetabek) biaya jasa batas bawah: Rp2.550 per km, biaya jasa
batas atas: Rp2.800 per km, biaya jasa minimal dengan rentang biaya jasa per 4
km antara Rp10.200 sampai Rp11.200. Tarif ojol regional zona III meliputi
daerah (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan sekitarnya, Maluku dan Papua)
biaya jasa batas bawah: Rp2.300 per km, biaya jasa batas atas: Rp2.750 per km,
biaya jasa minimal dengan rentang biaya jasa per 4 km antara Rp9.200 sampai
daerah lainnya. Baru-baru ini, Gojek mulai beroperasi di Bali, dengan fokus awal
jasa melalui pemanfaatan sumber daya dengan efisien dan efektif. Karenanya,
efisien. Ada korelasi positif antara produktivitas tenaga kerja dan pendapatan dan
perbandingan dari hasil yang didapatkan dengan sumber daya yang dipergunakan.
Bagi driver Gojek output adalah pesanan yang diselesaikan semntara input adalah
masing-masing driver yang sudah memenuhi target point per harinya, Gojek juga
memberikan kebebasan jam kerja untuk para pengemudi ojek, serta Gojek
memiliki performa yang buruk maka bonus tidak akan dikeluarkan bahkan akun
bermitra dengan Gojek. Dengan adanya kompensasi berupa insentif atau bonus
tidak serta merta memberikan pendapatan yang maksimal bagi para driver.
driver tidak mencapai produktivitas yang maksimal. Hal itupun nampak melalui
Perhubungan (Kemenhub).
sebagian kecil dari driver ojek online yang bisa mendapatkan lebih dari
Rp200.000 per harinya. Hampir setengah dari total driver hanya mendapatkan
Rp50.000 hingga Rp100.000, tentu angka sebanyak itu tidak cukup untuk
mencukupi kebutuhan setiap harinya apalagi seorang driver yang sudah memiliki
keluarga. Tingkat produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi berkorelasi positif
dengan peningkatan pendapatan dan keuntungan, hal ini juga berlaku bagi para
driver jika produktivitas menurun maka pendapatan juga akan menurun dan jika
bagi Gojek maupun driver itu sendiri, bagi Gojek tentu ingin setiap driver nya
akan meningkat sehingga driver akan lebih sejahtera. Tentu ada permasalahan
yang menyebabkan para driver tidak mencapai pendapatan yang cukup, walaupun
telah disediakan insentif atau bonus oleh Gojek, akan tetapi tidak hanya itu yang
maksimal. Terdapat banyak jenis faktor selain insentif yang mampu memberikan
dampak bagi produktivitas driver ojek online seperti umur, jenis kelamin, jam
dan kemauan para driver Gojek tersebut dalam bekerja, jika kesehatan tidak baik
maka tidak mungkin driver akan memaksakan diri untuk bekerja. Berbagai
penyakit selalu membayangi seperti ambeien, sakit tulang ekor, masuk angin,
masalah kulit dan sebagainya, akan tetapi masalah kesehatan rata-rata dialami
oleh para driver adalah mata kering atau iritasi, sakit punggung, masuk angin (jika
driver bekerja pada malam hari), dan masalah pernapasan karena paparan asap
kendaraan yang begitu banyak dan yang lainnya. Gangguan kesehatan tersebut
merupakan gangguan kesehatan yang bersifat sementara yang bisa hilang dalam
waktu 1 sampai 2 hari, akan tetapi tak jarang driver-driver tersebut harus tidak
bekerja selama beberapa hari akibat masalah kesehatan yang berkelanjutan seperti
batuk, pilek dan juga demam apabila cuaca tidak mendukung. Mengalami masalah
tersebut hanya tidak bekerja selama 1-2 hari, akan tetapi tak jarang driver-driver
tersebut tidak bekerja selama 1 minggu atau lebih karena mengalami masalah
Konsistensi jam dan hari dalam bekerja merupakan salah satu kriteria dari
pendapatan driver. Tidak hanya driver akan tetapi para karyawan dan tenaga kerja
bekerja di luar ruangan tepatnya di jalanan, bahkan tak jarang ada driver Gojek
Gojek Kota denpasar, semua driver mengatakan sering mengalami perubahan jam
kerja yang artinya para driver tidak pernah konsisten dalam menentukan jam
untuk mematuhi jumlah jam kerja yang ditetapkan, tidak seperti karyawan
mengatur jadwal kerja mereka secara mandiri, tanpa peraturan yang mewajibkan
minimal 7-8 jam per hari atau 5-6 hari kerja dalam seminggu.
berbagai alasan lainnya. Sebanyak 6 driver mengatakan faktor yang paling sering
8 jam sehari dikarenakan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi apalagi jika driver
sedikit, akan tetapi masalah kesehatan selalu membayangi setiap harinya karena
kesehatan maka jumlah jam kerja pun akan berkurang yang akibatnya
semangat, malas, keadaan cuaca di luar panas/hujan dan jumlah pengeluaran yang
tidak banyak, membuat 4 driver tersebut hanya bekerja kurang dari 8 jam sehari,
akan tetapi driver-driver tersebut terbilang masih remaja yang artinya tidak
jumlah waktu yang dialokasikan untuk bekerja dan tingkat efisiensi yang dicapai.
mengatur jam kerjanya tergantung kebutuhan dan kondisinya dan ditambah lagi
tidak adanya peraturan mengenai pembatasan jam kerja ke driver ojek online yang
bahwasanya beban kerja yang dihadapi bagi para pengemudi ojek online tidak saja
bersifat fisik tetapi juga mental. Besarnya beban kerja dipengaruhi oleh faktor
lingkungan kerja, jam kerja, tata letak, peralatan, dan fasilitas, di antara faktor-
faktor terkait lainnya. Faktor internal meliputi faktor fisik dan psikologis. Beban
kerja setiap pengemudi berbeda-beda. Beban kerja saat ini tidak diragukan lagi
produktivitas tenaga kerja para pengemudi ojek online di Kota Medan berpotensi
sumber motivasi keluarga bagi para pengemudi untuk tetap semangat dalam
bekerja. Hal ini memfasilitasi kinerja seluruh pengemudi ojek yang optimal dan
pengaruhnya dengan negatif dan signifikan bagi faktor penyakit yang diakibatkan
kualitas pelaksanaan program kesehatan kerja dan kejadian penyakit akibat kerja.
Secara khusus, tingkat implementasi program yang lebih tinggi dikaitkan dengan
insiden penyakit yang lebih rendah, sementara tingkat implementasi yang lebih
rendah dikaitkan dengan insiden yang lebih tinggi. Dilanjutkan oleh kajian studi
dari Nugroho (2020) dimana adanya pengaruh negatif dari jam kerja bagi
pendapatan. Hal inipun terjadi dikarenakan oleh keadaan dan kondisi di Kota
Bojonegoro yang mana ketika dilaksanakan kajian studi musim hujan melanda
kerja dan jumlah jam kerja yang tidak menentu setiap harinya yang
3) Jam kerja yang tidak beraturan karena tidak adanya peraturan mengenai
jumlah jam kerja dan berbagai alasan dari para driver sehingga
4) Jam kerja yang tidak beraturan karena tidak adanya peraturan mengenai
jumlah jam kerja dan berbagai alasan dari para driver yang membuat
kesejahteraannya.
bonus/insentif.
kesehatan kerja dan jam kerja serta variabel terikat yaitu produktivitas
kerja.
diantaranya; umur, jenis kelamin, jam kerja, tingkat upah, insentif, pengalaman
kerja, kesehatan, motivasi atau semangat, tingkat pendidikan dan yang lainnya.
berfokus dengan mengujikan pengaruh kesehatan kerja dan jam kerja bagi
Kota Denpasar?
Kota Denpasar.
1) Manfaat teoritis
Hasil yang diantisipasi dari upaya penelitian ini siap untuk meningkatkan
pengetahuan yang ada di bidang ini, dan dapat berfungsi sebagai sumber berharga
bagi para ilmuwan masa depan yang ingin mengeksplorasi topik ini lebih jauh..
2) Manfaat praktis
Hasil temuan ini bisa dipergunakan bagi pihak Gojek khususnya di Kota
layak terkait kesehatan kerja, jam kerja serta mengenai produktivitas kerja kepada
seluruh driver Gojek roda dua di Kota Denpasar dan pemerintah juga diharapkan
BAB II
KAJIAN TEORI
selaku kegiatan aktif beraturan untuk menemukan peluang yang tersedia pada
sebagai harapan dan upaya setiap orang (secara individu atau kolektif) untuk
dengan memeriksa rasio hasil yang dicapai dengan jumlah waktu yang dihabiskan
oleh karyawan. Istilah "output" mengacu pada jumlah barang atau jasa yang
mampu diproduksi oleh individu atau karyawan dalam jangka waktu tertentu.
dapat didefinisikan sebagai hubungan antara output dan input dalam jangka waktu
biasanya diamati bahwa input dibatasi oleh tenaga kerja, sementara output
didefinisikan sebagai rasio output yang dicapai dengan jumlah input tenaga kerja
yang dipergunakan didalam jangka waktu tertentu. Partisipasi tenaga kerja dalam
Produktivitas kerja mengacu pada korelasi antara input, yang meliputi tindakan
yang diambil, dan output, yang menunjukkan hasil dari pekerjaan. Tingkat upaya
(2009) diantaranya:
1) Efektivitas.
2) Efisiensi.
yang dicapai.
produk atau layanan yang diperoleh dari tenaga kerja. Kualitas pekerjaan
semua faktor potensial terkait pekerjaan yang dapat berdampak pada kesehatan
keadaan yang ditandai oleh tidak adanya cacat atau kerusakan pada diri manusia,
barang, dan alat kerja, serta adanya lingkungan yang memuaskan yang tidak
individu. Seseorang yang dianggap sehat adalah seseorang yang tidak memiliki
kerja dan faktor-faktor terkait pekerjaan memiliki dampak langsung atau tidak
absensi, perbaikan lingkungan kerja, dan peningkatan produktivitas. Hal ini dapat
pekerjaan dengan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman otomatis bisa
membuat tenaga kerja mampu bekerja lebih lama serta konsisten sehingga dapat
Kondisi pekerja mengacu pada keadaan yang dialami oleh pekerja saat
tempatnya bekerja.
3)
Lingkungan kerja
Lingkungan kerja mencakup ruang lingkup yang lebih luas daripada ruang
Istilah "jam kerja" mengacu pada jumlah waktu, diukur dalam jam, yang
dikeluarkan oleh tenaga kerja tertentu untuk menyelesaikan semua tugas yang
diperlukan. Santoso (2019) berpendapat bahwa konsep jam kerja berkaitan dengan
uang dalam jangka waktu tertentu. Sesuai temuan Wahyono (2017), jam kerja
Konsep jam kerja dapat didefinisikan sebagai durasi waktu yang dialokasikan oleh
tingkat kelelahan yang tinggi dan berkurangnya waktu tidur, yang pada gilirannya
di tempat kerja berkorelasi positif dengan durasi masa kerjanya. Secara khusus,
dihabiskan untuk melakukan pekerjaan seperti per jam, per hari, per minggu, per
bulan dan yang lainnya. Adapunn Ghani (2003), ada ketentuan berkaitan dengan
jam kerja maksimum dan pemberian jam istirahat, dan kompensasi jika melebihi
batas waktu yang telah ditentukan. Menurut Su'ud (2007), tersedia hubungan
psikologi dan pekerjaan. Pekerja dengan tingkatan yang lebih rendah merasa
bahwa upah yang mereka bayarkan dapat membeli waktu pekerja tersebut, namun
Jumlah jam kerja yang diberikan kepada setiap pekerja selama proses
produksi biasanya disebut sebagai jam kerja. Distribusi tenaga kerja bergantung
pada durasi jam kerja mingguan, yang bervariasi antar individu. Sementara
beberapa individu memilih untuk bekerja penuh waktu, yang lain mungkin
bekerja hanya beberapa jam per minggu karena preferensi pribadi atau faktor
tanggapan sementara atau variabel dari tenaga kerja terhadap tingkat upah, yang
27
mana tingkat upah relatif tetap dari hari ke hari tetapi berubah-ubah dalam jam
kerja pada hari-hari tertentu. Kajian teori ekonomi tradisional menyatakan bahwa
ketika upah nominal atau eceran dinaikkan, individu dan rumah tangga umumnya
menawarkan lebih banyak jam kerja (Sukartini, 2014). Dapat diduga bahwa
penghasilan.
1. Usia
kerja. Kelompok usia yang dianggap sebagai usia kerja biasanya didefinisikan
sebagai rentang dari 20 sampai 40 tahun. Rentang usia tertentu ini dikatakan
sangat produktif dalam konteks angkatan kerja. Hal ini disebabkan individu yang
belum mencapai usia 20 tahun mungkin belum memiliki tingkat kualifikasi dan
2. Motivasi kerja
untuk rajin dan tulus melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan.
3. Tingkat upah
Hak dari tenaga kerja yang diberikan kepada pekerja dan dinyatakan
dalam bentuk uang seperti upah yang ditentukan dan dibayar sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan atau yang akan dilakukan serta tunjangan yang
4. Kesehatan
kondusif untuk kinerja tugas tanpa hambatan, asalkan ada kesesuaian antara
kesehatan tubuh, sosial, dan psikologis mereka, serta keterlibatan mereka dengan
lingkungan sekitar.
1. Waktu kerja
Waktu kerja ialah durasi kegiatan atau rentang waktu yang dihabiskan
“waktu kerja” adalah jangka waktu seseorang melakukan kegiatan kerja dengan
2. Waktu istirahat
pemulihan setelah durasi kerja yang ditentukan. Setiap karyawan berhak atas masa
istirahat selama hari kerja. Pemberian waktu istirahat bagi pekerja merupakan hak
untuk memenuhi kewajiban mereka untuk memberi pekerja waktu istirahat yang
3. Waktu lembur
bermaksud pengkajian ulang atas pengaruh kesehatan kerja dan jam kerja bagi
kajian studi ini berfokus mengujikakan pada variabel kesehatan kerja dan
b) Kajian studi inipun berbeda antara variabel dan subjek yang akan diteliti,
pada penelitian sebelumnya subjek yang diteliti sama yaitu driver ojek
subjek penelitian yaitu para driver Gojek di Kota Denpasar dan variabel
bebas ialah kesehatan kerja dan jam kerja sementara variabel terikat
produktivitas kerja.
indikator produktivitas kerja yaitu (1) Kuantitas kerja, (2) Kualitas kerja,
d) Kajian studi ini tidak sama dengan temuan sebelumnya, dimana studi kali
ini dilaksanakan di Kota Denpasar dengan meneliti para driver Gojek pada
tahun 2022/2023.
34
Gizi atau kesehatan merupakan aspek yang sangat penting didalam usaha
tugas pekerjaan mereka secara efektif. Ini adalah aspek penting dari operasi bisnis
bagi diri mereka sendiri atau lingkungan. Pendekatan ini sangat penting dalam
khusus yang dimiliki perusahaan. Hal ini dicapai melalui kumpulan pengukuran
cukup besar dari program K3 bagi efisiensi kerja, organisasi semakin memperluas
35
mematuhi kebijakan dan prosedur K3. Fungsi tenaga kerja yang optimal
Produktivitas kerja diukur dari kemauan dalam bekerja atau kemampuan dalam
bekerja. Apabila kondisi Kesehatan tenaga kerja sedang buruk maka kemauan dan
kemampuan dalam bekerja pun akan menurun dan secara tidak langsung akan
banyak dikenal adalah durasi jam dan hari kerja. Hal ini disebabkan fakta bahwa
banyaknya sumber daya yang dipergunakan atau jumlah jam seseorang bekerja.
khususnya dalam hal kompensasi finansial, yang sepadan dengan tingkat usaha
yang dikeluarkan oleh pekerja dalam bentuk jam kerja. Secara umum, ada
produktivitas di tempat kerja. Produktivitas yang lebih besar selama jam kerja
dibandingkan upah.
Kerja
yang dicapai dengan input yang digunakan. Menurut penelitian Pangkey (2010),
tersebut antara lain tetapi tidak terbatas pada semangat kerja dan disiplin kerja,
tingkat pendidikan, keterampilan, gizi dan kesehatan, sikap dan etika, motivasi,
kesehatan kerja dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kondisi kerja, yang
pengaruh sangat tinggi bagi produktivitas karyawan. Karena dampak yang cukup
Selain kesehatan kerja, jam kerja juga termasuk factor yang dapat
mencapai produktivitas yang diinginkan tentu harus dibarengi dengan jam kerja
yang dicapai, melibatkan pengeluaran tenaga dan waktu dalam bentuk jam dan
hari kerja, sementara upah merupakan hasil pengorbanan tenaga kerja tersebut
dalam bentuk rupiah. Pernyataan diatas juga didukung oleh temuan Lubis (2014)
dimana dengan parsial jam kerja dan upah menyumbangkan dampaknya dengan
dibandingkan upah.
kesehatan kerja dan jam kerja dengan produktivitas kerja. Jam kerja yang terlalu
kini dapat dengan mudah diakses melalui ponsel. Transportasi online berkembang
online salah satunya adalah Gojek. Gojek merupakan perintis layanan transportasi
transportasi online seperti aman, mudah, nyaman, murah dan lainnya sehingga
banyak yang meminati. Gojek telah menghasilkan banyak hasil positif baik secara
yang biasa disebut sebagai pengemudi Gojek, karena ketentuan jam kerja yang
fleksibel.
adanya faktor-faktor seperti kesehatan dan jam kerja. Kesehatan kerja adalah
karyawan. Jam kerja, di sisi lain, merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
Karena bekerja di luar ruangan membuat para driver kerap mengalami gangguan
penelitian ini:
H1
40
Informasi:
: Pengaruh Bersamaan
: Pengaruh Individual
penyempurnaan lebih lanjut. Ini berfungsi sebagai jawaban atau dugaan awal yang
penelitian:
H3 : Tersedia pengaruh positif dan signifikan antara kesehatan kerja dan jam
kerja bagi produktivitas kerja pada driver Gojek roda dua di Kota
Denpasar.
BAB III
METODE PENELITIAN
driver Gojek roda dua yang tersebar di berbagai wilayah di Kota Denpasar.
Sementara untuk waktu penelitian ini berlangsung mulai bulan Januari 2023
pengelolaan yang optimal dari sejumlah faktor yang mampu memberikan dampak
bagi ketepatan penelitian tertentu. Konsep disain studi ini dipergunakan melalui
dua cara yang berbeda. Pertama, ini berfungsi sebagai strategi kajian studi dalam
kausal antara variabel yang memberikan pengaruh dan yang dipengaruhi. Metode
37
38
pengaruh satu variabel bagi variabel lain dan selanjutnya mengeksplorasi variabel
tahapan yang berbeda, yang meliputi: (a) menentukan masalah, (b) mengkaji teori,
(c) perumusan hipotesis, (d) mengumpulkan data, (e) mengolah data, dan (f)
menarik kesimpulan.
identifikasi korelasi atau hubungan sebab akibat dari variabel independen dan
dependen. Pada kajian studi ini variabel bebasnya mencakup kesehatan kerja (X1)
dan jam kerja (X2) dan variabel terikatnya yakni produktivitas kerja (Y).
1. Data Primer
Data primer mengacu pada data yang dikumpulkan langsung dari individu
jam kerja bagi produktivitas kerja. Pada konteks ini data diperoleh
2. Data Sekunder
3.3.1. Populasi
mutu dan karakteristik berbeda yang telah diidentifikasi oleh pengkaji untuk
dipergunakan pada studi ini yakni seluruh driver Gojek roda dua/sepeda motor
yang berada di wilayah Kota Denpasar yang masih aktif dan terdaftar resmi
3.3.2. Sampel
Spesimen merupakan bagian dari kuantitas dan atribut yang ada dalam
kendala seperti sumber daya yang terbatas, termasuk tenaga, dana, dan waktu,
pengkaji bisa memilih untuk mempergunakan sampel yang diambil dari populasi.
yang mengacu kepada kriteria atau tujuan tertentu. Kriteria seleksi peserta adalah
seperti berikut.
40
1.
Driver Gojek roda dua yang rutin aktif dan beroperasi di wilayah Kota
Denpasar.
2.
Driver Gojek roda dua yang terdaftar resmi sebagai mitra driver Gojek di
Kota Denpasar.
3.
Driver Gojek roda dua yang memiliki pengalaman kerja selama kurang
lebih 6 bulan sebagai driver Gojek agar dapat mengisi kuisioner secara
dan maksimal 100 responden untuk mendapatkan perkiraan ukuran sampel yang
ditetapkan.
Subjek pada studi ini yakni orang-orang yang terlibat dalam studi ini,
pada kajian studi ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah para driver
Gojek roda dua aktif dan terdaftar sebagai mitra resmi Gojek yang tersebar dan
1. Kuesioner
pernyataan mengenai masalah yang diujikan pada studi ini ( pengaruh kesehatan
kerja dan jam kerja adalah variabel X, sedangkan variabel Y adalah produktivitas
tertentu. Skala tersebut akan dilabuhkan oleh kutub-kutub yang kontras, seperti
Investigasi ini akan menetapkan skor untuk setiap tanggapan peserta berdasarkan
2. Studi Pustaka
42
sumber artikel, berita, majalah, buku, literatur, dan temuan penelitian yang relevan
variabel kesehatan kerja, jam kerja dan produktivitas kerja. Kajian studi inipun
fokus pengamatan dan menjadi gejala yang perlu diteliti. Variabel pada kajian
dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau hasil dari kehadiran variabel
independen (Sugiyono, 2014). Pada kajian studi ini, variabel terikat yang
atau stimulus, sering digunakan dalam studi penelitian. Variabel yang dimaksud
Pada kajian studi ini, variabel bebasnya yakni kesehatan kerja dan jam kerja.
Adapun penjelasannya:
dalam sistem produksi tertentu. Menurut Joy (2018), produktivitas mengacu pada
barang atau jasa yang diperoleh dari sumber input yang digunakan, dan biasanya
diukur sebagai rasio antara output dan input. Produktivitas dapat didefinisikan
sebagai proporsi total input selama periode waktu tertentu terhadap total
didefinisikan sebagai tingkat efektifitas dan efisiensi dalam perolehan barang dan
a. Kuantitas kerja.
b. Kualitas kerja.
c. Ketepatan waktu.
keseluruhan. Seseorang dianggap sehat jika tidak memiliki penyakit, cedera, atau
44
permasalahan mental dan emosi yang dapat menghalangu kegiatan manusia secara
umum.
dipekerjakan.
c. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan area yang lebih luas daripada ruang kerja
Perlindungan tenaga kerja ialah peralatan dan fasilitas yang diberikan bagi
Menurut Sukartini (2014), jam kerja mengacu pada lamanya waktu, diukur
dalam jam, yang dialokasikan kepada tenaga kerja untuk tujuan penyelesaian
tugas mereka. Investigasi ini menggunakan variabel jam kerja, yang mengacu
pada durasi waktu yang dialokasikan pengemudi Gojek di Kota Denpasar untuk
dihitung dalam jam atau hari. Indikator jam kerja terdiri dari:
45
a. Waktu kerja.
b. Waktu istirahat.
c. Waktu lembur
variabel penelitian secara efektif dan mencapai tujuan penelitian. Variabel yang
digunakan dalam penyelidikan ini terdiri dari dua kategori yang berbeda,
kisi-kisi yang terdiri dari berbagai instrumen penelitian yang digunakan untuk
pengumpulan data:
atau pertanyaan yang kurang dipahami artinya, menyingkirkan kata atau kalimat
Proses pengujian instrumen meliputi penilaian validitas dan reliabilitas. Tujuan uji
validitas adalah untuk memastikan kebenaran butir soal, sedangkan uji reliabilitas
bertujuan untuk mengukur sejauh mana instrumen dapat diandalkan sebagai alat
pengumpul data.
1) Validitas Instrumen
diukur. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas yang baik bila mampu
mengukur gejala yang dituju dengan tepat. Validitas suatu alat ukur
reliabel.
2) Reliabilitas Instrumen
mengacu pada ketepatan suatu alat ukur dalam menilai variabel yang
Mengacu pada Asra (2015) teknik analisis data ialah suatu proses
mengukur secara tepat konstruk atau variabel yang dimaksud (Ferdinand, 2006).
48
Uji validitas yang dipakai didalam kajian studi ini untuk memaparkan keberlakuan
alat ukur data terhadap objek yang akan diukur (Ferdinand, 2006). Menilai
khususnya SPSS untuk Windows 26. Bila alat ukur menunjukkan hubungan yang
substansial antara nilai target dan skor keseluruhan, alat penilaian dianggap valid.
(Ghozali, 2001).
instrumen untuk secara konsisten mengukur fenomena tertentu selama durasi yang
data yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan teknik uji reliabilitas dengan
instrument dianggap reliabel bila nilai alpha > 0,6 (Ghozali, 2001).
independen yang diamati dalam model regresi, seperti yang dikemukakan oleh
Pada penelitian ini salah satu teknik dalam mendeteksi tersedia dan
perolehan hasil variance inflation factor (VIF) dan nilai tolerance. Jika tolerance
mendekati 1 dan nilai VIF berkisar dari 1 sampai 10, maka dapat ditarik
antara ZPRED dan SRESID melibatkan pengamatan yang cermat. Secara khusus,
sumbu Y yang diprediksi diplot pada sumbu Y, sedangkan sisa (yaitu perbedaan
antara nilai Y yang diprediksi dan sebenarnya) diplot pada sumbu X. Pendekatan
ini telah diteliti sebelumnya oleh Ghozali (2001). Menurut Ghozali (2001), uji
pola yang terlihat, seperti titik-titik berbentuk teratur yang menunjukkan tren
Dengan tidak adanya pola yang terlihat dan dengan penyebaran titik dan distribusi
nilai sumbu Y di atas dan di bawah 0, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
heteroskedastisitas.
50
Tujuan uji normalitas adalah untuk menilai apakah variabel bebas model
regresi, variabel terikat, atau kedua variabel sesuai dengan distribusi normal.
Menurut Ghozali (2001), model regresi dianggap efektif bila data statistik
terdistribusi secara normal sepanjang sumbu diagonal dari plot distribusi normal.
dengan data aktual. Menurut Ghozali (2001), kriteria penentuan normalitas data
di sekitar garis diagonal dan mengarah ke garis diagonal, atau apakah histogram
menyimpang dari garis diagonal dan/atau tidak sesuai dengan arahnya, atau jika
model regresi tidak memenuhi kriteria asumsi normalitas. Uji normalitas juga
pengaruh kesehatan kerja (X1) dan jam kerja (X2) bagi produktivitas kerja (Y)
driver Gojek roda dua di Kota Denpasar. Persamaan regresi linear berganda
Y = α + β1 X2 + β2 X2 + ε
Informasi :
51
Y = Produktivitas kerja
X1 = Kesehatan kerja
X2 = Jam kerja
α = Nilai Konstanta
ε = Error
secara simultan dan parsian. Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk
mengumpulkan suatu bukti berupa data untuk memutuskan apakah menerima atau
secara dengan bersamaan bagi variabel tetap (Santoso, 2013). Bila F hitung > F
tabel dan signifikansinya < 0,05 (α = 5%), diartikan variabel bebas dengan
1.
F hitung < F tabel, hipotesis ditolak.
52
2.
F hitung > F tabel, hipotesis diterima.
1.
Signifikansinya > 0,05, hipotesis ditolak.
2.
Signifikansinya < 0,05, hipotesis diterima.
independen terhadap variabel tetap, secara parsial. Prosedur statistik yang dikenal
sebagai uji t melibatkan perbandingan nilai t yang dihitung, atau t hitung, dengan
nilai t kritis yang ditemukan dalam tabel t (Santoso, 2013). Dapat disimpulkan
tetap jika t hitung melebihi t tabel dan nilai signifikansi dibawah 0,05. Untuk
mendapatkan hasil uji-t, sangat penting untuk memiliki nilai t-tabel yang sesuai.
Dalam menilai perolehan t tabel yaitu melalui formula df = n (70) – k (2) = 68.
1.
t hitung < t tabel, hipotesis ditolak.
2.
t hitung > t tabel, hipotesis diterima.
1.
Signifikansinya > 0,05, hipotesis ditolak.
2.
Signifikansinya < 0,05, hipotesis diterima.
53
determinasi berkisar dari nol hingga satu. Ketika nilai R2 rendah, ini
statistik untuk menentukan sifat hubungan antara dua atau lebih variabel yang
sedang diselidiki (Seniati dkk, 2005). Hipotesis statistik mempunyai dua bentuk;
populasi sampel yang meliputi status, usia, jenis kelamin, masa kerja,
Tabel 4.1
Hasil Uji Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1. Laki-laki 61 87,1 %
2. Perempuan 9 12,9 %
Jumlah 70 100,0%
Sumber: Hasil analisis pada SPSS.
perempuan. Jumlah total responden yang dipilih bagi kajian studi ini
Tabel 4.2
Hasil Uji Frekuensi Berdasarkan Usia Responden
No. Usia (Tahun) Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1. 18 – 30 44 62,8%
2. 31 – 40 17 24,3%
3. 41 – 50 6 8,6%
4. > 50 3 4,3%
Jumlah 70 100,0%
Sumber : Hasil analisis pada SPSS
usia 41-50 tahun sejumlah 6 driver Gojek dan usia diatas 50 tahun
driver Gojek di kota Denpasar dari total responden yang dipilih untuk
Tabel 4.3.
Hasil Uji Frekuensi Berlandaskan Status Informan
Dalam tabel 4.3, membuktikan driver Gojek yang berstatus lajang berjumlah 27
orang dan driver Gojek yang berstatus sudah menikah berjumlah 43 orang. Bisa
ditarik simpulannya yakni karateristik informan pada kajian studi ini didominasi
informan yang sudah menikah yaitu sebanyak 43 responden atau driver Gojek di
Kota Denpasar, dari total jumlah responden pada kajian studi ini yakni sejumlah
70 orang driver.
57
Tabel 4.4.
Hasil Uji Frekuensi Berdasarkan Pengalaman Bekerja Responden
driver Gojek yang memiliki pengalaman bekerja selama 1-2 tahun memiliki
selama 3-5 tahun memiliki frekuensi sebanyak 26 orang dan driver Gojek yang
ditarik simpulannya yakni ciri-ciri informan dalam kajian studi ini didominasi
oleh informan yang mempunyai pengalaman bekerja 3-5 tahun yaitu sebanyak 26
Tabel 4.5.
Hasil Uji Frekuensi Berdasarkan Periode Bekerja Responden
7. 7x /Minggu 7 10%
Jumlah 70 100,0%
Sumber : Hasil analisis pada SPSS
orang, driver dengan periode bekerja sebanyak 2x dalam seminggu tidak memiliki
seminggu tidak memiliki frekuensi atau 0 orang, driver dengan periode bekerja
informan didalam kajian studi ini didominasi informan atau driver melalui periode
Gojek di Kota Denpasar, dari total jumlah responden pada penelitian ini yaitu
Tabel 4.6.
Hasil Uji Frekuensi Mengacu Kepada Status Kepemilikan Akun Informan
dengan akun milik sendiri memiliki frekuensi sebanyak 70 orang dan driver
59
Gojek dengan akun milik orang lain tidak memiliki frekuensi atau 0 orang. Bisa
ditarik simpulannya yakni ciri-ciri informan didalam kajian studi ini didominasi
informan dengan akun milik sendiri yakni sebanyak 70 responden atau driver
Gojek di Kota Denpasar, dari total jumlah responden pada penelitian ini yaitu
Pada kajian studi ini dilaksanakan uji validitas pada 70 informan. Proses
demikian item/ pernyataan tersebut valid ataupun sebaliknya dan bisa juga
Tabel 4.7
60
R hitung
Butir Sig. R tabel Kriteria
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Jam Kerja (X2)
Correlation) > r tabel sebanyak 0,235 dan mempunyai hasil signifikansi < 0,05.
Tabel 4.9.
Hasil Uji Validitas Variabel Produktivitas Kerja (Y)
62
(Corrected Item-Total Correlation) > r tabel sebanyak 0,235 dan mempunyai hasil
signifikansi < 0,05, sementara hanya 1 pernyataan yang masuk pada kriteria tidak
valid sebab hasil r hitung (Corrected Item-Total Correlation) < r tabel sebanyak
yang terinformasi. khususnya tingkat alfa 0,60. Suatu variabel dikatakan reliabel
jika nilai alpha-nya melebihi 0,60. Sebaliknya, jika nilai alpha dari variabel yang
diteliti kurang dari 0,60 maka tidak dapat dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas
Tabel 4.10
63
Reliability Statistics
kesehatan kerja sebanyak 0,713 > 0,60. Karenanya bisa ditarik simpulan
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Reliabilitas Terhadap Variabel Jam Kerja
Reliability Statistics
Sumber : Hasil
Reliability Statistics
analisis pada SPSS
Cronbach's Alpha N of Items
Mengacu .615 5 kepada tabel 4.11,
membuktikan perolehan
cronbach’s alpha pada jam kerja sebnayak 0,679 > 0,60. Karenanya bisa
dimaknai bahwasanya seluruh pernyataan dalam variabel jam kerja (X2) masuk
Tabel 4.12
Hasil Pengujian Reliabilitas Terhadap Variabel Produktivitas Kerja
64
reliable.
tiga uji asumsi konvensional, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas. Hasil dari tiga penilaian yang digunakan dalam penelitian ini
prasyarat analisis data, yang biasa dikenal dengan uji asumsi klasik. Uji
mendekati sebaran normal, yang ditandai dengan pola yang menyerupai sebaran
normal data. Untuk mengetahuinya terdapat beberapa metode uji normalitas yaitu
pendistribusian data pada sumber diagonal pada grafik normal P-Plot dan yang
Unstandardized
Residual
N 70
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 1.42041569
Most Extreme Differences Absolute .086
Positive .058
Negative -.086
Test Statistic .086
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Mengacu kepada Tabel 4.13, nilai asymp. Sig. (2-tailed) pada variabel
kesehatan kerja dan variabel jam kerja bagi produktivitas kerja senilai 0,200 yaitu
1. Jika data menunjukkan sebaran yang sejajar dengan garis diagonal atau
tersebut sesuai dengan distribusi normal. Dalam kasus seperti itu, regresi
2. Sebaliknya, ketika titik data menyimpang dari garis diagonal atau tidak
sesuai dengan diagonal atau plot histogram, dapat disimpulkan bahwa pola
kerja dan jam kerja bagi produktivitas kerja. Dalam gambar grafik, membuktikan
bahwa garis diagonal diikuti atau didekati oleh titik-titik, karenanya bisa diartikan
normalitas dapat dipenuhi oleh model regresi. Sementara hasil dari uji histogram
dianggap memuaskan jika tidak ada korelasi antara variabel independen. Namun,
jika ada variabel independen yang menunjukkan korelasi satu sama lain, dapat
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
68
kerja” sebanyak 0,469 dan untuk variabel “jam kerja” 0,469. Berdasarkan hasil
tolerance untuk masing-masing variabel memperoleh nilai > 0,10 yaitu sebesar
nilai VIF variabel kesehatan kerja dan jam kerja senilai 2,131. Berdasarkan hasil
nilai VIF tiap variabel menunjukkan nilai < 10, karenanya bisa diartikan tidak
tersedia multikolinearitas.
masalah heteroskedastisitas.
2. Bila tidak terdapat pola yang jelas atau titik-titiknya menyebar, hal ini
beraturan di atas 1 dan 0 disumbu Y atau titik-titik tidak ada terbentuk sebuah
metodologi yang dipilih untuk analisis data. Pemanfaatan analisis regresi linier
berganda digunakan untuk memastikan dampak dari dua atau lebih variabel
Mengacu pada peorlehan uji regresi linier berganda pada tabel diatas,
Rumus : Y = α + β1 X1 + β2 X2
: Y = 6,180 + 0,494 X1 + 0,581 X2
b. Nilai koefisien regresi (X1) Kesehatan Kerja (β1) sebanyak 0,494 yang
c. Nilai koefisien regresi (X2) Jam Kerja (β2) sebanyak 0,581 melalui nilai
setiap kenaikan jam kerja yang dimiliki driver meningkat, akan disertai
jam kerja yang dimiliki driver menurun, akan disertai dengan penurunan
produktivitas kerja.
Apabila dihasilkan nilai signifikan uji t < 0,05 demikian bisa ditarik kesimpulan
parsial. Investigasi ini menggunakan uji-t untuk menilai dampak parsial kesehatan
kerja dan jam kerja terhadap produktivitas kerja. Tujuannya adalah untuk
parsial adalah:
Cara Pertama
Cara Kedua:
Berikut adalah hipotesis secara parsial pada kajian studi ini, yaitu:
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Beta sejumlah 0,397 serta nilai
yakni hasil signifikan harus < 0,05 sementara, hasil nilai signifikan dari variabel
kesehatan kerja (X1) diperoleh sebesar 0,007 atau lebih kecil dari 0,05 demikian
bisa ditarik simpulan menerima H1. Syarat dalam mengambil keputusan cara yang
kedua, yaitu untuk menemukan nilai t tabel menggunakan rumus df = n(70) – k(2)
= 68 ; dua sisi signifikan (0,025) = 1,995, jadi dalam pengambilan keputusan yang
kedua t hitung harus > t tabel (1,995), sementara untuk variabel kesehatan kerja
memperoleh t hitung sebesar 3,276, jadi t hitung (3,276) > t tabel (1,995)
keputusannya yakni signifikansinya wajib kurang dari 0,05 sementara, hasil nilai
signifikan dari variabel jam kerja (X2) diperoleh sebanyak 0,000 < 0,05 dengan
keputusan cara yang kedua yaitu, untuk menemukan nilai t tabel menggunakan
rumus df = n(70) – k(2) = 68 ; dua sisi signifikan (0,025) = 1,995, jadi dalam
pengambilan keputusan yang kedua t hitung harus > t tabel (1,995), sementara
untuk variabel jam kerja memperoleh t hitung sebesar 5,481, jadi t hitung (5,481)
> t tabel (1,995) maka H2 diterima. Dengan demikian bisa ditarik simpulan
memaparkan variabel dependen. Pada penelitian ini kesehatan kerja (X 1) dan jam
produktivitas tenaga kerja (Y) dan apakah model yang dipergunakan sinkron atau
ANOVAa
74
0,000, ketentuan dalam mengambil keputusannya yakni hasil signifikan < 0,05
mengambil keputusan cara yang kedua yaitu, untuk menemukan nilai F tabel
sebanyak 3,13 , jadi dalam mengambil keputusan yang kedua F hitung wajib
39,520 , jadi F hitung (39,520) > F tabel (3,13) maka H3 diterima. Karenanya bisa
ditarik simpulan bahwasanya variabel kesehatan kerja (X1) dan jam kerja (X2)
kerja (Y).
menghitung proporsi varian dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
kerja pengemudi Gojek roda dua di Kota Denpasar. Hal ini didukung oleh nilai R
square sebesar 0,541 yang menunjukkan bahwa 54,1% varian produktivitas kerja
kesehatan kerja berpengaruh signifikan bagi produktivitas kerja driver Gojek roda
dua di Kota Denpasar. Hasil studi inipun senada dengan studi Setiawan (2013)
signifikan dan positif bagi produktivitas karyawan. Hal inipun senada dengan
penjelasan Tulus (1992) dimana dengan terdapatnya program kesehatan yang baik
yang memberi manfaat materi kepada karyawan karena absensi yang lebih sedikit,
76
bekerja di lingkungan yang lebih nyaman sehingga bisa bekerja lebih lama secara
melalui pembentukan lingkungan kerja yang sehat. Hal inipun bisa melindungi
masalah lainnya.
berusia dibawah 30 tahun pun juga dapat terkena gangguan kesehatan baik yang
Masalah kesehatan tidak bisa lepas dari para driver Gojek karena resiko
kesehatan fisik dan mental mereka. Dengan demikian, sangat penting untuk
maupun jangka panjang kerap membayangi para driver Gojek. Kesehatan kerja
atau semangat driver dalam bekerja, jika driver memiliki kesehatan kerja yang
buruk, maka driver menjadi lebih sering absen atau tidak bekerja sehingga
driver harus bisa menjaga kondisi agar senantiasa sehat. Hal-hal yang dapat
dilakukan adalah perbanyak minum air putih, tidak telat makan, selalu memakai
segera periksa ke dokter. Hal selanjutnya yang dapat dilakukan oleh driver
Semua driver ingin bekerja dengan lingkungan yang nyaman dan sehat, hal itu
membuat driver akan mampu bekerja semakin lama dan membuat peningkatan
bagi produktivitas menjadi semakin maksimal. Gojek juga turut berperan dalam
untuk memberikan tip yang lebih untuk para driver yang selanjutnya akan
supaya kesehatan driver lebih terjaga. Hal selanjutnya yang dapat dilakukan
kesehatan bagi para driver dengan berkesinambungan baik dengan langsung dan
tidak langsung.
Hasil dari analisis pada kajian studi ini membuktikan bahwasanya secara
parsial jam kerja memiliki dampak positif dan substansial bagi produktivitas
kerja driver Gojek roda dua di Kota Denpasar. Hal ini menunjukkan korelasi
positif antara jam kerja driver Gojek dengan produktivitas kerja mereka. Temuan
ini sejalan dengan penelitian Lubis (2014) yang menyatakan bahwa produktivitas
kerja dipengaruhi secara signifikan oleh jam kerja. Sementara studi yang
78
individu di tempat kerja berkorelasi positif dengan lamanya masa kerja mereka.
meningkat.
total 70 responden telah menikah. Hal ini menyebabkan para driver yang telah
menikah tersebut diharuskan memiliki jam kerja yang konsisten dan diatas rata-
rata agar lebih proukfif lagi dalam menambah penghasilan. Dikarenakan jika
seorang driver telah menikah maka driver tersebut memiliki kewajiban atau
pokok, biaya sekolah, biaya tempat tinggal, cicilan dan biaya lainnya. Hal ini
berdasarakan periode bekerja seluruh driver Gojek bekerja dengan periode diatas
atau tidak mengambil libur selama satu minggu, penyebabnya dipastikan adalah
kebutuhan pokok.
pesanan atau poin yang dapat dikumpulkan oleh driver sehingga produktivitas
untuk mencapai target yang berupa bonus/insentif yang telah disediakan oleh
mereka dan terlibat dalam kegiatan santai melalui relaksasi. Hal inipun senada
dengan teori Argawal et al. (2013) dalam kajian studi Camerer et al. (1997)
tambahan mereka. Selain itu, kondisi perekonomian driver Gojek pun akan lebih
hidup sehari-hari dengan demikian para driver beserta keluarganya akan lebih
sejahtera.
Pekerjaan driver Gojek tidak terikat oleh waktu atau jam kerja, driver
dapat dengan bebas menjadi penentu jam kerjanya maupun dapat disebut
survival time model. Survival time adalah model yang mencerminkan pekerja
pada konteks ini, pekerja bebas berhenti melakukan pekerjaan kapan saja apabila
pekerja merasa telah mendapatkan penghasilan dari tarif yang diperoleh, maka
terdapat korelasi positif antara jumlah jam kerja dan tingkat produktivitas yang
melakukan pekerjaan, maka orang tersebut akan bekerja lebih keras untuk
Gojek memberikan target yang berupa bonus bagi para drivernya yang
kerja. Driver Gojek beranggapan semakin banyak jam kerja yang diambil,
otomatis makin besar juga peluang memperoleh orderan agar tercapainya target
atau bonus. Orderan atau pesanan tidak dapat diperoleh secara pasti jumlahnya
karena sistem pembagiannya yang acak bagi semua driver Gojek, dengan
demikian, banyaknya jam kerja yang diambil otomatis lebih mempunyai peluang
peningkatan bagi produktivitas kerja. Adapun sejumlah hal yang bisa dilakukan
oleh driver seperti, konsisten dalam menentukan jam kerja setiap harinya dan
pembagian orderan yang bersifat acak, maka dari itu diperlukan jam kerja yang
sebanyaknya sehingga target atau bonus yang telah ditetapkan oleh Gojek dapat
tercapai. Sementara itu hal yang harus dilakukan Gojek untuk mendorong
drivernya agar menjadi lebih produktif adalah Gojek masih perlu mengapresiasi
kerja keras driver dengan memberikan bonus atau insentif yang lebih banyak
kepada drivernya yang telah meluangkan waktu untuk bekerja kerja keras demi
driver tentu akan memberi keuntungan bagi perusahaan Gojek sendiri. Gojek
juga harus tegas seperti memberikan teguran atau sanksi bagi para drivernya
dan tidak tentu dalam bekerja, jam kerja yang berantakan, pelayanan buruk serta
Kerja
Hasil analisis dalam kajian studi ini membuktikan kesehatan kerja dan
signifikan bagi produktivitas kerja driver Gojek roda dua di Kota Denpasar.
Hasil temuan inipun didukung Rizky (2019) dimana jam kerja, keselamatan kerja
Terdapat pula penjelasan Tiffin dan Cormick (dalam Edy, 2011), sejumlah
1. Faktor dalam diri individu, yakni kondisi fisik individu, motivasi, umur
dan kelelahan.
upah, lama kerja, waktu istirahat, lingkungan sosial, keluarga dan bentuk
organisasi.
Faktor dalam diri individu seperti keadaan fisik dan kelelahan termasuk
dalam variabel kesehatan kerja, sementara faktor diluar individu seperti lama
bekerja dan waktu istirahat termasuk dalam variabel jam kerja, jadi secara
bagi produktivitas kerja karena kedua variabel tersebut termasuk dalam faktor-
4.5. Implikasi
kerja. Setiap kenaikan kesehatan kerja yang dimiliki driver meningkat, akan
kesehatan kerja yang dimiliki driver menurun, akan disertai dengan penurunan
menghasilkan semangat kerja yang tinggi dan kepatuhan yang lebih besar
terhadap standar kerja. Akibatnya, ini dapat mengarah pada penyelesaian tugas
yang lebih efisien. Kesehatan kerja dari setiap driver Gojek harus selalu
diperhatikan agar driver dapat melakukan pekerjaan dengan sehat dengan tidak
membuat bahaya bagi diri sendiri ataupun masyarakat sekitar dengan demikian
sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu faktor yang
karyawan tetapi juga untuk organisasi. Karyawan yang memiliki kesehatan mental
dan fisik yang baik kemungkinan akan berkontribusi pada lingkungan kerja yang
yang dibuktikan dengan korelasi positif dan signifikan secara statistik antara
kedua variabel tersebut. Jumlah jam kerja merupakan variabel yang berdampak
pada produktivitas kerja. Makin lama jam kerja dari driver, dengan demikian
semakin besar peluang driver untuk mendapatkan orderan dan begitu juga
sebaliknya. Sistem pembagian orderan yang bersifat acak membuat driver harus
lebih memperhatikan jam kerjanya, maka dari itu produktivitas kerja driver Gojek
kurang dari 7 jam dan dalam satu minggu kurang dari 35 jam. Selain itu
perusahaan juga menetapkan aturan cuti dan istirahat bagi setiap karyawan. Jam
kerja yang berlebihan juga akan berdampak pada karyawan itu sendiri seperti
maka dari itu adanya aturan jam kerja baik akan menguntungkan karyawan dan
perusahaan.
86
BAB V
PENUTUP
5.1. Rangkuman
yang dicapai (output) dibandingkan dengan total sumber daya yang dikeluarkan
(input).
kesehatan kerja dan durasi jam kerja. Mathias dan Jackson (2012)
mencirikan jam kerja sebagai durasi waktu yang dialokasikan untuk aktivitas
kerja dan jam kerja terhadap produktivitas kerja pada pengemudi Gojek roda dua
di Kota Denpasar, baik secara individu maupun kolektif. Hasil yang diantisipasi
dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi berharga, penegasan, dan
meliputi uji validitas, reliabilitas, dan uji asumsi klasik. Yang terakhir meliputi
mencakup seluruh populasi pengemudi Gojek roda dua yang beroperasi di Kota
penelitian menunjukkan bahwa jam kerja juga berpengaruh positif dan signifikan
yang dilakukan pada kesehatan kerja dan jam kerja mengungkapkan dampak
Gojek di Kota Denpasar. Hasil temuan uji koefisien determinasi (R2) yang
dilakukan pada variabel kesehatan kerja dan jam kerja menunjukkan bahwa
5.2. Kesimpulan
simpulannya yakni:
1.
Kesehatan kerja mempunyai pengaruh bagi produktivitas kerja driver
nilai signifikansinya 0,007 < 0,05 dan diperoleh nilai t hitung sebanyak
3,276, dan nilai t hitung 3,276 > dari nilai t tabel sebanyak 1,995 yang
2.
Jam kerja mempunyai pengaruh bagi produtkivitas kerja driver Gojek.
diperoleh nilai signifikansi sebanyak 0,000 < 0,05 dan t hitung 5,481 > t
produktivitas kerja.
3.
Kesehatan kerja dan jam kerja dengan bersamaan menyumbangkan
0,000 < 0,05 dan juga didapatkan nilai f hitung 39,520 dan > f tabel
sebanyak 3,13 yang diasumsikan kesehatan kerja dan jam kerja dengan
produktivitas kerja.
89
5.3. Saran
Mengacu kepada hasil, uraian bahasan, dan simpulan yang ada dalam
kajian studi ini, dengan demikian bisa diberikan masukan yang bersifat
akan tetapi masih diperlukan perlengkapan lain seperti jas hujan apabila
mengenai pembatasan jam kerja bagi driver ojek online termasuk driver
Gojek. Seperti yang diketahui saat ini tidak ada aturan atau kebijakan
mengenai pembatasan jam kerja bagi para driver Gojek, akan tetapi sisi
perlu bekerja lebih lama daripada jam kerja biasanya. Di sisi lainnya
human error, tidak fokus dan sebagainya sehingga bisa berdampak buruk
3. Saat ini Gojek sudah menyediakan bonus atau insentif bagi para
drivernya bila mencapai target tertentu, hal ini dilakukan agar para
produktivitas kerja sangat penting bagi perusahaan, maka dari itu Gojek
berharga sebagai bentuk apresiasi bagi para driver Gojek yang sudah
bidang ini.