Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEORI MANAJEMEN

TAHAP PERENCANAAN DARI PT GOJEK INDONESIA


Disusun untuk memenuhi Tugas Individu Teori Manajemen
Dosen Pengampu:
Muhammad Adli Salsabila, S.Si, M.Si.

Disusun Oleh :
NAMA : RAMA IQSAN MAULANA
NIM : 1234030018
JURUSAN/KELAS : MD 1A
PT GOJEK INDONESIA

PT Gojek Indonesia merupakan sebuah perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang
layanan jasa transportasi secara online yang dipesan melalui akses smartphone.
Perusahaan ini didirikan oleh orang Indonesia yang bernama Nadiem Makarim. Adapun
6 tahap perencanaan organisasi yang dilakukan oleh perusahaan PT Gojek dalam
membangun perusahaan ini untuk menjadi maju dan berkembang. Berikut
penjelasannya,

Tahap Diagnosis

Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi yang semakin pesat,
jasa transportasi konvensional perlahan mulai kurang diminati oleh masyarakat.
Keaadaan tersebut terjadi karena munculnya jasa transportasi online yang dianggap
lebih efektif untuk masa sekarang, baik dari segi harga dan pelayanan maupun
keamanan. Jasa transportasi online bisa disebut juga sebagai aplikasi ridesharing yang
mulai muncul di Indonesia pada tahun 2014. Pada awal kemunculannya dimulai oleh
aplikasi Uber yang mengusung UberTaxi sebagai jasa transportasi berbasis online, yang
kemudian diikuti dengan kemunculan Gojek, Grab, dan yang terbaru Maxim. Jasa
transportasi online merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat akan jasa
transportasi yang mudah didapatkan, nyaman, cepat, dan murah. Selain itu, pada masa
sekarang teknologi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam aspek global
karena dunia terus berkembang ke arah modernisasi berbagai aspek, oleh karena itu
setiap negara harus mampu bersaing dengan pemanfaatan teknologi serta
mengaplikasikannya di dalam aktivitas. Salah satu perusahaan yang menyediakan jasa
transportasi online adalah Gojek. PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau yang lebih
dikenal dengan Gojek (sebelumnya go-jek) merupakan sebuah perusahaan teknologi
asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa transportasi online.

Pendirian perusahaan Gojek ini di awali dengan munculnya ide kreatif dari
Nadiem Makarim yang merupakan salah satu pemilik dari perusahaan ini.
Sebagai seorang yang sering menggunakan transportasi ojek, Nadiem melihat ternyata
sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh pengemudi ojek hanyalah sekadar mangkal
menunggu penumpang. Padahal, pengemudi ojek akan mendapatkan penghasilan yang
lumayan bila banyak penumpang. Selain itu, ia melihat ketersediaan jenis transportasi
ini tidak sebanyak transportasi lainnya sehingga seringkali cukup sulit untuk dicari.
Ia menginginkan ojek yang bisa ada setiap saat dibutuhkan. Dari pengalamannya
tersebut, Nadiem Makarim melihat adanya peluang untuk membuat sebuah layanan
yang dapat menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek. Ide ini tercetus ketika
Nadiem dan Michaleangelo merasa bahwa ojek pangkalan tidak efisien, baik dari sisi
pengendara maupun dari sisi pengguna. Biasanya ojek pangkalan bisa menghabiskan
waktu delapan hingga sepuluh jam namun hanya mengangkut tak lebih dari tujuh
penumpang. Karena fenomena inilah Nadiem Makarim mendapatkan ide cerdas tentang
adanya peluang menghubungkan tukang ojek dengan penumpang. Imbasnya pada
tanggal 13 Oktober 2010 Gojek Indonesia resmi didirikan, sementara hanya dengan 20
pengemudi dan menggunakan Call Center untuk sistem pemesanannya. Selang 4 tahun
kemudian, dibantu dengan semakin meroketnya Uber, Nadiem Makarim mulai
mendapatkan tawaran investasi. Puncaknya pada tanggal 7 Januari 2015, Gojek
Indonesia merilis sebuah aplikasi berplatform Android dan iOS untuk menggantikan
sistem pemesanan dengan call center.

Tahap Prognosis

PT Gojek Indonesia mengintegrasikan prinsip-prinsip sustainability dalam operasional


dan pengembangan perusahaan, serta untuk memastikan seluruh aktivitasnya
menciptakan manfaat jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan. Kerangka
implementasi sustainability Gojek dirancang meliputi ketiga pilar, yaitu:

 GoGreener, memanfaatkan platform Gojek untuk mengubah perilaku dalam


skala besar dan memungkinkan semua orang untuk menjalani gaya hidup yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan.
 ‌GoForward, bertujuan untuk memberdayakan semua orang di ekosistem
perusahaan dengan menyediakan berbagai peluang untuk meningkatkan mata
pencaharian.
 ‌GoTogether, Berfokus pada penciptaan kesempatan dan akses yang setara untuk
semua orang di dalam organisasi perusahaan.
Dampak positif (positive impact) adalah bagian dari DNA Gojek sejak awal Gojek
dibangun, Gojek menyadari bahwa sebuah perusahaan harus selalu berupaya menjadi
lebih baik. Oleh karena itu, pada tahun 2020, Gojek memulai tahap pertama perjalanan
sustainability dengan mengukur dan mengumpulkan data untuk mengetahui dampak
lingkungan, sosial, dan ekonomi Gojek. Secara internal, Gojek menyiapkan struktur
kepemimpinan terbaik untuk mengidentifikasi, menilai dan mengelola isu-isu
ESG(Environment, Social, and Governance) yang muncul dalam ekosistem perusahaan.
Gojek selalu mematuhi semua regulasi yang berlaku serta senantiasa mengelola risiko
untuk melindungi kepentingan para pemangku kepentingan. Terkait dengan fokus baru
Gojek pada sustainability, Gojek melakukan optimalisasi operasional, peningkatan
kualitas keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, dan integrasi ESG ke dalam setiap
aspek signifikan bagi pertumbuhan Gojek. Dan menerapkan praktik-praktik
sustainability berstandar internasional dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh setiap
unit bisnis dan fungsi Gojek. Di masa mendatang, untuk mengakselerasi perkembangan
ini, Gojek akan menggunakan kemampuan berinovasi, guna menciptakan bisnis model
yang transformatif dan menyediakan produk dan jasa yang mengadopsi prinsip
sustainability. Gojek bangga akan pencapaian di masa lampau, namun Gojek juga
sangat bersemangat menyongsong masa depan. Maka dari itu Gojek membuat laporan
sustainability, untuk terus menerbitkan laporan sustainability secara berkala, dan
senantiasa transparan kepada seluruh pemangku kepentingan dalam memantau dan
menginformasikan progres serta strategi ke depan. Gojek berupaya bekerja dengan
tekun dan berkolaborasi dengan mitra-mitra independen, imparsial dan kredibel, agar
senantiasa mendapatkan masukan konstruktif yang sangat dibutuhkan di setiap tahap
perjalanan sustainability perusahaan. Gojek berkomitmen akan terus menjadi
perusahaan berbasis data, untuk memastikan seluruh metodologi dan pendekatannya
senantiasa tepat sasaran dan relevan. Gojek berharap dampak perusahaan dan ekosistem
Gojek dapat dirasakan secara positif, serta membawa perubahan baik bagi semua;
manusia dan bumi. Gojek berupaya mengevaluasi kinerja ESG perusahaan dengan
kerangka kerja tingkat internasional, dan berkomitmen untuk mendapatkan berbagai
akreditasi global. Ini adalah misi Gojek untuk senantiasa menjalankan bisnis dengan
lebih baik, agar Gojek dapat terus menciptakan nilai secara jangka panjang bagi semua
orang di dalam ekosistem perusahaan.
Tahap Tujuan

Gojek bertujuan sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam aspek sosial dan
lingkungan, mendorong orang-orang untuk maju, meningkatkan jejak lingkungan ini,
dan memastikan semua yang ada di ekosistem perusahaan sehat, aman, dan terlibat.
Selain itu Gojek bertujuan Mengadopsi standar terbaik di dunia dalam setiap aktivitas
sosial, lingkungan dan manajemen operasional perusahaan untuk memastikan
keberlangsungan bisnis. Gojek berkomitmen untuk menciptakan dampak positif yang
berjangka panjang untuk manusia dan planet ini. Adapun visi dan misi dari PT Gojek
Indonesia,

Visi : “Membantu memperbaiki struktur transportasi di Indonesia, mmberikan


kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti
pengiriman dokumen, belanja harian, dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta
turut mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta dan Indonesia kedepannya”

Misi :

1. Menjadikan PT Go-Jek Indonesia sebagai jasa transportasi tercepat dalam


melayani kebutuhan masyarakat Indonesia.
2. ‌Menjadikan PT Go-Jek Indonesia sebagai acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata
kelola struktur transportasi yang baik dengan menggunakan kemajuan teknologi.
3. ‌Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
4. ‌Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada pelanggan.

Tahap Strategi

Gojek mengungkapkan tiga strategi utama yang berfokus pada inovasi teknologi,
pengembangan variasi produk, dan dukungan bagi mitra untuk dampak jangka panjang.
Maksud dari tiga strategi utama Gojek yang dimaksud adalah sebagai berikut,

1. Inovasi teknologi untuk kepuasan pelanggan. Optimalisasi teknologi untuk


memberikan solusi yang lebih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan serta
preferensi pelanggan, seperti teknologi machine learning untuk rekomendasi
makanan dan strategi promo tepat sasaran di GoFood, perluasan akses untuk
memesan GoFood (GoFood di Tokopedia, web ordering), Jadwalin GoFood,
hingga fitur GoSend untuk estimasi ongkir lebih cepat dan draft order serta
penjadwalan pesanan GoBox. Tak hanya itu, layanan transportasi Gojek juga
akan dilengkapi dengan fitur opsi Alokasi Prioritas bagi pelanggan serta promo
GoPay Coins yang tepat sasaran.
2. Variasi produk yang terus dikembangkan untuk dorong pertumbuhan berbagai
segmen pelanggan. Gojek terus mengembangkan produknya untuk dapat
mengakomodir dan menyasar kebutuhan masyarakat di berbagai segmen
pelanggan. Contohnya, untuk merambah segmen pelanggan baru, GoFood
menghadirkan fitur Mode Hemat yang memberikan opsi gratis maupun diskon
ongkir bagi pelanggan. Sementara di sisi layanan transportasi, Gojek terus
melakukan ekspansi GoTransit untuk mempermudah mobilitas multi-moda, serta
menghadirkan layanan premium seperti GoCar Luxe dan GoRide XL yang
tawarkan pengalaman perjalanan lebih nyaman. Di layanan logistik, Gojek
meluncurkan layanan GoSend Car untuk pengiriman barang besar hingga kargo
untuk ukuran maksimal 100 kg.
3. Dukungan bagi mitra untuk dampak jangka panjang. Sejalan dengan komitmen
menjadi partner pertumbuhan bagi mitra di ekosistem, Gojek terus meluncurkan
beragam inisiatif seperti pelatihan, program dukungan dan pengembangan
komunitas. Untuk mitra driver, Gojek memperluas manfaat melalui Gojek
Swadaya, Bengkel Belajar Mitra, serta Tips Pintar di aplikasi GoPartner.
Sedangkan untuk mitra usaha kuliner, Gojek terus menambah modul
pembelajaran baru di Komunitas Partner GoFood (KOMPAG). Di sisi lain,
untuk online seller, Gojek mendorong komunitas Best Seller GoSend serta
ragam program menarik agar produk seller semakin dilirik pelanggan. Semua ini
bertujuan agar para mitra dapat memberikan layanan terbaik dan andal bagi para
pelanggan, dan pada akhirnya, dapat memberikan dampak sosial-ekonomi bagi
para mitra.

Tahap Taktik

Cara yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan transportasi publik
dengan sistem online di Indonesia adalah dengan memakai metode analisis SWOT.
Analisis SWOT digunakan untuk mengindentifikasi berbagai strategi PT. Gojek
Indonesia dalam mengembangkan trasnportasi online di Indonesia, secara sistematis
agar dapat merumuskan strategi suatu perusahaan. Analisis SWOT memiliki
kepanjangan yaitu lingkungan internal Strengths (kekuatan) dan Weaknesses
(kelemahan) serta lingkungan eksternal Opportunities (peluang) dan threats (ancaman)
yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara Faktor Eksternal
peluang (Opportunities) dan ancaman (threats) dengan Faktor Internal Kekuatan
(Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses). Lingkungan Internal :

1. Kekuatan (Strengths)

a. Pelopor dalam transportasi publik berbasis online di Indonesia.


b. Akses online 24 jam dimana pun dan kapanpun
c. Memudahkan masyarakat dalam mobilisasi baik jauh maupun dekat
d. Pembayaran dapat dilakukan melalui gopay dan Tunai
e. Pengisian dapat dilakukan melalui drivernya dan juga melalui ATM maupun
mobile mbangking
f. Transportasi publik berbasis online yang praktis dan efektif
g. Aplikasi dapat di unduh diberbagai smartphone
h. Tersebar diberbagai daerah di Indonesia

2. Kelemahan (Weaknesses)

a. Harus menggunakan akun dalam proses pemesanan.


b. Pihak perusahaan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap
pengemudi (driver).
c. Proses bisnis tidak dapat berjalan tanpa adanya akses internet yang memadai
d. Pada awal berdiri hanya bisa di akses melalui sms dan telepon (call)
e. Kurang pahamnya pengemudi terhadap penggunaan smartphome atau gadget.

Lingkungan Eksternal :

1. Peluang (Opportunities)

a. Menciptakan lapangan pekerjaan


b. Dapat menambah perekonomian masyarakat.
c. Penghasilan yang didapat dalam menjadi driver transportasi online cukup besar.
d. Peminat transportasi online lebih banyak dari pada transportasi konvensional
e. Masyarakat mengetahui estimasi biaya yang harus dikeluarkan pada saat
perjalanan.
f. Mudah menggaet pihak-pihak untuk melakukan relasi bisnis dengan
perusahaan lainnya.
g. Akses pasar kepada generasi millennial terbuka lebar

2. Ancaman (Threaths)

a. Pada awal berdiri di Indonesia mendapat penolakan dari beberapa oknum.


b. Banyak pesaing dengan sejenis serupa.
c. Regulasi hukum belum matang pada saat itu dan bisa berubah di kemudian
hari.
d. Aksi demo yang dilakukan oleh transportasi konvensional
e. Adanya driver yang nakal
f. Adanya beberapa ancaman dari driver transportasi online
g. Beberapa masyarakat yang tidak paham akan penggunaan aplikasi gojek pada
transportasi online

Setelah melakukan analisis melalui SWOT untuk mengetahui faktor strategi eksternal
maupun internal PT. Gojek Indonesia. Langkah selanjutnya yaitu implementasi pada
bentuk Matriks SWOT untuk memperoleh strategi pengembangan bagi keberlangsungan
transpotasi publik berbasisi online di Indonesia. Setelah melakukan analisis dan
implementasi pada Matriks SWOT maka selanjutnya yang dilakukan dengan
mempertimbangkan kombinasi set faktor strategi yaitu kekuatan dan kelamahan serta
peluang dengan ancaman dengan itu dari empat set alternatif tersebut strategi yang
diambil oleh PT. Gojek Indonesia dalam mengembangkan transportasi publik berbasis
online sebagai berikut :

1. Strenghts-Oppurtunies (SO) merupakan strategi yang dibuat berdasarkan jalam


pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

a. Melakukan promosi
PT. Gojek Indonesia merupakan pelopor pertama transportasi publik berbasis
online dengan kendaraan berroda 2 (dua) yang ada di Indonesia yang
menawarkan jasa pesan-antar dan antar-jemput. Masyarakat saat itu masih
belum ada yang mengetahui akan adanya transportasi online , oleh sebab itu
untuk memperkenalkan brandnya tersebut dengan melakukan promosi di
berbagai pihak baik itu melalui iklan dan mulut kemulut antar masyarakat.
b. Memperbanyak pegawai transportasi online (Ojek Online)
Pada awal pendirian transportasi online ini masih sedikit yang menjadi driver
tersebut. Dengan hal itu PT. Gojek Indonesia membuka seluas-luasnya pekerja
yang ingin mendaftarkan diri menjadi pegawai driver dengan syarat si driver
memiliki Sim C, selain itu juga dengan banyak pegawai maka transportasi
berbasis online akan terus berkembang di Indonesia.
c. Biaya transportasi murah dan efektif
PT. Gojek Indonesia menawarkan biaya dalam jasa pelayanannya relatif murah
untuk semua kalangan baik itu pelajar, mahasiswa, karyawan maupun
masyarakat untuk menarik peminat konsumen. Selain murah dalam segi biaya,
transportasi publik berbasis online ini juga lebih efektif dari pada dengan
transportasi konvensional karena pemesan hanya tinggal menentukan lokasi
jemputan yang kemudian driver datang untuk mengangkut penumpang atau
pemesan.

2. Strategi Weaknesses-Opportunies (WO), Strategi ini diterapkan dengan berdasarkan


pemanfaatan peluang yang ada dengan cara menimalkan kelemahan yang ada.

a. Meningkatkan koneksi internat pada server.


Dalam meminimalisir terjadinya error pada jaringan pemesanan antara
pengemudi driver dengan perusahaan kemudian driver dengan konsumen, maka
PT. Gojek Indonesia meningkatkan koneksi jaringan untuk memperlancar
komunikasi antara satu sama lain sehingga tidak adanya terjadi bug pada saat
komunikasi.
b. Menciptakan aplikasi untuk menunjang transportasi online.
PT. Gojek Indonesia pada awal berdiri pemesanan hanya bisa dilakukan
melalui sms dan juga telepon (Call), selain itu etimasi biaya yang tidak
diketahui oleh pemesan atau konsumen, maka dengan hal tersebut PT. Gojek
Indonesia berkerja sama dengan anak bangsa untuk menciptakan aplikasi
sebagai penunjangan transportasi online untuk memudahkan konsumen dalam
pemesanan dan bertransaksi.
3. Strategi Strengths (Threats), Strategi ini digunakan dengan menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman yang ada disekitar.

a. Memperbanyak relasi untuk bekerja sama dengan angkutan publik atau


transportassi konvensional lainnya.
Dengan itu PT. Gojek Indonesia untuk mendapatkan dukungan dari berbagai
mengenai transportasi online karena sebelumnya kemunculan transportasi
online memicukan aksi demo yang dilakukan oleh transportasi konvensional,
maka dengan itu PT. Gojek harus melakukan relasi atau bekerja sama dengan
transportasi konvensional salah satunya dengan bekerja sama dengan taksi
atau Bluebeard.
b. Menjamin keselamatan penumpang dan pengemudi.
PT. Gojek Indonesia untuk melindungi konsumen dari driver ojek online atau
transportasi online ini menerapkan sistem GPS untuk dapat melacak
keberadaan pengemudi driver, selain itu juga terdapat tombol darurat pada
aplikasi dan PT. Gojek kerja sama dengan jasaraharja dalam perihal asurasi
jika terjadi sesuai terhadap konsumen maupun driver ojek, maka demikian
dapat dipastikan konsumen yang menggunakan jasa transportasi online
mendapat pelayanan kenyamana pada saat menggunakan transportasi online
atau ojek online.
c. Menetapkan aturan bagi pengemudi
Untuk menetapkan aturan bagi pengemudi agar terhindar dari kejahatan yang
tidak di inginkan oleh konsumen, maka PT. Gojek Indonesia memberikan
kesempatan pada driver gojek dalam melakukan tiga (3) kali kesalahan yang
tidak terlalu berat seperti driver yang kurang ramah dan driver yang suka
ngebut. selebihnya dari itu atau kesalahan yang berat seperti kriminal yang
dilakukan driver, maka PT. Gojek akan memutuskan kontrak kerja dengan
driver dan menyerahkan permasalahan masalah ke polisi untuk
ditindaklanjuti.

4. Startegi Weaknesses (Threaths), Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
a. Bekerja sama dengan badan hukum
PT. Gojek Indonesia melakukan perlindungan hukum terhadap driver bukanlah
yang dimana perlindungan hukum bagi pekerja seperti halnya perjanjian kerja,
melainkan perlindungan sebagai pihak dalam sebuah perjanjian kemitraan dan
driver juga merasa kenyamanan dari supir-supir transportasi konvensional yang
merasa tersinggirkan dengan kemunculan transportasi online atau ojek online.
b. Meningkatkan hubungan baik dengan pengemudi transportasi konvensional
Peminat gojek yang lebih banyak dari transportasi konvensional mengakibatkan
iri dalam proses pemilihan transportasi untuk menetralisir keadaan itu PT.
Gojek Indonesia menekankan kepada driver gojek untuk saling bertegur sapa
agar tidak adanya iri dalam hal apapun.

Tahap Kontrol

Dalam perkembangannya PT Gojek Indonesia telah mengimplementasikan berbagai


macam jenis action control dalam hubungannya dengan mitra maupun non mitra demi
mencapai tujuannya.

1. Behavioral Constraints

Behavioral Constraints dapat berwujud secara fisik atau administratif. Behavioral


Constraints berwujud fisik dalam hubungan perusahaan dengan mitra driver tercermin
dari pembatasan akses terhadap aplikasi. Aplikasi dari gojek membatasi kewenangan
driver hanya meliputi menerima dan menyelesaikan orderan yang diberikan oleh sistem.
Driver tidak dapat melakukan kegiatan di luar wewenang yang ditetapkan seperti
memodifikasi sistem, mengotorisasi sistem dan lain–lain. Kemudian contoh lainnya,
driver go-ride tidak dapat melakukan go massage atau go glam karena wewenangnya
dibatasi oleh sistem aplikasi hanya untuk melakukan pengantaran konsumen atau barang
atau makanan. Driver juga tidak dapat memasukkan penumpang yang tidak terdapat di
aplikasi ke dalam aplikasi driver sehingga driver hanya dapat menerima orderan yang
disediakan oleh sistem. Bentuk dari administrative constraints adalah adanya pemisahan
tugas (separation of duties). Perihal hubungan dengan mitra driver, pemisahan tugas ini
tercermin dari kontrak awal apakah driver merupakan penyedia jasa transportasi, pijat,
kecantikan, bengkel dan lain sebagainya. Kemudian dalam perusahaan gojek juga
terdapat pemisahan tugas yang menyangkut pembagian pekerjaan untuk masing-masing
divisi yang didelegasikan kepada beberapa pegawai. Dengan pembagian divisi – divisi
tersebut, pegawai tidak dapat melakukan tindakan di luar tugasnya. Masing – masing
divisi juga masing dibagi per team sehingga tugas masing – masing orang lebih spesifik.
Dalam struktur organisasi juga dibedakan antara yang merencanakan dan melaksanakan
sehingga dapat fokus pada pekerjaannya dan memungkinkan adanya feedback dalam
penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan. Dengan adanya behavioral constraints
diatas, diharapkan dapat menjamin tindakan mitra dan non mitra kongruen dengan
tujuan perusahaan.

2. Preaction Review

Preaction Review adalah meneiliti rencana tindakan dari para pegawai yang
dikendalikan. Peneliti akan menyetujui atau tidak menyetuji action plans dari pegawai.
Dalam gojek indonesia, manajer bertindak sebagai peneliti. Setiap action plans dari para
pegawai harus disetujui terlebih dahulu. Semisal dalam bidang IT, pegawai
programming melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manajer IT di
bidang Programming dan manajer IT meneliti hasil pekerjaan pegawai tersebut. Atau di
bagian product, sebelum menerbitkan suatu produk atau perbaikan produk, product
manager akan mengevaluasi terlebih dahulu terkait goal, action dan matrix yang dipilih
atas suatu produk oleh timnya.

3. Action Accountability
Action Accountability lebih banyak diterapkan dalam hubungan perusahaan dengan
mitra maupun non mitra yangmana menyangkut pembebanan suatu tanggung jawab atas
tindakan-tindakan yang mereka ambil. Action Accountability secara administratif yang
tertuang di dalam Standart Operating Procedur (SOP), kontrak kerja, kebijakan, tata
tertib dan lainnya. Dengan adanya SOP dan media lainnya, action accountability
semakin mudah dilaksanakan karena dapat mendefiniskan tindakan-tindakan yang
diharapkan atau yang tidak diharapkan. Pertangungjawaban masing-masing pegawai
terhadap tindakan yang telah dilakukan juga dapat dimonitor by sistem atau secara
manual melalui pelanggan atau driver lainnya. Monitor melalui sistem dengan
menggunakan Aplikasi Mixpanel, Tableau, dan Metabase. Sistem memonitor perilaku
driver agar tidak melakukan pelanggaran – pelanggaran yang dapat menyebabkan tidak
tercapainya tujuan perusahaan. Gojek telah menerbitkan tata tertib terkait jenis
pelanggaran dan hukuman atas pelanggaran – pelanggaran tata tertib. Setiap
pelanggaran akan digolongkan ke dalam salah satu dari 4 (empat) tingkatan pelanggaran
(Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat Tinggi), yang didasarkan pada seberapa berat
pelanggaran yang dilakukan oleh driver. Selain itu, setiap tingkatan pelanggaran juga
memiliki tahapan sanksi yang berbeda. Pelanggaran ditentukan oleh sistem dan manual
(dilampirkan). Pelanggaran oleh sistem dilakukan dengan aplikasi untuk melakukan
deteksi atas perilaku driver yang disinyalin melakukan kecurangan. Sedangkan
penentuan pelanggaran secara manual ditentukan oleh pelanggan melalui bintang ke
driver dan kolom komentar atau pengaduan dari driver lainnya. Atas laporan dari
pelanggan dan driver lainnya, gojek dapat langsung menindaklanjuti pelanggaran yang
dilakukan oleh driver.

Penindakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh driver, gojek menerapkan sistem
peringatan, bonus tertahan dan suspend. Peringatan ketika driver baru melakukan
pelanggaran satu kali dan merupakan pelanggaran tingkat rendah. Peringatan dari sistem
untuk mengingatkan driver agar tidak melakukan pelanggaran lagi. Bonus tertahan
berarti driver tidak dapat mencairkan bonus dalam jangka waktu tertentu. Kemudian
suspend artinya bahwa driver tidak akan bisa masuk dalam aplikasi khusus driver
sehingga secara otomatis ia tidak akan bisa menerima order. Suspend bersifat sementara
dan permanen. Suspend sementara berupa peringatan dengan tidak dapat dijalankannya
aplikasi dalam beberapa saat. Sedangkan suspend permanen merupakan pembekuan
akun sehingga ia putus mitra atau tidak bekerja di gojek lagi

Driver maksimal melakukan pelanggaran tingkat sangat tinggi hanya 1 kali


pelanggaran, tingkatan tinggi sebanyak 2 kali pelanggaran, tingkatan sedang sebanyak 3
kali pelanggaran dan tingkatan rendah sebanyak 5 kali untuk 1 jenis pelanggaran. Driver
dapat membersihkan atau mengembalikan semua tahapan sanksi dengan syarat tidak
boleh melakukan pelanggaran selama 90 hari ke depan. Namun dalam pemberian
sanksi, gojek membuka ruang untuk driver mengajukan banding yang mungkin dapat
mengurangi atau menganulir sanksi yang telah diberikan.

4. Action Control Tightness

Manfaat dari setiap management control system diperoleh dari adanya pengingkatan
kemungkinan bahwa tujuan perusahaan bisa dicapai dibandingkan apabila tidak ada
mangement control system. Manfaat ini dapat dijelaskan dalam hubungannya dengan
ketatnya atau longgarnya pendendalian. Semakin ketat pengendalian dapat memberikan
tingkat kepastian yang lebih tinggi bahwa pegawai akan bertindak seperti yang
diharapkan organisasi.

Bagi gojek yang merupakan perusahaan komerial, tujuan utamanya adalah untuk
memperoleh laba dengan memberikan pelayanan maksimal ke pelanggan. Setiap
tindakan driver diharapkan menghasilkan result yang kongruen dengan tujuan utama
gojek. Agar tercapainya tujuan tersebut, maka diimplementasikannya action control
yang ketat dalam yang terlihat dari beberapa sisi. Action control yang ketat dari
adminstrasi constraints berupa otorisasi akses, dengan begitu pertanggungjawaban dapat
lebih mudah dilakukan karena segala tindakan yang dilakukan oleh driver dapat
dilacak. Kemudian, action tracking dalam sistem aplikasi gojek juga menunjukkan
ketatnya action control. Sistem dapat mengecek posisi driver dan customer secara real
time dan mempolakan perilaku driver yang terindikasi melakukan kecurangan. Action
tracking yang ketat menyebabkan driver bekerja jujur dan lebih keras karena merasa
tidak diawasi. Action tracking juga memungkinkan tindakan korektif sedini mungkin
bila ada deviasi dari tindakan yang diharapkan. Komponen lain dari action control yang
ketat adalah adanya punishment bagi driver yang dikendalikan berupa peringatan
sampai dengan putus mitra. Driver yang telah putus mitra tidak dapat mendaftar
kembali ke gojek. Sekalipun dirancang dengan baik, seperangkat pengendalian yang
diterapkan terkadang dapat mengakibatkan pengaruh negatif terhadap perilaku misal
ketegangan kerja, konflik, atau bahkan frustasi. Kebanyakan orang bereaksi secara
negatif terhadap penerapan action controls. Action tracking dapat menyebabkan rasa
frustasi karena merasa selalu diawasi. Driver mengalami ketakukan berlebihan atas
suspend. Misal, driver mendapat orderan berjarak lima meter antara tempat merchant
dan pelanggan sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan orderan,
namun driver tidak mau langsung cepat – cepat menyelesaikan karena takut auto
suspend perihal penyelesaian orderan yang terlalu cepat. Atau kekhawatiran driver
ketika mendownload aplikasi gojek sebagai customer, driver takut apabila diliat oleh
sistem untuk penggunaan order fiktif padahal kenyataannya tidak seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai