Anda di halaman 1dari 25

PERANCANGAN KAPASITAS PANEL SURYA PADA PT WASKITA BETON

KLATEN

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Oleh:

PEPY MUTIARA ARRATRI


D 400 180 112

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
PERANCANGAN KAPASITAS PANEL SURYA PADA PT. WASKITA BETON KLATEN

Abstrak

PT Waskita Beton Precast Plant Klaten, merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Waskita
Karya (Persero) Tbk, perusahaan kontruksi BUMN terkemuka di Indonesia yang bergerak
dalam industri manufaktur beton dan ready mix. Produk yang dihasilkan harus memiliki
kualitas yang tinggi dengan didukung oleh alat-alat produksi. Disini menggunakan banyak alat
berat dengan daya yang besar maka tidak menutup kemungkinan jika pajak listrik yang
dikeluarkan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem panel surya untuk
mengurangi pembayaran tagihan listrik. Panel surya yang digunakan adalah jenis monocrystalin
karena memiliki efisiensi paling tinggi daripada panel surya yang lain. Metode penelitian ini
adalah simulasi perencanaannya menggunakan software PVsyst karena sudah banyak
digunakan pada perancangan di dunia industri. PVsyst juga memiliki sistem yang lengkap dan
terperinci sehingga perencanaan yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan saat di terapkan.
Losses yang dihasilkan juga presisi. Perencanaan ini untuk mensuplay daya sebesar 510,6 kW,
dengan menggunakan 1014 panel surya berkapasitas 500 Wp dengan susunan panel yang terdiri
dari 39 string dan setiap stringnya 26 panel surya yang tersusun seri sehingga dapat
menghasilkan energi maksimal sebesar 507 kWp.

Kata Kunci: PT Waskita Beton, Panel Surya, PVsyst, Energi Terbaharukan, Perencanaan Panel
Surya

Abstract

PT Waskita Beton Precast Plant Klaten, is a branch of PT Waskita Karya (Persero) Tbk, a
leading state-owned construction company in Indonesia which is engaged in the concrete and
ready-mix manufacturing industry. The resulting product must have high quality supported by
production equipment. Here using a lot of heavy equipment with great power, it is possible if
the electricity bill are issued is high. The purpose of this research is to design a solar panel
system to reduce electricity bill payments. The solar panels used are monocrystalline because
they have the highest efficiency than other solar panels. This research method is planning
simulation using PVsyst software because it has been widely used in industrial design. PVsyst
also has a complete and detailed system so that the resulting plans are not much different from
when implemented. The resulting losses are also precise. This plan is to supply a power of 510.6
kW, using 1014 solar panels with a capacity of 500 Wp with a panel arrangement consisting of
39 strings and each string of 26 solar panels arranged in series so that it can produce a maximum
energy of 507 kWp.

Keywords: PT Waskita Beton, Solar Panels, PVsyst, Renewable Energy, Solar Panel Planning

1
1. PENDAHULUAN
Pemanfaatan energi matahari di Indonesia sudah semakin berkembang. Mengingat adanya potensi
energi matahari yang melimpah karena berada di daerah yang beriklim tropis dan sumber energinya
tidak terbatas, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penambah sumber energi listrik menggunakan
panel surya dan dapat meningkatkan inovasi teknologi di Indonesia (Ramoliya, 2015). Panel surya
sendiri merupakan teknologi photovoltaic yang digunakan untuk mengkonversi cahaya matahari
menjadi energi listrik. Di dalam panel surya terdiri dari gabungan-gabungan sel surya yang disusun
berjajar secara seri dan paralel untuk menentukan tegangan dan arus yang diharapkan (Megantoro et
al., 2021).
Teknologi photovoltaic ditemukan dengan membuat sambungan yang dibentuk dengan melapisi
selenium menggunakan emas yang hanya memiliki efisiensi 1% (Budiyanto & Fadliondi, 2017).
Prinsip photovoltaic yaitu adanya konversi cahaya matahari melalui lapisan silikon murni dan
bahan semikonduktor sehingga energi foton akan melepas elektron dari ikatan atom dan bebas
bergerak mengeluarkan tegangan listrik arus searah (Samsurizal et al., 2020). Cara untuk mendapatkan
tegangan yang diinginkan modul surya dihubungkan secara seri yaitu dengan cara menghubungkan
kutub positif dan kutub negatif pada setiap stringnya.
Penggunaan energi tenaga matahari termasuk sumber daya energi terbarukan untuk saat ini.
Sumber energi ini yang mudah didapat, sesuai dengan kondisi geografis Indonesia, ramah lingkungan,
instalasi, perawatan, dan pengoperasiannya mudah, juga energi listriknya dapat disimpan di dalam
baterai (Mohammad Hafidz ;, 2015).
Efisiensi dalam panel surya bergantung pada susunan yang ada di dalamnya yang dapat
mempengaruhi penyerapan radiasi matahari, suhu pada panel surya, orientasi dari panel surya.
Keluaran daya listrik yang dihasilkan (dalam watt) akan menjadi acuan seberapa efisien panel surya
tersebut jika dibandingkan dengan luas permukaannya. Pada umumnya, semakin tinggi efisiensi panel
surya maka akan semakin banyak pula daya yang dapat diserap oleh panel surya sehingga daya
keluarannya juga semakin tinggi.
Kinerja panel surya dipengaruhi oleh faktor bayangan, hal ini akan mempengaruhi outputnya
karena adanya luasan bangunan yang menyebabkan konfigurasi panel surya tidak optimal (Mansur,
2021). Sudut kemiringan dan arah panel surya berpengaruh terhadap penyerapan energi matahari
karena sistem photovoltaic akan bekerja pada tegangan nominalnya dengan memaksimalkan dan
mengurangi efek bayangan pada panel surya sehingga penyerapan energi matahari akan lebih efisien
(Iskandar & Fakhri, 2018).
Penggunaan panel surya diharapkan dapat menekan biaya pengeluaran pajak karena tarif dasar
listrik (TDL) yang hampir setiap tahun mengalami kenaikan sehingga sangat menentukan efisiensi dan

2
daya saing sekaligus memberikan pengaruh yang beragam terhadap kinerja industri. Sensitivitas dalam
dunia industri perlu diperhatikan dengan adanya komposisi biaya industri yang mencapai 9%.
Kenaikan tarif dasar listrik dipengaruhi oleh banyak hal salah satunya karena tingginya permintaan
pasokan listrik untuk mencukupi kehidupan masyarakat Indonesia yang semakin banyak dan krisisnya
energi yang diakibatkan oleh eksploitasi energi fosil secara besar-besaran yang ada di bumi juga
masalah lingkungan hidup (Sarungu, 1970). Energi terbaharukan saat ini harus diperhatikan dengan
mengurangi emisi gas rumah kaca serta mengurangi resiko kesehatan lingkungan yang terkait polutan
(Sugiartha, 2020).
Penggunaan panel surya mulai diminati dengan sistem On Grid (terhubung ke jaringan PLN)
karena memiliki banyak keuntungan dengan menggunakan net meter yang dapat memonitoring
konsumsi daya dan dapat mentransfer energi listrik ke PLN secara langsung sehingga lebih ekonomis
(Prasad* et al., 2020).
Penerapan panel surya dalam dunia industri sangatlah penting karena dapat dimanfaaatkan untuk
menghemat pengeluaran disetiap bulannya tetapi biaya pemasangannya sangat mahal. Hal ini dapat
dijadikan investasi dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu dibutuhkan perancangan terlebih
dahulu untuk mengetahui perhitungan investasi yang perlu dikeluarkan agar lebih ekonomis dan dapat
mengetahui rincian pembiayaan secara terstuktur. Selain itu juga membutuhkan aplikasi yang dapat
mensimulasikan secara akurat sehingga tidak jauh berbeda saat pemasangan secara langsung. Salah
satunya menggunakan aplikasi PVsyst karena sudah banyak digunakan dalam perancangan panel surya
(Winardi et al., 2019).
PVSYST merupakan salah satu perangkat lunak untuk mensimulasikan sistem photovoltaic
dengan memanfaatan energi matahari. Aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai fitur dan dukungan
layanan yang beragam (Karuniawan, 2021). Simulasinya harus memperhatikan akurasi atau ketepatan
dalam memperhitungkan hasil simulasinya . Perancangan ini tanpa memperhitungkan faktor bayangan
yang ada di lokasi PLTS untuk mendapatkan potensi optimum dari produksi dan kinerja PLTS (Fajri,
2020).

2. METODE
2.1 Studi Literatur
Studi literatur ini dilakukan untuk mencari informasi dari berbagai sumber seperti artikel, buku,
jurnal nasional maupun internasional, yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi topik
dalam pembahasan tugas akhir yang diajukan agar menambah wawasan dan sebagai penunjang materi
bagi penulis dalam melakukan perancangan.

3
2.2 Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui daya yang terpasang di PT Waskita Beton Plant Klaten
sehingga mengetahui seberapa banyak pajak yang dikeluarkan untuk seluruh instalasi dan dapat
merancang panel surya sesuai dengan kebutuhan untuk meminimalisir selisih biaya yang akan
dikeluarkan dalam perancangannya.
Di PT ini merupakan jenis pelanggan dengan golongan tarif listrik I-3 dimana golongan ini
termasuk tegangan menengah daya di atas 200 kVA, lebih tepatnya menggunakan 555 kVA. Data ini
dapat dijadikan acuan dalam menentukan desain sistem panel surya. Daya terpakai di Waskita hanya
sebesar 376,2 kVA, jadi kelebihan daya dari panel surya dapat di ekspor ke jaringan PLN untuk
mengurangi biaya pengeluaran pajak. Panel surya sendiri memiliki satuan watt peak (wp), maka dari
itu dibutuhkan satuan watt dengan mengubah kVA menjadi kW dengan perhitungan faktor daya, yaitu
𝑃 = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜃 (1)
𝑃 = 555.000 𝑉𝐴 × 0,92 = 510.600 𝑊
Jadi yang menjadi acuan sebagai perhitungan beban yaitu sebesar 510.600 W.
2.3 Teknik Perancangan
Tarif dasar listrik di Indonesia setiap tahun akan mengalami peningkatan akibat konsumsi listrik
yang meningkat karena meningkatnya populasi manusia, maka dari itu salah satu alternatif untuk
mengurangi biaya pengeluaran pajak dengan menggunakan panel surya, selain dapat menghemat
pengeluaran tetapi juga ramah lingkungan. Data-data yang telah dikumpulkan akan menjadi acuan
semua beban yang digunakan. Setelah itu melakukan perhitungan beban, panel, dan inverter, yang
akan digunakan secara teliti agar hasil perhitungan tidak memiliki perbandingan yang jauh dengan
simulasinya pada software.

4
2.3.1 PLTS On Grid
Sistem On Grid merupakan sistem pemasangan panel surya yang secara langsung juga
terhubung dengan listrik PLN. Kelebihan sistem ini adalah bisa melakukan ekspor impor listrik
dengan PLN. Listrik yang dihasilkan panel surya lebih besar dari penggunaannya, sisa energi listrik
bisa di transfer ke listrik PLN, jika di malam hari panel surya tidak menghasilkan energi listrik maka
beban listrik akan disuplai oleh listrik PLN. Kelemahannya yaitu ketika ada pemadaman listrik dari
PLN, otomatis listrik juga akan mati karena panel surya dan jaringan PLN bekerja secara bersamaan
sehingga membutuhkan genset untuk menyuplai sumber energi listrik agar alat-alat dapat beroperasi.
2.3.2 Panel Surya Monocrystalin
Sel surya yang terbuat dari silikon yang diiris tipis-tipis dengan menggunakan mesin. Irisan
tipis ini memiliki karakteristik yang indentik. Jenis ini banyak dipilih karena penampangnya dapat
menyerap cahaya matahari dengan baik sehingga lebih efisien, efisiensinya mencapai 15-21% dan
akan menurun ketika suhu berada diatas 40°, menurut spesifikasinya. Harganya lebih mahal. Panel
surya yang digunakan yaitu jenis Trina Solar dengan kapasitas 500 Wp dengan tegangan sebesar 36
V karena merupakan salah satu panel surya yang berstandar SNI. Jika yang dibutukhan untuk
memenuhi sumber daya di PT Waskita sebesar 510.600 Wp maka,
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 = (2)
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑦𝑎
510.600 𝑊𝑝
= = 1.022 𝑝𝑐𝑠
500 𝑊𝑝
Jadi jumlah panel yang dibutuhkan untuk mensuplai daya di PT Waskita minimal 1022 buah. Tetapi
dalam penggunaan PVsyst tergantung pada jumlah string dan berapa susunan seri didalamnya. Untuk
simulasinya menggunakan 39 string, setiap satu sting terdapat 26 Panel Surya, jadi menggunakan
1014 panel yang dapat menghasilkan 492 kWdc dan 507 kWp dengan mempertimbangkan kapasitas
inverter dan tempat dalam perancangan.
2.3.3 Inverter
Pada perancangan panel surya dibutuhkan inverter. Inverter adalah alat untuk mengubah
tegangan DC menjadi tegangan AC dengan menggunakan metode switching dengan frekuensi
tertentu. Switching itu sendiri adalah proses pengaturan sistem sinkronisasi dan pembentuk
gelombang keluaran yang dilakukan dengan tegangan jaringan sebagai acuan. Bila tegangan jaringan
turun, maka tegangan inverter juga harus mengikuti, begitu sebaliknya. Demikian pula bila frekuensi
jaringan listrik naik atau turun, maka frekuensi keluaran inverter juga mengikutinya Menentukannya
dengan mengasumsikan total daya ketika penggunaannya bersamaan maka inverter yang dibutuhkan
harus memiliki Watt yang lebih besar daripada total daya.

5
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 = 𝐼 𝑥 𝑉 𝑥 cos 𝜃 (3)
Panel surya yang digunakan berkapasitas 500 Wp dengan tegangan 36 V. Inverter yang digunakan
berkapasitas 150 kW berjumlah 3 buah dengan panel surya yang memiliki 39 string dan setiap
stringnya terdapat 26 panel.
𝑉 𝑝𝑒𝑟 𝑆𝑡𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑉 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑡𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝑉 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑡𝑟𝑖𝑛𝑔 (4)
𝑉 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑡𝑟𝑖𝑛𝑔 = 26 𝑥 36 𝑉 = 936 𝑉
Jadi dalam perancangannya jika masuk ke inverter masih aman, karena inverter memiliki proteksi
sekitar 855 – 1450 V. Inverter ini juga memiliki kapasitas daya maksimal panel surya sebesar 225.000
Wp.
𝑃 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑦𝑎
𝐼 𝑝𝑒𝑟 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑆𝑢𝑟𝑦𝑎 = (5)
𝑉 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑦𝑎

500 𝑊𝑝
= = 13,8 𝐴
36 𝑉
𝐼 𝑝𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 1 = 13,8 𝑥 13 𝑠𝑡𝑟𝑖𝑛𝑔 = 179,4 𝐴
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 1 (𝑃) = 𝐼 𝑥 𝑉 𝑥 cos 𝜃
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 1 (𝑃) = 179,4 𝐴 𝑥 936𝑉 𝑥 0,92 = 154.484,928 𝑤𝑝
𝐼 𝑝𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 2 = 13,8 𝑥 13 𝑠𝑡𝑟𝑖𝑛𝑔 = 179,4 𝐴
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 2 (𝑃) = 𝐼 𝑥 𝑉 𝑥 cos 𝜃
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 2 (𝑃) = 179,4 𝐴 𝑥 936 𝑉 𝑥 0,92 = 154.484,928 𝑤𝑝
𝐼 𝑝𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 3 = 13,8 𝑥 13 𝑠𝑡𝑟𝑖𝑛𝑔 = 179,4 𝐴
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 3 (𝑃) = 𝐼 𝑥 𝑉 𝑥 cos 𝜃
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟 3 (𝑃) = 179,4 𝐴 𝑥 936 𝑉 𝑥 0,92 = 154.484,928 𝑤𝑝
Sinkronisasi dengan jaringan PLN terjadi di dalam Inverter On grid (inverter On grid terdapat 6
terminal yaitu + dan - dari sel surya, fasa dan netral dari PLN) sebagai input inverter, fasa dan netral
pada output inverter. Disaat siang hari produksi daya listrik panel surya lebih besar dari beban yang
ON, sehingga energi listrik bisa di jual ke PLN melalui net meter dan net meter akan menghitung
berapa energi listrik dalam kWh yang di ekspor (Eac-) ke jaringan PLN, namun ketika siang hari daya
listrik yg dihasilkan panel surya lebih kecil dari beban atau di malam hari panel surya tidak
menghasikan energi listrik maka kekurangan daya listrik disuplai oleh PLN dan net meter akan
menghitung import (Eac) listrik dari PLN, artinya beban yang ada disuplai oleh sel surya dan PLN
pada waktu yang sama.

6
2.3.4 PVSYST
PVsyst merupakan salah satu aplikasi yang dapat digunakan dalam perancangan PLTS dengan
mensimulasikannya dan menganalisis data hasil rancangan yang dibangun. PVsyst memiliki
keunggulan analisis yang detail pada komponen/perangkat keras sistem seperti konfigurasi rangkaian
PV, losses pada sistem, shading serta pengaruh orientasi PV terhadap energi yang dihasilkan.
2.3.5 Autocad
Merupakan sebuah aplikasi (software) yang digunakan untuk menggambar, mendesain
gambar, menguji material dimana program tersebut mempunyai kemudahan dan keunggulan untuk
membuat gambar secara tepat dan akurat.
2.3.6 Panel AC
Panel AC tersusun dari beberapa Circuit Breaker (CB) yang terhubung dari inverter menuju
Main CB. Circuit Breaker yang digunakan sebanyak tiga pcs karena inverternya juga tiga pcs. Panel
ini berfungsi untuk sistem proteksi dari gangguan internal maupun eksternal.
2.3.7 MDP
Main Distribution Panel (MDP) termasuk jenis panel listrik yang berfungsi untuk membagi
dan menerima suplai listrik kemudian mensuplainya menuju panel listrik selanjutnya
2.3.8 Panel ATS
ATS (Automatic transfer switch) ini hanya sebagai pergantian, jika kondisi PLN ON maka
genset OFF, namun jika PLN OFF maka ATS mengintruksikan ke AMF (Automatic Main Failure)
agar genset ON, jika genset sudah ON maka ATS akan menghubungkan genset dengan sistem. Panel
akan secara otomatis menghidupkan genset ketika listrik padam. ATS (Automatic Transfer Switch)
akan menutupi aliran listrik dari PLN dan membuka suplai secara otomatis.
2.3.9 Net Meter
Net meter ini digunakan untuk memonitoring hasil energi listrik dari panel surya.
menunjukkan penggunaan energi dan kelebihan listrik yang dihasilkan akan didistribusikan ke
jaringan PLN dan ketika di malam hari akan mendapat suplai daya listrik dari PLN.
2.4 Simulasi PVsyst
Data yang telah diperhitungkan akan disimulasikan dengan menggunakan software PVsyst untuk
memperoleh hasil analisis data dari perancangan.
2.4.1 Menetapkan sistem dan membuat proyek
Tahap perancangan ini menggunakan sistem operasi On-Grid (Grid-Connected) dimana
sumbernya juga terkoneksi ke PLN. Selain on-grid, PVsyst ini juga dapat digunakan untuk merancang
sitem off-grid (stand alone) dan pumping (DC-grid). PVsyst juga dilengkapi database dari sumber
data meteorologi yang luas dan beragam, serta data komponen-komponen PV. Beberapa contoh

7
sumber data meteorologi yang dapat digunakan PVsyst yaitu bersumber dari Meteonom 8.0 ,NASA-
SSE ,PVGIS TMY(untuk Eropa dan Afrika), NREL/NSRDB TMY, Solcast TMY. Selanjutnya untuk
membuat proyek baru PVsyst dengan menentukan lokasi, meteorologi, kondisi geografisnya sehingga
dapat mengetahui potensi radiasi matahari di lokasi tersebut.

Gambar 1. Menentukan Sistem Operasi Panel Surya

Gambar 2. Menambahkan File Data Lokasi

8
Gambar 3. Menentukan Titik Koordinat Lokasi

Gambar 4. Memilih Data Meteonorm

Gambar 5. Import Data Potensi PV


2.4.2 Menetapkan Orientasi Modul
Pada tahap ini akan menentukan jenis penyangga modul PV dengan menggunakan Fixed
Tilted Plane, menentukan sudut tilt dan azimuth (arah modul PV) sebesar 15° karena sudut ini paling
efektif dan lossesnya tidak terlalu besar. Selain itu juga dapat melihat potensi dari radiasi matahari

9
setiap bulannya dan dapat mengetahui berapa faktor transposisinya dan kerugian maksimal yang
dikeluarkan. Keefektifan panel surya juga bergantung pada suhu yang ada disekitar lokasi penelitian,
sehingga perubahan sudut perlu diperhatikan.

Gambar 6. Orientasi PV
2.4.3 Menetapkan Sistem
Tahapan ini untuk menginputkan daya yang akan dibutuhkan dalam perancangan dengan
menentukan jenis panel surya dan inverter dengan kapasitas sesuai yang dibutuhkan. Panel surya
yang digunakan yaitu jenis Trina Solar dengan kapasitas 500 Wp dan 36 V. Sedangkan inverternya
menggunakan jenis Sunny Highpower dengan kapasitas 150 kW dan 855-1450 V berjumlah 3. Untuk
panel suryanya ditentukan dengan mempertimbangkan inverter yang digunakan sehingga
mendapatkan panel surya sebanyak 1014 yang terdiri dari 39 string, setiap stringnya terdapat 26 buah
panel.

10
Gambar 7. Menentukan Sistem
2.4.4 Menjalankan Simulasi
Dalam menjalankan simulasinya tinggal klik pada bagian Run Simulation.

Gambar 8. Simulasi Dijalankan

11
2.5 Rancangan Anggaran Biaya
Rancangan ini digunakan sebagai acuan perkiraan biaya pengeluaran yang dibutuhkan untuk
merancang panel surya di PT Waskita Beton Klaten agar lebih efisien.
Perencanaan Panel Surya di PT Waskita Beton Klaten 444 kW
No Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan Harga Total Harga
1 Panel Surya Trina Solar 500 Wp 1014 pcs Rp 3.870.000 Rp 3.924.180.000
2 Inverter SMA Sunny Highpower Peak-3150 kW 3 pcs Rp 240.700.000 Rp 722.100.000
3 AC CB (Inverter) for 150 kW MCCB 200A 3P 36 kA 3 pcs Rp 1.800.000 Rp 5.400.000
4 AC CB (Main) MCCB 1000A 4P 50kA NS1000N 50kA 1 pcs Rp 14.300.000 Rp 14.300.000
5 MDP MDP 555 KVA 1 pcs Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
6 Panel ATS Panel ATS 500kVA 1 pcs Rp 85.000.000 Rp 85.000.000
7 Genset sudah ada 1 pcs Rp - Rp -
8 Trafo sudah ada 1 pcs Rp - Rp -
9 net meter dari PLN 1 pcs Rp - Rp -
10 Kabel DC Kabel Solar Oflex XLR-E 950 Meter Rp 15.000 Rp 14.250.000
11 Kabel AC dari Inverter ke Box Ac 150 kW NYY 4 x 120 mm² 10 Meter Rp 685.000 Rp 6.850.000
12 Kabel AC dari Box AC ke MDP NYY 4 x 300 mm² 3 meter Rp 2.300.000 Rp 6.900.000
Total Rp 4.878.980.000

Tabel 1. Anggaran Biaya

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Simulasi PVsyst
Penggunaan software PVsyst ini dipilih karena dapat memperkirakan ukuran sistem, menentukan
jumlah yang optimal untuk modul PV, dan menilai produksi energi dalam suatu sistem PV tersebut
dalam jam, bulanan, maupun tahunan. PVsyst juga dapat digunakan untuk mengetahui tipe beban yang
berbeda pada sistem PLTS.

12
Gambar 9. Hasil Report PVsyst 1
Pada bagian ini menunjukkan hasil mengenai sistem yang digunakan pada perencanaan panel surya
di PT Waskita Beton. Sistem yang digunakan yaitu On-Grid. PV Field Orientation menggunakan tilt
dan azimuth sebesar 15°. PV modul yang digunakan Trina Solar dengan kapasitas 500 Wp dengan
jumlah 1014 unit yang akan menghasilkan 507 kWp, terdiri dari 39 string dan setiap stringnya terdapat
26 modul tersusun seri dengan perkiraan luas area yang dibutuhkan sebesar 2423 m² menurut

13
perhitungan yang diperoleh pada PVsyst. inverter yang digunakan Sunny Highpower dengan kapasitas
150 kWac sebanyak 3 unit sehingga dapat menampung 450 kWac yang dihasilhan oleh seluruh PV.

Gambar 10. Hasil Report PVsyst 2

Grafik yang dihasilkan menunjukkan nominal daya yang di produksi oleh panel surya perbulan,
dan menunjukkan seberapa besar losses panel surya juga inverternya. Performance Ratio (PR)
merupakan kualitas dari PLTS yang independen terhadap lokasi. Performance ratio menunjukkan
proporsi energi yang sebenarnya tersedia untuk ekspor ke jaringan setelah pengurangan kehilangan
energi konsumsi untuk operasi.

14
Gambar 11. Hasil Report PVsyst 3
Loss diagram merupakan diagram yang menjelaskan rugi-rugi dari iradiasi matahari yang datang
sampai rugi-rugi sistem di dalam PLTS. Penambahan energi yang diterima sebesar 1,6%, disebabkan
oleh faktor peletakkan panel surya dan faktor perubahan posisi matahari tiap harinya. IAM losses (rugi
refleksi iradiasi matahari pada panel surya) dari sistem sebesar 2,30%, hal ini disebabkan oleh pantulan
pada bahan yang menjadi pelindung sel-sel PV didalamnya. Efisiensi pada pengukuran standar sebesar
20,94%.
Kerugian panel surya dalam jangka waktu 10 tahun sebesar 3,8%. Pengurangan irradiance level
pada PV sebesar 0,57%, di mana losses ini dipengaruhi oleh besar iradiasi. Efisiensi pembangkitan
akan berkurang bila iradiasi matahari yang diterima juga kecil. Kemudian faktor akibat suhu sebesar
7,64%, di mana bila suhu naik akan menyebabkan kenaikan arus dan turunnya tegangan yang berarti
akan terjadi panas berlebih atau dapat disebut daya yang hilang. Kemudian parameter seperti module
quality loss, mismatch loss,ohmic losses, dan inverter loss adalah parameter berdasarkan hasil simulasi
dari spesifikasi yang digunakan dalam perencanaan ini.

15
Gambar 12. Hasil Report PVsyst 4
Pada gambar diagram hasil report PVsyst 4 ,input output diagram menghasilkan perbandingan
yang berbanding lurus, yaitu semakin besar nilai radiasi yang dihasilkan dalam kWh/m²/day maka
pendistribusian energi listrik ke jaringan PLN juga semakin tinggi. Sedangkan sistem distribusi daya
outputnya setiap bulannya berubah-ubah.

16
3.2 Hasil Desain Autocad

Gambar 13. Rangkaian pada Autocad

17
PENUTUP

Berdasarkan hasil perancangan yang dilakukan dan analisa seperti diatas, maka perancangan
ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada Report PVsyst 1 bagian ini menunjukkan hasil mengenai sistem yang digunakan pada
perencanaan panel surya di PT Waskita Beton. PV modul yang digunakan Trina Solar
dengan kapasitas 500 Wp dengan jumlah 1014 unit yang akan menghasilkan 507 kWp,
terdiri dari 39 string dan setiap stringnya terdapat 26 modul tersusun seri dengan perkiraan
luas area yang dibutuhkan sebesar 2423 m² menurut perhitungan yang diperoleh pada
PVsyst.

2. Pada Report PVsyst 2 Grafik yang dihasilkan menunjukkan nominal daya yang di produksi
oleh panel surya perbulan, dan menunjukkan seberapa besar losses panel surya juga
inverternya.

3. Pada Report PVsyst 3 Loss diagram merupakan diagram yang menjelaskan rugi-rugi dari
iradiasi matahari yang datang sampai rugi-rugi sistem di dalam PLTS.

4. IAM losses (rugi refleksi iradiasi matahari pada panel surya) dari sistem sebesar 2,30%, hal
ini disebabkan oleh pantulan pada bahan yang menjadi pelindung sel-sel PV didalamnya.

PERSANTUNAN

Proses penyusunan tugas akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih dan atas terselesainya
pembuatan tugas akhir ini dengan adanya dukungan dari :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat, anugrah, dan ridhoNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir

2. Orang tua yang selalu memberi dukungan secara materi maupun fisik dan telah mendoakan
juga memberikan nasihat yang baik sehingga lebih bersemangat dan tugas akhir cepat
selesai.

3. Bapak Hasyim Asy’ari S.T., M.T selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
pendapat dan solusi dalam pembuatan tugas akhir.

4. Bapak Galang Ramadhan selaku pembimbing di PT Waskita Beton Klaten yang telah
membimbing dalam menyelesaikan tugas akhir.

18
5. Indra Kurniawan, Syahrul Ramadhan dan teman-teman Teknik Elektro Universitas
Muhammadyah Surakarta Angkatan 2018 yang telah memberikan semangat dan membantu
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, & Fadliondi. (2017). The improvement of solar cell output power using cooling and
reflection from mirror. International Journal of Power Electronics and Drive Systems, 8(3),
1320–1326. https://doi.org/10.11591/ijpeds.v8i3.pp1320-1326

Fajri, F. P. (2020). Analisis Perbandingan Kinerja Sistem PLTS IT-PLN Menggunakan Pvsyst.

Iskandar, H. R., & Fakhri, Z. (2018). Optimum Tilt Angle and Near Shading Analysis for 1000 Watt
Peak Photovoltaic Application System. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi, 1–12.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/3425

Karuniawan, E. A. (2021). Analisis Perangkat Lunak PVSYST, PVSOL dan HelioScope dalam
Simulasi Fixed Tilt Photovoltaic. Jurnal Teknologi Elektro, 12(3), 100.
https://doi.org/10.22441/jte.2021.v12i3.001

Mansur, A. (2021). Analisa Kinerja Plts on Grid 50 Kwp Akibat Efek Bayangan Menggunakan
Software Pvsyst. Transmisi, 23(1), 28–33. https://doi.org/10.14710/transmisi.23.1.28-33

Megantoro, P., Anugrah, P., Afif, Y., Awalin, L. J., & Vigneshwaran, P. (2021). A practical method
to design the solar photovoltaic system applied on residential building in Indonesia. Indonesian
Journal of Electrical Engineering and Computer Science, 23(3), 1736–1747.
https://doi.org/10.11591/ijeecs.v23.i3.pp1736-1747

Mohammad Hafidz ;, S. S. (2015). Perancangan Dan Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Kapasitas 10 Mw on Grid Di Yogyakarta. Jurusan Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik PLN,
7(JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 7 NO. 1, JANUARI-MEI 2015), 49.

Prasad*, B. K. K., Reddy, K. P., Rajesh, K., & Reddy, P. V. (2020). Design and Simulation Analysis
of 12.4 kWp Grid Connected Photovoltaic system by using PVSYST Software. International
Journal of Recent Technology and Engineering (IJRTE), 8(5), 2859–2864.
https://doi.org/10.35940/ijrte.e6243.018520

Ramoliya, J. V. (2015). Performance Evaluation of Grid-connected Solar Photovoltaic plant using


PVSYST Software. JETIR1502036 Journal of Emerging Technologies and Innovative

20
Research, 2(2), 372–378. www.jetir.org

Samsurizal, S., Christiono, C., & Husada, H. (2020). Studi Kelayakan Pemanfaatan Energi Matahari
Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Dusun Toalang. Setrum : Sistem Kendali-Tenaga-
Elektronika-Telekomunikasi-Komputer, 9(1), 75. https://doi.org/10.36055/setrum.v9i1.7494

Sarungu, Y. T. (1970). Pembuatan Sel Surya Hibrida Dengan Menggunakan Campuran Lapisan Aktif
MDMO-PPV dan ZnO. Fluida, 11(1), 15–25. https://doi.org/10.35313/fluida.v11i1.556

Sugiartha, N. (2020). Energy Yield of a 1.3 kWp Grid-Connected Photovoltaic System Design: Case
for a Small House in Bali. Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi Dan Informatika, 10(1), 19–
25. https://doi.org/10.31940/matrix.v10i1.1838

Winardi, B., Nugroho, A., & Dolphina, E. (2019). Perencanaan Dan Analisis Ekonomi Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat Untuk Desa Mandiri. Jurnal Tekno, 16(2), 1–11.
https://doi.org/10.33557/jtekno.v16i1.603

21

Anda mungkin juga menyukai