Anda di halaman 1dari 1

LAPORAN VERIFIKASI LAPANG (VERLAP)

TERKAIT PROSES PENYUSUNAN FORMULIR UKL UPL STANDAR SPESIFIK


PEMBANGUNAN GARDU INDUK TEGANGAN TINGGI DI IKN
28-31 Agustus 2023
Pungki Ari Wibowo dan Prita Ayu Permatasari

A. INFORMASI RENCANA KEGIATAN

Gardu Induk Tegangan Tinggi merupakan salah satu infrastruktur kelistrikan yang diperlukan untuk
mendukung kebutuhan listrik di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) baik untuk menunjuang kegiatan
di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) maupun aktivitas industri di sekitar IKN.
Pembangunan infrastruktur kelistrikan di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) ditargetkan rampung
pada Mei 2024 dengan pelaksana/penanggung jawab kegiatan adalah PLN Unit Induk Pembangunan
Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT), sedangkan pengurusan persetujuan lingkungannya dibantu oleh
otorita IKN. Mandat Pembangunan infrastruktur kelistrikan di IKN tertuang dalam Keputusan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.36.K/HK.02/MEM.S/2023 tentang penugasan
pelaksanaan Pembangunan infrastruktur KIPP IKN.
Berdasarkan informasi awal, gardu induk yang akan di bangun untuk mendukung Pembangunan IKN
ada 4 Gardu Induk (GI), yaitu GI Gersik, GI Pulau Balang, GI Karinggau dan GIS 4 KIPP 150 kV.
Progress rencana pembangunan tersebut saat ini memasuki tahap persiapan lahan dan persiapan teknis
pembangunan.
Proyek pembangunan kelistrikan IKN berpegang pada prinsip-prinsip Green, Beautiful, dan Smart
yang berbasis pada teknologi kecerdasan buatan (AI). Dalam upaya menjaga estetika lingkungan,
semua peralatan seperti trafo, UPS, dan genset akan dipasang di dalam tanah dengan kedalaman
sekitar 10 meter, sehingga keselamatan peralatan tetap terjaga. Selanjutnya, untuk pengaturan kabel,
akan digunakan jaringan kabel bawah tanah agar keindahan lingkungan terjaga tanpa ada kabel yang
menggantung di udara.
Gardu Induk yang akan dibangun di KIPP adalah jenis Gas Insulated Switchgear (GIS). GiS
merupakan gardu induk listrik yang menggunakan gas SF6 bertekanan sebagai media isolasinya. GIS
ini diklaim lebih efisien dan ramah lingkungan.

B. KONDISI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

Wilayah IKN memiliki limitasi dan tatangan ekologis yang tinggi sehingga dalam Pembangunan
harus memperhatikan karakteristik wilayah, baik secara ekologi, geologi maupun sosial. Dengan
demikian dapat meminimalisasi risiko dan dampak dari sisi lingkungan hidup.
Sebagian besar wilayah IKN berada di atas kawasan hutan. Di beberapa wilayah, masih terdapat
beberapa kawasan yang masih memiliki kondisi tutupan hutan yang baik, misalnya ekosistem
mangrove di Teluk Balikpapan yang menjadi habitat beberapa spesies hewan langka, seperti bekantan.
Oleh karena itu, Pembangunan di kawasan tersebut perlu dibatasi dan memprioritaskan kaidah
konservasi.
Wilayah IKN juga memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi baik flora maupun fauna.
Dengan demikian dalam Pembangunan IKN, isu perlindungan habitat dan konservasi
keanekaragaman hayati perlu menjadi perhatian khusus demi keberlanjutan lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai