Berdasarkan studi AMDAL yang dianalisa dalam Pengembangan Pembangkitan
PLTGU Priok 2.075 MW Meningkat Menjadi 2.723 MW di Komplek PT. Indonesia Power UPJP Priok dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Pada tahap konstruksi, diidentifikasikan terdapat dua kegiatan pokok yang yang memiliki dampak potensial yaitu pada saat pengoperasian PLTGU dan pemeliharaan PLTGU 2. Upaya pengelolaan yang dilakukan pada aspek sikap dan persepsi masyarakat, adalah: a. Melayani jika ada pengaduan masyarakat berkenaan dengan gangguan TV dan kebisingan. Memberikan penjelasan bahwa gangguan TV bukan akibat dari beroperasinya pembangkit, tetapi antara lain karena pengaruh jaringan transmisi. b. Memasang Rambu Pengumuman/Peringatan yang mudah dilihat oleh pengguna Sungai Japat, berisi larangan mendekati daerah intake pada radius kurang dari 9 m. c. Menggunakan silencer yang dapat meredam bising yang tinggi 3. Berdasarkan kajian pada bab prakiraan dampak yang telah dilakukan pada bab III, kegiatan Pengembangan Pembangkitan PLTGU Priok 2.075 MW menjadi 2.723 MW menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif pada aspek fisik, kimia, sosial serta kesehatan masyarakat. Dampak negatif yang timbul pada setiap tahapan kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasional dapat diminimalisasi dan dampak positif dari kegiatan terhadap beberapa komponen lingkungan juga harus dapat dikembangkan dan dimaksimalkan dengan cara mengikuti ketentuan - ketentuan yang disusun dalam Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).