Anda di halaman 1dari 20

Bab 1

1.1 Latar Belakang Pengembangan PLTGU Muara Karang 500


MW Peaker
1.2 Maksud, Tujuan, Manfaat
1.3 Identitas Pemrakarsa dan Penyusun ANDAL
1.4 Identitas Penyusun AMDAL
1.5 Ijin Eksisting dan Pengembangan PLTGU MK 500 MW
1.6 Kesesuaian Lokasi Pengembangan PLTGU Muara
Karang Dengan Rencana I-9 Tata Ruang dan Wilayah
(RTRW) DKI Jakarta
Bab 1
Latar Belakang Pengembangan PLTGU Muara Karang 500
MW

• Program Pemerintah untuk meningkatkan perekonomian


• Memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat
Dokumen studi lingkungan yang telah dimiliki :
1. Dokumen SEL PLTU/PLTGU yang disetujui oleh Menteri Pertambangan
dan Energi No.3090/01115/SJT/93 tahun 1993.

2. Dokumen AMDAL Repowering PLTU Muara Karang Unit 1, 2 dan 3 sebagai pengganti
Dokumen SEL PLTU/PLTGU Muara Karang, yang disetujui oleh Kepala BAPEDALDA DKI
Jakarta dengan nomor 06/-1.7776 Tahun 2001.

3. Rekomendasi Updating Andal, RKL-RPL Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik PT


Pembangkitan Jawa Bali Up Muara Karang oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 28/Andal/1.774.151 pada
Tanggal 30 Mei 2011.

4. Arahan dan Tanggapan Permohonan Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, dari


Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 4560/1.774.151, Tanggal 5
Juni 2013.
Dampak pembangunan terhadap
lingkungan
1. Land clearing area/lokasi Plant Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 500
MW.
2. Pembangunan Plant Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 500MW.
Beberapa hal yang terkait dengan equipment PLTGU, instalasi baru sistem
perpipaan, rencana kegiatan operasional (pengadaan natural gas, sistem
pembakaran dan gas buang, sistem pendinginan, dan kegiatan operasional
pembangkit).
3. Pembangunan fasilitas pendukung Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
500MW. Pembangunan fasilitas pendukung PLTGU meliputi beberapa
pembangunan fasilitas antara lain adalah instalasi pipa gas baru dan pelebaran
kanal water intake.
Your Picture Here
Place Your Picture Here Send To Back
1.7 Deskripsi Kegiatan Eksisting
1.8 Tahap Pelaksanaan Rencana Kegiatan dan Uraian Kegiatan Eksisting Yang Terkait Dengan Perubahan Rencana Kegiatan
Bab 2

2.1 Komponen Fisik Kimia


2.2 Ruang dan Lahan
2.3 Pengelolaan Kualitas Air
2.4 Komponen Biologi
2.5 Kondisi Geografi & Demografi propinsi DKI Jakarta
BAB 3
3.1 Metode
3.2 Prakiraan Dampak
Penting
DAMPAK HIPOTETIK DAN DAMPAK
PENTING
• Setelah diprakirakan, dampak penting hipotetik akan menjadi
dampak penting dengan mempertimbangkan kunjungan lapangan,
hasil konsultasi publik dengan masyarakat, keahlian pakar dan
mengacu ke peraturan perundanganyangberlaku.
DAMPAK PENTING
• Skala1:Kualitas lingkungan sangat jelek
• Skala2:Kualitas lingkungan jelek
• Skala3:Kualitas lingkungan sedang
• Skala4:Kualitas lingkungan baik
• Skala5:Kualitas lingkungan sangat baik

• tahapan kegiatan prakonstruksi (1), konstruksi (2), dan operasi (3)


Angka prakiraan besaran dampak yang akan diperoleh antara 1 – 4, dengan pengertian:
1=dampak kecil
2=dampak sedang
3=dampak besar
4=dampak sangat besar
BAB 4
4.1 Evaluasi Holistik Dampak Lingkungan
4.2 Telaah terhadap Dampak Penting
4.3 Pertimbangan Kelayakan Lingkungan
Prakiraan Penting Dampak
1. Jumlah penduduk terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah masyarakat di wilayah studi
terutama di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
2. Luas sebaran dampak
Sebaran dampak diperkirakan lebih dari 40% luas wilayah studi.
3. Lama dampak berlangsung/intensitas dampak
Ditinjau dari lamanya dampak, maka dampak kegiatan publikasi dan survey
proyek PLTGU Muara Karang 500 MW (Peaker) diperkirakan tidak akan
berlangsung lama karena masyarakat sekitar sudah menerima kondisi existing.
4. Komponen lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah
penurunan
kamtibmas.
5. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak bersifat kumulatif
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak We Create Quality
Professional PPT
Dampak kegiatan ini diperkirakan dapat berbalik dengan adanya
Presentation
penjelasan
dari pihak yang berwenang atau jika telah diperoleh kesepakatan
alternatif
solusi dari permasalahan yang mungkin timbul (perubahan
kualitas udara dan
pencemaran lingkungan, kekhawatiran tidak bisa bekerja di proyek
pembangunan 500 MW (Blok III).

Anda mungkin juga menyukai