Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN LINGKUNGAN

PLTMG MERAUKE 20 MW
SEMESTER II TAHUN 2018

UNIT INDUK PEMBANGUNAN PAPUA


Jl. Baru Kotaraja, Kelurahan Wai Mhorock, Kecamatan Abepura,
Jayapura, 99225
Tlp : (0967) 5180157

Konsorsium PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK –


PT WIJAYA KARYA REKAYASA KONSTRUKSI
Tamansari Hive Office, 5th Floor, JL. D.I Panjaitan Kav 2 Jakarta 13340
Tlp : (021) 22684446
DAFTAR ISI

Bab 1. PENDAHULUAN
A. IDENTITAS PERUSAHAAN................................................................................................................. 1
B. LOKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ............................................................................................ 1
C. DESKRIPSI KEGIATAN ....................................................................................................................... 1
D. PERKEMBANGAN LINGKUNGAN SEKITAR ..................................................................................... 8

Bab 2. PELAKSANAAN DAN EVALUASI


A. PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MESIN GAS
(PLTMG) MERAUKE 20 MW .............................................................................................................. 19
B. EVALUASI ........................................................................................................................................... 52

Bab 3. KESIMPULAN
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 53

LAMPIRAN
A. LAPORAN HASIL UJI UDARA AMBIENT ............................................................................................ 54
B. LAPORAN HASIL UJI UDARA AMBIENT ............................................................................................ 55
C. LAPORAN HASIL UJI AIR LAUT ......................................................................................................... 56
D. LAPORAN HASIL UJI AIR LAUT (PLANKTON) .................................................................................. 57
E. LAPORAN HASIL UJI SEDIMEN (BENTOS) ....................................................................................... 58
F. DOKUMENTASI……………………………………………………………………………………………….. 59

i
DAFTAR TABEL

TABEL 1 Data Kualitas Udara Ambien pada Beberapa Lokasi di Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW ... 9
TABEL 2 Hasil Uji Kualitas Air di Lokasi Studi Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW................................ 14
TABEL 3 Pengukuran dan Analisa Kualitas Biota Air (Plankton) di Sekitar Lokasi Pembangunan .................. 16
TABEL 4 Pengukuran dan Analisa Kualitas Biota Air (Benthos) di Sekitar Lokasi Pembangunan ................... 17
TABEL 5 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 20 MW Kabupaten Merauke Provinsi
Papua Tahap Pra Konstruksi ............................................................................................................ 19
TABEL 6 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 20 MW Kabupaten Merauke Provinsi
Papua Tahap Konstruksi ................................................................................................................... 22
TABEL 7 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 20 MW Kabupaten Merauke Provinsi
Papua Tahap Operasi ....................................................................................................................... 37

ii
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

BAB I
PENDAHULUAN

A. IDENTITAS PERUSAHAAN

1. Nama Perusahaan : PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkit Papua


Jenis Badan Hukum : PT (Perseroan Terbatas)
Alamat Perusahaan : Jl. Baru Kotaraja, Kelurahan Wai Mhorock,
Kecamatan Abepura, Jayapura, 99225
Nomor Telepon : (0967) 5180207
Nomor Fax : (0967) 582323
Email : plnuipxiv@pln.co.id
Status pemodalan : APLN
Bidang usaha/kegiatan : Pembangunan Instalasi Ketenagalistrikan
Rekomendasi UKL/UPL : Nomor 660/661/ Tahun 2016

Nama Penanggung Jawab : Reisal Rimtahi Hasoloan

Jabatan Penanggung Jawab : General Manager

B. LOKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


Lokasi kegiatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) PT. PLN
(Persero) Unit Induk Pembangunan Papua berlokasi di Jl. Perikanan Naori, Distrik Karang
Tengah, Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua.

C. DESKRIPSI KEGIATAN

Sebagai akibat pesatnya pembangunan nasional dan meningkatnya pendapatan


masyarakat membutuhkan tersedianya tenaga listrik yang handal, tepat waktu dan
harga yang terjangkau oleh masyarakat luas. Pesatnya pembangunan di kota Merauke
membutuhkan kehandalan tenaga listrik. Luas lahan yang digunakan untuk membangun
PLTMG Merauke dengan fasilitas penunjang lain adalah 1,2 hektar. Lahan yang digunakan
untuk PLTMG Merauke merupakan tanah rawa. Sebelum pemekaran Kabupaten Merauke
memiliki luas wilayah 119.749 Km2 (29% dari luas wilayah Provinsi Papua). Setelah
pemekaran Kabupaten Merauke saat ini memiliki luas wilayah 46.791,63 Km2 membawahi 20
Distrik, 8 Kelurahan dan 160 Kampung. Kabupaten Merauke berada antara 1370 - 1410 BT

1
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

dan 50 00’9 00’ LS. Adapun batas lokasi/batas proyek pembangunan PLTMG 20 MW di
Kampung Karang Tengah Kabupaten Merauke adalah sebagai berikut :

▪ Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura

▪ Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Arafura

▪ Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten


Mappi

▪ Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Papua New Guinea

Rencana Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW oleh PT. PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Papua akan melalui tahapan pra-konstruksi, tahap konstruksi dan tahap
operasional. Komponen rencana kegiatan tersebut diprakirakan dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan sehingga perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Rencana kegiatan yang akan dilakukan saat ini adalah pada tahap konstruksi dapat diuraikan
sebagai berikut:

Rencana Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW oleh PT. PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Maluku akan melalui tahapan pra-konstruksi, tahap konstruksi dan tahap
operasional. Komponen rencana kegiatan tersebut diprakirakan dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan sehingga perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Rencana kegiatan yang akan dilakukan saat ini adalah pada tahap konstruksi dapat diuraikan
sebagai berikut :

TAHAP KONSTRUKSI

Komponen kegiatan yang dilakukan pada tahap Konstruksi dari Rencana Pembangunan
PLTMG Merauke 20 MW adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi


Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan saat kegiatan konstruksi diperkirakan 52 orang.
Tenaga kerja yang digunakan diutamakan berasal dari daerah sekitar proyek yang
berdasarkan kriteria keahlian -dan ketrampilannya. Berdasarkan tingkat keahlian dan
ketrampilan yang dimiliki, tenaga kerja tersebut dapat dikategorikan sebagai supervisor,
tukang, mandor, buruh dan personalia. Sedangkan tingkat pendidikannya dapat bervariasi
mulai dari tingkat SD, SLTP, SLTA, sarjana Muda atau Diploma dan Sarjana (S1).

2
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

2. Pembangunan dan Pengoperasian Base-camp


Basecamp pekerja merupakan tempat tinggal staf dan tenaga kerja proyek. Masing-
masing dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, toilet, dan dapur. Penempatan basecamp
pekerja dibuat terpisah, basecamp pekerja dibangun tidak jauh dari lokasi proyek. Penempatan
basecamp pekerja di uar lokasi proyek harus memperhatikan faktor lingkungan sekitar,
terutama dalam pembuatan sanitasi. Desain bangunan ini biasanya bersifat semi-permanen
dengan ukuran berkisar 200 m2. Fasilitas ini bersifat sementara untuk menunjang kegiatan
pembangunan PLTMG Merauke 20 MW.

3. Mobilisasi Alat dan Material


Peralatan yang dibutuhkan dalam pembangunan PLTMG Merauke 20 MW di Jl. Perikanan
Naori, Distrik Karang Tengah, Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua
umumnya didatangkan dari Pulau Jawa. Peralatan tersebut sebagian besar dikirim dengan
transportasi laut. Kemudian dilanjutkan dengan transportasi darat dari pelabuhan tersebut
menuju lokasi proyek yang berjarak sekitar ± 2 km.

PLTMG Merauke 20 MW menggunakan 5 mesin (engine) 4 tak dengan kapasitas masing-


masing mesin sebesar 4 MW. Generator dan Auxilliary Equipmet yang didesain untuk
dioperasikan dengan menggunakan natural gas. Engine dan Generator sudah menyatu
dengan alignment setting dari pabrikan dan tidak memerlukan angkur untuk duduk diatas
pondasi karena memiliki system Common Base Frame menggunakan steel spring element.

4. Pematangan Lahan
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan yang diperlukan antara lain meliputi
pekerjaan-pekerjaan berikut :

a) Pekerjaan pembersihan (clearing, grubbing, dan stripping top soil) meliputi


pembersihan lahan dan tumbuh-tumbuhan, batuan permukaan dan pengupasan
permukaan tanah lunak, termasuk pembuatan jalan sementara menuju are
penempatan material pembersihan itu sendri. Khusus top soil akan ditempatkan di
pinggiran lokasi yang selanjutnya digunakan untuk keperluan landscaping.
b) Pekerjaan pembongkaran dan pemindahan apabila terdapat bangunan, jalan, dan
bangunan konstruksi lainnya yang tidak diperlukan lagi di lokasi.

3
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

c) Pekerjaan galian dan pengurugan yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi
lahan. Untuk daerah yang terlalu tinggi dari elevasi yang direncanakan perlu
dilakukan pekerjaan galian. Sedangkan untuk area yang lebih rendah akan diurug
dengan material yang memenuhi kriteria tanah urug untuk selanjutnya
dipadatkan. Apabila tanah galian di lokasi memenuhi kriteria tanah urug, maka
hasil galian tersebut ditempatkan di lokasi sementara untuk selanjutnya
digunakan sebagai tanah urug. Tetapi apabila tidak memenuhi syarat, maka hasil
galian akan dibuag ke luar lokasi
d) Pekerjaan pagar, pintu pagar dan pos keamanan lokasi proyek yang diperlukan
untuk memberikan batas lokasi proyek yang akan proyek.

5. Pembangunan Fasilitas PLTMG


Desain PLTMG mengacu pada standard PLN (SPLN) maupun International Standard and
Code, antara lain IEC Standard (International Electrotechnical Commission) dan ANSI
(American Natoinal Standard Institude). Standard tersebut mengatur semua sistem elektrikal
dan spesifikasi instrumen sehingga mendukung Power Plant yang aman dan handal.
Pembangunan fasilitas PLTMG terdiri pekerjaan sipil, elektrikal dan pekerjaan mekanikal.

a) Pekerjaan Sipil
Pekerjaan sipil meliputi pekerjaan bangunan pembangkit, bangunan gedung dan
bangunan penunjang.

b) Pekerjaan Mekanikal
Rencana pembangunan PLTMG Merauke 20 MW akan dihasilkan oleh 5 unit
mesin generating set mengunakan bahan bakar gas alam. Keunggulan dengan
menggunakan gas alam adalah electric efficiency cukup tinggi yang dapat
mencapai 43 % dengan tingkat polusi yang rendah dibandingkan dengan jenis
pembangkitan yang lain.

Hal lain yang istimewa dari jenis pembangkit ini adalah start-up mesin generating
set hanya membutuhkan beberapa menit untuk dapat memasok daya listrik ke
konsumen. Hal ini sangat baik untuk melayani fluktuasi permintaan beban listrik
pada sistem distribusi PLN setempat.

4
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

c) Pekerjaan Elektrikal

Pekerjaan utama elektrikal, meliputi:

Generator

Generator yang digunakan adalah generator sinkron dengan kapasitas


daya terpasang 2000 kVA dengan spesifikasi frekuensi 50 Hz, tegangan nominal
400 Volt dan 3 phrasa. PLTMG Merauke memiliki 5 unit generator sehingga total
kapasitas terpasang adalah 5 x 4000 kVA atau setara dengan 20 MW. Pada
generator terdapat proteksi eksitasi/peralatan kendali meliputi:
a) Over-current
b) Under-excitation
c) Over-voltage
d) Under-voltage
e) VT fuse failure
f) AVR failure
g) Overfluxing
h) AVR power supply failure

Transformator Daya

Peralatan listrik utama lainnya adalah transformator daya (trafo daya).


Trafo daya yang akan digunakan pada PLTMG Merauke adalah berkapasitas
10.000 kVA.

Peralatan Gardu Pembangkit

Peralatan Gardu Pembangkit, terdiri dari:


a) Gardu Pembangkit 20 KV (Swithyard)
b) Cubicle
c) Compartemen Rell
d) Compartemen Lemari Control
e) Pemisah Rell
f) Pemutus Tenaga PMT/CB
g) Pemisah Kabel
h) Travo Arus
i) Travo Tegangan

5
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Transaksi Energi di Gardu Pembangkit

Energi listrik yang dihasilkan langsung disalurkan ke jaringan 20 kV, yang


sebelumnya diukur dengan menggunakan alat pengukur yaitu KWhmeter,
kVarhmeter, kWhmeter, berfungsi untuk mengukur energy aktif/daya aktif
sedangkan kVarhmeter mengukur energy reaktif/daya reaktif. Alat ukur tersebut
merupakan meter yang digunakan sebagai alat transaksi jual beli energy listrik
dengan pelanggan.

Peralatan Proteksi

Peralatan Proteksi terdiri dari:


a) Pemutus tenaga
b) Relay proteksi
c) Proteksi travo tenaga

Kontrol Panel

Kontrol Panel, terdiri dari:


a) Engine control panel
b) Motor starter panel
c) Generator control panel
d) Synchronizing panel

Battery Charge

Fungsi awal dari generator adalah dioperasikan dengan baterai. Pengisi


daya baterai membuat baterai pembangkit dibebankan dengan memasok dengan
tegangan yang tepat melayang, jika tegangan mengambang sangat rendah
baterai akan tetap undercharge. Jika tegangan mengambang sangat tinggi, akan
mempersingkat masa pakai baterai. Pengisi baterai yang biasanya terbuat dari
stainless steel untuk mencegah korosi. Mereka juga sepenuhnya otomatis dan
tidak memerlukan pengaturan yang harus dilakukan atau pengaturan diubah.
Output tegangan DC dari charger baterai ditetapkan sebesar 2.33 Volt per sel,
yang adalah tegangan mengambang tepat untuk baterai asam timbal. Pengisi
daya baterai memiliki output tegangan DC terpencil yang tidak menganggu fungsi
normal dari generator

6
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

d) Pekerjaan Instalasi dan Testing

Instalasi dilaksanakan dengan memasang peralatan pada pondasi beton


yang sudah matang usia. Beberapa engine sudah dipasang langsung saat dating,
sisanya dirakit kemudian.

Kemudian dilakukan pengaliran listrik. Urusan elektrikal ini dilaksanakan


bersamaan dengan mekanikal oleh masing-masing engine. Kemudian setelah
pemasangan selesai dilakukan Testing. Pengetesan yang dilakukan satu persatu
(Individual test) pada mulanya dengan melakukan first rollingyaitu uji coba pada
masing-masing kinerja bagian engine. Kemudian dilakukan pengetesan pipa (All
pipa test) yang mana untuk seluruh gas diperiksa dan dibersihkan dengan cara
Pickling. Flushing, Purging. Lalu dilakukan hipot test yaitu pengetesan kabel aliran
listrik, diharapkan bahwa tidak ada kebocoran. Dan terakhir dilaksanakan island
testyaitu pengetesan pendinginan alat.

Pengetesan – pengetesan tersebut dilakukan secara parallel persistem.


Semuanya dilaksanakan sesuai prosedur keamanan karena memiliki resiko cukup
tinggi sehingga proyek khusus menyediakan pemadam kebakaran.

Setelah semua engine dinyatakan siap dan mendapatkan sertifikasi


“Rekomendasi Layak Bertegangan” (RLB) dari PLN. Lalu dilaksanakan Loading
test, yaitu percobaan kerja engine yaitu mengalirkan listrik ke jaringan. Loading
test ini menjadikan engine dengan beban listrik melaksanakan tes selama 100%
kapasitasnya. Pengetesan tahap ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 – 3 jam
dengan sistem shift, setelah berjalan lancer dan amam, maka PLN mengeluarkan
Rekomendasi Layak Sinkron (RLS). Setelah Loading testberhasil, barulah
dilakukan Reability Run (RR) yaitu enginebekerja selama 72 jam nonstop, dengan
peraturan apabila enginebermasalah (mati) maka pengetesan ini harus diulang
dari waktu 0 lagi, namun apabila kesalahan pada jaringan atau
pendukungenginesaja, maka waktu tetap dilanjutkan sejak padamnya engine.
Sukses RR ditandai dengan keluarnya sertifikat layak operasi (SLO).

7
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

D. PERKEMBANGAN LINGKUNGAN SEKITAR


RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Rona lingkungan disebut pula sebagai Environmental Setting atau Environmemtal
Baseline yang merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun. Untuk studi evaluasi
(SEL) rona lingkungan dapat disebut sebagai keadaan lingkungan sewaktu dilakukan
penelitian. Penyusunan deskripsi dari rona lingkungan merupakan bagian dasar yang sangat
penting dalam proses AMDAL atau UKL-UPL/RKL-RPL seperti halnya dengan penyusunan
deskripisi proyek.

Komponen Lingkungan yang terkena dampak;


a) Komponen Geo-Fisik-Kimia;
b) Komponen Biologi;
c) Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya; dan
d) Komponen Kesehatan Masyarakat.

Pada laporan pemantauan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan


Lingkungan (UKL-UPL) ini, saat dilakukan kajian pada tahap konstruksi maka komponen yang
akan dibahas hanya pada komponen Geo-Fisik-Kimia. Sementara komponen Biologi, Sosial,
Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat akan dilakukan pembahasan pada tahap
operasional kegiatan PLTMG Merauke 20 MW.

a) Komponen Geo-Fisik-Kimia
1. Kualitas Udara dan Kebisingan
Gambaran awal kualitas udara ambien dan bising di sekitar rencana lokasi
pembangunan PLTMG Merauke 20 MW, di Jl. Perikanan Naori, Distrik Karang Tengah,
Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, yang diprekirakan akan
menerima dampak dari kegiatan ini dapat dilihat pada hasil pengukuran lapangan tahun
2018. Lokasi pengukuran diambil di dua tempat, yaitu pada tengah lokasi Pembangunan
PLTMG Merauke 20 MW pada titik koordinat S: 08028’41,5” / E: 140022’22,9”; dan di lokasi
proyek 2 (Area Pabrikasi) proyek pembangunan PLTMG Merauke 20 MW pada titik
koordinat S: 08028’45,5” / E: 140022’22,9”; Data hasil pengukuran kualitas udara dan bising
pada lokasi tersebut seperti tertera pada Tabel 1 berikut ini:

8
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Tabel 1. Data Kualitas Udara Ambien pada Beberapa Lokasi di Pembangunan PLTMG
Merauke 20 MW
No Parameter Baku Mutu* Satuan Hasil Analisa
1 2
1. Sulfur Dioksida (SO2) 900 µg/Nm3 3.40 2.07
2. Nitrogen Dioksida (NO2) 400 µg/Nm3 5.78 4.44
3. Karbon Monoksida (CO) 30000 µg/Nm3 0 0
4. Amonia NH3 2 Ppm 0.0131 0.0112
4. Ozon (O3) 235 µg/Nm3 30.52 23.14
5. Kebisingan - dBA 67.5 58.5
Sumber: Hasil Pengukuran, Oktober 2018

• Sesuai PP Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara


• Keterangan:
1 = Tengah lokasi Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW
2 = Di dekat pintu gerbang area proyek pembangunan PLTMG

2. Kualitas Udara Ambien


Secara umum, data hasil pengukuran parameter kualitas udara ambien di atas
menunjukan bahwa udara di wilayah studi masih tergolong bersih yang ditunjukan oleh nilai
semua parameter uji yang masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan.

a. Sulfur Dioksida (SO2)


Sulfur Dioksida (SO2) merupakan salah satu komponen polutan udara hasil
pembakaran pada proses industri, kendaraan bermotor, generator listrik, atau
sampah organik. Pada konsentrasi tinggi, gas ini dapat menyebabkan iritasi pada
saluran pernapasan, dan reaksi dengan uap air di atmosfir dapat mengakibatkan
hujan asam.
Hasil pengukuran emisi gas buang untuk parameter Sulfur Dioksida (SO2)
menunjukan nilai hasil pengujian di wilayah studi konsentrasi gas ini berkisar antara
2,07 µg/Nm3 hingga 3,40 µg/Nm3. Hasil tersebut di atas menunjukan nilai tersebut
tidak melebihi baku mutu berdasarkan PP RI Nomor 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara yang ditetapkan sebesar 900 µg/Nm3 atau kualitas
udara di sekitar lokasi pengukuran relative masih bersih dan kegiatan di sekitarnya

9
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

belum menyebabkan udara tercemar oleh gas SO2. (Data pengukuran dan Laporan
Hasil Uji (LHU) terlampir).

b. Nitrogen Dioksida (NO2)


Gas ini merupakan salah satu polutan udara ambien yang dapat bersumber dari
alam. Hasil pembakaran bahan organik atau asap kendaraan bermotor. Pada
konsentrasi tertentu, misalnya diatas nilai baku mutu, gas ini dapat menimbulkan
iritasi hingga pendarahan paru-paru pada manusia dan kerusakan terhadap vegetasi.
Hasil pengukuran emisi gas buang untuk parameter Nitrogen Dioksida (NO2)
menunjukan nilai hasil pengujian di wilayah studi konsentrasi gas ini berkisar antara
4,44 µg/Nm3 hingga 5,78 µg/Nm3. Hasil tersebut diatas menunjukan bahwa nilai
tersebut tidak melebihi baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan PP RI Nomor 41
tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang ditetapkan sebesar 400
µg/Nm3 untuk jenis kegiatan lain yaitu 400 µg/Nm3. Pada rentang konsentrasi
tersebut, gas NO2 tidak akan berdampak terhadap komponen lingkungan lainnya
seperti pada manusia, tumbuhan dan jasad renik lainnya. (Data pengukuran dan
Laporan Hasil Uji (LHU) terlampir).

c. Karbon Monoksida (CO)


Gas CO ini dapat bersumber dari pembakaran tidak sempurna bahan organic,
seperti bensin atau solar pada kendaraan bermotor, batu bara atau bahan organic
lainnya. Pada konsentrasi tertentu, yaitu diatas baku mutu yang dipersyaratkan, gas
ini dapat menimbulkan efek racun pada tubuh manusia dengan gejala seperti sakit
kepala, pusing, dan sesak napas.
Hasil pengukuran emisi gas buang untuk parameter Karbon Monoksida (CO) di
dua wilayah studi adalah 0 µg/Nm3. Nilai tersebut diatas masih relatif rendah atau di
bawah ambang baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan PP RI Nomor 41 tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang ditetapkan sebesar 30.000
µg/Nm3, sehingga tidak berdampak terhadap kesehatan masyarakat dan komponen
lingkungan hidup lainnya. Sumber utama CO diperkirakan dari emisi kendaraan
bermotor yang beroperasi di sekitar lokasi pengukuran. (Data pengukuran dan
Laporan Hasil Uji (LHU) terlampir).

10
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

d. Ozon (O3)
Ozon adaah senyawa kimia yang terdiri dari tiga atom oksigen (O3). Ozon di
udara tidak berwarna dan memiliki bau yang khas dalam bentuk asap. Ozon
terbentuk di udara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan
panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi
atom oksigen tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat
memebentuk ozon (O3). Dampak dari ozon (O3) adalah iritasi pada hidung dan
tenggorokan. Kontak dengan ozon pada kadar tertentu selama 2 jam pada orang-
orang yang sensitive dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi.
Salah satu senyawa penyebab efek rumah kaca yaitu akibat keberadaan ozon di
lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi.
Hasil pengukuran emisi gas buang untuk parameter Ozon (O3) di wilayah studi
adalah 23,14 µg/Nm3 hingga 30,52 µg/Nm3. Nilai tersebut diatas masih relatif rendah
atau di bawah ambang baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan PP RI Nomor 41
tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang ditetapkan sebesar 235
µg/Nm3. (Data pengukuran dan Laporan Hasil Uji (LHU) terlampir).

e. Amonia NH3
Sumber amonia adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari prses difusi udara
atmosfer, limbah industry dan domestic. Ammonia adalah senyawa kaustik yang
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas dan dapat merusak kesehatan.
Kontak dengan gas ammonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan
paru-paru dan bahkan kematian. Gas ammonia juga merupakan salah satu gas
pencemar udara yang dihasilkan dari penguraian senyawa organic oleh
mikroorganisme.
Hasil pengukuran kandungan partikel Debu di wilayah studi berada pada kisaran
antara 0,0112 ppm hingga 0,0131 ppm. Nilai tersebut diatas masih di bawah nilai
ambang baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor KEP-50/MEN LH/11/1996 tentang baku mutu tingkat kebauan yang
ditetapkan sebesar 2 ppm. (Data pengukuran dan Laporan Hasil Uji (LHU) terlampir).

11
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

3. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan. Pada umumnya kebisingan sangat berkaitan dengan
ketergangguan (annoyance). Intensitas bising yang terukur di wilayah studi, yaitu pada
Tengah lokasi Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW berkisar antara 58,5 dBA dan di
lokasi proyek 2 (Area Pabrikasi) proyek pembangunan PLTMG Merauke 20 MW berkisar
antara 67,5 dBA. Intensitas bising ini masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-48 Tahun 1996
tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan untuk area Industri yang ditetapkan sebesar 70
dB(A) dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
Tempat Kerja yaitu sebesar waktu pemaparan per jam adalah 8 jam dengan intensitas
kebisingan sebesar 85 dB(A). (Data pengukuran dan Laporan Hasil Uji (LHU) terlampir).

4. Kualitas Air
Kualitas air adalah karakteristik mutu yang diperlukan untuk pemanfaatan tertentu
dari berbagai sumber air. Kriteria mutu air merupakan suatu dasar baku mengenai syarat
kualitas air yang dapat dimanfaatkan. Baku mutu air adalah suatu peraturan yang
disiapkan oleh suatu negara atau suatu daerah yang bersangkutan.
Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian
tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi,
atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya
pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya
untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.

12
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Standart Kualitas Air


Standart Kualitas Air adalah Karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk
pemanfaatan tertentu dari sumber – sumber air. Dengan adanya standard kualitas
air, orang dapat mengukur kualitas dari berbagai macam air. Setiap jenis air dapat
diukur konsentrasi kandungan unsur yang tercantum didalam standard kualitas,
dengan demikian dapat diketahui syarat kualitasnya, dengan kata lain standard
kualitas dapat digunakan sebagai tolak ukur. Standar kualitas air bersih dapat
diartikan sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut yang
biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan
persyaratan– persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan
gangguan pada biota laut.

1. Kualitas Air di sekitar lokasi pembangunan PLTMG Merauke 20 MW Distrik


Karang Tengah, Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua

Kualitas air di sekitar lokasi proyek PLTMG Merauke 20 MW di Distrik Karang


Tengah, Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua dapat di lihat
dari data pengujian sampel air pada bulan Desember 2018. Sampel air diambil di
sekitar lokasi pembangunan PLTMG Merauke 20 MW. Parameter uji kualitas air,
meliputi parameter fisik dan kimia. Baku mutu air yang digunakan adalah baku mutu
air laut untuk biota laut. Penetapan mutu sampel air didasarkan pada Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air
Laut.

Lokasi pengambilan sampel air di wilayah Pembangunan PLTMG 20 MW pada


air, diambil di sekitar lokasi pembangunan PLTMG Merauke 20 MW. Data pengujian
kualitas air terdapat pada Tabel 2, dibawah ini.

13
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Tabel 2. Hasil Uji Kualitas Air di lokasi Studi


Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW
Metode Hasil Uji Baku
No Parameter Satuan
Pengujian Mutu
A. Fisika
1 Kebauan - Organoleptis Alami Alami
2 TSS mg/l SNI 06-6989.3- 59 20
2004
3 Suhu ºC SNI 06-6989.23- 26,0 Alami
2005

B. Kimia
1 pH - SNI 06-6989.11- 6,10 7-8,5
2004
2 Salinitas %O SNI 06-243-1991 28,9 Alami

3 BOD mg/l APHA 5210-C 6,08 10

4 Amoniak Total mg/l SNI 06-6989.30- 0,0241 0,3


(NH3-N) 2005
5 Surfaktan mg/l SNI 06-2480-1991 0,2816 1
(Detergent)
6 DO mg/l SNI 06-6989.14- 11,31 >5
2004
7 Phosphate mg/l SNI 06-6989.31- 0,0321 0,015
2005
Sumber: Hasil Pengukuran, Oktober 2018.

a. Parameter Fisik
Kondisi fisik air di wilayah studi relatif masih baik berdasarkan parameter suhu.
Suhu air di lokasi tapak proyek Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW di Distrik
Karang Tengah, Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua
masih alami, yaitu 26,00 C dan tampak tidak berbau masih alami. Untuk

14
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

parameter TSS adalah 59 mg/l yang berada di atas kadar maksimum yang
diperbolehkan sebesar 20 mg/l.
b. Parameter Kimia
Tingkat kemasaman sampel air masih berada pada kisaran pH air yaitu pH 6,10
yang masih berada di dibawah pH normal yang diperbolehkan (Baku mutu berada
pada kisaran 7 – 8.5). Salinitas masih alami pada kisaran 28,9 %O. BOD berada
pada kisaran 6,08 mg/l, yang berada diatas baku mutu (baku mutu yang
diperbolehkan, yaitu 10 mg/l). Amoniak Total (NH3-N) bernilai 0,0241 mg/l yang
masih berada dibawah baku mutu (baku mutu amoniak adalah 0,3 mg/l),
surfaktan (detergen) berada pada kisaran 0,2816 mg/l yang berada diatas kisaran
yang diperbolehkan, yaitu 1 mg/l, DO adalah 11,31 mg/l yang masih berada pada
kisaran yang diperbolehkan yaitu > 5 mg/l dan parameter Phosphat adalah
0,0321 mg/l yang berada diatas kisaran yang diperbolehkan, yaitu 0,015 mg/l.
(Hasil Uji Laboratorium, terlampir).

2. Kualitas Biota di perairan sekitar Lokasi Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW


Distrik Karang Tengah, Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Provinsi
Papua

Kualitas biota laut pada perairan di depan kegiatan Pembangunan PLTMG Merauke
20 MW di Distrik Karang Tengah, Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Provinsi
Papua dapat di lihat dari data pengujian sampel air pada bulan Desember 2018. Sampel
air di ambil di sekitar lokasi pembangunan PLTMG Merauke 20 MW. Parameter uji
kualitas air, meliputi parameter biota plankton dan bentos. Baku mutu air yang digunakan
adalah baku mutu air untuk biota. Penetapan mutu sampel air didasarkan pada Index
Diversitas pada biota.

Lokasi pengambilan sampel air di ambil di sekitar lokasi pembangunan PLTMG


Merauke 20 MW. Data pengujian kualitas biota air terdapat pada Tabel 3 dibawah ini.

15
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

a. Plankton
Tabel 3. Pengukuran dan Analisa Kualitas Biota Air (Plankton) di Sekitar Lokasi
Pembangunan
Jumlah Individu Per Meter
Jenis plankton
B 780
Tabellaria sp 15
Chaetonagtha sp 16
Biddulphia sp 5
Synedra sp 2
Anabaena sp 2
Adineta sp 2
Coscinodiscus sp 2
Pleurosigma sp 2
Ankistrodesmus sp 1
Zygema sp 1
Closterium sp 1
Gyrosigma sp 1
Planktosphaeria sp 1
Nilzchia sp 10
Cyclotella sp 2
Mucor sp 2
Hydrodictyon sp 1
Jumlah taxon 17
Kelimpahan total 1210
Index diversitas 2,28
Sumber: Hasil Pengukuran, Oktober 2018

16
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Keterangan :

Index diversitas Derajat pencemaran


>2.0 Belum tercemar
2,0 ‐ 1,6 Tercemar ringan
1,5 - 1,0 Tercemar sedang
<1.0 Tercemar berat

b. Benthos
Tabel 4. Pengukuran dan Analisa Kualitas Biota Air (Benthos) di Sekitar Lokasi
Pembangunan
Jumlah Individu Per Meter
Jenis benthos
B 781
Turbo chysostomus 3
Strombus labiatus 2
Strombus epidermis 3
Strombus dilatatus 2
Annachlamys leoparda 2
Vexillum rugtosum 1
Hippopus hippopus 1
Sium netirodeum 1
Cypreae annulus 1
Jumlah taxon 10
Kelimpahan total 769
Index diversitas 2,10
Sumber: Hasil Pengukuran, Oktober 2018

17
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Keterangan :

Index diversitas Derajat pencemaran


>2.0 Belum tercemar
2,0 ‐ 1,6 Tercemar ringan
1,5 - 1,0 Tercemar sedang
<1.0 Tercemar berat

Hasil Pengukuran dan Analisa perairan Sekitar Lokasi Pembangunan PLTMG Merauke
20 MW menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan dari analisa plankton adalah 2,28 dan
benthos adalah 2,10. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa derajat pencemaran dari index
diversitas adalah belum tercemar yang berarti output yang dihasilkan dari kegiatan proyek
Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW tidak mencemari lingkungan.

18
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MESIN GAS (PLTMG) MERAUKE 20 MW
Tabel 5. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 20 MW
Kabupaten Merauke Provinsi Papua Tahap Pra Konstruksi.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Jenis Dampak Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
TAHAP PRA KONSTRUKSI
KOMPONEN SOSEKBUD
1. Perubahan Pendapatan Pemegang Hak Adat
Pengadaan Perubahan Kompensasi lahan ▪ Memberikan ▪ Di kantor satu kali selama ▪ Memberikan ▪ Di kantor satu kali selama ▪ Pelaksana
Lahan pendapatan seluas 4,77 ha akan kompensasi Manajemen PT. tahap pra kompensasi sesuai Manajemen tahap pra adalah PT.
pemegang meningkatkan sesuai nilai jual PLN (Persero), konstruksi nilai jual yang PT. PLN konstruksi. PLN
hak adat pendapatan yang menjadi Area Merauke, menjadi (Persero), (Persero)
pemegang hak adat kesepakatan ▪ Di kantor BPN kesepakatan kedua Area selaku
yakni marga kedua belah Kabupaten belah pihak, Merauke, pemrakarsa
Miokbun dan Ayer pihak, Merauke ▪ Pemrakarsa ▪ Di kantor BPN
termasuk asyarakat ▪ Pemrakarsa ▪ Di rumah memastikan bahwa Kabupaten ▪ Pengawas
kampung Karang memastikan Keluarga pelunasan Merauke adalah BLH
Tengah> Rp. bahwa pelunasan Miokbun dan kompensasi telah ▪ Di rumah Kabupaten
3.000.000,- kompensasi telah Ayer selesai sebelum Keluarga Merauke
selesai sebelum pelaksanaan Miokbun dan
pelaksanaan konstruksi dimulai Ayer ▪ Penerima
konstruksi Laporan
dimulai, adalah BLH
▪ Pemrakarsa Kabupaten
memastikan Merauke
bahwa pemberian
kompensasi
disertai dengan
bukti otentik
berupa berita
acara yang

19
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

ditandatangani
lebih dari 2 saksi
dari kedua belah
pihak.

20
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Jenis Dampak Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
2. Perubahan Persepsi Masyarakat
Pengadaan Perubahan >70% masyarakat ▪ Pemrakarsa ▪ Lokasi ▪ Satu kali ▪ Mengidentifikasi ▪ Lokasi ▪ Satu kali ▪ Pelaksana
Lahan persepsi di Kampung Karang melakukan pengelolaan selama tahap jumlah warga Pemantauan selama PT. PLN
masyarakat Tengah memiliki sosialisasi secara adalah di balai konstruksi masyarakat adalah di balai tahap (Persero)
pandangan dan intensif pada Kampung ▪ Satu kali kampung Karang Kampung konstruksi area
sikap positif masyarakat di Karang Tengah selama tahap Tengah terutama Karang Merauke
terhadap rencana tapak proyek dan Kantor konstruksi pemilik lahan yang Tengah dan selaku
proyek sebelum Distrik Merauke ▪ Satu kali melakukan Kantor Distrik pemrakarsa
pelaksanaan ▪ Badan selama tahap pengaduan kepada Merauke ▪ Badan
konstruksi dimulai pertanahan dan konstruksi BLH Kabupaten ▪ Badan Pertanahan
▪ Pemrakarsa Kantor Merauke. pertanahan dan Dinas
melakukan Pertanian ▪ Mengidentifikasi dan Kantor Pertanian
koordinasi Kabupaten proses ganti rugi Pertanian Kabupaten
dengan badan Merauke tanam tumbuh Kabupaten Merauke
pertanahan dan ▪ Di areal tapak ▪ Pengamatan Merauke ▪ Penerima
dinas pertanian proyek seluas 4 langsung di tapak ▪ Di areal tapak Laporan
dan perkebunan hektar proyek proyek seluas adalah BLH
terkait ganti rugi 4 hektar Kabupaten
tanam tumbuh di Kampung Merauke
sekitar tapak Karang
proyek Tengah
▪ Melakukan
pencacahan
tanam tumbuh di
sekitar tapal
proyek

21
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Tabel 6. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas
(PLTMG) 20 MW Kabupaten Merauke Provinsi Papua Tahap Konstruksi.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
TAHAP KONSTRUKSI
KOMPONEN FISIK-KIMIA
1. Peningkatan Aliran Permukaan (Run Off)
Penyiapan dan Peningkat Peningkatan laju ▪ Membuat saluran Dilakukan di lokasi Dilakukan pada Pengecekan ▪ Saluran Satu kali selama ▪ Pelaksana:
pematangan lahan. an laju aliran permukaan drainase dengan batasan tapak tahap konstruksi. keberadaan saluran Drainase tahap konstruksi PT. PLN
aliran dapat mencapai 30 lebar 0.5 m proyek drainase dan kolam ▪ Kolam berlangsung (Persero)
permukaa %. kedalaman 1 m pengumpul air hujan pengumpul air ▪ Pengawas:
n (Run disekeliling lokasi dipantau secara hujan BLH
Off). tapak proyek. visual. Kabupaten
▪ Membuat kolam Merauke.
pengumpul air ▪ Penerima
hujan/ kolam Laporan: BLH
penegdapan Kabupaten
dengan ukuran 5 m Merauke.
x 5 m dengan
kedalaman 2 m
dan dilengkapi
dengan saluran
pelimpasan keluar
dari kolam
pengumpul air
hujan (kolam
resapan)

22
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
2. Penurunan Kualitas Udara
▪ Mobilisasi bahan Parameter kualitas (1) Mobilisasi bahan ▪ Di sepanjang ▪ Pengecekan ▪ Mengecek bukti laik • Di Kantor Dilakukan 1 kali ▪ Pelaksana:
Penurunan
dan material udara tidak dan material jalan ketika truck kendaraan yang jalan kendaraan Manajemen selama tahap PT. PLN
kualitas
bangunan melebihi baku bangunan : dioperasikan laik jalan truck dan alat berat Proyek. konstruksi (Persero)
udara
▪ Pembersihan dan mutu lingkungan ▪ Menggunakan untuk dilakukan satu ▪ Melakukan • Di areal ▪ Pengawas:
ambien
pematangan seperti : kendaraan pengangkutan kali pada tahap pengujian kualitas pembangunan BLH
lahan. ▪ TSP 90 µg/Nm3 pengangkut bahan dan konstruksi. udara ambien di PLTMG. Kabupaten
▪ SO2 900 bahan dan material ▪ Penutupan bak lokasi kegiatan. • Di cerobong Merauke
µg/Nm3 material pembangunan truck dengan ▪ Pengecekan area udara/asap ▪ Penerima
▪ CO 30.000 bangunan yang ▪ Di bengkel untuk terpal dilakukan yang diperuntukkan Laporan:
µg/Nm3 laik jalan. perawatan setiap sebagai kawasan BLH
▪ NO2 400 ▪ Menutup bak truk mesin-mesin alat melakukan hijau Kabupaten
µg/Nm3 pengangkut berat, kendaraan mobilisasi bahan ▪ Pengecekan bukti Merauke.
O3 235 µg/Nm3 material dengan (truck) dan material perawatan alat
terpal atau bahan pengangkut bangunan. berat dan
sejenis pada saat bahan dan ▪ Perawatan kendaraan truck.
pengangkutan material mesin dan alat-
material bangunan . alat berat
bangunan (semen ▪ Pada tapak dilakukan setiap
dan pasir) untuk proyek hari.
menghindari debu khususnya di ▪ Perawatan
dari tiupan angin areal yang kawasan hijau
▪ Melakukan diperuntukkan atau taman
perawatan mesin sebagai kawasan sebagai buffer
kendaraan secara hijau zone dilakukan
periodik ▪ Di cerobing setiap hari.
asap/udara

23
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
(2) Pembersihan
dan pematangan
lahan:
▪ Menggunakan
alat berat untuk
pematangan
lahan (cut and fill)
yang masih layak.
▪ Melakukan
perawatan alat
berat secara
periodik untuk
menghindari
pembakaran yang
tidak sempurna.
▪ Menyisakan
sebagian areal
untuk ruang
terbuka hijau
yang sebagai
buffer zone dan
merawatnya
secara konsisten.
▪ Cerobong udara
yang akan dibuat
dilengkapi dengan
tangga, dan diberi
warna mencolok
(merah tua),
dilengkapi.

24
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
3. Penurunan Kualitas Air Laut
Pembersihan dan Penuruna Mengacu pada ▪ Area pada sisi laut Di area Dilakukan selama ▪ Pengamatan Di laut sekitar satu kali saat ▪ Pelaksana:
pematangan lahan n kualitas Kepmen LH No. tidak dilakukan pembangunan tahap konstruksi langsung di pembangunan konstruksi PT. PLN
lokasi pembangunan air laut, 51/2004 tentang land clearing PLTMG lapangan PLTMG berlangsung (Persero)
PLTMG khususnya Baku Mutu Air Laut secara Merauke ▪ Pengukuran Merauke ▪ Pengawas:
parameter Untuk Biota Laut, menyeluruh, tetapi kualitas air laut BLH
kecerahan dimana : dibiarkan sebagai untuk biota laut Kabupaten
dan total ▪ Kecerahan buffer zone untuk Merauke
padatan untuk coral > 5 menahan air ▪ Penerima
tersuspen meter, lamun > limpasan dari Laporan:
si (TSS) 3 dan darat. BLH
▪ TSS untuk ▪ Peningkatan TSS Kabupaten
coral 20 mg/L, merupakan Merauke
mangrove 80 dampak turunan
mg/L dan dari peningkatan
lamun 20 air limpasan,
mg/L. sehingga
pengelolaanya
dilakukan dengan
cara mengelola air
limpasan melalui
pembuatan kolam
pengumpul air
hujan atau kolam
resapan

25
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
B. KOMPONEN BIOLOGI
1. Berkurangnya Vegetasi Pantai
Pembersihan dan Berkurang Relatif kecil, ▪ Mengupayakan Di areal apak Dilakukan pada ▪ Pengamatan Di areal apak satu kali selama ▪ Pelaksana
pematangan lahan nya dimana lahan yang vegetasi pantai proyek tahap konstruksi terjadap vegetasi proyek tahap adalah
lokasi pembangunan populasi dimanfaatkan yang tidak selama kegiatan pantai yang ada konstruksi, yakni PT. PLN
PLTMG Merauke 20 vegetasi hanya ditumbuhi mengganggu pembangunan ▪ Observasi langsung pada masa (Persero).
MW. pantai oleh tumbuhan pembangunan PLTMG vegetasi pantai konstruksi. ▪ Pengawas
pelindung semak belukar dan PLTMG 20 MW Merauke 20 ▪ Pengamatan adalah BLH
abrasi di mangrove dengan dibiarkan sebagai MW berlangsung. terhadap barrier Kabupaten
sekitar luasan yang peneduh dan pemecah Merauke.
area terbatas, namun penahan abrasi gelombang ▪ Penerima
pantai tetap diperkaya pantai. ▪ Pengamatan laporan adalah
dalam untuk antisipasi ▪ Pohon-pohon yang terhadap jumlah BLH
wilayah abrasi pantai. tidak ditebang dan jenis mangrove Kabupaten
pembangu dilakukan ▪ Pengamatan Merauke.
nan pemangkasan terhadap
PLTMG untuk dibiarkan pengumuman/tatat
Merauk tumbuh sebagai ertib yang dipasang
e 20 peneduh dan di tapak proyek
MW. resapan air. ▪ Pengamatan
▪ Pada daerah yang terhadap jenis
mengalami abrasi pohon yang
dibuatkan barier ditanam dan jumlah
pemecah yang ditanam
gelombang
▪ Melakukan
penanaman
mangrove dengan
menggunakan bibit

26
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
mangrove
setempat agar
mudah beradaptasi
dengan
lingkungannya.
▪ Pembuatan dan
pemberlakuan tata
tertib untuk
melarang tenaga
kerja melakukan
perusakan
dan/atau
pengambilan
mangrove.
▪ Membangun ruang
terbuka hijau
(RTH) sebesar
30% (dalam bentuk
spot) dari luas
lahan tersedia.
▪ Penanaman pohon
yang befungsi
ganda seperti jenis
ficus & pandamus
pada tapak yang
berpotensi run off
mencapai 50 %

27
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
2. Gangguan terhadap Habitat Biota Air Laut
Pembersihan dan Penutupan Besaran dampak ▪ Area pada sisi laut Dilakukan di lokasi Dilakukan pada ▪ Pengamatan Dilakukan di laut 1 kali pada saat ▪ Pelaksana
pematangan lahan partikel yang terjadi tidak dilakukan pembangunan tahap konstruksi langsung dan sekitar kegiatan tahap adalah
lokasi pembangunan sedimentas terhadap nilai TSS land clearing PLTMG Merauke dan dilanjutkan pengambilan pembangunan konstruksi PT. PLN
PLTMG 20 MW. i terhadap tidak melebihi secara 20 pada tahap sampel air laut PLTMG 20 MW. (Persero).
spesies baku mutu kualitas menyeluruh, tetapi MW dan kantor operasi. untuk mengetahui ▪ Pengawas
lamun dan air laut untuk biota dibiarkan sebagai operasional. peningkatan nilai adalah BLH
polip air laut sesuai buffer zone untuk TSS di dalam Kabupaten
karang Lampiran III menahan air Merauke.
perairan.
karang Kepmen LH No. 51 limpasan dari ▪ Penerima
▪ Pemantuan kondisi
sehingga Tahun 2004 darat. laporan adalah
menghalan tentang Baku Mutu ▪ Membuat kolam dan tutupan karang BLH
gi proses Air Laut untuk resapan untuk hidup untuk Kabupaten
fotosintesis Biota Air Laut menampung air mengetahui Merauke
untuk yakni 80 mg/L dan limpasan perubahan kondisi
pertumbuh Keputusan Menteri ▪ Pembuatan eksosistem
an. Hal ini Lingkungan Hidup jaringan drainase terumbu karang.
merupakan No. 4 Tahun 2001 yang yang Kondisi awal
dampak tentang Kriteria diarahkan ke persentase
turunan Baku Kerusakan kolam resapan. penutupan karang
dari Terumbu Karang. hidup di perairan
peningkata sekitar lokasi
n TSS pembangunan
akibat PLTMG yaitu
masuknya
sebesar 40,83 %
material
atau berada pada
terlarut ke
dalam kisaran 31 – 50 %
ekosistem dengan kondisi
aquatik terumbu karang
melalui kategori 3 (sedang)
aliran

28
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
permukaan dimana bentuk
. pertumbuhan
bongkahan karang
(massive)
mendominasi
dengan
persentase
tertinggi yakni
23,09 % yang
terdiri dari jenis
Porites lobata dan
Favia sp.
C. KOMPONEN SOSEKBUDKESMAS
i. Terbukanya Kesempatan Kerja
Terbukanya Terbukanya ▪ Memberikan ▪ dilakukan di 1 kali dalam tahap ▪ Pengamtan ▪ Di kampung 1 kali dalam ▪ Pelaksana
1. Penerimaan
Kesempata kesempatan kerja informasi kepada Kantor PT. PLN konstruksi terhadap papan Karang tahap konstruksi adalah PT.
Tenaga Kerja
n kerja bagi 90 orang warga (Persero) Area pengumuman Tengah, PLN
Konstruksi
masyarakat lokal masyarakat Merauke tentang jumlah, ▪ Di kantor (Persero)
2. Penerimaan
atau 90 % dari tentang peluang ▪ di Balai jenis tenaga kerja manajemen selaku
Tenaga Kerja
total penduduk dan kriteria Kampung dan kualifikasi PT. PLN pemrakarsa
Operasi
usia produktif yang tenaga kerja yang Karang yang dibutuhkan, (Persero) ▪ Pengawas
belum bekerja di dibutuhkan Tengah, dan ▪ Wawancara Area adalah Dinas
Kampung Karang proyek pada ▪ di Dinas Tenaga terhadap Merauke Tenaga Kerja
Tengah kegiatan Kerja Kabupaten manajemen PT. serta Kabupaten
konstruksi melalui Merauke PLN (IUP) dan masyarakat di Merauke
papan Area Merauke Kampung ▪ Kantor BPJS
pengumuman serta masyarakat Karang Kabupaten
dan/atau di Kampung Tengah. Merauke
Karang Tengah. ▪ Di Dinas
Tenaga Kerja

29
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
memasang leaflet ▪ Wawancara Kabupaten ▪ Penerima
di kampung terhadap Merauke. Laporan
Karang Tengah manajemen PT. ▪ di kantor adalah BLH
Distrik Merauke PLN (IUP) dan BPJS Kabupaten
yang berisisi Area Merauke Kabupaten Merauke
tertang jumlah, serta masyarakat Merauke
jenis tenaga kerja di Kampung
dan kualifikasi Karang Tengah
yang dibutuhkan. ▪ Wawancara Dinas
▪ Memberi prioritas Tenaga Kerja
penerimaan Kabupaten
tenaga kerja Merauke.
paada warga ▪ Wawancara
masyarakat lokal. terhadap
▪ Merekekrut manajemen PT.
tenaga kerja PLN (IUP) dan
unskill minimal Area Merauke
30% dari serta masyarakat
penduduk lokal di Kampung
▪ Mengikutsertakan Karang Tengah
calon TK lokal ▪ Wawancara
yang telah lulus mendalam dengan
LLK BPJS Merauke
▪ Melakukan
koordinasi
dengan Dinas
Tenaga Kerja
Kabupaten
Merauke terkait
dengan
penerimaan

30
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
tenaga kerja
konstruksi.
▪ Memberi
upah/gaji kepada
tenaga kerja
minimal sesuai
dengan Upah
Minimum
Regional (UMP)
sesuai dengan
Permen Tenaga
Kerja No. KEP-
01/MEN/1999.
▪ Mengikutkan/men
daftarkan tenaga
kerjanya pada
BPJS
Keternagekerjaan
Cq. Jasa
Konstruksi sesuai
UU No. 24 Tahun
2011.
ii. Perubahan Peluang Usaha
1. Mobilisasi Perubahan Bertambahnya ▪ Pemrakarsa ▪ Pengelolaan 1 kali selama ▪ Observasi ▪ Pemantauan 1 kali selama ▪ PT. PLN
Tenaga Kerja peluang unit-unit usaha memenuhi dilakukan di tahap konstruksi terhadap unit-unit dilakukan di tahap konstruksi (Persero)
2. Mobilisasi dan usaha baru untuk kebutuhan kampung usaha yang ada. kampung selaku
memenuhi konsumsi tenaga Karang ▪ Melakukan Karang perakarsa
Demobilisasi
kebutuhan kerja disekitar Tengah wawancara Tengah ▪ Pengawas
Peralatan dan konstruksi lokasi proyek mendalam adalah BLH
dengan pemilik

31
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
Transportasi ▪ Membeli material unit unit usaha di Kabupaten
Bahan Material pasir dan batu Kampung Merauke
3. Pematangan dari usaha Karang Tengah
masyarakat ▪ Wawancara ▪ Penerima
lahan
sekitar tapak mendalam Laporan
4. Pembangunan proyek dengan adalah BLH
Bangunan Utama manajamen PT Kabupaten
dan Fasilitas PLN UIP Papua Merauke
Penunjang
ii. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselam Besara dampak Pengelolaan K3 pada Di lokasi proyek 1 kali selama ▪ Melakukan Di lokasi proyek 1 kali selama ▪ PT. PLN
1. Pematangan
atan dan mengacu pada kegiatan mobilisasi tahap Konstruksi pemantauan tahap (Persero)
lahan
Kesehata jumlah kecelakaan alat dan material : langsung Konstruksi. selaku
2. Pembangunan
n Kerja kerja (zero ▪ Memastikan terhadap perakarsa
gedung
(K3) accident) kendaraan truck pelaksanaan ▪ Dinas
dalam kondisi laik keselamatan dan Tenaga
jalan dan sopir kesehatan kerja Kerja
telah memiliki (K3), seperti : Kabupaten
lisensi mengemudi ▪ Pengecekan Merauke
sesuai jenis tanda sertifikasi ▪ Penerima
kendaraan yang operator alat Laporan
dipakai. berat. adalah BLH
▪ Memastikan sopir ▪ Pengecekan Kabupaten
dalam kondisi penggunaan alat Merauke
sehat dan tidak pelindung diri.
mengantuk pada ▪ Pengecekan
saat mengendarai penggunaan alat
kendaraan. kerja yang
▪ Menghindari ergonomis.
terjadinya ceceran

32
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
material seperti ▪ Pengecekan
kerikil dan pasir di bukti
jalan raya dengan pemeriksaan
tidak mengangkut kesehatan
material melebihi tenaga kerja.
kapasitas truck. ▪ Pengecekan
▪ Kecepatan kelengkapan
kendaraan P3K
maksimum 40
km/jam pada saat
melintasi kawasan
permukiman dan
wilayah pasar 20
km/jam.
▪ Tidak melakukan
pengangkutan
pada malam hari.
▪ Mengatur jam
kerja guna
menghindari
kelelahan yang
berbelebihan.
Pengelolaan K3 i
▪ Mengunakan Alat
Pelindung Diri
(APD) atau
Personal
Protective
Equipment (PPE)
seperti sepatu
safety (safety

33
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
shoes/boots), helm
pelindung kepala
(helmet), sarung
tangan (hand
gloves), baju
pelindung badan
(Coverall), dan
pelindung mata
(safety glasses).
▪ Mengatur jam
guna menghindari
kelelahan yang
berbelebihan.
Pengelolaan
kesehatan tenaga
kerja :
▪ Melakukan
pemeriksaan
terhadap tenaga
kerja dari luar
untuk menghindari
adanya penyakit
menular dengan
bekerjasama
dengan
puskesmas
terdekat dan/atau
rumah sakit
Kabupaten
Merauke.

34
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
Hidup Hidup Hidup
▪ Melengkapi P3K
dengan obat-
obatan.
▪ Bila terjadi
kecelakaan kerja
segera di rujuk
dan/atau di bawa
ke Puskesmas
terdekat atau
Rumah Sakit
Kabupaten
Merauke.
▪ Mengikutkan/mend
aftarkan tenaga
kontraktor pada
BPJS
Ketenagakerjaan
Cq. Jasa
Konstrusksi sesuai
UU No. 24 Tahun
2011 tentang
Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial.
▪ Lokasi
pengelolaan
dilakukan di area
kerja proyek,
kantor manajemen
lapangan PT. PLN

35
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Periode Lokasi Periode Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
▪ Periode
pengelolaan
dilakukan selama
tahap konstruksi
▪ Upaya
pemantauan :
Melakukan
pemantauan
langsung terhadap
pelaksanaan
keselamatan dan
kesehatan kerja
(K3), seperti :
✓ Pengecekan
tanda
sertifikasi
operator alat
berat.
✓ Pengecekan
penggunaan
alat pelindung
diri.
✓ Pengecekan
penggunaan
alat kerja yang
ergonomis.
✓ Pengecekan
bukti
pemeriksaan
kesehatan
tenaga kerja.
Pengecekan
kelengkapan
P3K.

36
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

Tabel 7. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas
(PLTMG) 20 MW Kabupaten Merauke Provinsi Papua Tahap Operasi.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Periode Lokasi Periode
Bentuk Lokasi Bentuk Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Upaya Pengelolaan Pengelolaan Upaya Pemantauan Lingkungan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
TAHAP OPERASI
KOMPONEN FISIK-KIMIA

1. Peningkatan Aliran Permukaan (Run Off)


Kegiatan Operasional Peningkata Peningkatan laju ▪ Memelihara ▪ Saluran Dilakukan pada Dengan pengamatan ▪ Saluran Satu kali selama ▪ Pelaksana:
PLTMG. n laju aliran aliran permukaan saluran drainase Drainase. tahap operasi. langsung Drainase tahap operasi PT. PLN
permukaan mencapai 50 %. yang sudah dibuat ▪ Kolam ▪ Kolam berlangsung (Persero)
(Run Off). pada tahap pengumpul air pengumpul air ▪ Pengawas:
konstruksi hujan. hujan BLH
sehingga tetap Kabupaten
berfungsi dengan Merauke.
baik ▪ Penerima
▪ Membuat kolam Laporan:
pengumpul air BLH
hujan di bawah Kabupaten
Permukaan Tanah, Merauke.
dilakukan dengan
cara :
• Membuat
saluran air
(PVC) dari
talang bangunan
ke dalam kolam
pengumpul air
hujan.
• Membuat kolam
pengumpul air

37
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

hujan dari beton,


yang dapat
menampung air
hujan sebanyak
5.5 m3 dilengkapi
dengan saluran
pelimpasan
keluar dari
kolam
pengumpul air
hujan. Apabila
kolam
pengumpul
tersebut
dimanfaatkan
untuk keperluan
sehari-hari maka
dapat dilengkapi
dengan pompa
air yang
diletakkan pada
permukaan
tanah.

38
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

2. Penurunan Kualitas Udara


Operasional Penurunan Mengacu pada ▪ Membuang emisi Di lokasi PLTMG Selama kegiatan ▪ Mengukur Di lokasi PLTMG Satu kali dalam ▪ Pelaksana:
PLTMG dan kualitas Lampiran IIA dan gas melalui operasional parameter SO2, 6 bulan PT. PLN
utilitasnya udara IIB Permen LH No. cerobong yang PLTMG NOx, Opasitas, (Persero)
ambien 21 tahun 2008 dilengkapi O2, CO dan laju ▪ Pengawas:
tentang Baku Mutu dengan sarana alir serta BLH
Emisi Sumber pendukung menghitung CO2 Kabupaten
Tidak Bergerak pengambilan dan total Merauke
Bagi Usaha sampel dan alat partikulat bagi ▪ Penerima
dan/atau Kegiatan pengaman pengukuran emisi Laporan:
Pembangkit sesuai peraturan dengan BLH
Tenaga Listrik perundang- Continuous Kabupaten
Termal undangan. Emission Merauke.
▪ Memasang alat Monitoring
Continuous System (CEMS).
Emission ▪ Melakukan
Monitoring pengukuran
System (CEMS) parameter SO2,
dengan NOx, total
kandungan partikulat,
Sulfur dalam opasitas, laju alir
bahan bakar dan O2 secara
lebih dari 2%. manual bagi
▪ Melakukan cerobong yang
perawatan tidak memasang
(maintenance) CEMS
setiap unit ▪ Analisis sampling
penghasil gas kualitas udara
emisi. harus dilakukan
oleh
Laboratorium
Terakreditasi.

39
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)
▪ Menghitung
beban emisi
parameter SO2,
NOx, total
partikulat, dan
CO2 setiap
satuan produksi
listrik yang
dihasilkan.
▪ Pengecekan loog
book
maintenance.

3. Peningkatan Kebisingan
Operasional PLTMG Peningkatan Mengacu pada ▪ Memasang alat Di lokasi PLTMG Selama kegiatan Pengukuran langsung Di lokasi PLTMG Dilakukan satu ▪ Pelaksana:
dan utilitasnya kebisingan Kepmen LH No. 48 peredam pada operasional tingkat kebisingan kali dalam 6 PT. PLN
tahun 1996 cerobong dan PLTMG pada sumber bising. bulan (Persero)
tentang Baku membuat barrier ▪ Pengawas:
Tingkat (penghalang) BLH
Kebisingan. antara sumber Kabupaten
bising dengan Merauke
lokasi penerima ▪ Penerima
kebisingan. Laporan:
▪ Melakukan BLH
isolasi Kabupaten
(pemagaran) Merauke.
dengan tembok
pada areal
pembangkit.
▪ Pemakaian alat
pelindung telinga
(ear plug) bagi
tenaga kerja.

40
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

▪ Membangun
gedung kantor
dengan ruang
kerja yang kedap
suara.
▪ Penanaman
pohon di sekitar
lokasi proyek

4. Penurunan Kualitas Air Laut


Kegiatan perawatan Penurunan Mengacu pada (1) Limbah/ceceran Di lokasi PLTMG Dilakukan selama ▪ Pengecekan Di laut sekitar Dilakukan satu ▪ Pelaksana:
(maintenance) mesin kualitas air Lampiran III pelumas bekas dan Kantor operasional eksisting PLTMG kali dalam 6 PT. PLN
akan menimbulkan laut Kepmen LH No. : Operasional PLTMG pengelolaan minyak bulan (Persero)
ceceran/tumpahan/li 51/2004 tentang ▪ Membuat bak pelumas dan air ▪ Pengawas:
mbah minyak Baku Mutu Air Laut penampung limbah domestik. BLH
pelumas di ruang Untuk Biota Laut (drain pan) sisa ▪ Pengambilan Kabupaten
mesin utama (engine minyak pelumas sampel kualitas air Merauke
hall) dan ceceran dan ceceran laut dan air limbah ▪ Penerima
bahan bakar minyak. bahan bakar domestik Laporan:
minyak. BLH
▪ Pelumas- Kabupaten
pelumas yang Merauke
tumpah di ruang
mesin utama
(engine hall) dan
ceceran bahan
bakar minyak
dikumpulkan
pada bak
penampung
(drain pan) yang
ada, dan
selanjutnya
dipompa untuk
ditampung
dalam tangki

41
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

limbah (sludge
tank).
▪ Sisa-sisa
pelumas yang
ditampung
dalam tangki,
selanjutnya
dikirim ke tempat
penampungan
dan pengolah
limbah bahan
berbahaya dan
beracaun (B3)
yang memiliki
izin dari
Kementerian
Lingkungan
Hidup.
▪ Menyusun SOP
penanganan
limbah B3
▪ Karyawan yang
menangani
limbah B3 diberi
pelatihan
mengenai MSDS
sesuai dengan
prosedur
pelatihan.
▪ Kegiatan Penurunan Mengacu pada (2) Bekas air Di lokasi PLTMG Dilakukan selama ▪ Pengecekan Di laut sekitar Dilakukan satu ▪ Pelaksana:
penggantian kualitas air Lampiran III pendingin : dan Kantor operasional eksisting PLTMG kali dalam 6 PT. PLN
air pendingin laut Kepmen LH No. ▪ Membangun bak Operasional PLTMG pengelolaan minyak bulan (Persero)
(cooling 51/2004 tentang penampungan pelumas dan air Pengawas:
water) mesin Baku Mutu Air Laut bekas air limbah domestik. BLH
gas. Untuk Biota Laut pendingan ▪ Pengambilan Kabupaten
sampel kualitas air Merauke

42
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

▪ Kegiatan (cooling tower) laut dan air limbah ▪ Penerima


akomodasi atau air radiator. domestik Laporan:
tenaga kerja ▪ Bilamana BLH
berupa melakukan Kabupaten
limbah cair penggantian air Merauke
domestik pendingan
(cooling tower)
atau air radiator
tidak dibuang
langsung ke
alam, tetapi
terlebih dahulu
ditampung
dalam bak
penampungan
untuk proses
pengolahan.
(3) Limbah cair
domestik :
▪ Membangun
safety tank
dengan sistem
resapan dengan
dinding yang
kuat, tahan lama
dan tidak mudah
keropos (dinding
dan penutup
kedap air) serta
dilengkapi
dengan fentilator
agar kotoran
dapat terurai
dengan baik
sehingga safety
tank tidak cepat

43
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)
penuh, tetap
aman dan tidak
mencemari
lingkungan.
Membangun
Instalasi
Pengolahan Air
Limbah
Domestik
(IPALD untuk
pengolahan
limbah dari
kamar mandi,
cuci dan dapur
(grey water).

KOMPONEN BIOLOGI
1. Penurunan Keanekaragaman Jenis Biota Laut
Buangan limbah cair Penurunan Besaran dampak 1)Limbah/ceceran Di lokasi Di lakukan selama Pengambilan sampel Di laut sekitar 1 (satu) kali ▪ Pelaksana
(black water dan keanekarag yang terjadi akibat pelumas bekas pembangunan tahap operasional air laut dan substrat kegiatan dalam 6 (enam) adalah
grey water), minyak aman biota perubahan : PLTMG 20 MW dan PLTMG 20 MW. dasar perairan operasional bulan. PT. PLN
dan limbah padat laut jenis kualitas ▪ Membuat bak kantor operasional. kemudian dilakukan PLTMG (Persero).
yang berasal dari plankton, lingkungan penampung (drain identifikasi dan Merauke 20 ▪ Pengawas
pengoperasian dan benthos terhadap pan) sisa minyak analisis sampel untuk MW. adalah BLH
perawatan peralatan dan nekton. keanekaragaman pelumas dan mengetahui Kabupaten
PLTMG Merauke 20 jenis biota laut ceceran bahan penurunan Merauke.
MW didasarkan pada bakar minyak. keanekaragaman biota ▪ Penerima
serta akomodasi keanekaan jenis ▪ Pelumas-pelumas air laut jenis plankton laporan adalah
tenaga kerja. plankton dan yang tumpah di dan benthos serta BLH
benthos ruang mesin identifikasi hasil Kabupaten
menggunakan utama (engine tangkapan nelayan Merauke
Indeks Diversitas hall) dan ceceran yang melakukan
Shannon-Winner bahan bakar aktifitas penangkapan
(H’), Indeks minyak ikan di perairan sekitar
Keseragaman (E) dikumpulkan pada

44
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)
dan Indeks bak penampung pembangunan PLTMG
Dominansi (drain pan) yang Merauke 20 MW
Simpson (D) serta ada, dan
keanekaragaman selanjutnya
jenis nekton di dipompa untuk
perairan sekitar ditampung dalam
pembangunan tangki limbah
PLTMG Merauke (sludge tank).
20 MW. ▪ Sisa-sisa pelumas
yang ditampung
dalam tangki,
selanjutnya
dikirim ke tempat
penampungan
dan pengolah
limbah bahan
berbahaya dan
beracaun (B3)
yang memiliki izin
dari Kementerian
Lingkungan
Hidup.
▪ Menyusun SOP
penanganan
limbah B3
▪ Karyawan yang
menangani
limbah B3 diberi
pelatihan
mengenai MSDS
sesuai dengan
prosedur
pelatihan.
2) Bekas air
pendingin :

45
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)
▪ Membangun bak
penampungan
bekas air
pendingan
(cooling tower)
atau air radiator.
▪ Bilamana
melakukan
penggantian air
pendingan
(cooling tower)
atau air radiator
tidak dibuang
langsung ke alam,
tetapi terlebih
dahulu ditampung
dalam bak
penampungan
untuk proses
pengolahan
(3) Limbah cair
domestik :
▪ Membangun
safety tank
dengan sistem
resapan dengan
dinding yang kuat,
tahan lama dan
tidak mudah
keropos (dinding
dan penutup
kedap air) serta
dilengkapi dengan
fentilator agar
kotoran dapat
terurai dengan

46
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)
baik sehingga
septik tank tidak
cepat penuh,
tetap aman dan
tidak mencemari
lingkungan.
▪ Membangun
Instalasi
Pengolahan Air
Limbah Domestik
(IPALD untuk
pengolahan
limbah dari kamar
mandi, cuci dan
dapur (grey
water).
KOMPONEN SOSEKBUDKESMAS
1. Perubahan Kesempatan Kerja
▪ Memberikan ▪ dilakukan di ▪ Pengamtan ▪ Di kampung ▪ Pelaksana
Kegiatan operasional Perubahan Operasional 1 kali dalam tahap 1 kali dalam
informasi kepada Kantor PT. PLN terhadap papan Karang adalah PT.
PLTMG Merauke. kesempata pembangkit listrik operasi tahap Operasi
warga (Persero) Area pengumuman Tengah, PLN
n kerja akan
masyarakat Merauke tentang jumlah, ▪ Di kantor (Persero)
meningkatkan
tentang peluang ▪ di Balai jenis tenaga kerja manajemen selaku
kesempatan kerja
dan kriteria Kampung dan kualifikasi yang PT PLN pemrakarsa
bagi 20 orang
tenaga kerja yang Karang dibutuhkan, (Persero) ▪ Pengawas
masyarakat lokal
dibutuhkan Tengah, dan ▪ Wawancara Area adalah Dinas
atau 78,94 % dari
proyek pada ▪ di Dinas Tenaga terhadap Merauke Tenaga Kerja
total penduduk
kegiatan operasi Kerja Kabupaten manajemen PT. serta Kabupaten
usia produktif yang
melalui papan Merauke PLN UIP Papua masyarakat di Merauke
belum bekerja di
pengumuman dan Area Kampung ▪ Kantor BPJS
KampungKarang
dan/atau Merauke serta Karang Kabupaten
Tengah
memasang leaflet masyarakat di Tengah. Merauke
di kampung Kampung ▪ Di Dinas
Karang Tengah Karang Tenaga Kerja
Distrik Merauke Tengah. Kabupaten
yang berisisi ▪ Wawancara Merauke.
terhadap ▪ Di kantor
BPJS

47
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

tertang jumlah, manajemen PT. Kabupaten ▪ Penerima


jenis tenaga kerja PLN (IUP) dan Area Merauke Laporan
dan kualifikasi Merauke serta adalah BLH
yang dibutuhkan . masyarakat di Kabupaten
▪ Memberi prioritas Kampung Karang Merauke
penerimaan Tengah
tenaga kerja ▪ Wawancara Dinas
paada warga Tenaga Kerja
masyarakat lokal. Kabupaten
▪ Merekekrut Merauke.
tenaga kerja ▪ Wawancara
unskill minimal terhadap
30% dari manajemen PT.
penduduk lokal PLN (IUP) dan Area
▪ Melakukan Merauke serta
koordinasi masyarakat di
dengan Dinas Kampung Karang
Tenaga Kerja Tengah
Kabupaten ▪ Wawancara
Merauke terkait mendalam dengan
dengan BPJS Merauke
penerimaan
tenaga kerja
konstruksi.
▪ Memberi
upah/gaji kepada
tenaga kerja
minimal sesuai
dengan Upah
Minimum
Regional (UMP)
sesuai dengan
Permen Tenaga
Kerja No. KEP-
01/MEN/1999.

48
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

▪ Mengikutkan/men
daftarkan tenaga
kerjanya pada
BPJS
Keternagekerjaan
Cq. Jasa
Konstruksi sesuai
UU No. 24 Tahun
2011.
2. Perubahan Persepsi Masyarakat
▪ Memberikan ▪ Di kampung ▪ Pengamatan ▪ Di kampung ▪ Pelaksana
Mobilisasi 19 orang Perubahan < 90 warga 1 kali selama Satu kali selama
informasi kepada Karang terhadap papan Karang adalah PT.
tenaga kerja Persepsi Kampung Karang tahap operasi tahap operasi.
warga Tengah, pengumuman Tengah, PLN
operasional. masyarakat Tengah memiliki
masyarakat ▪ Di kantor tentang jumlah, ▪ Di kantor (PERSERO)
persepsi positif
tentang peluang manajemen PT. jenis tenaga kerja manajemen selaku
terhadap proyek
dan kriteria PLN (IUP) dan dan kualifikasi yang PT. PLN (IUP) pemrakarsa
tenaga kerja Area Merauke dibutuhkan, dan Area ▪ Pengawas
yang dibutuhkan Numfor serta ▪ Wawancara Merauke serta adalah
proyek pada masyarakat di terhadap masyarakat di Dinas
kegiatan Kampung manajemen PT. Kampung Tenaga
konstruksi Karang PLN (IUP) dan Area Karang Kerja
melalui papan Tengah. Merauke serta Tengah. Kabupaten
pengumuman ▪ Di Dinas masyarakat di ▪ Di Dinas Merauke.
dan/atau Tenaga Kerja Kampung Karang Tenaga Kerja ▪ Penerima
memasang leaflet Kabupaten Tengah. Kabupaten Laporan
di kampung Merauke. ▪ Wawancara Merauke. adalah BLH
Karang Tengah ▪ di kantor BPJS terhadap ▪ di kantor BPJS Kabupaten
Distrik Merauke Kabupaten manajemen PT. Kabupaten Merauke
yang berisisi Merauke PLN (IUP) dan Area Merauke
tertang jumlah, Merauke serta
jenis tenaga kerja masyarakat di
dan kualifikasi Kampung Karang
yang dibutuhkan . Tengah
▪ Memberi prioritas ▪ Wawancara Dinas
penerimaan Tenaga Kerja

49
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

tenaga kerja Kabupaten


paada warga Merauke.
masyarakat lokal. ▪ Wawancara
▪ Merekekrut terhadap
tenaga kerja manajemen PT.
unskill minimal PLN UIP Papua
30% dari dan Area
penduduk lokal Merauke serta
▪ Melakukan masyarakat di
koordinasi Kampung Karang
dengan Dinas Tengah
Tenaga Kerja Wawancara
Kabupaten mendalam dengan
Merauke terkait BPJS Merauke
dengan
penerimaan
tenaga kerja
konstruksi.
▪ Memberi
upah/gaji kepada
tenaga kerja
minimal sesuai
dengan Upah
Minimum
Regional (UMP)
sesuai dengan
Permen Tenaga
Kerja No. KEP-
01/MEN/1999.
▪ Mengikutkan/men
daftarkan tenaga
kerjanya pada
BPJS
Keternagekerjaan
Cq. Jasa
Konstruksi sesuai
UU No. 24 Tahun
2011.

50
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT


a. Gangguan Kesehatan
Bertambahnya ▪ Melakukan Dilakukan di areal ▪ 3 kali selama ▪ Pengukuran gas Dilakukan di areal ▪ 3 kali ▪ Pelaksana
Pengoperasian Gangguan
penderita penyakit pemeriksaan tapak proyek tahap operasi buang dan tapak proyek selama PT. PLN
pembangkit listrik kesehatan
saluran kadar emisi gas kebisingan di tapak tahap (Persero)
tenaga mesin gas
pernapasan buang secara proyek operasi selaku
(PLTMG).
berkala ▪ Pengamatan pemrakarsa
▪ Melakukan langsung terahadap ▪ Pengawas
pemeriksaan jumlah dan jenis adalah
kebisingan pohon yang ditanm Dinas
secara berkala ▪ Wawancara Kesehatan
▪ Menanam pohon terhadap Kabupaten
di sekitar lokasi Manajemen PT. Merauke
proyek PLN (Persero). ▪ Penerima
Laporan
adalah BLH
Kabupaten
Merauke

51
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

B. EVALUASI
1. Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan
Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap pengelolaan lingkungan dari rencana
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Merauke 20 MW pada
tahap konstruksi terhadap komponen lingkungan kualitas udara ambien, terutama
parameter (Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Karbon Monoksida (CO),
Ozon (O3), Amonia NH3, dan Kebisingan) secara umum masih berada dibawah ambang
batas baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor KEP-50/MEN LH/11/1996 tentang baku mutu tingkat kebauan dan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja serta tolak ukur untuk
kebisingan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-48
Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan untuk area Industri yang ditetapkan
sebesar 70 dB(A).

2. Kualitas Air
Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap pengelolaan lingkungan dari rencana
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Merauke 20 MW pada
tahap konstruksi terhadap komponen lingkungan kualitas air di lokasi studi perairan laut
Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua terhadap parameter fisik dan
kimia berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 51 Tahun
2004 tentang Baku Mutu Air dan Index Diversitas Biota Air.
Hasil pengujian menunjukan bahwa masih ada parameter yang berada di bawah baku
mutu yang ditentukan yaitu parameter Phospate dan TSS. Tetapi untuk parameter yang lain
sudah berada dibawah baku mutu yang ditentukan.

52
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

BAB III
KESIMPULAN

Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan Pembangunan


PLTMG Merauke 20 MW pada tahap konstruksi adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya efektifitas antar pengelolaan lingkungan hidup dengan pemantauan


lingkungan hidup pada tahap konstruksi dari rencana kegiatan Pembangunan PLTMG
Biak 15 MW guna meminimalisir dampak lingkungan negatif yang timbulkan dari tahapan
kegiatan konstruksi terhadap komponen lingkungan (air dan udara).
2. Perlu adanya kesesuaian hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan pemantauan
lingkungan sehingga adanya konsistensi dan relevansi antara tindakan pengelolaan
lingkungan terhadap pemantauan komponen lingkungan yang terkena dampak akibat
tahap-tahap pelaksanaan kegiatan dari rencana Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW.
3. Untuk hasil uji kualitas udara dan kebisingan di sekitar lokasi PLTMG Merauke 20 MW
menunjukan bahwa hasil uji yang didapatkan masih berada pada Nilai Ambang Batas
(NAB).
4. Untuk hasil uji kualitas air di pantai sekitar lokasi pembangunan proyek PLTMG Merauke
20 MW menunjukan bahwa hasil uji parameter fisik yang didapatkan dari suhu dan
kebauan masih berada pada Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditentukan tetapi untuk TSS
masih berada di atas nilai ambang batas (NAB). Untuk parameter kimia, terdapat satu
parameter uji yang berada diatas nilai ambang batas (NAB), yaitu Phosphat.
Tingginya nilai Phosphat adalah 0,0321 mg/l dan TSS adalah 59 mg/l di lokasi
pengambilan sampel air sekitar lokasi pembangunan proyek PLTMG, diakibatkan oleh
kegiatan limbah domestic (MCK) oleh warga sekitar proyek pembangunan PLTMG
Merauke 20 MW di Distrik Karang Tengah, Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke,
yang telah melewati Nilai Ambang Batas (NAB) yang dipersyaratkan dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk
biota laut. Sedangkan untuk parameter uji yang lain sudah sesuai dengan baku mutu yang
ditetapkan.
5. Hasil uji kualitas biota di sekitar lokasi pembangunan proyek PLTMG Merauke 20 MW
menunjukan bahwa hasil uji yang didapatkan masih berada pada Nilai Ambang Batas
(NAB) derajat pencemaran dari index diversitas adalah belum tercemar yang berarti
output yang dihasilkan dari kegiatan proyek Pembangunan PLTMG Merauke 20 MW tidak
mencemari lingkungan.

53
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

LAMPIRAN
LAPORAN HASIL UJI FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI

54
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

55
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

56
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

57
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

58
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

DOKUMENTASI UJI SAMPLING PLTMG MERAUKE 20 MW

1.1 Sampling Udara

59
LAPORAN PEMANTAUAN DOKUMEN UKL-UPL SEMESTER II
Desember, 2018
(PERIODE JULI–DESEMBER 2018)

1.2 Sampling Air

60

Anda mungkin juga menyukai