UBP SURALAYA
DiaryOperatorLokal:
KompilasiCatatanHarianOperatorGroundFloor
CesarHartono
NIP.840921028I
KATA PENGANTAR
Segala puji kami ucapkan kepada Allah swt atas segala rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan buku ini. Shalawat dan salam juga kami ucapkan kepada Muhammad saw
sebagai Rasullullah yang terakhir penutup para nabi, juga kepada keluarga, para sahabat
dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu
perusahaan. Maju dan berkembangnya perusahaan tergantung dari kualitas SDM. Investasi
yang tidak murah dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas SDM-nya. Tak
terkecuali PT Indonesia Power UBP Suralaya.
PT Indonesia Power UBP Suralaya adalah perusahaan vital dalam bidang pembangkit listrik.
Kapasitas terpasang UBP Suralaya adalah 3400MW. Begitu vitalnya peran dan fungsi UBP
Suralaya dalam kelistrikan Jawa-Madura-Bali, tentu saja membutuhkan SDM yang
berkualitas baik. Pelatihan-pelatihan dilakukan untuk meningkatkan knowledge
(pengetahuan) dan skill (keahlian).
Buku ini ditulis dengan tujuan agar para operator lokal khususnya yang baru bertugas di
ground floor unit 5-7 dapat dengan cepat memahami dan menguasai semua sistem yang
menjadi tanggung jawabnya baik secara knowledge maupun skill sehingga pekerjaan dapat
diselesakan dengan mudah dan benar.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam buku ini. Namun demikian, kami
berharap semoga buku ini dapat menjadi bacaan yang mudah dimengerti dan dipahami
sehingga dapat memberikan manfaat kepada UBP Suralaya dan rekan-rekan operator
khususnya di unit 5-7, dapat membantu dalam peningkatan knowledge dan skill serta
membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan.
Oleh karena itu, kami terbuka menerima kritik dan saran agar ke depan kami dapat
memberikan yang lebih baik.
Penulis
i
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
DAFTAR ISI
Pendahuluan ........................................................................................ 1
Sistem Air Penambah .......................................................................... 2
Sistem Air Pendingin ........................................................................... 4
Pelaksanaan Tagging (Lock Out-Tag Out) ......................................... 8
Sistem Udara Instrumen Dan Udara Service ..................................... 11
Sistem Kondensate (Condensate System) ........................................ 17
Sistem Kondensor (Condenser System)............................................ 23
Sistem Air Pengisi (Feedwater System) ............................................. 31
Inerting System .................................................................................... 43
Referensi ..................................................................................................... 48
ii
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan salah satu dari pembangkit listrik yang
kompleks. Banyak siklus fluida diterapkan, seperti: siklus air laut, siklus air tawar, siklus uap,
sampai siklus gas. Tidak hanya itu, PLTU dengan bahan bakar batubara yang berkapasitas
besar, seperti PT Indonesia Power UBP Suralaya, memiliki sistem khusus dalam mengatur
pasokan bahan bakar dan sisa pembakaran.
Sebagai operator lokal unit 5-7, penguasaan area, knowledge (pengetahuan) dan skill
(keahlian) terhadap sistem yang menjadi tanggung jawabnya menjadi syarat mutlak. Jika
operator lokal bekerja pada suatu sistem tanpa bekal knowledge dan skill maka bisa
membahayakan keselamatan jiwanya dan peralatan atau bahkan unit.
Pada bab selanjutnya akan dibahas sistem-sistem utama dan pendukung pada PLTU UBP
Suralaya khususnya yang menjadi tanggung jawab operator lokal ground floor. Sistem-
sistem yang dibahas kebanyakan siklus air (tawar maupun laut) dan sistem udara kontrol
sebagai sistem pendukung yang penting.
Tujuan dari penulisan ini agar operator lokal ground floor dapat dengan cepat memahami
dan menguasai semua sistem yang menjadi tanggung jawabnya baik secara knowledge
maupun skill sehingga pekerjaan dapat diselesakan dengan mudah dan benar, terutama
untuk operator local yang baru.
Metode yang digunakan untuk mengulas sistem-sistem tersebut dengan observasi lapangan,
penugasan dari mentor On Job Training (OJT), tanya jawab dengan rekan operator senior,
studi literature (buku manual dan modul pelatihan).
1
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
S
M
2. Sistem Air Penambah
Merupakan sistem yang mengatur penyediaan air baru/penambah pada boiler.
Penambahan air ini disebabkan adanya kebocoran/losses pada siklus PLTU. Air
penambah ini berasal dari air demin.Tapi sebelum ditambahkan pada siklus PLTU,
terlebih dahulu ditampung pada Condensate Storage Tank (CST). Selain karena
kebocoran, air penambah diberikan karena adanya penambahan beban.
2
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
3. Parameter Operasi
a. Hotwell level transmitter
b. Make water flow meter
c. Condensate Tranfer pump pressure indicator
d. Condensate storage tank level indicator
e. Kualitas air penambah ( pH: 6,5-7; conductivity: < 0,2 ; SiO2: <0,01; Cl: < 0,01)
3
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Strainer
Bar Travelling
Screen Screen Air Pendingin
M Motor dari C3WP
Injeksi Cl2
M
ke CWP
Header
Air 001
Laut CWP 1A
Kaca Intip
Air Perapat CWP
dari C3WP
049
2. Gambar Sistem Air Pendingin (Close Cooling) dan Air Perapat pada CWP
TI
TI
TI
Discharge
TI Pompa
Sistem Air
Perapat
Kaca Intip
CWP
PI
Strainer
PI
Air Pendingin
Motor dari C3WP
4
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
4. Prosedur Pengoperasian
- Persiapan sebelum start
1. Periksa push buttom emergency untuk pompa CWP harus posisi pull out.
2. Periksa sistem udara instrument untuk pembukaan control valve untuk system
perapat
3. Periksa kondisi katup inlet/outlet untuk pendingin motor harus membuka
4. Periksa katup inlet/outlet untuk sistem perapat hearing pompa
5
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
5. Periksa breaker 380V untuk discharge valve harus posisi ON dan kunci posisi
REMOTE
6. Periksa breaker 10,5kV untuk pompa CWP harus posisi Rack In dan kunci posisi
REMOTE
- Pemeriksaan
1. Lakukan pengecekan untuk sistem air perapat pada saat pompa di-start.
2. Yakinkan aliran sistem air pendingin untuk motor
3. Yakinkan bahwa pompa sudah kondisi normal
Untuk menjamin sistem tetap dalam kondisi normal maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan:
Discharge pressure
Seal water Flow
Strainer diff preassure
Temperature phase winding
Temperature inboard&outboard hearing motor
- Prosedur stop
1. Tekan tombol stop untuk CWP
2. Tunggu sampai kondisi discharge valve menutup penuh secara auto
6
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
7
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
LOTO dimaksudkan untuk memastikan keselamatan personil yang berada di tempat kerja
serta peralatan/mesin yang ada di lokasi tempat kerja saat tidak boleh dioperasikan karena
sedang dalam perbaikan/pemeliharaan. Prosedur ini meliputi penguncian peralatan (log out)
dan penandaan (tag out) pada peralatan yang sedang dalam perbaikan/pemeliharaan atau
tidak layak dioperasikan untuk sementara waktu.
Kartu tagging terdiri dari 2 jenis. Kartu tagging warna merah untuk menandakan
peralatan tidak boleh dioperasikan, sedangkan kartu tagging warna kuning untuk
menandakan peralatan hanya boleh dioperasikan saat kondisi emergency/darurat.
Prosedur LOTO
1. Bagian pemeliharaan harus mengajukan permohonan ijin untuk LOTO dengan mengisi
formulir tagging peralatan (FM-SLA/069) dan formulir daftar peralatan yang diisolir (FM-
SLA/070) diketahui SP atau SPS pemeliharaan.
2. Form FM-SLA/069 dan FM-SLA/070 serta formulir tagging realease record (FM-SLA/071)
telah disediakan di bagian operasi.
3. SP ata SPS operasi melakukan pengecekan apakah pengisian formulir sesuai dengan
keperluan.
4. Jika terdapat kekurangan, SP atau SPS operasi dapat menambahkan hal-hal yang
diperlukan.
5. Apabila form FM-SLA/069 disetujui, maka operator dapat melakukan LOTO sesuai
permintaan, dengan melakukan penguncian dan penandaan kartu tagging sesuai
kebutuhan.
6. Operator yang telah melakukan LOTO mengisi FM-SLA/071 sebagai catatan
pelaksanaan tagging.
7. Bagian pemeliharaan dapat melaksanakan perbaikan atau pemeliharaan apabila sudah
dilakukan LOTO dan sudah diinformasikan boleh bekerja oleh bagian operasi.
8. Bila pelaksanaan perbaikan atau pemeliharaan melebihi batas waktu yang telah
dituliskan dalam form FM-SLA/069, maka bagian pemeliharaan harus mengajukan
perpanjangan waktu dengan melapor kepada SP atau SPS operasi.
9. Bagian pemeliharaan harus melaporkan penyelesaian pekerjaannya kepada SP atau
SPS operasi jika pelaksanaan perbaikan atau pemeliharaan telah selesai dengan
mengisi FM-SLA/071.
8
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
10. Apabila penyelesaian telah disetujui, maka operator menisi urutan realeas tagging pada
form FM-SLA/070 dan dapat segera melepas LOTO, dengan melepas penguncian dan
pengambilan kartu tagging.
11. Operator yang telah melepas LOTO mengisi form FM-SLA/071 sebagai catatan
pengambilan tagging.
12. Bagian operasi bersama bagian pemeliharaan akan melakukan tes/uji peralatan yang
telah selesai diperbaiki / dipelihara dengan mengisi form Permintaan Uji Peralatan (FM-
SLA/072).
13. Bila hasil uji/tes peraltan tidak sesuai dengan yang diinginkan maka diharuskan untuk
mengajukan permohonan ijin LOTO berikutnya.
14. Peralatan/sarana operasi maupun pemeliharaan yang sudah dalam kondisi tidak
digunakan lagi/ rusak diberi indikasi rusak/ bekas, atau dikumpulkan ditempat
penampungan material bekas yang telah ditentukan.
9
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
10
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
C3W Out
Air Air Air
IAC A Receiver Pre- Dryer
Tank Filter
C3W A
In
P
T
P
IAC B
Air Air
Pre- Dryer
Filter
Air
Receiver
Tank
B
IAC C
T
dari Sistem Udara
Service
Pada operasi normal, udara instrument disuplai oleh 1 unit kompresor, 2 lainnya stand
by. Kompresor udara instrumen dioperasikan dari lokal. Control room hanya monitoring
dan menerima alarm, termasuk alarm untuk low pressure suplai udara instrument.
Sistem loading/unloading dioperasikan oleh switch tekanan udara (pressure switch) yang
mensensor perubahan tekanan dalam udara netto. Ketika tekanan udara mencapai batas
atas tekanan, maka sistem akan unloading (pressure switch OPEN). Sedangkan juka
tekanan udara mencapai batas bawah tekanan, maka sistem akan loading (pressure
switch OPEN).
11
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
12
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
T T
Pre-start check
- Periksa level oil
- Tutup manual condensate drain valve, intercooler dan aftercooler moisture
trap
- Periksa bahwa taggle switch menunjukkan operasi unloading ( menunjuk ke
bawah)
13
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
- Periksa bahwa drain untuk water cooling pada saluran inlet dan outlet tertutup
- Buka katup inlet water cooling
- Buka katup pengatur aliran air (water flow)
Starting
- Nyalakan tegangan supply dan LED power (H1) akan menyala
- Tekan tombol start. Setelah itu periksa:
o LED operasi otomatik menyala
o Hourmeter mulai menghitung
o Perhatikan besaran penunjukan pada gauge
Memulai kompresi
- Buka katup udara keluar
- Pindahkan toogle switch pada penunjukan operasi loading (menunjuk ke atas)
- Jika perlu atur aliran air pendingin yang melalui oil cooler, intercooler,
aftercooler. Pengaturan katup aliran air pendingin ini akan mempengaruhi
temperature outlet dari air pendingin. Untuk operasi optimum, temperature
maximal. Outlet air pendingin tidak melebih 50C dan temperature outlet
udara kompresi tidak melebihi 30C
Selama Operasi
Perhatikan dan periksa penunjukan besaran pada gauge: loading/unloading
pressure; periksa discharge condensate dari moisture trap; vacuum indicator.
Stopping
- Tutup katup udara outlet
- Pindahkan taggle swtch pada penunjukan operasi unloading (menunjuk ke
bawah
- Tekan tombol stop. LED operasi otomatis akan mati dan kompresor stop,
matikan tegangan
- Buka katup drain
- Tutup katup inlet untuk air pendingin
Starting
- Tutup katup by-pass dryer
14
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Stopping
- Tutup katup inlet dan outlet dryer
- Tekan tombol ON-OFF. Kemudian dryer stop. Lampu indikasi tegangan tetap
menyala, karena tegangan untuk heater masih menyala. Biarkan tegangan
tetap ON jika dryer harus posisi standby
15
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
C3W Out
Air
SAC A Receiver
Tank
C3W A
In
P
T
P
SAC B
Air
Receiver
Tank
B
SAC C
Sistem operasi sistem udara service, untuk compressornya sama persis dengan sistem
udara instrument. Namun sistem udara service tidak memiliki air dryer. Baik sistem udara
service maupun sistem udara instrumen menghasilkan udara terkompresi dengan
tekanan 7kg/cm2. Demikian pula untuk parameter operasi compressor juga juga sama
dengan sistem udara instrumen.
Desain awal sistem udara service hanya terdiri 2set services air compressor. Karena usia
peralatan, performance turun, maka ditambah 1 set compressor baru. Kompresor baru ini
memiliki kapasitas lebih tinggi/besar dari 2 kompresor pendahulunya. Kompresor baru ini
dapat disetting sebagai back-up 2 kompresor yang lama dengan setting
loading/unloading (6,5-7kg/cm2). Jika kompresor ini di-setting sebagai kompresor utama,
maka setting loading/unloadingnya (7-7,5kg/cm2)
16
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Condensate system merupakan sistem yang digunakan untuk mentransfer dari air hotwell ke
deaerator storage tank. Air condensate ditransfer ke deaerator storage tank melalui
condensate demineralizer, gland steam condenser dan LP heater.
Condensate system digunakan juga untuk mengisi deaerator storage tank dan menjaga level
air pada setting yang telah ditentukan. Air condensate di deaerator akan digunakan sebagai
air pengisi (feedwater) boiler main drum. Karena itu level deaerator storage tank harus dijaga
pada level normal agar Boiler Feed Pump (BFP) dapat bekerja dengan baik.
Selain untuk mengisi deaerator, air condensate juga digunakan untuk BFP seals, turbin
gland steam attemperator, LP hood spray, LP turbine by-pass conditioning valve, ventilating
steam conditioning valve dan condensor water curtain spray. Pengambilannya setelah
demineralizer.
17
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
18
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
19
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
(LT-1A/1B/1C). Normal make-up station (LCV-8) mulai membuka jika hotwell level di bawah
deadband, dan akan buka penuh jika level hotwell 100mm di bawah deadband. Sedangkan
alternative make-up station mulai membuka saat level hotwel 100mm di bawah deadband,
dan akan buka penuh jika level hotwell 200mm di bawah deadband.
Namun, jika level hotwell terlalu tinggi dan tidak mungkin mentransfernya ke
deaerator tank, maka condensate dump station digunakan untuk mentransfer air condensate
ke CST. Condensate dump station terdiri dari LCV-3B (normal dump) dan LCV-3A
(alternative dump). Keduanya bekerja berdasarkan sinyal dari level transmitter di hotwell (LT-
1A/1B/1C). Normal dump station (LCV-3B) akan mulai membuka jika hotwell level di atas
deadband, dan akan membuka penuh jika level hotwell 100mm di atas deadband.
Sedangkan alternative dump station (LCV-3A) mulai membuka jika level hotwell 100mm di
atas deadband, dan akan membuka penuh jika level hotwell 200mm di atas deadband.
Setelah dari deaerator level control, condensate dialirkan ke LP Heater 1, yang terdiri
dari 2 heater tersusun paralel (HX-1A/1B). LP Heater 1 dilengkapi dengan by-pass line. By-
pass line dilengkapi MOV-21 yang bekerja otomatis jika terdeteksi high-high water level pada
LP Heater 1, untuk menghindari terjadinya water introduction ke LP turbin. Kemudian, dari
LP Heater 1, condensate dialirkan melalui LP Heater 2/3/4. Masing-masing heater dilengkapi
dengan normal valve untuk inlet, outlet, dan by-pass. Dari LP Heater 4, condensate dialirkan
ke deaerator yang berfungsi sebagai pemanas lanjutan dan membuang kandungan udara
pada condensate serta menampung condensate tersebut pada deaerator storage tank.
Prosedur Pengoperasian
Pengisian Awal (Initial Filling)
Sebelum condensate system dioperasikan, jika hotwell dan deaerator belum terisi atau
level masih rendah maka dilakukan pengisian awal. Prosedur pengisian awal dilakukan
secara manual, tidak menggunakan automatic control valve.
Langkah-langkah pengisian awal adalah sebagai berikut:
- Persiapan
1. Yakinkan instrument air telah beroperasi.
2. Yakinkan CST telah terisi demin water dengan jumlah/level yang cukup dan
yakinkan CST system telah beroperasi.
3. Yakinkan chemical injection system, condensor, deaerator telah siap beroperasi.
4. Yakinkan C3W system telah beroperasi.
5. Yakinkan power supply, condensate system line, seal water dari CST dan
condensate sampling system telah siap.
- Pengisian
1. Yakinkan drain dan vent line pada hotwell telah tertutup.
20
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
2. Pada make-up station, yakinkan isolation valve OPEN, by-pass valve CLOSE,
LCV 7&8 pada posisi MANUAL di DCIS. Kemudian buka LCV-8 10%, LCV-7
CLOSE.
3. Yakinkan LCV-3A/3B posisi MENUAL pada DCIS dan pada posisi CLOSE.
4. Persiapan start condensate trnsfer pump, yakinkan condensate transfer pump
discharge velve posisi CLOSE. Setelah itu jalankan condensate transfer pump.
5. Buka discharge valve pelan-pelan sampai posisi full open.
6. Buka LCV-8 dan isi hotwell sampai di atas normal level (600mm).
7. Pastikan hotwell level transmitter telah beroperasi normal dan shut down
condensate transfer pump.
8. Tutup LCV-7 dan LCV-8 lalau posisikan LCV-7 dan LCV-8 pada AUTO
Start normal dilakukan jika hotwell dan deaerator storage tank telah terisi normal, tapi
CEP OFF. Prosedur start normal adalah sebagai berikut:
21
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
1. Pastikan semua syarat dalam bagian persiapan telah terpenuhi, condensate system
telah siap beroperasi, condensate make-up control station dan condensate dump
control station posisi AUTO
2. Pastikan LCV-4 talah pada posisi AUTO, LCV-5A/5B telah pada posisi MANUAL dan
valve pada posisi full close
3. Pastikan minium flow control station telah pada posisi AUTO san valve psps posisi
CLOSE
4. Start condensate extraction pump (CEP). Pastikan discharge valve membuka 10%,
CEP start.
5. Pastikan minimum flow control valve membuka untuk mengatur flow, preasure 30-35
kg/cm2
6. Berturut-turut in service-kan: chemical injection, sampling system, aux steam system
7. Sirkulasikan condensate kembali ke hotwell dengan jalan posisikan LCV-6 pada
MANUAL dan OPEN
8. Pastikan level deaerator stabil setidak-tidaknya dalam 5menit
9. Masukkan pegging steam dengan meng-in service-kan valve SA-PCV-5
10. Pastikan telah tersedia condensate flow yang cukup untuk masing-masing system
berikut: turnine gland steam, LP turbin by-pass, ventilation conditioning valve,
blowdown flash tank loop seal, feedwater pump injection, Lp turbine hood spray,
condensor water curtain spray
11. In-service-kan chemical injection system untuk menjaga agar condensate memenuhi
syarat kimia
12. Close deaerator vent valve
22
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Exhaust steam dari LP Turbin dan Boiler Feed Pump Turbine (BFPT) masuk ke condenser
dan mengalir melalui permukaan condenser tube. Circulating water mengalir melalui
condenser tube dan menjaga permukaan condenser tube tetap dingin. Permukaan
condenser tube yang dingin tersebut akan mengkondensasikan uap keluaran yang mengalir
di permukaan tube tersebut. Kondensasi uap itu juga sangat dipengaruhi oleh keadaan
vacum di kondensor. Circulating water menyerap panas laten dari proses kondensasi. Dan
akhirnya, air kondensasi (condensate) dikumpulkan dalam hotwell yang terletak di bawah
kondensor.
Condenser system terdiri dari condenser A&B pada tiap unit pembangkit di UBP Suralaya.
Tiap condensor memiliki memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
Shell
Semacam balok vessel yang dibentuk dari plat datar segi empat. Semua koneksi yang
dibutuhkan untuk piping, peralatan maupun instrumen berada di shell. Pada shell ini juga
23
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
dipasang tube sheet (plat berlubang untung fitting pipa/tube) dan tube support plate (plat
untuk mensupport tube/pipa). Tiap condenser terdapat 1 shell.
Pipa kondenser
Pipa/tube terbuat dari titanium. Pada satu condenser shell, pipa-pipa kondenser disusun
menjadi 4 kelompok/bundle. Susunan pipa-pipa tersebut merupakan penyusunan radial
untuk aliran uap radial. Pipa-pipa titanium tersebut dipasang dengan memasukkannya
melewati tube sheet dan tube support plate. Setelah pipa masuk, kemudian di-las pada
tube sheet. Penyusunan pipa-pipa kondenser juga memiliki kemiringan/slop ke bawah
mengarah ke sisi inlet/outlet air pendingin utama. Hal tersebut untuk mempercepat
pengeringan pipa saat shutdown kondenser.
Waterbox
Tiap shell kondenser terdiri dari 2 inlet waterbox, 2 outlet waterbox, dan 2 balikan
waterbox. Waterbox terbuat dari carbon steel.
Tiap shell condenser memiliki
inlet/outlet box return box
Vent 2 2
Drain 4 2
Priming 2 2
Air pendingin utama masuk ke kondenser melalui inlet waterbox yang terletak di sisi
bawah (lower) kondensor dan mengalir melalui pipa-pipa/tube kondenser lalu masuk
pada return waterbox, yang terletak di sisi berseberangan dengan inlet/outlet kondenser.
Dari return waterbox, air pendingin utama masuk pipa kondensor sisi upper (atas) dan
mengalir menuju outlet waterbox yang terletak di atas inlet waterbox.
Aliran air pendingin utama akan membawa sejumlah udara yang pada akhirnya akan
terkumpul pada bagian atas waterbox. Vacum Primin Pump digunakan untuk
mengeluarkan udara tersebut secara kontinu.
Hotwell
Digunakan sebagai penampung air kondensasi (condensate). Hotwell terletak di bagian
dasar kondenser. Hotwell dari masing-masing kondenser berhubungan. Hotwell menjadi
satu dengan dan merupakan kelanjutan dari shell condenser. Hotwell juga menampung:
LP Heater drain, emergency drain LP/ HP Heater, deaerator overflow.
Masing-masing condenser A&B menerima exhaust steam dari asal yang berbeda.
Kondenser A menerima exhaust steam dari LP turbin A dan Boiler Food Pump Turbine
(BFPT) A. Sedangkan condenser B menerima exhaust steam dan LP Turbine B dan BFPT
B. Masing-masing kondenser juga menampung uap LP turbine by-pass.
24
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Pembersihan Kondenser
Di dalam tube condenser sering terjadi pengendapan kotoran yang terbawa oleh aliran air
pendingin kondensor. Pengendapan tersebut dapat menghalangi perpindahan panas antara
exhaust steam dengan air pendingin sehingga efisiensi thermal turbin berkurang. Oleh
karena itu, tube kondenser perlu dibersihkan. Teknik pembersihan tube kondenser dapat
dilakukan dengan 2 cara pada UBP Suralaya #5-7, yaitu:
1. Condenser Back wash
Teknik membersihkan tube condenser dengan merubah arah aliran fluida yang melaui
pipa/tube kondenser. Teknik ini dapat dilakukan meskipun kondenser terus beroperasi.
Pada unit 5-7 UBP Suralaya , condenser back wash dioperasikan dengan sequen
tertentu. Misalkan pada kondenser akan dilakukan back wash pada sisi A maupun pada
sisi B, maka sekuen pembukaan valve backwash akan memiliki konfigurasi seperti pada
gambar.
25
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
2. Ball cleaning
Teknik membersihkan tube kondensor dengan cara melewatkan sponge ball pada pipa
kondensor, diharapkan sponge ball dapat membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat
dalam pipa baik yang menempel maupun yang mengendap.
CONDENSOR
Pertama, sponge ball
A dimasukkan dalam
ball collector,
Sponge Ball
B
kemudian pompa
Strainer
dioperasikan sehingga
bola masuk ke aliran
M
air pendingin dan
memasuki pipa-pipa
Ball Ball
Collector Inject kondensor. Setelah
Pump M
membersihkan pipa-
pipa kondensor, bola
Sea Water Inlet Sea Water Outlet
ditangkap oleh ball
strainer dan melewati pompa lalu kembali ke ball collector. Proses-proses tersebut akan
dilakukan berulang sampai terdapat perintah untuk stop, baik timer atau manual.
26
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
3. Venting ball collector; pastikan ball collector by-pass screen pada posisi FULL BALL
SORT
4. Pastikan pada ball collector by-pass control valve OPEN; ball sorter plate dari ball
collector tidak terdapat masalah; dan ball collector screen pada posisi CLOSE
5. Pastikan condenser mampu beroperasi
6. Pastikan condenser di-backwash untuk menghilangkan kotoran-kotoran pada tube
condenser, water box atau pada permukaan tube sheet
7. Pastikan condenser vacuum priming system siap beroperasi selama ball cleaning
untuk memindahkan/membuang udara yang terperangkap dalam water box.
8. Check/ periksa supplai listrik pada control panel lokal
- Pengisian (Filling)
Mengisi sistem ball cleaning dengan circulating water dan sponge ball
1. Pastikan bola dalam kondisi baik. Bola yang lebih kecil 2mm dari ukuran normal harus
diganti. Demikian juga , bola yang telah berbentuk oval
2. Masukkan bola ke dalam ball collector
3. Tutup semua bukaan pada ball collector
4. Siapkan ball injection pump dengan membuka ball collector discharge isolation valve.
Pada langkah ini, air vent valve yang terletak di bagian atas collector chamber harus
OPEN
5. Setelah dipastikan udara keluar dari air vent nozzle, CLOSE air vent valve
- Start Up
Manual mode
1. Pilih selector switch posisi manual pada local control panel. Ball strainer screen
bergerak pada posisi in-service (CLOSE)
2. Periksa signal online pompa diterima dan differensial pressure strainer screen normal
3. Tekan tombol CIRCULATE untuk mensirkulasikan bola
4. Pastikan ball circulating pump beroperasi dan lampu indikator pompa ON
5. Setelah waktu tunda (10 detik), ball collector akan OPEN bila akan dilepas pada
sirkulasi.
Auto mode
1. Pilih selector switch pada posisi AUTO. Ball strainer screen bergerak pada posisi
CLOSE
2. Ball collector suction sisi ball valve akan OPEN setelah time delay (10 detik)
3. Ball injection pump akan start (lampu indikator ON) dan setelah time delay ball
collector akan OPEN (10 detik)
4. Setelah timer untuk sirkulasi berakhir, ball collector akan CLOSE dan waktu
pengumpulan bola dimulai (indicator ball collector ON)
27
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
5. Setelah pengumpulan bola selesai, pompa akan stop, ball strainer screen OPEN
- Shutdown
Posisikan selector switch di local control panel pada posisi OFF
28
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Ke Control
Panel
Relief Valve
Dari Service
Water Ke
Control
Ball Valve Orifice Panel
Clean Out
S Drain
High Level
Switch
Kanal
Pembuangan Air
29
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
30
BersamaKita Maju
31
SMK3
ISO 14001
Extc Steam
From HP
Turbine
Heater 8 MOV-21 Main Drum
M
Deaerator Extc Steam
From Cross- MOV-20
MOV-22 M
M
CRH
ISO 9001
Storage Tank M
Extc Steam Economizer
From IP PCV-6
MOV-18
M
Turbine LCV-002
SISTEM AIR PENGISI (FEEDWATER SYSTEM)
Chemical
V-28 V-32
Injc.
Skema Diagram Sistem Air Pengisi (feed water system)
Heater 7
V-23 LCV-008
MOV-17
MOV-19
M
V-34
V-30
From
Condensate
V-36
Condensor
System FCV-2 LCV-007
V-25
MOV-15
A
M
LCV-003
FCV-1 FCV-4
V-26
LCV-006
Heater 6
V-29 FCV-3 FCV-10
M
V-31
MOV-14
MOV-16
M
MOV-002
M
M
MOV-5 LCV-004 SSH Inlet
M Attemp (Timur)
MOV-1 FCV-2A
Booster V-33
V-27 Spray Water Supply Line MOV-2 SSH Inlet
BFP A
M Attemp (Barat)
FCV-2B
M
BersamaKita Maju
MOV-7 LCV-18A PSH Inlet
M M M Attemp (Timur)
MOV-2 HP Turbine FCV-1A
Booster V-35
Bypass
BFP B MOV-10 V-12 MOV-5 FCV-5 MOV-1 PSH Inlet
M Attemp (Barat)
M FCV-1B
RH Inlet Attemp (Timur)
M
MOV-9 LCV-18A FCV-3A
MOV-3 M
SU-BFP MOV-3
RH Inlet Attemp (Barat)
MOV-11 V-13 FCV-3B
M
Aux Steam
Spray Water Supply Line MOV-4
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Sistem air pengisi merupakan suatu sistem gabungan peralatan yang digunakan untuk
mensuplai air yang dibutuhkan boiler. Peralatan-peralatan tersebut meliputi: tangki air
pengisi (deaerator storage tank), pompa tekanan tinggi, valve pengaturan, sistem pemanas
awal tekanan tinggi (High Pressure Heater/ HP Heater), sistem pemanas lanjut (economizer)
dan main drum sebagai penampung air pengisi yang telah siap disuplai ke boiler. Di
Suralaya unit 5,6,7 pompa air pengisi terdiri dari:
1. Pompa air pengisi berpenggerak turbin ( Boiler Feed Pump Turbine (BFPT) : 2set/unit
2. Pompa air pengisi berpenggerak motor ( Booster Boiler Feed Pump (Booster BFP) :
2set/unit
3. Pompa air pengisi berpenggerak motor saat start-up ( Start-up Boiler Feed Pump (SU-
BFP) : 2set/unit
Air pengisi (feed water) selain untuk mengisi boiler juga digunakan sebagai spray water pada
atemperator main steam superheater, reheat, HP turbine by-pass dan aux steam.
Pengisian awal feed water ke main drum masih bisa dilakukan menggunakan Condensate
Extruction Pump (CEP), yakni sebelum tekanan drum mencapai 20kg/cm2. Namun setelah
tekanan drum melebihi 20kg/cm2, pengisian feedwater dilakukan menggunakan SU-BFP
hingga tekanan siap rolling turbin. Kemudian, setelah mencapai pembebanan 100MW,
pompa air pengisi diambil alih menggunakan BFPT.
SUBFP dugunakan saat boiler start-up, dan dapat juga diparalel dengan BFPT atau
diistilahkan Union, yakni gabungan antara SUBFP dengan BFPT. Akan tetapi, keduanya
tidak bisa menggunakan auto mode, biasanya SUBFP manual mode dan BFPT auto mode.
Ketika SUBFP digunakan untuk mengisi drum, pengaturan level drum menggunakan start-up
valve. Akan tetapi bila menggunakan BFPT pengaturan level drum melalui putaran dari
BFPT itu sendiri.
Sistem air pengisi sebelum masuk ke boiler melewati sistem pemanas awal takanan tinggi,
High Pressure Heater/HP Heater, yaitu HP Heater 6, HP Heater 7, HP Heater 8, kemudian
masuk ke pemanas lanjut, economizer. Tujuan dilakukan pemanasan awal pada air pengisi
sebelum masuk ke drum adalah untuk mencegah Thermal Stress yang terlalu tinggi pada
main drum metal akibat perbedaan temperature metal sisi air (water) dan metal sisi uap
(steam) pada drum. Perbedaan temperature pada metal drum tersebut dibatasi kurang dari
100C.
Peralatan Utama pengisi feed water pada PLTU Suralaya unit 5,6,dan 7adalah:
1. Start-up Boiler Feed Pump (SU-BFP)
SU-BFP digunakan pada saat boiler start-up. SU-BFP digunakan untuk mengisi feed
water ke drum ketika pressure/tekanan drum telah mencapai >20kg/cm2. SU-BFP
32
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
menggunakan penggerak motor listrik bertegangan 10,5kV dan memiliki konsumsi daya
mencapai 5MW. Kapasitas pompa mencapai 705m3/h dan tiap unit di UBP Suralaya
terdapat 1 set SU-BFP. Ketika unit normal operasi, SUBFP stop standby.
33
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
34
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
o Periksa control level drum tidak diaktifkan kembali lewat SU-BFP (LCV 018A/B)
tapi sudah dialihkan oleh main BFP control station
o Low load valve station posisikan manual dan out of service-kan (LCV 018A/B
close)
o Tutup SU-BFP discharge valve (MOV 009) serta (MOV 010 dan MOV 011)
o Pilih SU-BFP push buttin stop. Bila sudah stop perhatikan peralatan dan
monitoring (keadaan normal) dan SU BFP selalu ready, siap bila diperlukan
Pengaturan debit feed water yang disuplai BFPT adalah dengan mengatur putaran turbin
dalam hal ini governove valve turbine-nya. BFPT juga mensuplai spray water untuk
mengatur temperature steam di boiler.
Steam valve pada BFPT terdapat pada sisi HP dan LP. Sisi HP dilengkapi 1 MSV-1GVR
yang mengambil uap dari main steam. Sisi LP juga dilengkapi 1MSV-1GVR yang
mengambil uap dari IP turbine.
35
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
36
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
6. Setelah speed turbine mencapai 1800rpm, maka program akan Hold otomatis
(warming time)
7. Setelah kondisi stabil (warming time terpenuhi, dimana rotor temperature
mendekati staem temp) maka pilih mode run up dan tekan tombol start sampai
run up komplit (indikasi lampu pompa start merah)
8. Setelah indikasi normal, lakukan in-service dengan membuka discharge valve
hingga full open
9. Setelah normal operasi, naikkan tekanan discharge pressure menyamai header
pressure hingga BFPT discharge flow menggantikan SU-BFP flow (paralel
dengan SU-BFP)
10. Setelah BFPT beroperasi, pastikan feed water flow disuplai dari BFPT dan SU-
BFP discharge flow posisi min
11. Sebelum mengoperasikan BFPT yang kedua, maka top/shutdown terlebih dahulu
SU-BFP
12. Setelah beroperasi, monitoring yang dilakukan antara lain pada:
o Noise
o Bearing vibration
o Bearing metal temperature
o Injection water drain temperature
o Suction&discharge pressure
- Pengendalian
Setelah BFPT beroperasi normal, maka pengendalian dilakukan dengan mengacu
pada 3 elemen, yaitu:
(i) Feedwater flow, sebagai input proses
(ii) Main steam flow, sebagai output proses
(iii) Drum level, sebagai target/set poin
Faktor lain sebagai tambahan untuk control adalah inlet eco tempt dan drum press.
- Normal Shutdown
Untuk men-shutdown BFPT maka harus dilakukan adalah men-stop turbin
penggeraknya, langkahnya sebagai berikut:
1. Turunkan beban unit (MW) sampai < 50% MCR
2. Posisi manual feed water control BFPT dan turunkan speed perlahan hingga
minimum speed
3. Tutup BFPT discharge valve hingga full close selanjutnya tekan PB STOP BFPT
- Kondisi Trip
BFPT otomatis trip jika kondisi berikut terjadi:
o Bearing vibration very high
37
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
38
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
39
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Motor
Manufacture : Mitsubishi Electric Coorp.
Type : sequerel cage, induction motor, unidirectional
Power Rated : 370 kW
Speed/Freq : 1475 rpm / 50 Hz
Number of poles :4
Insulation Class : class F
Mounting arrange : horizontal
Rated current : 85A
Starting current : 510 A
Starting metode : direct online
Weight : 4100 kg
Type of bearing : sleeve type (2 bearing)
40
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
2. Pastikan setidaknya 1 filter dari duplex oil filter untuk lube oil siap dan dalam
keadaan bersih
3. Pastikan setidaknya 1 filter dari duplex seal water strainer siap dan dalam
keadaan bersih
4. Pastikan sistem udara instrumen siap
5. Pastikan pompa seal water system dan condensate system beroperasi
6. Pastikan level air deaerator normal
7. Pastikan suction isolation valve pompa OPEN
8. Pastikan BFP suction strainer dalam kondisi bersih
9. Periksa cooling water ke BBFP (lube oil cooling water) siap dan tersedia
10. Pastikan setidaknya 1 lube oil cooler in-service. Periksa isolation valve pada jalur
cooling water dan lube oil untuk lube oil cooler yang dipilih OPEN
11. Pastikan tidak terdapat alarm condition atau protection trip untuk BBFP
12. Pastikan suplai listrik tersedia (untuk motor penggerak pompa dan lube oil pump
motor)
13. Pastikan feed water system control in-service
- Pengisian Awal (Initial Filling Up)
(i) Lube oil
a. Pastikan ketersediaan minyak dalam lube oil tank
b. OPEN inlet + outlet isolation valve oil cooler yang akan dioperasikan
c. Sart salah satu lube oil pump. Lube oil dari tangki mengalir pada pipa-pipa
distribusi
d. OPEN vent valve dari lube oil cooler sehingga udara di venting keluar dan
cooler terisi penuh oleh oil. Setelah itu CLOSE vent valve
e. Monitoring dari glass intip untuk memastikan minyak/lube oil mengalir pada
bearing
(ii) Injection seal water
a. Pastikan suplai seal water dari conensate system tersedia
b. Buka bypass valve dari TCV
c. Monitoring dari glass intip untuk memastikan aliran seal water
d. Setelah pengisian selesai, CLOSE bypass valve dari TCV
(iii) Cooling Water
a. Pastikan suplai air (water) dari C3W system tersedia
b. OPEN isolation valve dari lube oil cooler yang akan dioperasikan
c. Monitoring di glass intip untuk memastikan aliran C3W
- Start up
41
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Untuk men-start BBFP, tekan tombol start BBFP. Setelah BBFP beroperasi, lakukan
monitoring:
o Noise
o Bearing vibration
o Bearing metal temperature
o Temperature seal water + lube oil
o Pressure discharge + suction pompa
- Normal Shut down
Shut down BBFP dilakukan dengan menekan tombol STOP BBFP. Selama proses
shutdown, pompa masih berputar, lube oil dijaga agar tetap mengalir ke bearing
sampai pompa benar-benar tidak berputar. Setelah itu lube oil pump bisa di-stop dan
seal water dapat diisolasi untuk menghindari masuknya air (water) ke pompa.
42
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
INERTING SYSTEM
Pulvurizer (Mill) adalah peralatan yang berfungsi sebagai penggerus atau penghalus batu
bara sebelum masuk ke ruang bakar agar mendapat pembakaran sempurna dengan
minimum excess air (udara lebih). Di dalam peralatan ini terjadi proses pengeringan dan
pemisahan batubara dengan benda-benda asing yang terbawa dari proses penambangan
dan transportasi batu bara, sehingga batu bara yang nantinya masuk ke ruang bakar sudah
merupakan batu bara yang siap untuk dibakar dengan spesifikasi butiran dan temperatur
tertentu sesuai ketentuan. Sistem pulvurizer yang memasok, menggiling, dan menyalurkan
batu bara serbuk dengan media udara atau dimana udara dibawa masuk ke dalam system,
haruslah menyediakan cara tertentu untuk mengisolasi sistem tersebut dan
memperkenankan media inerting masuk ke dalam area tertentu di dalam sistem tersebut.
43
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Oleh karena itu, proses pembersihan batu bara di dalam pulvurizer dilakukan dengan proses
swirling untuk mengurangi bahaya ledakan. Proses ini tidak diperlukan saat kondisi
pulvurizer stop normal.
44
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
damper, hot&cold damper. Sistem kontrol pembakaran akan mencegah pulvurizer yang trip
untuk start kembali sebelum proses inerting dan swirling selesai dilaksanakan.
45
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
Inerting steam valve akan membuka, flow switch akan mengindikasikan > max. Setelah 2
menit proses inerting berlanjut buka kedua pyrite gate valve (upper&lower) dilakukan oleh
operator local GF seiring dengan menyalanya indikasi lampu di panel lokal, sambil
memeriksa pyrite box jangan sampai tersumbat oleh penuhnya pyrite. Hal tersebut akan
menghambat aliran water wash. Start/open water wash system (indikasi lampu panel
menyala). Operator CR memperhatikan proses yang sedang berjalan sampai dengan step
12. Pulvurizer Motor akan beroperasi 7 menit dan akan stop secara auto. Kemudian proses
washing akan berlangsung 3 menit. Setelah itu water wash system akan menutup,
kemudian tutup lower&upper gate valve. Proses inerting selesai dengan indikasi inerting&
Clearing Required Normal (complete).
46
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
18. Inerting pulvurizer minimum 2 minutes selama restart inerting valve open; aliran
media inerting cukup
47
BersamaKita Maju
ISO 9001 ISO 14001 SMK3
REFERENSI
48
BersamaKita Maju