Anda di halaman 1dari 7

MATERI PRETEST

PRAKTEK INFEKSI TUMOR 1

Oleh:
Kelompok F1 : Dewi Setyowati Anwar Asyari Yuneka Saristiana Annika Nur Astuti Kelompok E1 : Rodriques Fernandes Deci Einforselia Imam Yoga Ninto 15113366A 16102861A 16103007A 16103012A

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2013

PNEUMONIA DEFINISI Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lainlain) disebut pneumonitis.

ETIOLOGI Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob.

KLASIFIKASI Berdasarkan klinis dan epideologis : 1) 2) 3) 4) Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia) Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia / nosocomial pneumonia) Pneumonia aspirasi Pneumonia pada penderita Immunocompromised

Berdasarkan bakteri penyebab 1) Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza. 2) Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia 3) Pneumonia virus 4) Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised)

DIAGNOSA 1) Gambaran klinis a. Anamnesis

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 400C, batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada. b. Pemeriksaan fisik Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.

FAKTOR RESIKO 1) Umur > 65 tahun 2) Tinggal dirumah perawatan tertentu (pantijompo) 3) Alkoholismus : meningkatkan resiko kolonisasi kuman, mengganggu refleks batuk, mengganggu transport mukosi liar dan gangguan terhadap pertahanan sistem seluler 4) Malnutrisi : menurunkan immunoglobulin A dan gangguan terhadap fungsi makrofag 5) Kebiasaan merokok juga mengganggu transport mukosi liar dan sistem pertahanan selular dan humoral. 6) Keadaan kemungkinan terjadinya aspirasi, misalnya gangguan kesadaran, penderita yang sedang diintubasi 7) Adanya penyakitpenyakit penyerta: PPOK, kardiovaskuler, DM, gangguan neurologis 8) Infeksi saluran nafas bagian atas : +1/3 1/ 2 pneumonia di dahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas/infeksi virus

PENGOBATAN UMUM 1) Terapi Oksigen 2) Hidrasi 3) Fisioterapi Penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk menghindari pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus.

BRONCHITIS

Bronchitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) yang merupakan saluran udara ke paru-paru. Bronchitis dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu akut dan kronis. Masing-masing memiliki etiologi yang unik, patologi dan terapi. Bronchitis kronis adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik, ditandai dengan adanya batuk produktif yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih per tahun untuk minimal 2 tahun. Bronchitis kronis paling sering berkembang karena cedera berulang pada saluran udara yang disebabkan oleh iritan yang dihirup. Merokok adalah penyebab yang paling umum, diikuti oleh polusi udara dan udara dingin. Kebanyakan kasus bronchitis kronis disebabkan oleh merokok atau bentuk lain dari tembakau.

ETIOLOGI (PENYEBAB) Penyebab tersering Bronkitis akut adalah virus, yakni virus influenza, Rhinovirus, Adenivirus, dan lain-lain. Sebagian kecil disebabkan oleh bakteri (kuman), terutama Mycoplasma pnemoniae, Clamydia pnemoniae, dan lain-lain.

FAKTOR RESIKO Faktor-faktor yang meningkatkan risiko bronkitis meliputi : 1. Asap rokok. Orang yang merokok dapat menyebabkan bronkitis akut dan bronkitis kronis. Anak-anak di rumah tangga yang menjadi perokok pasif juga rentan terhadap bronkitis, asma, pneumonia, flu dan infeksi telinga tengah ( otitis media ) . 2. Daya tahan tubuh yang rendah. Daya tahan tubuh yang rendah sangat rentan menderita bronkitis akut/kronik terutama pada orang tua, bayi dan anak-anak. 3. Gastroesophageal reflux disease (GERD). asam lambung yang terus-menerus naik ke kerongkongan dapat menyebabkan batuk kronis . 4. Paparan akibat iritasi di tempat kerja. Anda beresiko menderita bronkitis pekerjaan jika bekerja di sekitar iritasi paru-paru tertentu, seperti biji-bijian atau tekstil, atau terkena uap kimia dari amonia, asam kuat, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida atau bromin. Batuk yang berhubungan dengan bronkitis kerja mungkin kering (tidak berdahak).

MANIFESTASI KLINIK Gejala utama bronkitis adalah timbulnya batuk produktif (berdahak) yang mengeluarkan dahak berwarna putih kekuningan atau hijau. Dalam keadaan normal saluran pernapasan kita memproduksi mukus kira-kira beberapa sendok teh setiapharinya. Apabila saluran pernapasan utama paru (bronkus) meradang, bronkus akan menghasilkan mukus dalam jumlah yang banyak yang akan memicu timbulnya batuk. Selain itu karena terjadi penyempitan jalan nafas dapat menimbulkan shortness of breath.

TERAPI NON FARMAKOLOGI Penatalaksanaan Bronkitis kronis dilakukan secara berkesinambungan untuk mencegah timbulnya penyakit, meliputi:

Edukasi, yakni memberikan pemahaman kepada penderita untuk mengenali gejala dan faktor-faktor pencetus kekambuhan Bronkitis kronis. Sedapat mungkin menghindari paparan faktor-faktor pencetus. Rehabilitasi medik untuk mengoptimalkan fungsi pernapasan dan mencegah kekambuhan, diantaranya dengan olah raga sesuai usia dan kemampuan, istirahat dalam jumlah yang cukup, makan makanan bergizi. Oksigenasi (terapi oksigen) Menjalani terapi uap hangat untuk membantu menghilangkan sumbatan dan mengencerkan lendir atau dahak. Minum banyak air/cairan agar lendir/dahak tetap encer dan mudah dikeluarkan. Jangan mengobati sendiri bronchitis kronik tanpa berkonsultasi ke dokter, terutama pada perokok berat, bayi atau anak kecil, dan lanjut usia.

TERAPI FARMAKOLOGI

Obat-obat bronkodilator dan mukolitik agar dahak mudah dikeluarkan, beberapa jenis ekspektoran, seperti Gliseril Guaikolat (GG), epexol, guaifenesin, ammonium salts, glycyrrhiza, sulfogaiacol, ipecacuanha, dan sirup tolu, membantu melegakan saluran pernafasan dengan mempermudah pengeluaran mucus. Obat-obat untuk bronchodilator, seperti bronsolvan, bromhexin. Vitamin B complex untuk menambah nafsu makan dan stamina

TUBERCULOSIS DEFINISI Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik, yang dapat bermanifestasi pada hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.

ETIOLOGI Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik, yang dapat bermanifestasi pada hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Bacteri ini berbentuk batang, bersifat aerob mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA)

GEJALA UTAMA Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih. GEJALA TAMBAHAN yang sering dijumpai dalam TBC : Dahak bercampur darah/batuk darah Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada Demam/meriang lebih dari sebulan Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas Badan lemah dan lesu Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan

FAKTOR RESIKO Usia ( daya tahan ) Pengetahuan mengetahui TB Jenis kelamin ( laki laki lebih besar resikonya) Kebiasaan merokok ( meningkatkan resiko 2,2 kali ) Kepadatan Tingkat hunian kamar (kurangnya konsumsi oksigen ) Pencahayaan ( cahaya dapat membunuh bakteri patogen ) Kondisi rumah ( kebersihan ) Ventilasi ( keseimbangan oksigen ) Kelembaban udara ( suhu berkembang biaknya bakteri ) Perilaku ( lifestyle ) Daya tahan tubuh

TERAPI NON FARMAKOLOGI 1. Pembedahan jika pengobatan tidak berhasil , dgn mengangkat jaringan paru yang rusak, ortopedi untuk memperbaiki kelainan tulang , bronskopi untuk mengangkat polip granulomatosa TB atau untuk reseksi bagian paru yang rusak 2. Pencegahan Menghindari kontak langsung dgn orang yang terinfeksi Mycrobacterium Tuberculosis Memperhatikan asupan nutrisi ( imunitas ) Imunisasi BCG ( meningkatkan daya tahan tubuh )

TERAPI FARMAKOLOGI PENGOBATAN Tujuan eradiksi cepat M.TB , mencegah resistensi dan mencegah terjadinya komplikasi. Strategi yang disarankan WHO adalah DOT ( directly observed treatment , short course ) untuk OAT primer dan DOTS plus untuk OAT sekunder. Klasifikasi Obat Anti Tuberkulosis : OAT PRIMER : Isoniazid (H) Rifampisin (R) Pirazinamid (P) Streptomisin (S) Ethambutol (E)

OAT SEKUNDER Asam Para Aminosalisilat (Pas ) Ethionamide Thioacetazone Fluorokinolon Aminoglikosida Dan Capreomycin Cycloserin Penghambat Beta-Laktam Rifabutin

Anda mungkin juga menyukai