Anda di halaman 1dari 13

Bab II

Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

BAB II
URAIAN SINGKAT KEGIATAN PLTA KETENGER
2.1.

Deskripsi Proyek

2.1.1.

Iklim, Lokasi, Pencapaian Lokasi, dan Lahan


Keadaan iklim di Kecamatan Baturraden dan Kedungbanteng pada umumnya
dan khususnya Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, tempat PLTA
Ketenger Unit 4 akan dibangun, adalah iklim tropis dengan dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Untuk Desa Melung pada semester
pertama tahun 2002, temperatur udara pada kisaran 18 o C - 36o C dengan
rataannya 27o C. Pada tahun 2002, curah hujan cukup tinggi yaitu 4.000 mm/
tahun. Jumlah hari hujan dalam satu tahun 194 hari dengan kelembaban
relatip 79 %.
Lokasi PLTA Ketenger Unit 4 terletak kurang lebih 50 meter di hilir tail race
PLTA Ketenger Unit 1, 2, dan 3, sehingga semua unit terdapat pada satu
lokasi yang merupakan satu kesatuan. Secara administratif PLTA Ketenger
termasuk dalam wilayah Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng,,
Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah. (Gambar 2.1.). Lokasinya
berada pada ketinggian 365,859 meter dari permukaan laut. Dinamakan
PLTA Ketenger, karena air awal yang diambil berada di Desa Ketenger,
Kecamatan Baturraden.
Lokasi proyek dapat ditempuh dengan mudah dari kota Purwokerto yang
jaraknya lebih kurang 16 km melalui jalan raya beraspal sampai ke rumah
pembangkit PLTA Ketenger. Aksesibilitas menuju kolam tando, merupakan
jalan beraspal sampai ke Dukuh Kalipagu, selanjutnya jalan masih berupa
jalan setapak dan sebagian lagi berupa tanah yang diperkeras.
Lahan yang akan digunakan untuk proyek pembangunan PLTA Ketenger Unit
4 merupakan rangkaian dari unit 1, 2 dan 3, lahan milik PT Indonesia Power.

2.1.2.

Rencana Umum Tata Ruang


Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyumas,,
pembangunan PLTA Ketenger Unit 4 tidak mengubah peruntukan lahan di
wilayah tersebut. Lahan yang akan digunakan sebagai lokasi PLTA Ketenger
Unit 4 masih dalam lingkungan PLTA Ketenger dan merupakan lahan milik PT
Indonesia Power. Lahan tersebut merupakan bekas perumahan karyawan
PLTA Ketenger yang sudah rusak dan tidak dihuni lagi.

2.1.3.

Kapasitas dan Pola Operasi


PLTA Ketenger Unit 4 direncanakan menghasilkan tambahan energi listrik
untuk unit yang sudah ada sebesar 500 kW yang merupakan pemanfaatan air
tail race PLTA Ketenger Unit 1, 2, dan 3. Air yang dimanfaatkan tidak berasal
dari sumber air manapun selain air sisa dari ketiga tail race tersebut (Gambar
2.2 dan 2.3)

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 1

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

2.1.4.

Rancangan Umum Rencana Proyek


Komponen Utama PLTA Ketenger
Komponen utama yang akan dibangun pada PLTA Ketenger Unit 4 ialah
konstruksi bangunan air, pipa pesat (penstock), dan rumah pembangkit
(Gambar 2.4 - 2.6)
Komponen Penunjang Proyek PLTA Ketenger
Komponen penunjang berupa kantor proyek dan base camp untuk pelaksana pekerjaaan yang berlokasi di dekat tapak proyek, guna mempermudah pelaksanaan konstruksi baik sipil maupun elektromekanik.

2.1.5.

Hubungan Dengan Kegiatan Lain


PLTA Ketenger Unit 4 memanfaatkan air tail race PLTA Ketenger Unit 1, 2, dan
3, sehingga pola operasionalnya akan bergantung kepada kegiatan operasi
ketiga unit PLTA yang akan dimanfaatkan tail race nya.

2.1.6.

Proses Operasi PLTA Ketenger


PLTA Ketenger dengan areal seluas 210,735 m2 memanfaatkan air Sungai
Banjaran dan Suplesi Sorobadag. Intake dari Sungai Banjaran terletak 150
meter di sebelah hulu air terjun Muntuk yang dilengkapi dengan bendung/dam
berukuran 20 meter dan tinggi 2,5 meter terbuat dari pasangan batu kali dan
pintu pengambil air serta pintu penguras. Di belakang pintu pengambilan air,
terdapat saringan untuk menyaring sampah agar tidak masuk kolam tando
harian dan dilengkapi dengan kolam pengendap dan bangunan pelimpah/
penguras.
Pintu pengambilan dihubungkan dengan saluran pembawa
sepanjang 20 meter, diameter 2,5 meter dan kapasitas 3,5 m3/detik. PLTA
Ketenger juga mendapat tambahan air suplesi Sorobadag dengan debit 500
liter/detik. Suplesi Sorobadag dilengkapi dengan saluran dan terowongan
berkapasitas 700 m3/detik ke kolam tando harian (volume efektif 20.000 m 3).
Air melalui saluran pembawa sepanjang 778 meter yang berbentuk lingkaran
berdiameter 1,40 meter terbuat dari beton, kemudian ke rumah klep dan head
race. Selanjutnya melalui dua buah pipa pesat panjang 1,874 meter diameter
0,80 meter air menuju ke gedung sentral (Gambar 2.1).
Gedung sentral berukuran 30 meter x 20,40 meter, tinggi 13,40 meter terbuat
dari konstruksi beton dengan kerangka atap baja, terdiri dari 2 lantai. Di
dalam gedung sentral terdapat 2 unit turbin dan generator. Air dari pipa pesat
memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan
listrik. Air penggerak turbin selanjutnya dialirkan ke saluran pembuang yang
bermuara ke Sungai Jiang yang terletak di sebelah Barat gedung sentral, dan
kemudian aliran air tersebut masuk ke dalam aliran Sungai Banjaran.
Untuk PLTA Ketenger Unit 4 pengoperasiannya tergantung dari debit air yang
keluar dari tail race PLTA Ketenger Unit 1, 2, dan 3. PLTA Ketenger Unit 4 ,
diharapkan menghasilkan daya listrik sebesar 500 kW.

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 2

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

2.2.

Rencana Kegiatan Proyek PLTA Ketenger Unit 4


Rencana Kegiatan Proyek PLTA Ketenger Unit 4 yang terletak di Desa
Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa
Tengah akan dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu tahap prakonstruksi,
konstruksi, operasi, dan pasca operasi.

2.2.1.

Tahap Prakonstruksi
Pada tahap prakonstruksi dilakukan kegiatan survey lapangan pada saat studi
kelayakan, dan penyusunan disain rinci PLTA. Pengumpulan data yang
dilakukan pada saat survey meliputi aspek geologi, aspek topografi, aspek
hidrologi, lingkungan, dan ketersediaan material.
Dilanjutkan dengan
pengurusan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan seperti Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB)

2.2.2.

Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja pada kegiatan konstruksi, berupa tenaga kerja terampil dan
tidak terampil. Para pekerja, diwajibkan melaksanakan tugas sesuai
dengan prosedur baku, dan dilengkapi dengan peralatan keselamatan
kerja yang memadai seperti helm pengaman. Diusahakan sebagian besar
tenaga kerja berasal dari penduduk sekitar proyek.
b. Mobilisasi alat berat dan bahan material
Alat-alat berat dan bahan material untuk keperluan konstruksi didatangkan
ke lokasi proyek pembangunan melalui akses jalan yang sudah ada, dan ,
melalui wilayah permukiman penduduk. Bahan material juga dapat diambil
dari batuan di dasar Sungai Banjaran, dengan meminta izin terlebih dahulu
ke Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Banyumas.
c. Pembuatan Konstruksi Bangunan Air, Penstock, dan Power House
Kegiatan yang dilakukan antara lain pengambilan bahan material berupa
batuan di dasar Sungai Banjaran dan penataan dasar Sungai Banjaran.,
Pembuatan diversion structure atau bangunan pengelak air selama
konstruksi berlangsung, yang berupa jalur pengairan air tail race PLTA
Ketenger Unit 1, 2 dan 3 melalui rencana penstock ke arah Sungai Jiang.
Selanjutnya membangun pondasi untuk pembuatan konstruksi bangunan
air, penstock, dan power house. Kegiatan lain yang dilakukan adalah
pembuatan coffer dam (Gambar 2.3 2.8).
d. Demobilisasi tenaga kerja
Kegiatan pada tahap demobilisasi tenaga kerja adalah pemberhentian
tenaga kerja karena berakhirnya pekerjaan konstruksi. Tenaga kerja yang
diberhentikan disesuaikan dengan kebutuhannya.

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 3

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

2.2.3.

Tahap Operasi
Operasional PLTA Ketenger Unit 4 akan menghasilkan daya listrik berkisar
500 kW, yang dapat menambah daya bagi PLTA Ketenger Unit 1, 2, dan 3
yang sudah ada sebesar 8,0 MW. Adanya Unit 4, kapasitas terpasang dan
daya energi PLTA Ketenger secara keseluruhan akan meningkat. Jangka
umur operasi (life time) menjadi lebih panjang serta efisiensi dan keandalan
pembangkit listrik meningkat. Selain itu dilakukan pula kegiatan pemeliharaan,
baik peralatan elektromekanik maupun peralatan penunjang lainnya guna
menjaga kesinambungan tambahan daya dari PLTA Ketenger secara
keseluruhan. Dalam pemeliharaan akan dijaga dan diusahakan agar tidak
mengganggu lingkungan hidup di sekitarnya.

2.2.4.

Tahap Pasca Operasi


Pada tahap pasca operasi, umur operasional pembangkit sudah terlampaui.,
Alternatif kegiatan yang akan dilakukan adalah penghentian operasional PLTA
Ketenger baik untuk Unit 4 maupun keseluruhan unit yang ada (1, 2 dan 3)
serta penataan kembali bekas bangunan, sarana, dan prasarana penunjangnya. Dalam hal ini termasuk pula pemanfaatan ruang/lahan dan bangunan
yang sudah tidak digunakan lagi untuk operasional PLTA.

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 4

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 5

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 6

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 7

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 8

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 9

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 10

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 11

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

II - 12

Bab II
Uraian Singkat Kegiatan PLTA Ketenger

Tabel 2.1. Karakteristik Utama PLTA Ketenger


No
1

Komponen PLTA
Intake Sungai Banjaran
Weir
Saluran terbuka
Intake mata air Sorobadag
Weir

Saluran terbuka
Kolam Tando Harian (KTH)

Saluran

Penstock

Surge tank

Turbin

Generator

UKL & UPL PLTA KETENGER UNIT 4

Keterangan

Ukuran/Jenis

Panjang
Tinggi
kapasitas

20,0 meter
2,5 meter
2,5 m3/dt
20,0 meter

panjang
tinggi
kapasitas

4,0 meter
1,0 meter
0,7 m3/dt
900,0 meter
20.550 m3/dt
18.300 m3/dt
5,8 meter
2,5 meter
1 buah
Concrete pipe
1,4 meter
778,0 meter
3,2 m3/dt
2 buah
0,8 meter
2,5 m3/dt
1,874 meter
30,80 meter
1,52 meter
2 buah
Pelton
5.040 Pk
2 buah
2 x 4.400 kW

kapasitas maksimum
kapasitas efektif
H.W.L.
L.W.L
jumlah
tipe
diameter
panjang
kapasitas
jumlah
diameter (masing2)
kapasitas (masing2)
panjang (masing2)
tinggi
diameter
jumlah
tipe
daya terpasang
jumlah
kapasitas

II - 13

Anda mungkin juga menyukai