Anda di halaman 1dari 22

FORMULIR APLIKASI PERSETUJUAN NASIONAL UNTUK PROYEK MEKANISME PEMBANGUNAN BERSIH Nama Pengusul Proyek Alamat : PT.

Supreme Energy Muara Laboh Indonesia Stock Exchange Tower 1 Lantai 29 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190, Indonesia Prijandaru Effendi 021-5155222/ 021-5155333 effendi@supreme-energy.com; ismoyo-argo@supreme-energy.com; Liki Pinangawan Muaralaboh Geothermal Power Plant Energi Terbarukan (Renewable Energy) Daftar Dokumen Yang Dilampirkan (Harap diberi tanda silang) 7 Project Design Document (PDD) 7 Dokumen UKL UPL 7 Safety, Health, and Environment (SHE) 7 Dokumen Perijinan 7 Catatan pertemuan konsultasi publik 7 Dokumen tambahan lainnya Kode Dokumen SEML-01 PDD SEML 02 UKLUPL SEML 03 SHE SEML 04 Perijinan SEML 05 Publik SEML 06 Lainnya

Kontak pribadi Telephone/Faksimili E-mail Nama proyek yang diusulkan Sektor proyek

Instruksi Umum 1. Formulir aplikasi harap diisi dalam Bahasa Indonesia, Lampirkan PDD (Project Design Document) AMDAL (jika ada), laporan pertemuan konsultasi publik dan dokumen pendukung lainnya bila perlu. 2. Pengusul Proyek harus memberikan penjelasan dan justifikasi bahwa proyek yang disusulkan memenuhi semua indikator. Bila memungkinakan lakukan pembandingan antara keadaan tanpa dan dengan adanya proyek. Untuk menunjang justifikasi, gunakan penjelasan kualitatif maupun data kuantitatif. 3. Dalam penjelasan, dapat mengacu pada dokumen-dokumen yang dilampirkan (lengkap dengan halamannya) maupun peraturanperaturan yang berlaku sesuai dengan indikator yang dimaksud. 4. Dokumen aplikasi akan dimohonkan kepada Sekretariat Komisi Nasional Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB).

URAIAN SINGKAT
Aktivitas proyek adalah instalasi pembangkit listrik panas bumi 220 MW dengan kategori skala besar yang menggunakan potensi tenaga panas bumi untuk menggantikan suplai energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Aktivitas proyek ini akan berkontribusi terhadap upaya pencegahan perubahan iklim karena proyek ini menghasilkan sumber daya listrik ramah lingkungan dan terbarukan. Proyek ini dikembangkan oleh PT. Supreme Energy Muara Laboh dan berlokasi di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Listrik yang dihasilkan akan disalurkan kepada PT PLN melalui jaringan Sumatera. PT Supreme Energy mendapatkan penugasan khusus untuk melakukan survey pendahuluan panas bumi di daerah Muara Laboh, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat pada koordinat 101137,2 BT ; 12559,98 LS melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 0128 K/30/MEM/2008 dan melalui Surat Keputusan Bupati Solok Selatan Nomor: 540/02/DESDM/Bup-2010 anak perusahaannya yaitu PT. Supreme Energy Muara Laboh telah ditetapkan sebagai pengembang Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi Liki Pinanganawan Muaralaboh. WKP Liki Pinangawan Muaralaboh terletak di wilayah administrasi Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat, seluas 62,300 ha (enam puluh dua ribu tiga ratus hektar), terletak sekitar 100 km sebelah tenggara kota Padang dengan rencana kegiatan pengusahaan panas bumi berada di Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan. Luas lahan yang akan digunakan untuk kegiatan pembangkit listrik tenaga panas bumi PT. Supreme Energy Muara Laboh adalah 70 Ha. Saat ini aktivitas proyek yang telah dilakukan adalah kegiatan survey awal lanjutan dan kegiatan pra- eksplorasi, sedangkan untuk kegiatan konstruksi sipil dan pemboran sumur eksplorasi masih dalam tahap persiapan dan menunggu penyelesaian Kontrak Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik dengan PT. PLN (Persero) terlebih dahulu. Proyek ini direncanakan akan beroperasi secara komersial untuk disalurkan melalui Jaringan Sumatera pada kuartal ketiga tahun 2015, dengan kapasitas 2 x 117 MW (gross) Diperkirakan aktivitas proyek ini akan menghasilkan pengurangan emisi ekuivalen sebesar 993.428 tCO2/tahun.

L Keberlanjutan Lingkungan Lingkup evaluasi adalah batas ekologis yang terkena dampak langsung dari kegiatan proyek L.1. Kriteria : Keberlanjutan lingkungan dengan menerapkan konservasi atau diversifikasi pemanfaatan sumber daya alam L1.1. Indikator : Terjaganya keberlanjutan fungsi-fungsi ekologis lokal Catatan : Fungsi-fungsi ekologis setempat yang dimaksud diantraranya meliputi: iklim, kondisi kestabilan tanah dan hidrologis Jelaskan kemungkinan dampak akibat kegiatan proyek terhadap fungsi-fungsi ekologis lokal. Bila terdapat dampak negatif, sebutkan langkahlangkah yang akan diambil untuk mengatasi dampak tersebut Dokumen Penjelasan : Halaman Peraturan Terkait: Referensi Salah satu prioritas pemerintah Indonesia dalam pengusahaan sumber daya energi alternatif adalah dengan mengembangkan sumber daya panas bumi. Hal ini sejalan dengan kebijakan diversifikasi energi, penggunaan bahan bakar minyak bumi, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik di Indonesia. Sebagai negara dengan sejumlah besar gunung api, Indonesia memiliki sumberdaya energi panas bumi dalam jumlah besar. PT. Supreme Energy Muara Laboh yang bergerak di bidang panas bumi dan kelistrikan (Independent Power Producer) selaku pengembang wilayah kerja pertambangan panas bumi untuk daerah Liki Pinangawan Muara Laboh dengan Ijin Usaha Pertambangan dari Bupati Solok Selatan dengan nomor 540/02/DESDM/Bup-2010 serta telah mendapatkan persetujuan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dari Bupati Solok Selatan No. 660.32.SK-UKL-UPL.V-2009 untuk kegiatan eksplorasi panas bumi. Tenaga listrik dari sumberdaya panas bumi memanfaatkan panas alami di dalam bumi untuk menghasilkan uap yang akan digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Sumber daya energi panas bumi dapat ditemukan pada air dan batuan panas di dekat permukaan bumi sampai beberapa kilometer di bawah permukaan. Untuk menangkap panas bumi tersebut harus dilakukan pemboran sumur seperti yang dilakukan pada sumur produksi minyak bumi. Sumur tersebut menangkap air tanah yang terpanaskan, kemudian uap dan air panas dipisahkan. Uap air panas dibersihkan dan dialirkan untuk memutar turbin. Air panas yang telah dipisahkan dimasukkan kembali ke dalam reservoir melalui sumur injeksi yang dapat membantu untuk menimbulkan lagi sumber uap. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional

UPL-UKL

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 15 Tahun 2010 tentang Daftar Proyekproyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan

Ijin Usaha Pertambangan Panas Bumi di WKP Liki Pinangawan Muara Laboh dari Bupati Solok Selatan Persetujuan Dokumen UPL-UKL dari Bupati Solok Selatan untuk kegiatan eksplorasi

Kegiatan eksplorasi diperkirakan akan menyebabkan beberapa dampak berikut ini : 1. Kualitas air permukaan, kegiatan penyiapan lahan pengeboran berpotensi mengurangi kualitas air sungai sekitar area eksplorasi akibat erosi dan sedimentasi; 2. Fisiografi dan geologi, kegiatan pemboran menimbulkan penambahan beban mekanik yang akan berpengaruh terhadap stabilitas lereng dan pola aliran air; 3. Tata guna lahan dan tanah, kegiatan penyiapan lahan di tapak sumur akan merubah tata guna lahan/ bentang alam. Ketiga dampak diatas diperkirakan bersifat negatif dan berskala kecil. Pengusul Proyek telah mempersiapkan langkah-langkah pengelolaan untuk meminimalkan dampak dengan cara sebagai berikut : Membuat saluran air akibat air limpasan permukaan dari hujan sekitar area proyek dan melalukan pengerukan rutin sisa-sia material di saluran air tersebut; Mempertahankan vegetasi rumput, penataan landscape lingkungan rencana kegiatan dan penanaman kembali di area yang terjadi pemotongan dan pengurugan; Menyediakan penangkap/ penahan lumpur untuk mengurangi transpor sedimen

UPL-UKL

V-30-32

ke saluran air permukaan; Pemotongan bagian yang terjal sesuai hasil perhitungan stabilitas lereng antara tinggi dan jenjang 3:1; Pembuatan cebakan-cebakan lumpur pada bagian lereng sebelum masuk ke badan sungai; Pemadatan tanah untuk tumpuan fondasi bangunan penunjang agar tidak terjadi gerakan tanah; Meminimalkan upaya pemotongan lahan yang memiliki kemiringan 40% atau lebih dan meminimalkan penebangan pohon. Kegiatan eksploitasi panas bumi pada umumnya diperkirakan akan menyebabkan beberapa dampak berikut ini: 1. Peningkatan kuantitas air permukaan dan penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan pematangan lahan dan konstruksi sipil yang dapat menyebabkan erosi dan sedimentasi 2. Penurunan kualitas udara, emisi gas dari cerobong menara pendingin Sebagai langkah antisipasi dampak kegiatan ekploitasi, maka Pengusul Proyek akan mempersiapkan langkah-langkah pengelolaan untuk meminimalkan dampak dengan cara sebagai berikut: Membuat jaringan drainase yang mampu menahan air limpasan pada kondisi puncak curah hujan yang akan dibuat pada lereng yang landai dan akan dibuat bertingkat dan melakukan pembuangan timbunan tanah yang tidak terkonsolidasi sejauh mungkin dari aliran air; Mempertahankan vegetasi rumput dan penanaman kembali dengan rumput atau tanaman yang sesuai bagi lahan yang telah dikerjakan dan membuat sumur resapan; Peningkatan penyebaran gas emisi dari menara pendingin untuk mengurangi peningkatan konsentrasi gas H2S di lokasi tapak dan daerah sekitarnya. Gas akan dilepas dari cerobong dengan ketinggian sekitar 13 meter diatas permukaan tanah dan kecepatan sekitar 12,6 meter/detik; Pelatihan kesadaran akan bahaya H2S bagi semua karyawan dan pemasangan sensor otomatis H2S serta alarm pada daerah yang rendah di tapak proyek; Penggunaan alat monitor pada setiap karyawan pada saat memasuki kolam, ruangan bawah tanah, dan tempat-tempat lainnya dimana gas H2S berpotensi dapat berkonsentrasi; L1.2. Indikator : Tidak melebihi ambang batas baku mutu lingkungan yang berlaku, nasional dan setempat (tidak menimbulkan pencemaran udara, air, tanah) Jelaskan kemungkinan dampak akibat kegiatan proyek terhadap fungsi-fungsi ekologis setempat. Bila mendapat dampak negatif, sebutkan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi dampak tersebut

Penjelasan : Aktivitas proyek pada saat pra-konstruksi hingga operasional diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar, oleh karena itu Pengusul Proyek melakukan kajian. Kajian dampak aktivitas proyek terhadap fungsi-fungsi ekologis lingkungan dilakukan terhadap aspek-aspek berikut ini : 1. Kualitas udara Pengukuran kualitas udara dilakukan terhadap parameter gas SO2, NO2 dan CO serta tingkat kebisingan. Berikut disajikan hasil pengukuran kualitas udara di lingkungan proyek (tahun 2008) : Tabel 1.1 Hasil uji kualitas udara Lokasi Baku mutu PPRI No. Jorong Jorong Parameter Unit Jorong 41/1999 Pekonina Pinangaw Ampalu an 3 g/Nm (1 jam) 8.895 CO 8.895 9.655 30.000 3 g/Nm (1 jam) 235,35 SO2 226,85 225,20 900 3 g/Nm (1 jam) 127,55 NO2 126,78 224,76 400 3 Partikulat g/Nm (1 jam) 58,25 45,65 65,25 90 Pada uji kualitas udara yang dilakukan terlihat bahwa setiap parameter pencemar udara tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan. Konsentrasi pencemar udara akibat gas buangan gas tersebut di tabel dan debu akan dipengaruhi oleh aktivitas pemboran dan operasioal alat transportasi yang akan digunakan dalam tahap konstruksi dan operasional.

Dokumen Referensi UKL -UPL

Halaman

Peraturan terkait:

Pengukuran kebisingan dilakukan di 9 (sembilan) titik lokasi kegiatan proyek dengan hasil pengukuran rata-rata 36,12 dBA yang masih di bawah baku mutu 50 dBA menurut KepMen LH No.48/MENLH/11/1996. Diperkirakan akan terjadi peningkatan tingkat kebisingan pada saat tahap konstruksi dan operasional yang berasal dari peralatan dan kendaraan angkut yang digunakan. Pengusul Proyek telah mempersiapkan langkah pengelolaan dampak kualitas udara melalui upaya-upaya berikut ini : Melengkapi truk pengangkut material dengan terpal penutup bak dan tandatanda mengangkut alat berat; Memasang rambu-rambu jalan untuk memperingatkan ada kegiatan truk keluarmasuk lokasi kegiatan; Menyiram jalan dari gerbang pingtu masuk ke lokasi untuk mengurangi debu; Truk pengangkut dilengkapi dengan knalpot standar; Mengurangi kecepatan kendaraan pembawa material saat melintasi jalan di

kawasan pemukiman penduduk; Membuat jadwal kedatangan kendaraan berat dan mensosialisasikannya pada masyarakat Pemeliharaan alat secara berkala sesuai spesifikasinya Pemakaian alat pelindung pribadi bagi para pekerja meliputi masker, penutup telinga, sarung tangan, sepatu kerja, topi/helm dan pakaian kerja Monitoring berkesinambungan dan kelengkapan data reservoir untuk membantu dan menggunakan metoda lapis kedua untuk mencegah semburan liar Pemasangan Blow Out Preventer (BOP) di kepala sumur Menggunakan separator pada pemboran sumur untuk mengurangi intensitas kebisingan

2. Kualitas air Kegiatan proyek diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap kualitas air sungai apabila tidak dikelola dengan baik. Kegiatan proyek akan menghasilkan limbah cair yang berasal dari pemboran, sisa oli, solar yang tercecer, kamar mandi, WC, karena setiap orang menghasilkan buangan secara perorangan. Sumber limbah lain adalah air limpasan (run off) yang berasal dari air hujan dialirkan melalui drainase menuju badan air. Untuk mengetahui kondisi awal kualitas air dan mempersiapkan upaya pengelolaan, dilakukan pengukuran kualitas air di 4 (empat) sungai, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 1.2 hasil pengukuran kualitas air sungai
No Parameter Baku mutu 6-9 1000 6,0 MDL Batang Liki 2,0 298 6,2 7,0 1,9 0,69 0,22 0,2 Batang Bangko Janiah 2,5 421 5,2 5,0 3,0 2,61 0,11 0,3 Batang Pulakek 7,02 124 6,3 <0,5 3,4 0,26 0,20 0,2 Batang Sapan 7,53 129 4,8 <0,5 3,0 0,67 0,29 0,1

1 2 3 4 5 6 7 8

pH TDS (mg/l) DO (mg/l) Sulfit-SO3 (mg/l) Nitrat sbg N (mg/1) Besi-Fe (mg/1) Posfat-PO4 (mg/l) Amoniak total (mg/l)

1,0 0,4 0,5 0,1 0,03 0,05 0,05

10 0,3 0,2 0,5

*MDL = Methods Deteksi Limit Baku Mutu berdasarkan PP RI No.82 Tahun 2001

Untuk mengelola dampak terhadap kualitas air, Pengusul Proyek akan melakukan langkah pengelolaan sebagai berikut :

Membersihkan lingkungan kerja pelaksana konstruksi dari sampah dan limbah cair domestik Membuat saluran air akibat air limpasan permukaan yang terjadi akibat hujan dan check dam sekitar Pembuatan kolam lumpur/ penangkap/ penahan lumpur untuk mengurangi transpor sedimen ke saluran air permukaan yang dilengkapi dengan kolam penampung limbah (waste pit) dan waste disposal well Membuat oil trap dan mengumpulkan sisa pelumas bekas pada drum penampung di ruang penyimpan untuk kemudian diambil oleh pihak pengumpul yang telah memperoleh izin Mengumpulkan limbah B3 (drilling cutting) di tempat penyimpanan sementara dan dipakai kembali sebagai bahan dasar pembuatan komponen bahan bangunan setelah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup L1.3. Indikator : Terjaganya keanekaragaman hayati (genetik, spesies, dan ekosistem) dan tidak terjadi pencemaran genetika

Catatan : Usulan kegiatan tidak berada di kawasan taman nasional atau hutan lindung Jelaskan kemungkinan terjadinya gangguan terhadap keanekaragaman hayati di daerah sekitar akibat kegiataan proyek. Bila terdapat dampak negatif sebutkan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi dampak tersebut Dokumen Penjelasan : Halaman Peraturan terkait: Referensi UPL- UKL UU No. 5 tahun 1990 Berdasarkan hasil observasi di lapangan, didapatkan 28 jenis tumbuhan liar yang terdiri atas 3 (tiga) bentuk hidup yang dominan yaitu pohon, semak dan rumpurumputan. Hasil observasi mengidentifikasikansebanyak 28 jenis tanaman budidaya yang diusahakan oleh masyarakat lokal. Jenis yang paling dominan adalah kopi,pinang, kelapa, pisang, durian, mangga dan durian. Jenis tumbuhan yang ditanam di pekarangan rumah penduduk sebagai tanaman hias adalah jenis Euphorbia dan Kembang kertas. Di lokasi kegiatan proyek tidak ditemukan jenis tumbuhan yang bernilai unik, langka dan dilindungi berdasarkan UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Observasi fauna dilakukan di empat lokasi yaitu hulu Batang Liki, kawasan rencana Gedung Olahraga, Jorong Sapan Sari dan kawasan wisata alam Maluluang. Observasi difokuskan pada kelompok mamalia dan burung karena sebagian besar jenis fauna yang dilindungi oleh perundang-undangan termasuk dalam kelompok ini. Hasil observasi menunjukkan bahwa tidak ditemukan jenis hewan (fauna) yang bernilai unik, langka dan dilindungi berdasarkan UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Berdasarkan informasi dari masyarakat, di sekitar bantaran sungai yang ada terdapat 14 jenis ikan. Ikan yang dilaporkan masyarakat masih tergolong banyak adalah ikan berukuran kecil dan kurang bernilai ekonomis, sedangkan ikan yang

bernilai ekonomis populasinya tampak sudah menurun di sungai yang disurvey. Sungai-sungai di sekitar lokasi proyek merupakan habitat yang baik bagi kehidupan ikan dan masih terdapat banyak ikan. Daya dukung lingkungan biologis sungai seperti plankton, hewan bentos dan perifiton sebagai sumber pakan alami ikan masih tergolong cukup tinggi dan lebih beraneka ragam. Untuk menanggulangi dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat pengembangan proyek, Pengusul Proyek akan melakukan langkah-langkah pengelolaan lingkungan sebagai berikut : Membatasi penebangan vegetasi di lokasi tapak pemboran sumur pada saat land clearing Upaya revegetasi setelah selesai pemboran sumur eksplorasi panas bumi Memantau dan mengawasi keberadaan jenis hewan mamalia besar, burung dan serangga di jalur transportasi peralatan pemboran dan titik sumur bor Memasang muffler/separator pada genset yang dipergunakan dalam proses pemboran Pemasangan Blow Out Preventer (BOP) di kepala sumur Pemeliharan berkala secara periodik terhadap peralatan yang mempunyai suara bising L1.4. Indikator : Dipatuhinya peraturan tata guna lahan atau tata ruang

UPL UKL

V-41-44

Sebutkan peruntukkan wilayah dari lokasi proyek MPB itu berada Penjelasan : Lokasi proyek secara administrasi berada di wilayah Nagari Alam Pauh Duo dan Nagari Pauh Duo Nan Batigo Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan. Berdasarkan ketetapan RTRW Kabupaten Solok Selatan tahun 2002-2017, dinyatakan luas budidaya yang dapat dimaksimalkan penggunaannya adalah 55,2% atau seluas 2.335.687 Ha. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Lahan Lahan sawah Pekarangan/bangunan dan sekitarnya Tegal/Kebun/Ladang/Huma Perkebunan Kebun Campuran Hutan Negara Hutan Rakyat % 4,71 2,10 8,25 6,68 1,30 45,40 10,64 Dokumen Referensi UPL-UKL Hal III-27 Peraturan Terkait: KepMen ESDM No. 1086 K/30/MEM/2009 Ijin Lokasi Eksplorasi Panas Bumi dari Bupati Solok Selatan

halaman

Sementara Tidak Diusahakan Danau/Kolam/Rawa Lainnya Total Sumber: Solok Selatan Dalam Angka Tahun 2006

8. 9. 10.

2,30 0,06 18,56 100,00

Lokasi proyek telah ditetapkan sebagai lokasi penambangan panas bumi melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1086 K/30/MEM/2009 tentang Penetapan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi di Daerah Liki Pinangawan Muara Laboh Kabupaten Solok Selatan Propinsi Sumatera Barat, seluas 62.300 hektar.

Secara umum kawasan lokasi proyek merupakan APL (areal penggunaan lain), penggunaan lahan ini menempati kawasan bekas perkebunan teh, kopi, kina Pekonina (milik Negara) dan lahan masyarakat (pemukiman dan pertanian). L. 2. Kriteria: Keamanan dan Sanitasi dari masyarakat setempat L2.1. Indikator : Tidak menyebabkan masalah kesehatan Jelaskan kemungkinan adanya gangguan kesehatan, baik terhadap pekerja atau masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi, akibat kegiatan proyek. Bila terdapat dampak negatif, sebutkan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi dampak tersebut Dokumen Penjelasan : Hal Peraturan Terkait: Referensi Kegiatan panas bumi dapat menyebabkan gangguan fisik yang diakibatkan oleh kebisingan, efek panas dan penurunan kualitas udara akibat peningkatan gas pencemar udara NOx, SO2 dan CO serta gas-gas beracun dari semburan liar yang mungkin timbul selama proses pemboran. Dampak lingkungan ini dapat dikurangi dan dikelola dengan melakukan pengelolaan sumber energi dan proses reinjeksi. Kebisingan dan udara ambient akan terus dipantau sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan dan hasil pemantauan akan dilaporkan kepada instansi terkait. Langkah-langkah berikut akan dilakukan Pengusul Proyek untuk meminimalkan dampak yang diperkirakan akan timbul akibat aktivitas proyek pada tahap eksploitasi: Peningkatan penyebaran gas emisi dari menara pendingin untuk mengurangi peningkatan konsentrasi gas H2S di lokasi tapak dan daerah sekitarnya. Gas akan dilepas dari cerobong dengan ketinggian sekitar 13 meter diatas permukaan tanah dan kecepatan sekitar 12,6 meter/detik; Melakukan monitoring berkala terhadap peralatan-peralatan produksi dan pembangkit, meliputi kepala sumur, separator, NCG ejector, dan menara pendingin. Pelatihan kesadaran akan bahaya H2S bagi semua karyawan dan pemasangan sensor otomatis H2S serta alarm pada daerah yang rendah di tapak proyek; Penggunaan alat monitor pada setiap karyawan pada saat memasuki kolam, ruangan bawah tanah, dan tempat-tempat lainnya dimana gas H2S berpotensi dapat berkonsentrasi; Penggunaan earplug dan alat perlengkapan keamanan bagi para karyawan Penyediaan sarana dan pelayanan kesehatan bagi para karyawan. SHE PT. Supreme Energy Muara Laboh UPL-UKL Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

L2.2.

Indikator : Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan mengenai keselamatan kerja

Sebutkan langkah-langkah yang akan diambil Penjelasan : Pengusul Proyek memiliki standar kesehatan dan keselamatan kerja, menerapkan dan menegakkan standar tersebut. Standar kesehatan dan keselamatan kerja dirancang dan dikembangkan sesuai dengan peraturan perundangan Indonesia dan standar perusahaan, selain itu juga memenuhi standar nasional Indonesia dan standar internasional. PT Supreme Energy Muara Laboh sangat menjunjung tinggi nilai dalam beroperasi di setiap daerah operasinya sesuai dengan visi perusahaan yaitu To become the leading and the the most respected geothermal producer in Indonesia, generating clean and sustainable electricity, creating maximum values for its stakeholders Nilai-nilai: Strive for excellence, innovation, creativity and entrepreneurship; Unquestionable honesty and integrity; Perseverance and hardwork; Respect people, community, culture and the importance of trust, relationships, teamwork and harmony; Environment, health and safety awareness; Mindful of cost efficiency; Ensure lifetime learning and improvement Komitmen perusahaan untuk melaksanakan operasi incident-free-workplace adalah suatu kebijakan yang sistematik untuk mengelola Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan yang melibatkan semua pihak untuk mencapai objektif dan komitmen tersebut dituangkan dalam pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang akan digunakan dalam aktivitas proyek. Indikator : Adanya prosedur yang terdokumentasi yang menjelaskan usaha-usaha yang memadai untuk mencegah kecelakaan dan mengatasi bila terjadi kecelakaan Jelaskan adanya dokumentasi yang berkaitan dengan prosedur untuk mencegah kecelakaan dan mengatasi bila terjadi kecelakaan dan berikan penjelasan singkat mengenai hal dari dokumen-dokumen tersebut Dokumen Penjelasan : Hal Peraturan Terkait: Referensi L 2.3. SHE PT. Supreme Energy (Muara Laboh) Dokumen Referensi Hal Peraturan Terkait: UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

www.supremeenergy.com

Sesuai penjelasan pada bagian L 2.2. , Pengusul Proyek memiliki dan menerapkan standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang meliputi manual prosedur keselamatan, keamanan, pertolongan pertama, penanganan material, dan penanganan kondisi darurat. Dokumen tersebut menjelaskan garis tanggung jawab, perihal, langkah dan perlengkapan yang harus digunakan untuk mencegah dan mengatasi kecelakan kerja. Pengusul Proyek tidak hanya menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan terhadap para karyawannya, tetapi juga kepada Kontraktor-Kontraktornya sebagaimana yang diatur didalam Panduan Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan bagi Kontraktor (Contractor Safety, Health and Environmental Management System Manual).

SHE PT. Supreme Energy (Muara Laboh) dan CSMS (Contractor Safety, Health and Environmental System) Manual

UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

E Keberlanjutan Ekonomi Lingkup evaluasi adalah batas administrasi Kabupaten. Apabila dampak yang terjadi melintasi batas daerah, maka lingkup evaluasi meliputi semua kabupaten yang terkena dampak E1. Kriteria : Kesejahteraan masyarakat setempat E1.1. Indikator : Tidak merugikan dari sisi pendapatan masyarakat setempat

Jelaskan adanya penurunan pendapatan masyarakat Jelaskan kemungkinan setempat akibat kegiatan proyek. Penjelasan : Dari hasil pengamatan di lapangan, aspek perekonomian di wilayah rencana lokasi proyek adalah ekonomi yang berbasis pertanian. Kegiatan-kegiatan usaha yang ada di masyarakat pun selama ini tumbuh berdasarkan mekanisme pasar, tanpa dipengaruhi oleh keberadaan rencana kegiatan eksplorasi pada WKP panas bumi di daerah Liki Pinangawan Muaralaboh Kabupaten Solok Selatan. Pengembangan proyek memberi kesempatan kerja kepada masyarakat lokal baik pada tahap eksplorasi maupun eksploitasi. Kegiatan pembangunan diperkirakan akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dengan terbukanya daerah tersebut, sehingga aktivitas perekonomian masyarakat menjadi lebih berkembang. Dengan demikian dapat diperkirakan, tidak ada kerugian pendapatan yang akan dialami masyarakat setempat. Dokumen Referensi UPL-UKL Hal III-50 Peraturan Terkait:

UPL-UKL

V-17

E1.2. Indikator : Adanya upaya-upaya untuk mengatasi kemungkinan dampak penurunan pendapatan bagi masyarakat setempat Bila terjadi penurunan pendapatan bagi masyarakat setempat akibat kegiatan proyek, sebutkan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mengatasinya Dokumen Penjelasan : Hal Peraturan Terkait: Referensi Secara umum, keberadaan proyek tidak menimbulkan dampak penurunan pendapatan bagi masyarakat setempat. Keberadaan proyek memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat setempat untuk bekerja di proyek baik pada tahap eksplorasi maupun eksploitasi. E1.3. Indikator : Adanya kesepakatan dari pihak-pihak yang terkait untuk menyelesaikan sengketa tenaga kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

Bila terjadi PHK akibat kegiatan proyek, jelaskan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan dari pihak-pihak terkait untuk mengatasi sengketa Dokumen Penjelasan : Hal Peraturan Terkait: Referensi Pengusul proyek akan mengusahakan semaksimal mungkin agar tidak terjadi PHK UU No. 13 Tahun 2003 dalam proses pengembangan proyek PLTP Liki Pinangawan Muaralaboh, dan tentang Ketenagakerjaan apabila PHK terpaksa dilakukan, PHK tersebut harus sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, misalnya PHK karena berakhirnya Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu dan PHK karena kesalahan karyawan yang walaupun dilakukan pembinaan tetap membahayakan keselamatan karyawan lain atau karena menyebabkan kerusakan atau kehilangan fatal atas peralatan atau fasilitas di area operasi walaupun telah diberikan peringatan beberapa kali. Dalam hal kegiatan proyek mencapai suatu kondisi dimana PHK sudah tidak dapat dihindari lagi maka langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan untuk mendapatkan kesepakatan dan mengatasi kemungkinan masalah-masalah yang mungkin timbul adalah sebagai berikut : Jauh hari sebelumnya perusahaan sudah memberi penjelasan mengenai keadaan proyek kepada pekerja, langkah-langkah efisiensi yang sudah diambil dan memberikan indikasi bahwa kemungkinan PHK tidak dapat dihindari Mengadakan pertemuan dengan pekerja untuk menjelaskan mengenai proses pelaksanaan PHK Memberikan penjelasan mengenai hak-hak pekerja yang akan dibayarkan oleh perusahaan Mengadakan pertemuan secara informal dengan kantor departemen Tenaga

Kerja setempat sebagai pemberitahuan awal kemungkinan pelaksanaan PHK Mengajukan secara resmi permohonan pelaksanaan PHK massal

adanya

E1.4. Indikator : Pengaruh proyek terhadap pelayanan publik untuk masyarakat setempat Catatan : Pelayanan umum yang dimaksud antara lain : pengadaan sarana air bersih, kesehatan, pendidikan, energi (listrik dan bahan bakar) Jelaskan kemungkinan penurunan kualitas pelayanan umum untuk masyarakat setempat. Bila ada, sebutkan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasinya Dokumen Penjelasan : Hal Peraturan Terkait: Referensi Keberadaan proyek tidak menimbulkan dampak negatif terhadap pelayanan publik untuk masyarakat setempat. PT. Supreme Energy, melalui anak perusahaannya PT. Supreme Energy Muara Laboh juga akan melaksanakan program Corporate Social Responsibility (Program CSR). Program Kemasyarakatan PT. Supreme Energy Muara Laboh secara garis besar yaitu : Program hubungan masyarakat (adanya komunikasi yang intensif baik formal maupun non formal, sponsorship dan charity, program kesehatan); Program infrastruktur dan fasilitas masyarakat (pembangunan tempat ibadah, sekolah unggulan, dan penyediaan fasiltas masyarakat); Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat ( income generating). UPL-UKL V-8

S Keberlanjutan sosial Lingkup evaluasi adalah batas administratif kabupaten. Apabila terjadi dampak lintas batas , maka lingkup evaluasi meliputi semua kabupaten yang terkena dampak S.1. Kriteria : Partisipasi Masyarakat S1.1. Indikator : Adanya proses konsultasi ke masyarakat setempat Catatan : Masyarakat setempat yang dimaksud adalah masyarakat setempat yang terkena dampak langsung proyek, LSM setempat yang terkait (bila ada), dan pemerintah daerah. Dalam proses konsultasi, dijelaskan mengenai deskripsi usulan kegiatan termasuk dampak lingkungan, ekonomi, sosialnya terhadap masyarakat setempat. Jelaskan kemungkinan dampak akibat kegiatan proyek terhadap fungsi-fungsi lingkungan secara setempat. Bila terdapat dampak negatif, sebutkan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi dampak tersebut Dokumen Penjelasan : Hal Peraturan Terkait: Referensi

Proses konsultasi ke masyarakat setempat terkait dengan pengembangan proyek PLTP Liki Pinangawan Muara Laboh telah diselenggarakan pada tanggal 22 Maret 2011 bertempat di Kecamatan Paluh Duo Solok Selatan. Undangan yang hadir meliputi pihak Pemerintah Kecamatan, Dinas Kehutanan, Dinas ESDM, tokoh masyarakat, Kepolisian setempat dan warga di lokasi sekitar proyek. Para undangan yang hadir memberikan dukungan terhadap pelaksanaan proyek dan berharap proyek dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat setempat. Tidak ada komentar negatif yang disampaikan masyarakat setempat terkait pengembangan proyek. S1.2.

Risalah rapat konsultasi publik Mekanisme Pembangunan Bersih

Indikator : Adanya tanggapan dan tindak lanjut terhadap komentar, keluhan masyarakat setempat

Jelaskan tanggapan dan tindak lanjut terhadap komentar masyarakat setempat yang sudah dan tindakan yang akan dilakukan Penjelasan : Pada pelaksanaan rapat konsultasi publik pengembangan proyek sebagai proyek Mekanisme Pengembangan Bersih (MPB) tidak ada komentar atau keluhan negatif yang diterima dari masyarakat. Berikut ini disajikan ringkasan komentar dan tanggapan masyarakat yang hadir pada pada rapat konsultasi publik. 1. Komentar : Dali Himawan (Wali Nagari) Kami sangat mendukung proyek ini. Kami berharap kegiatan proyek dapat menyerap tenaga kerja setempat. Selanjutnya terkait pembebasan lahan dan kontribusi bagi masyarakat setempat harap diketahui dari tingkat Nagari dan Kecamatan, dengan tujuan apabila kedepannya ada pertanyaan / klarifikasi dari tingkat provinsi, Nagari dan Kecamatan dapat memberi informasi yang akurat. Tanggapan : Prijandaru Effendi (SEML) Terkait kontribusi yang harus dikeluarkan SEML akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sedangkan untuk masyarakat setempat akan dilakukan perundingan lebih lanjut. Kontribusi bagi masyarakat setempat akan diakomodir dalam bentuk CSR SEML. Terkait pembebasan lahan, kami lakukan melalui Panitia Pembebasan Lahan yang sudah diatur melalui Pemerintah Daerah yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat. 2. Komentar : M. Natsir Dokumen Referensi Risalah rapat konsultasi publik Mekanisme Pembangunan Bersih Hal Peraturan Terkait:

Kami sangat mendukung pembangunan PLTP. Berikutnya kami ingin mengetahui lokasi turbin dan melakukan kunjungan kerja bagi perangkat daerah setempat ke lokasi proyek. Tanggapan : Asrizal Masri dan Prijandaru Effendi (SEML) Tim sedang mendisain lokasi turbin yang tepat berdasarkan hasil eksplorasi. Terkait kunjungan kerja, sudah pernah dilakukan sebelumnya. Untuk kunjungan kerja lebih lanjut akan kami diskusikan dengan Bupati agar lebih tepat sasaran dan waktu. 3. Komentar : Noviardi Saldha Kami mohon agar tim kunjungan kerja diambil dari orang-orang yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan dapat menyampaikan hasil kunjungan kerja dengan baik, sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi dengan jelas dan bermanfaat. Selanjutnya kami harap SEML dapat menyampaikan kapan proyek akan dilaksanakan terkait dengan penyerapan tenaga kerja. Tanggapan : Prijandaru Effendi (SEML) Kami akan membicarakan dengan tim dan pemerintah agar program kunjungan kerja dapat tepat sasaran dan bermanfaat untuk masyarakat. Terima kasih atas masukkannya. 4. Komentar : Bahrudin (Pengurus Kekerabatan Adat) Apakah ada hubungan antara gas bumi dengan gunung? Mohon dijelaskan apakah ada dampak negatif proyek terhadap gunung. Tanggapan : Asrizal Masri (SEML) PLTP tidak akan dibangun apabila ada potensi letusan gunung. Semua risiko terkait letusan gunung sudah dipertimbangkan terlebih dahulu. 5. Dasril Ahmad (Masyarakat) Pembebasan lahan supaya dilakukan dengan memperhatikan hak-hak masyarakat setempat dan mohon penjelasan terkait kemungkinan human error dalam proses eksplorasi seperti yang terjadi pada Lapindo. Tanggapan : Asrizal Masri dan Prijandaru Effendi (SEML) Pembebasan lahan akan kami diskusikan lebih lanjut dengan tim Pembebasan Lahan. Terkait kemungkinan semburan lumpur seperti Lapindo, berdasarkan studi geologi yang sudah dilakukan sebelumnya, tidak ada kemungkinan semburan lumpur. Apabila terjadi bencana akibat human error, SEML akan bertanggung jawab sepenuhnya.

6. Komentar : Zulkifi (Masyarakat) Royalti mohon diberikan mulai dari bawah, bukan dari tingkat pusat. Terkait perekrutan tenaga kerja mohon dibuat SPSI. Tanggapan : Prijandaru Effendi (SEML) Untuk mekanisme royalty SEML tidak bisa turut campur lebih jauh. Untuk CSR masih bisa dikontrol oleh SEML dan akan ditujukan pada lini bawah terlebih dahulu. Terkait perekrutan tenaga kerja akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak terkait, termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat. 7. Komentar : Saprudin (Masyarakat) Lokasi kantor SEML dan perwakilannya di daerah. Tanggapan : Prijandaru Effendi (SEML) SEML akan mendirikan kantor perwakilan di daerah dalam waktu dekat. Lokasi secara detail akan ditentukan setelah survey selesai. 8. Komentar : Jon Kapi (Dinas Kehutanan) Bagaimana proses penurunan emisi karbon dari proyek ini. Tanggapan : Santy Dermawi (Agrinergy) Penurunan emisi karbon dari proyek dihitung dari apabila tidak ada proyek ini, maka listrik akan dihasilkan oleh Jaringan Sumatera yang sebagian besar terdiri dari batu bara dan minyak bumi.

S.2. Kriteria : Proyek tidak merusak integritas sosial masyarakat S 2.1. Indikator : Tidak menyebabkan konflik terhadap sesama masyarakat setempat Jelaskan kemungkinan terjadinya dampak akibat kegiatan proyek yang berpotensi mengakibatkan konflik di tengah masyarakat setempat. Bila terdapat dampak negatif, sebutkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi dampak tersebut. Dokumen Penjelasan : Hal Peraturan Terkait: Referensi

Pada pelaksanaan rapat konsultasi publik pengembangan proyek sebagai proyek Mekanisme Pengembangan Bersih (MPB) tidak ada komentar atau keluhan negatif yang diterima dari masyarakat. Terkait hilangnya lahan produktif, PT Supreme Energy Muara Laboh bersama-sama Pemerintah Daerah Solok Selatan telah membentuk Tim Pembebasan Lahan untuk melakukan akuisisi lahan yang akan digunakan untuk kegiatan eksplorasi dengan melibatkan unsur Kabupaten Solok Selatan yang terkait dan masyarakat setempat. Kekhawatiran masyarakat terkait kerusakan lingkungan adalah apabila terjadi human error yang dapat mengakibatkan bencana alam seperti lumpur Lapindo. Berdasarkan hasil studi geologi yang sudah dilakukan, lokasi tidak mempunyai potensi untuk menimbulkan bencana lumpur seperti yang terjadi di Lapindo, karena panas bumi memiliki besaran tekanan, struktur geologi, dan morfologi batuan yang berbeda dengan minyak bumi.

Risalah rapat konsultasi publik Mekanisme Pembangunan Bersih

III-2III-6061 UPL-UKL

T Keberlanjutan Teknologi Lingkup evaluasi adalah batas nasional T.1. Kriteria : Terjadi alih teknologi T.1.1. Indikator : Tidak menimbulkan ketergantungan pada pihak asing dalam hal pengetahuan dan pengoperasian alat (know-how) Jelaskan kemungkinan adanya ketergantungan kegiatan proyek pada pihak asing, terutama dalam hal pengetahuan dan pengoperasian alat. Bila ada, sebutkan langkah yang akan diambil untuk mengatasinya Dokumen Penjelasan : Hal Peraturan Terkait: Referensi PLTP Liki Pinangawan Muaralaboh memanfaatkan panas dari dalam bumi untuk Penawaran Tahap memproduksi uap untuk memutar turbin yang menghasilkan listrik. Untuk menjamin I Aspek Program keberlanjutan PLTP dari sisi teknologi, PT Supreme Energy Muara Laboh akan Kerja mengelola proyek melalui kontrak-kontrak utama sebagai berikut: Owners Engineer PT Supreme Energy Muara Laboh akan memilih Owners Engineer dari 101-108 konsultan di bidang engineer yang berpengalaman dalam teknologi panas bumi, dengan persyaratan mempunyai pengalaman yang komprehensif dalam bidang reservoir hydrogeology panas bumi, geokimia dan pengembangan sumber panas bumi yang berkelanjutan. Power Plant Engineering-Procurement-and Construction (EPC) Contract

Rekayasa pembangkit akan ditangani oleh tenaga ahli dari kontraktor EPC. Pembangkit akan dirancang sesuai dengan spesifikasi dari PT Supreme Energy Muara Laboh dan Owners Engineer yang meliputi suplai Steam Turbine Generator (STG) untuk pembangkit. Steam field construction (Wellhead to plant fence) Well drilling rig(s) Drilling services

Kontrak-kontrak utama diatas dijalankan dengan garansi untuk kinerja pembangkit secara keseluruhan. Dalam keberlangsungan proyek, tidak akan terjadi ketergantungan proyek pada pihak asing. PT Supreme Energy Muara Laboh sendiri terdiri dari orang-orang Indonesia yang mempunyai pengalaman yang komprehensif di bidang panas bumi di Indonesia. Transfer pengetahuan terjadi mulai dari proses perencanaan keseluruhan proyek sampai dengan pengoperasian PLTP, dimana terdapat bagianbagian yang dikepalai oleh para ahli dari tenaga lokal. Setiap tenaga kerja asing diharuskan untuk mempunyai pendamping orang lokal agar terjadi transfer pengetahuan dan keterampilan. Dalam setiap kontrak-kontrak di atas, terdapat keterlibatan karyawan PT. Supreme Energy Muara Laboh sehingga terjadi transfer pengetahuan dan teknologi. Untuk karyawan-karyawan lokal bagian operasi, akan dilakukan dalam bentuk pelatihan oleh kontraktor EPC, Owners Engineer, supplier STG dan penyedia jasa (kontraktor) lain yang diperlukan untuk mendukung keberlanjutan PLTP. Kegiatan pengembangan proyek mulai dari kegiatan survey, ekplorasi, eksploitasi, maupun sampai pada tahap operasi banyak menggunakan kandungan lokal. Kandungan lokal baik barang dan jasa dalam proses pelaksanaan kegiatan proyek juga akan semakin diperbesar. Suku cadang dari beberapa bagian SGS (Steam Gathering System) dan pembangkit bisa dibuat secara lokal sehingga ketergantungan terhadap pihak asing dapat dikurangi. Permenperind No. 48/MIND/PER/4/2010 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

T.1.2. Indikator: Tidak menggunakan teknologi yang masih bersifat percobaan atau teknologi usang Penjelasan : Dokumen Referensi Hal Peraturan Terkait:

Teknologi yang akan dipakai adalah penggunaan langsung uap dalam turbin open cycle. Fase uap dipisahkan dari sumber yang didominasi oleh air melalui proses flashing dalam separator uap dan setelah melalui scrubber, uap diarahkan ke turbin dan generator. Dalam proses flashing, fluida disemprotkan ke suatu tanki yang tekanannya jauh lebih rendah, sehingga fluida tersebut akan menguap dengan cepat (flashing).

Penawaran Tahap I Aspek Program Kerja http://www1.eere.e nergy.gov/geother mal/powerplants.h tml

102

Teknologi ini adalah teknologi yang paling sering dilakukan pada fluida panas bumi yang bersuhu tinggi (di atas 180oC) sampai sekarang dan merupakan teknologi yang secara teknis dan lingkungan dan telah berhasil dilakukan di banyak belahan dunia. Detail teknologi akan dikembangkan setelah kegiatan eksplorasi selesai dilakukan. T1.3. Indikator : Mengupayakan peningkatan kemampuan dan pemanfaatan teknologi setempat

Jelaskan usaha-usaha yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan pemanfaatan teknologi setempat Penjelasan : Sebagaimana dijelaskan pada bagian T.1.1. proyek ini akan memberikan manfaat alih pengetahuan dan teknologi ke negara tujuan. Pekerja lokal akan mendapatkan peningkatan ketrampilan dan kemampuan dalam pengoperasian dan perawatan Dokumen Referensi Hal Peraturan Terkait:

teknologi yang digunakan dalam proyek.

Anda mungkin juga menyukai