Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang
merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin
bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya, maka
jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Limbah pada umumnya
mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi, limbah cair dibuang
ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang
melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan
terjadi kerusakan lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem Alam.
Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem
tidak dikelolah dengan baik. Pengelolaan limbah ini merupakan upaya
merencanakan melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendayagunaan
limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya. Upaya pengelolahan
limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan tentang limbah unsur-unsur
yang terkandung serta penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan
selain itu perlu keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan
mengurang jumlah limbah yang terbuang ke alam.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun
industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat
setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan
teknologi masyarakat yang bersangkutan.Untuk bisa memilih teknologi yang
tepat, Hal yang penting dalam konsep pengolahan air limbah industri adalah usaha
mencegah atau menekan beban cemaran seminimal mungkin, yaitu melalui
pengendalian proses produksi itu sendiri. pada tahap selanjutnya adalah
pengolahan air limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari badan air (sungai,
selokan dsb) atau dengan kata lain, agar air buangan dari industri sesuai dengan
baku mutu yang telah ditentukan.
2

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis

dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja jenis-jenis Limbah Cair ?


2. Apa saja efek buruk Limbah Cair terhadap masyarakat ?
3. Bagaimana metode pengelolaan Limbah Cair Domestik dan Industri?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah hanya meliput


Pengelolaan Limbah Cair hanya pada daerah Domestik dan Industri .

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan maka tujuan penelitian


adalah :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis Limbah Cair.
2. Untuk mengetahui efek buruk Limbah Cair terhadap masyarakat..
3. Untuk mengetahui metode pengelolaan Limbah Cair Domestik dan
Industri.

1.5 Manfaat

Manfaat penelitian yang di dapatkan adalah :


1. Mahasiswa : dapat memperoleh pengalaman serta pengetahuan tentang
Pengelolaan Limbah Cair Domestik.
2. Akademik :
1. Memenuhi tugas besar pada mata kuliah Pengetahuan Lingkungan.
2. Sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang persoalan
Pengelolaan Limbah Cair Domestik.
3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Limbah Cair

Limbah Cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
lingkungan.
Menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari
masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air
permukaan, serta buangan lainnya. Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003)
mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan
hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan
industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah cair
dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi,
volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal.
Pengertian Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa
air dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat
umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang
dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan
hidup. Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari
cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan,perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air
pemukimandan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari
batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari
kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun
volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-
kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor
(tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut
dan akan digunakan oleh manusia lagi.
4

2.2 Sumber Air Limbah

Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan
air limbah industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak terkandung
zat-zat berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara
limbah yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan harus dilakukan
penanganan khusus tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalisasi
terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat berbahaya itu
bisa memetikan fungsi mikro organisme yang berfungsi menguraikan senyawa-
senyawa di dalam air limbah. Sebagian zat-zat berbahaya bahkan kalau dialirkan
ke sawage plant hanya melewatinya tanpa terjadi perubahan yang berarti,
misalnya logam berat. Penanganan limbah industri tahap awal ini biasanya
dilakukan secara kimiawin dengan menambahkan zat-zat kimia yang bisa
mengeliminasi yang bersifat kotoran umum. zat-zat yang berbahaya.
5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian adalah berupa analisa unsur-unsur, urgensi, permasalahan
Limbah Cair Domestik dan Industri.
3.2 Tempat dan Waktu Penulisan
Penulisan dilakukan mulai tanggal 8 Desember hingga 11 Desember 2019.
3.3 Pengumpulan Data
Dilakukan pengumpulan data dengan cara Studi literatur.
3.4 Alur Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi literatur

Analisis

Kesimpulan dan Saran

Selesai

1) Identifikasi masalah
Identifikasi masalah adalah mendefinisikan masalah dalam makalah.
2) Studi literatur
Studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku, jurnal, dan literatur
yang menunjang dalam penulisan makalah ini.
6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis-jenis Limbah Cair

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan


kualitas air dan pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari limbah
yaitu sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Pengertian
limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan proses produksi atau aktivitas
domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan
buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair
dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya yaitu:
1. Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan
perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.
2. Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri
tekstil, air dari industri pengolahan makanan, sisa cucian daging, buah, atau
sayur.
3. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang
berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair
melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukan. Air
limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang
pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang
membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya yaitu: air buangan
dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan dan industri,
serta pertanian atau perkebunan.
4. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat
melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga
dapat disebut limbah cair.
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air
dalam sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air sehingga
7

dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses
pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu
bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian
diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan
buangan air.
Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan
dampak yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber
penyakit bagi masyarakat. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan
salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi
industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan
limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian
bagi industri kecil atau sedang. Selain itu, limbah cair domestik biasanya tidak
terlalu diperhatikan dengan baik padahal kalau dibiarkan terus menerus dalam
jangka waktu lama dapat menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan
masyarakat. Sebagai contoh, limbah air deterjen sisa cucian apabila dibiarkan
dalam jangka panjang akan menjadi sumber pencemaran lingkungan dan menjadi
sumber penyakit bagi masyarakat. Mengingat penting dan besarnya dampak yang
ditimbulkan oleh limbah cair bagi lingkungan, sehingga penting bagi sektor
industri maupun domestik untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan
limbah cair.

4.2 Efek Buruk Limbah Cair

Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah
barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan
lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan
pengelolaan, karena apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat
menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan
yang ada.
A. Gangguan Terhadap Kesehatan
1. Virus
2. Vibrio Cholera
3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b
8

4. Salmonella Spp
5. Shigella Spp
6. Basillus Antraksis
7. Brusella Spp
8. Mycobacterium Tuberculosa
9. Leptospira
10. Entamuba Histolitika
11. Schistosoma Spp
12. Taenia Spp
13. Ascaris Spp. Enterobius Spp.
B. Gangguan terhadap Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah.
Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan
oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain
kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam
air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah
tersebut.
C. Gangguan Terhadap Keindahan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang
memproduksi bahan organic seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air
limbah yang berupa bahan-bahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas
yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama.
Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat
organic yang ada didalamnya.Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau
hasil pengurangan dari zat organic yang sangat menusuk hidung.
D. Gangguan terhadap Kerusakan Benda
Adapun cara untuk mengatasi bau dapat ditempuh dengan beberapa macam
cara antara lain :
1. Secara Fisik
9

Dengan melakukan pembakaran, dimana gas dapar dikurangi melalui


pembakaran pada suhu yang bervariasi antara 650-7500c. Untuk mengurangi
kebutuhan suhu yang tinggi dapat dikurangi melalui katalisator. Penyerapan
dan karbon aktif adalah juga bisa diterapkan dengan melewatkan udara ke
dalam hamparan atau lapisan. Gas yang berkontak dengannya akan diserap
sehingga bau akan dapat dikurangi, begitu juga halnya dengan penyerapan
melalui pasir dan tanah. Pemasukan oksigen ke dalam limbah cair adalah salah
satu cara yang bisa diterapkan untuk menjaga proses terjadinya pengolahan
anaerobdapat dihindari sehingga gas yang ditimbulkan karena proses tersebut
dapat dihindari.Penggunaan menara (tower) juga dapat dipergunakan untuk
mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh adanya bau melalui proses
pengenceran di udra terbuka karena udara dari cerobong tidak mencapai
langsung kedaerah pemukiman, dengan demikian bau yang ada dapat dicegah.
2. Secara Kimiawi
Untuk menghilangkan gas yang berbau dapat juga dilakukan dengan cara
melewatkan gas pada cairan basa seperti kalsium dan sodium hidroksida untuk
menghilangkan bau. Apabila kadar karbondioksidanya tinggi maka biaya
pengolahannya juga menjadi sangat tinggi, sehingga biaya ini merupakan
salah satu penghambat yang besar. Dengan melakukan oksidasi pada
pengolahan air limbah merupakan cara yang baik agar bau klorin dan ozon
dapat dihindari. Adapun bahan yang dipergunakan sebagai bahanm oksidator
adalah hydrogen peroksida. Pengendapan dengan bahan kimia membuat
terjadinya endapan dari sulfida dengan gram metal khususnya besi.
3. Secara Biologis
Air limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes (trickling filter)
atau dimasukkan ke dalam tangki Lumpur aktif untuk menghilangkan
komponen yang berbau. Penggunaan menara khusus dapat dipergunakan
untuk menangkap bau, adapun jenis menara itu diisi dengan media plastik
yang bervariasi sebagai tempat tumbuhnya bakteri.
10

4.3 Pengelolaan Limbah Cair

Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan


terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif
diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Pengelolaan air limbah dapat
dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air
limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi
sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada
Instalasi PengolahanAir Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).
Proses-proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan,
berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan
tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
pengolahan secara fisika.
a. Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode
penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan
bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
b. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki
atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat
teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa
inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan
memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke
dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
c. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke
tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode
pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses
pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair
didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah
11

dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan


membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke
saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal
juga metode pengapungan (Floation).
d. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa
minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan
alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran
kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa
partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga
kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat
disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang
telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung
dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga
mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses
tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan
anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses
pengolahan selanjutnya.

2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)


Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis,
yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi
bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri
aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan
yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur
aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds /
lagoons) .
a. Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi
bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar,
12

biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 –


3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan
dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan,
bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh
bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah
akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke
tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses
pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan
mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami
proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang
ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika
masih diperlukan
b. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan
ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang
kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki
tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara
aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam
mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki
pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur
yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti
pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat
dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
c. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan
metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada
metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae
yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan
oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk
proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode
ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam,
13

limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah


terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat
disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)


Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder
masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi
lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya
pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah
cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya
melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik
terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced
treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan
fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode
saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter,
penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis
bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan
limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses
pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
4. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau
mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme
desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat
tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk
membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
a. Daya racun zat
b. Waktu kontak yang diperlukan
c. Efektivitas zat
d. Kadar dosis yang digunakan
14

e. Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan


f. Tahan terhadap air
g. Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin
(klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз). Proses
desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan
limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier,
sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun
tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut
tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut.
Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara
diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke
beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill),
dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
15

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang
tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat
diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya yaitu: Limbah cair
domestik (domestic wastewater), Limbah cair industri (industrial wastewater),
.Rembesan dan luapan (infiltration and inflow),.Air hujan (storm water).
Limbah cair dapat memberikan banyak efek buruk terhadap lingkungan di
antaranya gangguan kesehatan, gangguan kehidupan biotik, gangguan pada
keindahan, serta mengakibatkan kerusakan pada benda.
Limbah cair dapat dikelola sehingga tidak mencemari alam (lingkungan)
dengan 5 cara yaitu Pengolahan Primer (Primary Treatment), Pengolahan
Sekunder (Secondary Treatment), Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment),
Desinfeksi (Desinfection), Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)

1.2 Saran

Sebagai masyarakat, seharusnya bisa lebih sadar diri untuk tidak

membuang limbahnya ke sungai dan dapat menyambungkan air limbahnya ke

jaringan pipa air limbah. sehingga tidak mencemari sungai karena apabila

sungai bersih membuat lingkungan menjadi lebih sehat. Untuk pemerintah,

seharusnya pemerintah mengadakan lebih banyak lagi penyuluhan tentang

baiknya menggunakan jasa pengolahan air limbah.


16

DAFTAR PUSTAKA

Iswari, S.R. 1997. Potensi Cemaran Pb sebagai Racun Syaraf perlu Diwaspadai
(Media Pendidikan MIPA). Semarang: IKIP Semarang Press.

Kistinnah I, Lestari ES. 2006. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya.


Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sulistyorini A. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan


Nasional.

Anda mungkin juga menyukai