Anda di halaman 1dari 6

EEICT e - ISSN: 2615 – 2169

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 - 4296

ANALISA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV PADA SISTEM GRID PLTD


BAKAU – GI KERANG

Ilham Febry Sudi Pratama1 , Moethia Faridha2

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan12


ilhamfebry11@gmail.com , bariethia@gmail.com

Abstrak - Sistem yang digunakan PLTD cara Analisis Simulasi ETAP 12.6 dan
Bakau yaitu sistem isolated yang masih Analisis Ekonomi untuk Grid PLTD Bakau
menggunakan mesin diesel untuk – GI Kerang ada beberapa hasil yang
mencukupi kebutuhan listrik di daerah didapat yaitu untuk analisis dengan ETAP
Bakau. Namun dikarenakan semakin tahun 12.6 mendapatkan hasil losses tegangan
semakin mahal Biaya Pokok Produksi (BPP) menurun jika disupply dengan GI dan losses
maka PT PLN (Persero) mulai memikirkan daya meningkat. Dan hasil losses daya
penghematan BPP dengan cara membangun mengalami peningkatan sebesar 157,4 Kw
Jaringan SUTM baru untuk di dikarenakan beban Grogot dan Panjang
Interkoneksikan dengan GI terdekat dalam jaringan grogot namun untuk losses
hal ini GI yang terdekat dari PLTD Bakau tegangan mengalami penurunan sebesar
adalah GI Kerang, sehingga dilakukan 272,7 jika di supply dengan GI. Dari
pembangunan Jaringan SUTM baru untuk Analisis Ekonomi, mengalami keuntungan
interkoneksi dengan GI Kerang. Pada saat jika interkoneksi dengan Sistem Kaltim
pembangunan SUTM baru tersebut, perlu karena sudah tidak memakai mesin diesel
diperhatikan Losses daya dan tegangan lagi
ujung dihasilkan jika sudah interkoneksi
dengan GI Kerang. Rugi – rugi daya atau Kata Kunci : Interkoneksi, Losses, ETAP
Losses adalah energi yang terbuang selama 12.6
perjalanan dari sumber menuju ke
pelanggan. Semakin rendah nilai losses
suatu jaringan maka jaringan tersebut I. PENDAHULUAN
dinyatakan handal dan bisa menyuplai
pelanggan tanpa ada keluhan redup di PT PLN (Persero) kini telah
pelanggan. Sehingga PLN selalu mencanangkan program Didieselisasi, yaitu
memperhatikan tegangan ujung yang ada program penonaktifan mesin mesin diesel
sekarang, dan juga menjalankan program untuk menghemat BPP PLN dan menaikkan
untuk menonaktifkan mesin diesel. Sehingga rasio elektrifikasi dengan cara membangun
diharapkan suplai GI tersebut membuat Gardu Induk ataupun membangun jaringan
tegangan menjadi lebih baik ketimbang SUTM baru yang nantinya akan
suplai dari mesin diesel.Penelitian ini interkoneksi dengan Gardu Induk terdekat.
bertujuan untuk menganalisa sistem Dengan cara tersebut diharapkan tegangan
distribusi 20 kv pada sistem grid PLTD ujung SUTM selalu mencapai standar
Bakau – GI Kerang analisa sistem distribusi dikisaran 19 Kv dan rasio elektrifikasi
20 Kv dengan simulasi ETAP 12.6. Metode meningkat.
penelitian ini adalah metode untuk Berdasarkan data Kemen SDM, rasio
menganalisa losses yang dihasilkan.Dengan elektrifikasi Kalimantan Selatan mencapai

Vol. 3 No.2 Tahun 2020 Page |7


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 - 4296

92,12 %. Dari data tersebut, berati masih ada ketahanan Isolasi jika menggunakan Kabel
masyarakat yang belum merasakan listrik di Udara Pilin Tegangan Menengah atau Kabel
daerah pelosok seperti di daerah Bawah Tanah Tegangan Menengah serta
sawit,hutan,dan daerah lain yang belum kemudahan dalam hal pengoperasian atau
terjamah oleh manusia. Sehingga diharapkan pemeliharaan Jaringan Dalam Keadaan
dengan adanya Grid PLTD Bakau – GI Bertegangan (PDKB) pada jaringan utama.
Kerang yang jalur SUTM nya melewati Hal ini dimaksudkan sebagai usaha
jalan setapak yang jarang dilewati oleh menjaga keandalan kontinyuitas pelayanan
kendaraan umum dan menaikkan rasio konsumen. Ukuran dimensi konstruksi
elektrifikasi wilayah Kalimantan Selatan selain untuk pemenuhan syarat
sesuai yang di targetkan oleh pemerintah pendistribusian daya, juga wajib
sebesar 100. memperhatikan syarat ketahanan isolasi
Tujuan penelian ini adalah Mengetahui penghantar untuk keamanan pada tegangan
analisa sistem distribusi 20 Kv dengan 20 kV.
simulasi ETAP 12.6 Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM). Saluran Udara Tegangan
II. TINJAUAN PUSTAKA Menengah (SUTM) adalah sebagai
konstruksi termurah untuk penyaluran
Sistem distribusi adalah sistem yang tenaga listrik pada daya yang sama.
berfungsi mendistribusikan tenaga listrik Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk
kepada para pemanfaat. Sistem distribusi konsumen jaringan Tegangan Menengah
terbagi 2 yaitu: sistem distribusi tegangan yang digunakan di Indonesia. Ciri utama
menengah dan sistem distribusi tegangan jaringan ini adalah penggunaan penghantar
rendah telanjang yang ditopang dengan isolator
Pengertian JTM, Menurut Standar pada tiang besi/beton.
Konstruksi Buku 5 yang berjudul “Jaringan
Tegangan Menengah Tenaga Listrik “ Pada
pendistribusian tenaga listrik ke pengguna
tenaga listrik disuatu kawasan, penggunaan
sistem Tegangan Menengah sebagai
jaringan utama adalah upaya utama
menghindarkan rugi-rugi penyaluran
(losses) dengan kwalitas persyaratan
tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Gambar 1: Kabel SUTM
Persero selaku pemegang Kuasa Usaha
Utama sebagaimana diatur dalam UU Pengertian Gardu. Menurut Buku
ketenagalistrikan No 30 tahun 2009. Standar Konstruksi Buku 4 yang berjudul
Dengan ditetapkannya standar Tegangan “Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan
Menengah sebagai tegangan operasi yang Gardu Hubung Tenaga” , Pengertian umum
digunakan di Indonesia adalah 20 kV, Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling
konstruksi JTM wajib memenuhi kriteria dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik
enjinering keamanan ketenagalistrikan, berisi atau terdiri dari instalasi
termasuk didalamnya adalah jarak aman Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan
minimal antara Fase dengan lingkungan dan Menengah (PHB-TM), Transformator
antara Fase dengan tanah, bila jaringan Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung
tersebut menggunakan Saluran Udara atau Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk

Vol. 3 No.2 Tahun 2020 Page |8


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 - 4296

memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para


pelanggan baik dengan Tegangan Menengah
(TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR
220/380V
Tegangan Jatuh (Drop Tegangan).
Menurut Standar Konstruksi Buku 1 yang
berjudul “Kriteria Desain Engineering
Konstruksi Jaringan Distribusi” Jatuh
tegangan merupakan besarnya tegangan
yang hilang pada suatu penghantar. Jatuh
tegangan atau jatuh tegangan pada saluran
tenaga listrik secara umum berbanding lurus
dengan panjang saluran dan beban serta
berbanding terbalik dengan luas penampang
penghantar. Besarnya jatuh tegangan
dinyatakan baik dalam % atau dalam
besaran Volt. Besarnya batas atas dan bawah
ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan
kelistrikan. Perhitungan jatuh tegangan
praktis pada batas‐batas tertentu dengan
hanya menghitung besarnya tahanan masih
dapat dipertimbangkan, namun pada sistem
jaringan khususnya pada sisitem tegangan
menengah masalah indukstansi dan Gambar.3 Single Line Diagram Bakau –
kapasitansinya diperhitungkan karena Kerang
nilainya cukup berarti.
Faktor Investasi. Secara umum, sistem
III. HASIL DAN PEMBAHASAN distribusi disini harus mempertimbangkan
aspek investasi yang diharapkan
Sistem Distribusi memberikan keuntungan bagi perusahaan
dikemudian hari. Dalam laporan ini akan
membahas faktor investasi Grid PLTD
Bakau – GI Kerang.

Tabel 1 Rekap PLTD Bakau Tahun 2019

Gambar.2 Single Line Diagram PLTD


Bakau

Vol. 3 No.2 Tahun 2020 Page |9


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 - 4296

Biaya PLTD Bakau disini yang Berdasarkan tabel diatas, terdapat


dimaksud disini terbagi menjadi 3 yaitu perbandingan total biaya yang dikeluarkan
Biaya Pengangkutan BBM, Biaya PT PLN (Persero), yaitu pada tahun pertama
Pemakaian BBM, dan Biaya Pemeliharaan mengalami kerugian sebesar Rp.
Periodik. Untuk tahun 2019 saja, Biaya 677.679.165 dikarenakan baru saja
Pengangkutan BBM jenis Biosolar (B30) melakukan pembangunan SUTM untuk
sebesar Rp. 135.686.654, Biaya Pemakaian interkoneksi dengan GI Kerang. Namun,
BBM sebesar Rp. 2.682.815.395, dan Biaya untuk ditahun kedua PT PLN (Persero)
Pemeliharaan Periodik sebesar Rp. cukup mengeluarkan biaya pemeliharaan
202.461.714. Sehingga didapat total jaringan agar selalu handal sebesar Rp.
pengeluaran PT PLN (Persero) untuk PLTD 1.606.441.224 sehingga mengalami
Bakau tahun 2019 sebesar Rp. keuntungan sebesar Rp. 1.414.522.539 dan
3.020.963.763. Nominal yang besar, biaya tersebut bisa digunakan untuk
mengingat semakin lama umur mesin, maka keperluan perusahaan yang lain.
semakin besar juga kebutuhan BBM dan Analisa Tegangan Dengan Simulasi
semakin besar lagi biaya yang akan Etap. Sebelum memulai simulasi ETAP,
dikeluarkan perlu diperhatikan juga beberapa parameter
yang bisa mempengaruhi hasil akhir dari
Tabel.2 Biaya Pemakaian ETAP. Adapun parameter yang dimasukkan
BIAYA PEMAKAIAN PLTD BAKAU TAHUN 2019
adalah sebagai berikut :
JUMLAH
NO MESIN
(Rp)
DEUTZ BF 6 M 1013 EC S/N 0294691
1
(Pindahan Semaras)
75,202,458
Tabel 4 Parameter ETAP
2 DEUTZ F 6 L 912 S/N 8163 F 0685 249,558,521 PARAMETER ETAP

3 DEUTZ F 6 L 912 S/N 8163 D 0603 161,169,199 TEGANGAN GI KERANG 150 KV


TEGANGAN KIRIM GI KERANG 21 KV
4 DEUTZ BF 4 M 1012 E S/N 00134391 -
KAPASITAS TRAFO GI KERANG 30 MVA
5 DEUTZ BF 6M 1013 EC S/N 11956630 1,098,745,207
UKURAN PENAMPANG AAAC 150
PANJANG JARINGAN 10 KM
6 DEUTZ BF 6M 1013 EC S/N 11956636 1,098,140,010 BEBAN GROGOT 3 MW
PANJANG JARINGAN (GRID) 5,5 KM
TOTAL 2,682,815,395
UKURAN PENAMPANG (GRID) AAAC 150
BEBAN BAKAU 240 KW

Berdasarkan data diatas, maka untuk


menghemat biaya tersebut dilakukan
pembangunan jaringan SUTM baru untuk Analisa tegangan supply dari mesin dan
interkoneksi dengan Gardu Induk terdekat supply dari GI
yaitu GI Kerang. Biaya yang diperlukan
untuk membangun SUTM tersebut yaitu Rp. Tabel 5 Tabel Tegangan Supply
TEGANGAN SUPPLY
3.698.642.928 SUPPLY TEGANGAN (KV)
TRAFO STEP UP 19.38
Tabel 3 Perbandingan
PLTD VS GI Biaya GI KERANG 21
DELTA 1.62
Tahun Pertama Tahun Kedua
NO BAKAU
(Rp) (Rp)
VIA
1 3,020,963,763 3,020,963,763
PLTD
2 VIA GI 3,698,642,928 1,606,441,224
DELTA (677,679,165) 1,414,522,539

Vol. 3 No.2 Tahun 2020 Page |10


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 - 4296

Susut teknis GI lebih tinggi dikarenakan


Analisa Tegangan Supply Beban Grogot sebesar 3 MW dengan
50 19.38 21
1.62 Panjang Jaringan 10 Km.
0 Untuk losses Tegangan (KVar)
Tegangan Supply melalui PLTD sebesar 404,0 sedangkan
Trafo Step Up GI Kerang Delta melalui GI sebesar 131,3. Sehingga terdapat
perbedaan sebesar -272,7 KVar yang
Gambar 4 Diagram Tegangan Supply menandakan susut teknis lebih tinggi
melalui PLTD. Adapun sebab penurunan
Berdasarkan data diatas, tegangan lossestegangan karena Penyesuaian Tap
trafo step up dari mesin menghasilkan Trafo serta menjaga tegangan konstan di
tegangan dengan nilai 19.38 Kv, sedangkan nilai 20.9 Kv
tegangan kirim dari GI Kerang sebesar 21
Kv, sehingga terjadi kenaikan sebesar 1,62 Tabel 7: Losses
Kv dari supply GI SUMBER
LOSESS DAYA LOSESS TEG
(KW) (KVAR)
VIA PLTD 113.4 404.0
Tabel 6 Pengukuran Tegangan VIA GI 270.8 131.3
GI KERANG DELTA 157.4 -272.7
TEGANGAN KIRIM 20.9
TEGANGAN SEKUNDER 231
LOSSES
TEGANGAN UJUNG TM 19.9
500
PARAMETER UKUR 226 404
270.8
Berdasarkan data pengukuran di atas, 113.4 131.3 157.4
0
setelah penyesuaian Tap Trafo, Pengukuran VIA PLTD VIA GI DELTA-272.7
serta menjaga tegangan kirim konstan di -500
20.9 Kv didapatlah tegangan sekunder
LOSESS DAYA (KW)
sebesar 231 Volt. Yang artinya, tegangan
yang ada di pelanggan ujung bakau sebesar LOSESS TEG (KVAR)
226 volt sehingga pelanggan tidak ada Gambar 5. Diagram Losses
mengalami gangguan redup dikarenakan
tegangan drop Faktor Tegangan Ujung.
Berdasarkan table 3.2 diatas, didapatkan
Analisa penurunan susut teknis. Faktor nilai tegangan ujung antara PLTD Bakau
Susut. Dalam sistem distribusi, susut terbagi dengan GI Kerang yaitu untuk PLTD Bakau
menjadi 2 yaitu susut teknis dan non teknis. 19,376 Kv dan GI 20,09 Kv. Sehingga ada
Dalam masalah Grid PLTD Bakau – GI penurunan sebesar 0,346 Kv untuk tegangan
Kerang akan dibahas susut teknisnya. menggunakan GI dan masih masuk standar
Berdasarkan table Losses, terdapat 2 lossess tegangan ujung sesuai SPLN
yaitu Losses Daya (Kw) dan Losses
Tegangan (KVar). Tabel 8: Tegangan Ujung.
Untuk losses Daya (Kw) melalui SUMBER TEG (KV)
PLTD sebesar 113,4 sedangkan melalui GI VIA PLTD 19.376
sebesar 270,8. Sehingga terdapat perbedaan VIA GI 19.03
DELTA 0.346
sebesar 157,4 Kw yang menandakan untuk
susut teknis lebih tinggi melalui GI karena
susut teknis semakin rendah semakin bagus.
Vol. 3 No.2 Tahun 2020 Page |11
EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 - 4296

keuntungan sebesar Rp. 1.414.522.539


TEGANGAN UJUNG dikarenakan hanya menanggung biaya
50 pemeliharaan sebesar Rp. 1.606.441.224
0 19 19.03 0
VIA PLTD VIA GI DELTA V. DAFTAR PUSTAKA
TEG (KV)
Anton Firmansyah. 2014. Modul Pelatihan
Gambar 6 Tegangan Ujung ETAP. Palembang : Politeknik Negeri
Surabaya
Berdasarkan data analisa ETAP 12.6
dan analisa segi ekonomi, proses Grid PLTD
Bakau – GI Kerang memiliki keuntungan Kelompok Pembakuan Bidang Transmisi.
dan kerugian. Adapun keuntungannya 1987. Spesifikasi untuk Jaringan
adalah bisa menghemat BPP dan Anggaran Tegangan Menengah (JTM) dan
perusahaan ditahun kedua sebesar Jaringan Tegangan Rendah (JTR).
1.414.522.539 sehingga bisa dialihkan untuk Jakarta Selatan : PT PLN (Persero)
keperluan lain. Adapun kerugiannya adalah
mengalami kenaikan losses daya sebesar
157,4 Kw dikarenakan beban Grogot dan Kelompok Pembakuan Bidang Transmisi.
Panjang jaringan grogot namun untuk losses 1995. Tegangan – Tegangan Standar.
tegangan mengalami penurunan sebesar Jakarta Selatan : PT PLN (Persero)
272,7 sehingga tegangan ujung pelanggan
tidak redup. Kurniawan, Arif. 2016. “Analisa Jatuh
Tegangan Dan Penanganan Pada
IV. KESIMPULAN
Jaringan Distribusi 20 Kv Rayon Palur
1. Melalui simulasi ETAP 12.6 disisi Pt. Pln (Persero) Menggunakan Etap
tegangan ujung, terjadi peningkatan jika 12.6”. Surakarta : Universitar
di supply dari GI Kerang sebesar 1,62 Muhammadiyah Surakarta
Kv sehingga tegangan ujung di
pelanggan tidak akan redup, Untuk Noor, Fachry Azharuddin. 2017. “Pengaruh
losses tegangan, mengalami penurunan
Penambahan Kapasitor Terhadap
sebesar 272,7 Kv sehingga tegangan
dinyatakan bagus supply melalui GI Tegangan, Arus, Faktor Daya, dan Daya
dengan catatan untuk tegangan selalu Aktif pada Beban Listrik di
dimonitor di kisaran 20,9 Kv Minimarket”. Jurnal Teknik Elektro Vol.
2. losses daya, mengalami peningkatan 9 No. 2. Semarang : Universitas Negeri
sebesar 157,4 Kw dikarenakan sudah Semarang
masuk Sistem Kaltim terutama jaringan
Grogot sepanjang 10 Km dan beban 3
Wibowo, Ratna dkk. 2010. Kriteria Desain
MW sehingga losses menjadi besar
3. segi ekonomis dari pembangunan Engineering Konstruksi Jaringan
SUTM , mengalami kerugian sebesar Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta
Rp. 677.679.165 ditahun pertama. Selatan : PT PLN (Persero)
Namun ditahun kedua mengalami

Vol. 3 No.2 Tahun 2020 Page |12

Anda mungkin juga menyukai