Anda di halaman 1dari 5

PLTU PAITON (2012)

PROBOLINGGO: Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Unit III berkapasitas energi
listrik 815 Mega Watt dengan nilai proyek US$1,5 miliar ternyata menggunakan sistem super
critical boiler agar sistem pembakaran batu bara lebih efisien serta maksimal menghasilkan
energi listrik.Presiden Direktur PT IPMOMI (operator PLTU Paiton Unit III), Mike Fedusiok
mengatakn fasilitas pembangkit energi listrik dengan menggunakan bahan bakar batu bara untuk
PLTU Unit III memang didesain berbeda dengan para pendahulunya di komplek PLTU Paiton
ini."Secara khusus PLTU Unit III yang besok akan diresmikan Menteri ESDM Jero Wacik
ternyata memperkenalkan sistem super critical boiler yang memiliki tingkat efisiensi dalam
proses pembakaran serta maksimal dalam menghasilkan energi listrik, ini berbeda dengan sistem
sebelumnya berupa sub critical boiler yang digunakan pada PLTU di Paiton lainnya," kata Mike
kepada pers, malam ini, (Senin, 4/6).

Mike menjelaskan PLTU unit III ini menggunakan ketel atau boiler produksi Mitsubishi
Heavy Industry dengan fasilitas turbine serta generator dari produksi perusahaan yang
sama."Sistem super critical boiler ini berbahan bakar pulverized coal dengan steam generating
capacity sebesar 2,63 juta kg per hari yang menghabiskan pasokan batu bara sebanyak 400 ton
sehari."Mike menjelaskan pasokan batu bara untuk PLTU unit III sendiri berasal dari Kalimantan
dengan spesifikasi 4.800-5.400 kilo kalori per kg."Untuk sementara pemasok batu bara yang
dibutuhkan PLTU Unit III dari Adaro dengan pasokan 70% dan Kideco memasok 30%,"
ujarnya.Mike menerangkan super critical boiler merupakan sistem yang memperkenalkan
efisiensi dalam proses termodinamika khususnya proses pembakaran batu bara sehingga ada
tingkat efisiensi 3-4% untuk konsumsi batu bara."Proses itu akan menghasilkan energi listrik
yang besar. Ini agak berbeda mekanisme sistem yang diterapkan dengan sub critical boiler karena
tingkat efisiensi termasuk terkait tekanan yang dihasilkan lebih besar diperoleh dari sistem super
critical boiler," ujarnya.Mike menambahkan super critical boiler juga lebih ramah lingkungan
terkait gas atau limbah hasil pembakaran."Jadi selain lebih efisien sehingga berkaitan dengan
tingkat keekonomian, sistem super critical boiler ini juga sangat ramah lingkungan,"
tegasnya.Data yang dihimpun Bisnis, saat ini di komplek PLTU Paiton telah ada delapan unit
PLTU dimana baru tujuh unit PLTU yang beroperasi dengan total kapasitas produksi energi
listrik sebesar 4.715 MW ini termasuk tambahan 815 MW dari PLTU Unit III.Lebih rinci ketujuh
PLTU yang telah beroperasi itu teridiri atas PLTU unit I dan II dengan kapasitas 2x400 MW
yang dioperatori PT Pembangkitan Jawa-Bali, PLTU Unit III yang dioperatori PT IPMOMI
berkapasitas 815 MW.Selanjutnya PLTU Unit V dan VI berkapasitas 2 x 610 MW yang
dioperatori PT YTL dan PLTU VII dan VIII berkapasitas 2 x 610 MW yang dioperatori PT
IPMOMI.Rencananya, masih akan ada satu unit PLTU unit IX dengan kapasitas 660 MW yang
dioperatori PJB Services pada tahun ini juga akan segera dioperasikan.Pasokan energi listrik dari
komplek PLTU Paiton itu digunakan untuk kebutuhan energi di Jawa, Madura dan Bali. (Faa).

Sumber : http://industri.bisnis.com/read/20120604/44/79878/pltu-paiton-unit-iii-gunakan-
sistem-super-critical-boiler (diakses tanggal : 14 Juni 2014)

PLTU Rembang

JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan konsorsium Zelan-


Priamanaya-Tronoh masih membahas besaran penalti atas keterlambatan beroperasinya PLTU
Rembang, Jawa Tengah unit 1 berkapasitas 315 MW.PLTU Rembang terdiri dari 2 unit yang
masing-masing berkapasitas 315 MW. Direktur Konstruksi PLN Nasri Sebayang mengatakan
saat ini kedua unit sudah beroperasi penuh.“PLTU Rembang sudah operasi penuh, sudah COD .
Tentang masalah berapa hari penalti yang akan dikenakan, masih dalam proses karena ini
masalah kontraktual yang harus dievaluasi sesuai tanggung jawab para pihak,” ujarnya kepada
Bisnis, MInggu (25/02)Nasri mengatakan lama penalti dan besarannya nanti akan dihitung
berdasarkan jumlah hari yang ditetapkan. Menurutnya, kontraktor Zelan cs akan membayar
dengan cara dipotong langsung dari sisa pembayaran yang masih ditahan.“Pastinya penalti akan
dilakukan. Tapi masih ada beberapa proses yang harus dilalui sampai amandemen kontraknya,”
jelas Nasri.Pada 23 Februari 2012, Zelan Berhad mengumumkan bahwa PLN dan konsorsium
Zelan-Priamanaya-Tronoh, konsorsium yang dipimpin oleh Zelan Holdings (M) Sdn Bhd, telah
menyepakati penyelesaian global dan memasuksi Perjanjian Negosiasi tertanggal 21 Februari
2012.

Hal itu terkait dengan kontrak yang telah diteken pada 21 Maret 2007 untuk pekerjaan
desain, rekayasa, pengadaan, commissioning dan konstruksi (EPC) PLTU Rembang 2x300—400
MW di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.Dalam perjanjian tersebut memuat dua ketentuan.
Pertama, berdasarkan revisi Tanggal Efektif dari kontrak EPC dan disetujuinya perpanjangan
waktu, kontraktual Commercial Operation Date (COD) atau tanggal beroperasi penuh untuk unit
1 adalah 26 Oktober 2011 sementara unit 2 pada 25 Januari 2012.Kenyataannya, COD untuk unit
1 dan 2 adalah sama-sama pada 10 Desember 2011. Artinya, ada keterlambatan selama 45 hari
untuk unit 1 dan tidak ada keterlambatan untuk unit 2. Kedua belah pihak telah sepakat bahwa
jumlah ganti rugi (liquidated damages) atas keterlambatan itu adalah sebesar US$9,19 juta atau
sekitar RM28,98 juta.Kedua, kedua belah pihak juga sepakat bahwa jumlah penyimpangan
(deviations/variations) adalah sebesar US$4,74 juta atau sekitar RM14,94 juta.

Adapun Zelan Berhad dan Zelan Holdings (M) Sdn Bhd, memegang 70% hak partisipasi
dalam konsorsium tersebut, sementara PT Priamanaya Djan International memegang 30%
sisanya.Listrik dari PLTU Rembang, Jawa Tengah berkapasitas 2x315 MW ini disalurkan
melalui transmisi 150 kiloVolt (kV), melalui Gardu Induk (GI) Rembang dan Pati. PLTU ini
diperkirakan menelan biaya investasi hingga US$338,8 juta dan Rp3,61 triliun atau ekivalen
Rp6,82 triliun.Adapun konsumsi batu bara PLTU Rembang adalah jenis batu bara kalori rendah
sebanyak 1,9 juta ton per tahun. PLN mengklaim dengan adanya PLTU ini, maka penghematan
yang bisa diperoleh dari pengurangan konsumsi BBM adalah sekitar Rp 4 triliun per tahun. (Bsi)

Sumber : http://industri.bisnis.com/read/20120226/44/65852/pltu-rembang-besaran-penalti-
masih-dibahas (diakses tanggal 14 Juni 2014)

PLTU PAITON

Kawasan PLTU Paiton memiliki tiga operator pembangkit, yakni unit 1 dan 2 kapasitas
800 MW yang dikelola oleh PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), unit 5 dan 6 kapasitas 1.230 MW
yang dikelola perusahaan swasta PT Java Power dan unit 7 dan 8 yang dikelola PT Paiton Energy
dengan kapasitas 1.230 MW.
Pembangkit listrik akan bekerja 24 jam sehari untuk menghasilkan tenaga listrik yang
dibutuhkan bagi masyarakat. PT PJB Unit Pembangkitan Paiton mengoperasikan 2 unit
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara dengan total daya terpasang 800 MW. Setiap
tahunnya, energi listrik yang dihasilkan dibangkitkan 5.508,18 GWh yang kemudian disalurkan
melalui Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Bali.
Pasokan batubara diharapkan selalu tersedia setiap saat agar pembangkit listrik dapat bekerja
secara optimal setiap harinya.
PLTU CILACAP
Pembangunan PLTU Cilacap 2X300 MW ditujukan selain untuk memenuhi kebutuhan
listrik juga ditujukan untuk meningkatkan keandalan tegangan di sistem Jawa bagian selatan.
PLTU Cilacap merupakan pembangkit listrik tenaga uap hasil pembakaran batubara. Perkiraan
penggunaan batubara untuk keperluan operasional PLTU adalah sekitar 2.5 juta ton/tahun.
Dengan jumlah yang demikian besar dan kemampuan prasarana transportasi yang kurang
memadai maka dibangun Pelabuhan Bongkar Batubara (coal unloading berth) yang terletak
dibelakang PLTU. Dengan harapan kebutuhan batubara untuk keperluan PLTU dapat terpenuhi
setiap musim sepanjang tahun 2012.
Sumber : cek idm tanggal 6 Juni 2014 (di dapet dr laporan kp )

PLTU LONTAR
PT PLN (Persero) menyiapkan 200 ribu ton stok batu bara untuk bahan bakar tiga
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Lontar yang akan dioperasikan secara bertahap akhir tahun ini.
”Dengan stok itu pengoperasian PLTU tidak akan terkendala,” kata Asisten Manajer PLTU
Lontar, Teguh Widhi Harsono, Senin 21 November 2012.

Batu bara yang disiapkan, menurut Widhi, ialah jenis lorengkal dengan nilai kalori 4.500
per kilogram, yang didatangkan dari Lampung dan Kalimantan. Pasokan itu didatangkan setiap
hari diangkut kapal tongkang yang bersandar di dermaga milik PLTU tersebut.

Satu unit pembangkit membutuhkan 160 ton batu bara lorengkal setiap jamnya. "Batu
bara itu dicampur dengan jenis lain dari bukit asam, sehingga memenuhi kebutuhan 5 ribu
kalori,” katanya.

Tiga unit PLTU Lontar yang berada di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten
Tangerang, kini siap dioperasikan. Pembangkit berkapasitas 3x315 MW ini memasok listrik
untuk daerah Jakarta, Jawa, dan Bali akan dijalankan secara bertahap hingga akhir tahun ini.
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2011/11/21/090367597/PLTU-Lontar-Butuh-200-Ton-
Batu-Bara (diakses tanggal 14 Juni 2014)

Anda mungkin juga menyukai