Anda di halaman 1dari 14

BAB II

GAMBARAN UMUM PT SUMBER SEGARA PRIMADAYA

2.1. Sejarah Perusahaan

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap 2x300


MW sebenarnya sudah lama direncanakan, yaitu sejak adanya persetujuan
tarif listrik oleh Dirjen LPE kepada PT Cita Kartika Daya (CKD) 15 April
1996, ditinjaklanjutin penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA)
pada tanggal 23 Desember 1996. Karena krisis moneter, rencana
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap 2x300 MW
dibatalkan melalui Keppres Nomer 39 Tahun 1997. Setelah perekonomian
membaik dan kondisi ketenagalistrikan yang terancam krisis, tahun 2000
rencana pembangunan PLTU Cilacap 2x300 MW dilanjutkan kembali,
ditandai Agreement PLN dan CKD tentang pemberian Priority right (hak
prioritas). Selanjutnya CKD pada tanggal 28 Maret 2001 menenjuk
Mitshubishi corporation (MC) sebagai pemegang Priority right (hak
prioritas). Namun pada tanggal 3 Februari 2003, MC menyatakan tidak
sanggup karena persyarakatan terlalu berat, khusunnya dalam waktu yang
diberikan untuk menyelesaikan proyek dalam kurun waktu 25 bulan. Atas
pengunduran MC tersebut, PLN meminta PT. Geo Dipa Energi (GDE)
persahaan patungan PLN dan Pertamina untuk mencari investor lain. GDE
menawarkan kepada PT. Sumber energi Sakti Prima (SSP), lalu
menggandeng kontraktor asal China yang berpengalaman membangun PLTU,
yaitu Chengda Engineering Corporation of China (CECC). Chengda bersedia,
termasukmencarikan sumber dananya, asalkan SSP memegang saham
mayoritas di PLTU Cilacap. PT. Sumber Energi Sakti Prima menyetujui
pernyataan tersebut dan selanjutnya GDE dan SSP mendirikan perusahaan
yang diberi tanggung jawab membangun dan mengelola PLTU Cilacap, yaitu
PT Sumber Segara Primadaya (S2P), dan MC mengalihkan First Priority
Right pembangunan PLTU Cilacap 2x300 MW kepada S2P. Selanjutnya PLN
dan S2P menandatangani heads of agreement untuk PPA PLTU Cilacap
2x300 MW pada tanggal 21 November 2002.

Sampai saat itu, belum ada keterkaitnnya dengan PJB. PJB baru masuk
pada desember 2003, setelah RUPS PT. PLN (Persero) menetapkan PJB
sebagai salah satu pemegang saham S2P, menggantikan GDE yang
mengundurkan diri karena setelah Pertamina berubah menjadi Perseroan
Terbatas (PT), yang akan fokus pada core business-nya. PLTU Cilacap 2x300
MW mulai dibangun 29 Desember 2003, ditandai dengan pemasangan tiang
pertama oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo
Yusgiantoro. Dua tahun kemudian, tepatnya 26 Desember 2005 dilakukan
Initial Firing of Boiler, untuk Unit 1 dan tanggal 17 Januari 2006 dilakukan
sinkronisasi Unit 1 dengan sistem JAMALI dan menjalankan serangkaian tes
elektrikal, mekanikal dan sistem kontrol. Akhir April 2006 PLTU Cilacap
Unit 1 (300 MW) beroperasi secara komersial, sedangkan Unit II (300 MW)
beroperasi komersial pada September 2006.

PT Pembangkit Jawa-Bali (PJB) patut berbangga hati, terkait dengan


pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap 2x300 MW.
Selain tercatat sebagai proyek tercepat di Indonesia, pemerintah manjadikan
pembangunan PLTU berkapasitas 2x300 MW tersebut sebagai acuan
pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama di sektor ketenagalistrikan.
Tidak mengherankan apabila proyek bernial $514 juta dolar itu diresmikan
sendiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Upacara peresmian
berlangsung Selasa 14 November 2006, dihadiri Duta besar China untuk
Indonesia, Lan Lijun, sejumlah Mentri, Wakil MPR, Ketua dan Anggota
Komisi VII DPR-RI, Gubernur Jawa Tengah, Sejumlahn Bupati di Jawa
Tengah, Direksi PLN, Direksi PJB serta tamu undangan lainya. Dalam
kesempatan itu para tokoh yang dinilai mendukung terwujudnya PLTU
cilacap 2x300 MW mendapat penghargaan dari Pemerintah China. Mereka
adalah Gubernur Jawa Tengah (Mardiyanto), Bupati Cilacap (Probo
Yulastoro), Direktur Utama PLn (Eddie Widiono), Direktur Utama PJB
(Samiudin) dan Direktur Utama PT Sumber energi Sakti Prima (SSP)
(Sukarnto), penghargaan disampaikan melalui Duta Besar China untuk
Indonesia, Ian Lijun. Sebelumnya, penghargaan serupa diberikan oleh
pemerintah Indonesia yang penyerahannya dilakukan oleh Menteri ESDM,
Purnomo Yusgiantoro di China 28 Oktober 2006. Penghargaan untuk PJB
diterima Direktur Niaga dan Pembangunan Usaha PJB, Susanto Purnomo,
disaksikan sejumlah penjabat dan pelaku bisnis ketenagalistrikan China.

Menteri ESDM dalam sambutanya menjelaskan, pembangunan PLTU


Cilacap 2x300 MW adalah bagian kerja sama yang telah disepakati dalam
Forum Energi Indonesia China (ICEF) pada tahun 2005, PLTU Cilacap
2x300 MW tersebut merupakan investasi China yang kedua pada proyek
ketenagalistrikan di Indonesia. Sebelumnya China telah memabangun
pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Palembang Timur,
Sumatera Selatan. Hal serupa diungkapkan presiden SBY “ Dalam
kesempatan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama steategis di
Sanghai, saya dan Presiden China, Hu Jinato, telah menyatakan komitemen
penuh untuk pengembangan kerja sama energi kedepan “, ungkapnya.

Dengan berbangga hati presiden SBY menyatakan PLTU Cilacap


2x300 MW merupakan bukti tingginya minat investor asing menanamkan
modalnya ke Indonesia. Keberhasilan pembangunan PLTU Cilacap 2x300
MW tersebut bukan hanya bisa mengatasi krisis energi listrik di Jawa, Madura,
dan Bali (jamali) dan beradil besar dalam penghematan bahan bakar minyak
(BBM) nasional serta mengurangi subsidi listrik, tapi juga memacu
meningkatnya kepercayaan investor untuk menanamkan modal di tanah air.
Kebijakan menurut presiden, peningkatan kepercayaan investor asing sudah
mulai terlihat dari rencana masuknya investasi dari China yang mencapai
U$D 3,56 milyar hingga U$D 4,20 milyar. Karena itu presiden meminta
kepada daerah memberikan kemudahan perizinan bagi para investor yang
akan memanamkan modol. Aturan yang menghambat masuknya investor
harus diubah, disesuaikan dengan kebijakan nasional. Seperti diketahui,
PLTU Cilacap 2x300 MW dibangun oleh PJB yang bekerja sama dengan SSP
dan Chengda Engineering Corpration of China (CECC), dengan biaya U$D
510 (sekitar Rp 4,5 triliyun). Dari biaya sebesar itu, U$D 408 diantaranya
bersumber dari Bank of China dalam bentuk supplier credit. Sisanya, U$D
102 juta, berasal dari PJB sebesar U$D 50 dan SSP sebesar U$D 52 juta.

Pembangunan PLTU Cilacap 2x300 MW yang berlokasi di Desa


Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap tersebut tanpa ada
jaminan dari pemerintah. Menurut Menteri ESDM, ini sangat membanggakan,
meningat anggaran pemerintah untuk melakukan investasi disekitar
ketenagalistrikan sangat terbatas. Disela-sela acara peresmian, Menteri
ESDM kepada wartawan mengatakan bahwa PLTU Cilacap masih
memungkinkan untuk dikembangkan 1.200 MW, karena masih tersedia lahan
yang cukup luas “ penambahan kapasitas di PLTU Cilacap akan sangat
menguntungkan bagi sistem transmisi di jalur selatan. Tahun 2006, sistem
transmisi di jalur selatan baru ditopang oleh PLTU Cilacap sebesar 600 MW,
sementara di jalur utara sudah ada pasokan cukup besar dari PLTU Suralaya
dan Paiton. Penambahan kapasitas di jalur selatan tidak ada kesulitan untuk
melakukan penambahan kapasitas tersebut”, kata Purnomo.

Satu bulan sebelumnya, tepatnya pada tanggal 14 Oktober 2006,


Presiden SBY juga meresmikan PLTU tanjung jati B yang berkapasitas 2x660
MW. Proyek itu merupakan pembangkit listik yang menggunakan Sewa
Guna Usaha (Finance Lease Agreements – FLA) selama 23 tahun. Sedangkan
kontraktor EPC dipegang Sumitomo Corporation. Selain PLTU Tanjung Jati
B dan PLTU cilacap, di tahun 2006 juga telah beroperasi PLTGU Cilegon
berkapasitas 740 MW, terdiri dari Turbin Gas (PLTGU) 2x300 MW dan
Turbin Uap (PLTU) 260 MW. PLTGU ini berlokasi di Desa Margasari,
Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Menempati
area 17 hektar, mulai dibangun pada September 2004. Biaya pembangunan
berasal dari pinjaman Japan Bank for International Corporation (JBJC)
sebesar U$D 345 juta. Untuk mensuplai kebutuhan gs PLTGU Cilegon, PLN
menjalin kontrak gas dengan China National Offshore Oil Corporation
(CNOOC) SES Ltd. Harga jual gas berlaku tetap untuk jangka waktu selama
12 tahun, sebesar U$D 2,68 per Milion Thermal Unit (MMBTU)

Jadi, pada tahun 2006 sistem ketenagalistrikan Jawa, Madiun, dan Bali
(JAMALI) menerima tambahan pasokan daya sebesar 2.660 MW, berasal
dari PLTU Cilacap 2x300 MW, PLTU Tanjung Jati B sebesar 2x660 MW dan
PLTGU Cilegon sebesar 740 MW. PLTU Cilacap memproduksi pasokan
listrik sebesar masing -masing 2x300 MW yang terbagi menjadi unit 1 dan 2
yang mulai beroperasi pada tahun 2003, 1x660 MW di unit 3 yang mulai
beroperasi tahun 2016. Untuk mendukung program infrastruktur
ketenagalistrikan 35.000 MW pemerintah, serta pembangunan Unit Ekspansi
1x1000 MW yang dijadwalkan dapat beroperasi secara komersial pada tahun
2019. Perbedaan yang paling mendasar diantara keempat unit tersebut yaitu
pada Unit 1 dan 2 menggunakan boiler subcritical, Unit 3 menggunakan
boiler supercritical, serta Unit Ekspansi menggunakan boiler ultra
supercritical.

2.2. Deskripsi Umum Proses PLTU Cilacap

Keberadaan PT Sumber Segara primadaya – PLTU cilacap di


latarbelakangi oleh pemerintah di tahun 2000 untuk lepas dari terpaan krisis
ekonomi dengan memacu pertumbuhan ekonomi. Akhirnya, terjadilah
kebutuhan listrik yang melonjok tajam. Indonesia diperkirakan membutuhkan
tambahan belasan ribu megawatt. Oleh karena itu, pemerintah menghidupkan
kembali rencana pengembangan PLTU Cilacap yang sempat terhenti. Untuk
menyediakan energi listrik bagi dunia industri dan masyarakat pada
umumnya, maka diperlukan sinergi antara sumber daya manusia yang
mengolahnya. Energi listrik dapat dibangkitkan dari suatu pembangkit listrik
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU),
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) banyak digunakan di Indonesia,


tetapi daya listrik yang dihasilkan pada pembangkit ini sangatlah kecil.
Karena PLTA sangat berkaitan dengan debit air dan minum, apabila di musim
kemarau debit air yang dihasilkan mengalami penurunan sehingga kapasitas
daya listrik dari PLTA tersebut mengalami penurunan. Oleh karena itu PLTA
belum bisa memenuhi pasokan listrik bagi pemerintah dan tentu juga bagi
masyarakat. Pemerintah mencari alternatif lain guna mendapatkan pasokan
listrik yang memadai bagi dunia industri dan kebutuhan masyarakat.
Pemerintah mencoba mengembangkan pembangkit yang bisa menghasilkan
daya listrik yang lebih besar seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Hal ini tentu saja membuat pemerintah menggunakan Sumber Daya Alam lain
yang dapat menghasilkan daya listrik sehingga dapat memenuhi pasokan
listrik yang memadai bagi masyarakat seperti Bahan Bakar Minyak (BBM)
dan Batubara.

2.3. Tujuan Pendirian Perusahaan

Tujuan pembangunan PT Sumber Segara Primadaya (PT S2P) adalah


sebagai penyeimbang jalur transmisi di selatan Pulau Jawa guna mengindari
kelebihan beban di jalur transmisi yang ada pada saat ini. Sehingga kebutuhan
masyarakat akan pasokan listrik setidaknya dapat terpenuhi dan juga
kehadiran PLTU Cilacap mampu menarik minat investor untuk berinvestasi
di sector riil telag menumbuhkan industri-industri baru, termasuk industri
rumah tangga yang berujung pada peningkatan ekonomi masyarakat.

2.4. Letak Perusahaan

PT S2P berlokasi di Desa Karangkandri, Kecamatan Kesugihan,


terletak kurang lebih 14 km dari kota Cilacap ke arah timur tepatnya terletak
di Jalan Lingkar Timur, Desa Karangkandri, Kecamatan Kesugihan,
Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. PT S2P ini merupakan pembangkit listrik
pertama di Pulau Jawa bagian selatan. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan
bahwa saat ini pembangkit listrik berkapasitas besar mayoritas berada di
Pulau Jawa bagian utara. Oleh karena itu pembangunan PT S2P ini
diharapkan meningkatkan pasokan listrik khususnya di Pulau Jawa bagian
selatan. Adapun denah letak perusahaan dapat dilihat pada Gambar berikut :

Gambar 2.1. Lokasi PLTU Cilacap

Secara geografis batas-batas lokasi proyek pembangunan PT S2P


adalah:

Sebelah utara : Jalan Lingkar Timur Cilacap, persawahan


Sebelah timur : Muara Sungai Serayu
Sebelah selatan : Samudra Hindia
Sebelah barat : Lahan kosong (ladang dan beberapa rumah
penduduk)
2.5. Tata Letak Fasilitas

PT S2P – PLTU Cilacap memiliki berbagai fasilitas penting dalam


perusahaan guna menunjang proses produksi, diantaranya adalah :
2.5.1. Complex Office Building (COB)
COB merupakan pusat manajemen operasional pembangkit. Semua
urusan dengan kantor pusat PT S2P maupun dengan pemerintah daerah,
dengan supplier untuk pengadaan barang guna mendukung operasi dan
perawatan PLTU Cilacap.
2.5.2. Maintenance Building
Maintenance Building merupakan tempat pemeliharaan dan perbaikan
peralatan-peralatan PLTU yang mengalami kerusakan terdiri dari peralatan
di boiler, turbin, generator, D&C, dan BOP.
2.5.3. Water Treatment Plant (WTP)
Water treatment plant merupakan pusat pengolahan air laut menjadi
demineralized water yang akan digunakan untuk boiler dan juga untuk
penyediaan fresh water untuk air di fire fighting dan portable water.
2.5.4. Coal Handling Systen
Coal Handling System bertugas untuk mengurus supply dan
management stock batubara. Aktifitas di sebuah control room berguna untuk
memonitor coal handling dan mesin-mesin yang berhubungan dengan
batubara antara lain ship unloader, stracker reclaimer, semua keadaan belt
conveyor.
2.5.5. Center Control Room (CCR Pusat)
CCR merupakan pusat kontrol untuk mengoperasikan dan memonitor
pembangkit. Pengontrolan dilakukan pada pengoprasian peralatan utama
antara lain boiler, turbin, generator, dan auxiliary equipment pendukung.

2.6. Kapasitas Produksi Unit 3 PLTU Cilacap

1. Kapasitas produksi : 1 x 660 MW


2. Pemakaian sendiri : ± 10%
3. Kebutuhan bahan bakar : 200 ton/jam batu bara
4. Jalur interkoneksi : Interkoneksi jalur selatan jawa
5. Titik transmisi : GI. Semen Nusantara, GI. Rawalo 1, GI.
Rawalo 2 dan GI. Kalibakal

2.7. Logo, Visi, Misi, Filosofi, dan Kebijakan Perusahaan

2.7.1. Logo Perusahan

Gambar 2.2 Logo PLTU Cilacap S2P


2.7.2. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik berkinerja tinggi,
bersetandar internasional berwawasan lingkungan untuk kemajuan
kehidupan.
2.7.3. Misi perusahaan
1. Memproduksi tenaga listrik secara efisien dan berdaya saing dengan
mengembangkan teknologi sesuai dengan best paracite yang
dilaksanakan di berbagai perusahaan nasional dan internasional dalam
bidang pembangkit.
2. Mengembangkan kompetensi dan komitmen SDM untuk menghasilkan
kinerja tinggi dan kepuasan semua pemangku kepentingan.
3. Mengembangkan usaha produksi listrik yang sehat dan memiliki prospek
jangka panjang dengan mentaati peraturan di bidang perindustrian dan
perniagaan, ketentuan lingkungan, yang bersifat internasional dan
kemajuan hidup manusia.
2.7.4. Filosofi
Manusia sebagai modal dasar (human capital) Filosofi inilah yang
dianut oleh PT Sumber Segara Primadaya (S2P) sehingga makna Human
Resources sejak awal bertransformasi menjadi Human Capital. Kunci dari
Human Capital di PT. Sumber Segara Primadaya (S2P) adalah manajemen
interaksi dengan kekuatan empati yang menilai serta menyerap respon
secara verbal dan non-verbal. Human Capital menekankan kerjasama
sebagai sharing sehingga terwujud suatu sinergi, bukan sekedar bekerja
sama.
2.7.5. Kebijakan Perusahaan
NEON EXC
INTEGRITY : Integritas menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh
seluruh tingkatan manajemen dalam perusahaan.
TEAMWORK : Kerjasama dalam tim untuk mengoptimalkan kinerja
karyawan dalam setiap aktifitas perusahaan.
COMMITMEN : Komitmen perseorangan dan organisasi untuk
memenuhi segala peraturan dan persyaratan yang
berlaku.
INNOVATION : Pengembangan ide, pengetahuan, dan perbaikan
secara berkesinambungan.
EFISIEN : Efisien dalam operasi untuk mengoptimalkan sumber
daya.
EXCELENCE : Mengutamakan kualitas mutu hasil operasi dan
berorientasi untuk pencegahan pencemaran
lingkungan, kecelakaan, dan penyakit kerja.

2.8. Manajemen dan Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu gambaran yang menunjukkan


suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap bagian atau organisasi perusahaan
dan menggambarkan hierarki pertanggungjawaban. Suatu perusahaan berjalan
dengan baik, apabila ditunjang oleh struktur organisasi yang tersusun dengan baik
dan berfungsi sebagai salah satu alat bagi manajemen dalam mencapai tujuan
perusahaan secara efektif dan efisien. Dalam tubuh PT S2P terdapat struktur
organisasi perusahaan yang memegang fungsi kendali terhadap seluruh aktivitas
perusahaan. Berikut adalah Struktur Organisasi PT Sumber Segara Primadaya:

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT Sumber Segara Primadaya-PLTU

2.9. Tata Tertib Perusahaan dan Penjadwalan

Dalam melakukan kegiatan produksi (oprasi) di lingkungan perusahaan


PT Sumber Segara Primadaya – PLTU Cilacap telah menetapkan
penjadwalan yang telah tersusun dan termanajemen dengan baik untuk para
pekerjanya maupun fasilitas produksi yang digunakan dalam memproduksi
listrik. Adapun pembagian penjadwalannya adalah kerja.
a. Penjadwalan tenaga kerja :
 Untuk karyawan yang bekerja shift.
Senin sampai minggu :
Shift I : 23.00-08.00
Shift II : 08.00-16.00
Shift III : 16.00-23.00
 Untuk karyawan yang bekerja non shift.
Senin sampai dengan jum’at : 08.00 – 17.00, diselingi waktu
istirahat dari pukul 12.00 – 13.30, khusus pada hari jum’at waktu
istirahat pukul 11.30 – 13.30, sabtu dan minggu libur (kecuali
dinyatakan sebagai hari kerja pengganti, lembur atau piket).
Mahasiswa yang sedang melaksanakan kegiatan Kerja Praktik
mengikuti waktu kerja untuk karyawan non shift.
Karyawan di PT Sumber Segara Primadaya terdiri dari 5 bagian, yakni :
1. Karyawan kantor
Karyawan ini bekerja dibagian kantor. Karyawan ini mengurus
masalah kerjasama baik dari pusat, masalah pembangkitan itu sendiri serta
hubungan dengan para vendor.
2. Operator
Bertugas mengoprasikan dan memonitor semua peralatan yang ada di
pembangkit. Operator dibagi menjadi 4 bagian :
a. Operator CCR
b. Operator WTP
c. Operator Coal Handling System
d. Operator Ash Handling System
Tugas dari keempat bagian tersebut untuk mengoprasian peralatan
PLTU Cilacap yang dilaksanakan oleh PT D&C sebagai main contractor
dan mempunyai beberapa subcontractor.
3. Maintenance
Maintenance bertugas merawat semua peralatan listrik dan mesin
pembangkit agar mesin-mesin dan motor-motor tetap dalam kondisi baik
dan handal serta efisien, sehingga proses produksi juga akan tetap berjalan
dengan baik. Bagian maintenance oleh PT D&C selaku kontraktor utama
untuk pengoprasian dan pemeliharaan (O&M) dari PT Sumber Segara
Primadaya –PLTU Cilacap, dibagi menjadi 5 bagian, yakni :
a. Boiler maintenance
b. Turbine maintenance
c. Electrical maintenance
d. I&C maintenance
e. BOP maintenance
4. Translator
Translator berfungsi sebagai penghubung komunikasi antara operator
Indonesia dengan operator China baik verbal maupun non verbal.
Translator memiliki peranan penting karena bila tidak ada translaror
maka komunikaasi antara operator Indonesia dengan operator China tidak
akan berjalan sehingga dapat menghambat proses produksi.
5. Karyawan Kebersihan
Karyawan Kebersihan adalah karyawan pekerja diluar O&M adalah
kaaryawan yang dipekerjakan sebagai cleaning service (CS). CS ini
bertugas menjaga kebersihan lingkungan pembangkit serta lingkungan
kantor.
6. Tata tertib perusahaan
Dengan adanya tata tertib perusahaaan yang baik maka akan tercipta
pula hasil dan kinerja yang baik karena akan terciptanya kedisiplinan kerja.
Tata tertib yang berlaku di PT Sumber Segara Primadaya – PLTU Cilacap
2x300 MW adalah sebagai berikut :
1. Setiap karyawan wajib melaksanakan setiap peraturan yang berlaku di
perusahaan.
2. Setiap karyawan wajib melaksanakan ketentuan kaidah tentang
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Setiap karyawan wajib memelihara alat-alat kerja mengatur dan
menempatkan kembali seperti semula.
4. Setiap karyawan wajib menjaga kesehatan pribadi maupun bersama.
5. Setiap karyawan wajib bertingkah laku sopan dan baik didalam maupun
diluar perusahaan.
6. Setiap karyawan wajib mengemudikan kendaraan perusahaan sesuai
dengan peraturan lalu lintas.
7. Setiap karyawan wajib membina hubungan kerjasama yang baik.

Anda mungkin juga menyukai