Anda di halaman 1dari 4

2 Potensi Energi Terbarukan di NTT

EBTKE Potensi energi panas bumi di Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan berkisar 700 Megawatt (MW).

Kepala Dinas dan Pertambangan Energi NTT, Dany Suhadi mengatakan dengan potensi sebesar tersebut jika
dikembangkan secara bersamaan dan masuk dalam jaringan kabel maka pasokan listrik di provinsi tersebut
dipastikan terjamin. Potensi panas bumi perkiraan awal 700 MW, kalau dikembangkan secara bersamaan dan
masuk kedalam jaringan kabel pasokan listrik 20 tahun kedepan aman,ujar dia dalam acara Sosialisasi Kebijakan di
Bidang Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi di Provinsi NTT, Selasa 06 November 2012.
NTT, sambungnya, kaya akan energi terbaru seperti angin kencang, air laut, air terjun dan lain sebagainya, dan
kondisi ini menurutnya memiliki prospek yang baik contohnya untuk energi matahari di pulau Sumba dan Timor
memiliki intensitas tinggi, kemudian ada juga potensi angin. NTT sangat kayak akan kecepatan angin, pulau-pulau
kecil berpeluang, hanya tinggal penelitian dan pengembangannya,tutur Dany.
Namun, Dany menjelaskan, pengembangan angin agak sulit karena penelitiannya membutuhkan waktu lima tahun.
Selain matahari, surya dan panas bumi, menurut dia, NTT juga kaya akan potensi air yang terdapat di pulau Sumba
barat daya, dimana saat ini energi listrik yang telah dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH)
sekarang bisa menghasilkan 2,1 MW dengan demikian 2015 kebutuhan energi Sumba bisa dipasok dari energi baru
terbarukan,papar dia.
Lebih lanjut Dany mengungkapkan, kebijakan pengembangan energi baru terbarukan di NTT dilakukan dengan
beberapa aktivitas seperti diantaranya program pembangkit listrik tenaga surya terpadu maupun dengan sistemsolar
home system (SHS) dimana tahun ini dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT telah dilaksanakan untuk sembilan
desa dengan jumlah kurang lebih empat puluh unit. Pengembangan energi dari tenaga matahari berkaitan dengan
percepatan peningkatan rasio elektrifikasi melalui dana alokasi khusus (DAK) yang dikelola oleh pemerintah
kabupaten/kota, ada 14 kabupaten/kota dalam dua tahun terakhir ini dengan sasaran kegiatan pengembangan PLTS
dan juga PLTMH,tegas dia.
Per Oktober 2012, katanya, rasio elektrifikasi di Provinsi itu mencapai 47 persen rasio elektrifikasi, dlm rangka untuk
mempercepat capaian layanan tenaga listrik khususnya listrik pada tingkat desa maupun perkotaan, NTT juga
mendapatkan bantuan dari PT perusahaan Listrik Negara (PLN persero) berupa lampu super hemat ekstra
energi (SEHEN), dimana sudah tersalurkan sembilan puluh ribu unit hingga minggu ketiga Oktober tahun ini.
Sasarannya pada desa-desa yang jauh dari akses listrik maupun masih dalam proses mencapai
sistemhybrid ataupun terpadu,tandas Dany .
Bukan hanya itu, guna meningkatkan rasio elektrifikasi di NTT, KESDM melalui Direktorat jenderal Ketenagalistrikan
juga memberikan bantuan berupa program listrik perdesaan, yang pada tahun ini sedang dalam proses sambungan
8000 satuan sambungan untuk rumah dengan pola sistem prabayardan diharapkan pada akhir 2012 bila
dibandingkan atau dipadukan rasio elektrifikasi untuk rumah tangga khusus penerangan listrik bisa mencapai 69
persen.Ini target optimis dan kita harapkan pada 2015 bisa mencapai 80 persen sebagaimana ditetapkan dalam
RPJMD provinsi maupun sesuai RPJMN,pungkasnya.(ferial)
Berdasarkan road map penelitian karakteristik arus laut serta estimasi daya listrik yang telah dilaksanakan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) sampai tahun 2010 di perairan Nusa Tenggara, Tim
Perekayasa Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (UPT LHI) BPPT mulai menguji
coba prototype pembangkit listrik tenaga air laut (PLTAL).Turbin PLTAL yang dipasang adalah turbin-turbin poros
vertikal tipe Darrieus berbilah turbin lurus.
Berdiameter putar 2 meter dan panjang bilah 2 meter dengan efisiensi total 35 persen, turbin dapat menghasilkan
listrik 2 kilowatt (kW) pada kecepatan arus 1,4 meter per detik.Generator PLTAL yang digunakan adalah generator
tipe magnet permanen dengan kapasitas 3,5 kw pada putaran 250 rpm. Untuk menstabilkan daya listrik yang naik
turun mengikuti naik turunnya kecepatan arus laut, maka output listrik AC 3 phasa diubah menjadi DC.
Arus DC diubah menjadi DC, kemudian arus DC diubah kembali menjadi AC stabil bertegangan 220 volt dan
frekuensi 50 hertz melalui inverter kapasitas 2 kW.Prototipe PLTAL dipasang pada posisi kurang lebih 100 meter dari
dermaga penyeberangan Dusun Tanah Merah Desa Wureh, kecamatan Adonara Barat Pulau Adonara. Agar ponton
penyangga turbin tidak hanyut terbawa arus laut maka 4 buah jangkar dan sistem tambat dipasang untuk menjaga
agar ponton tepat pada tempatnya. (ferial)
EBTKE-Perkembangan teknologi pemanfaatan energi samudera khususnya arus laut sebagai energi baru terbarukan
di dunia saat ini berkembang dengan pesat, seiring dengan meningkatnya tuntutan akan kebutuhan energi listrik
masyarakat kawasan pesisir serta semakin maraknya isu pemanasan global yang mendorong untuk membatasi
penggunaan bahan bakar hidrokarbon. Prinsip yang dikembangkan pada aplikasi teknologi pemanfaatan energi arus
laut adalah melalui konversi tenaga kinetik masa air laut menjadi tenaga listrik.Tercatat beberapa negara telah
berhasil melakukan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi arus dan pasang surut, mulai
dari prototype turbin pembangkit hingga mencapai turbin skala komersial dengan kapasitas 1,2 MW/turbin, seperti
yang telah dibangun di Skotlandia, Swedia, Perancis, Norwegia, Inggris, Irlandia Utara, Australia, Italia, Korea
Selatan dan Amerika Serikat.
Kecepatan arus laut yang keluar masuk Selat Larantuka antara pulau Flores dan Pulau Adonara,
sangat fenomenal.Pada saat bulan baru dan bulan purna kecepatan laut yang keluar dari Selat Larantuka menuju
Laut Flores pada beberapa titik dapat mencapai 1,5-3,4 meter per detik. Arus laut dengan kecepatan seperti sungguh
menyimpan energi kinetik yang besar, yang dapat diubah menjadi tenaga listrik.

POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI SELAT
PANTAR, NTT

Indonesia dengan total luas lautan hampir 8 juta km2 berusaha untuk meningkatkan inventarisasi sumber daya non hayati
di mana salah satunya berupa potensi energi arus laut. Karena lingkungan tektoniknya yang spesifik, Indonesia
memerlukan perhatian khusus dalam mengkaji kapasitas data kelautannya.
Penelitian dan pemetaan potensi energi arus laut merupakan salah satu upaya penting dalam mengekplorasi sumber
energi non konvesional dari laut. Energi arus laut sebagai energi terbarukan adalah energi yang cukup potensial di wilayah
pesisir terutama pulau-pulau kecil di kawasan timur Indonesia, seperti Provinsi Nusa Tenggara Timur yang umumnya
berupa selat-selat sempit di antara dua gugusan pulau, serta penduduknya mayoritas hidup dari hasil laut yang
memerlukan energi.
Penelitian bertujuan untuk memperoleh data batimetri, kecepatan dan arah arus, tinggi gelombang, pasang surut,
kecepatan dan arah angin, serta kondisi geologi dan geofisika daerah penelitian.
Berdasarkan kondisi morfologi pesisir dan dasar laut daerah penelitian, penempatan turbin arus di sekitar pesisir timur
Nuha Kepa dan Pulau Pura cukup memenuhi syarat karena morfologi relatif landai dengan kedalaman 20 meter, jarak
dari lokasi ke perumahan penduduk tidak terlalu jauh dan masih dilalui arus cukup kuat.
Pola arus pasang surut di perairan Selat Pantar terjadi dua arah aliran berbeda sebanyak dua kali dalam waktu 24 jam,
yaitu pada saat surut pola aliran arus relatif ke arah selatan sedangkan pada saat pasang pola aliran relatif ke arah utara.
Berikut adalah distribusi kecepatan arus di beberapa lokasi penelitian.


Distribusi Kecepatan Arus di Nuha Kepa




Distribusi Kecepatan Arus di Pulau Pura

Untuk mengetahui karakteristik perubahan besaran arus maka dibuat titik observasi pada model kemudian dibuat grafik
hubungan antara waktu dan perubahan besaran arus. Berdasarkan distribusi harga kecepatan arus, ada 4 lokasi potensi
yang paling representatif untuk pemasangan pembangkit listrik tenaga arus, yaitu di sekitar Selat Sikumbang (Nuha Kepa),
sebelah selatan Pulau Pura, pesisir timur Pulau Pura dan selat sempit antara Pulau Pura dan Pulau Pantar.


Lokasi Potensi berdasarkan model hidrodinamika

Berdasarkan distribusi data arah dan kecepatan angin selama pengamatan data angin, yang secara signifikan dapat
membangkitkan gelombang dan mempengaruhi arus adalah angin yang berasal dari barat daya - barat.
Berdasarkan hasil konversi energi potensial arus laut menjadi energi listrik yang diterapkan pada dua macam prototipe
turbin arus laut yang digunakan, daya yang dihasilkan berbeda-beda. Untuk Turbin Kobold, pada kecepatan arus minimum
1,5 m/detik dapat menghasilkan daya sebesar 34,6 kW. Untuk kecepatan arus di atas 3 m/detik menghasilkan daya lebih
dari 280 kW.
Untuk Turbin Marine Current (dibuat oleh Team T-Files, ITB), pada kecepatan arus 1,5 m/detik turbin dapat menghasilkan
daya sebesar 500 watt dan pada kecepatan arus 3 m/detik dapat menghasilkan daya sebesar 3839,4 watt atau 3,8
kW.
Estimasi kapasitas daya yang dihasilkan Turbin Kobold dalam sehari mencapai rata-rata 3200 kW pada kondisi pasang
purnama. Estimasi kapasitas daya yang dihasilkan Turbin T-Files dalam sehari mencapai rata-rata 68 kW pada kondisi
pasang purnama.

Anda mungkin juga menyukai