Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEKNOLOGI ENERGI
(Energi Pasang Surut Ombak Laut dan Gelombang Laut)

Oleh:
DIMAS RETNO ASTRINI
Nim. 12 2014 073.P
Kelas : V C
Dosen Pengajar: Mardwita

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,


karena atas karunia dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam
perkuliahan TEKNOLOGI ENERGI yang bertujuan agar mahasiswa Teknik Kimia lebih
mengetahui tentang energi alternatif yang nantinya bisa menggantikan energi fosil untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dalam kehidupan sehari hari.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Mardwita selaku dosen
pengampu mata kuliah TEKNOLOGI ENERGI yang telah memberikan penjelasan,
pengarahan dan membimbing dalam mata kuliah ini. Sehingga kami dapat mengerti salah
satu bentuk konversi energi listrik alternatif.
Perlu disadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu
kami mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian
guna tercapainya hasil yang lebih baik. Semoga apa yang telah kami tuangkan dalam makalah
ini sedikit banyak dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan semua. Amin Ya
Robballamin.

Palembang, Desember 2015

Tim Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, kebutuhan akan energi semakin meningkat. Tetapi hal
ini tidak diimbangi oleh pasokan energi yang memadai karena terbatasnya energi fosil.
Untuk itu kita harus menemukan alternatif sumber energi lain yang dapat menghasilkan

energi secara kontinu demi berlangsungnya kehidupan manusia, yaitu menggunakan


energi terbarukan yang tersedia sepanjang tahun.
Indonesia sebagai negara maritim, 2/3 wilayahnya terdiri dari laut. Sebagai akibatnya
Indonesia memiliki pantai kedua terpanjang didunia setelah Kanada. Panjang pantai
Indonesia sekitar 80.000 Km dan luas lautnya adalah sekitar 52 juta Km 2. Diantara
lautnya ada yang memiliki potensi untuk digali energi gelombangnya karena memiliki
gelombang laut yang cukup potensial dikonversikan menjadi energi listrik sebagai sumber
energi alternatif pengganti bahan bakar fosil seperti di daerah pantai barat P. Sumatra,
pantai selatan Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara Timur, di perairan laut Kepulauan Natuna
dan di laut di wilayah Indonesia Bagian Timur. Oleh karena itu energi dari laut ini adalah
sebuah solusi yang sangat tepat dan strategis bagi bangsa dan negara Indonesia untuk
memenuhi kelangsungan kehidupan manusia akan energi.
Energi dari laut ini ada 3 macam, yaitu: energi ombak, energi pasang surut dan energi
panas laut. Dan yang akan dibahas kali ini adalah energi ombak (wave energy) dan energi
pasang surut (tidal wave). Ombak merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak
merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah
energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi
pergerakan gelombang. Energi pasang surut adalah energi kinetik dari pemanfaatan beda
ketinggian pasang permukaan laut antara saat pasang dan surut. prinsip kerja dari energi
pasang surut ini sama dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi sumber energi gelombang laut di dunia?
2. Bagaimana teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik?
3. Bagaimana jika Indonesia memanfaatkan konversi energi gelombang menjadi
listrik?

4. Bagaimana kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi gelombang menjadi


listrik?
5. Bagaimana prinsip kerja pembangkit listrik tenaga ombak?
6. Bagaimana prinsip kerja pembangkit listrik tenaga pasang surut?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sabagai berikut:
1. Memahami potensi sumber energi gelombang laut di dunia.
2. Memahami teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik.
3. Dapat menganalisis apakah Indonesia dapat memanfaatkan konversi energi
gelombang menjadi listrik.
4. Memahami kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi gelombang menjadi
listrik.
5. Memahami prinsip kerja pembangkit listrik tenaga ombak.
6. Memahami prinsip kerja pembangkit listrik tenaga pasang surut.

D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
kepada pembaca tentang teknik konversi energi khususnya mengenai konversi energi
gelombang laut menjadi energi listrik.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia
Selain panas laut dan pasang surut, masih terdapat satu lagi energi samudera yaitu
energi gelombang. Sudah banyak pemikiran untuk mempelajari kemungkinan pemanfaatan

energi yang tersimpan dalam ombak laut. Salah satu negara yang sudah banyak meneliti hal
ini adalah Inggris. Berdasarkan hasil pengamatan yang ada, deretan ombak (gelombang) yang
terdapat di sekitar pantai Selandia Baru dengan tinggi rata-rata 1 meter dan periode 9 detik
mempunyai daya sebesar 4,3 kW per meter panjang ombak. Sedangkan deretan ombak serupa
dengan tinggi 2 meter dan 3 meter dayanya sebesar 39 kW per meter panjang ombak. Untuk
ombak dengan ketinggian 100 meter dan perioda 12 detik menghasilkan daya 600 KW per
meter. Di Indonesia, banyak terdapat ombak yang ketinggiannya di atas 5 meter sehingga
potensi energi gelombangnya perlu diteliti lebih jauh. Negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, Inggris, Jepang, Finlandia, dan Belanda, banyak menaruh perhatian pada energi ini.
Lokasi potensial untuk membangun sistem energi gelombang adalah di laut lepas, daerah
lintang sedang dan di perairan pantai. Energi gelombang bisa dikembangkan di Indonesia di
laut selatan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Ocean energi memfokuskan pengembangan pembangkit listrik gelombang laut
dengan membuat oscilating water column yang mengapung di atas sebuah ponton dengan
dipancangkan di dasar laut menggunakan kawat baja. Listrik yang dihasilkan dialirkan
melalui kabel transmisi menuju ke daratan. Berlokasi di Irlandia, sebuah negara yang terletak
di salah satu tempat dengan iklim yang mendukung terjadinya gelombang laut dengan energi
yang lebih dari cukup untuk dipanen, perusahaan tersebut memiliki lokasi yang tepat untuk
melakukan riset dan pengembangan.
Sistem pembangkit listrik tersebut terdiri dari chamber berisi udara yang berfungsi
untuk menggerakkan turbin, kolom tempat air bergerak naik dan turun melalui saluran yang
berada di bawah ponton dan turbin yang terhubung dengan generator. Gerakan air naik dan
turun yang seiring dengan gelombang laut menyebabkan udara mengalir melalui saluran
menuju turbin. Turbin tersebut didesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua arah.
Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik terletak di atas
permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di dalam ruang khusus
kedap air, sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan dengan air laut.
Dengan sistem yang dimilikinya, pembangkit listrik tersebut bisa memanfaatkan
efisiensi optimal dari energi gelombang dengan meminimalisir gelombang-gelombang yang
ekstrim. Efisiensi optimal bisa didapat ketika gelombang dalam kondisi normal. Hal tersebut
bisa dicapai dengan digunakannya katup khusus yang menghindarkan turbin tersebut dari
overspeed.

B. Teknik konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik

Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak :

Energi gelombang
Energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk menggerakkan turbin.

Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik menekan udara keluar dari ruang
generator dan menyebabkan turbin berputar.ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam
ruang generator dan memutar turbin kembali.(lihat gambar di sampin

Pasang surut air laut


Bentuk lain dari pemanfaatan energi laut dinamakan energi pasang surut. Ketika

pasang datang ke pantai, air pasang ditampung di dalam reservoir. Kemudian ketika air surut,
air di belakang reservoir dapat dialirkan seperti pada PLTA biasa. Agar bekerja optimal, kita
membutuhkan gelombang pasang yang besar. dibutuhkan perbedaan kira-kira 16 kaki antara
gelombang pasang dan gelombang surut. Hanya ada beberapa tempat yang memiliki kriteria
ini. Beberapa pembangkit listrik telah beroperasi menggunakan sistem ini. Sebuah
pembangkit listrik di Prancis sudah beroperasi dan mencukupi kebutuhan listrik untuk
240.000 rumah.

Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy)


Cara lain untuk membangkitkan listrik dengan ombak adalah dengan memanfaatkan

perbedaan suhu di laut. Jika kita berenang dan menyelam di laut kita akan merasakan bahwa
semakin kita menyelam suhu laut akan semakin rendah (dingin).
Suhu yang lebih tinggi pada permukaan laut disebabkan sinar matahari memanasi
permukaan laut. Tetapi, di bawah permukaan laut, suhu sangat dingin. Itulah sebabnya
penyelam menggunakan baju khusus ketika mereka menyelam. Baju tersebut akan menjaga
agar suhu tubuh mereka tetap hangat.
Pembangkit listrik bisa dibangun dengan memanfaatkan perbedaan suhu untuk
menghasilkan energi. Perbedaan suhu yang diperlukan sekurang-kurangnya 38 0 fahrenheit
antara suhu permukaan dan suhu bawah laut untuk keperluan ini.Cara ini dinamakan Ocean
Thermal Energy Conversion atau OTEC. Cara ini telah digunakan di Jepang dan Hawaii
dalam beberapa proyek percobaan.

Pengkonversian energi gelombang terdiri dari 3 (tiga) sistem dasar yaitu : sistem
kanal yang menyalurkan gelombang ke dalam reservoir atau kolam, sistem pelampung
yang menggerakan pompa hidrolik, dan sistem osilasi kolom air yang memanfaatkan
gelombang untuk menekan udara di dalam sebuah wadah. Tenaga mekanik yang

dihasilkan dari sistem-sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan generator secara
langsung atau mentransfernya ke dalam fluida kerja, air atau udara, yang selanjutnya
akan menggerakan turbin atau generator
Daya total dari gelombang pecah di garis pantai dunia diperkirakan mencapai 2
hingga 3 juta megawatt. Pada tempat-tempat tertentu yang kondisinya sangat bagus,
kerapatan energi gelombang dapat mencapai harga rata-rata 65 megawatt per mil garis
pantai. Ada 3 cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu:
1. Dengan pelampung.
Dimana alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerhana vertikal
dan rotasional pelampung. Alat ini dapat ditambatkan pada sebuah rakit yang
mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut.
2. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column).
Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang
dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan
mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan
menggerakkan turbin.
3. Wave Surge atau Focusing Devices.
Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal
meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang
dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke
dalam kolam penampung yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari
kolam penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan
menggunakan teknologi standar hydropower.
C. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi
Listrik
Kelebihan:
1. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan
pernah habis.
2. Tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya.

3. Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada


ombak.
4. Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan,
energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar
dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan
densitas air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas
yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan
turbin angin.
5. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang
kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan
memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada
kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan.
Kekurangan:
1. Diperlukan alat khusus yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga
tenaga ahli sangat diperlukan.
2. Output dari pembangkit listrik tenaga pasang surut mengikuti grafik
sinusoidal sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi
Bumi-Bulan-Matahari.
3. Biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar.
4. Tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin,
sistem roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara terusmenerus selama lebih kurang lima tahun.
5. Menggunakan pasang surut gelombang sebagai pembangkit energi listrik,
bisa mengakibatkan rotasi bumi melambat 24 jam tiap 2000 tahun.

D. Konversi Energi Gelombang di Indonesia


Sebagai negara kepulauan yang besar, laut Indonesia menyediakan sumber
energi alternatif yang melimpah. Sumber energi itu meliputi sumber energi yang
terbarukan dan tak terbarukan. Selain minyak bumi di lepas pantai dan laut dalam,

sumber energi yang tak terbarukan yang berasal dari laut dalam di wilayah Indonesia
adalah methane hydrate. Methane hydrate adalah senyawa padat campuran antara gas
methan dan air yang terbentuk di laut dalam akibat adanya tekanan hidrostatik yang
besar dan suhu yang relatif rendah dan konstan di kedalaman lebih dari 1.000 meter.
Sumber energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang, energi yang
timbul akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut (ocean thermal
energy conversion/OTEC), energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi permukaan
air akibat pasang surut dan energi arus laut. Dari keempat energi ini hanya energi
gelombang yang tidak dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat karena keberadaan
energi gelombang sangat bergantung pada cuaca. Sedangkan OTEC, energi perbedaan
tinggi pasang surut serta energi arus laut dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat di
atas kertas. Untuk mendukung kebijaksanaan pemerintah, perlu dilakukan langkahlangkah pencarian sumber-sumber energi alternatif yang ramah lingkungan serta
terbarukan. Berdasarkan tempatnya, ada dua sumber energi alternatif, yakni sumber
energi alternatif yang berasal dari daratan dan sumber energi yang berasal dari laut.
Untuk Jawa yang padat penduduknya, pembangunan fasilitas pembangkit listrik
dengan energi alternatif yang berasal dari daratan kemungkinan Dari penelitian PL
Fraenkel (J Power and Energy Vol 216 A, 2002) lokasi yang ideal untuk instalasi
pembangkit listrik tenaga arus mempunyai kecepatan arus dua arah (bidirectional)
minimum 2 meter per detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s atau lebih. Kalau satu arah
(sungai/arus geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s. Kedalaman tidak kurang dari 15 meter
dan tidak lebih dari 40 atau 50 meter. Relatif dekat dengan pantai agar energi dapat
disalurkan dengan biaya rendah. Cukup luas sehingga dapat dipasang lebih dari satu
turbin dan bukan daerah pelayaran atau penangkapan ikan. Gelombang laut sangat
potensial dikonversikan menjadi energi listrik, khususnya karena Indonesia memiliki
pantai yang sangat panjang yang bisa diberdayakan sebagai sumber energi alternatif
pengganti bahan bakar fosil. Balai Pengkajian Dinamika Pantai BPPT beberapa tahun
yang lalu sudah melakukan kajian Hybrid Power Energy dengan mendisain dan
membangun sistem energi gelombang laut dengan peralatan berbasis Oscilating Water
Column (OWC).
OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi
gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC
ini akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga

terjadi fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara
ini akan menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator
listrik sehingga menghasilkan listrik. Sistem ini diakuinya belum pernah dibangun di
Indonesia sehingga pelaksanaan disain dan pembangunan prototipe sistem OWC ini
adalah yang pertama kali dilaksanakan. Rencananya pada 2007 akan dilaksanakan
pengembangan rancang bangun Pembangkit Listrik Energi Gelombang untuk
menghasilkan listrik 2,5 KVA hingga 500 kVA yang disesuaikan dengan pendanaan
yang tersedia, pemerintah ataupun swasta. Prototipe yang telah diujicobakan adalah
dengan struktur baja yang untuk output 1KVA dicapai efisiensi 30 persen dan dengan
struktur beton yang untuk output 1KVA dicapai efisiensi 45 persen. Jika
didayagunakan secara optimal maka energi konversi gelombang laut akan menjamin
ketersediaan energi listrik sepanjang tahun sehingga suplai listrik tidak akan
tergantung pada pergantian dan perubahan musim, ujarnya. Fenomena fisik laut
seperti pergerakan pasang surut, gelombang, panas laut, angin laut dan perubahan
salinitas seluruhnya bisa dikonversikan menjadi listrik.
E. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Ombak
Energi gelombang laut/ombak laut adalah energi yang dihasilkan dari
pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Pada dasarnya pergerakan
laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan pergerakan angin.
Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh respons
pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua titik tersebut. Mengingat sifat
tersebut maka energi gelombang laut dapat dikategorikan sebagai energi
terbarukan.Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang
memiliki ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum.

Gambar 1. Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga ombak

Pada selang waktu tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian


gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak ini berbeda-beda untuk
lokasi yang sama jika diukur pada hari yang berbeda. Meskipun demikian secara
statistik dapat ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi
tertentu.Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung dari
data jumlah gelombang laut yang teramati pada sebuah selang tertentu, maka dapat
diketahui potensi energi gelombang laut di titik lokasi tersebut. Potensi energi
gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam satuan kw per meter berbanding
lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan dikali waktu yang diperlukan
untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan perhitungan ini dapat diprediksikan
berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai tempat di dunia. Dari data
tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian selatan dan pantai
selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi gelombang laut sekitar 40
kw/m.
Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang
laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk
memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi yang secara
topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan
teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang laut masih terus
dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi yang dapat dipilih.
Alternatif teknologi yang diprediksikan tepat dikembangkan di pesisir pantai
selatan Pulau Jawa adalah Teknologi Tapered Channel (Tapchan). Prinsip teknologi
ini cukup sederhana, gelombang laut yang datang disalurkan memasuki sebuah
saluran runcing yang berujung pada sebuah bak penampung yang diletakkan pada
sebuah ketinggian tertentu (lihat gambar a). Air laut yang berada dalam bak
penampung dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan turbin
generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung memungkinkan aliran air
penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan kondisi gelombang laut yang
berubah-ubah. Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme pasang surut dan
pilihan topografi garis pantai yang tepat. Teknologi ini telah dikembangkan sejak
tahun 1985.

Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak


dikembangkan adalah teknik osilasi kolom air (the oscillating water column).
Teknologi ini telah dikembangkan BPPT dengan didirikannya sebuah Pembangkit
Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water
Column. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column). Alat ini
membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa
silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar
masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Tujuan didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber energi
alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah perairan pantai
Indonesia. Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi yang dihasilkan dan
parameter-parameter minimal hiroosenografi yang layak, baik itu secara teknis
maupun ekonomis untuk melakukan konversi energi.

Gambar 2. Prinsip kerja PLTO

Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu ruangan
tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui
sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila diletakkan sebuah turbin di
ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang keluar masuk akan memutar turbin
yang menggerakkan generator. Kelemahan dari model ini adalah aliran keluar masuk

udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi karena aliran ombak sudah cukup
bising umumnya ini tidak menjadi masalah besar.
F. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Apabila muka air laut (surut) sama
tingginya dengan muka air dalam waduk maka aluran air ke turbin ditutup. Sementara
itu muka air laut (pasang) naik terus. Ketika tinggi muka air laut mencapai kira-kira
setengah tinggi air pasang maksimum, maka katup saluran air ke turbin dibuka dan air
laut masuk ke dalam waduk melalui saluran air ke turbin, dan menjalankan turbin dan
generator dalam hal tersebut tinggi muka air di dalam waduk akan naik. Apabila muka
air laut telah mencapai ketinggian maksimumnya tetapi masih lebih dari muka air
dalam waduk, turbin generator dan air dalam waduk menjadi sangat kecil.
Sehingga turbin generator tidak bekerja pada keadaan tersebut katup simpang
(bypass valve) yang menghubungkan laut dengan waduk dibuka, sehingga air laut
lebih cepat masuk mengisi waduk,ketika muka air laut dan air di dalam waduk sama
tingginya, baik katup simpang maupun katup saluran turbin ditutup. Pada keadaan
tersebut tinggi muka air dalam waduk tetap konstan sedangkan inggi muk air laut
terus surut. Apabila pebedaan tinggi antara permukaan air laut dan permukaan air
dalam waduk sudah cukup besar maka turbin dijalankan dengan membuka katup air
ke turbin pada keadaan tersebut air mengalir dari waduk ke laut melalui turbin
sehingga turbin berputar dan permukaan air dalam waduk turun. Proses ini terus
berlangsung sampai tinggi air dalam waduk tidak cukup untuk menjalankan turbin,
dan katup simpang dibuka supaya air yang masih ada di dalam waduk cepat keluar
mengalir ke laut.
Dalam keadaan tersebut air laut masih surut atau telah naik tetapi masih belum
mencapai tinggi turbin setelah waduk kosong atau ketika permukaan air laut dalam
waduk sama tingginya dengan muka air laut, katup simpang dan katup masuk turbin
ditutup kembali. Demikianlah proses tersebut terjadi berulang-ulang mengisi dan
mengosongkan air dalam waduk untuk menjalankan turbin generator dengan
memanfaatkan proses air pasang dan air surut. Pusat listrik tenaga pasang surut
biasanya dibuat dengan waduk berukuran besar supaya dapat dibuat secara ekonomis
dengan menghasilkan listrik yang banyak.

Gambar 4. Pusat tenaga listrik waduk tunggal

Dari gambar di atas turbin yang digunakan adalah turbin air dua arah yang
nantinya untuk membangkitkan daya pada waktu pasang dan pada waktu surut. Hal
ini dapat dilakukan selama 12,5 jam dalam/hari dengan periode 2x sehari. Periode
pengosongan waduk dilakukan pada saat permukaan air laut mulai turun sehingga
turbin dapat berputar 24 jam. Turbin yang di sini ialah turbin dua arah seperti gambar
di bawah ini.

Gambar 5. Turbin dua arah

Namun jenis turbin paling cocok digunakan adalah jenis turbin dua arah yaitu
turbin air jenis bulb yang gambarnya seperti dibawah ini.

Gambar 6. Bulb turbine

Turbin-turbin ini putarannya lebih lambat dari kebutuhan putaran generator


sehingga dibutuhkan sistem percepatan putaran dalam bentuk gear box yang
nantinya perputaran yang dibutuhkan generator yang sesuai.
Untuk lebih jelasnya grafik dibawah ini yaitu grafik yang menunjukkan urutan
operasi pembangkitan daya pada waktu pasang dan pada waktu surut.

Gambar 7. Grafik hubungan daya yang dibangkitkan dengan waktu pasang/surut

Dalam grafik di atas untuk mengetahui debit air jatuh yang diperoleh dari operasi
pompa yang biasanya dilaksanakan pada saat terjadi beban puncak maka dapat diibuat
grafik yang mana dalam grafik itu menjelaskan urutan operasi turbin-pompa di LaRance dalam grafik tersebut terlukis garis tinggi permukaan air laut, berupa suatu

sinusoida, yang titik tertinggi berupa situasi pasang. Dengan garis-garis terputus
dilukis tinggi permukaan ari dalam waduk. Pada asasnya, antara tenaga pasang surut
dan tenaga air konvensional terdapat persamaan, yaitu kedua-duanya adalah tenaga air
yang memanfaatkan gravitasi tinggi jatuh air untuk pembangkit tenaga listrik.
Perbedaan-perbedaan utama, secara garis besar, antara pembangkit listrik tenaga
pasang surut di banding pembangkit listrik tenaga air konvensional adalah:

Pasang surut menyangkut arus air periodik dwi-arah dengan dua kali pasang dan
dua kali surut tiap hari.

Operasi di lingkungan air laut memerlukan bahan-bahan konstruksi yang lebih


tahan korosi daripada dimiliki material untuk air tawar.

Tinggi air jatuh relatif sangat kecil (maksimal 11meter) bila dibandingkan dengan
instalasi-instalasi hidro lainnya.

Kesimpulan
1. Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak :
a. Energi gelombang
b. Pasang surut
c. Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy).

2. Ada 3 cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu:


a. Dengan pelampung
b. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column).
c. Wave Surge atau Focusing Devices.
3. Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (PLTO):
Dalam PLTO masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu ruangan tertentu (khusus)
menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui sebuah saluran di atas
ruang khusus tersebut. Sebuah turbin yang diletakkan di ujung saluran tersebut akan
bergerak karena aliran udara yang keluar masuk yang kemudian akan menggerakkan
generator.

Daftar Pustaka

Teguh Wahyono, Prinsip Dasar dan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut ,

Graha Ilmu. 2003.

Bedard, Roger. At al., Ocean Wave Energy Conversion Technology, White Paper
Submited

to the western Governor Asscotiation Clean and Diversified

Energy Advisory

Commite. EPRI. 2005

Kadir, Abdul. Energi : Sumber Daya, Inovasi, Tenaga listrik dan Potensi Ekonomi, Edisi
ke-

2. UI Press. Jakarta. 1995.

Link

situs

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/197407162001121HASBULLAH/ENERGI_DAN_KONVERSI/MATERI_ENERGI_DAN_KONVERSI/ENERGI_SA
MUDERA.pdf

Anda mungkin juga menyukai