PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan di Indonesia yang sedang giat dilaksanakan saat ini
bertujuan meningkatkan
kesejahteraan
dan
kualitas
kehidupan
rakyat.
serasi
dan
berkesinambungan.
seimbang
guna
menunjang
pembangunan
yang
hidup.
Dengan
yang makin meningkat, khususnya di Jawa dan Bali. Oleh karena itu PT.
PLN (Persero) melakukan percepatan pembangunan PLTU berbahan bakar
batubara termasuk di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat yang
diperkirakan akan selesai pada tahun 2017. Alasan penggunaan bahan bakar
batubara adalah karena semakin meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak,
maka cadangan batubara Indonesia yang melimpah dan relatif lebih murah
merupakan alternatif diversifikasi pembangunan energi listrik.
Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap yang mempunyai kapasitas 2 x
1.000 megawatt (MW) direncanakan akan dibangun di wilayah Pantai Utara
Indramayu tepatnya di Desa Mekarsari, Desa Patrol, dan Desa Patrol Lor,
Kecamatan Patrol, serta Desa Sumuradem Kecamatan Sukra, Kabupaten
Indramayu. Listrik yang diproduksi pembangkit baru tersebut sebesar 8,4%
akan didistribusikan langsung melalui sistem interkoneksi Jawa - Bali. Tujuan
dari kegiatan pembangunan ini adalah untuk terlaksananya pembangunan
berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam
secara bijaksana. Kegunaan studi ini diperlukan dalam perencanaan kegiatan
pembangunan PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW agar dapat memperkirakan
dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan, baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan.
Pasal 15 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 menyatakan bahwa
setiap kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan
wajib
dilengkapi
peningkatan
yang sangat
signifikan,
sedangkan
kemampuan
energi
listrik
di
Pulau
Jawa
menghemat
minyak
bumi
dan
meningkatkan
BAB II
RENCANA USAHA
2.1.
Instansi
b. Alamat
c. Penanggung Jawab
Unit Induk
Pembangunan
Jaringan
: (024) 8310060
e. Faksimili
: (024) 8317241
b. Alamat
c. Penanggung Jawab
d. Jabatan
TENAGA AHLI
POSISI
1. Ketua Tim / Team Leader
2. Ahli Hidrologi
3. Ahli Iklim dan Kualitas Udara
4. Ahli Hidrooseanografi
5. Ahli Geologi
6. Ahli Kualitas Air
7. Ahli Biologi Perairan dan Darat
8. Ahli Tata Ruang Lahan dan Transportasi
9. Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya
10. Ahli Kesehatan Masyarakat
11. Ahli Kelistrikan
NAMA
Drs. Rusydi, M.Si.
Totok Herwanto, Ir.,
M.Eng.
Dr. Dadan Sumiarsa,
M.S.
Budi Gunadharma, ST;
MM.
Boy Yosef, ST, MT.
Dr. Sunardi, M.S.
Dr. Yayat Ruchiyat.
Drs. Rusydi, M.Si.
Dra. Sri Mulyasari.
Sjazili Muhibat, drg., M.S.
Ir. Hery Waskitho
RTRW Kabupaten
Indramayu, kegiatan-kegiatan
penyebab
menentukan
daerah
peruntukan
zona
industri
di masing-masing
Kecamatan antara lain Sukra dan Balongan. Lokasi yang direncanakan untuk
proyek PLTU Indramayu 2 x 1.000
peruntukannya bagi zona industri sehingga lokasi ini telah sesuai bagi
peruntukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang berbahan bakar
batubara.
saat operasi
PLTU
MWg
: Daya (MW)
0.860
pg
GCV
8760
CF
Adapun spesifikasi batubara yang saat ini dapat dilihat pada Tabel
2.1. Sedangkan kandungan spesifikasi batubara dan abu batubara (secara
lengkap) akan disajikan pada dokumen ANDAL.
2).
Kebutuhan Air
Selama tahap konstruksi, pembangunan PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW
kemungkinan akan menggunakan air sebanyak + 100 m3/jam dan kebutuhan
air untuk air pendingin dan air bantu (service water), dan air minum
sekitar 90 m3/detik. Pasokan air akan diambil dari laut yang berjarak sekitar
2 km dari pantai pada kedalaman 5 m saat airsurut melalui pipa baja. Mulut
water intake akan dipasang di ujung dermaga bongkar batubara dan
pipanya akan diletakkan di bagian bawah sepanjang jalur dermaga hingga
instalasi PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW. Proses pengolahan air laut
menjadi air umpan
dilakukan melalui proses desalinasi - RO, demineralisasi.
2.2.5. Tata Letak Rencana Pembangunan PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW
Rencana pembangunan PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW oleh PT.
PLN
jumlah
bahan
bakar yang
digunakan,
jumlah
udara
Pada proses ini, dilakukan treatment pada hasil pembakaran seperti gas
desulphurization and slag transmission. Pengurangan emisi NOx sangat
penting bagi kelangsungan alam yang sehat. Teknologi yang diterapkan dalam
PLTU ini adalah Clean Coal Technology, CCT) yakni type Super atau Ultra
Siper
Critical
oleh
PT.
PLN
dengan
cara melakukan
pembebasan
berdasarkan kesepakatan harga dari kedua belah pihak melalui P2T (Panitia
Pengadaan Tanah) dan akan ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati.
3) Perijinan
Kegiatan perijinan akan dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku
sebelum melakukan
kegiatan
survey,
konstruksi
maupun
operasional
dan
penunjangnya
selama
tahap
konstruksi
sebagian besar didatangkan dari luar negeri, dan akan diangkut melalui jalur
laut.
dengan
syarat
peraturan daerah yang berlaku. Adapun lokasi penambangan sampai saat ini
masih
dalam
kajian.
memperhitungkan
Optimasi
kualitas
bahan-bahan
ketepatan
waktu,
akan
biaya
dipilih
dan
dengan
faktor
lain.
Material pendukung akan diangkut melalui jalan darat. Akses jalan yang
digunakan untuk masuk ke lokasi menggunakan jalan penghubung PLTU Jawa
Barat yang sudah ada.Kontraktor
disyaratkan
untuk
transportasi
mengikuti peraturan
yang
yang
berlaku
ditunjuk
dan
dengan
mencegah
hamburan tanah gali urug. Beberapa alat berat umum yang dipergunakan
untuk pekerjaan sipil diantaranya dapat dil ihat pada Tabel 2.3.
3) Penyiapan Lahan
Yang dimaksud dengan penyiapan lahan adalah pembersihan lokasi
proyek dari tumbuhan yang ada di calon tapak proyek dan jalan
penghubung. Kemudian pemerataan lahan dari material batuan, saluran
irigasi dan konstruksi lain yang tidak diperlukan. Selanjutnya dilakukan
pengurugan dan pekerjaan galian awal permukaan tanah lunak atau
pengupasan lapisan permukaan tanah ( stripping). Besarnya kebutuhan
material untuk pengurugan lahan dan reklamasi sampai batas permukaan
tanah yang diijinkan oleh PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW (berkaitan
dengan elevasi aman terhadap pasang surut air laut tertinggi). Hasil
pekerjaan tanah permukaan ini harus dikumpulkan (stock pile). Kegiatan
penimbunan akan dilakukan setinggi 2,0 m terhadap tapak proyek seluas
327 Ha, sekitar 6,5 juta m3
. Sedang material urugan akan diambil dari luar lokasi proyek, karena
didaerah sekitar proyek tidak diperoleh stock material urugan yang cukup.
bangunan
peralatan
utama
(pembangkit)
dan
pembangkit
(power
block)
mencakup
pekerjaan-
pekerjaan
konstruksi gedung -gedung utama yang terdiri dari beberapa blok yaitu
ruang bangunan boiler, gedung turbin. Bangunan-bangunan utama ini
akan berfungsi sebagai penempatan peralatan utama pembangkit seperti
turbin dan generator, peralatan mekanik dan fasilitasnya, peralatan
listrik dan fasilitasnya.
boiler
selain
untuk
ditempati
oleh
boiler
juga
penunjang
pengendali pencemaran udara. Karakteristik boiler PLTU Indramayu 2 x
1. 000 MW dan penunjangnya disajikan dalam Tabel 2. 4.
Tabel 2.4. Karakteristik Boiler PLTU Indramayu 2 X 1 .000 MW
single
reheat,
Supercritical,
Double
Flow
rapat
yang
dilengkapi
dengan
sistem ventilasi.
Daerah
Kedalaman : 9 m
Panjang : 800 m (4 ber th)
ditempatkan
dredging
menggunakan
kapal
keruk.
penimbunan
batubara
dirancang
bangun
untuk
pada
suatu
kolam
penam pung
(kandungan
S).
Juga
akan
dilengkapi
dengan
Indramayu 2 x 1 .000
air
cadangan
(pembersihan,
pencucian
dan
lainnya).
Neraca
air
Limbah cair yang berasal dari aktivitas domestik (limbah sanitasi) juga akan
diolah dengan suatu treatment tersendiri sebelum dibuang. Limbah yang
berasal dari kegiatan tersebut akan diolah sedemikian rupa sampai memenuhi
syarat kualitas air buangan.Adapun spesifikasi pengolahan limbah cair tersebut
adalah :
(dredging)
dibawah
air
open
yang diperlukan untuk
laut.
pendingin
Sirkulasi
adalah
pendingin
mencapai
162,000 m3/jam.
Sistem Outlet discharge yang digunakan adalah sistem terbuka melalui tunnel, dan
konstruksinya adalah beton bertulang. Debit discharge outlet dibagian ujung
discharge outlet adalah 2,5 m/detik (pada LWL) agar tidak mengganggu lalu
lintas
kapal kecil (perahu) dan boat di laut. Untuk mencegah scouring discharge
outlet dan dibuat gabions sekitar 20 meter di depan outlet. Proses pendinginan
yang dilengkapi dengan screen dan dilakukan penambahan natrium hipoklorit
(NaClO) untuk suprpresent mikroorganisma dan alga, adapun
kualitas air laut dalam system pendingin yang dibangun mengikuti stsndard
nasional yang berlaku.
g) Pembangunan Fasilitas Sistem Tempat Penimbunan Abu
Lokasi penimbunan abu batubara dari PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW
terletak di areal pembangkit. Fasili tas penimbunan abu akan dilengkapi
dengan sumur pemantau air tanah untuk memeriksa apakah telah terjadi
rembesan lindi. Lokasi tempat
sekitar
68,2
ha. Dengan
asumsi
jika
tidak
dimanfaatkan
untuk
Lokasi penimbunan batu bara dilengkapi dengan unit pengolah lindi (leachate),
air drainase dari tempat penimbunan abu dikumpulkan dalam sebuah kolam
pengendapan yang terletak disekitar tempat penimbunan abu, selanjutnya
didaur ulang pada proses pengolahan limbah abu. Kelebihan air limbah
akan
diolah dalam init pengolahan air limbah sebelum dibuang. Transportasi bottom
ash
truk.
pembuangan
abu
dan
diratakan
ditutup
dengan
selanjutnya dipadatkan.
Peralatan penanganan abu :
1. Abu dasar
Untuk mencegah air larian dari permukaan timbunan batu bara dan tempa
penampungan abu batu bara yang disebabkan oleh hujan ke saluran air,
makadibangun drainase disekelilingnya. Saluran drainase tersebut menuju ke
kolampenampung, yang berfungsi sebagai kolam pengendap. Sistem drainase
juga akandiperhatikan, dimana aliran air hujan akan dikumpulkan pada suatu
kolam (pondyang kapasitasnya mencapai 2.920 m3/hari, untuk kemudian
disalurkan ke unipenanganan limbah cair. Dalam upaya melindungi air tanah
didaerah
perkolasi air hujan, salurankanal dan kolam pengendap akan dilapisi dengan
tanah lempung dan plastikdisajikan dalam Gambar 2.12. Setelah terjadi
pengendapan di dalam kolamsedimen yang tertampung akan dimanfaatkan
untuk
bahan
urugan,
5)
C. Tahap Operasi
1) Penerimaan Tenaga Kerja
Untuk mendukung operasional PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW
diperlukan tenaga kerja dengan berbagai spesifikasi sesuai dengan
kebutuhan, yaitu sekitar 200 250 tenaga kerja dengan keahlian tertentu.
2) Bongkar Muat Batubara
Batu bara untuk keperluan pembangkit didatangkan dari Kalimantan
yang diangkut dengan kapal. Proses transportasi batu bara untuk
keperluan operasional PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW dilakukan dek
keperluan dengan menggunakan kapal dan dibongkar melaui Dermaga
(Jetty)
yang
penanganan
khusus
batubara
dibangun
akan
untuk
dilakukan
penerimaan
dengan
reclaimed
dimasukkan
menggunakan
ke
unit).
tempat
Selanjutnya
penerima
batubara
hopper),
dari
coal
kemudian
yard
diangkut
batubara
konveyor penerima.
yang
dikirim.
Sistem
Timbangan
pengambilan
akan
contoh
dipasang
dan
pada
konveyor
gas
kondensor
didinginkan
dengan
air
yang
bersifat
DAFTAR PUSTAKA
U.S.
Department
University Press.
Djajadiningrat, Surna T. Ed, 1990. Kualitas Lingkungan di Indonesia 1990.
Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Elliot, J.M., 1971. Some Method for The Statistical Analysis of Sample of
Benthic Invertebrate, Scientific Publication: 148p.
Fandeli,
Chafid,
2000.
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan
dan