Anda di halaman 1dari 14

BENDUNGAN/WADUK SEBAGAI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

DI INDONESIA

NAMA : REGI ALFARYAN

KELAS : 4B SDN DEWI SARTIKA I

BOGOR
PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA AIR DI INDONESIA
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Sigura-gura Sumatra Utara

Waduk Sigura-Gura atau disebut


Bendungan Sigura-Gura adalah
bendungan yang terletak 23,3 km dari
hulu Sungai Asahan (Danau Toba), atau
8,8 km dari Bendungan Siruar atau 1
km di hilir Air Terjun Sigura-Gura.
Bendungan ini merupakan bendungan
terbesar di Indonesia setelah
Bendungan Sutami. Bendungan ini
berfungsi untuk menjamin
ketersediaan volume air dan besarnya
energi air yang diperlukan bagi
pembangkit tenaga listrik di PLTA
Sigura-Gura.

Bendungan Sigura-Gura berjenis struktur Beton Gravity dengan tinggi


bendungan 46 meter dari dasar Sungai Asahan, dengan volume 6.140.000
m3. Stasiun Pembangkit Listrik Sigura-Gura dibangun 200 m dibawah
permukaan tanah, terdiri dari dua ruangan besar, yaitu ruang pembangkit
listrik dan ruang transformator utama. Dengan 4 perangkat pembangkit
tenaga listrik (turbin),
Sigura-Gura dapat
menyediakan tenaga
listrik sebesar 206
MW.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Maninjau Sumatra Barat

PLTA Maninjau atau


Pembangkit Listrik
Tenaga Air Maninjau,
merupakan salah satu
pembangkit listrik
bertenaga air, yang
berada di kabupaten
Agam, Sumatera Barat.
PLTA ini menggunakan
air Danau Maninjau
sebagai sumber penggerak turbinnya, saluran masuk In-take dam PLTA ini
berada di daerah Muko-muko.

PLTA Maninjau diresmikan penggunaannya oleh presiden Suharto pada


tanggal 28 Desember 1983, dengan kapasitas terpasang 4 x 17 megawatt
(68 MW), daya mampu
PLTA Maninjau sebesar 68
MW, hanya saja kadang-
kadang tidak dapat
dioperasikan mencapai
beban penuh (full load),
hal ini disebabkan adanya
regulasi yang mengatur
(water management)
tingkat perubahan air
permukaan Danau
Maninjau.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Tes Bengkulu

PLTA Tes adalah salah


satu PLTA tertua di
Indonesia. PLTA Tes
merupakan
pembangkit listrik
yang memanfaatkan
energi potensial air
yang pertama yang
didirikan di wilayah
Sumatera. Pusat listrik
ini menggunakan pola kolam tando dengan gedung pembangkit berada di
permukaan tanah yang memanfaatkan aliran Sungai Ketaun yang
dibendung dalam kolam tando sebelum dialirkan melalui penstock ke
turbin. PLTA Tes terdiri dari 2 sentral unit dimana yang pertama adalah unit
PLTA Tes Lama yang mulai dibangun pada tahun 1912-1923 oleh
pemerintahan kolonial Hindia Belanda dan beroperasi mulai tahun 1923 di
Desa Turan Tiging Kabupaten Rejang Lebong.
Pembangunan PLTA
tersebut dilatarbelakangi
oleh adanya areal
pertambangan emas yang
berada di daerah Lebong
Tandai dan Muara Aman
sehingga seluruh
kebutuhan listrik untuk
pertambangan dipenuhi
oleh PLTA tersebut. Kemudian pada tahun 1958 dilakukan renovasi akibat
kerusakan yang diakibatkan oleh pembombardiran sentral pembangkit oleh
tentara Jepang, dimana daya yang terpasang setelah renovasi menjadi 2 X
660 kW. Sedangkan unit kedua adalah PLTA Tes baru yang dibangun tepat
di belakang gedung PLTA lama yang didirikan antara tahun 1986-1991
dengan daya terpasang 4 X 4410 kW, sehingga daya total terpasang sejak
tahun 1991 di PLTA Tes adalah sebesar 18.960 kW. Saat ini daya listrik yang
dibangkitkan oleh PLTA Tes digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di
Provinsi Bengkulu melalui jaringan transmisi 70 kV.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Batutegi, Bandar Lampung


Bendungan Batutegi mempunyai
kapasitas penampungan yang
mampu menahan debit air
sebanyak 9 juta meter kubik. Pada
saat PLTA yang berada di
bendungan ini mampu
menghasilkan listrik dengan
kapasitas total mencapai 125,2
giga watt per tahun.Selain
dimanfaatkan untuk menjalankan PLTA, bendungan Batutegi juga berfungsi
sebagai penyuplai aliran air yang digunakan oleh puluhan ribu hektar areal
persawahan yang dilewati oleh aliran sungai dimana bendungan
beradaBendungan Batutegi yang merupakan bendungan terbesar di Asia
Tenggara terletak di Kabupaten
Tanggamus, Lampung yang bisa
anda capai dengan kendaraan
bermotor dalam waktu sekitar 2
jam bila dari ibukota Provinsi
Bandar Lampung.

Sejak diresmikan oleh Presiden


RI ke-5, Megawati Soekarnoputri
pada 8 Maret 2004 lalu, selain dimanfaatkan untuk irigasi dan pembangkit
listrik tenaga air (PLTA), Batutegi juga akan dimanfaatkan sebagai tempat
wisata unggulan di Lampung.
Tidak salah memang bila Batutegi dikembangkan menjadi tempat wisata.
Sebab, pemandangan yang
dihadirkan di bendungan yang
dibangun sejak tahun 1995 ini
memiliki pemandangan yang
sangat indah. Lingkungan
bendungan yang masih berupa
perbukitan dan hutan dengan
pepohonan hijau berukuran besar,
begitu menyejukkan mata. Apalagi air bendungan yang terlihat dari
ketinggian, menghadirkan pemandangan laksana sebuah danau luas.

5. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Cirata, Purwakarta Jawa Barat

Pembangkit Listrik Tenaga


Air (PLTA) Cirata merupakan
PLTA terbesar di Asia
Tenggara. PLTA ini memiliki
konstruksi power house di
bawah tanah dengan
kapasitas 8x126 Megawatt
(MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008 Megawatt (MW) dengan
produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour (GWh) pertahun.

Kapasita 1008 MW tersebut terdiri


dari Cirata I yang memiliki empat
unit masing-masing operasi
dengan daya terpasang 126 MW
yang mulai dioperasikan tahun
1988 dengan daya terpasang 504
MW, selain itu Cirata II juga dengan
empat unit masing-masing 126 MW, yang mulai dioperasikan sejak tahun
1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata I dan II mampu memproduksi
energi listrik rata-rata 1.428 GWh pertahun yang kemudian dislaurkan
melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV ke sistem
interkoneksi Jawa-Madura-Bali (Jamali).
Guna menghasilkan energi listrik
sebesar 1.428 Gwh,
dioperasikan delapan buah
turbin dengan kapasitas masing-
masing 129.000 KW dengan
putaran 187,5 RPM. Adapun
tinggi air jatuh efektif untuk
memutar turbin 112,5 meter
dengan debit air maksimum 135 m3 perdetik.

PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat


lantai di bawah tanah yang menpengoperasiannya dikendalikan dari ruang
control switchyard berjarak sekitar 2 kilometer (km) dari mesin-mesin
pembangkit yang terletak di power house.

6. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Jati Luhur, Purwakarta Jawa


Barat

Waduk Jatiluhur terletak di


Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten
Purwakarta, Provinsi Jawa Barat
(9 km dari pusat Kota
Purwakarta). Bendungan
Jatiluhur adalah bendungan
terbesar di Indonesia.
Bendungan itu dinamakan oleh
pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya
8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor
asal Perancis Compagnie franaise
d'entreprise, dengan potensi air
yang tersedia sebesar 12,9 miliar
m3/tahun dan merupakan waduk
serbaguna pertama di Indonesia.

Di dalam Waduk Jatiluhur,


terpasang 6 unit turbin dengan
daya terpasang 187 MW dengan
produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun, dikelola oleh
Perum Jasa Tirta II.

Selain dari itu Waduk Jatiluhur memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk
242.000 ha sawah (dua kali tanam setahun), air baku air minum, budi daya
perikanan dan pengendali banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Trita II.
7. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Parakan Kondang, Sumedang
Jawa Barat

PLTA Parakan Kondang atau


Pembangkit Listrik Tenaga Air
Parakan Kondang merupakan
sebuah pembangkit listrik
yang berlokasi di Desa
Kadujaya Kecamatan
Jatigede. Bisa dikatakan PLTA
ini adalah yang pertama di Kabupaten Sumedang yang dibangun semenjak
tahun 1955 sebelum nanti ditambah dengan PLTA di bendungan Jatigede.
Sesuai dengan namanya, PLTA ini berlokasi di Kampung Parakan Kondang.
Sumber air yang digunakan untuk memutarkan turbinnya berasal dari
aliran sungai Cimanuk yang dialirkan melalui kolam reservoir tepat di
sebelah hilir bendungan Jatigede.

Walau sudah berusia puluhan


tahun, namun PLTA ini masih
berfungsi dengan baik. Dan
dalam keadaan normal, PLTA ini
menghasilkan daya listrik
mencapai 10 MegaWatt (MW).
Daya ini dihasilkan melalui
empat buah turbin dengan
kapasitas masing-masing turbin sebesar 2,48 MW. Listrik yang dihasilkan
dari PLTA Parakan Kondang ini kemudian didistribusikan ke Gardu Induk (GI)
Malangbong di Kabupaten Garut yang kemudian didistribusikan kembali ke
masyarakat di wilayah Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan sekitarnya.

PLTA Parakan Kondang, sebagaimana pembangkit listrik berusia lanjut


lainnya yang berada di wilayah Jawa Barat berada di bawah pengelolaan
Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Saguling PT Indonesia Power yang
merupakan salah satu anak perusahaan PLN.
8. Pembangkit Listrik
Tenaga Air PLTA Wonogiri
(PLTA Gajah Mungkur)
Jawa Tengah

PLTA Gajah Mungkur atau PLTA Wonogiri adalah sebuah waduk yang
terletak 6 km di selatan Kota kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.
Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung sungai terpanjang
di pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Mulai dibangun pada akhir
tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978. Waduk dengan
wilayah seluas kurang lebih 8800 ha di 7
kecamatan ini bisa mengairi sawah seluas
23600 ha di daerah Sukoharjo, Klaten,
Karanganyar dan Sragen. Selain untuk
memasok air minum Kota Wonogiri juga
menghasilkan listrik dari PLTA sebesar
12,4 MegaWatt.

Selain untuk pembangkitan tenaga listrik,


PLTA Wonogiri mempunyai manfaat dan
tujuan sebagai berikut:

Sebagai penanggulangan bencana banjir.


Sebagai alokasi tempat wisata.
Sebagai irigasi pengairan perkebunan dan dan pertanian warga.
Sebagai wadah ternak perikanan warga.
9. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Waduk Mrica, Banjarnegara
Jawa tengah

Waduk Mrica juga


dikenal sebagai
Bendungan Panglima
Besar Jendral
Soedirman, yang
berfungsi sebagai
sarana pembangkit
listrik tenaga air atau
PLTA. PLTA Waduk Mrica menghasilkan daya listrik mencapai 184,5 MW,
untuk memasok kebutuhan energi listrik meliputi area Jawa dan Bali.

Menelusur sejarah
pembuatannya, waduk Mrica
merupakan waduk buatan yang
terbentuk dari hasil
membendung sungai Serayu.
Bendungan ini membentuk
waduk yang sangat luas, hingga
menenggelamkan 32 desa di 7 kecamatan yang ada disekitar aliran sungai
Serayu Banjarnegara. Bahkan waduk ini menyandang predikat sebagai
bendungan terpanjang di Asia Tenggara. Bendungan Waduk Mrica memiliki
panjang 6,5 Km dengan luas 1.250 Ha.
Waduk yang diresmikan
oleh Presiden Soeharto
pada tahun 1989 ini,
tidak hanya berfungsi
sebagai PLTA, tetapi juga
dimanfaatkan para
petani sebagai sarana
menstabilkan aliran air
irigasi menuju sawah-
sawah yang terbentang
di wilayah Banjarnegara. Khusus memenuhi kebutuhan air di musim
kemarau.
10. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Selorejo, Malang Jawa Timur

PLTA Selorejo adalah


Pembangkit Listrik Tenaga Air
yang berada di Kabupaten
Malang, Jawa Timur. dibangun
pada tahun 1970 bertempat
di Desa Pandansari,
Kecamatan Ngantang di kaki
Gunung Kelud dan mulai
beroperasi sejak 24 Juli 1973
dengan kapasitas 4,5 Mega
Watt (MW).

Dinamai sesuai nama Waduk Selorejo, PLTA ini diresmikan oleh Presiden
kedua, Soeharto. Pada tahun 2014, PLTA terkena dampak erupsi Gunung
Kelud yang menutup kompleks Bendungan Selorejo sehingga
pengoperasiannya turut terhent. Aliran listrik yang dihasilkan dari PLTA
Selorejo dikirim melalui jaringan transmisi 70 kV untuk memenuhi
kebutuhan kelistrikan daerah Malang.

PLTA Selorejo ini memanfaatkan


air Waduk Selorejo yang
bersumber dari mata air
Gunung Anjasmoro dan Gunung
Argowayan. Aliran sungai ini
juga dipergunakan oleh PLTA
Mendalan dan PLTA Siman.
Ketiganya berada di wilayah
Kabupaten Malang. Seperti
yang tertera dalam Rencana
Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2014 - 2015, disebutkan potensi
tenaga air di Indonesia menurut Hydro Power Potential Study (HPPS) pada
tahun 1983 adalah 75.000 MW, dan angka ini setara dengan Hydro Power
Inventory Study pada tahun 1993.

Anda mungkin juga menyukai