Anda di halaman 1dari 6

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA ) DI INDONESIA

1. PLTA Cirata

Cirata memiliki 8 unit pembangkit listrik dengan total daya terpasang 1.008 MW
dengan produksi energi listrik rata–rata 1.428 GWh per-tahun.
UP Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara, dengan bangunan Power
House 4 lantai di bawah tanah yang mengoperasikannya dikendalikan dari ruang
control Switchyard berjarak sekitar 2 km dari mesin–mesin pembangkit yang terletak
di Power House.

2. PLTA Singkarak

PLTA Singkarak atau Pembangkit Listrik Tenaga Air Singkarak, merupakan salah
satu pembangkit listrik bertenaga air, yang berada di kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat. PLTA ini menggunakan air Danau Singkarak sebagai sumber
penggerak turbinnya, saluran masuk In-take dam PLTA ini berada di daerah
kabupaten Tanah Datar. PLTA Singkarak memiliki kapasitas terpasang 4 x 43,75
megawatt (175 MW), pada musim kemarau, kemampuannya menyusut menjadi 70
MW, disebabkan terbatasnya debit air danau.
3. PLTA Saguling

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, Jawa Barat, memiliki peran penting dalam
sistem ketenagalistrikan Jawa dan Bali. Pasalnya, PLTA tersebut ditugaskan sebagai penolong
ketika pembangkit wilayah Jawa dan Bali mengalami kendala. General Manager PT Indonesia
Power Unit Pembangkit Saguling, Hendres Wayen mengatakan, PLTA yang mempunyai
kapasitas 4X175,8 Mega Watt (MW) tersebut akan menjadi pioner pemasok listrik Jawa dan
Bali, ketika pembangkit listrik lainnya kompak mogok beroperasi karena mengalami kendala.
Saat terjadi kendala listrik dari PLTA yang memasok kebutuhan Cibinong, Cirata dan Bandung
Selatan tersebut akan dialihkan ke jaringan Jawa dan Bali berkapasitas 500 Kilo volt (Kv).

4. PLTA Sigura gura

Bendungan Penadah Air Siguragura (Siguragura Intake Dam) yang terletak di


Simorea dan berfungsi sebagai sumber air yang stabil untuk stasiun pembangkit listrik
Siguragura. Air yang ditampung di bendungan ini dipergunakan di Stasiun
pembangkit listrik Siguragura (Siguragura Power Station) yang berada 200 m di
dalam perut bumi dengan 4 unit generator dan total kapasitas tetap dari keempat
generator tersebut adalah 203 MW dan merupakan PLTA bawah tanah pertama di
Indonesia. Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 47 meter.
5. PLTA Koto Panjang

PLTA Koto Panjang atau Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang, merupakan
salah satu pembangkit listrik bertenaga air, yang berada di kabupaten Kampar, Riau.
PLTA ini menggunakan air Sungai Kampar sebagai sumber penggerak turbinnya,
saluran masuk I-take dam PLTA ini berada di daerah Rantau Berangin. Namun akibat
pembuatan dam atau waduk untuk PLTA ini menyebabkan beberapa desa pada
kawasan Koto Panjang menjadi terendam, sehingga pemukiman warga tersebut
dipindah ke kawasan aman lainnya. PLTA Koto Panjang memiliki kapasitas terpasang
3 x 38 megawatt (114 MW). Pada musim kemarau, kemampuannya menyusut hanya
menghasilkan 60 MW. Hal ini disebabkan terbatasnya debit air sungai tersebut.

6. PLTA Maninjau

PLTA Maninjau atau Pembangkit Listrik Tenaga Air Maninjau, merupakan salah satu
pembangkit listrik bertenaga air, yang berada di kabupaten Agam, Sumatera Barat.
PLTA ini menggunakan air Danau Maninjau sebagai sumber penggerak turbinnya,
saluran masuk In-take dam PLTA ini berada di daerah Muko-muko. PLTA Maninjau
diresmikan penggunaannya oleh presiden Suharto pada tanggal 28 Desember 1983,
dengan kapasitas terpasang 4 x 17 megawatt (68 MW), daya mampu PLTA Maninjau
sebesar 68 MW, hanya saja kadang-kadang tidak dapat dioperasikan mencapai beban
penuh (full load), hal ini disebabkan adanya regulasi yang mengatur (water
management) tingkat perubahan air permukaan Danau Maninjau.
7. PLTA Sulewana

PLTA Sulewana atau PLTA Poso, adalah sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air yang
terletak di Sulewana, Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. PLTA ini mulai dibangun
pada tahun 2003 dan memiliki tiga pembangkit listrik utama. PLTA Poso I memiliki
kapasitas daya 60 mw, PLTA Poso II memiliki kapasitas daya 180 mw, dan PLTA
Poso III memiliki kapasitas daya 300 mw. Tiga pembangkit listrik PLTA ini
menggunakan air dari Sungai Poso sebagai sumber daya. Sungai Poso yang dijadikan
sumber air PLTA Poso memiliki debit 125 m3/s.

8. PLTA Musi

Pembangkit Listrik Tenaga Air Musi merupakan pembangkit listrik dengan tipe Run
of River, dengan gedung pembangkit berada 400 m di bawah tanah yang
memanfaatkan aliran Sungai Musi. Daya terpasang sebesar 3 x 70 MW (210 MW),
akan mampu membangkitkan energi listrik sebesar 1,140 GWh/tahun dan merupakan
PLTA besar pertama yang dibangun di provinsi Bengkulu. Daya listrik yang
dibangkitkan PLTA Musi memenuhi dan mensuplai kebutuhan listrik hampir seluruh
wilayah Sumatera melalui interkoneksi jaringan transmisi 150 kv/275 kv untuk
wilayah bagian selatan maupun utara.
9. PLTA Selorejo

PLTA Selorejo adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air yang berada di Kabupaten
Malang, Jawa Timur. dibangun pada tahun 1970 bertempat di Desa Pandansari,
Kecamatan Ngantang di kaki Gunung Kelud dan mulai beroperasi sejak 24 Juli 1973
dengan kapasitas 4,5 Mega Watt (MW). Dinamai sesuai nama Waduk Selorejo, PLTA
ini diresmikan oleh Presiden kedua, Soeharto. Pada tahun 2014, PLTA terkena
dampak erupsi Gunung Kelud yang menutup kompleks Bendungan Selorejo sehingga
pengoperasiannya turut terhent. Aliran listrik yang dihasilkan dari PLTA Selorejo
dikirim melalui jaringan transmisi 70 kV untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan
daerah Malang.

10. PLTA Asahan

Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan I atau PLTA Asahan I adalah pembangkit
listrik yang terletak di hulu Sungai Asahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera
Utara. PLTA Asahan I ini merupakan pembangkit listrik pertama dengan
menggunakan konsep perancangan eksploitasi tiga pembangkit listrik di sektor sungai
tersebut. PLTA Asahan I mulai beroperasi pada tahun 2011 dan berkapasitas total 180
MW (2 × 90 MW). Total dana pembangunan PLTA ini mencapai US$310 juta.

Anda mungkin juga menyukai