Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN ASURANSI DAN ASURANSI MOLEST

Dosen pembimbing

Dr. CIPTO SOENARYO, SH., MH., MKn

Disusun Oleh :

Andi Dwi Putra Sihite 21600121

Estevan Hutasoit 21600155

Esraini Saruksuk 21600180

Firman 21600136

Lukas Sinaga 21600167

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN MEDAN
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan berkat sehingga

kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat

sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun

pedoman bagi pembaca dalam Hukum Asuransi.

Dalam penulisan makalah ini kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dr.

CIPTO SOENARYO, SH., MH., MKn selaku dosen pengampu hukum asuransi yang

membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Maka dari itu kami mohon

kritik dan saran dari teman teman maupun dosen kami demi penyempurnaan makalah ini.

Medan, 20 September 2022

Penyusun
Daftar isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Permasalahan

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Metode Penelitian

1.5 Kerangka Pemikiran

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Dasar Hukum Asuransi

2.2. Subyek Hukum Dalam Asuransi

2.3. Unsur Ganti Rugi

2.4. Asuransi Molest

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

A. PERKEMBANGAN ASURANSI

1. Sebelum Masehi

Periode sebelum masehi, terdapat mokunitas sosial dalam bentuk tolong menolong. Jika suatu

rumah kebakaran, maka tetangga sekitar wajib membantu membangun kembali rumah yang

rusak. Apabila seseorang tidak mau membantu, maka ia tidak akan dibantu tetangganya jika

dikemudian hari ia mendapat musibah kebakaran. Pengangkutan dengan menggunakan kapal

banyak dilakukan sehingga asuransi terkait dengan pengangkutan lewat laut ini juga banyak

terjadi, diantaranya adanya asuransi cargo ketika banyak pedagang cina mengirim tepung

dengan menggunakan kapal yang menyusuri aliran sungai. Apabila satu kali kirim akam

mendapatkan resiko merupa satu musibah yang akibatnya terjadi kerugian yang besar atau total

loss. Asuransi kredit diilhami oleh Kode Hammurabi (2100 sebelum masehi) di Babilonia Irak

pada tahun 1750 Sebelum masehi. Pedagang akan membayar sejumlah uang kepada pemilik

modal sebelum mereka melakukan perjalanan. Dengan konsekuensi jika barang terjadi

perompakan dalam perjalanan, maka pedagang tidak perlu mengganti kerugian kepada pemilik

modal.cargo muncul manakala di tahun 3000 sebelum masehi.

Inilah sebabnya mengapa kelompok kami tertarik memilih makalah tentang hukum

asuransi ini, karena hukum asuransi bertujuan untuk sama sama melindungi kepentingan

tertanggung dan penanggung. Baik peserta dan perusahaan asuransi diharapkan mendapatkan

hak dan menjalankan kewajibannya sesuai dengan perjanjian dalam polis asuransi.
B. RUMUSAN MASALAH

Sebelum meninjau lebih jauh tentang hukum asuransi, peneliti membuat 5 rumusan

masalah yang kemudian dikembangkan menjadi suatu pembahasaan.

A. Pengertian Asuransi ?

B. Apa yang menjadi Dasar Hukum Asuransi?

C. Pengertian Subyek Hukum Dalam Asuransi ?

D. Beberapa Unsur Ganti Rugi dalam hukum asuransi?

E. Pengertian Asuransi Molest?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui bagaimana pengertian Asuransi.

b. Untuk mengetahui apa yang menjadi dasar hukum asuransi.

c. Untuk mengetahui pengertian subjek hukum dalam asuransi.

d. Untuk mengetahui beberapa unsur ganti rugi dalam hukum asuransi

e. Untuk mengetahui pengertian Asuransi Molest.

2. Tujuann Subjektif.

Untuk menambah wawasan pengetahuan, serta pemahaman penulis terhadap penerapan

teori teori yang telah penulis pelajari dalam mengatasi masalah hukum asuransi yang terjadi

dalam masyarakat.
Manfaat Penelitian adalah :

a. Manfaat teoritis

Dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya

dan pada bidang hukum asuransi khususnya.

b. Manfaat Praktis

Untuk menambah pengetahuan bagi penulis

D. METODE PENELITIAN

Dalam rangka penelitan untuk menyusun makalah ini, metode yang digunakan untuk

penelitian ini adalah metode kepustakaan dengan melihat buku-buku hukum asuransi dan

undang undang sesuai dengan judul penelitian penulis

E. Kerangka Pemikiran

Untuk memahami pengertian asuransi dan pengertian asuransi molest yang ditugaskan kepada
kelompok kami maka dalam penulisan makalah jni kami akan menggali dasar dasar teori yang
bersumber dari buku buku materi yang terkait dengan permasalahan yang akan di bahas antara
lain :
A. Pengertian Asuransi

B. Apa yang menjadi Dasar Hukum Asuransi

C. Pengertian Subyek Hukum Dalam Asuransi

D. Beberapa Unsur Ganti Rugi dalam hukum asuransi

E. Pengertian Asuransi Molest


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian asuransi

A. Pengertian Asuransi

Asuransi berasal dari kata verzekering (Belanda) yang berarti pertanggungan. Istilah

pertanggungan umumnya dipakai dalam literatur hukum dan kurikulum perguruan tinggi

hukum di Indonesia. Sedangkan istilah asuransi berasal dari istilah assurantie (Belanda)

atau assurance (Inggris) lebih banyak dikenal dan digunakan oleh kalangan pelaku usaha

(bisnis). Di Inggris, selain istilah assurance, juga terdapat istilah pendampingnya, yaitu

insurance. Bila istilah assurance cenderung digunakan untuk mengidentifikasi jenis

asuransi jiwa, maka istilah insurance digunakan untuk jenis asuransi kerugian (umum).

Asuransi dalam sudut pandang hukum dan ekonomi merupakan bentuk manajemen

risiko utama yang digunakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerugian yang

tidak tentu. Asuransi didefinisikan sebagai transfer yang wajar (adil) atas risiko kerugian,

dari satu entitas ke entitas lain. Dengan kata lain, asuransi adalah suatu sistem yang

diciptakan untuk melindungi orang, kelompok, atau aktivitas usaha terhadap risiko

kerugian finansial dengan cara membagi atau menyebarkan risiko melalui pembayaran

sejumlah premi. Asuransi merupakan suatu metode untuk memutuskan atau

melimpahkan kerugian-kerugian yang mungkin diderita pada umumny antara anggota-

anggota suatu kelompok. Hal ini dilakukan karena:

1. Adanya sejumlah risiko yang cukup besar dan terpisah, akan tetapi dapat dikombinasi;

2. Suatu kejadian yang terjadi secara merata dan diperhitungkan secara matematik,

dengan suatu marge kesalahan yang relatif kecil. Hal ini memungkinkan untuk
memperkirakan kerugian-kerugian yang mungkin timbul dan untuk mengkalkulasi biaya

tahunannya. Pada dasarnya, asuransi atau pertanggungan ialah suatu bentuk kontrak atau

persetujuan yang dinamakan polis (policy) dan menyatakan bahwa pihak satu, disebut

Penanggung (insurer) menyetujui, sebagai balas jasa, bagi suatu ganti kerugian atau

dikenal sebagai premi (premium), akan membayar sejumlah uang yang telah disetujui,

kepada pihak lain (yang dipertanggungkan, insured) untuk mengganti suatu kerugian,

kerusakan, atau luka, pada sesuatu yang berharga yang di dalamnya itu. Orang yang

dipertanggungkan mempunyai insurable interest yang kadang-kadang disebut risiko

(risk), sebagai akibat dari suatu peristiwa dan disebut hazard atau peril. Premi itu dapat

dibayar dalam satu jumlah sekaligus atau angsuran; kontraknya dapat berlaku untuk satu

periode tertentu atau sampai terjadinya peristiwa; risikonya dapat merupakan harta milik,

harta benda, kekayaan, atau keuntungan, penghasilan, atau nyawa manusia.

Menurut Kamus Ekonomi Modern The McGraw-Hill, bahwa yang dimaksud dengan

asuransi adalah a system by which an individual or organization can protect itself against

the cost of uncertain events through the pooling of risks and the sharing of the cost of

covering those risks. By pooling its risks with others through an insurance agreement,

each party to the agreement shifts a large part of its risks to the group as a whole. The

principles of insurance are based on the statistical theory. (suatu sistem dimana individu

atau organisasi dapat melindungi dirinya sendiri terhadap biaya kejadian yang tidak pasti

melalui pengumpulan risiko dan pembagian biaya untuk menutupi risiko tersebut.

Dengan menyatukan risikonya dengan pihak lain melalui perjanjian asuransi, masing-

masing pihak dalam perjanjian tersebut mengalihkan sebagian besar risikonya kepada

kelompok secara keseluruhan. Prinsip-prinsip asuransi didasarkan pada teori statistik)


B. Dasar-dasar Asuransi

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

Dilihat dari kedudukannya, undang-undang ini sering kali dijadikan sebagai dasar dari

beberapa penetapan peraturan mengenai asuransi yang berlaku di Indonesia. Dapat

dikatakan bahwa Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 merupakan dasar hukum utama

yang mengatur dan menentukan segala kegiatan asuransi. Melihat isi dari UU No.2

Tahun 1992, di dalamnya memuat peraturan tentang usaha perasuransian. Dasar-dasar

dibentuknya undang-undang yang berlaku ini adalah untuk mewujudkan masyarakat

yang adil dan makmur sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945, meninjau bahwa

asuransi adalah salah satu upaya dalam menanggulangi risiko tertentu yang dihadapi oleh

masyarakat sekaligus berperan dalam menghimpun dana dari masyarakat.

2. KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) Pasal 1320 dan Pasal 1774

Undang-Undang Pasal 1320 KUH Perdata dan Pasal 1774 menyatakan bahwa asuransi

mengandung unsur perjanjian antara dua belah pihak di dalamnya. Karena mengandung

unsur perjanjian maka akan termasuk dalam ruang lingkup hukum pidana, sebagaimana

dalam KUHP bagian dua menjelaskan bab tentang syarat-syarat terjadinya suatu

perjanjian yang sah.Di mana hal tersebut dirinci dan dijelaskan dalam salah satu pasal,

yaitu Pasal 1320 yang menyebutkan bahwa “Untuk sahnya perjanjian diperlukan empat

syarat yaitu kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan dalam membuat

suatu perikatan, suatu pokok persoalan tertentu, dan suatu sebab yang tidak terlarang.”
3. KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) Bab 9 Pasal 246

Penjelasan secara umum dalam pasal 246 akan sangat terlihat kemiripannya dengan UU

No.2 Tahun 1992. Disebutkan pada Bab 9 KUHD secara menyeluruh menjelaskan

tentang ketentuan tentang jenis pertanggungan dari asuransi, batas maksimal

pertanggungan yang diberikan asuransi, prosedural proses pertanggungan yang berlaku,

penyebab batalnya proses pertanggungan, dan pertanggungan disusun secara tertulis

dalam suatu akta atau polis asuransi.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 membahas ketentuan yang mengatur

tentang penyelenggaraan usaha perasuransian. Peraturan pemerintah terbentuk atas dasar

tujuan asuransi yang secara prinsip mampu mendorong tumbuhnya pembangunan

nasional Indonesia. Kegiatan usaha perasuransian berjalan sesuai dengan yang tercantum

pada hukum yang berlaku dan mengatur perusahaan perasuransian yang ada di Indonesia

agar berkembang dengan baik. Selain itu, sesuai dengan landasan maupun prinsip usaha

yang sehat dan bertanggung jawab.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999

Peraturan Pemerintah ini merupakan perubahan pertama dari Peraturan Pemerintah

Nomor 73 Tahun 1992. Tujuan yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63

Tahun 1999 pada dasarnya memiliki kesamaan dengan peraturan sebelumnya yaitu

tentang penyelenggaraan usaha perasuransian.


C. Pengertian subjek hukum asuransi

Subyek dalam perjanjian asuransi adalah pihak-pihak yang bertindak aktif yang

mengamalkan perjanjian itu, yaitu pihak tertanggung, pihak penanggung dan pihak-pihak

yang berperan sebagai penunjang perusahaan asuransi. Hukum asuransi mengharuskan

adanya minimal dua subjek hukum, yakni penanggung dan tertanggung. Penanggung

adalah perusahaan asuransi. Pihak ini bertugas menanggung beban resiko jika terjadi

peristiwa yang tak pasti (evenemen). Pihak ini yang menerima imbalan premi sebagai

gantinya. Sedangkan pihak tertanggung adalah nasabah atau pihak yang melakukan

perjanjian asuransi dan membayar sejumlah premi. Pihak penanggung dan tertangung

sebelumnya harus sama-sama melakukan kesepakatan, sehingga perjanjian asuransi bisa

berlangung. Dengan adanya perjanjian asuransi, maka kedua belah pihak akan terikat

untuk melaksanakan kewajibannya masing-masing.

D. Unsur Ganti rugi dalam asuransi

Ganti rugi adalah jenis kompensasi asuransi yang komprehensif di mana satu pihak

setuju untuk melindungi pihak lain dari kerusakan, kerugian, atau pertanggungjawaban

finansial. Asuransi pasti mencakup proses mengganti kerugian. Ini sudah merupakan

kewajiban dari pihak penanggung kepada pihak penanggung atas evenemen atau

peristiwa yang tak terduga/belum pasti terjadi. Misalnya saja pada asuransi jiwa. Jika

tertanggung meninggal dunia, maka penanggung wajib memberi uang ganti rugi atau

santunan kepada tertanggung atau ahli warisnya. Namun, jika masa asuransi berakhir

tanpa pembyaran ganti rugi apapun atas peristiwa yang terduga lainnya, maka

penanggung wajib mengembalikan uang kepada tertanggung.


E. Pengertian Asuransi Molest

Molest suatu keadaan dimana pennggung dapat dibebaskan dari tanggung jawab dalam

pengangkutan laut diatur psl 647,648,649 KUHD. Dapat dianalogikan pada asuransi-

asuransi pada umumnya. Pengertian molest sempit ; tindakan kekerasan atau pksaan oleh

negara dalam keadaan perang. Pengertian molest luas: bukancttnkuladedidikirawan

hanya daalm keadaan perang tetapi juga pada waktu damai. Molest dapat tidak berlaku

jika dalam perjanjian ada klausula zonder molest dan diberlakukan jika ada klausula met

molest.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuransi adalah suatu sistem yang diciptakan untuk melindungi orang, kelompok, atau

aktivitas usaha terhadap risiko kerugian finansial dengan cara membagi atau menyebarkan risiko

melalui pembayaran sejumlah premi. Asuransi merupakan suatu metode untuk memutuskan atau

melimpahkan kerugian-kerugian yang mungkin diderita pada umumny antara anggota-anggota

suatu kelompok. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya aktivitas

yang berkaitan dengan finansial, resiko merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Salah

satu hal yang dapat meminimalisir resiko tersebut adalah dengan asuransi. Asuransi

menguntungkan kehidupan masyarakat dengan mengurangi kekayaan yang harus disisihkan

untuk menutupi kerugian akibat berbagai resiko yang didapat.

B.SARAN

Dalam asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,dengan

mana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung,dengan menerima premi asuransi.

Akan tetapi dengan sistem hukum asuransi seperti ini wajib harus lebih ditingkatkan kesadaran

dan pemahaman tetang asuransi,karena hukum asuransi ini bertujuan untuk sama-sama

melindungi kepentingan tertanggung dan penanggung.Baik peserta dan perusahan asuransi

diharapkan mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban sesuai dengan perjanjian dalam polis

asuransi.Apalagi,hukum asuransi diindonesian sudah cukup lengkap.


DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H. Hukum Asuransi

2. Dwi Tatak Subagiyo, S.H., M.HUM (2016). Hukum Asuransi

Anda mungkin juga menyukai