Asuransi
“Untung & Rugi BPJS Kesehatan VS Asuransi Kesehatan Swasta”
Oleh :
1. Ayu Sri Rezeki
2. Adriana Defira
3. Bella Farira
4. Rizky Alvian
Kelas 01SMJE007
Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen
Universitas Pamulang
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Untung & Rugi BPJS Kesehatan VS Asuransi Kesehatan
Swasta ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah
Pengantar Hukum Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Asuransi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dedek Kumara S.E.,M.M. selaku dosen mata kuliah
Pengantar Hukum Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Serta terimakasih kepada seluruh anggota kelompok III atas kerjasama, waktu dan kontribusinya dalam
pembuatan makalah ini.Sehingga dapat diselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Asuransi.....................................................................................................................6
2.2 Besaran Premi...................................................................................................................................7
2.4 Manfaat.....................................................................................................................................10
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Asuransi Kesehatan Swasta dan BPJS Kesehatan...........................12
BAB III........................................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana yang telah kita ketahui Asuransi atau pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah
tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, dimana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah
melakukan perjanjian asuransi dengan perusahaan asuransi, baik perusahaan asuransi milik negara
maupun milik swasta.
Jaminan kesehatan merupakan hak konstitusional setiap warga Negara, dengan memiliki jaminan
kesehatan tersebut setiap warga Negara berhak mendapat layanan kesehatan. Jaminan ini diatur dalam
pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun
1945), yang menegaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak mendapatkan layanan
kesehatan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan sejak 1 Januari 2014 menyelenggarakan
jaminan kesehatan bagi masyarakat melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
menyelenggarakan Jaminan Kesehatan yang kita kenal dengan BPJS Kesehatan. Dengan demikian
pemerintah wajib menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Selain BPJS Kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah, di Indonesia sendiri sudah banyak
perusahaan-perusahaan yang berjalan dibidang asuransi ini. Bahkan beberapa masyarakat mengambil
dua asuransi sekaligus untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tinggal kita pribadi memilah dan
memilih asuransi mana yang akan kita ambil sesuai dengan kebutuhan dan keuangan kita.
Untuk bisa memilih dan memilah asuransi mana yang akan diambil, maka diperlukan
pengetahuan yang cukup tentang untung dan rugi dari asuransi-asuransi tersebut.
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar pembaca dapat mempertimbangkan kembali asuransi
apa yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan. Serta dapat mengedukasi pembaca mengenai kelebihan
dan kekurangang masing-masing asuransi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka timbul rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian dari Asuransi?
2. Berapa Besaran Premi BPJS Kesehatan dan Asuransi Kesehatan Swasta?
3. Apa Manfaat dari BPJS Kesehatan dan Asuransi Kesehatan Swasta?
4. Apa Keuntungan dan Kerugian dari BPJS Kesehatan dan Asuransi Kesehatan Swasta?
1.3 Tujuan
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko, dengan cara mengalihkan/mentransfer
resiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal ini adalah kepada perusahaan asuransi.
Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku
secara universal, yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain. Di Indonesia pengertian
Asuransi menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi adalah sebagai
berikut:
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.”
Badan yang menyalurkan resiko disebut “tertanggung”, dan badan yang menerima resiko
disebut “penanggung”. Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan, ini adalah sebuah
kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar
oleh “tertanggung” kepada “penanggung untuk resiko yang ditanggung disebut “premi”. Ini
biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya
administratif, dan keuntungan. Sedangkan menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk
penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu”.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu:
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada
pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang
mengandung unsur tak tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak
tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian di
mana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata, namun dengan
karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-untungan sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata. Menurut Pasal 1774 KUH Perdata yaitu:
Dalam perjanjian asuransi di mana tertanggung dan penanggung mengikat suatu perjanjian
tentang hal dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi membebankan sejumlah premi
yang harus dibayar tertanggung premi yang harus dibayar sebelumnya sudah ditaksirkan dulu
atau diperhitungkan dengan nilai resiko yang akan dihadapi. Semakin besar resiko, semakin besar
premi yang harus dibayar dan sebaliknya. Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asuransi, di
mana disebutkan sarat-sarat, hak-hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang
dipertanggungkan dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi resiko,
pihak asuransi akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani
bersama sebelumnya.
Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut “assurantie” yang terdiri dari kata “assuradeur”
yang berarti penanggungan dan “geassureerde” yang berarti tertanggung. Kemudian dalam
bahasa Prancis disebut “assurance” yang berarti menganggung sesuatu yang pasti terjadi.
Sedangkan dalam bahasa latin disebut “assecurare” yang berarti meyakinkan orang. Selanjutnya
bahasa Inggris kara asuransi disebut ”Insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin
atau tidak mungkin terjadi dan “assurance” yang berarti menganggung sesuatu yang pasti terjadi.
Premi adalah iuran yang wajib dibayarkan selama jangka waktu yang sudah disepakati
antara tertanggung dan penyedia jasa asuransi. Secara umum, perbedaan antara jumlah premi
antara asuransi kesehatan swasta dan BPJS sebagai berikut:
Premi untuk asuransi swasta terbilang cukup mahal dan sulit dijangkau untuk kalangan
menengah ke bawah. Besaran premi sendiri bervariasi dengan kisaran Rp100 ribuan – Rp2 jutaan
(atau lebih) per bulan tergantung jenis asuransi kesehatan mana yang diambil dan dari perusahaan
asuransi mana. Premi dibayar dengan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun.
Penetapan besaran premi pada asuransi kesehatan swasta bervariasi tergantung pada
beberapa hal, antara lain :
1. Usia Tertanggung
Usia tertanggung sangat menentukan harga premi asuransi jiwa. Ini berkaitan dengan
statistik usia kematian. Semua perusahaan asuransi mengantongi statistik tentang usia
harapan hidup yang menjadi dasar mereka menentukan besar premi.
Semakin muda usia tertanggung ketika meneken kontrak asuransi jiwa, kemungkinan
besar premi yang harus dibayarkan juga lebih murah. Seseorang dengan usia di atas 40 tahun
kemungkinan harus membayar premi asuransi jiwa lebih mahal dibanding seorang
tertanggung berusia 30 tahun. Bahkan beberapa perusahaan asuransi tidak mewajibkan
pemeriksaan medis kepada calon tertanggung bila usia ketika membeli polis asuransi, masih
di bawah 30 tahun.
2. Perokok Aktif
Bagi seorang perokok aktif dan hendak membeli asuransi jiwa, bersiaplah terkena premi
lebih mahal dibanding mereka yang tidak merokok. Mayoritas perusahaan asuransi
berpandangan, mereka yang merokok memiliki risiko penyakit dan kematian lebih besar
dibandingkan yang tidak merokok.
3. Riwayat Kesehatan
Kesehatan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi besar kecil risiko
kematian seseorang. Bila seseorang memiliki riwayat kesehatan buruk, pernah menderita
sakit berat, biaya premi asuransi jiwa yang harus dia bayar bisa lebih mahal.
4. Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan juga dinilai memiliki sumbangan pada besar kecil risiko kematian. Bila
Anda bekerja di sebuah bidang dengan risiko kecelakaan dan kematian tinggi seperti tambang,
ladang minyak, penerbang, premi asuransi Anda bisa sangat mahal.
Semakin besar uang pertanggungan yang Anda butuhkan, semakin mahal pula premi
yang harus Anda bayar. Maka itu, bijaksanalah dalam menghitung kebutuhan pertanggungan
asuransi jiwa. Sesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat inflasi agar nilainya tepat
Kontrak polis asuransi jiwa tersedia mulai jangka pendek sampai 20 tahun. Memilih
kontrak 5 tahun dan 20 tahun akan memberi perbedaan juga pada beban premi yang harus
Anda bayarkan.
Untuk membandingkan pembayarannya disini kami ambil contoh produk asuransi
Kesehatan dari AXA Mandiri. Yang mana pembayaran premi mulai dari Rp 140.000 setiap
bulannya, tertanggung bisa mendapatkan manfaat pertanggungan asuransi kesehatan berupa
penggantian biaya perawatan rawat inap hingga Rp 2.000.000 per harinya. Manfaat
pertanggungan ini bisa dinikmati hingga usia 65 tahun.
BPJS
Besaran iuran BPJS Kesehatan pada 2021 akan mengacu pada Perpres Nomor 64 tahun
2020. Berikut daftar iuran BPJS Kesehatan 2021 terbaru yang harus dibayarkan peserta:
1. Bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar oleh
Pemerintah.
a. Iuran peserta BPJS kelas III sebesar Rp 42.000 per orang per bulan dengan manfaat
pelayanan di ruang perawatan Kelas III. Pemerintah tetap memberikan bantuan iuran sebesar
Rp 7.000, sehingga per 1 Januari 2021, iuran BPJS Kesehatan kelas III yaitu sebesar Rp
35.000.
b. Iuran peserta BPJS kelas II sebesar Rp 100.000 per orang per bulan dengan manfaat
pelayanan di ruang perawatan Kelas II.
c. Iuran peserta BPJS Kesehatan kelas I sebesar Rp 150.000 per orang per bulan dengan
manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.
Iuran tersebut juga bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara
kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima upah serta iuran
peserta bukan pekerja.
Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga Pemerintahan terdiri dari
Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non
pegawai negeri sebesar 5% dari Gaji atau Upah per bulan. Ketentuannya: 4% dibayar oleh
pemberi kerja dan 1% dibayar oleh peserta.
Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar
5% dari Gaji atau Upah per bulan. Ketentuannya: 4% dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1% dibayar
oleh Peserta.
Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak ke 4 dan
seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1% dari gaji atau upah per orang
per bulan, dibayar oleh pekerja penerima upah.
4. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak
yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% dari
45% gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang IIIa dengan masa kerja 14 tahun per
bulan, dibayar oleh Pemerintah.
Penetapan besaran premi pada BPJS tidak dipengaruhi oleh usia, resiko
kesehatan maupun beberapa hal lainnya. BPJS kesehatan mematok rata tanpa melihat hal-
hal tertentu. Terutama untuk pekerja non formal seperti pedagang, nelayan, atau freelancer,
juga bisa turut menjadi peserta BPJS dengan tarif minimal .
2.4 Manfaat
Manfaat asuransi kesehatan akan membantu ketersediaan untuk semua kebutuhan biaya
dokter, obat-obatan, rawat inap, sampai dengan tindakan operasi. Jika sewaktu-waktu tertanggung
jatuh sakit, maka perusahaan asuransilah yang akan menanggung biaya pengobatan, sesuai
dengan kontrak atau kesepakatan.
Secara umum, melalui sejumlah premi yang dibayarkan, asuransi kesehatan akan
memberikan perlindungan kepada tertanggung sebagai nasabah. Namun begitu, jenis perawatan
atau program yang tersedia pasti bermacam-macam jenisnya.
Berikut beberapa perbedaan manfaat pada asuransi kesehatan swasta dengan BPJS
Kesehatan.
Manfaat yang ditawarkan asuransi kesehatan swasta umumnya mencakup biaya rawat inap
seperti kamar, kunjungan dokter, prosedur operasi, obat, jaminan kematian. Selain itu, ada
manfaat tambahan misalnya rawat jalan dan pasca-rawat inap sesuai kebutuhan.
Pada polis asuransi kesehatan swasta, biasanya tidak akan ditemukan manfaat yang
berkaitan dengan optik, gigi, dan kehamilan. Ini terkecuali jika masalah tersebut muncul akibat
hal-hal yang berkaitan langsung dengan penyakit atau kecelakaan.
Berikut contoh manfaat yang ditawarkan dari beberapa asuransi kesehatan :
BPJS
Premi yang terjangkau memang menjadi kelebihan utama BPJS. Bagaimana tidak, iuran per
bulannya mulai dari Rp35.000 saja untuk kelas III, Rp100.000 untuk kelas II, dan Rp150.000
untuk kelas I.
1. Premi yang yang dibayarkan bukan berdasarkan riwayat penyakit, usia peserta, dan jenis
kelamin peserta, tapi berdasarkan kelas perawatan rumah sakit yang dipilih.
2. Peserta perokok atau memiliki riwayat penyakit kritis sebelumnya membayar premi yang
sama besarnya.
5. Tidak ada batasan plafon atau batas maksimal biaya yang dibayarkan pemerintah untuk
kesembuhanmu. Selama pengobatan dilakukan sesuai prosedur dan termasuk dalam
tanggungan BPJS, jadi tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun.
6. Pelayanan kesehatan mencakup rawat jalan, rawat inap, rawat gigi, mata dan persalinan.
7. Imunisasi dasar untuk anak (Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio,
serta Campak) termasuk dalam tanggungan.
8. Tidak ada daftar tunggu untuk penyakit tertentu. Katakanlah jika sebelumnya tertanggung
pernah mengalami penyakit miom rahim, penyakit tersebut tetap ditanggung oleh BPJS
Kesehatan.
Asalkan, rawat inap terjadi 45 hari sejak tanggal diaktifkannya kartu BPJS Kesehatan. Selain itu,
BPJS Kesehatan juga menanggung biaya pemeriksaan kehamilan dan persalinan di faskes tingkat I.
Namun meski memiliki BPJS kesehatan, banyak orang lebih senang memanfaatkan asuransi
swasta karena menilai BPJS Kesehatan memiliki kelemahan di antaranya:
1. Proses rujukan yang berjenjang, rumit, dan memakan waktu. Saat sakit, tertanggung harus
mendapat perawatan di fasilitas kesehatan (faskes) tingkat I terlebih dahulu. Faskes tingkat
I meliputi puskesmas, poliklinik, dan dokter praktik mandiri. Faskes tingkat I ini dilayani
oleh dokter umum. Barulah jika penyakit tidak dapat ditangani di faskes I, akan mendapat
rujukan ke faskes tingkat II yaitu rumah sakit.
2. Tertanggung tidak dapat memilih rumah sakit rujukan. Dalam prosedur rujukan, pasien
akan dirujuk ke faskes tingkat II berupa rumah sakit tingkat C atau B. Barulah jika
penyakit tidak dapat tertangani, pasien dirujuk ke rumah sakit tipe A. Rumah Sakit Kelas
A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialis luas. Oleh pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat
pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat.
3. Tanpa surat rujukan dari faskes I, biaya pengobatan pasien di rumah sakit tidak
ditanggung.
4. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan tidak ditanggung, kecuali dalam keadaan darurat.
5. Seringkali obat yang diresepkan bukanlah obat paten, sehingga harus membayar biaya
lebih untuk mendapatkan obat terbaik.
6. Pasien sering dihadapkan pada antrian panjang dan kuota pasien atau rawat inap yang
terbatas. Hal ini membuat pasien tidak ditangani dengan cepat.
Asuransi swasta hadir sebagai pelengkap karena memiliki banyak fitur dan kelebihan yang
tidak dimiliki BPJS Kesehatan. Kelebihan asuransi swasta antara lain:
1. Jika memiliki asuransi kesehatan dengan fitur cashless, maka tertanggung hanya perlu
menggesek kartu saat akan mendapat pelayanan kesehatan. Tanpa proses berbelit,
fitur cashless membuatmu mendapatkan layanan kesehatan dengan cepat dan mudah.
2. Selain menanggung biaya perawatan, beberapa asuransi kesehatan juga memberikan santunan
tunai harian selama dirawat di rumah sakit. Uang tunai tersebut berguna untuk membayar
pengeluaran di luar medis seperti biaya transportasi dan biaya inap keluarga yang
menungggui.
3. Kamu bebas memilih rumah sakit. Entah itu tipe C, B, atau bahkan tipe rumah sakit A, selama
rumah sakit tersebut bekerja sama dengan pihak asuransi. Poin ini memungkinkan kamu
mendapat perawatan dan fasilitas terbaik.
Adapun sebelum memutuskan untuk memiliki asuransi swasta, sebaiknya pertimbangkan juga
beberapa kekurangannya seperti berikut:
1. Premi asuransi swasta disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan riwayat
penyakit yang pernah diderita. Semakin tua usia, semakin mahal preminya. Perokok atau
orang yang sebelumnya pernah sakit keras juga mungkin membayar biaya premi lebih mahal.
2. Perusahan swasta akan menilai profil risiko dari setiap calon nasabah. Ini artinya, kondisi
kesehatan terkini dan riwayat kesehatannya akan dipelajari. Bahkan mungkin calon
tertanggung juga akan diminta untuk menjalani tes medis / medical check up.
3. Semakin bagus layanan asuransi swasta, maka semakin mahal preminya. Biaya premi asuransi
swasta yang menanggung rawat jalan tentu akan lebih mahal dibandingkan asuransi swasta
yang hanya menanggung rawat inap
4. Tidak seperti BPJS Kesehatan di mana biaya yang ditanggung tidak terbatas, asuransi swasta
memberlakukan plafon. Plafon merupakan batasan manfaat yang bisa dinikmati nasabah.
Penghitungan plafon pada asuransi kesehatan swasta bisa berdasarkan penyakit atau batasan
waktu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi merupakan lembaga keuangan yang melakukan suatu jasa perlindungan dan
penyediaan jaminan kepada individu, organisasi maupun perusahaan yang dilakukan dengan
perjanjian tertentu, apabila dimasa yang akan datang tertanggung mengalami hal – hal yang tidak
diinginkan seperti musibah baik yang disebabkan oleh faktor bencana alam, kelalaian,
kebangkrutan, kecelakaan dan lain sebagainya. Asuransi akan memberikan bantuan berupa materi
sehingga pihak tertanggung bisa meminimalisir kerugian yang terjadi.
Lembaga ini perlu dikaji mulai dari jenis-jenis, manfaat, contoh perusahaan dan
kekurangan serta kelebihan dari setiap perusahaan asuransi. Hal ini diperlukan agar kita dapat
mengerti dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari. Asuransi sangat
bermanfaat bagi kita dan perusahaan diantarnya dapat memberikan rasa aman serta perlindungan
kepada kita.
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Asuransi kali ini, diharapkan pembaca dapat
memahami lebih lanjut tentang “Keuntungan dan Kerugian Setiap Asuransi” dan dapat
memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Cermati.com. (2015). BPJS Kesehatan dan Asuransi Kesehatan Mana yang Lebih Baik?
Diperoleh dari https://www.cermati.com/artikel/bpjs-kesehatan-dan-asuransi-kesehatan-
mana-yang-lebih-baik
Indonesia, G. (2020). Ini Keuntungan Punya Asuransi Kesehatan Swasta Selain BPJS. Diperoleh
dari https://www.generali.co.id/id/healthyliving/detail/426/ini-keuntungan-punya-
asuransi-kesehatan-swasta-selain-bpjs
Kompas.com. (2020, Agustus 18). Apa Saja Perbedaan BPJS Kesehatan dan Asuransi Swasta?
Diperoleh dari https://money.kompas.com/read/2020/08/18/161734826/apa-saja-
perbedaan-bpjs-kesehatan-dan-asuransi-swasta?page=all
Kurnia, R. D. (2021, September 30). 10 Asuransi Kesehatan Murah yang Layak Dicoba.
Diperoleh dari https://www.qoala.app/id/blog/asuransi/kesehatan/asuransi-kesehatan-
murah/
Lifepal. (2021). Contoh Asuransi Kesehatan Terbaik 2021 – Jenis dan Preminya. Diperoleh dari
https://lifepal.co.id/media/asuransi-kesehatan/
Ndondon. (2018). MAKALAH ASURANSI. Diperoleh dari
https://www.ndondon.net/2018/01/contoh-makalah-asuransi.html
Ratriani, V. (2021, Januari 1). Berlaku per 1 Januari 2021, ini rincian iuran BPJS Kesehatan
terbaru. Diperoleh dari https://keuangan.kontan.co.id/news/berlaku-per-1-januari-2021-
ini-rincian-iuran-bpjs-kesehatan-terbaru
Syarifah, F. (2016). Kenapa Semua Orang Wajib Ikut BPJS? Diperoleh dari
https://www.liputan6.com/health/read/2642949/tanya-bpjs-kesehatan-kenapa-semua-
orang-wajib-ikut-bpjs
Triandaru, S. d. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain edisi 2.