Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jasa asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan

perlindungan pada masyarakat apabila terjadi risiko di masa mendatang.

Apabila risiko terjadi maka ganti rugi akan dibayar sesuai dengan perjanjian

antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat

dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional,

para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang

dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga

dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi

apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau

meninggal dunia.

Anjak piutang dalam bahasa Inggris: factoring

adalah suatutransaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya,misalnya tagihan


dengan memberikan suatu diskon. Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan atau
penjualan, hambatan utama yangdapat menjadi ancaman adalah banyaknya penjualan kredit yang
tidak dapat tertagih alias macet. Banyaknya kredit yang macet akanmengakibatkan terganggunya
perputaran barang dan perputaran keuangan,apa lagi jika sampai kredit tersebut tidak mampu lagi
dibayar olehnasabahnya. Apalagi masalah piutang macet tidak dapat segera ditanganisecara serius,
tidak mungkin kerugian yang lebih besar tidak dapatdihindari lagi. Untuk menanggulangi masalah
piutang macet danadministrasi kredit yang semrawut dapat diserahkan kepada perusahaanyang
sanggup untuk melakukannya, yaitu perusahaan anjak piuatang yangmemang kegiatan utamanya
adalah bergerak dibidang penagihan piutang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari asuransi?

2. Apa saja manfaat asuransi?

3. Apa pengertian anjak piutang?

4. Apa saja manfaat anjak piutang?

5.

C. Tujuan

Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :

1. Mengetahui pengertian dan manfaat asuransi.


2. Mengetahui tentang Anjak piutang

3.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca berupa :

1. Pengetahuan mengenai seluk beluk asuransi.

2. Pemahaman mengenai Anjak piutang.

2.1 Asuransi

2.1.1 Pengertian Asuransi

Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya aktivitas

yang berkaitan dengan finansial, resiko merupakan suatu hal yang tidak dapat

dihindari. Salah satu hal yang dapat meminimalisir resiko tersebut adalah dengan

asuransi. Asuransi menguntungkan kehidupan masyarakat dengan mengurangi

kekayaan yang harus disisihkan untuk menutupi kerugian akibat berbagai resiko

yang didapat. Terdapat beberapa definisi mengenai asuransi yang dikemukakan

oleh beberapa ahli.

Kasmir (2014:259) mendefinisikan Asuransi adalah “Perjanjian antara pihak

tertanggung dengan penanggung dan disebutkan syarat-syarat, hak-hak kewajiban

masing-masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan serta jangka waktu

asuransi, sehingga pihak tertanggung akan membayar sesuai dengan perjanjian yang

telah disepakati apabila terjadi risiko dalam masa pertanggungan”.

Menurut M. Nur Rianto (2012:212) asuransi merupakan sebuah mekanisme

perlindungan terhadap pihak tertanggung apabila mengalami resiko di masa yang

akan datang dimana pihak tertanggung akan membayar premi guna mendapatkan

ganti rugi dari pihak penanggung.

Julius R. Latumaerissa (2011:447) mendefinisikan asuransi sebagai suatu

perjanjian dimana terdapat pihak tertanggung yang membayar premi kepada pihak

penanggung guna mendapatkan penggantian karena suatu keinginan, kerusakanm

atau kehilangan keuntungan yang telah diharapkan yang kemungkinannnya tidak

pasti akan terjadi di masa yang akan datang.


Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa asuransi merupakan suatu

perjanjian antara pihak tertanggung yaitu nasabah dengan pihak penanggung yaitu

perusahaan asuransi, dimana pihak penanggung memberikan jaminan terhadap jiwa

maupun harta yang dimiliki pihak tertanggung apabila pada masa mendatang

mengalami kejadian tidak terduga seperti kebakaran maupun kematian, sehingga

pihak tertanggung wajib membayar sejumlah premi guna mendapatkan ganti rugi.

2.1.2 Perkembangan Asuransi

Sejarah berdirinya asuransi di Indonesia tidak terlepas dari semakin berkembangnya bisnis
pemerintah kolonial Belanda pada sektor perkebunan dan perdagangan. Pada masa tersebut
perkebunan rempah-rempah, tembakau dan kelapa sawit yang menjadi ciri khas tanaman di
Indonesia tumbuh pesat. Pemerintah Belanda merasa perlu untuk menjamin kelangsungan bisnis
mereka bisa berjalan dengan baik dan mendapatkan perlindungan terhadap resiko mulai dari proses
panen sampai dengan pengiriman hasil panen tersebut ke negara mereka. Secara umum
perkembangan asuransi di Indonesia dibagi menjadi 2 tahap penting yaitu zaman penjajahan dan
zaman kemerdekaan

Sejarah perkembangan asuransi pada masa penjajahan

Pada masa penjajahan Belanda, untuk menunjang bisnis perkebunan dan perdagangan, mereka
mendirikan perusahaan asuransi kerugian pertama di Indonesia yaitu Bataviasche Zee End Brand
Asrantie Maatschappij pada tahun 1853 dengan perlindungan utama terhadap resiko kebakaran dan
asuransi pengangkutan. Setelah itu berdiri ada 2 jenis perlindungan asuransi yang terdiri dari
asuransi. Untuk itulah mereka mendirikan perusahaan asuransi pertama di Indonesia dengan nama.

Lahirnya asuransi di Indonesia pertama kali didirikan oleh orang Belanda dengan nama Nederlandsh
Indisch Leven Verzekering En Liefrente Maatschappij (NILMIY) dengan mengadopsi perusahaan
Asuransi Belanda yaitu De Nederlanden Van 1845. Kelak dikemudian hari setelah Indonesia
merdeka, asuransi ini diambil alih Pemerintah Indonesia dan berganti nama menjadi PT. Asuransi
Jiwasraya . Disusul berikutnya oleh Asuransi Jiwa Boemi Poetra 1912 pada tahun 1912.

Secara umum asuransi pada masa penjajahan dibagi menjadi 2 kategori:

· Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.

· Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi yang berkantor
pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.
Sejarah perkembangan asuransi setelah masa kemerdekaan

Pada masa setelah kemerdekaan, ada 2 tahap penting perkembangan asuransi di Indonesia yaitu:

1. Nasionalisasi Perusahaan asuransi asing

Perusahaan asuransi peninggalan penjajah Belanda yang dinasionalisasi adalah NV Assurantie


Maatshappij De Nederlandern dan Bloom Vander EE tahun 1845 menjadi PT Asuransi Bendasraya.
Selain itu Asuransi De Nederlanden Van 1845 dinasionalisasi menjadi PT. Asuransi Jiwasraya

2. Pendirian dan penggabungan perusahaan asuransi baru

Pada masa kemerdekaan ada 2 langkah penting pemerintah terkait perkembangan asuransi di
Indonesia yaitu penggabungan asuransi PT Asuransi Bendasraya yang bergerak dalam asuransi
rupiah dan PT Umum Internasional Underwriters (PT UIU) yang bergerak dalam asuransi valuta asing
menjadi PT Asuransi Jasa Indonesia atau lebih dikenal dengan nama Asuransi Jasindo. Selain
penggabungan asuransi, pemerintah juga mendirikan beberapa perusahaan asuransi baru untuk
menunjang kesejahteraan masyarakat yaitu:

· Asuransi Jasa Rahardja untuk melindungi masyarakat dari resiko kecelakaan lalu lintas

· Perum Taspen untuk Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri

· Perum Asabri untuk anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

· Jamsostek, yaitu asuransi kecelakaan tenaga kerja perusahaan swasta

Sejarah perkembangan asuransi modern di Indonesia

Perkembangan asuransi modern di Indonesia dimulai dengan semakin banyaknya perusahaan


asuransi yang berdiri di awal tahun 1980-an. Beberapa diantaranya seperti AIA Financial, Allianz,
Avrist AXA Mandiri, CIGNA, Prudential, dan Asuransi Sinar Mas hadir dan menawarkan berbagai
macam produk perlindungan dan bahkan investasi. Hal ini semakin menambah alternative pilihan
bagi masyarakat untuk medapatkan perlindungan terhadap resiko seperti yang diharapkan. Di sisi
lain pemerintah juga semakin tanggap dengan kebutuhan masyarakat akan perlindungan sehingga
mulai tahun 2014 ini lahir Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan
Ketenagakerjaan sebagai gabungan fungsi dan peran dari Jamsostek dan Askes pada periode
sebelumnya.

2.1.3 Jenis - Jenis Asuransi

Adapun jenis-jenis asuransi menurut Kasmir (2014:260) yang berkembang di

Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi fungsinya, yaitu:

a. Asuransi kerugian, merupakan jenis asuransi yang diberikan pihak

penanggung kepada tertanggung untuk menanggulangi suatu risiko atas

kerugian dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Kemudian yang termasuk

dalam asuransi kerugian yaitu diantaranya, asuransi kebakaran, asuransi

pengangkutan, asuransi kendaraan, dan sebagainya.

b. Asuransi jiwa, merupakan jenis asuransi yang diberikan pihak penanggung

untuk menanggulangi jiwa atau meninggalnya seseorang yang

dipertanggungkan. Adapun jenis asuransi jiwa seperti, asuransi berjangka, asuransi tabungan,
asuransi seumur hidup, maupun annuity contract

insurance.

c. Reasuransi, merupakan perusahaan asuransi yang memberikan jasa asuransi

untuk pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan

asuransi kerugian. Jenis asuransi ini biasa disebut asuransi dari asuransi.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya, yaitu:

a. Asuransi milik pemerintah, yaitu perusahaan asuransi yang dimiliki oleh

pemerintah Indonesia.

b. Asuransi milik swasta nasional, yaitu perusahaan asuransi yang dimiliki oleh

pihak swasta.

c. Asuransi milik perusahaan asing, yaitu perusahaan asuransi yang dimiliki

oleh pihak asing, dan perusahaan asuransi jenis ini yang beroperasi di

Indonesia hanya kantor cabang.

d. Asuransi milik campuran, yaitu perusahaan asuransi yang dimiliki oleh pihak
swasta dengan pihak asing.

2.1.4 Keuntungan Asuransi

Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat mengalihkan resiko sesuatu pada
pihak ketiga. Sehingga apabila kita mendapatkan musibah atau bencana, yang akan mengganti
semua kerugian kita adalah pihak asuransi. Secara nilai nominal, kita akan mendapatkan ganti rugi
atas semua hal yang sudah dijaminkan pada perusahaan asuransi tersebut. Sehingga kalaupun ada
kejadian atau kondisi darurat, menjadi nasabah asuransi tidak perlu bingung seperti sering dialami
masyarakat, terutama ketika uang dalam bentuk tabungan atau barang berharga tidak cukup.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap perusahaan atau menuntut
hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi tersebut, tidak segampang mencairkan uang di dalam
tabungan atau menjual barang berharga seperti emas. Untuk mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi diperlukan persyaratan administrasi yang sebenarnya sejak awal sudah disepakati. Hal ini
terutama sebagai salah satu langkah mengatasi berbagai cara orang jahat yang memanfaatkan
proses klaim asuransi ini. Dengan demikian ketika persyaratan administrasi telah terpenuhi,
perusahaan asuransi akan dengan mudah melaksanakan berbagai klaim yang diajukan oleh para
nasabah.

Bahkan sekarang ini perusahaan asuransi telah bekerja dengan perusahaan lain secara langsung,
seperti misalnya dengan rumah sakit atau klinik kesehatan

untuk jenis asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah asuransi
kesehatan mengalami keadaan darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah sakit atau
klinik kesehatan itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi setelah
melayani nasabah asuransi tersebut.

Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi nasabah

Masyarakat yang menolak konsep asuransi, biasanya disebabkan karena kurangnya pengetahuan
mereka pada keuntungan asuransi. Selain itu, ada sebuah stigma tradisional yang menyebabkan
seseorang sudah merasa apriori pada kata asuransi. Beberapa stigma negatif seperti telah
disebutkan sebelumnya semakin diyakini sebagai sebuah kebenaran ketika pihak perusahaan
asuransi sendiri misalnya tidak memberikan edukasi secara jelas dan tepat. Terlepas dari itu semua,
beberapa keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang ketika menjadi nasabah perusahaan
asuransi antara lain :
a) Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.

b) Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.

c) Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.

d) Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.

e) Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.

f) Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.

g) Memudahkan urusan.

2. Bagi perusahaan asuransi

a) Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.

b) Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.

c) Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.

2.1.5 Prinsip - Prinsip Asuransi

Adapun prinsip-prinsip asuransi yang dikemukakan oleh Kasmir (2014:263) yaitu:

1. Insurable Interest merupakan prinsip asuransi berdasarkan hukum yang

berkaitan dengan risiko keuangan antara pihak tertanggung dengan suatu

yang dipertanggungkan yang tertera pada kontrak asuransi.

2. Utmost Good Faith merupakan prinsip asuransi harus dilandasi oleh iktikad

baik antara tertanggung dengan penanggung mengenai seluruh informasi

materiil maupun immateriil.

3. Indemnity merupakan prinsip asuransi didasarkan pada kerugian yang bersifat

keuangan dan tidak berlaku bagi asuransi jiwa maupun asuransi kecelakaan.

4. Proximate Cause merupakan prinsip asuransi bahwa harus ada satu penyebab

utama dalam suatu kerugian.

5. Subrogation merupakan prinsip asuransi bahwa penggantian kerugian tidak

mungkin lebih besar dari kerugian yang benar-benar diderita tertanggung.

Penanggung memberikan hak kepada tertanggung untuk menuntut pihak

ketiga yang mengakibatkan kepentingan asuransi mengalami kerugian.

6. Contribution merupakan prinsip asuransi di mana pihak penanggung meminta


penanggung-penanggung lain untuk membayar ganti rugi kepada tertanggung

meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama

besarnya.

2.1.6 Pengertian Anjak Piutang

Anjak piutang (factoring) adalah salah

satu dari sekian banyak lembaga

keuangan yang merupakan lembaga

pembiayaan berdasarkan Keputusan

Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang

Lembaga Pembiayaan, yang ditindak

lanjuti dengan Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor

1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan

dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga

Pembiayaan.

Menurut Kasmir (2014) perusahaan

anjak piutang merupakan perusahaan

yang kegiatannya melakukan penagihan

atau pembelian, atau pengambilalihan

atau pengelolaan utang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau

pembayaran tertentu milik perusahaan.

Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor


NO.172/KMK.06/2002 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

Berdasarkan hal tersebut, sangatlah jelas bahwa perusahaan anjak piutang

merupakan perusahaan yang membantu dalam mengelola masalah hutang piutang,


baik pengambil alihan atau pembelian piutang yang bertujuan memperlancar

kegiatan perusahaan dan menghindari kredit (pembiayaan) macet agar perusahaan

yang mempunyai masalah hutang piutang dapat melaksanakan kegiatan

operasionalnya dengan baik dan lancar. Perusahaan anjak piutang tersebut juga akan

mendapatkan insentif/bonus (fee) tertentu dari perusahaan yang mempunyai

masalah utang piutang.

2.1.7 Kegiatan anjak piutang

Kegiatan perusahaan anjak piutang di

Indonesia diatur dalam Surat Keputusan

Menteri Keuangan Nomor

1251/KMK/.013/1988 tanggal 20

Desember 1988. Berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Keuangan tersebut

dapat dijabarkan bahwa kegiatan

perusahaan anjak piutang meliputi:

1) Pengambilalihan tagihan suatu

perusahaan dengan fee tertentu;

2) Pembelian piutang perusahaan

dalam suatu transaksi perdagangan

dengan harga yang sesuai dengan

kesepakatan;

3) Mengelola usaha penjualan kredit

suatu perusahaan, artinya

perusahaan anjak piutang dapat

mengelola kegiatan administrasi


kredit suatu perusahaan sesuai

kesepakatan.

2.1.8 Pihak yang terlibat dan fasilitas yang diberikan

Dalam kegiatan transaksi perusahaan

anjak piutang terdapat tiga pihak yang

saling berkepentingan. Tanpa

keterlibatan ketiga pihak tersebut, maka

perusahaan anjak piutang tidak akan

berjalan sebagaimana mestinya.

Pihak – pihak yang terlibat dalam

kegiatan transaksi anjak piutang

meliputi:

1) Kreditor atau klien yang

menyerahkan tagihannya kepada pihak anjak piutang untuk ditagih

atau dikelola atau diambil alih

dengan cara dikelola atau dibeli

sesuai perjanjian dan kesepakatan

yang telah dibuat.

2) Perusahaan anjak piutang

(factoring), yaitu perusahaan yang

akan mengambil alih atau mengelola

piutang atau penjualan kredit

debiturnya.

3) Debitur, yaitu nasabah yang


mempunyai masalah (utang) kepada

kreditor (klien).

Fasilitas Yang Diberikan Kepada

Klien

Menurut Kasmir (2014) fasilitas yang

diberikan perusahaan anjak piutang

dalam penagihan atau pengelolaan

kreditnya kepada klien dapat dilihat dari

berbagai sisi sebagai berikut:

1) Berdasarkan Pemberitahuan

a) Disclosed

Yaitu fasilitas yang diberikan

kepada perusahaan anjak

piutang dalam penagihan

piutangnya dengan

sepengetahuan debitur.

b) Undisclosed

Merupakan fasilitas yang

diberikan kepada perusahaan

anjak piutang tanpa

sepengetahuan debitur, kecuali

jika ada pelanggaran terhadap

kesepakatan yang telah dibuat

dan atau oleh perusahaan anjak piutang mengandung suatu

resiko.
2) Berdasarkan Tanggung Jawab

a) Withrecourse

Apabila debitur tidak mampu

untuk melunasi segala

kewajibannya, maka resiko

kredit tersebut menjadi

tanggung jawab pihak kreditor

dan pihak anjak piutang

mengembalikan tanggung

jawab penagihannya.

b) Without recourse

Apabila semua resiko yang

tidak terbayar dalam suatu

penagihan piutang menjadi

tanggung jawab pihak anjak

piutang sepenuhnya dan bukan

tanggung jawab kreditor.

3) Berdasarkan Pelanggan

a) Full service factoring

Merupakan perusahaan anjak

piutang yang memberikan

semua jenis fasilitas jasa anjak

piutang baik dalam jasa

pembiayaan maupun jasa

nonpembiayaan, termasuk

fasilitas untuk menanggung


risiko terhadap kredit yang

macet.

b) Resource factoring

Jasa yang diberikan oleh

perusahaan anjak piutang

meliputi hampir semua jasa

anjak piutang kecuali proteksi terhadap risiko tidak terbayar

tagihannya. Dalam hal ini risiko

kredit tetap berada pada

kreditor.

c) Bulk factoring

Jasa yang diberikan terhadap

kreditor hanyalah fasilitas jasa

pembiayaan dan pemberitahuan

jatuh tempo pada debitur.

d) Maturity factoring

Dalam perusahaan jenis ini

fasilitas yang diberikan kepada

kreditor adalah perlindungan

kredit yang meliputi

pengurusan atas penjualan,

penagihan dari debitur dan

perlindungan atas piutang dan

dalam jenis ini jasa yang

diberikan adalah tanpa

pembiayaan.
e) Invoice discounting

Pemberian fasilitas jasa

hanyalah untuk yang berbentuk

pembiayaan anjak piutang.

f) Undisclosed factoring

Dalam fasilitas ini perusahaan

anjak piutang memberikan

proteksi terhadap kemacetan

pelunasan piutang sampai

dengan persentase tertentu dari

jumlah faktur yang telah

disetujui.

g) Advance Payment

Yaitu transaksi pengalihan

piutang di mana pembayarannya dilakukan pada

saat jatuh tempo dan besarnya

sekitar 80% dari nilai faktur.

4) Berdasarkan Wilayah

a) Domestic Factoring

Merupakan perusahaan anjak

piutang yang hanya beroperasi

di wilayah Indoenesia.

b) International Factoring

Merupakan kegiatan anjak

piutang yang kegiatannya dapat

dilakukan antarnegara seperti


pembiayaan fasilitas ekspor

impor.

2.1.9 Jasa-Jasa dan Biaya yang diberikan

Secara umum perusahaan anjak piutang

mempunyai dua macam jasa yang dapat

ditawarkan kepada masyarakat. Adapun

jasa-jasa yang dilakukan perusahaan

anjak piutang adalah sebagai berikut:

1) Jasa Pembiayaan (Financing

Service)

Dalam hal jasa pembiayaan,

perusahaan anjak piutang

melakukan pembayaran dimuka

kepada kreditor yang besarnya

tergantung dari kesepakatan kedua

belah pihak. Kontrak dalam

perjanjian dapat dibuat berdasarkan

withrecourse atau dengan without

recourse. Besarnya pembiayaan

yang dilakukan sekitar 60% - 80%

dari total piutang setelah dilakukan

kontrak dan penyerahan bukti-bukti penjualan.

2) Jasa Non Pembiayaan

Dalam jasa non pembiayaan

kegiatan yang dilakukan meliputi


pemberian jasa pengelolaan

administrasi kredit. Kegiatan jasa ini

antara lain:

a. analisis kelayakan suatu kredit;

b. melakukan administrasi kredit;

c. pengawasan terhadap kredit

termasuk pengendaliannya;

d. perlindungan terhadap suatu

risiko kredit.

2.1.10 Keuntungan Anjak Piutang

Dalam kegiatan anjak piutang akan

memberikan atau memperoleh

keuntungan bagi masing-masing pihak

yang terlibat, baik perusahaan anjak

piutang, kreditor maupun debitur.

Keuntungan yang diperoleh masing-

masing pihak adalah sebagai berikut:

1) Bagi Perusahaan Anjak Piutang

a) Memperoleh keuntungan

berupa fee dan biaya

administrasi

b) Membantu menyelesaikan

pertikaian di antara kreditor

dan debitur.
c) Membantu manajemen pihak

kreditor dalam

penyelenggaraan kredit.

2) Bagi Kreditor (Klien)

a) Mengurangi risiko kerugian

dengan tertagihnya piutangnya

b) Memperbaiki sistem

administrasi yang semrawut

c) Memperlancar kegiatan usaha

d) Dengan ditagihnya piutang

oleh perusahaan anjak piutang,

kreditor dapat berkonsentrasi

ke usaha lainnya.

3) Bagi Debitur

Memberikan motivasi kepada

debitur untuk segera membayar

secepatnya, karena ada rasa malu

sehingga berusaha untuk segera

membayar dengan berbagai cara.

Bab III

KESIMPULAN

Di zaman dahulu banyak sekali masyarakat yang tidak paham tentang pengertian asuransi dan tidak
mengerti dampak positif dari asuransi, tetapi sekarang perusahaan asuransi sudah banyak di
Indonesia. Oleh karena itu masyarakat maka pengertian dan pentingnya semakin luas dimasyarakat.
Asuransi sendiri pada perkembangannya mengalami banyak perubahan dan semakin banyak
jenisnya dari mulai hal yang wajar sampai hal-hal yang tidak wajar pun bisa diasuransikan. Banyak
masyarakat yang menggunakan jasa asuransi didalam kehidupan sehari-hari karena saat ini banyak
sekali resiko yang akan terjadi dimasa yang akan datang sebelum semua itu dihadapi terlebih dahulu
kita menanggulanginya agar tidak terjadi kerugian besar.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian,
asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk
memberi pergantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Atau untuk pemberian suatu
pembayaran uang yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Tujuan asuransi bagi nasabah itu sendiri adalah untuk mengurangi risiko yang pasti misalnya
kematian kecelakaan dll. Sedangkan manfaatnya adalah dapat memberikan rasa aman dan
perlindungan, pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan
sebagai jaminan untuk memperoleh kredit, berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan,
alat penyebaran risiko, dan membantu meningkatkan kegiatan usaha.

Anda mungkin juga menyukai