Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PEGADAIAN DAN ASURANSI


MATA KULIAH LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

DOSEN PENGAMPU: IMAM HIDAYATULLAH, ME

Oleh :

1. Romza (2021029022900)
2. Nadia riskan fadila (202102902290056)

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI ISLAM
IAI NURUL HAKIM KEDIRI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena dengan rahmat dan
hinayahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula
kita haturkan selawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad Saw.
Karena dengan perjuangan Beliaulah kita masih dalam keadaan Islam, dan tidak lupa pula
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang telah
mensuport kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “pegadaian dan
asuransi ”.
Makalah ini merupakan suatu tugas yang harus ada dalam setiap perkuliahan untuk
meningkatkan penilaian, dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia
khususnya para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Selanjutnya kami sangat mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan makalah ini maupun untuk peningkatan pengetahuan yang
berkelanjutan di Negara ini.

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
A. Latar Belakang................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah..............................................................................6
C. Tujuan Penulisan................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 8
A. Pengertian pegadaian ........................................................................ 9
B. Sejarah pegadaian ............................................................................10
C. Struktur pimpinan dalam pegadaian ................................................11
D. Kegiatan usaha dalam pegadaian .......................................................12
E. Manfaat pegadaian ............................................................................13
F. Pengertian asuransi ...........................................................................14
G. Frinsip dasar asuransi ........................................................................15
H. Tujuan dan fungsi asuransi ................................................................15
I. Jenis-jenis asuransi ............................................................................16
J. Keuntungan asuransi .........................................................................17
BAB III PENUTUP........................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Berawal dari adanya mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, kami
terinspirasi untuk menyusun makalah ini dengan sub tema “Pegadaian” sesuai dengan
pembagian dari dosen. Pegadaian yang terkenal dengan tag line nya ‘Mengatasi masalah
tanpa masalah’ merupakan lembaga keuangan non bank yang sudah menjamur di
Indonesia. Lembaga ini juga berperan dalam mengatasi masalah keuangan yang ada di
masyarakat. Namun, karena sifat kekurangtahuan kami dalam masalah pegadaian,
lembaga ini jarang kami gunakan sebagai referensi masalah keuangan. Mengingat, saat
ini bank sudah banyak berdiri dan perum pegadaian sedikit terlupakan. Oleh sebab itulah,
kami ingin mengulas lebih dalam mengenai pegadaian.

Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara


mengalihkan/mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal ini
adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan
hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang dianut oleh pihak pertama
maupun pihak lain. Di Indonesia pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No. 1
Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut: “Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan Belakang Sebagaimana yang telah kita ketahui kata
asuransi bukanlah hal yang baru di pendengaran kita. Tetapi pemahaman
terhadap asuransi itu sendiri secara mendalam, masyarakat belum mengenal dan
mengetahuinya. Yang masyarakat umum tahu tentang asuransi hanyalah sebagai
jaminan dan ketergantungan pertolongan kepada orang lain bahkan sering kali
menyebutkan asuransi itu haram untuk masyarakat yang awam. Padahal arti dan peran
sesungguhnya di dalam asuransi ini sangatlah baik dan memberikan manfaat di antara
kedua belah pihak, baik perusahaan asuransi maupun nasabahnya. Dengan adanya
asuransi bisa memberikan ketenangan dan kemudahan dalam urusan, karena dengan
kita memiliki asuransi tak perlu lagi cemas untuk menghadapi risiko yang akan datang
dimasa datang, dan juga memudahkan kita dalam menghadapi urusan jika sewaktu-waktu
terjadi musibah atau bencana kita tak dipusingkan dengan pembebanan risiko atau pun

4
kerugian karena telah ada perusahaan yang akan menanggung semua itu sesuai perjanjian
yang telah dibuat sebelumnya.
Di Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan-perusahaan yang berjalan
dibidangasuransi ini, tinggal kita memilah dan memilih asuransi mana yang akan kita
ambil sesuai dengan kebutuhan dan keuangan kita. Untuk bisa memilih dan memilah
asuransi tersebut, maka diperlukan pengetahuan yang cukup tentang pengertian dasar-
dasar asuransi. Maka dari itu penulis bermaksud menuliskan pengetahuan tentang
dasar-dasar pengetahuan tentang asuransi yang akan dibahas dalam bab 2 tentang
pembahasan.

B. Rumusan masalah
a. Apa Pengertian pegadaian
b. Bagaiman Sejarah pegadaian
c. Bagaiman Struktur pimpinan dalam pegadaian
d. Apa saja Kegiatan usaha dalam pegadaian
e. Apa Manfaat pegadaian
f. Apa Pengertian asuransi
g. Bagaiman Frinsip dasar asuransi
h. Apa Tujuan dan fungsi asuransi
i. Apa saja Jenis-jenis asuransi
j. Apa saja Keuntungan asuransi

C. Tujuan penulisan
a. Memahami Pengertian pegadaian
b. Mengetahui Sejarah pegadaian
c. Mengetahui Struktur pimpinan dalam pegadaian
d. Menjelaskan Kegiatan usaha dalam pegadaian
e. Mengetahui Manfaat pegadaian
f. Memahami Pengertian asuransi
g. Mengetahui Frinsip dasar asuransi

5
h. Memahami Tujuan dan fungsi asuransi
i. Mengetahui Jenis-jenis asuransi
j. Menjelaskan Keuntungan asuransi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pegadaian
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah hak yang
diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak
tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau
oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut
memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang
telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo. 1Dengan bahasa mudahnya, gadai merupakan proses
meminjam dana oleh seseorang kepada sebuah lembaga (perum pegadaian) dengan
memberikan jaminan berupa barang bergerak, seperti BPKB sepeda motor, mobil, dan lain
sebagainya. Sedangkan menurut Kashmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya (2008 : 262), secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan
barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang
yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan
lembaga gadai. Beliau juga menyimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan
2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan
3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.

B. Sejarah Pegadaian
Perkembangan lembaga pegadaian dimulai dari Eropa, yaitu negara-negara Italia,
Inggris, dan Belanda. Pengenalan usaha pegadaian di Indonesia diawali pada masa awal
masuknya kolonial Belanda, yaitu sekitar akhir abad ke-19, oleh sebuah bank yang bernama
Bank Van Lening.2 Pada zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil
alih usaha Dinas Pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi Perusahaan Negara (PN)

1
Bank dan lembaga keuangan lain karya sigit triandaru dan totok budi santoso, 2006,hal.212
2
Ibid. hal 213

6
Pegadaian berdasarkan Undang-Undang No 19 Prp. 1990. Perkembangan selanjutnya pada
tangga 11 Maret 1969 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 7 Tahun 1969 PN Pegadaian
berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan). Kemudian pada tanggal 10 April 1990 Perjan
Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian. (Kasmir, 2008)

C. Struktur Pimpinan dalam Pegadaian


Kegiatan usaha perum pegadaian dipimpin oleh sebuah dewan direksi yang terdiri dari
seorang direktur utama dan beberapa direktur. Masa jabatan dari masing-masing anggota
dewan direksi adalah 5 (lima) tahun, dan setelah masa jabatan tersebut berakhir yang
bersangkutan dapat diangkat kembali. Di samping dewan direksi yang bertugas menjalankan
dan mengelola kegioatan usaha, Perum pegadaian juga mempunyai sebuah dewan pengawas
yang fungsi utamanya adalah untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha Perum pegadaian
agar selalu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat merealisasikan misinya untuk
membantu masyarakat dalam bidang pendanaan atas dasar hukum gadai. Dewan juga
bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan keuangan Perum Pegadaian agar badan
usaha ini tidak mengalami kerugian yang dapat memberatkan keuangan negara. Anggota
dewan direksi dan dewan pengawas diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul
Menteri Keuangan. Dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan Perum Pegadaian,
Menteri Keuangan dibantu oleh sebuah Direktorat Jenderal. (Triandaru & Santoso, 2006)

D. Kegiatan Usaha dalam Pegadaian


Kegiatan usaha Perum Pegadaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga, antara lain :
1. Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya
berasal dari :
a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari
total dana jangka pendek yang dihimpun)
b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada
nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di
muka, dan lain-lain)
c. Penerbitan obligasi
Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 kali menerbitkan obligasi
yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama adalah pada

7
tahun 1993 sebesar Rp 25 miliar dan penerbitanyang kedua kalinya adalah pada
tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga sampai dengan tahun 1994 total
nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50 miiliar.
d. Modal sendiri
Modal sendiri yang dimiliki Perum Pegadaian terdiri dari :
i) Modal awal ; kekayaan negara di luar APBN sebesar Rp 205 miliar
ii) Penyertaan modal pemerintah
iii) Laba ditahan : laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak
perusahaan pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.
2. Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan
usaha Perum Pegadaian, di antaranya adalah :
a. Uang kas dan dana likuid lain
b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris
c. Pendanaan kegiatan operasional
d. Penyaluran dana
e. Investasi lain.
3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian
Berikut adalah beberapa produk dan jasa yang disediakan oleh Perum Pegadaian.
a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
Jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan masing-masing peminjam sangat
dipengaruhi opleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan. Pinjaman ini pada
dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang tunai
dari Rp 10.000 hingga Rp 20.000.000 dengan jaminanbenda bergerak (perhiasan
emas, alat rumah tangga, kendaraan, barang elektronik, dan sebagainya) dengan
prosedur mudah dan layanan cepat.
b. Penaksiran nilai barang
Jasa ini diberikan oleh perum pegadaian karena perusahaan ini mempunyai
peralatan penaksir serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih
dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan. Atas jasa penaksiran
yang diberikan, perum pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang
berupa ongkos penaksiran.
c. Penitipan barang

8
Perum pegadaian dapat menyelenggarakan jasa tersebut karena perusahaan ini
mempunyai
d. Jasa lain
i. Penjualan koin emas ONH, yaitu emas yang berbentuk koin yang bisa
digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.
ii. Krasida yaitu Kredit Angsuran Sistem Gadai yang diberikan kepada para
pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar
gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
iii. Kreasi yaitu Kredit Angsuran Fidusia, pinjaman kepada para pengusaha mikro
dan kecil (dalam rangka pengembangan usaha) dengan konstruksi penjaminan
secara fidusia dan pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
iv. Kresna atau Kredit Serba Guna merupakan pemberian pinjaman kepada
pegawai / karyawan dalam rangka kegiatan produktif/konsumtif dengan
pengembalian secara angsuran..
v. Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual
perhiasan emas dengan sertifikat

E. Manfaat Pegadaian
Keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya
adalah :
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga. Hal ini
disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit;
2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk
memenuhinya;
3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa aja,
jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya. 3

Selain keuntungan tersebut, manfaat yang bisa diperoleh nasabah adalah :

1. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya;
2. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.

3
Lihat bank dan lembaga keuangan lainnya karya kasmir, S.E., M.M., 2008, hal 265

9
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan
kepada nasabahnya adalah :

1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana;
2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah pemeroleh
jasa tertentu dari Perum Pegadaian;
3. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat
yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
4. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh Perum
Pegadaian digunakan untuk :
a. Dana pembangunan semesta (55%)
b. Cadangan umum (20%)
c. Cadangan tujuan (5%)
d. Dana sosial (20%). (Triandaru & Santoso, 2006)

F. Pengertian asuransi
Auransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara
mengalihkan/mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal ini
adalah
kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan hukum dan
prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak
lain. Di Indonesia pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1992 tentang
Usaha Asuransi adalah sebagai berikut:
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Badan yang menyalurkan risiko disebut “tertanggung”, dan badan yang menerima risiko
disebut “penanggung”. Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah

10
kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang
dibayar oleh “tertanggung” kepada “penanggung untuk risiko yang ditanggung disebut
“premi”. Ini
biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya
administratif, dan keuntungan. Sedangkan menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi,
untuk
penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu”
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu:
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
1. pihak tertanggung (insured ) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada
pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang
mengandung unsur tak tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang
tak tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian di
mana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata, namun
dengan
karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-untungan sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata. Menurut Pasal 1774 KUH Perdata yaitu:
“Suatu persetujuan untung–untungan (kans-overeenkomst) adalah suatu perbuatan yang
hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara
pihak,bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”

Dalam perjanjian asuransi di mana tertanggung dan penanggung mengikat


suatuper janjian tentang hal dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi
membebankan sejumlah premi yang harus dibayar tertanggung premi yang harus dibayar
sebelumnya sudah

11
ditaksirkan dulu atau diperhitungkan dengan nilai risiko yang akan dihadapi. Semakin besar
risiko, semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya. Perjanjian asuransi tertuang
dalam polis asuransi, di mana disebutkan sarat-sarat, hak-hak, kewajiban masing-masing
pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan dan jangka waktu asuransi. Jika dalam
masa
pertanggungan terjadi risiko, pihak asuransi akan membayar sesuai dengan perjanjian yang
telah dibuat dan ditandatangani bersama sebelumnya.
Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut “assurantie” yang terdiri dari kata
“assuradeur” yang berarti penanggungan dan “geassureerde”yang berarti
tertanggung.
Kemudian dalam bahasa Prancis disebut “assurance” yang berarti menganggung sesuatu yang
pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut “assecurare” yang berarti meyakinkan
orang. Selanjutnya bahasa Inggris kara asuransi disebut ”Insurance” yang berarti
menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan “assurance” yang berarti
menganggung sesuatu yang pasti terjadi.

G. Prinsip Dasar Asuransi


Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya
tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan mengandung prinsip-
prinsip asuransi. Tujuan adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian
hari antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya. Prinsip-prinsip asuransi
yang dimaksud adalah sebagai berikut
 insurable interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
 utmost good faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta
yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun
tidak. Artinya adalah: si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala
sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
 proximate cause

12
Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan
suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang
baru dan independen.
 Indemnity
Suatu mekanisme di mana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum
terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
 Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
 countribution
Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung,
tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity

H. Tujuan Asuransi

1. Pengalihan resiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan risiko/kerugian (chance of
loss) dari tertanggung sebagai “original risk bearer” kepada satu atau beberapa
penanggung (a risktransfer mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty)
yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa
tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti (certainty)
merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat pembayaran
premi.
2. penghimpun dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan
dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut
berupa premi atau biaya berasuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada
penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkembang, yang
kelak akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin akan diderita salah
seorang tertanggung.
3. Premi seimbang
untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang
dilakukan oleh masing-masing tertanggung adalah seimbang dan wajar

13
dibandingkan dengan risiko yang dialihkannya kepada penanggung (equitable
premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan tertanggung dihitung
berdasarkan suatu tarif premi (rate of premium) dikalikan dengan nilai
pertanggungan.

I. Jenis – Jenis Asuransi


Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia ini jika dilihat dari berbagai segi adalah
sebagai berikut:
1. Dilihat dari kepemilikannya
a. Asuransi kerugian ( non-life insurance )
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1992 tentang Usaha Asuransi, menjelaskan bahwa asuransi kerugian
menjalankan usaha memberikan jasa untuk menanggulangi suatu risiko atas kerugian,
kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dari suatu
peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan melakukan usaha
di luar asuransi kerugian dan reasuransi.
Kemudian yang termasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai berikut:1)
Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir, kecelakaan kapal terbang
dan lainnya.2)Asuransi pengangkutan meliputi:a) Marine hul policyb) Marine
cargo policyc) Freight3) Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tidak termasuk
dalam asuransi kebakaran dan pengangkutan seperti asuransi kendaraan bermotor,
kecelakaan dari pencurian, dan lainya.

b. Asuransi jiwa ( life insurance )


Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan penanggulangan
atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenis-jenis asuransi jiwa
adalah:1) Asuransi berjangka (term insurance).2) Asuransi tabungan (endowment
insurance).3) Asuransi seumur hidup (whole life insurance).4) Anuity contrak insurance
(anuitas).

c. Reasuransi ( reinsurance )
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam pertanggungan
ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi ini
sering disebut asuransi dari asuransi dan asuransi ini digolongkan ke dalam:

14
1) Bentuk treaty.
2) Bentuk fakultatif.
3) Kombinasi dari keduanya.

2. Dilihat dari kepemilikannya


Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut, baik
asuransi kerugian, asuransi jiwa ataupun reasuransi.

a. Asuransi milik pemerintah


Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki Sebagian atau bahkan 100% oleh pemerintah
Indonesia.
b. Auransi milik swasta nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional
sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham maka memiliki suara terbanyak
dalam rapat umum [emengang saham (RUPS )
c. Asuransi milik perusahaan asing
Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroprasi di Indonesia hanya merupakan cabang
dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki 100% oleh pemilik asing.
d. Asuransi milik campuran
Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara swasta nasional
dengan pihak asing.

K. Keuntungan asuransi

Pengetahuan masyarakat terhadap jasa asuransi memang belum seperti


pemahamannya
terhadap menabung konvensional baik di bank umum maupun bank syariah. Padahal dari sisi
mengelola keuangan, dengan berbagai bentuk jasa asuransi, sama-sama menertibkan dalam
hal
mengelola keuangan terutama untuk pos-pos tertentu yang sifatnya darurat.
Sekalipun
manajemen asuransi terus meningkat dan berbagai macam asuransi disediakan
oleh
perusahaan asuransi besar, image di masyarakat tentang perusahaan asuransi tidak

15
salamannya positif. Beberapa model stigma negatif terhadap perusahaan asuransi misalnya
saja
menggadaikan nyawa kepada lembaga, ini untuk jenis asuransi kesehatan atau kecelakaan.
Susah mengurus klaim, ini untuk hampir seluruh jenis asuransi. Padahal yang terakhir ini
hanya
gara-gara data yang tidak valid atau kelengkapan administrasi yang tidak bisa dipenuhi.
Dengan pengetahuan yang belum baik tentang asuransi, dengan demikian keuntungan
asuransi bagi sebagian masyarakat Indonesia belum begitu dipahami. Dengan demikian,
budaya asuransi masih belum terlalu akrab di tengah masyarakat Indonesia. Kalaupun telah
memiliki pemahaman bahwa yang namanya kecelakaan tidak bisa diprediksi
sehingga perlu
mempersiapkan dana khusus sebagai persiapan menanggulangi keadaan darurat, masih
banyak
yang berpikir untuk mempersiapkan dana tersebut dalam bentuk tabungan dan membeli emas
bukan dalam bentuk menjadi nasabah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa misalnya.
Secara umum yang menjadi penyebab belum tertariknya masyarakat Indonesia terhadap
berbagai program asuransi adalah sebagian masyarakat Indonesia masih memiliki
perekonomian yang kurang stabil. Sehingga mereka lebih banyak memilih untuk
membelanjakan uang mereka guna membeli kebutuhan sehari-hari daripada untuk hal lain
yang dianggap kurang penting atau untuk mempersiapkan hal-hal yang sifatnya
darurat. Memang tidak bisa dipungkiri dengan masih terbatasnya penghasilan, masyarakat
Indonesia masih sulit untuk memenuhi pos-pos kebutuhan. Sehingga masih berkutat dalam
mengatasi kebutuhan untuk pos yang sifatnya kebutuhan primer dan sekunder semata. Dan
pengertian kebutuhan primer dan sekunder juga dipahami dalam arti sempit. Salah satunya
adalah asuransi. Padahal kalau dilihat dari manfaat, sebenarnya program asuransi ini
termasuk kebutuhan primer. Karena itulah tidak perlu heran sekalipun
mengedepankan tentang keuntungan asuransi ini, namun pandangan sebagian
masyarakat Indonesia asuransi sama saja dengan membuang uang. Selain itu ada
pandangan dari masyarakat yang menganggap bahwa asuransi adalah haram. Sebab,
dengan asuransi itu dianggap sama halnya dengan mengandalkan keselamatan dan
menggadaikan diri pada sesama manusia. Padahal, pandangan seperti itu sebenarnya
keliru. Karena pada dasarnya
asuransi bukan membuang uang atau mengandalkan masalah keselamatan pada
sesame manusia. Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat mengalihkan

16
risiko sesuatu ada pihak ketiga. Sehingga apabila kita mendapatkan musibah atau
bencana, yang akan mengganti semua kerugian kita adalah pihak asuransi. Secara
nilai nominal, kita akan mendapatkan ganti rugi atas semua hal yang sudah dijaminkan
pada perusahaan asuransi tersebut. Sehingga kalaupun ada kejadian atau kondisi darurat,
menjadi nasabah asuransi tidak perlu bingung seperti sering dialami masyarakat, terutama
ketika uang dalam bentuk tabungan atau barang berharga tidak cukup.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap perusahaan atau
menuntut hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi tersebut, tidak segampang
mencairkan uang di dalam tabungan atau menjual barang berharga seperti emas.
Untuk mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi diperlukan persyaratan
administrasi yang sebenarnya sejak awal sudah disepakati. Hal ini terutama sebagai salah
satu langkah mengatasi berbagai cara orang jahat yang memanfaatkan proses klaim asuransi
ini.
Dengan demikian ketika persyaratan administrasi telah terpenuhi, perusahaan asuransi
akan dengan mudah melaksanakan berbagai klaim yang diajukan oleh para nasabah. Bahkan
sekarang ini perusahaan asuransi telah bekerja dengan perusahaan lain secara
langsung, seperti misalnya dengan rumah sakit atau klinik kesehatan untuk jenis asuransi
kesehatan atau asuransi jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah asuransi kesehatan
mengalami keadaan darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah sakit atau klinik
kesehatan itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi
setelah melayani nasabah asuransi tersebut

BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

 Gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak. Dengan menggadaikan barang-barang beergerak seperti kendaraan, mesin,
peralatan rumah tangga, dll dengan prosedur yang telah ditentukan kita bisa
mendapatkan pinjaman jangka pendek dari perum pegadaian dengan mudah. Prosedur

17
peminjaman meliputi : a. Penggadaian barang b. Penaksiran oleh petugas penaksiran
c. Pemberian pinjaman oleh perum pegadaian d. Pelunasan oleh nasabah e. Pelelangan
barang yang digadaikan apabila nasabah tidak melakukan pelunasan

 Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau


pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan
diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan
karakteristik dengan perusahaan non-asuransi seperti kegiatan underwriting-
akutaria, klaim, dan reasuransi-retrosesi. Pada dasarnya, asuransi dapat
memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain dapat memberikan rasa
aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil,
polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan
dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu
meningkatkan kegiatan usaha

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, S. M. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada. Triandaru, S., & Santoso, T. B. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat
https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi
http://nunite.blogspot.com/2013/03/pengetahuan-dasar-tentang-asuransi.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-asuransi-umum-tujuan.htm
http://www.tugu.com/understanding-insurance/principles-of-insurance.html

18
19

Anda mungkin juga menyukai