Anda di halaman 1dari 7

Nama : Badrut Anggara Putra

Nim :

PARADIGMA PENELITIAN
1. Pengertian
Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas
dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan
praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting,
absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan
kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan
pertimbangan eksistensial atau epistemologis yang panjang (Mulyana,
2003)

Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma


konstuktivis. Paradigma konstruktivis, yaitu paradigma yang hampir
merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan
objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.
Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap
socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci
terhadap perilaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara
atau mengelola dunia sosial mereka (Hidayat, 2003)

“Keseluruhan sistem berpikir” (Lawrence Neuman, 2006)

“Crucially, it is your philosophical orientation towards research which


generates the particular form of knowledge in your research project, rather
than the research techniques you use” (Daymon & Hollaway, 2011).

“Menentukan jenis metode penelitian, yang mencakup cara meneliti,


mengukur realitas, mengumpulkan data, dan memahami realitas
(Kriyantono, 2014).

2. Jenis Jenis
• Positivistik, interpretif/konstruktivis, dan kritis (advocacy/participatory)
(Kriyantono, 2014).Saya menyebut konstruktivis sama dengan
interpretif.
Nama : Badrut Anggara Putra
Nim :

• Christine Daymon & Immy Holloway (2011); Lawrence Neuman (2006);


Wimmer & Dominick (2011), menyebut interpretif dengan ciri-ciri yang
sama dengan ciri-ciri konstruktivis yang digunakan oleh Egon G. Guba
& Yvonna S. Lincoln (1994).
• Deddy Mulyana (2001), memilih paradigma objektif dan subjektif.
Menurutnya, paradigma objektif sering diasosiasikan dengan istilah
positivistik dan paradigma subjektif diasosiasikan dengan interpretif dan
konstruktivis.
• Dedy N. Hidayat (1999), menggunakan istilah paradigma klasik untuk
merujuk istilah positivistik dan menggunakan istilah konstruktivis. •
Gerald Cupchik (2001) menyebut interpretif secara bergantian dengan
konstruktivis.

3. Aspek-Aspek

a. Aspek of Ontology

b. Aspect of Epitemology
Nama : Badrut Anggara Putra
Nim :

c. Aspect Axiology

4. Pengaruh Paradigma terhadap Metodologi (Prosedur Penelitian)

5. Data Kuantitatif dan Kualitatif

a. Paradigma Penelitian Kuantitatif


• Metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivism
Nama : Badrut Anggara Putra
Nim :

• Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat


diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan
gejala bersifat sebab akibat.
• Digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu
• Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian
• Analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

b. PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF


• Pendekatanpenelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme
• Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma
interpretif dan konstruktif
• Memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh,
kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat
interaktif (reciprocal = timbal balik).
Nama : Badrut Anggara Putra
Nim :

6. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif menurut para Ahli


Nama : Badrut Anggara Putra
Nim :
Nama : Badrut Anggara Putra
Nim :

Anda mungkin juga menyukai