Anda di halaman 1dari 9

HAMBATAN KOMUNIKASI KARENA PERBEDAAN USIA & GENERASI

NISRINA AIZHA HIKARU

NOVALIA AGUNG WARDJITO ARDHOYO

Fakultas ilmu Komunikasi, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

*email korespondendensi: nisrinaaizhahikaru@gmail.com

ABSTRAK

Manusia harus berkomunikasi, karena komunikasi seperti halnya kebutuhan akan relasi
dengan manusia lainnya, merupakan kebutuhan dasar yang hampir setiap orang merasakannya.
Manusia sebagai makhluk sosial dan hidup berkelompok dalam kehidupan sehari-hari, tetu juga
tidak luput dari yang namanya interaksi atau komunikasi. Tidak satupun manusia yang tidak
membutuhkan komunikasi. Dalam kaitannya dengan miskomunikasi yang terjadi antara Kala dan
Rini, antropologi komunikasi akan memandangnya dari sudut budaya yang berbeda diantara
keduanya. Antropologi komunikasi memandang bahwa komunikasi bukan hanya sekedar
mengirim pesan dan menerima pesan, tetapi juga mempertimbangkan nilai budaya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang terjadi dalam berkomunikasi
dengan perbedaan usia dan generasi. Metode penelitian yang akan digunakan oleh Saya dalam
penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif dengan cara mewawancarai kedua narasumber.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, hambatan yang ada di dalam
komunikasi dengan perbedaan usia dan generasi sangat berpengaruh, karena dari segi bahasa dan
lingkungan yang terus berkembang.

Kata Kunci: Komunikasi, Miskomunikasi, Antropologi

1
LATAR BELAKANG

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, komunikasi merupakan proses
pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih. Komunikasi menjadi hal yang
selalu kita lakukan setiap hari. Entah itu dengan rekan kerja, teman, orang tua, keluarga, atau
bahkan orang asing yang tidak sengaja kita temui di ruang public dengan tujuan berbeda-beda.

Bisa dikatakan bahwa Komunikasi merupakan hal terpenting bagi manusia. Tanpa
komunikasi, manusia bisa dikatakan “tersesat” dalam belantara kehidupan dunia ini. “Orang yang
tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan tersesat”, karena ia tidak bisa
menaruh dirinya dalam lingkungan sosial” (Deddy Mulyana, 2003:5). Seberapa pentingnya
komunikasi, terlihat dari semakin inovatifnya perkembangan teknologi komunikasi itu sendiri.
Perkembangan media komunikasi sungguh sangat menakjubkan dalam era digital saat ini. Sebagai
contoh seiring dengan perkembangan teknologi, muncul telepon genggam dengan fasilitas SMS
atau layanan pesan singkat.

Manusia harus berkomunikasi, karena komunikasi seperti halnya kebutuhan akan relasi
dengan manusia lainnya, merupakan kebutuhan dasar yang hampir setiap orang merasakannya.
Manusia sebagai makhluk sosial dan hidup berkelompok dalam kehidupan sehari-hari, tetu juga
tidak luput dari yang namanya interaksi atau komunikasi. Tidak satupun manusia yang tidak
membutuhkan komunikasi. Komunikasi bukanlah hal yang mudah, ada juga terkadang komunikasi
pasti yang gagal.

Dalam komunikasi ada istilah yang namanya miskomunikasi. Miskomunikasi adalah


kesalah memaknai informasi antara si pengirim pesan dan penerima pesan. Baik dua atau lebih
individu yang terlibat, semuanya memiliki perbedaan pemahaman akan pesan yang disampaikan.
Miskomunikasi terjadi ketika dua orang dari percakapan yang sama menafsirkan semuanya sesuai
dengan pemahaman dasar mereka. Ini menimbulkan konflik karena kedua belah pihak gagal
menyampaikan dan mendengarkan secara ringkas. Konflik terjadi karena adanya in

Kegagalan komunikasi atau yang disebut miskomunikasi sering terjadi antara komunikator
dan komunikan. Salah satu konflik yang sering kali kita temui adalah akibat dari perbedaan usia
dan generasi. Dalam hal ini saya akan mengangkat konflik dari dua orang yang memiliki perbedaan
usia dan generasi yang cukup jauh. Sebut saja Rini dan Kala, mereka berdua adalah pasangan Ibu

2
dan Anak yang memiliki perbedaan usia sebesar 30 tahun. Pada suatu ketika Rini kebingungan
dengan kemajuan era digital saat ini, sehingga Kala perlu membantunya untuk memahami
bagaimana menggunakan fitur-fitur di smartphone Rini seperti penggunaan aplikasi chat
WhatsApp karena Rini selalu mengirim pesan lewat SMS, sedangkan Kala sendiri lebih sering
menggunakan WhatsApp karena aplikasi tersebut tidak menggunakan pulsa lagi, dari sinilah
muncul miskomunikasi tersebut. Karena keduanya menggunakan aplikasi yang berbeda untuk
mengirim pesan sehingga sering sekali terjadi miskomunikasi. Dalam kasus ini terdapat kendala
yang dihadapi mereka berdua karena Kala lebih banyak memahami tentang era digital saat ini
sedangkan kemampuan Rini memahami era digital saat ini sangat terbatas. Akhirnya Kala harus
mengajarkan Rini agar tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi saat ini.

Dapat kita analisis bahwa pemahaman Kala tentang kemajuan teknologi komunikasi saat
ini jauh diatas Rini, Sedangkan Rini yang terbatas oleh pemahaman tentang kemajuan teknologi
komunikasi saat ini kurang memahami bagaimana cara mengoperasikan smartphone nya sendiri.
Hal yang terjadi adalah perbedaan generasi yang dimiliki keduanya.

Adapun hal yang dapat mempengaruhi munculnya miskomunikasi adalah perbedaan


generasi yang dimiliki Kala dan Rini. Saat zaman generasi Rini, ia lebih sering menggunakan
telepon umum yang ada di wartel. Sedangkan pada zaman Kala semua serba simple, dengan
adanya smartphone.

Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah bahwa dalam berkomunikasi kita pasti selalu
ada kendala, salah satunya adalah perbedaan usia dan generasi seseorang. Solusi dari hal ini yaitu,
mau bagaimana pun zaman pasti berkembang, entah dalam teknologi komunikasi, komunikasi
digital dan lainnya. Sehingga kita harus terus beradaptasi dengan cepatnya teknologi saat ini.

Antropologi merupakan ilmu yang mengkaji atau mempelajari manusia, yang mencakup,
manusia sebagai makhluk secara fisik, manusia dalam masa prasejarahnya, dan manusia dalam
sistem kebudayaannya. Antropologi biasanya dikenal sebagai suatu ilmu yang mempelajari
tentang manusia dan aspek kebudayaannya dengan tujuan membangun suku bangsa yang ada.

Perspektif antropologi dalam komunikasi antar budaya adalah melihat komunikasi antar
budaya dari sudut pandang antropologi, karena di dalam komunikasi tersebut sudah mengandung
nilai-nilai budaya. Komunikasi antar budaya adalah bagian dari perkawinan antara disiplin

3
antropologi dan komunikasi yang kemudian menjadi disiplin tersendiri baik dalam ilmu
komunikasi maupun dalam antropologi. Antropologi merupakan salah satu bidang ilmu yang
menjadi akar atau landasan lahirnya ilmu komunikasi. Pada perkembangan selanjutnya para ahli
budaya menyadari akan pentingnya komunikasi dalam bidang budaya.

Dalam kaitannya dengan miskomunikasi yang terjadi antara Kala dan Rini, antropologi
komunikasi akan memandangnya dari sudut budaya yang berbeda diantara keduanya. Antropologi
komunikasi memandang bahwa komunikasi bukan hanya sekedar mengirim pesan dan menerima
pesan, tetapi juga mempertimbangkan nilai budaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang terjadi dalam
berkomunikasi dengan perbedaan usia dan generasi. Mengetahui bagaimana caranya
berkomunikasi dengan seseorang yang lebih tua atau lebih muda dengan baik tanpa ada yang
tersinggung. Hambatan-hambatan yang muncul adalah masalah pengetahuan, masalah teknologi.
Penyesuaian yang dilakukan oleh setiap subjek berbeda-beda untuk setiap masalah.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan digunakan oleh Saya dalam penelitian ini adalah metode
pendekatan kualitatif dengan cara mewawancarai kedua narasumber. Wawancara sendiri adalah
salah satu teknik yang sering digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data dari seseorang
atau sekelompok orang. Wawancara dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Berdasarkan
analisis yang Saya lakukan, Saya mendapat dua narasumber. Yang pertama Kala dengan usia 15
tahun bergender perempuan, dan narasumber kedua yaitu Rini dengan usia 45 tahun bergender
perempuan. Wawancara akan dilakukan secara lisan dan akan diberikan beberapa pertanyaan
sebagai berikut:

1. Apa penyebab dari konflik komunikasi tersebut?


2. Hambatan apa saja yang bisa terjadi karena konflik tersebut?
3. Bagaimana cara mengatasi agar tidak terjadi konflik komunikasi tersebut?

Dalam penelitian ini, Saya hanya akan menggunakan teknik wawancara lisan saja dikarenakan
konflik yang Saya angkat terjadi di masa lampau. Sehingga saya tidak dapat mengobservasi kedua

4
narasumber tersebut. Observasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi apapun
dari suatu peristiwa dengan cara mengamati secara langsung. Seperti yang diketahui, ilmu
pengetahuan merupakan dasar dari semua peristiwa atau aktivitas yang terjadi baik di dalam
lingkup kecil ataupun dalam lingkup yang lebih besar.

ANALISIS PEMBAHASAN

Dalam penelitian yang saya lakukan, kasus yang saya angkat merupakan kasus yang
termasuk dalam kategori Komunikasi Interpersonal atau Komunikasi Antrapribadi. Komunikasi
Interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap
muka. Percakapan dalam Komunikasi Interpersonal berlangsung secara spontan dan tanpa
direncanakan.

Pada saat Perang Dunia II tercetus, Hovland diminta bekerja di Departemen Peperangan
Amerika Serikat. Di sana, Hovland diminta meneliti bagaimana pengaruh film terhadap moral dari
perjuangan. Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan bahwa dengan hanya sekedar menonton
film, rupanya tidak cukup kuat untuk mengubah sikap. Rupanya pemaparan film kepada tentara-
tentara yang menjadi subjek penelitian kala itu hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi
saja, tetapi tidak memberikan perubahan perilaku yang signifikan.

Hovland kemudian kembali menelaah berbagai macam hal kemudian menemukan bahwa
komunikasi menjadi bagian yang lebih penting dalam mengubah perilaku seseorang. Pengertian
komunikasi menurut Hovland adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk
menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain.

Dari pengertian diatas, bisa digambarkan bahwa komunikator bisa mengubah perilaku
komunikan. Ia menemukan hal ini dari apa yang telah menjadi bagian dari penelitiannya.

Melalui latar belakang tersebut, Hovland kemudian mencetuskan model komunikasi yan
memang erat kaitannya dengan komunikasi persuasif. Model komunikasi Hovland menjelaskan
bagaimana sebuah proses komunikasi bisa mengubah perilaku seseorang. Ini tentunya memiliki
makna mendalam, dimana komunikasi bisa menjadi sebuah alat yang sangat kuat hingga
mengubah perilaku seseorang.

5
Hovland memang membuat dasar dari bagaimana sebuah proses komunikasi yang sifatnya
persuasif tersebut akan berlangsung. Melalui telaahnya ini, maka bisa disebut bahwa komunikasi
memiliki peranan yang penting untuk mengajak orang lain berubah perilakunya.

Teori Perubahan Sikap atau Attitude Change Theory dikemukakan oleh Carl Hovland yang
muncul pada tahun 1960-an. Teori Perubahan Sikap memberikan penjelasan bagaimana sikap itu
dapat berubah mempengaruhi sikap tindak atau tingkah laku seseorang. Penerapan dari model
komunikasi persuasif ini pun bisa banyak kita temui. Bagaimana pengaruh dan efektivitas dari
jenis komunikasi ini masih harus diteliti sehingga banyak yang ingin tahu bagaimana proses
mengajak orang lain itu bisa lebih efektif. Model komunikasi Carl Hovland termasuk unik dan
memiliki karakteristik yang khas.

Hubungan antara Teori Perubahan Sikap atau Attitude Change Theory dengan kasus yang
Saya teliti adalah Rini menunjukkan perubahan sikap melalui proses komunikasi. Dari sebelumnya
Rini yang tidak memahami atau mengerti tentang teknologi komunikasi digital masa kini, menjadi
tahu karena penjelasan yang diberikan oleh Kala. Perubahan sikap Rini merupakan kecenderungan
untuk bertingkah laku terhadap suatu objek karena adanya suatu perubahan dari lingkungannya.

Dalam teori perubahan sikap ini antara lain menyatakan bahwa seseorang akan mengalami
ketidaknyamanan di dalam dirinya (mental discomfort) bila ia dihadapkan pada informasi baru
atau informasi yang bertentangan dengan keyakinan. Contohnya saat Rini lebih menyukai
mengirim pesan melalui SMS, karena menurut Rini mengirim pesan lewat aplikasi WhatsApp
terlalu rumit, terlalu banyak fitur yang membuat Rini sendiri kebingungan dengan fungsi-
fungsinya.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, Saya dapat menguraikan tentang hambatan-
hambatan komunikasi karena perbedaan usia dan generasi. Dalam penelitian ini, Saya memperoleh
hasil mengenai apa saja penyebab dari hambatan komunikasi dengan perbedaan umur yang ada.

Kala, sebagai remaja perempuan yang update dengan trend masa kini menyampaikan
bahwa ia sering kesulitan menjelaskan sesuatu pada mamanya (Rini) yang tidak mengerti apa-apa
tentang media masa kini. Berikut penuturan hasil wawancaranya.

“Banyak sih yang membuat kami jadi miskom. Mulai dari hal kecil sampai hal besar juga
ada. Karena kadang mama suka minta ajarin sesuatu misalnya penggunaan media sosial kaya

6
instagram, ketika aku udah ajarin, reaksi mama malah kaya frustasi, bingung dengan fitur-fitur
yang ada, pada akhirnya instagramnya nggak kepake. Kadang aku juga suka kesal sama mama
karena hal itu, aku pengennya mama bisa menyesuaikan diri sama trend-trend atau kemajuan
jaman sekarang, biar istilahnya mama nggak ketinggalan jaman.”

Dalam hasil wawancara diatas, Saya melihat bahwa Kala terkadang kesal pada mamanya
karena tidak berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi yang ada. Hal ini
dikarenakan kondisi umur Rini yang tidak muda lagi sehingga kesulitan dengan beberapa hal salah
satunya kemajuan teknologi.

Selain Kala, narasumber lain yaitu Rini sebagai Ibu dari Kala yang kesulitan dengan
kemajuan teknologi jaman sekarang. Di bawah ini penuturan lengkapnya.

“Hambatan yang pasti sih karena perbedaan usia ya, karena usia saya dengan anak saya
cukup jauh kurang lebih 30 tahun. Lalu perbedaan generasi juga, karena dulu saat generasi saya
itu belum diciptakan smartphone, kami hanya menggunakan telepon umum dulu. Terkadang anak
saya suka keceplosan menjelaskan tentang media sosial ke saya menggunakan bahasa gaul nya
yang saya sendiri tidak mengerti, sama seperti sebaliknya anak saya juga tidak paham dengan
beberapa bahasa gaul pada jaman saya. Itulah sekiranya beberapa hambatan diantara kami.”

Pernyataan di atas telah mempertegas jawaban dari narasumber pertama, Kala. Kedua
alasan dari narasumber diatas cukup logis, yaitu mereka terhalang dengan perbedaan usia dan
generasi yang ada.

Rini juga sedikit menjelaskan beberapa solusi untuk meminimalisir konflik komunikasi
yang akan terjadi. Berikut penuturannya.

“Kami saling mengerti aja sih satu sama lain. Anak saya dengan sabar mengajari saya, dan
saya yang pelan-pelan belajar. Saya juga tahu bahwa kita semua hidup untuk masa depan maka
dari itu suka tidak suka, mau tidak mau saya harus bisa menyesuaikan diri dengan kemajuan ini
semua. Saya berterima kasih sama anak saya karena dia dengan sabar mau mengajarkan saya,
walau mungkin dia suka emosi, suka kesal, dengan kemampuan saya yang terbatas, tapi dia akan
selalu mau mengajarkan saya. Kami sama-sama belajar satu sama lain.”

7
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, solusi yang dapat Saya tarik antara lain adalah
saling menyesuaikan, saling memahami apa keinginan satu sama lain. Akan ada beberapa
kesenjangan yang bisa menimbulkan pertikaian. Misalnya, bahasa gaul anak jaman sekarang yang
kurang dimengerti oleh orang yang lahir di generasi sebelumnya.

KESIMPULAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, hambatan yang ada di dalam
komunikasi dengan perbedaan usia dan generasi sangat berpengaruh, karena dari segi bahasa dan
lingkungan yang terus berkembang, akan membuat partisipan komunikasi kesulitan untuk
menyamakan maksud dari sebuah kata atau pernyataan. Dengan mengetahui dan memahami
hambatan komunikasi, maka secara tidak langsung kita selangkah lebih maju untuk bisa mengatasi
hambatan komunikasi itu sendiri.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hardi, M. (2021). “Komunikasi Adalah: Pengertian, Jenis, dan Tujuannya”. Gramedia Blog.
Diakses dari https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-adalah/#Pengertian_Komunikasi
pada 13 Maret 2023 jam 16.10.

Ayuni, P. Hasibuan, A, Z, S. Suhairi. (2021). “Komunikasi Antar Budaya Dalam Perspektif


Antropologi”. Jurnal. Diakses dari file:///C:/Users/HIKARUNI/Downloads/477-Article%20Text-
2454-3-10-20210801.pdf pada 13 Maret 2023 jam 16.30.

Vina. (2022). “Miskomunikasi adalah Kesalahan Memaknai Pesan” Accurate.id. Diakses dari
https://accurate.id/lifestyle/miskomunikasi/ pada 24 maret 2023 jam 21.00

Nandy. (2022). “Pengertian Wawancara: Jenis, Teknik, dan Fungsinya”. Gramedia Blog. Diakses
dari https://www.gramedia.com/literasi/wawancara/ pada 24 Maret 2023 jam 22.00

Ananda. (2021). “Apa Itu Observasi”. Gramedia Blog. Diakses dari


https://www.gramedia.com/literasi/apa-itu-observasi/ pada 24 Maret 2023 jam 22.15.

Barzam. (2017). “Model Komunikasi Carl Hovland”. Pakar Komunikasi. Diakses dari
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-carl-hovland pada 6 April 2023 jam 09.00

Prasanti, D. (2018). “Penggunakaan Komunikasi Bagi Remaja Perempuan Dalam Pencarian


Informasi Kesehatan”. Jurnal Lontar. Diakses dari https://e-
jurnal.lppmunsera.org/index.php/LONTAR/article/download/645/634/ pada 9 April 2023 jam
19.00

Harys. (2020). “Hambatan Komunikasi”. JOPGlass. Diakses dari


https://www.jopglass.com/hambatan-komunikasi/ pada 9 April 2023 jam 20.00

Anda mungkin juga menyukai