Abstrak
Berbicara miskomunikasi biasanya terjadi jika terdapat gap atau ketimpangan antara
maksud pembicaraan dan pemahaman, Miskomunikasi selalu terjadi dalam sebuah proses
komunikasi yang tidak sejalan pada peruntukannya, Dengan demikian, miskomunikasi
senantiasa menjadi musuh utama manusia yang menghirup napasnya di tengah pergaulan
sosialnya di abad modern ini, Jika dicermati, miskomunikasi yang pernah dialami akan mudah
dideteksi, Seperti miskomunikasi yang akan dipaparkan pada bahasan berikutnya yaitu contoh
miskomunikasi yang terjadi di dalam kelas ketika mengajar sebagai contoh miskomunikasi lisan
dan pada saat berkomunikasi di dunia maya sebagai contoh miskomunikasi tertulis, Berdasarkan
contoh miskomunikasi yang dijelaskan di atas, maka disimpulkan bahwa miskomunikasi dapat
terjadi karena beberapa hal sebagai berikut, : (1) kurangnya ketelitian dan kepekaan dalam
memahami pembicaraan; (2) terburu-buru menyimpulkan hasil pembicaraan; (3) tidak menyadari
konteks pembicaraan; (4) terjadinya kesalahan dalam beberapa unsur konteks wacana
Penelitian ini meneliti tentang konflik perdebatan antara adik dan kakak yang menyebabkan miss
komunikasi, Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode wawacara,
2. Metedologi penelitian
Metode yang saya gunakan adalah metode observasi dan wawancara (Uceo, 2016).
2.1 Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai
faktor dalam pelaksanaannya, Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap
dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi,
Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam, Metode ini juga tepat
dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar, Metode pengumpulan data
observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
a. Participant observation
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
b. Non participant observation
Berlawanan dengan participant observation, non-participant observation merupakan observasi
yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
2.2 Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan narasumber, Seiring perkembangan teknologi, metode
wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau
video call melalui Zoom atau skype, Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur,
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang
hendak digali dari narasumber, Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar
pertanyaan secara sistematis, Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian
seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain,
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, Peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting
dari masalah yang ingin digali dari responden,
Dalam tugas yang saya buat ada dua informan dan narasumber:
Nama : Aqilah
Usia : 21
Gender: perempuan
Nama : Putri
Usia : 19
Gender: perempuan
3. Analisis Pembahasan
Seperti yang telah dijelaskan diatas, Aqilah dan Putri terjebak dalam misscommunication
yang fatal. Dikatakan fatal karena hubungan persaudaraan Aqilah dan Putri terganggu dengan
adanya miss communication. Misskomunikasi ini terjadi akibat kesalah pahaman antara Putri dan
Aqilah mengenai seorang cowo.
Percakapan di atas dapat dianalisis berdasarkan konteks wacana yang dikemukakan oleh
Hymes, seperti dijelaskan sebagai berikut (Nurdin, 2017):
1. Latar : latar percakapan ini berada di rumah keluarga dan mobil Aqilah dan Putri
2. Peserta : Aqilah dan Putri
3. Hasil : hasil yang diharapkan Aqilah dapat dekat dengan Adit namun sayangnya Adit
mendekati Putri. Hanya saja, yang menjadi permasalahan disini adalah sikap
Putri yang tidak berterus terang kepada Aqilah sehingga membuat
kesalahpahaman
4. Pesan : isi pesan dari kasus diatas adalah Putri dan Aqilah harus saling berterus terang
5. Cara : cara penyampaian pesan pada kasus diatas adalah tidak berterus terang
6. Sarana : sarana yang digunakan adalah bahasa lisan
7. Norma : seharusnya percakapan ini terjadi 2 arah bukan satu arah sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman antara keduanya
8. Jenis : jenis percakapan yang dilakukan yaitu lisan
Jika menelaah dari konteks wacana yang dikemukakan oleh Hymes, maka terjadinya
misskomunikasi antara Aqilah dan Putri disebabkan karena banyaknya komunikasi satu arah atau
tidak terjadinya percakapan antara mereka berdua sehingga menimbulkan asumsi-asumsi yang
tidak berdasarkan keadaan sesungguhnya. Perlu adanya komunikasi dua arah sehingga Putri dan
Aqilah tidak saling berasumsi. Miss komunikasi ini terjadi akibat adanya asumsi-asumsi dalam
benak yang tidak tersalurkan karena merasa ‘takut’ atau termakan pikiran negatif yang padahal
mungkin tidak akan terjadi. Hal ini dapat dilihat langsung dari hasil, norma, dan pesan yang
tertulis di konteks wacana.
4. Kesimpulan
Miss komunikasi dapat terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Bahkan untuk keluarga
sendiri, miskomunikasi masih sering terjadi. Contohnya pada kasus yang dibahas diatas. Putri
dan Aqilah merupakan adik-kakak yang seharusnya dapat melakukan komunikasi dengan baik.
Miskomunikasi ini terjadi akibat berbagai faktor, namun faktor yang paling sering menyebabkan
miskomunikasi adalah asumsi-asumsi yang dibangun oleh pribadi sehingga menyebabkan proses
komunikasi menjadi terhambat.
Daftar Pustaka
Budaya, D. A. (2016, Januari 6). Antropologi. Retrieved from Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Gajah Mada: https://fib.ugm.ac.id/akademik/program-sarjana/antropologi
Deepublishing. (2022, Agustus 22). Apa itu Antropologi: Ruang Lingkup dan Pendekatan.
Retrieved from Deep Publish Store: https://deepublishstore.com/blog/materi/ruang-
lingkup-antropologi/
Nurdin. (2017). ANALISIS MISKOMUNIKASI DALAM BAHASA LISAN DAN BAHASA
TULIS BERDASARKAN KONTEKS WACANA. JISIP, 1(2), 97-100.
Rizha, F. (2010, Februari 7). ANTROPOLOGI SEBAGAI LANDASAN ILMU KOMUNIKASI.
Retrieved from atjeh-komunikasi:
http://rizhacommunication.blogspot.com/2010/02/antropologi-sebagai-landasan-
ilmu.html?m=1
Uceo. (2016, Februari 25). Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian. Retrieved from
Universitas Ciputra Entrepreneurship Center: https://ucec.uc.ac.id/2016/02/25/2016-2-18-
metode-pengumpulan-data-dalam-penelitian/
Widyananda, R. F. (2020, September 10). Komunikasi adalah Proses Penyampaian Makna pada
Orang Lain, Ini Tujuan dan Fungsinya. Retrieved from Merdeka.com:
https://www.merdeka.com/jatim/komunikasi-adalah-proses-penyampaian-makna-pada-
orang-lain-ketahui-tujuan-dan-fungsi-kln.html