Anda di halaman 1dari 8

Kurangnya Komunikasi antara Ibu dan Anak

Fadhil Mumtaz Nugraha,Novalia Agung W. Ardoyo

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Email: Fadhilnugraha132@gmail.com

ABSTRAK

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan
sesempurna mungkin dan paling tinggi derajatnya dibanding makhluk ciptaan tuhan yang
lainnya. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari
manusia lain, khususnya manusia - manusia di sekitarnya. Sehingga dapat dipastikan bahwa
setiap manusia selalu melekat di dalam dirinya status yang tidak dapat dipisahkan maupun
diubah, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia
membutuhkan komunikasi untuk menyampaikan atau menerima sesuatu pesan dari satu sama
lain. Komunikasi sendiri memiliki arti sebagai suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan
dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi upaya saling memengaruhi antara keduanya, jika
sebagai manusia tidak mampu berkomunikasi dengan baik, maka akan terjadi miss
communication atau kesalahpahaman antar satu sama lain. Akhirnya, timbulah kesalahan
persepsi dari sisi lawan bicara, sehingga kesepahaman gagal terwujud, serta penting nya kita
mempelajari tentang antropologi serta kebudayaan, kerena antropologi merupakan salah satu
bidang ilmu yang menjadi akar atau landasan lahirnya ilmu komunikasi. Sserta kita menjadi
tahu bahwa kebudayaan itu bermacam macam dari zaman ke zaman dan bermacam macam cara
mengimplementasikannya. dan kita menjadi paham bahwa menjalin komunikasi yang baik
dengan orangtua itu sangat penting bagi kita agar mengurangi rasa kekhawatiran orangtua.

Keyword: komunikasi, antropologi, misscomunication

1
PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan
sesempurna mungkin dan paling tinggi derajatnya dibanding makhluk ciptaan tuhan yang
lainnya. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari
manusia lain, khususnya manusia - manusia di sekitarnya. Sehingga dapat dipastikan bahwa
setiap manusia selalu melekat di dalam dirinya status yang tidak dapat dipisahkan maupun
diubah, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial artinya
manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup
sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan,
dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi,
berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia
sudah disebut sebagai makhluk sosial. Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, akan
memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada
wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal
(masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib
mengayomi individu.

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi untuk menyampaikan atau


menerima sesuatu pesan dari satu sama lain. Komunikasi sendiri memiliki arti sebagai suatu
proses penyampaian dan penerimaan pesan dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi upaya
saling memengaruhi antara keduanya. Namun, jika sebagai manusia tidak mampu berkomunikasi
dengan baik, maka akan terjadi miss communication atau kesalahpahaman antar satu sama lain.
miskomunikasi adalah kesalahan memaknai informasi yang diberikan oleh pengirim pesan
kepada penerima pesan. Selain itu, miskomunikasi juga bisa dilihat sebagai kegagalan dalam
berkomunikasi dengan baik. Akhirnya, timbullah kesalahan persepsi dari sisi lawan bicara,
sehingga kesepahaman gagal terwujud.[1]

Ada ikatan khusus antara ibu dan anak, meski konflik antara ibu dan anak tidak jarang
terjadi. Penulis Deborah Tannen, PhD, dalam bukunya You're Wear That? Memahami ibu dan
anak dalam percakapan menunjukkan bahwa pola komunikasi adalah masalah utama yang
menyebabkan masalah dalam hubungan ini. Jika ingin bercerita, rasanya tidak nyaman

2
menyampaikan perasaan kepada ibu. Belum lagi ketika Anda mendapatkan tanggapan yang tidak
terduga. Kekhawatiran ini terkadang menjadi alasan mengapa saya jarang berkomunikasi dengan
ibu, perbedaan pendapat antara anak dan orang tua sering terjadi. Konflik biasanya muncul
ketika ibu berambisi untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik, tetapi reaksi sang anak
berbeda. Aturan perlindungan sering dianggap membatasi. Saya telah menghadapi konflik ini
berkali-kali. Misalnya, ketika kami berbeda pandangan tentang sesuatu, kami saling mengkritik.
Hal ini biasanya menimbulkan konflik. Namun, saya mencoba memahami bahwa seorang ibu
selalu ingin menjadi bagian penting dalam kehidupan anaknya, bahkan saat mengambil
keputusan. Hal ini tentu saja karena rasa prihatin yang besar. Dalam hubungan saya dengan ibu
saya, itu cukup langka. Kami sangat menghargai privasi satu sama lain. Meski dekat, tidak
semuanya harus dibagi. Ada cukup untuk menyimpannya sendiri. Menurut saya ini efektif untuk
menjaga keharmonisan hubungan antara ibu dan anak, saya dan ibu selalu berusaha untuk
berkomunikasi dengan baik dan saling menghargai keinginan masing-masing. Sama pentingnya
bagi kita untuk saling memberi ruang, agar kita bisa terus berjalan beriringan tanpa saling
menyakiti[2]

Meski berada di dalam sebuah lingkungan keluarga yang memiliki latar belakang budaya
dan ajaran yang hampir sama, tetapi perdebatan di dalam keluarga memang tidak bisa terhindari.
Adanya gap antara usia orang tua dan anak, berbedaan pergaulan, pola berpikir, dan berbagai
faktor lainnya kerap kali menjadi penyebab adanya miscommunication di dalam sebuah
keluarga.[3]

Permasalahan komunikasi ternyata tidak hanya dialami oleh anak-anak yang terpisah
jarak dengan orangtuanya, tetapi juga orangtua dan anak yang tinggal serumah. Padahal,
minimnya komunikasi membuat hubungan orangtua dan anak kurang dekat secara psikologis.
Selain itu, anak yang tidak terampil berkomunikasi juga cenderung menghadapi banyak masalah
saat ia dewasa, Kedekatan secara fisik dengan anak seharusnya menjadi keistimewaan yang patut
disyukuri karena orangtua bisa melihat secara langsung perkembangan anak. Dengan
menerapkan komunikasi yang efektif, baik keluarga yang terpisah jarak maupun keluarga yang
satu atap, bisa mencegah pengaruh negatif terhadap perkembangan anak.[4]

METODELOGI

3
Paradigma adalah kerangka pikir umum mengenai teori dan fenomena yang mengandung
asumsi dasar, isu utama, desain penelitian dan serangkaian metode untuk menjawab suatu
pertanyaan penelitian yang lebih spesififik [5]. dalam penelitian ini menggunakan paradigma
konstruktivisme, dikarenakan untuk menekankan ketajaman data yang di peroleh dari objek
penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, adapun penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dan teknik dalam pengumpulan
data yang di peroleh dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi dan studi kepustakaan.

PEMBAHASAN

Anak dan ibu memiliki kedekatan emosional sehingga senang bertukar cerita.
Namun, memasuki masa remaja , anak cenderung menghidari komunikasi dengan ibunya karena
ada rasa canggung[2]. Kurang nya komunikasi ini bisa menyebabkan konflik seperti yang saya
alami ini, saya jarang bilang bahwa saya suka kerja kelompok sesudah perkuliahan selesai, ibu
saya menganggap bahwa saya nongkrong bersama teman teman setelah jam perkuliahan selesai
karena saya pulang ke rumah lebih telat dari jadwal perkuliahan seperti jam 8/9 malam , padahal
yang saya lakukan adalah mengerjakan tugas kelompok bersama teman teman kelas, salah nya
saya pun tidak memberi kabar ke ibu saya bahwa saya kerja kelompok bersama teman teman
kelas. Inti dari konflik ini ialah Miss comunication antara saya dan ibu.

Apa yang membuat ibu curiga, yang membuat ibu curiga adalah saat Fadhil pulang telat
kerumah, dan mencurigai Fadhil nongkrong bersama teman teman saat perkuliahan selesai.
Kapan ibu mencurigai hal ini, ketika hari hari kuliah Senin – Kamis. Dimana ibu menanyakan
kecurigaan ini, di rumah ketika Fadhil pulang. Siapa saja yang terlibat dalam konflik ini, Fadhil
dan ibu saya. Kenapa hal ini bisa terjadi, karena Fadhil tidak mengabari ibu nya ketikas Fadhil
ingin berkerja kelompok setelah perkuliahan selesai, dan ibu mengira Fadhil nongkrong dengan
teman teman. Bagaimana cara menyelesaikan konflik ini, Fadhil menyelesaikan konflik ini
dengan cara menjelaskan bahwa setelah perkuliahan selesai Fadhil kerja kelompok bukan
nongkrong atau main bersama teman teman kelas sehingga ibu tidak mencurigai fadhil bermain
atau nongkrong saat perkuliahan selesai.

4
Sebelum saya menjelaskan mengapa saya milih konflik tersebut saya akan menjelaskan arti
dari antroplologi komunikasi, Secara etimologi (bahasa) antropologi berasal dari kata anthropos
yang bermakna manusia dan logos yang bermakna ilmu pengetahuan atau wacana.
Sederhananya, antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala macam seluk beluk, unsur-
unsur, kebudayaan yang dihasilkan dalam kehidupan manusia[6]. tujuan antropologi adalah
untuk membuat dunia aman bagi perbedaan manusia[7]. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia budaya artinya pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan yang sukar diubah, Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya. Kebudayaan berfungsi sebagai:
Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok. Wadah untuk menyakurkan perasaan-
perasaan dan kehidupan lainnya.Pembimbing kehidupan manusia. Pembeda antar manusia dan
binatang[8].

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communicatus, artinya berbagi atau
menjadi milik bersama - mengacu pada upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Menurut ilmuwan politik Amerika Serikat sekaligus pencetus teori komunikasi, Harold Lasswell,
komunikasi adalah suatu proses menjelaskan siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada
siapa (who says what in which channel to whom and with what effect). Sementara itu, menurut
webster New Collogiate Dictionary, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di
antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. Komunikator
adalah individu, lembaga, redaktur, kelompok, dan sebagainya yang berlakukan sebagai pihak
yang menyampaikan atau mengirim pesan kepada komunikan, Komunikan adalah individu,
lembaga, kelompok, masyarakat, dan sebagainya yang berlaku sebagai pihak yang menerima
pesan. Secara umum, suatu komunikasi dilakukan untuk menyampaikan informasi (to inform),
mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan untuk memengaruhi (to influence)[9].

5
Antropologi merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi akar atau landasan lahirnya
ilmu komunikasi. Pada perkembangan selanjutnya para ahli budaya menyadari akan pentingnya
komunikasi dalam bidang budaya. Bisa dikatakan bahwa komunikasi merupakan hal yang
terpenting atau viral bagi manusia[10]. Dalam Antropologi khususnya dalam membuat etnografi
sangat dibutuhkan suatu komunikasi antara informan dan peneliti, agar dapat tercipta suatu hasil
etnografi yang benar-benar menggambarkan suatu kehidupan dalam suatu masyarakat, dan di
dalam suatu kelompok dibutuhkan suatu komunikasi agar dapat tercipta suatu didalam kelompok
tersebut dan menciptakan suatu kelompok yang tentram, karena didalam komunikasi kita dapat
menyelesaikan suatu masalah, dan dapat menyampaikan pesan kita kepada public lain, baik itu
komunikasi verbal atau Non verbal.

Alasan saya memilih konflik tersebut dalam hal Miss comunication adalah, karena menurut
saya konflik tersebut termasuk kedalam Miss comunication antara ibu dan anak, ke khawatiran
dan kecurigaan ibu saya menjadikan hal ini terjadinya miss comunication, di samping itu saya
sendiri jugaa menjadi hal yang membuat Miss comunication ini terjadi, konflik ini bisaa di
katakan Miss comunication Karena saya tidak mengabari ibu saya bahwa saya kerja kelompok
bukan main/nongkrong, padahal komunikasi antara ibu dan anak itu sangat penting untuk
menjalin komunikasi yang baik. Dalam hal ini saya menjadi sadar bahwa memberi
kabar/berkomunikasi dengan ibu itu penting agar tidak terjadi Miss comunication seperti ini. Jadi
ini lah alasan saya mengangkat konflik ini dalam tugas Miss comunication ini.

Kaitan antara konflik yang di angkat dengan misscomunication dan antropologi adalah
konflik yang saya angkat jelas adanya misscomunication antara Fadhil dan ibunya,
misscomunication tersebut terjadi karena kurang nya komunikasi yang baik antara Fadhil dan ibu
nya yang menimbulkan rasa kecurigaan dan ke khawatiran seorang ibu, sedangkan di antropologi
sudah ada pengertian yaitu ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan yang di hasilkan
kehidupan manusia, Fadhil harus menghilangkan budaya rada cuek terhadap ibu nya, dan
membuat budaya baru dengan cara dia memperbaiki cara Fadhil berkomunikasi terhadap ibunya,
dengan budaya yang baru di buat oleh Fadhil bisa membuat hubungan komunikasi antara Fadhil
dan ibunya semakin membaik .dan tidak ada lagi misscomunication yang terjadi.

Dalam konflik ini, saya meggunakan teori resolusi konflik untuk menyelesaikan masalah
yang dimana teori ini bermaksud menyelesaikan suatu konflik dengan cara saling bersepakat atau

6
bernegosiasi dan kegiatan lain serupa antara pihak yang berkonflik. Resolusi konflik atau dalam
bahasa inggris conflict resolution dalam pandangan Burton adalah upaya transformasi hubungan
yang berkaitan dengan mencari jalan keluar dari suatu perilaku konfliktual sebagai suatu hal
yang utama. Ada perbedaan antara resolusi konflik sebagai perlakuan (treatment) terhadap
persoalan akar konflik dengan resolusi konflik sebagai penanganan (seatlement) konflik dengan
caracara paksa (coersion) atau dengan cara tawar-menawar (bargaining) atau perundingan
(negotiation).

Resolusi konflik adalah salah satu metode penyelesaian konflik atau pengeluaran konflik
dimana sumber konflik dihilangkan atau konflik tersebut dihilangkan atau dihapuskan dengan
cara saling bersepakat atau bernegosiasi dan kegiatan lain serupa antara pihak yang berkonflik.
Orang ketiga juga dapat membantu dalam penghilangan atau penghapusan konflik melaui proses

negosiasi, konsoliasi dan meditiator. Menurut Mindes (2006: 24) resolusi konflik merupakan


kemampuan untuk menyelesaikan perbedaan dengan yang lainnya dan merupakan aspek penting
dalam pembangunuan sosial dan moral yang memerlukan keterampilan dan penilaian untuk
bernegoisasi, kompromi serta mengembangkan rasa keadilan[11].

Jadi cara yang dilakuakn fadhil untuk menyelsaikan konflik adaalah dengan cara
berdiskusi dengan ibu dan sepakat untuk menjalin komunikasi dengan baik dengan cara
memberikan kabar kepada ibu ketika fadhil ingin bekerja kelompok setelah matakuliah selesai
dan pulang kerumah terlambat. Kesepkatan ini bertujuan juga agar tidak terjadi lagi
misscomunication serta menghilangkan kekhawatiran dan kecemasan ibu kepada fadhil, karena
dengan dilakukannnya komunikasi dengan baik akan semakin minim terjadinya
misscounication.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa, Manusia sebagai makhluk sosial yang
artinya manusia sebagai makhluk sosial, akan memberikan rasa tanggungjawab untuk
mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”.
dan dengan terjalinya komunikasi yang baik maka kegiatan bersosialisasi akan lebih mudah

7
terjalin dan akan minim terjadinya misscomunication, dan penting nya kita mempelajari tentang
antropologi serta kebudayaan, kerena antropologi merupakan salah satu bidang ilmu yang
menjadi akar atau landasan lahirnya ilmu komunikasi. Sserta kita menjadi tahu bahwa
kebudayaan itu bermacam macam dari zaman ke zaman dan bermacam macam cara
mengimplementasikannya. dan kita menjadi paham bahwa menjalin komunikasi yang baik
dengan orangtua itu sangat penting bagi kita agar mengurangi rasa kekhawatiran orangtua.

DAFTAR PUSTAKA

Sasmita, prameswari. (2021, April 30). 12 penyebab misscomunication dalam keluarga .


Sonara.Id.

Admin. (2016, January 9). antropologi . Fib.Ugm.Ac.Id.

Putri, arum sutrisni. (2022, December 28). antropoloogi: pengertian ahli, objek, tujuan,fungsi,
dan manfaatnya. Kompas.Com .

Anna, lussia kus. (2014, March 20). apa efek jika orangtua jarang berkomunikasi dengan anak?
Kompas.Com.

Candrawardani, shirley. (2022, October 21). apa itu misscomunication . Kitalulus.Com.

Mulachea, H. (2022, January 12). komunikasi adalah: definisi, unsur, dan tujuannya .
Katadata.Co.Id.

Putri, A. (2021). komunikasi antar budaya dalam perspektif antropologi .


Journal.Laaroiba.Ac.Id.

Dian. (2020, May 8). masalah ibu dan anak. Kumparan.Com.

Ardial. (2014). paradigma dan model penelitian komunikasi . Respository.Com .

Dachi, M. A. (2022, October 21). pengertian budaya menurut para ahli . Mediaindoneisa.Com.

iskandar, carla. (2021). resolusi konflik. Academia.Edu.

Anda mungkin juga menyukai