Mata Kuliah : Komunikasi Antar Pribadi & kelompok Hari/tanggal : Rabu, 8 November 2023
Fak/Prodi : FSHS/Ilmu Komunikasi Jam : 10.00 – 11.00
Semester : III Dosen : Sofia Ningsih Rahayu Putri, S.IP,
SKS :3 M.I.Kom
Waktu Ujian : 60 Menit Sifat Ujian : Open Book, On Line
KETENTUAN
1. Berdoalah sebelum mengerjakan
2. Jawaban dikumpulkan di Prodi Ikom (meja Bu Sofi) hari Kamis 9 November 2023 maks.
Jam15.00
SOAL
1. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses penyampaian dan
penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik langsung
maupun tidak langsung (Suranto Aw, 2011). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
komunikasi interpersonal, salah satunya yaitu konsep diri. Apa yang Anda ketahui tentang
konsep diri ? berilah gambaran tentang pentingnya konsep diri dalam komunikasi
interpersonal melalui artikel berita di media massa (nilai maks.20)
2. Komunikasi dilakukan manusia bukan hanya untuk menyampaikan berita atau saling
bertukar pesan/informasi, melainkan ada tujuan untuk membangun dan memelihara relasi.
Komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila terpenuhi 5 aspek (De Vito, 2011) . Sebut dan
berikan penjelasan 5 aspek tersebut disertai dengan contoh.(nilaimaks.20)
3. Komunikasi yang berjalan dalam lingkungan sebaya (peer group) cenderung tidak efektif
diakibatkan oleh adanya : 1) distorsi persepsi (Perceptual Distortions), 2) Problem Semantik
(Semantic Problem), 3) Perbedaan Budaya (Cultural Differences), 4) tidak adanya umpan
balik (No Feedback) (Nazaria & M.Elisabetta, 2019; Susanto, 2018). Berikan argument
Anda
disertai dengan contoh dalam kehidupan nyata bagaimana keempat hal tersebut membuat
komunikasi menjadi tidak efektif. (nilai maks.20)
4. Toxic relationship (hubungan tidak sehat) mengunci komunikasi interpersonal dalam diri
seseorang. Jika hal tersebut tidak disadari atau berjalan secara berkelanjutkan, akan
mengakibatkan pada ledakan emosi yang tidak terkendali atau memunculkan sebuah trauma
mendalam hingga membuat seseorang yang menjadi korban cenderung menarik diri (anti-
sosial). Simak kutipan jurnal berikut :
Mamah suka marah kalau aku di kamar terus dan dibilang gak mau bantuin. Sebenernya
bukan karena gak mau bantu tapi emang aku ngambek kesel sama mamah. Mamah
berharap banget aku jadi desainer sampe disuruh kursus, padahal jujur aku lebih suka
bidang psikologi. Dan mamah gak suka kalau aku baca buku-buku psikologi. Mamah deket
banget sama anaknya temen mamah sampe kalo dia kemana-mana mamah anter padahal
anak itu udah gede dan banyak anak buahnya yang bisa anter. Terus kalo dia cerita pasti di
dengerin sedangkan kalo aku cerita pasti mamah fokus sama hp. Padahal aku pingin
ngobrol sama mamahku. Mamah malah sering gak respon atau nanggapi omongan aku.
Kadang aku mikir "sebenernya yg anak mamah siapa ya?" . Sampe nangis juga sih, jujur
aku iri banget sama dia yg diperlakukan bener-bener baik sama mamah. aku juga suka kesel
sendiri, tapi aku berusaha gak terlalu memikirkan hal itu tapi malah makin kepikiran dan
jadi suka nangis terus, habis nangis tiba-tiba ketawa gak jelas terus nanti nangis lagi. Apa
aku harus melakukan sesuatu biar mamah bisa kaya gitu juga ke aku? Aku sering nyoba
gambar desain baju sesuai keinginan mamah,lalu aku tunjukin ke mamah terus mamah
bilang gini "ini mah sama kaya yg teteh -----, cuma bagusan punya teh ".
Nyesek banget aku denger respon mamah, pengen nangis pas mamah bilang gitu.
(Novi A.P & Gilang K.P, Jurnal Communication, Vol. 12 No.2 Oktober 2021. 138 – 149)
Persoalan toxic relationship menjadi tanggung jawab sosial semua pihak untuk mengatasinya.
Sebagai mahasiswa Ikom dan anggota masyarakat, buatlah rancangan ide atau program yang
bisa kalian jalankan untuk mempengaruhi persepsi masyarakat akan bahaya toxic relationship.
Rancangan ide atau program menjabarkan unsur 5W+1H. Boleh ditambahkan flyer dalam
rancangan ide atau program yang Anda buat. (nilai maks.40)
====SELAMAT MENGERJAKAN====
1. Konsep diri merupakan gambaran diri remaja baik fisik, sosial, maupun psikologis, akan membantu
remaja dalam transformasi efikasidiri dalam tugas khusus ke efikasi diri global. Sebagai contoh
kasus seorang mahasiswi Unnes yang bunuh diri, karena kurangnya konsep diri positif maka kita
tidak akan yakin atas kemampuan mengatasi masalah.
2.
Keterbukaan merupakan hal yang penting dalam berkomunikasi. Keterbukaan yang
dimaksudkan adalah kesediaan untuk mengakui perasaan dan pikiran sebagai milik setiap orang
dan harus bertanggungjawab atasnya. Contohnya: menyampaikan informasi secara transparan
dan sesuai fakta
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui hal yang sedang dialami oleh
orang lain pada suatu saat tertentu,d ari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain.
Berempati adalah merasakan sesuatu seperti yang mengalaminya. Contohnya: memahami
masalah orang lain tanpa membandingkan dengan masalah kita.
Dukungan dimaksudkan suatu sikap yang menunjukkan perasaan mendukung terhadap suatu
hal. Sikap mendukung dapat dilihat dalam tiga hal yakni: (a) deskriptif, bukan evaluatif. Dalam
komunikasi yang bernada menilai seringkali membuat seseorang bersikap defensif, namun
bukan berarti semua komunikasi evaluatif menimbulkan reaksi defensif. Orang seringkali
bereaksi terhadap evaluasi positif tanpa sikap defensif, namun evaluasi negatif tidak selalu
menimbulkan reaksi defensif, (b) spontanitas, gaya spontanitas dapat menciptakan suasana
mendukung. Orang spontan dalam komunikasi dan terus terang serta terbuka dalam
mengutarakan pikirannyabiasanya bereaksi dengan cara yang sama (terus terang dan terbuka).
Sebaliknya, seseorang merasa bahwa orang lain menyembunyikan perasaan yang sebenarnya
dan mempunyai rencana atau strategi tersembunyi, maka seseorang akan berekasi secara
defensif, dan (c) provisionalisme, artinya bersikap tentatif dan berpikiran terbuka serta bersedia
mendengar pandangannya yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan
mengharuskan. ohnya: memberikan dukungan kepada teman ketika ada masalah.
Komunikasi interpersonal akan efektif bila dalam suasananya ada kesetaraan. Artinya, harus
ada pengakuan secara diam-diam bahwa keduanya sama-sama bernilai dan berharga, kedua
belah pihak memiliki sesuatu yang bernilai untuk disumbangkan. Kesetaraan tidak berarti
mengharuskan seseorang menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan
nonverbal pihak lain. Contohnya: menerima pihak lain untuk menerima penghargaan.
3. Komunikasi pada lingkungan sebaya cenderung mengalami kesulitan dalam mengungkapkan
pikiran dan perasaan mereka dengan jelas, sehingga menyebabkan ketidakpahaman dan frustrasi.
Selain itu, perbedaan kepentingan dan minat antara teman sebaya juga dapat menghambat
komunikasi yang efektif. Misalnya, jika satu teman lebih fokus pada kegiatan olahraga sedangkan
yang lain lebih tertarik pada seni, maka sulit bagi mereka untuk menemukan topik pembicaraan
yang dapat menghubungkan keduanya.
Selain itu, ketidakseimbangan kekuasaan juga dapat mempengaruhi komunikasi dalam hubungan
teman sebaya. Ketika salah satu teman mendominasi percakapan atau mengendalikan situasi, teman
yang lain mungkin merasa tidak dihargai atau tidak memiliki ruang untuk berbicara dengan bebas.
Hal ini dapat menciptakan ketegangan dan ketidaknyamanan dalam hubungan tersebut. Sebagai
contoh mahasiswa yang berasal dari timur cenderung berkomunikasi dengan mahasiswa yang
berasal dari timur juga karena merasa kurang nyaman jika berkomunikasi dengan orang yang
berasal dari jawa.
4. Am in a Toxic Relationship?