ABSTRAK
Orang tua dengan anak memiliki perbedaan generasi, gaya hidup, persepsi, pengalaman,
perilaku dan komunikasi, ini yang kemudian disebut dengan jarak antar generasi. Jarak antar
generasi ini rawan akan konflik dan miss communication, dalam kasus ini mencerminkan konflik
antara orang tua dan anak , konflik dalam kasus ini seputar masalah kegiatan sekolah dan
kebiasaan belajar. Anak sebagian besar dapat memahami konflik yang timbul antara orang tua,
hanya sebagian kecil yang tidak memahami tentang konflik yang terjadi. Sebagian orang tua
menyelesaikan konflik dengan orientasi kepatuhan terutama untuk masalah pilihan sekolah dan
masa depan anak. Disisi lain anak lebih menyukai penyelesaian konflik dengan orientasi
percakapan. Hal lain yang ditemukan adalah pada anak yang orangtuanya melakukan komunikasi
berorientasi kepatuhan dan sering terjadi konflik maka anak akan mencari figur orang lain diluar
keluarga inti seperti paman, teman, pacar, atau orangtua pacar. Anak cenderung enggan
berkomunikasi kepada orangtua tentang teman dekat atau pacar karena orang tua pada umumnya
tidak menyukai berkomunikasi tentang hal tersebut.(Wardyaningrum, 2013). Tujuan dari
penelitian ini adalah agar muda – mudi diluar sana dapat menghargai orang tua dan agar kedua
belah pihak dapat saling memahami cara berpendapat masing masing . Adapun metode yang
digunakan adalah penggabungan teknik wawancara yang disesuaikan dengan topik bahasan.
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi
budaya, perilaku,keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa
Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos
memiliki arti cerita atau kata. Secara etimologi, kata Antropologi berasal dari bahasa yunani,
yaitu antropos dan logos. Antropos artinya manusia, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi secara
harfih antrofologi adalah ilmu tentang manusia. Antropologi adalah semua hal tentang manusia,
dan merupakan tanggung jawab antropologi untuk menjelaskan semua cerita tentang manusia,
dari segi yang baik maupun dari segi yang buruk. Antropologi tidak hanya terpaku pada sebagian
kelompok orang tetapi mencakup semua manusia, bukan hanya dari satu aspek melainkan dari
segala aspek. Dalam tinjauan antropologi, manusia dapat di lihat dari 2 segi:
1. Manusia sebagai mahluk biologi atau organik
2. Manusia sebagai mahluk sosial dan berbudaya.
dari penyataan tersebut bisa dihubungkan dengan konflik diatas bahwa antropologi mempelajari
perilaku manusia tentang baik (pada saat penyelesaian konflik tersebut ) dan buruk nya (pada
saat konflik terjadi) , pada ilmu antropologi juga mempelajari tentang cara penyelesaian dan
dalam konflik tersebut terjadi moment penyelesaian masalah yang dimana salah satu antara anak
dan orang tua harus ada yang mengalah
Antropologi dapat diartikan juga sebagi ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan
secara menyeluruh. Di satu pihak manusia adalah pencipta kebudayaan, di pihak lain kebudayaan
yang “menciptakan” manusia sesuai dengan lingkungannya. Dengan demikian, terjalin hubungan
timbal balik yang sangat erat dan padu antara manusia dan kebudayaan. Budaya dalam
antropologi memiliki tujuan untuk mengembangkan pengetahuan mengenai tentang manusia dan
budaya-budayanya, mulai dari segi fisik hingga kondisi sosial budayanya. Dalam antropologi
sosial budaya, manusia merupakan komponen penting bagi dirinya dan bagi alam
lingkungannya. Ada hubungan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara manusia
dan alam lingkungannya.
Manusia sebagai makhluk sosial harus selalu hidup bersama. Manusia selalu hidup
bersama secara kolektif dalam kesatuan-kesatuan sosial yang besar maupun kecil. Dalam
kesatuan sosial inilah manusia hidup saling berinteraksi, bekerja sama, dan bertukar
pengetahuan untuk dapat mencapai tujuan hidupnya. (Muchtar et al., 2016). Keesing (1999:2)
mengemukakan bahwa antropologi memiliki dua bidang mayor, yaitu Antropologi Fisik
dan Antropologi Budaya. Sementara bidang minornya dalam Antropologi Budaya
adalah Antropologi Linguistik, Antropologi Sosial, dan Arkeologi prasejarah.(Rejeki, 2010)
Budaya juga dapat diartikan sebagai kebiasaan yang sering kita lakukan. Terdapat 7 unsur
kebudayaan menurut Para Ahli Antropologi ;
1. Bahasa
2. Sistem Mata Pencaharian.
3. Sistem Pengetahuan.
4. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial.
5. Sistem Religi.
6. Kesenian.
Dalam konflik diatas unsur kebudayaan yang dapat diambil adalah Bahasa , dalam konflik
tersebut salah satu masalah nya adalah bahasa , sang anak cenderung menggunakan bahasa yang
seharus nya tidak digunakan kepada orang tua dan terjadi konflik kesalahpahaman dikarenakan
sang anak terbiasa menggunakan bahasa yang cendurung tidak baku atau tidak sopan , hal
tersebut juga berpengaruh karna usia , dizaman sang orang tua jika menerima teguran dari orang
tua tidak membantah dan menuruti perkataan orang tua sedangkan sang anak dizaman sekarang
sebaliknya dan dalam hal ini dikarenakan antropologi ilmu yang mempelajari segala bentuk
aspek manusia termasuk konflik yang dilakukan manusia tersebut makai bisa diasumsikan peran
antropologi dalam hal ini untuk mengamati konflik yang terjadi diatas
METODE PENELITIAN
Untuk mendukung penelitian ini dengan gagasan yang konseptual mengenai penbedaan
pendapat antara anak dan orang tua, saya menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan
wawancara dan observasi. Wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi lisan yang dilakukan
secara terstruktur oleh dua orang atau lebih, baik secara langsung maupun jarak jauh, untuk
membahas dan menggali informasi tertentu guna mencapai tujuan tertentu pula. Dalam
wawancara ini terdapat 2 informan yaitu Ningsi (Wanita 56) seorang ibu dan ridho (Laki-Laki
20) seorang anak, dalam wawancara tersebut saya melampirkan beberapa pertanyaan
Diantaranya :
1. Mengapa konflik tersebut bisa terjadi?
2. Apa yang membuat kedua belah pihak merasa terintimidasi?
3. Bagaimana cara agar konflik tersebut tidak terulang?
ANALISIS PEMBAHASAN
Setelah melakukan wawancara saya mulai mengobsevasi atau mengamati dengan teliti ,
observasi sendiri memliki definisi suatu pengamatan atau pengujian pada objek tertentu untuk
mengumpulkan fakta, data, hingga nilai dari objek tersebut. Berikut yang saya dapatkan setelah
melakukan observasi diantaranya :
1. Seorang anak yang kurang bersikap sopan santun terhadap orang tua pada saat berdebat.
2. Orang tua yang sulit untuk diajak berkomunikasi dikarenakan bersih kukuh dengan
pendiriannya.
3. Sang anak yang meremehkan pendapat orang tua.
4. Ketimpangan penguasaan teknologi.
5. Cara agar konflik tersebut tidak terulang adalah dengan memperbaiki cara bicara kedua
belah pihak yaitu dengan intonasi yang lebih redah.
Model komunikasi dalam keluarga merupakan bagian dari komunikasi interpersonal, di
sini peran orang tua dapat disebut sebagai komunikator utama dalam penyampaian pesan
komunikasi. Untuk mencapai efektivitas sebuah komunikasi orang tua tentu memiliki
cara tersendiri menyampaikan pesan kepada anak-anak mereka, terutama ketika anak-
anak menghadapi masalah tertentu dalam kehidupan sosial mereka. Sebagai standar
penyampaian pesan yang efektif, kegiatan ini menganjurkan tiga pola keterampilan
komunikasi yang dimungkinkan, antara lain: komunikasi yang mendengarkan; komunikasi
yang terbuka; dan komunikasi yang jujur.(Fensi, 2018)
Fensi, F. (2018). Membangun Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Anak Dalam Keluarga.
Jurnal Pengabdian Dan Kewirausahaan, 1(1).
Muchtar, K., Koswara, I., & Setiaman, A. (2016). Komunikasi antar budaya dalam perspektif
antropologi. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(1).
Rejeki, M. C. N. S. (2010). Perspektif antropologi dan teori komunikasi: Penelusuran teori-teori
komunikasi dari disiplin antropologi. Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(1).
Wardyaningrum, D. (2013). Komunikasi untuk penyelesaian konflik dalam keluarga: Orientasi
percakapan dan orientasi kepatuhan. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial, 2(1), 47–58.