Anda di halaman 1dari 112

PERATURAN ORGANISASI

PEMUDA PANCASILA

Daftar isi :

Tata Kerja Fungsionaris Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila ................... 1

Kartu Tanda Anggota (KTA) Pemuda Pancasila ......................................................... 26

Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-Rapat Organisasi Kemasyarakatan Pemuda

Pancasila ...................................................................................................................... 32

Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila .......................... 46

Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila .......................................................................... 56

Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH) Pemuda Pancasila ................. 65

Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila ...................................................................... 74

Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila .......................................................... 83

Prosedur dan Mekanisme Pemberian Sanksi Organisasi dan/atau Rehabilitasi .......... 91

Jabatan Lowong, Rangkap Kepengurusan dan Pergantian Pengurus Antar Waktu .... 96

Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri .............................................................. 100

Penyelenggaraan Kaderisasi Pemuda Pancasila .......................................................... 104

0
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 01/PO/MPN-PP/XI-2010
Tentang
TATA KERJA FUNGSIONARIS
ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa,
Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :
Menimbang : a. Bahwa Keputusan-keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda
Pancasila adalah amanat yang harus diwujudkan secara nyata.
b. Bahwa fungsi, wewenang dan tugas pokok Majelis Pimpinan
Pemuda Pancasila dalam mengemban amanat keputusan–
keputusan organisasi yang tertinggi di masing-masing tingkatan,
perlu diwujudkan secara nyata oleh seluruh fungsionaris Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila.
c. Bahwa untuk mengoptimalkan pelaksanaan keputusan-keputusan
Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila, diperlukan pedoman
dan peraturan yang bertujuan untuk mensinkronisasikan,
menyelaraskan dan mengintegrasikan tugas dan tanggung jawab
dari seluruh fungsionaris Ormas Pemuda Pancasila di semua
tingkatan.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a, b dan c di atas, maka perlu diterbitkan Peraturan
Organisasi tentang Tata Kerja Fungsionaris Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
Mengingat : 1. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda
Pancasila tahun 2009 di Jakarta.
2. Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.
Memperhatikan : 1. Usul dan saran yang berkembang dalam Rapat Pleno IV MPN
Pemuda Pancasila pada tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV MPN Pemuda Pancasila
tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG TATA KERJA


FUNGSIONARIS ORGANISASI KEMASYARAKATAN
PEMUDA PANCASILA.

1
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :

1) Tata Kerja ialah tata kerja Fungsionaris Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila
di semua tingkatan, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XV
Pasal 38 s/d Pasal 50.
2) Komposisi Fungsionaris ialah komposisi fungsionaris Organisasi Kemasyarakatan
Pemuda Pancasila di semua tingkatan, sebagaimana tercantum dalam Anggaran
Rumah Tangga Pemuda Pancasila, BAB XI Pasal 24 s/d Pasal 29.
3) Alat kelengkapan ialah alat kelengkapan kerja fungsionaris Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
4) Uraian tugas kerja ialah uraian tugas kerja fungsionaris Organisasi Kemasyarakatan
Pemuda Pancasila di semua tingkatan.
5) Tata hubungan ialah tata hubungan Majelis Pimpinan Nasional dengan Majelis
Pimpinan Wilayah, Majelis Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan
Ranting, Pimpinan Anak Ranting, serta antara Majelis Pimpinan dengan Majelis
Pertimbangan, Lembaga-lembaga dan Badan-badan, dan Penasehat, sebagaimana
tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga, BAB XVII Pasal 70.

BAB II
KOMPOSISI PERSONALIA FUNGSIONARIS

Pasal 2

Komposisi fungsionaris Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila terdiri dari :


1) Pimpinan Harian
2) Pengurus Kolektif

Pasal 3

1) Pimpinan Harian berjumlah 22 (dua puluh dua) orang, terdiri dari :


a) 1 (satu) orang Ketua Umum
b) 1 (satu) orang Ketua MPO
c) 4 (empat) orang Wakil Ketua Umum
d) 14 (empat belas) orang Ketua Bidang
e) 1 (satu) orang Sekretaris Jenderal
f) 1 (satu) orang Bendahara Umum

2) Pengurus Kolektif, terdiri dari :


a) 1 (satu) orang Ketua Umum
b) 1 (satu) orang Ketua MPO
c) 4 (empat) orang Wakil Ketua Umum
d) 14 (empat belas) orang Ketua Bidang
e) 1 (satu) orang Sekretaris Jenderal
f) 14 (empat belas) orang Wakil Sekretaris Jenderal

2
g) 1 (satu) orang Bendahara Umum
h) 4 (empat) orang Wakil Bendahara Umum
i) 3 orang anggota masing-masing Bidang, dan/atau dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.

Pasal 4

Komposisi fungsionaris Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Cabang Pemuda
Pancasila terdiri dari:
1) Pimpinan Harian
2) Pengurus Kolektif

Pasal 5

1) Pimpinan Harian berjumlah 19 (sembilan belas) orang, terdiri dari :


a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Ketua MPO
c) 2 (dua) orang Wakil Ketua
d) 13 (tiga belas) orang Ketua Bidang
e) 1 (satu) orang Sekretaris
f) 1 (satu) orang Bendahara

2) Pengurus Kolektif terdiri dari :


a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Ketua MPO
c) 2 (dua) orang Wakil Ketua
d) 13 (tiga belas) orang Ketua Bidang
e) 1 (satu) orang Sekretaris
f) 13 (tiga belas) orang Wakil Sekretaris
g) 1 (satu) orang Bendahara
h) 2 (dua) orang Wakil Bendahara
i) 3 (tiga) orang Anggota masing-masing Bidang, dan/atau sesuai dengan
kebutuhan.

Pasal 6

Komposisi fungsionaris Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila terdiri dari :


1) Pimpinan Harian
2) Pengurus Kolektif

Pasal 7

Pimpinan Harian Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila berjumlah 9 (sembilan)


orang, terdiri dari :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Ketua Penasehat
c) 1 (satu) orang Wakil Ketua

3
d) 4 (empat) orang Ketua Bidang
e) 1 (satu) orang Sekretaris
f) 1 (satu) orang Bendahara

Pasal 8

Pengurus Kolektif Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila terdiri dari :


a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Ketua Penasehat
c) 1 (satu) orang Wakil Ketua
d) 4 (empat) orang Ketua Bidang
e) 1 (satu) orang Sekretaris
f) 2 (dua) orang Wakil Sekretaris
g) 1 (satu) orang Bendahara
h) 2 (dua) orang Wakil Bendahara
i) 3 (tiga) orang Anggota masing-masing Bidang dan/atau dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.

Pasal 9

Pengurus Kolektif Pimpinan Ranting dan Anak Ranting Pemuda Pancasila, terdiri dari :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Ketua Penasehat
c) 1 (satu) orang Wakil Ketua
d) 1 (satu) orang Sekretaris
e) 1 (satu) orang Wakil Sekretaris
f) 1 (satu) orang Bendahara

Pasal 10

1) Komposisi Majelis Pertimbangan Organisasi di tingkat Majelis Pimpinan Pemuda


Pancasila terdiri dari :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 3 (tiga) orang Wakil Ketua
c) 1 (satu) orang Sekretaris
d) 1 (satu) orang Wakil Sekretaris
e) Anggota-anggota.

2) Komposisi Penasehat di tingkat Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting, dan


Pimpinan Anak Ranting terdiri dari :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua
c) 1 (satu) orang Sekretaris
d) Anggota-anggota.

BAB III
BIDANG-BIDANG
Pasal 11

1) Bidang-Bidang, terdiri dari :


a) Organisasi dan Keanggotaan

4
b) Litbang dan Kaderisasi
c) Hukum dan HAM
d) Ideologi dan Politik
e) Agama, Sosial dan Budaya
f) Informasi dan Komunikasi
g) Hubungan Internasional dan Antar Lembaga Negara
h) Ekonomi dan Pengembangan Usaha
i) Ketahanan Nasional
j) Alam dan Lingkungan Hidup
k) Pemuda, Mahasiswa, Pelajar dan Olahraga
l) Peranan Wanita
m) Dana
n) Sarana dan Prasarana

2) Bidang Hubungan Internasional dan Antar Lembaga Negara hanya berada di tingkat
Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
3) Bidang-bidang di tingkat Pimpinan Anak Cabang terdiri dari : Bidang Organisasi &
Keanggotaan, Bidang Agama, Sosial & Budaya, Bidang Pemuda, Mahasiswa, Pelajar
& Olahraga, dan Bidang Alam & Lingkungan Hidup.
4) Di tingkat Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Ranting tidak ada bidang.

BAB IV
ALAT KELENGKAPAN KERJA
Pasal 12

Alat kelengkapan kerja fungsionaris Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila di


semua tingkatan terdiri dari :
1) Rapat-rapat
2) Lembaga-Lembaga dan Badan-Badan
3) Koordinator Wilayah, Koordinator Cabang, Koordinator Anak Cabang
4) Kantor Sekretariat

Pasal 13
Rapat-rapat terdiri dari :

1) Rapat Pimpinan Harian


2) Rapat Pleno
3) Rapat Bidang
4) Rapat Koordinasi / Rapat Konsultasi.

Pasal 14

Rapat Pimpinan Harian ialah untuk menetapkan agenda kerja / pleno, membuat kebijakan
dan mengambil keputusan yang bersifat mendesak dan harus dilaporkan dalam Rapat
Pleno.

Pasal 15

5
1) Rapat Pleno ialah Rapat untuk memutuskan dan menetapkan arah dan kebijakan
mengenai hal-hal yang dibahas sesuai agenda pleno.
2) Rapat Pleno dihadiri :
a) Seluruh pengurus kolektif Ormas Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan.
b) Dapat mengundang Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris Majelis
Pertimbangan, dan/atau Wakil Ketua dan Sekretaris Penasehat.
c) Dapat mengundang Ketua dan Sekretaris masing-masing Lembaga / Badan.

Pasal 16

1) Rapat Bidang ialah rapat internal masing-masing bidang untuk membahas dalam
rangka pelaksanaan program yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
2) Rapat bidang dihadiri oleh Ketua Bidang, Sekretaris Bidang, dan anggota bidang.

Pasal 17

Rapat Koordinasi / Rapat Konsultasi ialah rapat untuk mengkoordinasikan atau


mengkonsultasikan hal-hal atau permasalahan organisasi yang dianggap perlu.

BAB V
URAIAN TUGAS KERJA FUNGSIONARIS

Pasal 18
Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila

Ketua Umum mempunyai tugas :


1) Memimpin seluruh jajaran organisasi secara nasional baik yang bersifat ke dalam
maupun keluar dalam rangka perwujudan peran serta Pemuda Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Memberikan arah bagi pelaksanaan program organisasi secara nasional untuk
melaksanakan Keputusan-keputusan Musyawarah Besar VIII, Rakernas, Rapat Pleno,
Rapat Pimpinan Harian MPN Pemuda Pancasila.
3) Menandatangani surat-surat keputusan, surat-surat berharga yang bersifat keuangan,
perjanjian, baik yang ditujukan ke dalam maupun keluar.
4) Memimpin dan mengawasi pengurus kolektif Majelis Pimpinan Nasional dalam
melaksanakan tugasnya baik yang bersifat kedalam maupun keluar.
5) Memberi kebijakan alokasi pembiayaan program.
6) Mengupayakan dan mengelola sumber keuangan organisasi.
7) Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Umum dibantu oleh seluruh pengurus kolektif
Majelis Pimpinan Nasional.

Pasal 19

Wakil Ketua Umum yang mengkoordinir Bidang Organisasi & Keanggotaan, Bidang
Litbang & Kaderisasi, Bidang Hukum & Hak Azasi Manusia, Bidang Ideologi & Politik,
mempunyai tugas kerja :
1) Membantu dan melaksanakan tugas harian Ketua Umum sesuai dengan bidang yang
ditentukan.

6
2) Mewakili Ketua Umum dalam kegiatan yang bersifat intenal dan eksternal sesuai
bidang atau penugasan yang ditentukan.
3) Memimpin dan mengkoordinir Bidang Organisasi & Keanggotaan, Bidang Litbang
& Kaderisasi, Bidang Hukum & Hak Azasi Manusia, Bidang Ideologi & Politik.
4) Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua Umum dibantu/didampingi oleh Ketua
Bidang, Wakil Sekretaris Jenderal, Wakil Bendahara Umum dan anggota-anggota
Bidang.
5) Dapat menandatangani surat-surat penting/berharga, perjanjian kerjasama yang
ditujukan ke dalam maupun keluar organisasi, atas seizin Ketua Umum.
6) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian dan memimpin Rapat Koordinasi
Bidang-Bidang terkait.
7) Melaporkan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

Pasal 20

Wakil Ketua Umum yang mengkoordinir Bidang Hubungan Internasional & Antar
Lembaga Negara, Bidang Informasi & Komunikasi, Bidang Agama, Sosial & Budaya,
mempunyai tugas kerja :
1) Membantu dan melaksanakan tugas harian Ketua Umum sesuai dengan bidang yang
ditentukan.
2) Mewakili Ketua Umum dalam kegiatan yang bersifat intenal dan eksternal sesuai
bidang atau penugasan yang ditentukan.
3) Memimpin dan mengkoordinir Bidang Hubungan Internasional & Antar Lembaga
Negara, Bidang Informasi & Komunikasi, Bidang Agama, Sosial & Budaya.
4) Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua Umum dibantu / didampingi oleh
Ketua Bidang, Wakil Sekjen, Wakil Bendahara Umum dan anggota-anggota
Bidang.
5) Dapat menandatangani surat-surat penting/berharga, perjanjian kerjasama yang
ditujukan ke dalam maupun keluar, atas seizin Ketua Umum
6) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian dan memimpin Rapat Koordinasi
Bidang-Bidang terkait.
7) Melaporkan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

Pasal 21

Wakil Ketua Umum yang mengkoordinir Bidang Ekonomi & Pengembangan Usaha,
Bidang Ketahanan Nasional, Bidang Alam & Lingkungan Hidup, Bidang Pemuda,
Mahasiswa, Pelajar & Olahraga, mempunyai tugas kerja :
1) Membantu dan melaksanakan tugas harian Ketua Umum sesuai dengan bidang yang
ditentukan.
2) Mewakili Ketua Umum dalam kegiatan yang bersifat intenal dan eksternal sesuai
bidang atau penugasan yang ditentukan.
3) Memimpin dan mengkoordinir Bidang Ekonomi & Pengembangan Usaha, Bidang
Ketahanan Nasional, Bidang Alam & Lingkungan Hidup, Bidang Pemuda,
Mahasiswa, Pelajar & Olahraga.
4) Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua Umum dibantu/didampingi oleh
Ketua Bidang, Wakil Sekretaris Jenderal, Wakil Bendahara Umum dan anggota-
anggota Bidang.
5) Menandatangani surat-surat penting/berharga, perjanjian kerjasama yang ditujukan
ke dalam maupun keluar, atas seizin Ketua Umum.

7
6) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian dan memimpin Rapat Koordinasi
Bidang-Bidang terkait.
7) Melaporkan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

Pasal 22

Wakil Ketua Umum yang mengkoordinir Bidang Peranan Wanita, Bidang Dana, Bidang
Sarana & Prasarana, mempunyai tugas kerja :
1) Membantu dan melaksanakan tugas harian Ketua Umum sesuai dengan bidang yang
ditentukan.
2) Mewakili Ketua Umum dalam kegiatan yang bersifat intenal dan eksternal sesuai
bidang atau penugasan yang ditentukan.
3) Memimpin dan mengkoordinir Bidang Peranan Wanita, Bidang Dana, Bidang
Sarana & Prasarana.
4) Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua Umum dibantu/didampingi oleh
Ketua Bidang, Wakil Sekjen, Wakil Bendahara Umum dan anggota-anggota
Bidang.
5) Dapat menandatangani surat-surat penting/berharga, perjanjian kerjasama yang
ditujukan ke dalam maupun keluar, atas seizin Ketua Umum.
6) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian dan memimpin Rapat Koordinasi
Bidang-Bidang terkait.
7) Melaporkan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

Pasal 23

Ketua-Ketua Bidang di tingkat Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila


mempunyai tugas kerja sebagai berikut :

1) Ketua Bidang Organisasi & Keanggotaan


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Organisasi & Keanggotaan.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Organisasi & Keanggotaan,
dan memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan
Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang
Organisasi & Keanggotaan.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

2) Ketua Bidang Litbang & Kaderisasi


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Litbang & Kaderisasi.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Litbang & Kaderisasi,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan
Nasional.

8
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang Litbang
& Kaderisasi.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

3) Ketua Bidang Hukum & Hak Azasi Manusia


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Hukum & HAM.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Hukum dan HAM, memberikan
pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-Lembaga/Badan-badan
Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang Hukum
& HAM.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

4) Ketua Bidang Informasi & Komunikasi


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Informasi & Komunikasi.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Informasi & Komunikasi,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan
Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang
Informasi & Komunikasi.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

5) Ketua Bidang Ideologi & Politik


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Ideologi & Politik.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Ideologi & Politik, memberikan
pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-Lembaga/Badan-badan
Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang
Ideologi & Politik.

d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin


Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

6) Ketua Bidang Ketahanan Nasional.


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Ketahanan Nasional.

9
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Ketahanan Nasional,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan
Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang
Ketahanan Nasional.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

7) Ketua Bidang Hubungan Internasional & Antar Lembaga Negara


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Hubungan Internasional & Antar Lembaga Negara.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Hubungan Internasional &
Antar Lembaga Negara, memberikan pembinaan & bimbingan teknis kepada
Lembaga-Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis
Pimpinan Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang
Hubungan Internasional & Antar Lembaga Negara.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

8) Ketua Bidang Alam & Lingkungan Hidup


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Alam & Lingkungan Hidup.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Alam & Lingkungan Hidup,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan
Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang Alam &
Lingkungan Hidup.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

9) Ketua Bidang Ekonomi & Pengembangan Usaha


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Ekonomi & Pengembangan Usaha.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Ekonomi & Pengembangan
Usaha, memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan
Nasional.

10
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang
Ekonomi & Pengembangan Usaha.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

10) Ketua Bidang Agama, Sosial & Budaya


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Agama, Sosial & Budaya.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Agama, Sosial & Budaya,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan
Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang Agama,
Sosial & Budaya.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

11) Ketua Bidang Pemuda, Mahasiswa, Pelajar & Olahraga


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Pemuda, Mahasiswa, Pelajar & Olahraga.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Pemuda, Mahasiswa,
Pelajar & Olahraga, memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada
Lembaga-Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis
Pimpinan Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang
Pemuda, Mahasiswa, Pelajar & Olahraga.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

12) Ketua Bidang Peranan Wanita


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Peranan Wanita.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Peranan Wanita,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan
Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang Peranan
Wanita.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

13) Ketua Bidang Dana

11
a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Dana.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Dana, mempersiapkan
rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang Dana.
c) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
d) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

14) Ketua Bidang Sarana & Prasarana


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua Umum yang
mengkoordinir bidang Sarana & Prasarana.
b) Bersama-sama Wakil Sekjend dan anggota Bidang Sarana & Prasarana,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat Majelis Pimpinan
Nasional.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang Sarana
& Prasarana.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum secara periodik.

Pasal 24
Sekretaris Jenderal mempunyai tugas kerja :

1) Mendampingi Ketua Umum dalam memimpin seluruh jajaran organisasi secara


nasional baik yang bersifat ke dalam maupun keluar dalam rangka perwujudan peran
serta Pemuda Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Mengkomunikasikan, menyelaraskan, mensinkronisasikan, mengintegrasikan dan
mengarahkan kebijakan-kebijakan Majelis Pimpinan Nasional, baik yang bersifat
sektoral, teritorial maupun regional dan Internasional.
3) Bersama Ketua Umum menandatangani surat menyurat baik yang bersifat ke dalam
maupun yang bersifat keluar.
4) Mengelola kesekretariatan dan mengatur tata tertib administrasi Majelis Pimpinan
Nasional Pemuda Pancasila.
5) Bersama Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum, mengambil langkah-langkah dalam
mengatasi permasalahan organisasi.
6) Bersama Ketua Umum, Wakil-wakil Ketua Umum atau Bendahara Umum membuat
/ merumuskan kebijakan keuangan organisasi.
7) Bersama Ketua Umum atau Wakil–Wakil Ketua Umum atau Bendahara Umum
menandatangani administrasi keuangan organisasi.

8) Mendampingi Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum menghadiri undangan dari
internal maupun eksternal organisasi.
9) Bersama Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum memimpin Rapat Pleno, Rapat
Pimpinan Harian atau Rapat Koordinasi/Konsultasi Majelis Pimpinan Nasional.
10) Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Sekretaris Jenderal dibantu oleh Wakil-Wakil
Sekretaris Jenderal.

12
11) Membuat laporan serta bertanggung jawab kepada Ketua Umum dan Wakil-Wakil
Ketua Umum secara periodik.

Pasal 25

Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal mempunyai tugas kerja :


1) Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris Jenderal.
2) Menandatangani surat-surat atas izin Sekretaris Jenderal.
3) Membantu tugas Sekretaris Jenderal dan Ketua-Ketua Bidang dalam pelaksanaan
program bidangnya.
4) Membantu Sekretaris Jenderal membuat laporan administrasi organisasi secara
periodik.
5) Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal.

Pasal 26

Bendahara Umum mempunyai tugas kerja :


1) Mengupayakan sumber keuangan organisasi atas sepengetahuan Ketua Umum.
2) Mengatur tata administrasi pengelolaan keuangan dan harta kekayaan organisasi.
3) Mendukung pendanaan pelaksanaan program kegiatan organisasi.
4) Menandatangani surat berharga, surat-surat yang bersifat keuangan organisasi.
5) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian, acara-acara internal maupun
undangan dari pihak eksternal organisasi.
6) Mengkoordinasikan dan membuat laporan pertanggung jawaban keuangan secara
periodik kepada Ketua Umum.

Pasal 27

Wakil-Wakil Bendahara Umum mempunyai tugas kerja :


1) Membantu tugas-tugas Bendahara Umum.
2) Mewakili Bendahara Umum, atas menandatangani surat berharga, surat yang
berhubungan dengan keuangan organisasi seizin dan penugasan dari Bendahara
Umum.
3) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian dan Rapat Koordinasi Bidang.
4) Bertanggung jawab kepada Bendahara Umum.

Pasal 28

Majelis Pimpinan Wilayah dan/atau


Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila

13
Ketua MPW dan/atau Ketua MPC Pemuda Pancasila mempunyai tugas kerja :
1) Memimpin seluruh jajaran organisasi di tingkat Wilayah dan/atau Tingkat Cabang
baik yang bersifat ke dalam maupun keluar dalam rangka perwujudan peran serta
Pemuda Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Memberikan arah bagi pelaksanaan program organisasi di tingkat wilayah dan/atau
cabang untuk melaksanakan Keputusan-keputusan Musyawarah Besar VIII,
Rakernas, Muswil, Rakerwil, dan/atau Muscab, Rakercab, Rapat Pleno, Rapat
Pimpinan Harian MPW dan/atau Rapat Pimpinan Harian MPC serta instruksi Majelis
Pimpinan Nasional.
3) Menandatangani surat-surat keputusan, surat berharga yang bersifat keuangan,
perjanjian, baik yang ditujukan ke dalam maupun keluar.
4) Memimpin dan mengawasi pengurus kolektif MPW dan/atau MPC dalam
melaksanakan tugasnya baik yang bersifat kedalam maupun keluar.
5) Melaksanakan konsolidasi organisasi sesuai dengan masa baktinya.
6) Memberi kebijakan alokasi pembiayaan program.
7) Mengupayakan dan mengelola sumber keuangan organisasi.
8) Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua MPW dan/atau Ketua MPC dibantu seluruh
pengurus kolektifnya.

Pasal 29

Wakil Ketua MPW dan/atau Wakil Ketua MPC, yang mengkoordinir Bidang
Organisasi & Keanggotaan, Bidang Litbang & Kaderisasi, Bidang Hukum & HAM,
Bidang Informasi & Komunikasi, Bidang Ideologi & Politik, Bidang Ketahanan Nasional
mempunyai tugas kerja :

1) Membantu dan melaksanakan tugas harian Ketua sesuai dengan bidang yang
ditentukan.
2) Mewakili Ketua dalam kegiatan yang bersifat intenal dan eksternal sesuai bidang
atau penugasan yang ditentukan.
3) Memimpin dan mengkoordinir Bidang Organisasi & Keanggotaan, Bidang Litbang
& Kaderisasi, Bidang Hukum & HAM, Bidang Informasi & Komunikasi, Bidang
Ideologi & Politik, Bidang Ketahanan Nasional.
4) Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua, dibantu/didampingi oleh Ketua
Bidang, Wakil Sekretaris, Wakil Bendahara dan anggota-anggota Bidang.
5) Dapat menandatangani surat-surat penting/berharga, perjanjian kerjasama yang
ditujukan ke dalam maupun keluar organisasi atas seizin Ketua.
6) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian dan memimpin Rapat Koordinasi
Bidang-bidang terkait.
7) Melaporkan tugas-tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua MPW dan/atau Ketua
MPC secara periodik.

Pasal 30

Wakil Ketua MPW dan/atau Wakil Ketua MPC, yang mengkoordinir Bidang Ekonomi
& Pengembangan Usaha, Bidang Agama, Sosial & Budaya, Bidang Pemuda, Mahasiswa,

14
Pelajar & Olahraga, Bidang Alam & Lingkungan Hidup, Bidang Peranan Wanita, Bidang
Dana, Bidang Sarana & Prasarana, mempunyai tugas kerja :

1) Membantu dan melaksanakan tugas harian Ketua sesuai dengan bidang yang
ditentukan.
2) Mewakili Ketua dalam kegiatan yang bersifat intenal dan eksternal sesuai bidang
atau penugasan yang ditentukan.
3) Memimpin dan mengkoordinir Bidang Ekonomi & Pengembangan Usaha, Bidang
Agama, Sosial & Budaya, Bidang Pemuda, Mahasiswa, Pelajar & Olahraga, Bidang
Alam & Lingkungan Hidup, Bidang Peranan Wanita, Bidang Dana, Bidang Sarana
& Prasarana.
4) Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua, dibantu/didampingi oleh Ketua
Bidang, Wakil Sekretaris, Wakil Bendahara dan anggota-anggota Bidang.
5) Dapat menandatangani surat-surat penting/berharga, perjanjian kerjasama yang
ditujukan ke dalam maupun keluar organisasi atas seizin Ketua.
6) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian dan memimpin Rapat Koordinasi
Bidang-bidang terkait.
7) Melaporkan tugas-tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua MPW dan/atau Ketua
MPC secara periodik.

Pasal 31

Ketua-Ketua Bidang di tingkat MPW dan/atau MPC, mempunyai tugas kerja sebagai
berikut:
1) Ketua Bidang Organisasi & Keanggotaan
a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Bidang Organisasi & Keanggotaan.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Organisasi &
Keanggotaan, memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja bidang
Organisasi & Keanggotaan.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

2) Ketua Bidang Litbang & Kaderisasi


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Bidang Litbang & Kaderisasi.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Litbang & Kaderisasi,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Bidang
Litbang & Kaderisasi.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

15
3) Ketua Bidang Hukum & Hak Azasi Manusia
a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Hukum & Hak Azasi Manusia.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Hukum & Hak Azasi
Manusia, memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Bidang Hukum
& Hak Azasi Manusia.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

4) Ketua Bidang Informasi & Komunikasi


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Informasi & Komunikasi.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Informasi & Komunikasi,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Informasi &
Komunikasi.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

5) Ketua Bidang Ideologi & Politik


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Ideologi & Politik.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Ideologi & Politik,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Ideologi &
Politik.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

6) Ketua Bidang Ketahanan Nasional


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Bidang Ketahanan Nasional.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Ketahanan Nasional,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Ketahanan
Nasional.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

16
7) Ketua Bidang Ekonomi & Pengembangan Usaha
a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Bidang Ekonomi & Pengembangan Usaha.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Ekonomi &
Pengembangan Usaha, memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada
Lembaga-Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau
MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Bidang
Ekonomi & Pengembangan Usaha.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

8) Ketua Bidang Agama, Sosial & Budaya


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang meng-koordinir
Bidang Agama, Sosial & Budaya.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Agama, Sosial & Budaya,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Bidang
Agama, Sosial & Budaya.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

9) Ketua Bidang Pemuda, Mahasiswa, Pelajar & Olahraga


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Bidang Pemuda, Mahasiswa, Pelajar & Olahraga.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Pemuda, Mahasiswa,
Pelajar & Olahraga, memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada
Lembaga-Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau
MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Bidang
Pemuda, Mahasiswa, Pelajar & Olahraga.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

10) Ketua Bidang Alam & Lingkungan Hidup


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Bidang Alam & Lingkungan Hidup.

17
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Alam & Lingkungan
Hidup, memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Bidang Alam
& Lingkungan Hidup.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

11) Ketua Bidang Peranan Wanita


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang meng-koordinir
Bidang Peranan Wanita.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Peranan Wanita,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Bidang
Peranan Wanita.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

12) Ketua Bidang Dana


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Bidang Peranan Wanita.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Dana, mempersiapkan
rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Bidang Dana.
c) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
d) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

13) Ketua Bidang Sarana & Prasarana


a) Membantu dan melaksanakan tugas harian Wakil Ketua yang mengkoordinir
Bidang Sarana & Prasarana.
b) Bersama-sama Wakil Sekretaris dan anggota Bidang Sarana & Prasarana,
memberikan pembinaan & bimbingan tekhnis kepada Lembaga-
Lembaga/Badan-badan Pemuda Pancasila di tingkat MPW dan/atau MPC.
c) Mempersiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan program kerja Bidang Sarana
& Prasarana.
d) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Koordinasi Bidang-bidang, dan memimpin
Rapat Bidang.
e) Memberikan laporan pelaksanaan program bidang tugasnya kepada Wakil
Ketua secara periodik.

Pasal 32

Sekretaris MPW dan/atau Sekretaris MPC Pemuda Pancasila mempunyai tugas kerja:

18
1) Mendampingi Ketua dalam memimpin seluruh jajaran organisasi, baik yang bersifat
ke dalam maupun keluar dalam rangka perwujudan peran serta Pemuda Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Mengkomunikasikan, menyelaraskan, mensinkronisasikan, mengintegrasikan dan
mengarahkan kebijakan-kebijakan, baik yang bersifat sektoral maupun teritorial.
3) Bersama Ketua menandatangani surat menyurat baik yang bersifat ke dalam maupun
yang bersifat keluar.
4) Mengelola kesekretariatan dan mengatur tata tertib administrasi organisasi.
5) Bersama Ketua atau Wakil Ketua, mengambil langkah-langkah dalam mengatasi
permasalahan organisasi.
6) Bersama Ketua, Wakil-wakil Ketua atau Bendahara membuat/merumuskan
kebijakan keuangan organisasi.
7) Bersama Ketua atau Wakil–Wakil Ketua atau Bendahara, menandatangani
administrasi keuangan organisasi.
8) Mendampingi Ketua atau Wakil Ketua menghadiri undangan dari internal maupun
eksternal organisasi.
9) Bersama Ketua atau Wakil Ketua memimpin Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian
atau Rapat Koordinasi/Konsultasi.
10) Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Sekretaris dibantu oleh Wakil-Wakil
Sekretaris.
11) Membuat laporan serta bertanggung jawab kepada Ketua dan Wakil-Wakil Ketua
secara periodik.

Pasal 33

Wakil-Wakil Sekretaris MPW dan/atau MPC mempunyai tugas kerja :


1) Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretari.
2) Menandatangani surat-surat atas izin Sekretaris.
3) Membantu tugas Sekretaris dan Ketua-Ketua Bidang dalam pelaksanaan program
bidangnya.
4) Membantu Sekretaris membuat laporan administrasi organisasi secara periodik.
5) Bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Pasal 34

Bendahara MPW dan/atau MPC mempunyai tugas kerja :


1) Mengupayakan sumber keuangan organisasi atas sepengetahuan Ketua.
2) Mengatur tata administrasi pengelolaan keuangan dan harta kekayaan organisasi.
3) Mendukung pendanaan pelaksanaan program kegiatan organisasi.
4) Menandatangani surat berharga, surat-surat yang bersifat keuangan organisasi.
5) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian, acara-acara internal maupun
undangan dari pihak eksternal organisasi.
6) Mengkoordinasikan dan membuat laporan pertanggung jawaban keuangan kepada
Ketua secara periodik.

Pasal 35

Wakil-wakil Bendahara MPW dan/atau MPC mempunyai tugas kerja :

19
1) Membantu tugas-tugas Bendahara.
2) Mewakili Bendahara, atas menandatangani surat berharga, surat yang berhubungan
dengan keuangan organisasi seizin dan penugasan dari Bendahara.
3) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian dan Rapat Koordinasi Bidang.
4) Bertanggung jawab kepada Bendahara.

Pasal 36
Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila

Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila mempunyai tugas kerja :
1) Memimpin seluruh jajaran organisasi di tingkat Pimpinan Anak Cabang.
2) Mengkoordinir rekruitmen anggota masyarakat untuk menjadi anggota Pemuda
Pancasila, sekaligus melakukan proses administrasi sampai dengan pemberian KTA.
3) Melaksanakan hasil-hasil keputusan organisasi sesuai dengan kewenangan dan
tingkatannya.
4) Melaksanakan konsolidasi organisasi sesuai dengan masa baktinya.
5) Memberikan bimbingan dan pembinaan organisasi kepada Pimpinan Ranting dan
Pimpinan Anak Ranting.
6) Menandatangani surat-surat, yang bersifat ke dalam maupun keluar.
7) Dalam melaksanakan tugasnya Ketua dibantu oleh seluruh Pengurus kolektif
Pimpinan Anak Cabang.

Pasal 37

Wakil Ketua Pimpinan Anak Cabang mempunyai tugas kerja :


1) Membantu tugas-tugas Ketua PAC.
2) Mewakili Ketua PAC dalam kegiatan yang bersifat intenal dan eksternal sesuai
penugasan yang diberikan.
3) Dalam melaksanakan tugasnya, Wakil Ketua dibantu/didampingi oleh Ketua
Bidang, Wakil Sekretaris, Wakil Bendahara dan anggota-anggota Bidang.
4) Menghadiri Rapat Pengurus.
5) Melaporkan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab kepada Ketua PAC.

Pasal 38

Sekretaris Pimpinan Anak Cabang mempunyai tugas kerja :


1) Bersama Ketua PAC, bertanggung jawab melaksanakan seluruh keputusan-
keputusan organisasi.
2) Bersama Ketua PAC, menandatangani surat menyurat baik yang bersifat ke dalam
maupun keluar.
3) Mengatur dan mengelola tata tertib administrasi kesekretariatan PAC Pemuda
Pancasila.
4) Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Sekretaris dibantu oleh Wakil Sekretaris.
5) Bersama Ketua menghadiri undangan dari internal maupun eksternal organisasi.
6) Bersama Ketua, memimpin Rapat Pengurus PAC.
7) Membuat laporan secara periodik serta bertanggung jawab kepada Ketua PAC.

Pasal 39
Wakil-Wakil Sekretaris PAC mempunyai tugas kerja :
1) Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris.

20
2) Menghadiri Rapat Pengurus PAC.
3) Bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Pasal 40
Bendahara PAC mempunyai tugas kerja :
1) Bersama Ketua dan Sekretaris, mengupayakan pembiayaan kegiatan organisasi.
2) Mengatur tata administrasi keuangan organisasi.
3) Menghadiri Rapat Pengurus PAC.
4) Bertanggung jawab kepada Ketua PAC.

Pasal 41
Wakil-wakil Bendahara PAC mempunyai tugas kerja :
1) Membantu tugas-tugas Bendahara.
2) Menghadiri Rapat Pengurus PAC.
3) Bertanggung jawab kepada Bendahara PAC.

Pasal 42

Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting Pemuda Pancasila

Ketua Ranting dan/atau Ketua Anak Ranting Pemuda Pancasila mempunyai tugas kerja :
1) Memimpin pengurus dan anggota di Tingkat Pimpinan Ranting dan atau Pimpinan
Anak Ranting
2) Bersama dengan Pimpinan Anak Cabang melaksanakan rekruitmen anggota
masyarakat untuk menjadi anggota Pemuda Pancasila, sekaligus melakukan proses
administrasi sampai dengan pemberian KTA.
3) Melaksanakan konsolidasi organisasi sesuai dengan masa baktinya.
4) Memimpin Rapat Anggota.
5) Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua dibantu oleh seluruh pengurus kolektif
Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 43

Wakil Ketua Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting mempunyai tugas kerja :
1) Membantu tugas-tugas Ketua.
2) Mewakili Ketua dalam kegiatan yang bersifat intenal dan eksternal sesuai penugasan
yang diberikan.
3) Menghadiri Rapat Anggota
4) Melaporkan tugas-tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Ketua
Pimpinan Ranting dan atau Ketua Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 44

Sekretaris Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting mempunyai tugas kerja :

21
1) Bersama Ketua Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting , bertanggung
jawab melaksanakan seluruh keputusan-keputusan organisasi.
2) Bersama Ketua Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting,
menandatangani surat menyurat baik yang bersifat ke dalam maupun keluar.
3) Mengatur dan mengelola tata tertib administrasi kesekretariatan Pimpinan Ranting
dan/atau Pimpinan Anak Ranting Pemuda Pancasila.
4) Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris dibantu oleh Wakil Sekretaris.
5) Bersama Ketua menghadiri undangan dari internal maupun eksternal organisasi.
6) Bersama Ketua, memimpin Rapat Pengurus Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan
Anak Ranting.
7) Membuat laporan secara periodik serta bertanggung jawab kepada Ketua Pimpinan
Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 45

Wakil Sekretaris mempunyai tugas kerja :


1) Membantu tugas-tugas Sekretaris.
2) Menghadiri Rapat Pengurus di tingkat Ranting dan/atau Anak Ranting.
3) Bertanggung jawab kepada Sekretaris

Pasal 46

Bendahara mempunyai tugas kerja :


1) Bersama Ketua dan Sekretaris, mengupayakan pembiayaan kegiatan Ranting
dan/atau Anak Ranting.
2) Mengatur tata administrasi keuangan Ranting dan/atau Anak Ranting.
3) Menghadiri Rapat Pengurus Ranting dan/atau Anak Ranting.
4) Bertanggung jawab kepada Ketua Ranting dan/atau Anak Ranting.

Pasal 47

Anggota-anggota Bidang di semua tingkatan Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai


tugas :
1) Bersama Ketua Bidang, melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
bidangnya.
2) Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Bidang dan Rapat Koordinasi.
3) Menghadiri kegiatan internal dan eksternal.

BAB VI
TATA HUBUNGAN MAJELIS PIMPINAN
DENGAN LEMBAGA / BADAN
Pasal 48

22
1) Tata hubungan Majelis Pimpinan dengan Lembaga / Badan adalah bersifat Instruktif
dan Koordinatif.
2) Pengurus Lembaga / Badan dibentuk dan disahkan dengan Surat Keputusan Majelis
Pimpinan sesuai tingkatannya.
3) Majelis Pimpinan memberikan kebijakan sebagai pedoman dalam rangka
perencanaan dan pelaksanaan program masing-masing Lembaga / Badan.
4) Lembaga / Badan melaksanakan program secara otonom dan melaporkan serta
bertanggung jawab kepada Majelis Pimpinan sesuai dengan tingkatannya.

BAB VII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 49
1) Pengambilan keputusan di semua tingkatan organisasi Pemuda Pancasila dilakukan
melalui mekanisme Rapat Pleno.
2) Keputusan Rapat Pimpinan Harian Majelis Pimpinan dan Pimpinan Anak Cabang
Pemuda Pancasila tentang kebijakan organisasi maupun keputusan yang bersifat
mendesak, dilaporkan dalam Rapat Pleno.

BAB VIII
KOORDINATOR WILAYAH, KOORDINATOR CABANG,
DAN KOORDINATOR ANAK CABANG
Pasal 50
1) Koordinator Wilayah, Koordinator Cabang dan Koordinator Anak Cabang adalah
alat kelengkapan kerja Majelis Pimpinan dan Pimpinan Anak Cabang untuk
melakukan pembinaan serta pengawasan konsolidasi dan program organisasi.
2) Pembagian tugas Koordinator diatur melalui Surat Keputusan sesuai tingkatannya.
3) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Koordinator Wilayah, Koordinator Cabang
dan Koordinator Anak Cabang dilaporkan secara periodik kepada Majelis Pimpinan
Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

BAB IX
SEKRETARIAT
Pasal 51
1) Sekretariat Organisasi Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan berfungsi
sebagai :
a) Alamat organisasi Pemuda Pancasila.
b) Pusat informasi kegiatan organisasi.
c) Pusat data, administrasi dan dokumentasi organisasi.
2) Sekretariat Organisasi Pemuda Pancasila bertugas memberikan pelayanan dan
dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan program serta tugas-tugas
keorganisasian.
3) Kedudukan Sekretariat organisasi Pemuda Pancasila berada di Ibukota Pemerintahan
sesuai dengan tingkatan masing-masing.

BAB X
PENUTUP
Pasal 52

23
1) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, maka akan diperbaiki
sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2) Dengan diberlakukannya Peraturan organisasi ini, maka segala Peraturan Organisasi
tentang tata kerja maupun tata hubungan kerja Pemuda Pancasila yang pernah
dikeluarkan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
3) Peraturan organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH TM. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

24
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 02/PO/MPN-PP/XI/2010

Tentang

KARTU TANDA ANGGOTA (KTA)


PEMUDA PANCASILA
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : a. Bahwa setiap anggota dinyatakan sah sebagai anggota Pemuda


Pancasila jika telah memiliki Kartu Tanda Anggota.
b. Bahwa setiap anggota Pemuda Pancasila mempunyai hak untuk
memperoleh Kartu Tanda Anggota.
c. Bahwa di dalam upaya untuk mendata dan menginventarisasi
potensi anggota Pemuda Pancasila di seluruh wilayah Indonesia
dan Perwakilan Pemuda Pancasila di luar negeri.
d. Bahwa demi ketertiban pengelolaan dan keseragaman Kartu
Tanda Anggota Pemuda Pancasila.
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a), butir b), butir c) dan butir d) di atas, maka perlu
diterbitkan Peraturan Organisasi tentang Kartu Tanda Anggota
Pemuda Pancasila.

Mengingat : 1. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila


tahun 2009 di Jakarta.
2. Hasil-hasil keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Pemikiran yang tumbuh dan berkembang secara dinamis di dalam


Tim Kerja yang membahas tentang Kartu Tanda Anggota Pemuda
Pancasila.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV MPN Pemuda Pancasila tanggal
27 Nopember 2010 di Jakarta.

25
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI PEMUDA PANCASILA TENTANG


KARTU TANDA ANGGOTA PEMUDA PANCASILA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :


1) Kartu Tanda Anggota dan Masa Berlaku ialah Kartu Tanda Anggota Pemuda
Pancasila dan Masa Berlakunya.
2) Fornulir ialah formulir pendaftaran anggota Pemuda Pancasila.
3) Nomor KTA, Bentuk, ukuran, dan warna ialah Nomor KTA, bentuk, ukuran dan
warna Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila.
4) Tata letak ialah tata letak lambang, pas photo, nomor KTA, biodata, tulisan dan
tanda tangan, serta contoh Kartu Tanda Anggota.
5) Biaya ialah biaya Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila.
6) Penerbitan dan pendistribusian ialah penerbitan dan pendistribusian Kartu Tanda
Anggota Pemuda Pancasila.
7) Pelaporan dan penggantian ialah pelaporan dan penggantian Kartu Tanda Anggota
Pemuda Pancasila.

BAB II
KARTU TANDA ANGGOTA DAN MASA BERLAKU
Pasal 2
Kartu Tanda Anggota

1) Jenis Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila sebagai berikut :


a) Kartu Tanda Anggota Sementara
b) Kartu Tanda Anggota Biasa
c) Kartu Tanda Anggota Khusus.
2) Kartu Tanda Anggota Sementara :
a) Kartu Tanda Anggota Sementara ialah copy formulir pendaftaran yang merupakan
bukti bahwa calon anggota Pemuda Pancasila telah mengajukan permohonan
menjadi anggota Pemuda Pancasila.
b) Kartu Tanda Anggota Sementara wajib diberikan oleh institusi Pemuda Pancasila
kepada calon anggota dimana ia mendaftarkan / mengajukan permohonannya.
3) Kartu Tanda Anggota Biasa:
a) Kartu Tanda Anggota Biasa adalah Kartu Tanda Anggota yang diterbitkan /
didistribusikan oleh MPW.
b) Kartu Tanda Anggota Biasa ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris MPW
Pemuda Pancasila bersama Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal MPN Pemuda
Pancasila.
c) Kartu Tanda Anggota biasa wajib diberikan oleh MPW Pemuda Pancasila kepada
anggota yang telah memenuhi persyaratan.
d) Kartu Tanda Anggota biasa dapat memiliki fungsi plus seperti asuransi, ATM, atau
sebagai alat pembayaran. sepanjang tidak menghambat hak anggota untuk
memperoleh KTA Pemuda Pancasila.

26
4) Kartu Tanda Anggota Khusus :
a) Kartu Tanda Anggota Khusus ialah Kartu Anggota yang diterbitkan oleh Pengurus
Lembaga/Badan Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan.
b) Kartu Tanda Anggota Khusus diberikan kepada anggota Lembaga/Badan yang
telah memiliki Kartu Tanda Anggota Biasa.

Pasal 3
Masa Berlaku
1) Masa berlaku Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila sesuai dengan yang tertera
dalam Kartu Tanda Anggota.
2) Masa berlaku KTA Pemuda Pancasila dinyatakan gugur apabila :
a) Anggota yang bersangkutan meninggal dunia.
b) Mengundurkan diri secara tertulis
c) Terkena sanksi berupa pemecatan

BAB III
FORMULIR
Pasal 4
1) Setiap orang yang ingin menjadi anggota Pemuda Pancasila harus mengisi formulir
pendaftaran dengan melampirkan :
a) Foto copy KTP / SIM / Kartu Keluarga / Kartu Mahasiswa / Kartu Pelajar (salah
satu).
b) Phas photo berwarna, ukuran 2x3, sebanyak 6 lembar dan 3x4 sebanyak 6
lembar.
c) Contoh formulir terlampir.
2) Formulir disiapkan / diadakan oleh MPW Pemuda Pancasila dalam rangkap 5 (lima),
masing-masing untuk MPW, MPC, PAC, Ranting dan Calon Anggota.

BAB IV
NOMOR KTA, BENTUK, UKURAN, WARNA DAN TATA LETAK
Pasal 5
Nomor KTA
1) Nomor Kartu Tanda Anggota terdiri dari 8 (delapan) digit.
2) 2 (dua) digit pertama adalah kode nomor provinsi.
3) 6 (enam) digit berikutnya adalah nomor urut anggota.
4) Nomor anggota ditentukan dan diadministrasikan oleh MPW Pemuda Pancasila.
5) Lihat pada contoh Kartu Tanda Anggota.

Pasal 6
Bentuk
Bentuk Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila adalah empat persegi panjang.
Pasal 7
Ukuran
1) Ukuran Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila : panjang 9 cm dan lebar 6 cm.
2) Ukuran phas photo anggota : 2x3 cm.
3) Ukuran lambang Perisai Pemuda Pancasila disesuaikan.
4) Ukuran stempel MPW dan MPN pada Kartu Tanda Anggota disesuaikan.

27
Pasal 8
Warna
1) Warna Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila di bagian depan ialah bermotif
loreng Pemuda Pancasila dengan kombinasi warna orange, coklat dan hitam.
2) Warna Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila di bagian belakang adalah dasar
orange.
3) Phas Photo anggota berlatar belakang warna putih, dengan memakai baju loreng
Pemuda Pancasila.
4) Warna, nomor KTA, biodata anggota, dan tanda tangan adalah hitam.
5) Warna tulisan berhuruf kapital KARTU TANDA ANGGOTA PEMUDA
PANCASILA PROVINSI .......... adalah putih.

Pasal 9
Tata Letak

1) Tata letak lambang, pas photo, nomor KTA, biodata anggota, tanda tangan dan
stempel, mengacu pada contoh Kartu Tanda Anggota.

a) Tampak bagian depan.

b) Tampak bagian belakang

28
BAB V
BIAYA

Pasal 10

1) Biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota biasa, besarnya Rp 30.000,- / kartu.


2) Biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota biasa yang memiliki fungsi plus, besaran
biayanya disesuaikan dengan perjanjian (MOU) dengan pihak lain.
3) Biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila dibebankan kepada
anggota yang bersangkutan.
4) Besaran pembagian biaya Kartu Tanda Anggota adalah sebagai berikut :
a) Majelis Pimpinan Wilayah = Rp 15.000,-
b) Majelis Pimpinan Cabang = Rp 10.000,-
c) Majelis Pimpinan Nasional = Rp 5.000,-
5) Semua penerimaan biaya KTA harus diadministrasikan dalam rekening MPW, MPC
dan MPN serta dipertanggung jawabkan oleh MPW, MPC dan MPN.

BAB VI
PELAPORAN DAN PENGGANTIAN

Pasal 11
Pelaporan

MPW Pemuda Pancasila wajib memberikan laporan tentang penerbitan dan


pendistribusian KTA secara berkala setiap enam bulan sekali kepada MPN Pemuda
Pancasila dan menginformasikan kepada MPC Pemuda Pancasila di wilayahnya masing-
masing.

Pasal 12
Penggantian

1) Bagi anggota/pengurus yang kehilangan KTA dan/atau akan berpindah/menetap ke


provinsi lain, harus melapor kepada MPW Pemuda Pancasila, dimana KTA-nya
diterbitkan.
2) MPW Pemuda Pancasila wajib memberikan Surat Keterangan kepada anggota yang
melaporkan kepindahannya, guna mendapatkan penggantian Kartu Tanda Anggota
dari MPW Pemuda Pancasila di tempat yang baru.
3) MPW Pemuda Pancasila ditempat dia menetap (tempat yang baru) wajib
memberikan penggantian Kartu Tanda Anggota kepada Anggota yang telah
melaporkan kepindahannya.
4) Penggantian KTA yang hilang atau rusak, tidak dikenakan biaya.

29
BAB VII
PENUTUP
Pasal 13

1) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki


sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2) Dengan diterbitkannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi Pemuda
Pancasila tentang Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila yang pernah dikeluarkan
sebelumnya, dinyatakan tidak berlaku.
3) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH T.M. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

30
Lampiran :

CONTOH FORMULIR KTA

31
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 03/PO/MPN-PP/XI/2010

Tentang

MUSYAWARAH-MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT


ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :


Menimbang : a. Bahwa Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Ormas Pemuda
Pancasila adalah forum kekuasaan tertinggi organisasi pada
tingkatannya masing-masing yang diadakan sesuai dengan periode
masa baktinya..
b. Bahwa pelaksanaan Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat
Ormas Pemuda Pancasila adalah bagian dari upaya penataan
organisasi untuk memenuhi ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga yang harus dilakukan secara konsekuen.
c. Bahwa demi kesinambungan keberadaan dan pengembangan
peran organisasi secara dinamis dan efisien, sangat ditentukan
oleh konsolidasi seluruh jajaran dan perangkat organisasi di setiap
jenjang dan tingkatannya.
d. Bahwa oleh karena itu, perlu diterbitkan Peraturan Organisasi
tentang Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
Mengingat : 1. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.
2. Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Pengarahan Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila serta saran dan
pendapat yang berkembang dalam Rapat Pleno IV MPN Pemuda
Pancasila pada tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV MPN Pemuda Pancasila tanggal
27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG MUSYAWARAH-


MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT ORGANISASI
KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA.

32
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan :

1) Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-Rapat ialah : Musyawarah-musyawarah dan


Rapat-Rapat Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila adalah sebagaimana
yang diatur di dalam Anggaran Dasar Pemuda Pancasila, BAB XII, Pasal 20 s/d
Pasal 25.
2) Kekuasaan dan wewenang ialah kekuasaan dan wewenang Musyawarah dan Rapat-
Rapat sebagaimana yang diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga Pemuda
Pancasila, Bab XVI Pasal 46 s/d Pasal 58.
3) Kelengkapan ialah alat kelengkapan penyelenggaraan Musyawarah-musyawarah
dan Rapat-rapat Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
4) Hak dan kewajiban ialah hak dan kewajiban peserta dalam Musyawarah-
musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
5) Quorum dan pengambilan keputusan ialah quorum dan pengambilan keputusan
dalam Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi Kemasyarakatan
Pemuda Pancasila.
6) Hak suara ialah hak suara peserta dalam Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
7) Persyaratan dan kriteria Calon Ketua ialah Persyaratan dan kriteria Calon Ketua
yang akan dipilih dalam Musyawarah-musyawarah / Rapat-rapat Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
8) Tata Cara Pemilihan Calon Ketua ialah tata cara pemilihan calon Ketua dalam
Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila.
9) Formatur ialah formatur musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Kemasyarakatan
Pemuda Pancasila.
10) Keputusan dan risalah ialah keputusan dan risalah musyawarah dan rapat-rapat
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.

BAB II
KEKUASAAN DAN WEWENANG

Pasal 2

Kekuasaan dan wewenang Musyawarah-musyawarah dan/atau Rapat Pemilihan Pengurus


sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga, BAB XVI Pasal 46 s/d
Pasal 58.

BAB III
KELENGKAPAN

Pasal 3

1) Kelengkapan Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Pemilihan Pengurus


Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari :

33
a) Penanggung jawab dan penyelenggara
b) Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC)
c) Peserta (Utusan dan Peninjau)
d) Tempat/sarana/perlengkapan Acara.
e) Pimpinan Sidang Pleno / Paripurna dan Pimpinan Rapat Komisi
f) Rancangan Materi Musyawarah dan Rapat.
g) Surat-surat Keputusan Musyawarah dan Rapat.
h) Sidang dan Rapat-rapat
i) Komisi-Komisi
j) Formatur
k) Pendukung Acara dan alat pendukung lainnya.

2) Semua kelengkapan diadakan/disiapkan oleh Penyelenggara dan Penanggung Jawab


Musyawarah atau Rapat-rapat Pemilihan Pengurus Organisasi Pemuda Pancasila.
3) Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Ranting dan Anak Ranting hanya mempunyai
kelengkapan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 3 ayat 1, dari butir a), butir d),
butir e), butir f), butir g), butir h) dan butir k).

BAB IV
PENANGGUNG JAWAB DAN PENYELENGGARA
Pasal 4

Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Besar/Mubeslub, Musyawarah


Pimpinan Paripurna dan Rapat Kerja Nasional adalah Majelis Pimpinan Nasional Pemuda
Pancasila.

Pasal 5

Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Wilayah/Muswillub dan Rapat Kerja


Wilayah adalah Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila.

Pasal 6

Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Cabang/Muscablub dan Rapat Kerja


Cabang adalah Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila.

Pasal 7

Penanggung jawab dan penyelenggara Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Pimpinan


Anak Cabang adalah Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila.

Pasal 8

Penanggung jawab dan penyelenggara Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Ranting


adalah Pimpinan Ranting Pemuda Pancasila.

Pasal 9

34
Penanggung jawab dan penyelenggara Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Anak Ranting
adalah Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 10

Penanggung jawab dan Penyelenggara Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-rapat


Pemilihan Pengurus di masing-masing tingkatan, bertanggung jawab agar pelaksanaan
musyawarah dan rapat-rapat pemilihan pengurus dapat berlangsung dengan lancar, aman
dan tertib.

BAB V
PANITIA PENGARAH (SC) DAN PANITIA PELAKSANA (OC)
Pasal 11

1) Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC) Musyawarah dan Rapat-rapat
dibentuk dengan Surat Keputusan sesuai tingkatannya.
2) Tugas Panitia Pengarah (SC) adalah mempersiapkan rancangan materi bahasan.
3) Tugas Panitia Pelaksana (OC) adalah mempersiapkan segala sesuatu untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan musyawarah dan rapat-rapat.
4) Jumlah personalia Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC) sesuai
kebutuhan.

BAB VI
RANCANGAN MATERI BAHASAN
Pasal 12

1) Rancangan materi bahasan Musyawarah Besar/Mubeslub, terdiri dari :


a) Jadwal Acara dan Tata Tertib.
b) Materi Komisi A (Organisasi)
c) Materi Komisi B (Program).
d) Materi Komisi C (Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi).
2) Rancangan materi bahasan Musyawarah Wilayah / Muswillub, Musyawarah Cabang /
Muscablub, terdiri dari :
a) Jadwal Acara dan Tata Tertib.
b) Materi Komisi A (Organisasi)
c) Materi Komisi B (Program).
d) Materi Komisi C (Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi).
3) Rancangan materi bahasan Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Pimpinan Anak
Cabang, Pimpinan Ranting, Pimpinan Anak Ranting terdiri dari :
a) Jadwal acara dan tata tertib.
b) Persyaratan calon Ketua Pimpinan Ranting atau Pimpinan Anak Ranting dan
Tata Cara Pemilihan.
4) Rancangan materi Musyawarah Pimpinan Paripurna, terdiri dari :
a) Jadwal acara dan tata tertib
b) Materi sesuai kebutuhan.
5) Rancangan materi Rakernas, Rakerwil, Rakercab terdiri dari :
a) Jadwal Acara dan tata tertib
b) Evaluasi dan menetapkan program prioritas jangka pendek, jangka menengah
dan jangka panjang.

35
6) Semua rancangan materi bahasan dipersiapkan oleh Penyelenggara.

BAB VII
SURAT-SURAT KEPUTUSAN
Pasal 13
Surat-surat Keputusan, terdiri dari :
1) No. 01 tentang Jadwal Acara dan Tata tertib.
2) No. 02 tentang Pimpinan Sidang Pleno / Paripurna.
3) No. 03 tentang Laporan Pertanggung Jawaban.
4) No. 04 tentang Pembentukan Komisi-Komisi.
5) No. 05 tentang Hasil kerja komisi A (Organisasi).
6) No. 06 tentang Hasil kerja komisi B (Program).
7) No. 07 tentang Hasil kerja komisi C (Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi).
8) No. 08 tentang Demisioner.
9) No. 09 tentang Ketua Terpilih.
10) No. 10 tentang Formatur.
11) No. 11 tentang Hasil Kerja Formatur.
12) No. 12 tentang Sidang dan Rapat dinyatakan selesai/ditutup.

BAB VIII
PESERTA
Pasal 14

Peserta Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi Kemasyarakatan Pemuda


Pancasila di semua tingkatan terdiri dari :
1) Peserta sebagai Utusan
2) Peserta sebagai Peninjau
3) Pendengar
4) Undangan lainnya yang ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 15
1) Peserta sebagai Utusan Musyawarah Besar/Mubeslub Pemuda Pancasila ialah :
a) Majelis Pimpinan Nasional.
b) Majelis Pimpinan Wilayah dengan mandat tertulis.
c) Majelis Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis.
2) Peserta sebagai Utusan Musyawarah Wilayah/Muswillub Pemuda Pancasila ialah:
a) Majelis Pimpinan Nasional dengan mandat tertulis.
b) Majelis Pimpinan Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis.

3) Peserta sebagai Utusan Musyawarah Cabang/Muscablub Pemuda Pancasila ialah:


a) Majelis Pimpinan Wilayah dengan mandat tertulis.
b) Majelis Pimpinan Cabang
c) Pimpinan Anak Cabang dengan mandat tertulis.
4) Peserta sebagai Utusan Rapat Pemilihan Pengurus PAC Pemuda Pancasila ialah:
a) Majelis Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis.

36
b) Pimpinan Anak Cabang
c) Pimpinan Ranting dengan mandat tertulis.
5) Peserta sebagai Utusan Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting Pemuda
Pancasila ialah :
a) Pimpinan Anak Cabang dengan mandat tertulis.
b) Pimpinan Ranting
c) Pimpinan Anak Ranting dengan mandat tertulis.
6) Peserta sebagai Utusan Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting
Pemuda Pancasila ialah :
a) Pimpinan Ranting dengan mandat tertulis.
b) Pimpinan Anak Ranting
c) Anggota Anak Ranting Pemuda Pancasila se-Rukun Warga / Dusun
d) Jika di 1 (satu) RW / Dusun atau yang setingkatnya, belum terbentuk Pimpinan
Anak Ranting, maka anggota Pemuda Pancasila dapat membentuk Pimpinan Anak
Ranting dengan menggabungkan anggota Pemuda Pancasila lebih dari 1 (satu)
RW / Dusun atau yang setingkatnya, dengan jumlah anggota minimal 10 (sepuluh)
orang.
7) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting
sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga Organisasi Sosial
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila, Bab XVI Pasal 53 dan Pasal 54, adalah rapat
untuk menyusun dan menetapkan Kepengurusan Kolektif Pimpinan Ranting dan/atau
Pimpinan Anak Ranting.
8) Jumlah peserta sebagai utusan Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat pemilihan
pengurus pada masing-masing tingkatan ditentukan oleh penyelenggara musyawarah.

Pasal 16

1) Peserta sebagai Peninjau Musyawarah-musyawarah organisasi Pemuda Pancasila


ialah:
a) Majelis Pertimbangan/Penasehat sesuai tingkatannya.
b) Lembaga/badan sesuai tingkatannya.
c) Undangan-undangan yang ditetapkan oleh penyelenggara Musyawarah-
musyawarah.
2) Jumlah peserta sebagai peninjau musyawarah-musyawarah pada masing-masing
tingkatannya ditentukan oleh penyelenggara musyawarah.

Pasal 17
1) Pendengar adalah orang yang menghadiri atau yang ditugaskan dalam Musyawarah-
musyawarah dan Rapat-rapat pemilihan pengurus pada masing-masing tingkatan.
2) Undangan lainnya ialah orang yang menghadiri rangkaian Acara dalam Musyawarah-
musyawarah dan Rapat-rapat pemilihan pengurus pada masing-masing tingkatan.
BAB IX
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 18

Hak dan kewajiban peserta dalam Musyawarah dan Rapat-rapat, diatur dalam Tata Tertib
dengan mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.

37
BAB X
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 19
Quorum

1) Quorum dalam Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-rapat Pemilihan Pengurus


dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah unsur peserta
sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar Pemuda Pancasila, Bab XIII,
pasal 27.
2) Sidang–sidang dan Rapat–rapat dalam musyawarah-musyawarah dinyatakan sah /
quorum untuk mengambil keputusan, apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari
jumlah peserta yang hadir.
3) Apabila Quorum tidak terpenuhi, sidang–sidang atau rapat–rapat diskors selama 30
menit.
4) Apabila setelah diskors selama 30 menit, quorum belum terpenuhi, maka sidang atau
rapat dapat dibuka tanpa memperhatikan quorum dan keputusan yang diambil sah
serta mengikat.

Pasal 20
Pengambilan Keputusan

1) Pengambilan keputusan dalam Musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila di


masing-masing tingkatan dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat, apabila
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan melalui
suara terbanyak.
2) Apabila menyangkut orang, maka pengambilan keputusan dengan cara pemungutan
suara dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia.

BAB XI
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
Pasal 21

1) Laporan Pertanggung Jawaban MPN, MPW dan MPC, disampaikan oleh Ketua Umum
dan/atau Ketua sesuai tingkatannya dalam Sidang Pleno.
2) Laporan Kegiatan PAC, Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Ranting disampaikan
oleh Ketua sesuai tingkatannya.
3) Laporan Pertanggung Jawaban Ketua Umum dan/atau Ketua sesuai tingkatannya,
mendapatkan penilaian melalui Pandangan Umum dari unsur peserta dalam Sidang
Pleno.
4) Ketua Umum dan/atau Ketua sesuai tingkatannya memberikan tanggapan terhadap
Pandangan Umum.

BAB XII
SIDANG DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 22

38
1) Sidang-sidang dalam Musyawarah atau Rapat Pemilihan Pengurus di masing-masing
tingkatan terdiri dari :
a) Sidang Pleno
b) Sidang Komisi, dan Sub-Komisi bila diperlukan
c) Sidang Formatur
d) Rapat Pimpinan Sidang

2) Pada prinsipnya, sidang-sidang dan rapat-rapat bersifat terbuka, kecuali dinyatakan


tertutup oleh Pimpinan Sidang / Pimpinan Rapat Pemilihan dengan persetujuan
peserta.

BAB XIII
KOMISI-KOMISI
Pasal 23

Komisi-komisi dalam Musyawarah–musyawarah organisasi Pemuda Pancasila di masing-


masing tingkatan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila terdiri dari :
1) Komisi A (Organisasi)
2) Komisi B (Program)
3) Komisi C (Pokok-pokok Pikiran)
4) Sub Komisi apabila diperlukan.

BAB XIV
PIMPINAN SIDANG DAN TUGAS

Pasal 24
Pimpinan Sidang

1) Pimpinan Sidang Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat Ormas Pemuda Pancasila


terdiri dari :
a) Pimpinan Sidang Sementara
b) Pimpinan Sidang Pleno
c) Pimpinan Sidang Komisi
d) Pimpinan Sidang Formatur
2) Pada Rapat Pemilihan Pengurus di tingkat Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting
dan/atau Pimpinan Anak Ranting tidak mempunyai Komisi-Komisi.

Pasal 25

1) Pimpinan Sidang Pleno berjumlah 5 (lima) orang dengan komposisi :


a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota.
b) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota
c) 3 (tiga) orang anggota.
2) Pimpinan Sidang Pleno di masing-masing tingkatan dipilih dari dan oleh Peserta, yang
dipimpin oleh Pimpinan Sidang Sementara.
3) Pimpinan Sidang dalam melaksanakan tugasnya bersifat kolektif.
Pasal 26

1) Pimpinan Sidang Komisi berjumlah 3 (tiga) orang dengan komposisi :


a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota
b) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota

39
c) 1 (satu) orang anggota.
2) Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi, yang dipimpin oleh
salah seorang anggota Pimpinan Sidang Pleno.

Pasal 27
Sebelum Pimpinan Sidang Pleno dipilih, Penanggung jawab Musyawarah atau
Penanggung jawab Rapat Pemilihan, bersama dengan Panitia Pengarah (SC) selaku
Pimpinan Sidang Sementara memimpin Sidang Pleno untuk membahas dan menetapkan :
a) Jadwal Acara
b) Peraturan Tata Tertib
c) Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno.

Pasal 28

1) Pimpinan Sidang MPP (Musyawarah Pimpinan Paripurna) dan/atau Rakernas adalah


Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2) Pimpinan Sidang Rapat Kerja Wilayah adalah Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda
Pancasila.
3) Pimpinan Sidang Rapat Kerja Cabang adalah Majelis Pimpinan Cabang Pemuda
Pancasila.
4) Jumlah Pimpinan Sidang MPP (Musyawarah Pimpinan Paripurna), Rapat Kerja
Nasional, Rapat Kerja Wilayah, Rapat Kerja Cabang ditentukan oleh
Penyelenggara/Penanggung Jawab.

Pasal 29
Tugas

Tugas Pimpinan Sidang Pleno adalah :


a) Mengabsen Peserta, mengesahkan quorumnya persidangan, membuka, menskorsing
dan menutup persidangan.
b) Memimpin, mengarahkan jalannya acara persidangan sesuai dengan jadwal acara.
c) Mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, agar tetap berada dalam suasana
permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
d) Mendudukkan persoalan serta mengembalikan jalannya sidang sesuai pokok
pembicaraan.
e) Menyimpulkan semua pembicaraan.
f) Membacakan surat keputusan dan menandatanganinya.
g) Membentuk komisi-komisi.
h) Mengesahkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan, hasil komisi, hasil
formatur.
i) Memimpin pemilihan Ketua Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya atau Ketua PAC,
Ranting, Anak Ranting.
j) Membentuk dan mengesahkan Formatur.
k) Menyerahkan semua dokumen hasil-hasil keputusan Musyawarah kepada
penyelenggara musyawarah sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 30

Pimpinan Sidang Komisi, mempunyai tugas :


a) Mengabsen anggota komisi.

40
b) Mengesahkan Quorum Sidang-sidang komisi.
c) Membuka, menskorsing, menutup sidang komisi
d) Memimpin jalannya sidang komisi sesuai dengan materi bahasannya, agar berjalan
dalam suasana kebersamaan, demokratis, permusyawaratan, lancar dan tertib.
e) Menandatangani hasil kerja Sidang Komisi.
f) Melaporkan hasil kerja komisi dalam Sidang Pleno.

BAB XV
HAK SUARA
Pasal 31

Hak suara untuk memilih Ketua Umum, Ketua MPW, Ketua MPC dalam Musyawarah-
musyawarah dan Rapat Pemilihan Ketua Pimpinan Anak Cabang, Ketua Pimpinan
Ranting, dan/atau Ketua Pimpinan Anak Ranting, sebagai berikut :

1) Mubes / Mubeslub :
a) Majelis Pimpinan Nasional = 1 (satu) hak suara.
b) Majelis Pimpinan Wilayah masing-masing = 1(satu) hak suara
c) Majelis Pimpinan Cabang, masing-masing = 1 (satu) hak suara

2) Muswil / Muswillub :
a) Majelis Pimpinan Nasional = 1 (satu) hak suara.
b) Majelis Pimpinan Wilayah = 1(satu) hak suara
c) Majelis Pimpinan Cabang se-propinsi masing-masing = 1 (satu) hak suara

3) Muscab / Muscablub :
a) Majelis Pimpinan Wilayah = 1 (satu) hak suara.
b) Majelis Pimpinan Cabang = 1(satu) hak suara
c) Pimpinan Anak Cabang se-kab/kota, masing-masing = 1 (satu) hak suara

4) Rapat Pemilihan Ketua Pimpinan Anak Cabang :


a) Majelis Pimpinan Cabang = 1 (satu) hak suara.
b) Pimpinan Anak Cabang = 1(satu) hak suara
c) Pimpinan Ranting se-kecamatan, masing-masing = 1 (satu) hak suara

5) Rapat Pemilihan Ketua Pimpinan Ranting :


a) Pimpinan Anak Cabang = 1 (satu) hak suara.
b) Pimpinan Ranting = 1(satu) hak suara
c) Pimpinan Anak Ranting se-kelurahan/Desa atau yang setingkat dengan itu, dan
atau minimal setiap sepuluh orang anggota mempunyai 1 hak suara.

6) Rapat Pemilihan Ketua Pimpinan Anak Ranting :


a) Pimpinan Ranting = 1 (satu) hak suara.
b) Pimpinan Anak Ranting = 1 (satu) hak suara.
c) Setiap anggota yang memiliki KTA, masing-masing = 1(satu) hak suara

Pasal 32

1) Pemberian hak suara dalam pemilihan Ketua Umum dan/atau Ketua MPW atau Ketua
MPC dilakukan oleh yang mewakili atau dilakukan secara langsung oleh Ketua

41
Delegasi dari masing-masing unsur sebagaimana yang ditetapkan dalam Bab XV
Pasal 31 ayat 1), ayat 2), ayat 3).
2) Pemberian Hak Suara dalam Rapat Pemilihan Ketua PAC, Ketua Pimpinan Ranting,
dan/atau Ketua Pimpinan Anak Ranting, dilakukan oleh yang mewakili dari masing–
masing unsur sebagaimana yang ditetapkan dalam BAB XV pasal 31 ayat 4), ayat 5),
ayat 6).

BAB XVI
DEMISIONER
Pasal 33

Kepengurusan di semua tingkatan dalam Sidang Pleno Musyawarah-musyawarah dan/atau


Rapat Pemilihan Pengurus dinyatakan Demisioner sebelum pemilihan Calon Ketua
dilaksanakan.

BAB XVII
PERSYARATAN, KRITERIA CALON KETUA UMUM, KETUA MPW,
KETUA MPC, KETUA PAC, KETUA PIMPINAN RANTING,
KETUA PIMPINAN ANAK RANTING
DAN TATA CARA PEMILIHAN

Pasal 34
1) Persyaratan administrasi :
a) Warga Negara Indonesia, dengan bukti Kartu Tanda Penduduk.
b) Memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila
c) Pernah atau sedang menjadi fungsionaris di salah satu jenjang institusi Pemuda
Pancasila, minimal satu periode masa bakti dengan bukti Surat Keputusan.
d) Membuat surat pernyataan kesediaan di atas kertas bermeterai cukup disertai
biodata.
e) Menyatakan pengunduran diri dari rangkap jabatan pada jenjang tingkatan internal
organisasi Pemuda Pancasila lainnya bilamana terpilih.

2) Kriteria :
a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Setia kepada NKRI, Pancasila dan UUD 1945.
c) Memiliki integritas moral dan visioner.
d) Tidak tercela atau tidak sedang terkena vonis hukuman minimal 5 (lima) tahun dari
Pengadilan, yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
e) Memiliki pemahaman tentang organisasi Pemuda Pancasila.
f) Tidak terkena sanksi organisasi berupa skorsing atau pemecatan, terkecuali telah
mendapat rehabilitasi.
g) Memiliki sikap yang tegas, konsisten, serta mampu secara moril dan materil
mengemban amanat keputusan-keputusan organisasi.

Pasal 35

1) Pemilihan Ketua Umum, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua Pimpinan
Ranting dan/atau Ketua Pimpinan Anak Ranting dalam musyawarah-musyawarah
dan rapat sesuai tingkatannya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.

42
2) Jika usulan calon Ketua Umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua
Pimpinan Ranting dan Ketua Pimpinan Anak Ranting disepakati secara musyawarah
untuk mufakat maka yang bersangkutan dinyatakan terpilih secara aklamasi.
3) Apabila secara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka pemilihan dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :

Tahap I (verifikasi persyaratan dan kriteria bakal calon) :


a) Verifikasi terhadap Bakal Calon dilakukan oleh Pimpinan Sidang Pleno.
b) Bakal Calon dinyatakan sah menjadi calon tetap apabila telah memenuhi
persyaratan dan kriteria yang ditetapkan.
c) Bakal Calon yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam
butir a) dinyatakan gugur.
d) Setiap Bakal calon dapat ditetapkan sebagai calon untuk dipilih apabila mendapat
dukungan minimal 30% dari jumlah unsur utusan yang berhak memilih.
e) Apabila seseorang Bakal calon tidak mendapatkan dukungan sebagaimana yang
dimaksud pada butir d) maka bakal calon yang bersangkutan dinyatakan gugur.
f) Calon yang telah ditetapkan, diumumkan oleh Pimpinan Sidang Pleno.

Tahap II (Pemilihan) :
a) Pemilihan dipandu oleh Pimpinan Sidang Pleno secara kolektif.
b) Setiap calon wajib menyampaikan Visi dan Misinya.
c) Masing-masing unsur Utusan yang berhak memilih, hanya mempunyai satu hak
suara dan hanya dapat memilih satu nama dari calon yang ditetapkan.
d) Sebelum Pemilihan dilakukan, terlebih dahulu dipersiapkan jumlah kertas suara
sesuai dengan jumlah suara utusan yang berhak memilih.
e) Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia.
f) Perhitungan hasil pemilihan dilakukan secara terbuka dan disaksikan oleh unsur
peserta.
g) Calon yang memperoleh suara terbanyak, dinyatakan dan ditetapkan sebagai
Ketua Umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC, Ketua PAC, Ketua Pimpinan
Ranting, Ketua Pimpinan Anak Ranting, Terpilih.
h) Apabila calon yang dipilih mendapat dukungan jumlah suara yang sama banyak,
maka pemilihan akan diulang hanya untuk satu kali.
i) Apabila setelah pemilihan diulang hasil suaranya masih tetap sama, maka calon-
calon yang bersangkutan melalui Pimpinan Sidang Pleno diserahkan kepada
jenjang organisasi setingkat di atasnya untuk diputuskan, dan keputusan ini
bersifat mengikat serta tidak dapat diganggu gugat.
j) Ketua Umum MPN, Ketua MPW, Ketua MPC Terpilih secara otomatis menjadi
Ketua Formatur.

BAB XVIII
FORMATUR

Pasal 36

43
1) Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan tingkat Majelis Pimpinan Pemuda
Pancasila berjumlah ganjil, minimal 5 (lima) orang dan maksimal 7 (tujuh) orang.
2) Formatur dengan mandat penuh menyusun kepengurusan Majelis Pimpinan dan
Majelis Pertimbangan Organisasi sesuai tingkatannya, serta melaporkan hasil kerjanya
kepada Pimpinan Sidang Pleno/Paripurna.
3) Tim Formatur terdiri dari Ketua Terpilih sebagai Ketua Formatur, dibantu oleh unsur
formatur lainnya yang ditunjuk/dipilih oleh peserta.

4) Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan MPN Pemuda Pancasila terdiri dari :
a) Ketua Umum MPN Terpilih sebagai Ketua Formatur.
b) Unsur MPN Demisioner
c) Unsur MPW Pemuda Pancasila
d) Unsur MPC Pemuda Pancasila
5) Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan MPW Pemuda Pancasila terdiri dari :
a) Ketua MPW Terpilih sebagai Ketua Formatur.
b) Unsur MPW Demisioner
c) Unsur MPN Pemuda Pancasila
d) Unsur MPC Pemuda Pancasila
6) Tim Formatur untuk menyusun kepengurusan MPC Pemuda Pancasila terdiri dari :
a) Ketua MPC Terpilih sebagai Ketua Formatur.
b) Unsur MPC Demisioner
c) Unsur MPW Pemuda Pancasila
d) Unsur PAC Pemuda Pancasila

Pasal 37

1) Ketua Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting
Terpilih sebagai Ketua Formatur menyusun kepengurusan Pimpinan Anak Cabang,
Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Anak Ranting.
2) Melaporkan hasil kerjanya kepada Pimpinan Rapat Pemilihan Pengurus sesuai
tingkatannya.

BAB XIX
KEPUTUSAN DAN RISALAH

Pasal 38

1) Keputusan-keputusan dan semua risalah Sidang-sidang dan Rapat-rapat diserahkan


oleh Pimpinan Sidang Pleno/Paripurna kepada Ketua Umum MPN, Ketua MPW,
Ketua MPC Terpilih, pada saat Penutupan Sidang Pleno/Paripurna.
2) Keputusan-keputusan Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan
Ranting, Pimpinan Anak Ranting, diserahkan oleh Pimpinan Rapat kepada Ketua
Terpilih, pada saat Penutupan Rapat.

BAB XX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 39

44
1) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2) Dengan ditetapkannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi tentang
Musyawarah-Musyawarah Organisasi Pemuda Pancasila yang dikeluarkan
sebelumnya, dinyatakan tidak berlaku.
3) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH TM. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

45
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 04/PO/MPN-PP/XI/2010

Tentang

SATUAN SISWA, PELAJAR DAN MAHASISWA (SAPMA)


PEMUDA PANCASILA
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila


tentang Program Umum merupakan amanat yang harus
diwujudkan secara nyata.
2. Bahwa untuk mempercepat pencapaian pelaksanaan Program
Umum Pemuda Pancasila dipandang perlu menghimpun potensi
siswa, pelajar, Mahasiswa Indonesia yang terampil, dinamis,
patriotis, inovatif serta Pancasilais.
3. Bahwa Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda
Pancasila merupakan salah satu Lembaga Pemuda Pancasila, dan
sebagai sumber kader yang potensial bagi Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
point 1, 2 dan 3 di atas, maka perlu diterbitkan Peraturan
Organisasi tentang Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa
(SAPMA) Pemuda Pancasila.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009


tentang Kepemudaan.
2. Hasil keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila tahun
2009 di Jakarta.
3. Hasil keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila tahun
2009 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Usul, saran, pendapat yang tumbuh dan berkembang dalam Tim
Kerja yang membahas Peraturan Organisasi ini.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV MPN Pemuda Pancasila, pada
tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG SATUAN SISWA,
PELAJAR DAN MAHASISWA (SAPMA) PEMUDA PANCASILA.

46
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :

1) SAPMA Pemuda Pancasila ialah Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa Pemuda
Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga, BAB XIII Pasal
37 ayat 1) butir b).
2) Tempat kedudukan ialah tempat kedudukan SAPMA Pemuda Pancasila.
3) Fungsi dan peran ialah fungsi dan peran SAPMA Pemuda Pancasila.
4) Keanggotaan ialah keanggotaan SAPMA Pemuda Pancasila.
5) Lambang dan atribut ialah lambang dan atribut SAPMA Pemuda Pancasila.
6) Tata Hubungan ialah Tata Hubungan SAPMA Pemuda Pancasila dengan Majelis
Pimpinan dan Antar Internal SAPMA Pemuda Pancasila.
7) Susunan, komposisi dan masa bakti kepengurusan ialah susunan, komposisi dan
masa bakti kepengurusan SAPMA Pemuda Pancasila.
8) Pembentukan Kepengurusan ialah pembentukan kepengurusan SAPMA Pemuda
Pancasila.
9) Quorum dan pengambilan keputusan ialah quorum dan pengambilan keputusan
dalam rapat-rapat SAPMA Pemuda Pancasila.
10) Rapat-rapat ialah jenis rapat-rapat SAPMA Pemuda Pancasila.
11) Keuangan ialah keuangan SAPMA Pemuda Pancasila.

BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 2
Tempat kedudukan SAPMA Pemuda Pancasila :
1) Tingkat Nasional di Ibukota Negara.
2) Tingkat Provinsi di Ibukota Provinsi.
3) Tingkat Kabupaten/Kota di Ibukota Kabupaten/Kota.
4) Tingkat Komisariat / Koordinator Komisariat di Perguruan Tinggi atau Sekolah.
5) Kedudukan SAPMA Pemuda Pancasila di Luar Negeri berkedudukan di Negara yang
telah ada perwakilan Pemuda Pancasila di luar negeri.
6) Khusus suatu Negara yang mempunyai Negara-negara bagian/propinsi dapat dibentuk
Koordinator SAPMA yang berkedudukan di Ibukota /distrik dari Negara-negara
bagian / provinsi tersebut.

BAB III
FUNGSI DAN PERAN

Pasal 3

Fungsi SAPMA Pemuda Pancasila adalah :

47
1) Sebagai wadah pembinaan dan pemberdayaan siswa, pelajar, dan mahasiswa di
masing-masing tingkatan.
2) Sebagai sumber kader bangsa melalui pengaderan Pemuda Pancasila.
3) Sebagai lembaga fungsional Pemuda Pancasila dalam wadah berhimpun dan/atau
forum komunikasi kepemudaan.

Pasal 4

Peran SAPMA Pemuda Pancasila adalah :


1) Mempersiapkan kader-kader bangsa untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
2) Melakukan rekruitmen siswa, pelajar dan mahasiswa untuk menjadi anggota Pemuda
Pancasila.
3) Melakukan kaderisasi terhadap siswa, pelajar dan mahasiswa.
4) Melakukan kajian intelektual.

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 5

1) Anggota SAPMA Pemuda Pancasila ialah Siswa, Pelajar dan Mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan sebagai anggota Pemuda Pancasila.
2) Prosedur penerimaan anggota SAPMA Pemuda Pancasila mengacu pada ketentuan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Setiap anggota SAPMA dinyatakan sah sebagai anggota apabila sudah memiliki
Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila.
4) Anggota SAPMA Pemuda Pancasila mempunyai Kartu Tanda Anggota Khusus,
yang diterbitkan oleh Pengurus SAPMA sesuai tingkatannya.

BAB V
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 6
1) Lambang dan Atribut SAPMA Pemuda Pancasila diatur dalam Peraturan Organisasi
Pemuda Pancasila tentang Lambang dan Atribut, serta mempunyai ciri khusus yang
baku di seluruh Indonesia.
2) SAPMA memiliki alat kelengkapan administrasi berupa kop surat, stempel, dan lain-
lain.

BAB VI
TATA HUBUNGAN
Pasal 7
1) SAPMA Pemuda Pancasila adalah organ yang tak terpisahkan dengan Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

48
2) Tata Hubungan Antar SAPMA Pemuda Pancasila secara vertikal bersifat Koordinatif
dan Konsultatif.
3) Hubungan dan kegiatan yang bersifat eksternal harus terlebih dahulu dikoordinasikan
dan dikonsultasikan kepada Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

BAB VII
SUSUNAN, KOMPOSISI KEPENGURUSAN
DAN MASA BAKTI

Pasal 8
Susunan Kepengurusan

Susunan Kepengurusan SAPMA Pemuda Pancasila :


1) Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat
2) Tingkat Propinsi disebut Pengurus Wilayah
3) Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang
4) Tingkat Perguruan Tinggi dan/atau Sekolah disebut Pengurus Komisariat.
5) Tingkat Perguruan Tinggi yang memiliki lebih dari 1 (satu) komisariat disebut
Pengurus Koordinator Komisariat.
6) Tingkat Luar Negeri disebut Pengurus Perwakilan Luar Negeri.

Pasal 9
Komposisi Kepengurusan

1) Komposisi kepengurusan SAPMA Pemuda Pancasila di semua tingkat Majelis


Pimpinan terdiri dari :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua, yang membidangi Mahasiswa
c) 1 (satu) orang Wakil Ketua, yang membidangi Pelajar
d) 1 (satu) orang Wakil Ketua, yang membidangi Siswa
e) 12 (dua belas) orang Ketua Bidang
f) 1 (satu) orang Sekretaris
g) 2 (dua) orang Wakil Sekretaris
h) 1 (satu) orang Bendahara
i) 2 (dua) orang Wakil Bendahara
j) Anggota-anggota Bidang sesuai kebutuhan.

2) Bidang-bidang terdiri dari :


a) Bidang Organisasi dan Keanggotaan
b) Bidang Mahasiswa
c) Bidang Pelajar
d) Bidang Siswa
e) Bidang Litbang dan Kaderisasi
f) Bidang Ideologi, Politik dan Hankamnas
g) Bidang Hukum dan HAM
h) Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat
i) Bidang Agama, Sosial dan Budaya
j) Alam dan Lingkungan Hidup
k) Informasi dan Komunikasi
l) Pendidikan dan Pengembangan Bakat / Minat

49
Pasal 10

Komposisi kepengurusan SAPMA Pemuda Pancasila di tingkat Komisariat dan/atau


Koordinator Komisariat terdiri dari :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 2 (dua) orang Wakil Ketua
c) 1 (satu) orang Sekretaris
d) 2 (dua) orang Wakil Sekretaris
e) 1 (satu) orang Bendahara
f) 2 (dua) Wakil Bendahara
g) Bidang-bidang, disesuaikan dengan kebutuhan.

Pasal 11

Personalia kepengurusan SAPMA Pemuda Pancasila di semua tingkatan berstatus sebagai


Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa.

Pasal 12
Masa bakti
1) Masa bakti Pengurus SAPMA Pemuda Pancasila adalah :
a) Pengurus Pusat : 3 (tiga) tahun
b) Pengurus Wilayah : 3 (tiga) tahun
c) Pengurus Cabang : 2 (dua) tahun
d) Pengurus Korkom dan/atau Komisariat : 1 (satu) tahun
e) Pengurus Perwakilan Luar Negeri : 1 (satu) tahun

2) Personalia yang telah mengakhiri masa pendidikannya, dapat melanjutkan hingga


berakhir masa baktinya.

BAB VIII
PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN
Pasal 13

1) Pembentukan kepengurusan SAPMA Pemuda Pancasila untuk pertama kali di masing-


masing tingkatan adalah :

a) Pembentukan kepengurusan SAPMA Pemuda Pancasila di masing-masing


tingkatan, diusulkan oleh internal SAPMA Pemuda Pancasila untuk
dikoordinasikan kepada Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila Cq. Ketua Bidang
Pemuda, Mahasiwa, Pelajar dan Olahraga guna mendapat rekomendasi, untuk
mendapatkan pengesahannya melalui Surat Keputusan Majelis Pimpinan sesuai
tingkatannya.
b) Pembentukan Pengurus Koordinator Komisariat dan/atau Pengurus Komisariat
dilakukan oleh Pengurus Cabang SAPMA Pemuda Pancasila.
c) Apabila di satu Universitas/Perguruan Tinggi/Akademi, terdapat lebih dari 2 (dua)
Komisariat, maka dibentuk Koordinator Komisariat.

2) Pembentukan Pengurus Perwakilan SAPMA di luar negeri dilakukan oleh Majelis


Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Perwakilan Luar Negeri.

50
3) Pembentukan kepengurusan SAPMA Pemuda Pancasila untuk periode selanjutnya
dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Konsolidasi.
4) Pengesahan kepengurusan SAPMA Pemuda Pancasila untuk periode selanjutnya
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Lembaga SAPMA Pemuda Pancasila
setingkat di atasnya, bersama Ketua Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila, di atas kop
surat Lembaga SAPMA Pemuda Pancasila.

BAB IX
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 14
Quorum
1) Quorum rapat-rapat SAPMA dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah ditambah 1
(satu) dari jumlah unsur peserta yang hadir, jika quorum tidak terpenuhi, rapat-rapat
ditunda selama 2 (dua) kali 15 menit.
2) Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) kali 15 (lima belas) menit, quorum belum juga
terpenuhi maka rapat dapat dimulai / dilanjutkan.

Pasal 15
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam rapat-rapat SAPMA Pemuda Pancasila pada azasnya
dilakukan secara musyawarah untuk mufakat, dan apabila musyawarah untuk mufakat
tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan suara terbanyak.

BAB X
RAPAT-RAPAT
Pasal 16
Rapat-rapat SAPMA Pemuda Pancasila terdiri dari :
1) Rapat Konsolidasi.
2) Rapat Kerja
3) Rapat Pleno
4) Rapat Koordinasi / Konsultasi.

Pasal 17
Rapat Konsolidasi
Rapat Konsolidasi SAPMA Pemuda Pancasila terdiri dari :
1) Rapat Konsolidasi Nasional
2) Rapat Konsolidasi Wilayah
3) Rapat Konsolidasi Cabang

Pasal 18
1) Rapat Konsolidasi Nasional SAPMA Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta:
a) Pengurus Pusat
b) Pengurus Wilayah
c) Pengurus Cabang
d) Majelis Pimpinan Nasional
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara

51
2) Rapat Konsolidasi Nasional SAPMA Pemuda Pancasila memiliki wewenang :
a) Menetapkan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih Ketua SAPMA
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan SAPMA dan rekomendasi, sepanjang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda
Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 19

1) Rapat Konsolidasi Wilayah SAPMA Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Wilayah
b) Pengurus Cabang
c) Pengurus Pusat
d) Majelis Pimpinan Wilayah
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara.
2) Rapat Konsolidasi Wilayah SAPMA Pemuda Pancasila memiliki wewenang :
a) Menetapkan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih Ketua SAPMA
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan rekomendasi sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 20
1) Rapat Konsolidasi Cabang SAPMA Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Cabang
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang
d) Pengurus Korkom dan/atau Pengurus Komisariat, apabila Korkom belum
terbentuk.
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Konsolidasi Cabang SAPMA Pemuda Pancasila memiliki wewenang :
a) Menetapkan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih dan menetapkan Ketua SAPMA
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan rekomendasi sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

52
Pasal 21
Rapat Kerja

Rapat Kerja SAPMA Pemuda Pancasila terdiri dari :


1) Rapat Kerja Nasional
2) Rapat Kerja Wilayah
3) Rapat Kerja Cabang

Pasal 22

1) Rapat Kerja Nasional SAPMA Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Pusat
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Nasional
d) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara.
2) Rapat Kerja Nasional SAPMA Pemuda Pancasila memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja SAPMA untuk jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Nasional Lembaga SAPMA dipimpin oleh Pengurus Pusat SAPMA
Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 23

1) Rapat Kerja Wilayah SAPMA Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Wilayah
b) Pengurus Cabang
c) Majelis Pimpinan Wilayah
d) Pengurus Pusat
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Wilayah SAPMA memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja SAPMA untuk jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Wilayah SAPMA dipimpin oleh Pengurus Wilayah SAPMA Pemuda
Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 24

1) Rapat Kerja Cabang SAPMA Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Cabang

53
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang
d) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Cabang SAPMA memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja SAPMA untuk jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Cabang SAPMA dipimpin oleh Pengurus Cabang SAPMA Pemuda
Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 25
Rapat Pleno

1) Rapat Pleno SAPMA Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan adalah untuk


membahas dan menetapkan agenda pleno yang dibahas.
2) Rapat Pleno dihadiri oleh seluruh pengurus kolektif SAPMA sesuai tingkatannya.

Pasal 26
Rapat Koordinasi / Konsultasi

Rapat Koordinasi / Konsultasi ialah Rapat Koordinasi / Konsultasi antar internal SAPMA
secara vertikal dan/atau dengan Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya dan/atau dengan
pihak eksternal.

BAB XI
KEUANGAN

Pasal 27

Keuangan SAPMA Pemuda Pancasila diperoleh dari :


1) Iuran anggota
2) Usaha-usaha yang sah
3) Sumbangan yang tidak mengikat
4) Bantuan dari Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila.

BAB XII
PENUTUP

Pasal 28

54
1) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2) Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi
tentang Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila yang
pernah dikeluarkan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
3) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH T.M. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

55
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 05/PO/MPN-PP/XI/2010

Tentang

LEMBAGA SRIKANDI PEMUDA PANCASILA


Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila


tentang Program Umum merupakan amanat yang harus
diwujudkan secara nyata.
2. Bahwa Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila merupakan salah satu
Lembaga Pemuda Pancasila, dan sebagai sumber kader yang
potensial bagi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
3. Bahwa untuk mempercepat pencapaian pelaksanaan Program
Umum Pemuda Pancasila khususnya dalam bidang pemberdayaan
perempuan diperlukan potensi sumber daya Perempuan Indonesia
yang konsekuen, terampil, dinamis, serta inovatif.
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
point 1 s/d point 3 di atas, maka perlu diterbitkan Peraturan
Organisasi tentang Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009


tentang Kepemudaan.
2. Hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.
3. Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Usul, saran, pendapat yang tumbuh dan berkembang dalam Tim
Kerja yang membahas tentang Lembaga Srikandi Pemuda
Pancasila.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV MPN Pemuda Pancasila, pada
tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG LEMBAGA


SRIKANDI PEMUDA PANCASILA.

56
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :


1) Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila ialah Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila
sebagaimana dimaksud Anggaran Rumah Tangga Pemud Pancasila, BAB XIII Pasal
37 ayat 1) butir c).
2) Tempat kedudukan ialah tempat kedudukan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.
3) Fungsi dan peran ialah fungsi dan peran Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.
4) Keanggotaan ialah keanggotaan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.
5) Lambang dan atribut ialah lambang dan atribut Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.
6) Tata Hubungan ialah Tata Hubungan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila dengan
Majelis Pimpinan dan Antar Internal Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.
7) Susunan dan komposisi ialah susunan dan komposisi kepengurusan Lembaga
Srikandi Pemuda Pancasila.
8) Pembentukan dan masa bakti ialah pembentukan dan masa bakti pengurus Lembaga
Srikandi Pemuda Pancasila.
9) Quorum dan pengambilan keputusan ialah quorum dan pengambilan keputusan
dalam konferensi dan rapat-rapat Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.
10) Konferensi dan rapat-rapat ialah konferensi dan rapat-rapat Lembaga Srikandi
Pemuda Pancasila.
11) Keuangan ialah keuangan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.

BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 2

Tempat kedudukan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila :


1) Tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Negara.
2) Tingkat Wilayah berkedudukan di Ibukota Provinsi.
3) Tingkat Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.

BAB III
FUNGSI DAN PERAN

Pasal 3

Fungsi Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila adalah :


1) Sebagai wadah pembinaan dan pemberdayaan perempuan di masing-masing tingkatan.
2) Sebagai sumber kader bangsa melalui pengaderan Pemuda Pancasila.
3) Sebagai lembaga fungsional Pemuda Pancasila dalam wadah berhimpun dan/atau
forum komunikasi kepemudaan.

Pasal 4

Peran Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila adalah :


1) Mempersiapkan kader-kader bangsa untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.

57
2) Melakukan rekruitmen anggota masyarakat / perempuan untuk menjadi anggota
Pemuda Pancasila.
3) Melakukan kaderisasi terhadap anggota.
4) Melakukan kajian pengarus-utamaan gender.

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 5

1) Anggota Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila adalah anggota Pemuda Pancasila.


2) Prosedur penerimaan anggota Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila mengacu pada
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Setiap anggota Lembaga Srikandi dinyatakan sah sebagai anggota biasa apabila sudah
memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila yang diterbitkan oleh MPW
Pemuda Pancasila.
4) Anggota Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila dapat mempunyai Kartu Tanda
Anggota Khusus, yang diterbitkan oleh Pengurus Lembaga Srikandi sesuai
tingkatannya.

BAB V
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 6

1) Lambang dan Atribut Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila diatur dalam Peraturan
Organisasi Pemuda Pancasila tentang Lambang dan Atribut, serta mempunyai ciri
khusus yang baku/seragam di seluruh Indonesia.
2) Lembaga Srikandi memiliki alat kelengkapan administrasi berupa kop surat, stempel,
dan lain-lain.

BAB VI
TATA HUBUNGAN

Pasal 7

1) Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila adalah organ yang tak terpisahkan dengan
Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.
2) Tata Hubungan Antar Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila secara vertikal bersifat
Koordinatif dan Konsultatif.
3) Hubungan dan kegiatan yang bersifat eksternal harus terlebih dahulu dikoordinasikan
dan dikonsultasikan kepada Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

BAB VII
SUSUNAN, KOMPOSISI KEPENGURUSAN DAN MASA BAKTI
Pasal 8
Susunan Kepengurusan

58
Susunan Kepengurusan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila :
1) Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat
2) Tingkat Propinsi disebut Pengurus Wilayah
3) Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang

Pasal 9
Komposisi Kepengurusan
1) Komposisi kepengurusan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila di masing-masing
tingkat Majelis Pimpinan terdiri dari :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 3 (tiga) orang Wakil Ketua
c) 9 (sembilan) Ketua Bidang
d) 1 (satu) orang Sekretaris
e) 3 (tiga) orang Wakil Sekretaris
f) 1 (satu) orang Bendahara
g) 3 (tiga) orang Wakil Bendahara
h) Anggota-anggota Bidang sesuai kebutuhan.
2) Bidang-bidang terdiri dari :
a) Organisasi dan Keanggotaan
b) Litbang dan Kaderisasi
c) Politik
d) Hukum dan HAM
e) Ekonomi dan Pengembangan Kewirausahaan
f) Pengembangan Bakat dan Minat
g) Keagamaan
h) Sosial dan Budaya
i) Lingkungan Hidup
Pasal 10
Masa bakti
Masa bakti kepengurusan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila di semua tingkat Majelis
Pimpinan adalah 3 (tiga) tahun.

BAB VIII
PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN
Pasal 11
1) Pembentukan kepengurusan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila untuk pertama kali
di masing-masing tingkatan adalah :
a) Tingkat Cabang dibentuk oleh MPC Pemuda Pancasila setelah mendapat
rekomendasi/persetujuan Lembaga Srikandi Tingkat Wilayah.
b) Tingkat Wilayah dibentuk oleh MPW Pemuda Pancasila setelah mendapat
rekomendasi/persetujuan Lembaga Srikandi Tingkat Pusat.
c) Tingkat Pusat dibentuk oleh MPN Pemuda Pancasila.
2) Kepengurusan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila untuk periode selanjutnya di
masing-masing tingkatan dilakukan melalui mekanisme konferensi.
3) Pengesahan kepengurusan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila untuk periode
selanjutnya ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Lembaga Srikandi Pemuda
Pancasila setingkat di atasnya, bersama Ketua Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila, di
atas kop surat Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila.

59
BAB IX
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 12
Quorum
1) Quorum konferensi atau rapat-rapat Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila dinyatakan
sah apabila dihadiri oleh minimal setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah unsur peserta
yang hadir. Jika quorum tidak terpenuhi, konferensi atau rapat-rapat ditunda selama 2
(dua) kali 15 menit.
2) Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) kali 15 (lima belas) menit, quorum belum juga
terpenuhi maka konferensi atau rapat dapat dimulai/dilanjutkan.

Pasal 13
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam konferensi dan rapat-rapat Lembaga Srikandi Pemuda
Pancasila pada azasnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat, dan apabila
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan
suara terbanyak.

BAB X
KONFERENSI DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 14
Konferensi dan Rapat-rapat Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila terdiri dari :
1) Konferensi
2) Rapat Kerja
3) Rapat Pleno
4) Rapat Koordinasi / Konsultasi

Pasal 15
Konferensi

Konferensi Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila terdiri dari :


1) Konferensi Nasional (Konfernas)
2) Konferensi Wilayah (Konferwil)
3) Konferensi Cabang (Konfercab)

Pasal 16
1) Konferensi Nasional (Konfernas) Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila dihadiri oleh
unsur peserta :
a) Pengurus Pusat
b) Pengurus Wilayah
c) Pengurus Cabang
d) Majelis Pimpinan Nasional
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara

60
2) Konferensi Nasional (Konfernas) Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila memiliki
wewenang :
a) Menetapkan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih Ketua Lembaga Srikandi
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan lembaga Srikandi dan rekomendasi, sepanjang
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda
Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 17

1) Konferensi Wilayah (Konferwil) Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila dihadiri oleh


unsur peserta :
a) Pengurus Wilayah
b) Pengurus Cabang
c) Pengurus Pusat
d) Majelis Pimpinan Wilayah
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Konferensi Wilayah (Konferwil) Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila memiliki
wewenang :
a) Menetapkan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih Ketua Lembaga Srikandi
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan rekomendasi sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 18

1) Konferensi Cabang (Konfercab) Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila dihadiri oleh


unsur peserta :
a) Pengurus Cabang
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang
d) Anggota Lembaga Srikandi
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Konferensi Cabang (Konfercab) Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila memiliki
wewenang :
a) Menetapkan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih dan menetapkan Ketua Lembaga Srikandi
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan rekomendasi sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.

61
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 19
Rapat Kerja

Rapat Kerja Lembaga Srikandi terdiri dari :


1) Rapat Kerja Nasional
2) Rapat Kerja Wilayah
3) Rapat Kerja Cabang

Pasal 20

1) Rapat Kerja Nasional Lembaga Srikandi dihadiri oleh unsur peserta :


a) Pengurus Pusat
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Nasional
d) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Nasional Lembaga Srikandi memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja Lembaga Srikandi untuk jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Nasional Lembaga Srikandi dipimpin oleh Pengurus Pusat Lembaga
Srikandi Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 21

1) Rapat Kerja Wilayah Lembaga Srikandi dihadiri oleh unsur peserta :


a) Pengurus Wilayah
b) Pengurus Cabang
c) Majelis Pimpinan Wilayah
d) Pengurus Pusat
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Wilayah Lembaga Srikandi memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja Lembaga Srikandi untuk jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
c) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Wilayah Lembaga Srikandi dipimpin oleh Pengurus Wilayah Lembaga
Pengusaha Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 22

1) Rapat Kerja Cabang Lembaga Srikandi dihadiri oleh unsur peserta :


a) Pengurus Cabang

62
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang
d) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Cabang Lembaga Srikandi memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja Lembaga Srikandi untuk jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Cabang Lembaga Pengusaha dipimpin oleh Pengurus Cabang Lembaga
Srikandi Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 23
Rapat Pleno

1) Rapat Pleno Lembaga Srikandi di masing-masing tingkatan adalah rapat internal untuk
menetapkan agenda Rapat Pleno yang dibahas.
2) Rapat Pleno dihadiri oleh seluruh pengurus kolektif Lembaga Srikandi sesuai
tingkatannya.

Pasal 24
Rapat Koordinasi / Konsultasi

Rapat Koordinasi / Konsultasi ialah Rapat Koordinasi / Konsultasi internal Lembaga


Srikandi secara vertikal dan/atau dengan Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya dan/atau
dengan pihak eksternal.

BAB XI
KEUANGAN

Pasal 25

Keuangan Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila diperoleh dari :


1) Iuran anggota
2) Usaha-usaha yang sah
3) Sumbangan yang tidak mengikat
4) Bantuan dari Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila.

BAB XII
PENUTUP

Pasal 26

1) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki


sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.

63
2) Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi tentang
Lembaga Srikandi Pemuda Pancasila yang pernah dikeluarkan sebelumnya,
dinyatakan tidak berlaku.
3) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH T.M. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

64
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 06/PO/MPN-PP/XI/2010

Tentang

LEMBAGA PENYULUHAN DAN PEMBELAAN HUKUM (LPPH)


PEMUDA PANCASILA
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila


tentang Program Umum merupakan amanat yang harus
diwujudkan secara nyata.
2. Bahwa untuk mempercepat pencapaian tujuan program umum
Pemuda Pancasila khususnya program bidang Hukum dan Hak
Azasi Manusia diperlukan peran potensi kelembagaan dalam
pengabdian kepada masyarakat.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
point 1 dan 2 di atas, perlu diterbitkan Peraturan Organisasi
tentang Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda
Pancasila.

Mengingat : 1. Undang-Undang No. 18 tahun 2003 tentang Advokat.


2. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.
3. Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Pemikiran, pendapat dan usul yang berkembang secara dinamis


dalam Tim Kerja yang membahas tentang Lembaga Penyuluhan
dan Pembelaan Hukum (LPPH) Pemuda Pancasila.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV Majelis Pimpinan Nasional
Pemuda Pancasila tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG LEMBAGA


PENYULUHAN DAN PEMBELAAN HUKUM (LPPH) PEMUDA
PANCASILA.

65
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :
1) LPPH Pemuda Pancasila, ialah Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum
Pemuda Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga Pemuda
Pancasila, BAB XIII Pasal 37 ayat 1) butir d).
2) Tempat kedudukan ialah tempat kedudukan LPPH Pemuda Pancasila.
3) Fungsi dan peran ialah fungsi dan peran LPPH Pemuda Pancasila.
4) Keanggotaan LPPH Pemuda Pancasila ialah anggota Pemuda Pancasila yang
berhimpun dalam LPPH Pemuda Pancasila.
5) Lambang dan atribut ialah lambang dan atribut LPPH Pemuda Pancasila.
6) Tata Hubungan ialah Tata Hubungan LPPH Pemuda Pancasila dengan Majelis
Pimpinan dan antar internal LPPH Pemuda Pancasila.
7) Susunan, komposisi dan masa bakti kepengurusan ialah susunan, komposisi dan
masa bakti kepengurusan LPPH Pemuda Pancasila.
8) Pembentukan kepengurusan ialah pembentukan kepengurusan LPPH Pemuda
Pancasila.
9) Quorum dan pengambilan keputusan ialah quorum dan pengambilan keputusan
dalam konferensi dan rapat-rapat LPPH Pemuda Pancasila.
10) Musyawarah dan rapat-rapat ialah musyawarah dan rapat-rapat LPPH Pemuda
Pancasila.
11) Keuangan ialah keuangan LPPH Pemuda Pancasila
12) Kerjasama ialah kerjasama Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila dengan pihak
lain.

BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 2

Tempat kedudukan LPPH Pemuda Pancasila :


1) Tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Negara.
2) Tingkat Wilayah berkedudukan di Ibukota Provinsi.
3) Tingkat Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.

BAB III
FUNGSI DAN PERAN

Pasal 3

Fungsi Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila ialah :


1) Sebagai wadah pemberdayaan anggota Pemuda Pancasila yang berprofesi di bidang
Penegakan Hukum dan Hak Azasi Manusia di masing-masing tingkatan.
2) Sebagai sumber kader Pemuda Pancasila.
3) Sebagai lembaga Profesi Pemuda Pancasila.

66
Pasal 4

Peran Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila ialah :


1) Menghimpun dan mempersatukan anggota Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai
Penasehat Hukum, Advokat dan Pengacara.
2) Memberikan pemikiran dan gagasan dalam pembinaan hukum untuk mewujudkan
suatu sistem Hukum Nasional.
3) Menegakkan keadilan dan Hak Azasi Manusia di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4) Memberikan penyuluhan dan pembelaan hukum terhadap anggota Pemuda Pancasila
maupun masyarakat.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 5

1) Anggota LPPH Pemuda Pancasila adalah anggota Pemuda Pancasila.


2) Prosedur penerimaan anggota LPPH Pemuda Pancasila mengacu pada ketentuan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Setiap anggota LPPH dinyatakan sah sebagai anggota apabila sudah memiliki Kartu
Tanda Anggota Pemuda Pancasila.
4) Anggota LPPH Pemuda Pancasila mempunyai Kartu Tanda Anggota Khusus, yang
diterbitkan oleh Pengurus LPPH sesuai tingkatannya.

BAB V
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 6

1) Lambang dan Atribut LPPH Pemuda Pancasila menyesuaikan dengan ketentuan


Peraturan Organisasi Pemuda Pancasila tentang Lambang dan Atribut.
2) LPPH Pemuda Pancasila memiliki alat-alat kelengkapan administrasi seperti kop surat,
stempel, dan lain-lain.

BAB VI
TATA HUBUNGAN
Pasal 7

1) Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila adalah organ yang tak
terpisahkan dari Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.
2) Tata Hubungan Antar Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila
secara vertikal bersifat Koordinatif dan Konsultatif.

67
BAB VII
SUSUNAN, KOMPOSISI KEPENGURUSAN DAN MASA BAKTI
Pasal 8
Susunan Kepengurusan
Susunan Kepengurusan LPPH Pemuda Pancasila :
1) Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat
2) Tingkat Propinsi disebut Pengurus Wilayah
3) Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang

Pasal 9
Komposisi Kepengurusan
1) Komposisi kepengurusan LPPH Pemuda Pancasila di semua tingkat Majelis Pimpinan
terdiri dari :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 2 (dua) orang Wakil Ketua
c) 9 (sembilan) orang Ketua Bidang
d) 1 (satu) orang Sekretaris
e) 2 (dua) orang Wakil Sekretaris
f) 1 (satu) orang Bendahara
g) 2 (dua) orang Wakil Bendahara
h) Anggota-anggota Bidang sesuai kebutuhan.
2) Bidang-bidang terdiri dari :
a) Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi
b) Bidang Perdata
c) Bidang Pidana
d) Bidang Ekonomi/Perbankan/Niaga
e) Bidang Perburuhan
f) Bidang Tata Usaha Negara / Militer
g) Bidang HAM / Lembaga Negara
h) Bidang Penyuluhan/Pengkajian/Pengembangan
i) Bidang Hubungan Masyarakat / Publikasi

Pasal 10
Masa bakti
Masa bakti kepengurusan Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila
di masing-masing tingkatan adalah 3 (tiga) tahun.

BAB VIII
PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN
Pasal 11
1) Pembentukan kepengurusan LPPH Pemuda Pancasila untuk pertama kali di masing-
masing tingkatan adalah :
a) Tingkat Cabang dibentuk oleh MPC Pemuda Pancasila setelah mendapat
rekomendasi/persetujuan LPPH Pemuda Pancasila Tingkat Wilayah.
b) Tingkat Wilayah dibentuk oleh MPW Pemuda Pancasila setelah mendapat
rekomendasi/persetujuan LPPH Pemuda Pancasila Tingkat Pusat.
c) Tingkat Pusat dibentuk oleh Majelis Pimpinan Nasional.

68
2) Kepengurusan LPPH Pemuda Pancasila untuk periode selanjutnya dilakukan melalui
mekanisme Musyawarah di masing-masing tingkatan.
3) Pengesahan kepengurusan LPPH Pemuda Pancasila untuk periode selanjutnya
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris LPPH Pemuda Pancasila setingkat di
atasnya, bersama Ketua Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila, di atas kop surat LPPH
Pemuda Pancasila.

BAB IX
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 12
Quorum
1) Quorum konferensi dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah
ditambah 1 (satu) dari jumlah unsur peserta yang hadir, jika quorum tidak terpenuhi
Musyawarah atau rapat ditunda selama 2 x 15 menit.
2) Apabila setelah ditunda selama 2 x 15 menit, quorum belum juga terpenuhi maka
Musyawarah atau rapat dapat dimulai/dilanjutkan.

Pasal 13
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam Musyawarah dan rapat-rapat LPPH Pemuda Pancasila pada
azasnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat, dan apabila musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan suara terbanyak.

BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 14
Musyawarah dan Rapat-rapat LPPH Pemuda Pancasila terdiri dari :
1) Musyawarah
2) Rapat Kerja
3) Rapat Pleno
4) Rapat Koordinasi / Konsultasi
Pasal 15
Musyawarah
Musyawarah LPPH Pemuda Pancasila terdiri dari :
1) Musyawarah Nasional (Munas)
2) Musyawarah Wilayah (Muswil)
3) Musyawarah Cabang (Muscab)
Pasal 16
1) Musyawarah Nasional LPPH Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Pusat
b) Pengurus Wilayah
c) Pengurus Cabang
d) Majelis Pimpinan Nasional
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara

69
2) Musyawarah Nasional LPPH Pemuda Pancasila memiliki wewenang :
a) Menetapkan laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih Ketua LPPH Pemuda Pancasila
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan LPPH Pemuda Pancasila dan rekomendasi,
sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib, materi bahasan, dan kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 17

1) Musyawarah Wilayah LPPH Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :


a) Pengurus Wilayah
b) Pengurus Cabang
c) Pengurus Pusat
d) Majelis Pimpinan Wilayah
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Musyawarah Wilayah LPPH Pemuda Pancasila memiliki wewenang :
a) Menetapkan laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih Ketua LPPH Pemuda Pancasila
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan rekomendasi sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib, materi bahasan, dan kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 18

1) Musyawarah Cabang LPPH Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :


a) Pengurus Cabang
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang
d) Anggota LPPH Pemuda Pancasila
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara.
2) Musyawarah Cabang LPPH Pemuda Pancasila memiliki wewenang :
a) Mengesahkan laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih dan menetapkan Ketua LPPH Pemuda Pancasila
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan rekomendasi sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib, materi bahasan, dan kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

70
Pasal 19
Rapat Kerja

Rapat Kerja LPPH Pemuda Pancasila terdiri dari :


1) Rapat Kerja Nasional
2) Rapat Kerja Wilayah
3) Rapat Kerja Cabang

Pasal 20
1) Rapat Kerja Nasional LPPH Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Pusat
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Nasional
d) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Nasional LPPH Pemuda Pancasila memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja LPPH Pemuda Pancasila untuk
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Nasional LPPH Pemuda Pancasila dipimpin oleh Pengurus Pusat LPPH
Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib, materi bahasan, dan kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 21

1) Rapat Kerja Wilayah LPPH Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Wilayah
b) Pengurus Cabang
c) Majelis Pimpinan Wilayah
d) Pengurus Pusat
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara.
2) Rapat Kerja Wilayah LPPH Pemuda Pancasila memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja LPPH Pemuda Pancasila untuk
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Wilayah LPPH Pemuda Pancasila dipimpin oleh Pengurus Wilayah LPPH
Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib, materi bahasan, dan kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 22

1) Rapat Kerja Cabang LPPH Pemuda Pancasila dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Cabang
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang
d) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara

71
2) Rapat Kerja Cabang LPPH Pemuda Pancasila memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja LPPH Pemuda Pancasila untuk
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Cabang LPPH dipimpin oleh Pengurus Cabang LPPH Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib, materi bahasan, dan kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 23
Rapat Pleno

1) Rapat Pleno LPPH Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan adalah rapat internal
untuk memutuskan dan menetapkan agenda Rapat Pleno yang dibahas.
2) Rapat Pleno dihadiri oleh seluruh pengurus kolektif LPPH Pemuda Pancasila sesuai
tingkatannya.

Pasal 24
Rapat Koordinasi / Konsultasi

Rapat Koordinasi/Konsultasi ialah Rapat Koordinasi/Konsultasi internal LPPH Pemuda


Pancasila secara vertikal dan/atau dengan Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya dan/atau
dengan pihak eksternal.

BAB XI
KEUANGAN
Pasal 25

1) Keuangan LPPH Pemuda Pancasila diperoleh dari :


a) Iuran anggota
b) Usaha-usaha yang sah
c) Sumbangan yang tidak mengikat
2) Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH) Pemuda Pancasila di dalam
meng-operasionalkan profesinya / per kasus wajib menyisihkan 5% (lima persen) dari
jumlah pendapatannya kepada Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai
tingkatannya, terkecuali terhadap kasus yang bersifat sosial.
3) Nilai pendapatan yang berjumlah 5% (lima persen) disetorkan ke Rekening Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

BAB XII
KERJASAMA
Pasal 26

LPPH Pemuda Pancasila dalam melaksanakan tugasnya dapat menjalin kerjasama dengan
pihak lain, baik secara institusi maupun perorangan.

72
BAB XIII
KODE ETIK PROFESI
Pasal 27

Kode Etik Profesi Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH) Pemuda
Pancasila mengacu kepada Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

BAB XIV
PENUTUP

Pasal 28

1) Segala sesuatu yang diperlukan dan belum termaktub dalam Peraturan Organisasi ini
diatur lebih lanjut dalam pedoman kerja yang dipersiapkan oleh Pengurus Pusat
LPPH Pemuda Pancasila.
2) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
3) Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi
tentang Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH) Pemuda Pancasila
yang pernah dikeluarkan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
4) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.
Japto S. Soerjosoemarno, SH T.M. Nurlif, SE
Ketua Umum Sekretaris Jenderal

73
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 07/PO/MPN-PP/XI-2010

Tentang

LEMBAGA PENGUSAHA PEMUDA PANCASILA


Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna dari
pelaksanaan program organisasi Pemuda Pancasila sebagai
amanat Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila, diperlukan
upaya-upaya yang mampu menghimpun dan mengelola potensi-
potensi organisasi baik secara personal maupun kelembagaan.
2. Bahwa perlu adanya suatu spesifikasi peran yang dilembagakan
sebagai media pembinaan fungsional dari pendukung usaha-usaha
organisasi sekaligus guna meningkatkan keterjangkauan
organisasi dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat.
3. Bahwa Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila ialah salah satu
Lembaga yang diamanatkan oleh Musyawarah Besar VIII Pemuda
Pancasila untuk dibentuk dan diaktifkan
4. Bahwa dalam rangka membangun kesamaan dan keseragaman
pola pikir mengenai pengorganisasian Lembaga Lembaga
Pengusaha Pemuda Pancasila, dipandang perlu diterbitkan
Peraturan Organisasi tentang Lembaga Pengusaha Pemuda
Pancasila.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 1 tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan


Industri serta Undang-undang dan peraturan lainnya yang berlaku.
2. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.
3. Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Pendapat, usul, saran yang berkembang secara dinamis dalam Tim
kerja yang membahas Peraturan Organisasi tentang Lembaga
Pengusaha Pemuda Pancasila.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV Majelis Pimpinan Nasional
Pemuda Pancasila tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG LEMBAGA


PENGUSAHA PEMUDA PANCASILA.

74
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :

1) Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila ialah Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila


sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga, BAB XIII Pasal 37 ayat 1)
butir e).
2) Tempat kedudukan ialah tempat kedudukan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila
Pemuda Pancasila.
3) Fungsi dan peran ialah fungsi dan peran Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila
Pemuda Pancasila.
4) Keanggotaan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila ialah anggota Pemuda Pancasila
yang berhimpun dalam Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila.
5) Lambang dan atribut ialah lambang dan atribut Lembaga Pengusaha Pemuda
Pancasila.
6) Tata Hubungan ialah Tata Hubungan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila dengan
Majelis Pimpinan dan antar internal Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila.
7) Susunan, komposisi dan masa bakti kepengurusan ialah susunan, komposisi dan masa
bakti kepengurusan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila.
8) Pembentukan kepengurusan ialah pembentukan kepengurusan Lembaga Pengusaha
Pemuda Pancasila.
9) Quorum dan Pengambilan Keputusan ialah quorum dan pengambilan keputusan
dalam konferensi dan rapat-rapat Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila.
10) Konferensi dan rapat-rapat ialah konferensi dan rapat-rapat Lembaga Pengusaha
Pemuda Pancasila.
11) Keuangan ialah keuangan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila
12) Kerjasama ialah kerjasama Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila dengan pihak lain.

BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 2
Tempat kedudukan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila :
1) Tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Negara.
2) Tingkat Wilayah berkedudukan di Ibukota Provinsi.
3) Tingkat Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.

BAB III
FUNGSI DAN PERAN

Pasal 3
Fungsi Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila ialah :
1) Sebagai wadah menghimpun dan memberdayakan anggota Pemuda Pancasila yang
berprofesi pengusaha di masing-masing tingkatan.

75
2) Sebagai sumber kader Pemuda Pancasila.
3) Sebagai lembaga profesi Pemuda Pancasila mengacu kepada UU No. 1 tahun 1987
tentang Kamar Dagang dan Industri (KADIN) dan Ketentuan Perundang-undangan
lainnya yang berlaku.

Pasal 4

Peran Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila ialah :


1) Melakukan rekruitmen pengusaha untuk menjadi anggota Pemuda Pancasila.
2) Melakukan kaderisasi terhadap anggota.
3) Melakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap anggota.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 5

1) Anggota Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila adalah anggota Pemuda Pancasila.


2) Prosedur penerimaan anggota Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila mengacu pada
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Setiap anggota Lembaga Pengusaha dinyatakan sah sebagai anggota biasa apabila
sudah memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila yang diterbitkan oleh MPW
Pemuda Pancasila.
4) Anggota Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila mempunyai Kartu Tanda Anggota
Khusus, yang diterbitkan oleh Pengurus Lembaga Pengusaha sesuai tingkatan Majelis
Pimpinan.

BAB V
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 6

1) Lambang dan Atribut Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila menyesuaikan dengan


ketentuan Peraturan Organisasi Pemuda Pancasila tentang Lambang dan Atribut.
2) Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila memiliki alat-alat kelengkapan administrasi
seperti kop surat, stempel, dan lain-lain.
BAB VI
TATA HUBUNGAN
Pasal 7
1) Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila adalah organ yang tak terpisahkan dari Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.
2) Tata Hubungan Antar Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila secara vertikal bersifat
Koordinatif dan Konsultatif.

BAB VII
SUSUNAN, KOMPOSISI KEPENGURUSAN DAN MASA BAKTI
Pasal 8
Susunan Kepengurusan
Susunan Kepengurusan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila :
1) Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat

76
2) Tingkat Propinsi disebut Pengurus Wilayah
3) Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang

Pasal 9
Komposisi Kepengurusan
1) Komposisi kepengurusan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila di semua tingkat
Majelis Pimpinan terdiri dari :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 2 (dua) orang Wakil Ketua
c) 1 (satu) orang Sekretaris
d) 2 (dua) orang Wakil Sekretaris
e) 1 (satu) orang Bendahara
f) 2 (dua) orang Wakil Bendahara
g) Ketua dan Anggota Bidang (sesuai kebutuhan)

2) Bidang-bidang terdiri dari :


a) Organisasi dan Keanggotaan
b) Hubungan Antar Lembaga
c) Keuangan dan Perbankan
d) Pertambangan dan Energi
e) Ketenagakerjaan
f) Perdagangan dan Industri
g) Properti
h) Jasa
i) Perikanan dan Kelautan
j) Pertanian dan Perkebunan
k) Transportasi

Pasal 10
Masa bakti
Masa bakti kepengurusan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila di semua tingkat Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila adalah 3 (tiga) tahun.

BAB VIII
PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN
Pasal 11

1) Pembentukan kepengurusan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila untuk pertama


kali di masing-masing tingkatan adalah :
a) Tingkat Cabang dibentuk oleh MPC Pemuda Pancasila setelah mendapat
rekomendasi/persetujuan Lembaga Pengusaha Tingkat Wilayah.
b) Tingkat Wilayah dibentuk oleh MPW Pemuda Pancasila setelah mendapat
rekomendasi/persetujuan Lembaga Pengusaha Tingkat Pusat.
c) Tingkat Pusat dibentuk oleh Majelis Pimpinan Nasional.
2) Kepengurusan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila untuk periode selanjutnya
dimasing-masing tingkatan dilakukan melalui mekanisme konferensi.

77
3) Pengesahan kepengurusan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila untuk periode
selanjutnya ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Lembaga Pengusaha Pemuda
Pancasila setingkat di atasnya, bersama Ketua Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila, di
atas kop surat Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila.

BAB IX
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 12
Quorum
1) Quorum konferensi dan rapat-rapat Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila dinyatakan
sah apabila dihadiri oleh setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah unsur peserta yang
hadir, jika quorum tidak terpenuhi, rapat-rapat ditunda selama 2 (dua) kali 15 menit.
2) Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) kali 15 (lima belas) menit, quorum belum juga
terpenuhi maka rapat dapat dimulai / dilanjutkan.

Pasal 13
Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dalam konferensi dan rapat-rapat Lembaga Pengusaha Pemuda


Pancasila pada azasnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat, dan apabila
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan
suara terbanyak.

BAB X
KONFERENSI DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 14
Konferensi dan Rapat-rapat Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila terdiri dari :
1) Konferensi
2) Rapat Kerja
3) Rapat Pleno
4) Rapat Koordinasi / Konsultasi

Pasal 15
Konferensi
Konferensi Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila terdiri dari :
1) Konferensi Nasional (Konfernas)
2) Konferensi Wilayah (Konferwil)
3) Konferensi Cabang (Konfercab)
Pasal 16

1) Konferensi Nasional (Konfernas) Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila dihadiri


oleh unsur peserta :
a) Pengurus Pusat
b) Pengurus Wilayah

78
c) Pengurus Cabang
d) Majelis Pimpinan Nasional
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Konferensi Nasional (Konfernas) Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila memiliki
wewenang :
a) Menetapkan laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih Ketua Lembaga Pengusaha
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan lembaga pengusaha dan rekomendasi, sepanjang
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda
Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 17

1) Konferensi Wilayah (Konferwil) Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila dihadiri


oleh unsur peserta :
a) Pengurus Wilayah
b) Pengurus Cabang
c) Pengurus Pusat
d) Majelis Pimpinan Wilayah
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Konferensi Wilayah (Konferwil) Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila memiliki
wewenang :
a) Menetapkan laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih Ketua Lembaga Pengusaha
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan rekomendasi sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 18
1) Konferensi Cabang (Konfercab) Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila dihadiri
oleh unsur peserta :
a) Pengurus Cabang
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang
d) Anggota Lembaga Pengusaha
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Konferensi Cabang (Konfercab) Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila memiliki
wewenang :
a) Menetapkan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja

79
c) Memilih dan menetapkan Ketua Lembaga Pengusaha
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan rekomendasi sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 19
Rapat Kerja

Rapat Kerja Lembaga Pengusaha terdiri dari :


1) Rapat Kerja Nasional
2) Rapat Kerja Wilayah
3) Rapat Kerja Cabang

Pasal 20

1) Rapat Kerja Nasional Lembaga Pengusaha dihadiri oleh unsur peserta :


a) Pengurus Pusat
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Nasional
d) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Nasional Lembaga Pengusaha memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja Lembaga Pengusaha untuk jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Nasional Lembaga Pengusaha dipimpin oleh Pengurus Pusat Lembaga
Pengusaha Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
disiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 21

1) Rapat Kerja Wilayah Lembaga Pengusaha dihadiri oleh unsur peserta :


a) Pengurus Wilayah
b) Pengurus Cabang
c) Majelis Pimpinan Wilayah
d) Pengurus Pusat
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Wilayah Lembaga Pengusaha memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja Lembaga Pengusaha untuk jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Wilayah Lembaga Pengusaha dipimpin oleh Pengurus Wilayah Lembaga
Pengusaha Pemuda Pancasila.
80
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 22

1) Rapat Kerja Cabang Lembaga Pengusaha dihadiri oleh unsur peserta :


a) Pengurus Cabang
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang
d) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Cabang Lembaga Pengusaha memiliki wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja Lembaga Pengusaha untuk jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Cabang Lembaga Pengusaha dipimpin oleh Pengurus Cabang Lembaga
Pengusaha Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 23
Rapat Pleno

1) Rapat Pleno Lembaga Pengusaha di masing-masing tingkatan adalah rapat internal


untuk menetapkan agenda Rapat Pleno yang dibahas.
2) Rapat Pleno dihadiri oleh seluruh pengurus kolektif Lembaga Pengusaha sesuai
tingkatannya.

Pasal 24
Rapat Koordinasi / Konsultasi

Rapat Koordinasi / Konsultasi ialah Rapat Koordinasi / Konsultasi antar internal Lembaga
Pengusaha secara vertikal dan/atau dengan Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya dan/atau
dengan pihak eksternal.

BAB XI
KEUANGAN
Pasal 25

1) Keuangan Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila diperoleh dari :


a) Iuran anggota
b) Usaha-usaha yang sah
c) Sumbangan yang tidak mengikat
2) Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila di dalam meng-operasionalkan profesinya
wajib menyisihkan 5% (lima persen) dari jumlah pendapatannya kepada Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.
3) Nilai pendapatan yang berjumlah 5% (lima persen) disetorkan ke Rekening Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

81
BAB XII
KERJASAMA
Pasal 26

Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila dalam melaksanakan tugasnya dapat menjalin


kerjasama dengan pihak lain, baik secara institusi maupun perorangan.

BAB XIII
PENUTUP
Pasal 27

1) Segala sesuatu yang diperlukan dan belum termaktub dalam Peraturan Organisasi ini
akan diatur lebih lanjut dalam Pedoman Kerja yang dibuat oleh Pengurus Pusat
Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila.
2) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
3) Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi tentang
Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila yang pernah dikeluarkan sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku.
4) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH T.M. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

82
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 08/PO/MPN-PP/XI/2010

Tentang

LEMBAGA BURUH DAN PEKERJA


PEMUDA PANCASILA
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila


tentang Program Umum merupakan amanat yang harus
diwujudkan secara nyata.
2. Bahwa Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila merupakan potensi
yang perlu terus diberdayakan.
3. Bahwa untuk mempercepat pencapaian pelaksanaan Program
Umum Pemuda Pancasila dipandang perlu menghimpun potensi
Buruh dan Pekerja yang konsekuen, terampil, dinamis, inovatif,
patriotis, serta Pancasilais.
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
point 1, 2 dan 3 di atas, maka perlu diterbitkan Peraturan
Organisasi tentang Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila

Mengingat : 1. Undang-Undang tentang Perburuhan dan Ketenagakerjaan, serta


Perundang-undangan lainnya.
2. Hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila.
3. Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Usul, saran, pendapat yang tumbuh dan berkembang dalam Tim
Kerja yang membahas tentang Lembaga Buruh dan Pekerja
Pemuda Pancasila.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV MPN Pemuda Pancasila, pada
tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG LEMBAGA BURUH
DAN PEKERJA PEMUDA PANCASILA.

83
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :

1) Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila ialah Lembaga Buruh dan Pekerja
Pemuda Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga, BAB
XIII Pasal 37 ayat 1) butir f).
2) Tempat kedudukan ialah tempat kedudukan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda
Pancasila Pemuda Pancasila.
3) Fungsi dan peran ialah fungsi dan peran Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda
Pancasila Pemuda Pancasila.
4) Keanggotaan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila ialah anggota Pemuda
Pancasila yang berhimpun dalam Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila.
5) Lambang dan atribut ialah lambang dan atribut Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda
Pancasila.
6) Tata Hubungan ialah Tata Hubungan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila
dengan Majelis Pimpinan dan antar internal Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda
Pancasila.
7) Susunan, komposisi dan masa bakti kepengurusan ialah susunan, komposisi dan masa
bakti kepengurusan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila.
8) Pembentukan kepengurusan ialah pembentukan kepengurusan Lembaga Buruh dan
Pekerja Pemuda Pancasila.
9) Quorum dan Pengambilan Keputusan ialah quorum dan pengambilan keputusan
dalam konferensi dan Rapat-rapat Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila.
10) Konferensi dan Rapat-rapat ialah konferensi dan rapat-rapat Lembaga Buruh dan
Pekerja Pemuda Pancasila.
11) Keuangan ialah keuangan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila.
12) Kerjasama ialah kerjasama Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila dengan
pihak lain.

BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 2

Susunan dan kedudukan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila :


1) Tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Negara.
2) Tingkat Wilayah berkedudukan di Ibukota Provinsi.
3) Tingkat Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.

BAB III
FUNGSI DAN PERAN
Pasal 3

Fungsi Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila ialah :

84
1) Sebagai wadah pembinaan dan pemberdayaan anggota Pemuda Pancasila yang
berprofesi dalam bidang Buruh dan Pekerja di masing-masing tingkatan.
2) Sebagai sumber kader Pemuda Pancasila.
3) Sebagai lembaga profesi Pemuda Pancasila.

Pasal 4

Peran Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila :


1) Melakukan rekruitmen Buruh dan Pekerja untuk menjadi anggota Pemuda Pancasila.
2) Melakukan kaderisasi terhadap Buruh dan Pekerja.
3) Melakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap anggota.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 5

1) Anggota Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila adalah anggota Pemuda
Pancasila.
2) Prosedur penerimaan anggota Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila mengacu
pada ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Setiap anggota Lembaga Buruh dan Pekerja dinyatakan sah sebagai anggota apabila
sudah memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila.
4) Anggota Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila mempunyai Kartu Tanda
Anggota Khusus, yang diterbitkan oleh Pengurus Lembaga Buruh dan Pekerja sesuai
tingkatan Majelis Pimpinan.

BAB V
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 6

1) Lambang dan Atribut Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila menyesuaikan
dengan ketentuan Peraturan Organisasi Pemuda Pancasila tentang Lambang dan
Atribut.
2) Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila memiliki alat-alat kelengkapan
administrasi seperti kop surat, stempel, dan lain-lain.

BAB VI
TATA HUBUNGAN
Pasal 7

1) Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila adalah organ yang tak terpisahkan dari
Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.
2) Tata Hubungan Antar Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila secara vertikal
bersifat Koordinatif dan Konsultatif.

85
BAB VII
SUSUNAN, KOMPOSISI KEPENGURUSAN DAN MASA BAKTI

Pasal 8
Susunan Kepengurusan

Susunan Kepengurusan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila :


1) Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat
2) Tingkat Propinsi disebut Pengurus Wilayah
3) Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus Cabang

Pasal 9
Komposisi Kepengurusan

1) Komposisi kepengurusan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila di semua


tingkat Majelis Pimpinan terdiri dari :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 2 (dua) orang Wakil Ketua
c) 1 (satu) orang Sekretaris
d) 2 (dua) orang Wakil Sekretaris
e) 1 (satu) orang Bendahara
f) 2 (dua) orang Wakil Bendahara
g) 5 (lima) Bidang

2) Bidang-bidang terdiri dari :


a) Organisasi dan Keanggotaan
b) Pendidikan dan Latihan
c) Pembelaan dan Perlindungan
d) Kesejahteraan Buruh dan Pekerja
e) Hubungan Antar Lembaga

Pasal 10
Masa bakti
Masa bakti Pengurus Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila di masing-masing
tingkatan Majelis Pimpinan adalah 3 (tiga) tahun.

BAB VIII
PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN
Pasal 11
1) Pembentukan kepengurusan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila untuk
pertama kali di masing-masing tingkatan adalah :
a) Tingkat Cabang dibentuk oleh MPC Pemuda Pancasila setelah mendapat
rekomendasi/persetujuan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila Tingkat
Wilayah.
b) Tingkat Wilayah dibentuk oleh MPW Pemuda Pancasila setelah mendapat
rekomendasi/persetujuan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila Tingkat
Pusat.
c) Tingkat Pusat dibentuk oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.

86
2) Kepengurusan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila untuk periode
selanjutnya dimasing-masing tingkatan dilakukan melalui mekanisme konferensi.
3) Pengesahan kepengurusan Lembaga Buruh & Pekerja Pemuda Pancasila untuk periode
selanjutnya, ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Lembaga Buruh & Pekerja
Pemuda Pancasila setingkat di atasnya, bersama Ketua Majelis Pimpinan Pemuda
Pancasila, di atas kop surat Lembaga Buruh & Pekerja Pemuda Pancasila.

BAB IX
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 12
Quorum
1) Quorum konferensi dan rapat-rapat Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila
dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah unsur
peserta yang hadir, jika quorum tidak terpenuhi, rapat-rapat ditunda selama 2 (dua)
kali 15 menit.
2) Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) kali 15 (lima belas) menit, quorum belum juga
terpenuhi maka rapat dapat dimulai / dilanjutkan.

Pasal 13
Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dalam Konferensi dan rapat-rapat Lembaga Buruh dan Pekerja
Pemuda Pancasila pada azasnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat, dan apabila
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan
suara terbanyak.

BAB X
KONFERENSI DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 14

Konferensi dan Rapat-rapat Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila terdiri dari:
1) Konferensi
2) Rapat Kerja
3) Rapat Pleno
4) Rapat Koordinasi / Konsultasi

Pasal 15
Konferensi

Konferensi Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila terdiri dari :


1) Konferensi Nasional (Konfernas)
2) Konferensi Wilayah (Konferwil)
3) Konferensi Cabang (Konfercab)

87
Pasal 16

1) Konferensi Nasional (Konfernas) Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila


dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Pusat
b) Pengurus Wilayah
c) Pengurus Cabang
d) Majelis Pimpinan Nasional
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Konferensi Nasional (Konfernas) Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila
memiliki wewenang :
a) Menetapkan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih dan menetapkan Ketua Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila
serta rekomendasi, sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar /
Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 17

1) Konferensi Wilayah (Konferwil) Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila


dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Wilayah
b) Pengurus Cabang
c) Pengurus Pusat
d) Majelis Pimpinan Wilayah
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Konferensi Wilayah (Konferwil) Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila
memiliki wewenang :
a) Menetapkan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih dan menetapkan Ketua Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan rekomendasi sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 18

1) Konferensi Cabang (Konfercab) Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila


dihadiri oleh unsur peserta :
a) Pengurus Cabang
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang
d) Anggota Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara.

88
2) Konferensi Cabang (Konfercab) Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila
memiliki wewenang :
a) Menetapkan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban.
b) Menetapkan program kerja
c) Memilih dan menetapkan Ketua Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila
d) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan rekomendasi sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila.
3) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
4) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 19
Rapat Kerja

Rapat Kerja Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila terdiri dari :
1) Rapat Kerja Nasional
2) Rapat Kerja Wilayah
3) Rapat Kerja Cabang

Pasal 20

1) Rapat Kerja Nasional Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila dihadiri oleh
unsur peserta :
a) Pengurus Pusat
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Nasional
d) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Nasional Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila memiliki
wewenang :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda
Pancasila untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Nasional Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila dipimpin oleh
Pengurus Pusat Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 21

1) Rapat Kerja Wilayah Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila dihadiri oleh
unsur peserta :
a) Pengurus Wilayah
b) Pengurus Cabang
c) Majelis Pimpinan Wilayah
d) Pengurus Pusat
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara

89
2) Rapat Kerja Wilayah Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila memiliki
wewenang untuk :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda
Pancasila untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Wilayah Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila dipimpin oleh
Pengurus Wilayah Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 22

1) Rapat Kerja Cabang Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila dihadiri oleh
unsur peserta :
a) Pengurus Cabang
b) Pengurus Wilayah
c) Majelis Pimpinan Cabang
d) Undangan lainnya yang ditentukan oleh penyelenggara
2) Rapat Kerja Cabang Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila memiliki
wewenang untuk :
a) Mengevaluasi dan menetapkan program kerja Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda
Pancasila untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b) Menetapkan rekomendasi.
3) Rapat Kerja Cabang Buruh dan Pekerja dipimpin oleh Pengurus Cabang Lembaga
Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila.
4) Rancangan jadwal acara, tata tertib dan materi bahasan serta kebutuhan lainnya
dipersiapkan oleh Penyelenggara.
5) Jumlah peserta ditentukan oleh Penyelenggara.

Pasal 23
Rapat Pleno

1) Rapat Pleno Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila di masing-masing


tingkatan adalah rapat internal untuk memutuskan dan menetapkan agenda Rapat
Pleno yang dibahas.
2) Rapat Pleno dihadiri oleh seluruh pengurus kolektif Lembaga Buruh dan Pekerja
Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

Pasal 24
Rapat Koordinasi / Konsultasi

Rapat Koordinasi/Konsultasi ialah Rapat Koordinasi/Konsultasi internal Lembaga Buruh


dan Pekerja Pemuda Pancasila secara vertikal dan/atau dengan Majelis Pimpinan sesuai
tingkatannya dan/atau dengan pihak eksternal.

90
BAB XI
KEUANGAN
Pasal 25

Keuangan Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila diperoleh dari :


1) Iuran anggota
2) Usaha-usaha yang sah
3) Sumbangan yang tidak mengikat.

BAB XII
KERJASAMA
Pasal 26

Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila dalam melaksanakan program kerjanya
dapat menjalin kerjasama dengan pihak lain, baik secara institusi maupun perorangan.

BAB XIII
PENUTUP
Pasal 27

1) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki


sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2) Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi tentang
Lembaga Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila yang pernah dikeluarkan sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku.
3) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH T.M. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

91
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 09/PO/MPN-PP/XI/2010

Tentang

PROSEDUR DAN MEKANISME


PEMBERIAN SANKSI ORGANISASI DAN/ATAU REHABILITASI

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda


Pancasila merupakan pedoman organisasi Pemuda Pancasila yang
harus dijunjung tinggi, ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh
anggotanya.
2. Bahwa demi menjaga ketertiban pengelolaan organisasi di semua
tingkatan, serta untuk menjamin hak-hak anggota di dalam
mengemban visi dan misi organisasi Pemuda Pancasila.
3. Bahwa pemberian sanksi atau rehabilitasi terhadap anggota,
kepengurusan kolektif dan individu pengurus sebagaimana yang
tercantum dalam pasal-pasal Anggaran Rumah Tangga Pemuda
Pancasila perlu diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
point 1, 2 dan 3 di atas, maka perlu diterbitkan Peraturan
Organisasi tentang Prosedur dan Mekanisme Pemberian Sanksi
Organisasi dan/atau Rehabilitasi.

Mengingat : 1. Hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila


tahun 2009 di Jakarta.
2. Hasil-hasil keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Arahan dan Petunjuk Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila.


2. Hasil Keputusan Rapat Pleno II MPN Pemuda Pancasila pada
tanggal 19 Mei 2010 di Jakarta.
3. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV MPN Pemuda Pancasila pada
tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG PROSEDUR DAN
MEKANISME PEMBERIAN SANKSI ORGANISASI
DAN/ATAU REHABILITASI.

92
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :


1) Sanksi-sanksi, ialah sanksi-sanksi organisasi Pemuda Pancasila.
2) Rehabilitasi, ialah rehabilitasi yang diberikan kepada anggota, atau kepada individu
pengurus yang terkena sanksi organisasi.

BAB II
SANKSI-SANKSI
Pasal 2

Sanksi-sanksi organisasi Pemuda Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Anggaran


Rumah Tangga Pemuda Pancasila BAB VI, Pasal 18 ayat 1), Pasal 19 ayat 1) dan Pasal
20 ayat 1).

Pasal 3

Jenis sanksi adalah sebagai berikut :


1) Teguran tertulis
2) Pemberhentian Sementara (Skorsing).
3) Pemberhentian Tetap.
4) Pemecatan
5) Pembekuan Kepengurusan Kolektif.

Pasal 4

Dasar-dasar pemberian sanksi kepada anggota, individu pengurus dan kepengurusan


kolektif adalah sebagai berikut :
1) Melakukan pelanggaran terhadap AD/ART Pemuda Pancasila.
2) Melakukan pengabaian terhadap kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh organisasi.
3) Melakukan kegiatan yang merugikan citra organisasi dan tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pasal 5

Tahapan Pemberian Sanksi kepada anggota sebagai berikut :


1) Teguran tertulis pertama, dilakukan oleh pimpinan dan/atau jenjang organisasi
setingkat di atasnya.
2) Teguran tertulis kedua, dilakukan oleh pimpinan dan/atau jenjang organisasi setingkat
di atasnya apabila teguran tertulis pertama tidak dilaksanakan.

93
3) Pemberhentian sementara (skorsing), dilakukan oleh pimpinan dan/atau jenjang
organisasi setingkat di atasnya, apabila teguran tertulis tidak diindahkan.
4) Pemecatan dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional apabila telah memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam BAB II pasal 3 dan pasal 4, yang
tembusannya disampaikan kepada MPW dan MPC.
5) Pemberian sanksi organisasi berupa pemberhentian sementara (schorsing) ataupun
pemecatan terhadap anggota dilakukan melalui Rapat Pleno.

Pasal 6

Pemberian sanksi organisasi terhadap individu pengurus, harus memenuhi tahapan sebagai
berikut :
1) Teguran tertulis pertama, dilakukan oleh pimpinan dan/atau jenjang organisasi
setingkat di atasnya.
2) Teguran tertulis kedua, dilakukan oleh Pimpinan dan/atau jenjang organisasi setingkat
di atasnya, apabila teguran tertulis pertama tidak dilaksanakan.
3) Pemberhentian Sementara (skorsing), dilakukan oleh pimpinan dan/atau jenjang
organisasi setingkat di atasnya melalui Rapat Pleno, apabila teguran tertulis tidak
diindahkan.
4) Pemberhentian Tetap dilakukan oleh pimpinan setelah mendapat persetujuan jenjang
organisasi setingkat di atasnya.

Pasal 7

Pemberian sanksi organisasi terhadap kepengurusan kolektif / pembekuan, harus


memenuhi dasar dan tahapan sebagai berikut :
1) Teguran tertulis pertama, dilakukan oleh pimpinan dan/atau jenjang organisasi
setingkat di atasnya.
2) Teguran tertulis kedua, dilakukan oleh Pimpinan dan/atau jenjang organisasi setingkat
di atasnya, apabila teguran tertulis pertama tidak dilaksanakan.
3) Pembekuan Kepengurusan Kolektif dilakukan oleh jenjang organisasi setingkat
diatasnya, bersama MPO dan/atau Penasehat sesuai tingkatannya sebagaimana
dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga, BAB VI, Pasal 19, ayat 3) butir (c).

BAB III
REHABILITASI
Pasal 8

Jenis rehabilitasi terhadap anggota atau individu pengurus yang terkena sanksi organisasi
terdiri dari :
1) Dipulihkan / diaktifkan kembali keanggotaannya.
2) Diaktifkan kembali fungsinya sebagai pengurus.

BAB IV
WEWENANG PEMBERIAN REHABILITASI
Pasal 9

1) Wewenang rehabilitasi terhadap anggota yang dipecat dilakukan melalui :


a) Rapat Pleno MPN Pemuda Pancasila
b) Musyawarah Besar

94
2) Diusulkan oleh anggota yang bersangkutan kepada MPN Pemuda Pancasila, dan
tembusannya disampaikan kepada MPW dan MPC Pemuda Pancasila.
3) Rehabilitasi terhadap individu pengurus yang diberhentikan sementara (skorsing)
dan/atau diberhentikan tetap, dilakukan melalui :
a) Rapat Pleno oleh institusi Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan.
b) Musyawarah sesuai tingkatannya.

BAB V
PENUTUP
Pasal 10

1) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini,, akan diperbaiki kembali
sebagaimana mestinya oleh MPN Pemuda Pancasila.
2) Dengan ditetapkan dan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan
Organisasi serta kebijakan-kebijakan lainnya yang mengatur pemberian sanksi atau
rehabilitasi, dinyatakan tidak berlaku.
3) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH TM. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

95
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 10/PO/MPN-PP/XI/2010

Tentang,

JABATAN LOWONG, RANGKAP KEPENGURUSAN


DAN PERGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa keputusan-keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda


Pancasila yang ditetapkan pada tanggal 20 s/d 22 Pebruari 2009,
adalah amanat yang harus implementasikan perwujudannya.
2. Bahwa untuk melaksanakan amanat keputusan-keputusan
Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimasksud dalam
konsideran butir 1 dan 2 di atas, maka dibutuhkan/diperlukan
personalia pengurus yang mampu menghayati, memahami,
memiliki integritas, loyalitas, dedikasi serta waktu yang cukup
untuk menjalankan aktifitas organisasi.

Mengingat : 1. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila di


Jakarta.
2. Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Usul, saran dan pendapat yang berkembang dalam Rapat Pleno IV
MPN Pemuda Pancasila tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV MPN Pemuda Pancasila pada
tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMU TUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG JABATAN LOWONG,


RANGKAP KEPENGURUSAN DAN PERGANTIAN
PENGURUS ANTAR WAKTU.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan :


1) Susunan dan Komposisi Pengurus ialah Susunan dan Komposisi Pengurus di setiap
jenjang / tingkatan Ormas Pemuda Pancasila.
2) Jabatan Lowong ialah jabatan lowong Pengurus di setiap jenjang / tingkatan Ormas
Pemuda Pancasila.

96
3) Rangkap Kepengurusan ialah rangkap kepengurusan di internal institusi Ormas
Pemuda Pancasila.
4) Pergantian Pengurus Antar Waktu ialah pergantian personalia Pengurus Antar waktu
di setiap jenjang / tingkatan Ormas Pemuda Pancasila.

BAB II
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS

Pasal 2

Susunan dan Komposisi Pengurus di setiap jenjang dan tingkatan Ormas Pemuda
Pancasila adalah sebagaimana tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga, BAB XI Pasal
25 s/d Pasal 30.

BAB III
JABATAN LOWONG
Pasal 3

Jabatan lowong Pengurus di setiap jenjang dan tingkatan, dapat dinyatakan apabila :

1) Personalia Pengurus meninggal dunia.


2) Personalia Pengurus berhalangan tetap karena cacat fisik seperti lumpuh, stroke,
sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara permanent.
3) Personalia Pengurus Majelis Pimpinan Nasional dan Majelis pertimbangan
Organisasi, yang berpindah domisili tetap di luar negeri.
4) Personalia Pengurus di Tingkat Majelis Pimpinan Wilayah atau MPO, yang
berpindah domisili tetap di luar negeri dan atau di provinsi lain.
5) Personalia Pengurus di tingkat Majelis Pimpinan Cabang atau MPO, yang berpindah
domisili tetap di luar negeri, di luar provinsi dan atau di Kabupaten/Kota lain.
6) Personalia Pimpinan Anak Cabang, atau Penasehat PAC, yang berpindah domisili
tetap di Kecamatan/Distrik/Nagari lain.
7) Personalia Pimpinan Ranting atau Penasehat Ranting yang berpindah domisili tetap
di Kelurahan / Desa lain.
8) Personalia Pimpinan Anak Ranting atau Penasehat Anak Ranting yang berpindah
domisili tetap di Rukun Warga / Dusun / Kampung lain.
9) Personalia Pengurus Lembaga-lembaga dan Badan-badan yang berpindah domisili
tetap di luar negeri untuk Pengurus Pusat, di provinsi lain untuk Pengurus Wilayah,
dan di Kabupaten/Kota lain untuk Pengurus Cabang.
10) Personalia pengurus yang mengundurkan diri secara tertulis.
11) Personalia Pengurus yang diberhentikan tetap (dipecat).
12) Personalia Pengurus yang tidak menghadiri / mengikuti Rapat Pleno sebanyak 3
(tiga) kali berturut-turut tanpa alasan/keterangan tertulis.
13) Personalia Pengurus terkena hukuman pidana dari Pengadilan Negeri yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap :
a) minimal 6 (enam) bulan, bagi pengurus Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan
Ranting dan Pimpinan Anak Ranting.
b) minimal 2 (satu) tahun, bagi pengurus Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila.

97
BAB IV
RANGKAP KEPENGURUSAN
Pasal 4
1) Rangkap Kepengurusan di internal institusi Pemuda Pancasila di semua tingkatan,
tidak diperbolehkan.
2) Terkecuali untuk menjadi anggota Majelis Pertimbangan dan/atau Penasehat.
3) Seseorang yang menjabat sebagai Ketua (Pucuk Pimpinan) di jenjang institusi
Pemuda Pancasila tidak diperbolehkan menjabat menjadi Ketua di OKP atau Ormas
lain, kecuali pada organisasi wadah berhimpun, organisasi profesi atau organisasi
keagamaan.

BAB V
PERGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU

Pasal 5

Pergantian Pengurus Antar Waktu di internal institusi Pemuda Pancasila, dilakukan


apabila memenuhi ketentuan BAB III Pasal 3 Peraturan Organisasi ini.

Pasal 6

1) Mekanisme dan prosedur pergantian pengurus antar waktu di setiap tingkatan institusi
Ormas Pemuda Pancasila dilakukan melalui Keputusan Rapat Pleno, kemudian
diusulkan ke institusi setingkat di atasnya guna mendapatkan pengesahan dengan Surat
Keputusan.
2) Di tingkat Majelis Pimpinan Nasional, Pergantian Pengurus Antar Waktu dilakukan
melalui Keputusan Rapat Pleno MPN Pemuda Pancasila.

Pasal 7

Mekanisme dan prosedur pergantian pengurus antar waktu di setiap tingkatan Lembaga
dan Badan-badan Pemuda Pancasila dilakukan melalui keputusan Rapat Pleno kemudian
diusulkan ke Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya guna mendapatkan
pengesahan dengan Surat Keputusan.

98
BAB VI
PENUTUP

Pasal 8

1) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki


sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2) Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka ketentuan mengenai Jabatan
Lowong, Rangkap Kepengurusan dan Pergantian Pengurus Antar Waktu yang
pernah dikeluarkan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
3) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH TM. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

99
PERATURAN ORGANISASI
No. 011/PO/MPN-PP/XI/2010

Tentang

PERWAKILAN PEMUDA PANCASILA DI LUAR NEGERI


Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : a. Bahwa hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda


Pancasila merupakan amanah dan perlu diwujudkan secara nyata
oleh seluruh jajaran fungsionaris Pemuda Pancasila.
b. Bahwa Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri merupakan
bagian yang tak terpisahkan dengan Ormas Pemuda Pancasila di
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Bahwa untuk itu, perlu diterbitkan Peraturan Organisasi tentang
Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri.

Mengingat : 1. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila


tahun 2009 di Jakarta.
2. Hasil-hasil keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009.

Memperhatikan : 1. Pemikiran, saran dan usul yang berkembang secara dinamis dalam
Tim Kerja yang membahas tentang Perwakilan Pemuda Pancasila
di Luar Negeri.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV MPN Pemuda Pancasila pada
tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN : PERATURAN ORGANISASI TENTANG PERWAKILAN


PEMUDA PANCASILA DI LUAR NEGERI.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri sebagaimana yang ditetapkan dalam


Anggaran Dasar Pemuda Pancasila BAB XI, Pasal 19 dan Anggaran Rumah Tangga BAB
XIV Pasal 38.

100
Pasal 2

1) Kedudukan Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri setingkat dengan Majelis


Pimpinan Wilayah, sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga
Pemuda Pancasila, BAB XIV Pasal 38 ayat 1).
2) Kedudukan dan tingkatan Perwakilan Pemuda Pancasila di negara bagian setingkat
dengan Majelis Pimpinan Cabang.

BAB II
FUNGSI

Pasal 3

Fungsi Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri ialah :


1) Sebagai bagian institusi Pemuda Pancasila yang tidak terpisahkan dengan Ormas
Pemuda Pancasila.
2) Sebagai sarana/media memperjuangkan Pokok-Pokok Perjuangan Ormas Pemuda
Pancasila dan sebagai penyalur aspirasi anggota Pemuda Pancasila serta WNI di luar
negeri.

BAB III
PEMBENTUKAN

Pasal 4

Pembentukan Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di luar negeri bersifat khusus, dan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1) Berkoordinasi dan konsultasi dengan Kedutaan Besar / Konsulat RI yang berada di


negara tersebut.
2) Diajukan/diusulkan permohonannya oleh Warga Negara Indonesia yang menetap
atau sedang melaksanakan studi atau bekerja di luar negeri minimal 5 (lima) orang
kepada MPN Pemuda Pancasila.
3) Jika telah memenuhi persyaratan yang berlaku, MPN Pemuda Pancasila
memberikan surat mandat pembentukan kepada yang bersangkutan untuk
mempersiapkan segala kebutuhan pembentukannya.

BAB IV
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS

Pasal 5

1) Susunan dan Komposisi Pengurus Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila Luar


Negeri pada dasarnya sama, sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga Pemuda Pancasila BAB XI Pasal 26.
2) Komposisi bidang-bidang dan jumlah pengurus dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

101
3) Nama-nama calon pengurus Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di Luar Negeri
diajukan oleh pemegang surat mandat pembentukan kepada Majelis Pimpinan
Nasional Pemuda Pancasila di Jakarta.
4) Kepengurusan Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di luar negeri dikukuhkan
melalui suatu acara yang diadakan/diselenggarakan khusus untuk itu, serta disahkan
dengan Surat Keputusan MPN Pemuda Pancasila.

BAB V
WEWENANG DAN TUGAS POKOK
Pasal 6

Wewenang dan tugas pokok Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di luar negeri, sama
sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila BAB
XV Pasal 40.

BAB VI
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 7

Pada dasarnya, keanggotaan, hak dan kewajibannya sama sebagaimana yang ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga Ormas Pemuda Pancasila, BAB III Pasal 9 s/d Pasal 14
dan BAB IV Pasal 15 dan Pasal 16.

BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 8

Jika memungkinkan, pada dasarnya musyawarah dan rapat-rapat Perwakilan Institusi


Pemuda Pancasila dilaksanakan sama sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BAB XII Pasal 21, Anggaran Rumah Tangga BAB XVI Pasal 48, Pasal 49, Pasal
57, Pasal 59 ayat 2, Pasal 4.

Pasal 9

Jika tidak memungkinkan, musyawarah dan rapat-rapat Perwakilan Institusi Pemuda


Pancasila di luar negeri dilaksanakan secara khusus dengan peserta perorangan (pengurus
dan anggota) yang ada di negara tersebut.

BAB VIII
MASA BAKTI KEPENGURUSAN
Pasal 10

Masa bakti kepengurusan Perwakilan Institusi Pemuda Pancasila di Luar Negeri adalah
4 (empat) tahun.

102
BAB IX
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 11

Setiap program kegiatan yang bersifat politis / pernyataan aspirasi dan/atau sikap politik,
wajib dikoordinasikan dengan MPN Pemuda Pancasila dan Kedutaan Besar / Konsulat RI
untuk mendapatkan persetujuannya.

BAB X
PENUTUP
Pasal 12

1) Apabila ada hal-hal yang bersifat substansi dan belum terakomodir dalam Peraturan
Organisasi ini, maka akan disempurnakan sebagaimana mestinya oleh Majelis
Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
2) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH TM. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

103
PERATURAN ORGANISASI
Nomor : 012/PO/MPN-PP/XI/2010

Tentang

PENYELENGGARAAN KADERISASI PEMUDA PANCASILA


Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa Pemuda Pancasila sebagai sumber kader bangsa yang


melahirkan pejuang-pejuang penerus cita-cita Pendiri Bangsa
untuk melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Bahwa untuk mewujudkan kader-kader organisasi Pemuda
Pancasila yang memiliki loyalitas, jiwa korsa, kesadaran disiplin
yang tinggi dalam mengemban dan melaksanakan misi perjuangan
Pemuda Pancasila perlu dilaksanakan kaderisasi.
3. Bahwa program Kaderisasi Pemuda Pancasila sebagai wahana
penggodokan dan pembinaan bagi para anggota, harus
dilaksanakan secara terarah, teratur dan berkesinambungan.
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
point 1 s/d 3 di atas, perlu diterbitkan Peraturan Organisasi tentang
Penyelenggaraan Kaderisasi Pemuda Pancasila.

Mengingat : 1. Hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila


tahun 2009 di Jakarta.
2. Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila
tahun 2009 di Jakarta.

Memperhatikan : 1. Usul, saran, pendapat yang tumbuh dan berkembang dalam Tim
Kerja yang membahas Peraturan Organisasi tentang
Penyelenggaraan Kaderisasi Pemuda Pancasila.
2. Hasil Keputusan Rapat Pleno IV MPN Pemuda Pancasila pada
tanggal 27 Nopember 2010 di Jakarta.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG PENYELENGGARAAN
KADERISASI PEMUDA PANCASILA.

104
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :

1) Pengertian Kaderisasi ialah sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah


Tangga Pemuda Pancasila, BAB VII Pasal 21 ayat 5).
2) Landasan ialah landasan kaderisasi Pemuda Pancasila.
3) Visi dan misi ialah visi dan misi kaderisasi Pemuda Pancasila.
4) Arah dan tujuan ialah arah dan tujuan kaderisasi Pemuda Pancasila.
5) Jenjang dan jenis kaderisasi ialah jenjang dan jenis kaderisasi Pemuda Pancasila
sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila,
BAB VII Pasal 21 ayat 4).
6) Alat kelengkapan ialah alat kelengkapan Kaderisasi Pemuda Pancasila.
7) Sasaran dan target ialah sasaran dan target kaderisasi Pemuda Pancasila.
8) Evaluasi, penilaian dan tanda kelulusan ialah evaluasi dan penilaian penyelenggaraan
kaderisasi Pemuda Pancasila serta tanda kelulusan.
9) Ketentuan khusus ialah ketentuan khusus tentang Acara Pembukaan dan Acara
Penutupan penyelenggaraan kaderisasi Pemuda Pancasila.

BAB II
PENGERTIAN KADERISASI
Pasal 2
Kaderisasi adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dalam rangka
mendewasakan, memandirikan dan mengakarkan Pemuda Pancasila dalam kehidupan
masyarakat dan Bangsa Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Rumah
Tangga Pemuda Pancasila, BAB VII Pasal 21 ayat 5).

BAB III
LANDASAN
Pasal 3

Landasan Kaderisasi Pemuda Pancasila adalah :


1) Landasan Ideologi : Pancasila
2) Landasan Konstitusional : UUD 1945 dan Per-UU yang berlaku
3) Landasan Operasional : Hasil-hasil keputusan Musyawarah Besar VIII
Pemuda Pancasila.

BAB IV
VISI DAN MISI

Pasal 4
Visi

Visi Kaderisasi Pemuda Pancasila merupakan tekad dan komitmen organisasi terhadap
kebesaran organisasi dimasa depan, yaitu “Menjadikan Pemuda Pancasila sebagai wadah

105
pengaderan untuk melahirkan kader bangsa yang berkemampuan mewujudkan cita-cita
Proklamasi 17 Agustus 1945”.

Pasal 5
Misi

Misi kaderisasi Pemuda Pancasila adalah untuk mengejawantahkan ide dasar dan pokok-
pokok perjuangan Pemuda Pancasila.

BAB V
ARAH DAN TUJUAN

Pasal 6
Arah

Arah Kaderisasi Pemuda Pancasila adalah untuk meningkatkan eksistensi organisasi


dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta meningkatkan kualitas
partisipasi organisasi dalam penyelesaian problem pembangunan diberbagai bidang.

Pasal 7
Tujuan

Tujuan Kaderisasi Pemuda Pancasila adalah :


1) Memperkuat komitmen kader terhadap Pancasila, Konstitusi Negara, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika.
2) Melahirkan kader militan yang memiliki watak kebangsaaan, sikap kenegarawanan,
dan semangat kegotong-royongan sebagai ciri kepribadian Pemuda Pancasila.
3) Melahirkan kader dan pemimpin yang mempunyai pengaruh kuat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB VI
SASARAN DAN TARGET

Pasal 8
Sasaran Kaderisasi
Sasaran kaderisasi Pemuda Pancasila ditujukan bagi seluruh Anggota, Pengurus Pemuda
Pancasila dan pihak lain yang bersedia mengikuti Kaderisasi Pemuda Pancasila.

Pasal 9
Target Kaderisasi

Target kaderisasi Pemuda Pancasila adalah :


1) Tingkat Cabang minimal 2 (dua) angkatan per tahun dengan jumlah peserta minimal
75 orang setiap angkatan.
2) Tingkat Wilayah minimal 2 (dua) angkatan per tahun dengan jumlah peserta
minimal 75 orang setiap angkatan

106
3) Tingkat Nasional minimal 2 (dua) angkatan per tahun dengan jumlah peserta
minimal 75 orang setiap angkatan.
4) Pelatihan Instruktur dilaksanakan oleh MPN Pemuda Pancasila, minimal 2 (dua)
angkatan per tahun, dengan jumlah peserta minimal 75 orang setiap angkatan.

BAB VII
ALAT KELENGKAPAN KADERISASI
Pasal 10

Alat kelengkapan kaderisasi Pemuda Pancasila terdiri dari :


1) Penanggung Jawab/Penyelenggara dan Badan Pelaksana Kaderisasi, Komposisi dan
Tugas.
2) Kurikulum/silabus dan metode.
3) Instruktur
4) Peserta

Pasal 11
Penanggung Jawab/Penyelenggara Kaderisasi

1) Penanggung Jawab Penyelenggaraan Kaderisasi adalah Majelis Pimpinan Pemuda


Pancasila di semua tingkatan.
2) Pelaksana Kaderisasi adalah Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila bersama Badan
Pelaksana Kaderisasi Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.
3) Badan Pelaksana Kaderisasi Pemuda Pancasila dibentuk dan disahkan dengan Surat
Keputusan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

Pasal 12
Komposisi

Komposisi Personalia Badan Pelaksana Kaderisasi Pemuda Pancasila di masing-masing


tingkat Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila terdiri dari :
1) 1 (satu) orang Ketua (dari unsur Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila)
2) 1 (satu) orang Wakil Ketua
3) 1 (satu) orang Sekretaris
4) 1 (satu) orang Wakil Sekretaris
5) 1 (satu) orang Bendahara
6) 1 (satu) orang Wakil Bendahara
7) 3 (tiga) orang Bidang Pendidikan dan Latihan
8) 3 (tiga) orang Bidang Perencanaan dan Logistik
9) 3 (tiga) orang Bidang Administrasi dan Inventarisasi

Pasal 13
Tugas

Tugas pokok Badan Pelaksana Kaderisasi Pemuda Pancasila adalah :


1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan kegiatan kaderisasi.
2) Mempersiapkan peserta
3) Mempersiapkan materi kaderisasi sesuai dengan kurikulum/silabus.
4) Mempersiapkan Tanda Kelulusan dalam bentuk Sertifikat dan Brefet.

107
5) Mempersiapkan Instruktur.
6) Melakukan pendataan serta monitoring hasil Kaderisasi.
7) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan kaderisasi kepada Majelis Pimpinan Pemuda
Pancasila sesuai tingkatannya.

Pasal 14
Kurikulum/silabus

Kurikulum/silabus kaderisasi Pemuda Pancasila terdiri dari :

1) Materi Inti (Pokok), meliputi :


a) Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI
b) Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara
c) Sistem Politik Indonesia
d) Strategi dan arah Pembangunan Nasional dan pembangunan Daerah
e) Supremasi hukum dan Hak Azasi Manusia
f) Pengarus-utamaan gender
2) Materi Khusus Ke-PEMUDA PANCASILA-an, meliputi :
a) Sejarah dan Dinamika Perjalanan Pemuda Pancasila
b) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
c) Kemampuan Kepemimpinan
d) Penguasaan Manajemen Ke-Organisasi-an
e) Pengelolaan Kecerdasan Emosial
3) Materi Penunjang :
a) Teknik Komunikasi Personal, Retorika, dan Protokoler
b) Teknik Diskusi dan Persidangan
c) Kesamaptaan, kedisiplinan dan baris berbaris.

Pasal 15

Kurikulum/silabus Diklat Instruktur Kader, meliputi :


1) Teknik Conditioning Peserta
2) Pengelolaan sistem Kaderisasi
3) Penguasaan Materi Kaderisasi
4) Micro Teaching (simulasi)
5) Studium General problematika masalah-masalah nasional
6) Dinamika Organisasi Pemuda Pancasila, sejarah dan tokoh utama
7) Pemahaman dan pengelolaan otak kanan dan otak kiri (pengelolaan kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual)
8) Teknik evaluasi Diklat
Pasal 16
Metode
1) Metode kaderisasi terdiri dari : Ceramah, Diskusi, Simulasi, Pembinaan Mental dan
Fisik yang dipandu oleh Instruktur.
2) Materi Ceramah dapat ditambahkan sesuai kebutuhan lokal, seperti pembekalan yang
disampaikan oleh Pemkot/Pemkab, LSM, tokoh masyarakat atau pihak-pihak strategis
lainnya.

108
3) Prosentase kurikulum dari total waktu penyelenggaraan kaderisasi adalah :
a) Ceramah ....................................... 60 %
b) Diskusi dan Simulasi .................. 30 %
c) Pembinaan mental dan fisik ....... 10 %

Pasal 17
Instruktur Kaderisasi
Persyaratan Instruktur :
1) Memiliki sertifikat hasil kaderisasi yang diselenggarakan oleh Pemuda Pancasila
dengan nilai sangat memuaskan (UTAMA).
2) Telah mengikuti Pelatihan Instruktur yang diselenggarakan oleh Pemuda Pancasila
serta memiliki sertifikat sebagai Instruktur dan Brefet.
3) Dari eksternal/mitra organisasi Pemuda Pancasila yang ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Pemuda Pancasila dan/atau atas usul Badan Pelaksana Kaderisasi.

Pasal 18
Tugas dan tanggung jawab
Tugas dan tanggung jawab Instruktur ialah :
1) Menyajikan materi dan membimbing peserta.
2) Mengarahkan peserta untuk mencapai tujuan kaderisasi.
3) Bertanggung jawab kepada Badan Pelaksana Kaderisasi Pemuda Pancasila.

Pasal 19
Peserta Kaderisasi

Persyaratan Peserta Kaderisasi Pemuda Pancasila :


a) Warga Negara Indonesia (WNI) serta memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
b) Memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Pemuda Pancasila.
c) Sehat jasmani dan rohani.
d) Berusia minimal 16 tahun.
e) Direkomendasikan oleh Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila.
f) Bersedia menandatangani Pernyataan yang dipersiapkan oleh Penyelenggara.

BAB VIII
PENILAIAN DAN TANDA KELULUSAN

Pasal 20
Penilaian

1) Penilaian terhadap peserta kaderisasi meliputi :


a) Tingkat kehadiran mengikuti rangkaian kegiatan.
b) Keaktifan dan kemampuan dalam menyerap materi.
c) Jawaban terhadap Questioner dan Essay.
d) Prestasi dalam Simulasi dan Diskusi kelompok.

109
2) Penilaian dinyatakan dengan huruf :
A = Sangat Memuaskan (Utama)
B = Cukup Memuaskan (Madya)
C = Kurang Memuaskan (Pratama)

3) Penilaian terhadap peserta kaderisasi dilakukan oleh Majelis Pimpinan Pemuda


Pancasila bersama Badan Pelaksana Kaderisasi sesuai tingkatannya.

4) Peserta kaderisasi yang telah memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan dari
lembaga-lembaga resmi dapat menjadi nilai tambah bagi peserta kaderisasi dan
Instruktur.

Pasal 21
Tanda Kelulusan

1) Tanda Kelulusan diberikan kepada setiap peserta yang telah mengikuti kaderisasi dan
dinyatakan lulus sesuai hasil penilaian.

2) Tanda Kelulusan Kaderisasi, berupa :


a) Sertifikat yang diterbitkan dan ditandatangani oleh MPN Pemuda Pancasila.
b) Brefet (wing/emblem), yang dikeluarkan oleh MPN Pemuda Pancasila.

BAB IX
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 22

1) Susunan Acara Pembukaan disesuaikan dengan kelaziman yang berlaku.


2) Acara Penutupan kaderisasi disertai dengan penyematan tanda kelulusan dan
pembacaan Surat Keputusan.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23
1) Segala sesuatu yang diperlukan dan belum termaktub dalam Peraturan Organisasi ini
diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis yang
dipersiapkan oleh Badan Pelaksana Kaderisasi.
2) Apabila terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.

110
3) Dengan diberlakukannya Peraturan Organisasi ini, maka segala ketentuan yang
pernah dikeluarkan sebelumnya tentang Kaderisasi Pemuda Pancasila dinyatakan
tidak berlaku.
4) Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Nopember 2010

Majelis Pimpinan Nasional


PEMUDA PANCASILA
ttd. ttd.

Japto S. Soerjosoemarno, SH TM. Nurlif, SE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

111

Anda mungkin juga menyukai