Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH DASAR-DASAR KOMUNIKASI

KAITAN ILMU KOMUNIKASI DENGAN ILMU LAIN DAN PRINSIP-PRIINSIP


KOMUNIKASI

Nama Kelompok 2 :
Anis Nurhamidah (18004004)
Anisya Adefia (18004057)
Adhitya Prayatna Nugraha (18004147)
Rahmat Fauzan (18004212)

Dosen Pembimbing :
Dra. Zuwirna, M. Pd
Dra. Zuliarni, M. Pd

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2018

1|Page
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan atas segala Rahmat dan Hidayah Allah SWT, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang, “”. Di mana
makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas kelompok pada matakuliah Dasar-Dasar
Komunikasi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dalam matakuliah Dasar-
Dasar Komunikasi, dan kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
pembuatan makalah ini.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan
membaca makalah ini dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan, baik dalam penulisan maupun isi, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari yang membaca. Penulis mengharapkan makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada semua orang yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Padang, 4 September 2018

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ketika ilmu komunikasi berangkat dari sekian banyak ilmu pengetahuan maka tidak
mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang multidisiplin. Bidang
multidisiplin dalam ilmu komunikasi disebabkan bahwa gejala komunikasi merupakan
fenomena pokok dalam kehidupan manusia. Sejarah komunikasi sendiri sudah berkembang
jauh sebelum ilmu tentang komunikasi itu sendiri berkembang. Ketika komunikasi berada
dalam khasanah ilmu pengetahuan, maka ilmu komunikasi yang dikenal sampai sekarang
adalah disiplin ilmu yang berumur relatif lebih muda jika dibandingkan dengan sosiologi,
biologi, astronimi, fisika bahkan filsafat.
Dalam perkembangan ilmu komunikasi terdapat beberapa bidang ilmu yang memberikan
kontribusi konkret terhadap perkembangan ilmu komunikasi. Ilmu-ilmu tersebut adalah ilmu
filsafat, ilmu politik, ilmu sosial dalam hal ini adalah sosiologi, antropologi, dan psikologi.
Ilmu politik memberikan ruang pertama pada pembahasan propaganda politik berikut
pengaruhnya kepada masyarakat. Sosiologi memberikan tempat dimana komunikasi tidak
bisa melepaskan diri dari masalah interaksi antara manusia. Psikologi memberikan kajian
pelengkap mengenai masalah komunikasi yang berkaitan dengan prilaku psikologis seorang
manusia (individu) maupun tindakan masyarakat.
Walaupun demikian bantuan atau kontribusi ilmu selain yang di atas juga tidak bisa
dipungkiri seperti ilmu matematika (yang persis juga dipakai oleh Shannon dalam
menjelaskan persoalan mendasar komunikasi), linguistik (yang turut membantu komunikasi
dalam mempelajari karakteristik pesan dalam sebuah bahasa), biologi(yang turut membentuk
komunikasi yang dipahami sebagai sebuah sistem jaringan yang saling terhubung satu sama
lain). Berdasarkan pernyataan diatas, maka dari itu kami akan menyajikan beberapa
penjelasan tentang ilmu komunikasi dengan ilmu lain.

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN MAKALAH

1. Menyelesaikan tugas dari dosen mata kuliah pengantar ilmu komunikasi untuk
membuat makalah tentang pengertian dan definisi komunikasi, sejarah dan
perkembangannya serta bagian-bagian dari komunikasi massa.
2. Menjabarkan dan mengkaji secara mendalam menengenai tugas yang diberikan.

4|Page
3. Memahami lebih lanjut materi tugas yang diberikan.

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

1. Prinsip-Prinsip Komunikasi

Seperti fungsi dan definisi komunikasi, prinsip-prinsip komunikasi juga diuraikan dengan
berbagai cara oleh para pakar komunikasi juga diuraikan dengan berbagai cara oleh para pakar
komunikasi. Mereka ada kalanya menggunakan istilah-istilah lain untuk merujuk pada prinsip-
prinsip komunikasi ini. Misalnya, William B. Gudykunst dan Young Yun Kim menyebutnya
asumsi-asumsi komunikasi, sedangkan Cassandara L. Book, Bert E.Bradley, Larry A. Samovar
dan Richard E. Porter, Sarah Trenholm dan Arthur Jensen menyebutnya karakteristik-
karakteristik komunikasi. Diilhami oleh pembahasan prinsip-prinsip komunikasi dalam sumber-
sumber di atas, juga dalam karya-karya penulis lain seperti John R. Wenbrug dan William W.
Wilmot, Kenneth K.Sereno dan Edward M. Bodaken, Gordon I. Zimmerman et al. , Joseph A.
DeVito, saya mencoba membuat “ ramuan baru” mengenai prinsip-prinsip komunikasi berikut
dengan menggunakan contoh-contoh yang bersumber dari pengalaman dan pengamatan pribadi
serta rujukan lain yang relevan. Prinsip-prinsip komunikasi pada dasarnya merupakan penjabaran
lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi.

1.1 Prinsip : Komunikasi Adalah Proses Simbolik


Ernst Cassirer mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah
keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang
digunakan untuk menujukkan sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Lambang mempunyai beberapa sifat seperti berikut
ini.

1.1.1 Lambang bersifat sebarang, manasuka, atau sewenang-wenang


Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata (lisan
atau tulisan), isyarat anggota tubuh, makanan dan cara makan, tempat tinggal, jabatan
(pekerjaan), olahraga, hobi, peristiwa, hewan, tumbuhan, gedung, alat (artefak), angka, bunyi,
waktu, dan sebagainya. Semua itu menjadi lambang.
Lambang hadir dimana-mana dan tidak henti-hentinya menerpa kita: gosip antartetangga,
tagihan listrik, buku yang kita baca, lagu lewat radio, berita TV, suara azan, spanduk di pinggir
jalan, stiker bertuliskan Kopassus di kaca belakang sebuah mobil, lampu lalu lintas, bunyi peluit
polisi, gerutan pengamen jalanan, tangisan bayi dalam gendongan pengemis, kalung bertanda
salib yang dikenakan seorang wanita Tinghoa, blus putih dan rok abu-abu yang dikenakan
seorang remaja putri, rayuan pelayanan took, dan sebagainya. Makanan saja bersifat simbolik.
Banyak orang makan Mc Donald’s burger atau Kentucky fried chicken direstoran cepat saji,
bukan karna mereka benar-benar menyukai makanan itu, namun krna makanan di tempat itu

6|Page
memberi mereka status tertentu. Kulit putih dianggap berstatus lebih tinggi daripada kulit hitam.
Banyak iklan krim pemutih kulit yang melukiskan bagaimana krim yang diiklankan itu secara
ajaib memutihkan kulit, seperti terlihat di televisi.
Padahal, sebenarnya, kulit sawo matang seperti kebanyakan kulit wanita diindonesia
tidak mungkin dibuat menjadi putih. Kosmetiklah yang membuat wanita lebih bersih, lebih
jernih, lebih bercahaya seperti mutiara. Tempat tinggal juga bersifat simbolik. Interior rumah,
seperti furnitur, pajangan, dan hiasan dinding juga diberi makna. Buku-buku yang dipajang
mempresentasikan bahwa penghuni rumah adalah intelektual atau pecinta pengetahuan (dosen
atau peneliti) misalnya, atau ingin dipandang seperti itu, sehingga ada juga orang-orang yang
memajang benda-benda yang terbuat dari kertas yang kalau dilihat seperti deretan buku buku
tebal. Botol-botol minuman keras yang dipajang di ruang tamu, meskipun kosong, juga
mempresentasikan cita rasa modern penghuninya.
Pekerjaan juga sering bersifat simbolik. Satu di antaranya adalah sekretaris. Sekretaris
juga adalah lambing kekuasaan yang menegaskan bahwa atasannya benar-benar seorang bos.
Citra simbolik ini sekrang pun masih terasa. Ada kesan bahwa semakin banyak sekretaris yang
dipekerjakan, dan semakin indah mereka dipandang, semakin bonafidlah perusahaan yang
bersangkutan.

1.1.2 Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna; kitalah yang memberi
makna pada lambang
Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambing itu sendiri.
Dengan kata lain, sebenarnya tidak ada hubungan yang alami antara lambang dengan referent
(objek yang dirujuknya). Anda dapat mengatakan bahwa anda tentara atau memakai baju tentara,
meskipun anda sama sekali bukan tentara. Anda mengaku anda mencintai seseorang, padahal
yang anda rasakan justru malah sebaliknya. Atau, anda mengacungkan jempol kepada kawan
anda yang baru selesai menyanyi di panggung, padahal anda sebenarnaya menganggap
penampilannya buruk. Sebagian orang percaya bahwa angka-angka tertentu mengandung makna-
makna tertentu, misalnya: kualitas (bagus atau jelek), kekuatan, keberuntungan, atau kesialan.
Angka tujuh atau 17 sering dianggap angka keberuntungan. Kombinasi angka 17-8-45
sering dianggap angaka keramat. Tidak mengherankan bila lambang garuda kita dihiasi dengan
sayap berjumlah 17 bulu, ekor berjumlah 8 bulu, dan leher berjumlah 45 bulu. Angka 8 konon
bisa mendatangkan kekayaan, dan angka 9 keberuntungan. Tidak hanya berlangsung di
Indonesia, di Singapura, Hongkong, bahkan Amerika Serikat. Monterey Park, California Selatan,
Amerika serikat adalah wilayah permukiman yang digandurungi orang-orang Cina dan Vietnam
karena telepon disana diawali dengan nomor 818. Di Jepang angka angka yang harus digunakan
dengan hati-hati adalah angka 4 dan 9. Dalam hal ini ketakutan akan angka-angka tersebut
berdasarkan kesamaan bunyi. Bunyi untuk angka 4 adalah shi,yang berarti kematianku bunyi
untuk angka 9, berarti penderitaan. Akan tetapi, angka yang dianggap paling “berbahaya” secara
universal mungkin angka 13. Banyak orang percaya bahwa angka 13 adalah angka sial. Orang
barat punya mitos bahwa hari jum’at tanggal 13 adalah hari bencana, semacam malam jum’at

7|Page
kliwon dalam tradisi Jawa yang dipercayai sebagai malam munculnya roh gentayangan.
Namanya juga takhayul. Anda percaya? Saya tidak.
Terlepas dari persoalan diatas, mungkin ada juga dokter atau doktor yang semata-mata
tidak tahu bahwa singkatan yang benar untuk gelar mereka adalah dr. atau Dr. sebagian
masyarakat kita, termasuk yang berpendidikan tinggi masih “tergila-gila” pada gelar
menganggapnya sebagai symbol status. Singkatan gelar yang dimulai dengan huruf kecil (apalagi
huruf kecil semua), seperti dr. dianggap kurang hebat bila dibandingkan dengan singkatan yang
dimulai dengan huruf besar (atau huruf besar semua), misalnya Dr. makanya tidak aneh kalau
dokter-dokter yang sebenarnya tahu bahwa singkatan gelar mereka adalah dr., tetapi tetap saja
menggunakan Dr., karena yang kedua itu memberikan citra lebih gagah. Dalam kasus lain,
Thenzara Zaid, seorang wanita yang memerankan Ibu Subangun yang judes dalam drama TVRI
lainnya akhir decade 1980-an, kerap diperlakukan tidak senonoh, dicubit misalnya, oleh publik
ketika si pemeran itu ditemui public diluar rumah, karena si pemeran Ibu Subangun. Banyak
antara kita pun agaknya sulit membedakan antara Rano Karno dengan “Si Doel” atau antara
anjasmara dengan “Si Cecep”, yang diperankan dengan sangat baik dalam sinetron TV swasta.

1.1.3 Lambang Itu Bervariasi


Lambang itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke tempat
lain, dari suatu konteks waktu ke konteks lain. Untuk menyebut benda seperti yang and abaca
sekarang ini orang Indonesia menggunakan kata buku, orang Jepang hon, orang Inggris book,
orang Jerman buch , orang Belanda boek, dan orang Arab kitab. Kita hanya memerlukan
kesepakatan mengenai suatu lambang. Kalau kita sepakat semua, kita bisa saja menamai benda
berkaki empat yang biasa kita duduki dengan ”meja” bukan “kursi”.
Panggilan Bung yang pada zaman revolusi lazim digunakan dan berkonotasi positif karna
menunjukkan kesederajatan kini tidak popular lagi, kecuali digunakan oleh penyaji acara
olagraga ketika berbicara kepada narasumbernya di studio TV. Panggilan ini dapat menyinggung
perasaan orang yang memanggil. Kata heboh yang belakangan ini digunakan kawula muda juga
tampaknya mengalami pergesran makna, bukan saja berarti gaduh, ribut atau gempar, namun
juga berarti “ramah”, “hebat” atau “keren”. Kata moneter yng berarti ”menyangkut keuangan”
belakang sering diucapkan rakyat jelata, seperti dalam kalimat “Wah, lagi moneter, nih,” namun
mereka mengartikan kata itu sebagai “krisis.” Istilah lengser pun sudah mengalami perubahan
makna. Istilah ini sebenarnya merujuk pada mundurnya seorang raja dari tahta. Kini istilah
lengser bahkan digunakan untuk mundurnya pejabat karena didemo, dipaksa, dan dihujat rakyat.
Oleh karena itu lambang sangat penting untuk menyampaikan gagasan pengetahuan
kepada orang ke orang, namun juga gagasan dari suatu generasi ke generasi lainnya, meskipun
generasi tersebut dipisahkan oleh waktu ratusan tahun.

1.2 Prinsip : Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi


Kita tidak dapat tidak berkomunikasi. Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah
komunikasi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang
lain atau perilakunya sendiri. Cobalah anda meminta untuk tidak berkomunikasi, Amat sangat
8|Page
sulit baginya untuk melakukan demikian. Tersenyum ditafsirkan bahagia; kalau cemberut
ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika kita berdiam diri sekalipun, ketika kita mengundurkan diri
dari komunikasi dan lalu menyendiri, sebenarnya kita mengkomunikasikan banyak pesan. Diam
juga berarti setuju, diam kita mungkin mentafsirkan orang sebagai setuju atas suatu situasi yang
melibatkan kita, seperti misalkan seorang pencuri singkong terpaksa menngambil di kebun orang
lain krna dia takut tidak diberi izin jika meminta padahal dia tengah kelaparan, dan kemudian
pencuri tersebut di tangkap oleh warga yang main hakim sendiri dan kemudian dia dibawa ke
kantor polisi, lalu polisi yang menanyakan semua pertanyan yang menyangkut dirinya hingga dia
mencuri, dia hanya diam dan tidak bisa membantah krna semua yang dikatakan polisi itu benar.
Misalnya juga ia sedang frustasi, kesepian, romantic, ingin sendiria dan tidak mau diganggu,
mencari ilham untuk menulis puisi dan sebagainya. Seorang tamu restoring yang makan dan
tidak mengucapkan sepatah katapun kepada orang yang ia temui menampilkan perilaku yang
potensial untuk ditafsirkan, misalnya bahwa ia sedang marah, frustasi, patah hati, sakit gigi atau
bisu.

1.3 Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan


Dimensi ini menunjukkan muatan atau (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan.
Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga
menginsyaratkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana
hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagaimana pesan itu ditafsirkan. Contohnya, kalimat
“Aku benci kamu” yang diucapkan dengan nada menggoda mungkin sekali malah justru
sebaliknya. Seorang gadis yang mengatakan “Ih, jahat kamu” kepada seorang teman prianya
ambil mencubit sang pemuda, sebenernya tidak memaksudkan kata jahat itu dalam arti
sebenarnya, melainkan mungkin sebaliknya, sebagai tanda gemas campur senang kepada sang
pemuda. Seorang pemudi denga pertanyaan “Pergi ke Jakarta ,dik?” ketika keduanya duduk
berdekatan dalam kereta api dari Bandung ke Jakarta. Tentu saja, pria itu bukannya tidak tau
bahwa kereta api itu menuju Jakarta, melainkan ia ingin berkenalan dengan gadis yang disapanya
atau ingin menunjukkan bahwa ia seorang pemuda yang ramah. Seorag suami yang menjawab “
Bagus” ketika dimintai pendapat oleh istrinya mengenai baju yang baru saja yang baru dibeli dan
dikenakan istrinya itu, mungkin sekali tidak dikatakan yang sebenarnya, bila sang suami
menjawab seraya menonton TV atau membaca surat kabar.
Jadi, kata yang menyenangkan disertai kualitas suara yang tidak menyenangkan itu
disebut sarkasme, sedangkan kata-kata tidak menyenangkan dengan nada menyenangkan disebut
lelucon. Dalam dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan dimensi hubungan merujuk pada
unsure-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
tersebut. Pengaruh pesan juga akan bebeda bila disajikan dengan media yang berbeda.

1.4 Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan


Contohnya ketika anda melamun sementara orang lain memperhatikan anda dan ketika
anda menyampaikan pidato. Kesengajaan bukanlah syarat untuk trjadinya komunikasi yang
benar-benar direncanakan. Meskipun kita tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang
9|Page
lain, perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain. Konsep “kesengajaan” ini sebenarnya susah
juga. Misalnya apa ketika seorang dosen memberikan kuliah “Pengantar Ilmu Komunikasi”, ia
betul-betul menyengajakannya, sehingga sehingga dari menit ke menit ia tahu persis kata-kata
apa yang akan di ucapkannya, intonasinya, ekspresi wajahnya, postur tubuhnya, dan gerak-gerik
anggota tubuh yang akan ditampilkannya.
Namun lebih banyak lagi pesan nonverbal yang kita tunjukkan tanpa kita sengaja.
Misalnya, seorang mahasiswa tanpa sengaja bertolak pinggang dengan sebelah lengannya ketika
presentasi dihadapan suatu tim dosen, sebagai kompensasi dari kegugupannya, yang boleh jadi
dipersepsi oleh tim dosen itu sebagai wujud atau kekurangsopanan atau bahkan keangkuhan.
Perilaku nonverbal lainnya, seperti postur tubuh yang tegap, cara berjalan yang mantap ketika
menuju podium untuk berpidato, jabatan tangan yang kuat, gerakan tangan yang bebas saat
berbicara, kontak mata, dan cara berpakaian yang rapi, boleh jadi tanpa sengaja
mengkomunikasikan suatu pesan, misalnya rasa percaya diri. Sebaliknya, orang menunduk, suara
pelan, dan berpakaian kusut, dapat dipersepsi sebagai orang yang kurang percaya diri, meskipun
belum tentu anggapan itu 100% benar.Jadi, niat atau kesengajaan bukan syarat yang mutlak
untuk seseorang dalam berkomunikasi.
1.5 Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
Makna pesan juga bergantung pada konteks dan ruang (termasuk iklim, suhu, intensitas
cahaya, dan sebagainya), waktu, social dan psikologis. Topik-topik yang lazim dipercakapkan
dirumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “ lelucon”, acara televisi,”mobil,”bisnis” atau
“perdagangan,” terasa kurang sopan bila dikemukakan di masjid.
Seorang kiai NU pernah mengemukakan”Bila ia kawan saya, saya akan menerimanya di
dalam rumah, bila ia seseorang yang belum saya kenal saya akan menerimanya diteras, dan bila
ia musuh saya, saya akan menerimanya di pekarangan atau halaman rumah saya. Kehadiran
orang lain, sebagai konteks social juga akan mempengaruhi untuk berkomunikasi.

1.6 Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi


Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi
mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan tatakarma. Artinya, orang-orang
memlih strategi tertentu bagaimana orang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak
selalu disadari, dan sering berlangsung cepat. Anda tidak dapat menyapa orangtua anda atau
dosen anada dengan “Kamu” atau “Elu”, kecuali bila anda bersedia menerima risikonya, misanya
dicap sebagai orang yang kurang ajar. Anda katakana (“Terima kasih”) ketika menerima hadiah
anda menyenggol seseorang tanpa sengaja (“Maaf”). Setiap bangun tidur, kita akan merasa
cemas dan takut, karna kita tidak menduga apa yang akan lakukan terhadap kita. Bagaimanapun,
ketika anda memasuki sebuah took, anda dapat menduga bagaimana perilaku verbal dan
nonverbal si pelayan took yang tidak anda kenal. Tidak mungkin orangtua, suami atau istri anda
tiba-tiba menendang anda begitu anda tiba dirumah sore hari, padahal pagi hari sebelum anda
berangkat kuliah atau kerja anda pamit kepada mereka dengan hangat.

1.7Komunikasi Bersifat Sistemik


10 | P a g e
Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup ( a living system) Ada 2 sistem dasar
yang beroperasi dalam transaksi komunikasi yaitu :
1. Sistem Internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia
berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap selama sosialisasinya dalam berbagai
lingkungan sosialnya ( keluarga, masyarakat setempat, kelompok suku, kelompok agama,
lembaga pendidikan, kelompok sebaya, tempat kerja, dll). Prinsipnya nya dalam berbagai
lingkungan sosialnya sistem internal mengandung semua unsur yang membentuk
individu yang unik, termasuk ciri – ciri kepribadiannya, intelegensi, pendidikan,
pengetahuan, agama, bahasa, motif, keinginan, cita-cita dan semua pengalaman masa
lalunya, yang pada dasarnya tersembunyi. Setiap individu adalah suatu sistem internal
dan jumlah sistem internal adalah sebanyak individu yang ada.
2. Sistem eksternal terdiri dari unsur – unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk
katadi – kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di
sekitarnya, penataan ruangan, cahaya dan temperatur ruangan. Elemen – elemen ini
adalah stimuli publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi
komunikasi. Akan tetapi , karena masing - masing orang mempunyai sistem internal
yang berbeda , maka setiap orang.

Tidak akan memiliki bidang perseptual yang sama, meskipun mereka duduk di ruang
yang sama, duduk dikursi yang sama dan menghadapi situasi yang sama. Misalnya bagi orang
yang baru patah hati, nyanyian sentimentil yang ia denganrkan di ruangan itu sangat mengharu-
birunya dan membuatnya menitikan air mata, sementara bagi orang disampingnya lagu itu
bahkan menyebalkannya karena bersifat cengeng. Maka dapat dikatakan bahwa komunikasi
adalah produk dari perpaduan antara sistem internal dan sistem eksternal. Lingkungan dan objek
mempengaruhi komunikasi kita, namun persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi
cara kita berperilaku.
Lingkungan dimana para peserta komunikasi itu berada merupakan bagian dari suatu
sistem lain yang lebih besar seperti rumah kita, sekolah kita, tempat kerja kita, merupakan bagian
– bagian dari suatu lingkungan berupa masyarakat kota, yang kesemuanya saling mempengaruhi.

1.8 Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin Efektiflah Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para
pesertanya (orang – orang yang sedang berkomunikasi). Misalnya penjual yang datang ke
rumah untuk mempromosikan barang dianggap telah melakukan komunikasi efektif bila
akhirnya tuan rumah membeli barang yang ia tawarkan, sesuai dengan yang diharapkan penjual
itu, dan tuan rumahpun merasa puas dengan barang yang dibelinya.
Dalam kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, meskipun mereka
kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yang sama, diberi makanan yang sama dan
dididik dengan cara yang sama. Namun kesamaan dalam hal tertentu misalnya agama, ras
( suku), bahasa, tingkat pendidikan atau tingkat ekonomi akan mendorong orang – orang untuk
saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih
11 | P a g e
efektif. Kesamaan bahasa khususnya akan membuat orang-orang yang berkomunikasi lebih
mudah mencapai pengertian bersama dibandingkan dengan orang –orang yang tidak memahami
bahasa yang sama.

1.9 Komunikasi Bersifat Nonsekuensial


Komunikasi dasar sebenarnya adalah komunikasi dua arah ( tatap muka). Contohnya
komunikasi dalam suatu rapat atau kuliah, komunikasi berlangsung dua arah, karena orang yang
dianggap si pendengar sebenarnya memberikan reaksi sebagai lawan bicara baik dalam bentuk
sikap ( menguap, senyum, bertanya, kening berkerut, anggukan, dll. Hal ini disebut komunikasi
sirkuler atau dua arah karena mereka mengirim dan menerima pesan pada saat yang sama.
Komunikasi ini ditandai dengan:
1. Orang berkomunikasi dianggap setara
2. Proses komunikasi berjalan timbal balik
3. Pesan yang disampaikan oleh A merupakan umpanbalik bagi B
4. Komunikasi antara dua orang juga melibatkan komunikasi dengan diri sendiri pada
masing – masing individu

1.10 Komunikasi bersifal Prosesual, Dinamis dan Transaksional


Komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir. Melainkan merupakan
proses yang berkesinambungan atau kontinu. Suatu kejadian tidak akan pernah sama untuk
waktu yang berbeda. Dan tidak pernah saat yang sama dua kali. Komunikasi terjadi sekali waktu
dan kemudian menjadi bagian dari sejarah kita. Dalam proses komunikasi itu, para peserta
komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecilpun pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal
ataupun lewat komunikasi non verbal. Semua model komunikasi sebenarnya merupakan
“pemotretan” atas gambaran diam ( statis) dari proses tersebut.
Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa
peserta komunikasi berubah (dari sekedar perubahan pengetahuan hingga berubah pandangan
dunia dan perilakunya). Contohnya ada orang yang berubah sedikit demi sedikit, namun
perubahan akhirnya cukup besar. Namun ada yang berubah secara tiba – tiba melalui cuci otak
atau konversi otak.
Implisit dalam proses komunikasi sebagai transaksi ini adalah proses penyandian dan
penyandian balik. Kedua proses itu terjadi secara serentak bukan bergantian. Keserempakan
inilah yang menandai komunikasi sebagai transaksi. Para peserta merupakan sumber informasi,
dan masing – masing memberi serta menerima pesan secara serentak, kedua pada saat yang sama
saling mempengaruhi. Bersamaan dengan saat anda berbicara, anda mengamati perilaku lawan
bicara anda serta bereaksi atas apa yang anda amati. Hal yang sama terjadi pula pada orang lain
ketika ia berintegrasi dengan anda.
Pandangan dinamis dan transaksional memberi penekanan bahwa anda mengalami
perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi. Contohnya Penelian menunjukan, bahwa bila
anda berusaha membujuk orang lain, maka seringkali anda menjadi orang yang paling terbujuk.
Jadi perspektif transakional memberi penekanan pada dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu
12 | P a g e
serentak dan saling mempengaruhi. Par pesertanya menjadi saling bargantung dan komunikasi
mereka hanya dapat dianalisi berdasarkan konteks peristiwanya .

1.11 Komunikasi Bersifat Irrefesible


Suatu perilaku adalah suatu peristiwa, oleh karena itu perilaku berlangsung dalam waktu
dan tidak dapat diambil kembali. Perilaku baru (meminta maaf) tidak mengubah perilaku
sebelumnya. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu
berubah. Kita harus hati - hati untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, sebab efeknya
tidak bisa ditiadakan sama sekali. Meskipun kita berusaha untuk meralatnya.
Dalam komunikasi massa, sekali wartawan menyiarkan berita yang tanpa sengaja
mencemarkan nama baik seseorang, maka nama baik orang itu sulit dikembalikan lagi pada
posisi semula, meskipun surat kabar, majalah, radio televisi, telah meminta maaf dan memuat
hak jawab sumber berita secara lengkap.

1.12 Komunikasi Bukan Panasea ( Obat Mujarab) untuk menyelesaikan Berbagai


Masalah
Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah komunikasi.
Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelasaikan persoalan atau
konflik itu , karena konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar
komunikasi efektif, kendala struktural ini harus juga diatasi. Misal komunikasi antara berbagai
etnik, baik antara warga Thionghoa dengan pribumi, tidak akan efektif bila terdapat kesenjangan
ekonomi yang lebar diantara pihak – pihak tersebut.

2. Hubungan Ilmu Komunikasi dengan Ilmu Lain

Filsafat Ilmu Komunikasi – Teori, Pilar, dan Penjelasannya

Filsafat dalam bahasa yunani “ Philos sophia” mengandung makna cinta akan kebijaksanaan atau


kebenaran. Sementara itu, filsafat ilmu dapat diartikan sebagai landasan pemikiran yang
mendasar dari suatu ilmu untuk mencapai kebenaran. Dimana kita ketahui bahwa filsafat
merupakan induk dari ilmu pengetahuan termasuk ilmu komunikasi.

Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara mendasar mengenai keilmuan
komunikasi dari teori hingga semua hal yang terkait dengannya. Menurut Prof. Onong Uchjana
Effendy, filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara fundamental,
metodologis, analitis, kritis, dan holistis teori.

Tidak hanya itu, filsafat komunikasi juga mempelajari proses komunikasi yang meliputi segala
dimensi menurut bidangnya, sifat, tatanan, tujuaan dan fungsinya, teknik, serta peranannya.

13 | P a g e
Sementara itu menurut Richard Logan filsafat komunikasi adalah suatu disiplin dalam rangka
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

Apa yang Aku ketahui ?

Bagaimana Aku mengetahuinya?

Apakah Aku yakin ?

Apakah Aku benar ?

Empat Pilar Filsafat Komunikasi

Terdapat empat pilar dalam filsafat komunikasi, yaitu :

Ontologi

Menurut Suparlan (2005) ontologi berarti telaah atau studi mengenai arti sesuatu yang “ada” dan
“berada”, tentang ciri-ciri yang mendasar yang ada padanya menurut bentuknya yang paling
abstrak.

Ontologi merupakan teori yang membahas mengenai hakikat dari suatu ilmu pengetahuan.
Hakikat diartikan sebagai suatu realitas kenyataan yang utuh, dapat pula dikatakan yang sebenar-
benarnya. Lebih lanjut, ontologi merupakan kajian mengenai objek materil dan objek formil dari
ilmu pengetahuan, yaitu berkenaan dengan hal-hal yang bersifat empiris.

Dalam pandangan ontologi, ilmu komunikasi dipahami melalui objek materil dan objek
formilnya. Objek materil dalam kacamata ontologi dimaknai bahwa komunikasi sebagai sesuatu
yang berada pada tingkat paling abtrak. Sementara itu, objek formal dalam kacamata ontologi
memandang bahwa komunikasi merupakan sebuah sudut pandang (point of view) yang
kemudian memberikan kerangka bagi dimensi studi itu sendiri.

Sehingga dapat disimpulkan ontologi komunikasi memberikan penjelasan yang dimaksud


hakikat komunikasi.

Epistemologi

Epistemologi merupakan metode atau teori yang mengkaji bagaimana suatu ilmu pengetahuan
didapat atau diperoleh. Fokus dari pada epistemologi adalah metode atau cara memperoleh
pengetahuan. Kemudian juga tentang verifikasi dan kebenaran dari suatu pengetahuan.

Aspek epistemologi adalah suatu kebenaran. Realitas atau fakta yang dipandang dari aspek
mengapa dan bagaimana realitas atau fakta  itu benar dan apakah realitas atau fakta itu
dibuktikan kebenarannya. Epistemologi pada dasarnya adalah suatu metode yang didalamnya

14 | P a g e
membahas bagaimana suatu pengetahuan dirangkai dari data-data yang diperoleh menggunakan
metode ilmiah yang dapat di pertanggungjawabkan.

Kemudian, kaitannya dalam bahasan ini adalah, bahwa kemunculan ilmu komunikasi sebagai
suatu ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu sosial sebagai payung
diatasnya. Perkembangan keilmuan pada ilmu sosial memberikan sebuah landasan bagi
terciptanya cabang keilmuan yang baru. Sehingga, diperoleh ilmu komunikasi sebagai sebuah
ilmu pengetahuan yang utuh. Dimana dalam komunikasi sendiri, epistemologi komunikasi
diartikan sebagai suatu penjelasan yang membahas metode, teori, serta proses komunikasi.

Aksiologi

Aksiologi mempelajari dan membahas tentang manfaat yang diperoleh dari suatu ilmu
pengetahuan, serta menyelidiki hakikat nilai baik etika maupun estetika. Dalam pandangan ini,
hakikat ilmu pengetahuan yang bersifat etik sangat terkait dengan aspek kebermanfaatan dari
ilmu pengetahuan itu sendiri.

Aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan yang bersifat filosofis pragmatis. Tujuan tersebut
memiliki asas kebermanfaatan yang terkait dengan tujuan dan kepentingan dari pada manusia itu
sendiri. Bahwa, perkembangan ilmu komunikasi tidak terlepas dari kebutuhan manusia itu
sendiri akan pentingnya komunikasi. Kebutuhan manusia akan komunikasi inilah yang diartikan
sebagai suatu tujuan pragmatik.

Sehingga dapat disimpulkan, aksiologi komunikasi adalah sebuah penjelasan mengenai


substansi, tujuan dan manfaat komunikasi.

Teori Filsafat Dalam Ilmu Komunikasi

Landasan ilmu komunikasi yang pertama, sebagaimana induk dari ilmu pengetahuan adalah
filsafat. Filsafat melandasi ilmu komunikasi berdasar teori dari aristoteles dan plato yaitu Ethos,
Pathos dan Logos.

Filsafat Komunikasi dan Penelitian Komunikasi

filsafat merupakan kajian akan sebuah kebenaran, dimana kebenaran merupakan hakikat dari
sebuah ilmu pengetahuan. Oleh karenanya, filsafat komunikasi sebagaimana dijelaskan
oleh Prof. Onong Uchiana Efendi, sebagai suatu disiplin yang memiliki makna bahwa filsafat
komunikasi merupakan kajian mendalam dan mendasar yang mengkaji hakikat ilmu komunikasi
sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang utuh.

15 | P a g e
Sehingga filsafat komunikasi merupakan kajian yang menjadi pondasi atau dasar bagi berdirinya
ilmu komunikasi secara utuh yang meliputi hakikat secara mendalam termasuk metodologi,
analitis, teori, dan segala bentuk dimensinya.

Disisi lain dalam pengembangan dan penelitian suatu ilmu pengetahuan haruslah mempunyai
dasar yang kokoh. Dan dasar atau pondasi tersebut diperoleh melalui kajian filsafat, sebagaimana
dalam penjelasan diatas dijelaskan apa yang menjadi pilar dalam ilmu komunikasi diakaji dari
teori filsafat serta bagaimana paradigma penelitian dalam ilmu komunikasi.

Dengan kata lain filsafat komunikasi merupakan dasar atau pondasi bagi pengembangan dan
penelitian ilmu komunikasi. Dimana melalui kajian filsafat ini lah diperoleh dasar keilmuan yang
menjadi pedoman dalam penelitian dan pengembangan suatu ilmu pengetahuan tak terkecuali
ilmu komunikasi. Oleh karenanya, erat kaitannya antara filsafat komunikasi dengan penelitian
komunikasi. Dimana, filsafat berperan memberikan kearangka keilmuan, sedangkan penelitian
bertugas mengembangkan sebuah ilmu pengetahuan.

Manfaat Mempelajari Filsafat Komunikasi

Sebagai induk dari ilmu pengetahuan, filsafat merupakan kajian yang penting. Sebuah
pengetahuan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu pengetahuan apabila telah memenuhi syarat
sebagai suatu ilmu, tak terkecuali ilmu komunikasi, dan filsafat komunikasi sebagai suatu kajian
yang mendasar atas keilmuan ilmu komunikasi itu sendiri.

Sehingga dengan mempelajari filsafat komunikasi banyak manfaat yang dapat kita peroleh dalam
rangka mempelajari ilmu komunikasi secara utuh. Dengan mempelajari filsafat komunikasi kita
menjadi paham mengenai hakikat ilmu komunikasi itu sendiri serta bagaimana dan apa yang
menjadi dasar atau kerangka dari keilmuan tersebut.  Sehingga kedepanya semakin
memantabkan pengetahuan dan keilmuan kita sebagai bekal dalam mempelajari perkemnbangan
ilmu komunikasi lebih lanjut.

PSIKOLOGI

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari psikologi. Jika kita menilik kembali sejarah
perkembangan ilmu komunikasi dapat kita temukan bahwa ilmu komunikasi berkembang salah
satunya karena kontribusi yang diberikan oleh para peneliti psikologi. Berbagai teori komunikasi
serta pengertian komunikasi pun banyak dilahirkan oleh para ahli psikologi. Salah satu
pengertian komunikasi dari perspektif psikologi yang sangat terkenal adalah pengertian
komunikasi yang dikemukakan oleh Carl Hovland dkk.

Mereka menyatakan bahwa komunikasi adalah proses individu (komunikator) mengirimkan


stimuli (biasanya verbal) untuk memodifikasi atau merubah perilaku individu lainnya (khalayak).
Berdasarkan pengertian tersebut,komunikasi yang efektif – dalam hal ini terjadinya perubahan

16 | P a g e
sikap, pendapat dan perilaku – hanya  dapat tercapai apabila komunikasi yang dilakukan oleh
masing-masing partisipan komunikasi benar-benar komunikatif.

Menurut Kamus Psikologi, komunikasi sendiri memiliki makna yang sangat luas, yang
mencakup penyampaian energi, gelombang suara, tanda di antara tempat, sistem atau organisme.
Kata komunikasi digunakan sebagai pesan, sebagai pengaruh, sebagai pesan pasien dalam
psikoterapi, atau sebagai proses (Rakhmat, 2001 : 4). Sebagai sebuah proses, komunikasi selalu
melibatkan kepribadian, emosi, sikap, dan proses kognitif lainnya yang dimiliki oleh masing-
masing partisipan komunikasi.

Berbagai faktor psikologis tersebut berdampak pula pada proses komunikasi secara keseluruhan.
Melalui proses komunikasi, manusia menjadi sadar akan dirinya sendiri, sadar akan pengalaman
hidupnya sendiri, terlibat dalam hubungan dengan individu lainnya, membangun hubungan
interpersonal, membangun identitas pribadi, serta membangun posisi sosialnya sendiri.

Pengertian

Psikologi adalah ilmu kejiwaan yang pada awalnya dipelajari oleh ilmu faal dan filsafat sebelum
psikologi berdiri sebagai sebuah ilmu. Psikologi kemudian mengalami perkembangan yang
sangat signifikan sejak zaman Yunani Kuno hingga kini. Beragam  definisi atau pengertian
psikologi menurut para ahli pun bermunculan. Misalnya, psikologi adalah ilmu tentang
kesadaran (Rene Descrates), penginderaan atau persepsi (George Berkeley), dan refleks
(Marshall Hall).

Namun secara umum, psikologi adalah ilmu yang menitikberatkan pada perilaku dan proses
mental manusia. Dengan kata lain, psikologi menggambarkan, menerangkan, atau menjelaskan
perilaku manusia. Adapun yang menjadi tujuan kajian psikologi secara umum adalah
mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi, dan memodifikasi atau mengawasi perilaku
manusia.

Dalam perkembangannya, psikologi banyak dipengaruhi oleh disiplin ilmu lainnya seperti ilmu
kedokteran, ilmu politik, dan lain-lain. Selain dipengaruhi oleh disiplin ilmu lainnya, psikologi
juga mempengaruhi disiplin ilmu-ilmu yang lain salah satunya adalah komunikasi. Mengapa?
Karena psikologi memandang komunikasi sebagai perilaku individu komunikan atau komunikate
ketika berkomunikasi dan sebagai sebuah proses komunikasi.

Psikologi mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku manusia ketika berkomunikasi
satu sama lain. Selain itu, psikologi juga mengupas tuntas seluruh komponen-komponen
komunikasi yang terlibat dalam proses komunikasi seperti komunikan atau komunikate,
komunikator, pesan, media atau saluran komunikasi, efek komunikasi, serta hambatan-hambatan
komunikasi

17 | P a g e
Psikologi juga menganalisa komunikasi antar individu, mengkaji berbagai lambang yang
diberikan, mengkaji proses pengungkapan pikiran menjadi lambang, pengaruh lambang terhadap
perilaku manusia, proses  penerimaan pesan dan menganalisa faktor-faktor situasional dan
personal yang mempengaruhinya, dan menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendirian
atau dalam kelompok.

Salah seorang tokoh psikologi behaviorisme yaitu A. Fisher menyatakan empat ciri pendekatan
psikologi pada komunikasi, yaitu penerimaan stimuli secara inderawi, proses yang mengantarai
stimulus dan respon, prediksi respon, dan peneguhan respon. Keempat pendekatan tersebut
sekaligus menjelaskan cakupan psikologi dalam komunikasi secara tidak langsung. Cakupan
psikologi dalam komunikasi dinyatakan oleh G. A Miller melalui rumusan definisi psikologi
komunikasi

Menurutnya, psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan
mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Yang dimaksud dengan
peristiwa mental adalah mediasi stimuli internal sebagai akibat berlangsungnya komunikasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan peristiwa behavioral adalah apa yang tampak ketika orang
berkomunikasi.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa psikologi memandang komunikasi sebagai perilaku


individu komunikan atau komunikate ketika berkomunikasi dan sebagai sebuah proses
komunikasi yang melibatkan berbagai komponen-komponen komunikasi. Karena itu, hubungan
psikologi dalam komunikasi terkait dengan berbagai komponen-komponen komunikasi dalam
proses komunikasi. Hubungan psikologi dalam komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Komunikan atau komunikate

Manusia komunikan atau komunikate adalah salah satu unsur komunikasi yang menjadi fokus
utama dalam psikologi komunikasi. Menurut sudut pandang psikologi, komunikan atau
komunikate memiliki beberapa karakteritik yang dapat dijelaskan dengan menggunakan berbagai
konsepsi tentang manusia. Dalam psikologi, terdapat empat konsep tentang manusia yaitu
manusia berikeinginan (psikoanalisis), manusia berpikir (psikologi kognitif), manusia mesin
(behaviorisme), dan manusia bermain (humanistis).

Selain konsep tentang manusia komunikan atau komunikate, psikologi juga berusaha
menjelaskan berbagai konsep yang terkait dengan cara-cara komunikasi merubah perilaku
komunikan atau komunikate dan berbagai alasan tidak terjadinya perubahan perilaku pada
komunikan atau komunikate. Konsep-konsep yang dimaksud adalah persepsi selektif, perhatian
selektif, dan retensi selektif.

2. Komunikator

18 | P a g e
Hubungan psikologi dalam komunikasi selajutnya terkait dengan komunikator. Ketika manusia
berkomunikasi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu apa yang dikatakan oleh
komunikator dan karakter komunikator. Bagi komunikan atau komunikate, terkadang karakter
komunikator lebih penting dibandingkan apa yang dikatakan oleh komunikator.

Karakter komunikator ini sering disebut dengan ethos yang terdiri dari kredibilitas, atraksi, dan
kekuasaan komunikator. Ethos ini berkaitan erat dengan jenis pengaruh sosial yang ditimbulkan.
Selain ethos, faktor-faktor lain yang mempengaruhi  karakter komunikator adalah
kemampuannya berkomunikasi dengan komunikan atau komunikate, sikap, pengetahuan, dan
sistem sosial budaya ia berasal.

3. Produksi Pesan

Setiap individu yang berkomunikasi memiliki tujuan untuk mencapai sejumlah kepuasan seperti
kesenangan, kasih sayang, inklusi, pelarian, relaksasi, dan kontrol. Tujuan pesan komunikasi
menentukan teknik komunikasi yang akan digunakan. Terkait dengan produksi pesan, psikologi
menjelaskan cara-cara menyusun pesan agar dapat menyentuh sisi psikologis komunikan atau
komunikate. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang produksi pesan, dapat dilihat kembali artikel
bertajuk teori produksi pesan yang dikemukakan oleh para ahli.

4. Hubungan, Koneksi, dan Interaksi

Salah satu tanda komunikasi yang efektif adalah semakin membaiknya hubungan sosial yang
dijalin antara partisipan komunikasi. Hubungan sosial yang baik hanya dapat dicapai apabila
kebutuhan sosial terpenuhi. Yang dimaksud dengan kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk
menumbuhkembangkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain
dalam hal interaksi dan asosiasi, pengendalian dan kekuasaan, dan cinta serta kasih sayang.

Kebutuhan sosial hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif. Tidak
terpenuhinya kebutuhan sosial dapat menyebabkan alienasi, kesepian, dan kehilangan keakraban.

5. Proses Pengiriman Pesan

Komunikasi dapat dikatakan berlangsung secara efektif manakala terjadi kesamaan makna dalam
pesan yang diterima oleh komunikan atau komunikate. Proses ini diawali dengan proses
pengiriman pesan yang dilakukan oleh komunikator. Komunkator menyandi (encode) pesan
yang akan disampaikan kepada komunikan atau komunikate. Dalam artian, komunikator
memformulasikan pikiran dan/atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan
akan dimengerti oleh komunikan atau komunikate.

6. Proses Penerimaan Pesan

Setelah pesan dikirimkan oleh komunikator, pesan tersebut kemudian di-decode oleh komunikan
atau komunikate. Dalam artian, komunikan atau komunikate menafsirkan lambang yang

19 | P a g e
mengandung pikiran dan/atau perasaan komunikator dalam konteks pengertiannya. Dalam proses
penerimaan pesan ini, komunikan atau komunikate berperan sebagai decoder.

7. Proses Pengolahan Pesan

Dalam psikologi, proses pengolahan pesan terkait dengan neuroscience. Sedangkan, dalam studi
komunikasi, neuroscience sebagian besar digunakan untuk mempelajari proses pengolahan pesan
persuasif dan kaitannya dengan perubahan perilaku. Beberapa teori yang menjelaskan proses
pengolahan pesan adalah teori disosnasi kognitif, teori tindakan beralasan, teori penilaian sosial,
elaboration likelihood model, teori integrasi, dan teori inokulasi.

8. Media Komunikasi

Media adalah adalah salah satu bagian terbesar dan amat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Menurut sudut pandang psikologi, terdapat kaitan erat antara media dan perilaku manusia. Hal
ini terjadi pada manusia sebagai individu maupun masyarakat secara keseluruhan.

Para ahli psikologi telah mengkaji bagaimana manusia berinteraksi dengan media dan dengan
individu lainnya karena adanya pengaruh media. Kajian ini dapat digunakan untuk menentukan
bagaimana media mempengaruhi kita dan bagaimana kita memandang elemen media tertentu,
menetukan apa yang bisa diubah oleh media untk memberi kita pengalaman yang lebih
menyenangkan.

9. Memori

Dalam komunikasi intrapersonal memori berperan penting dalam mempengaruhi persepsi dan
berpikir manusia. Bidang psikologi yang terkait dengan memori adalah psikologi kognitif yang
memandang manusia sebagai pengolah informasi. Dalam perspektif psikologi, istilah memori
melingkupi tiga aspek dalam proses pengolahan informasi yaitu perekaman, penyimpanan, dan
pemanggilan. Untuk memahami proses memori, dapat dilihat kembali artikel bertajuk teori
pengolahan informasi.

10. Sinyal, Tanda, dan Lambang

Seluruh sistem komunikasi, seperti misalnya sistem komunikasi intrapersonal, sistem


komunikasi interpersonal, sistem komunikasi kelompok, maupun sistem komunikasi massa,
berjalan dengan prinsip yang sama yaitu sumber mengirimkan sinyal-sinyal pesan ke tujuan.
Dengan kata lain, komunikasi terjadi ketika sinyal-sinyal membawa informasi dari sumber atau
pengirim pesan ke tujuan atau penerima pesan. Dalam sistem komunikasi terdapat dua macam
sinyal yang digunakan yaitu tanda dan simbol. Tanda umummnya terkait dengan pesan yang
dikirimkan sedangkan simbol merupakan hasil dari konvensi sosial.

11. Pesan Nonverbal

20 | P a g e
Pesan nonverbal dalam sistem komunikasi nonverbal yang sangat penting dalam interaksi sosial.
Apakah interaksi melibatkan percakapan atau sekedar berbagai kehadiran bersama, orang secara
konstan memberikan informasi kepada orang-orang di sekitar mereka melalui penampilan dan
perilaku nonverbal. Pesan nonverbal sangat terkait dengan pesan nonverbal karena pesan
nonverbal memiliki beberapa fungsi seperti repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan
aksentuasi. Menurut perspektif psikologi, pesan nonverbal berperan besar dalam perilaku
komunikasi.

12. Bahasa

Lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa karena bahasa dapat
mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, dan lain-lain. Tanpa bahasa, hasil
pemikiran yang baik tidak dapat dikomunikasikan kepada orang yang tepat. Untuk itu,
komunikator harus mampu menyamakan kerangka konseptual dan sistem kepercayaan dengan
komunikan atau komunikate sebelum menyampaikan gagasan. Terkait dengan hal ini, psikologi
mempelajari bagaimana maksud komunikator diubah menjadi pesan dalam lambang yang
diterima secara kultural dan bagaimana sinyal-sinyal ini kemudian diubah menjadi penafsiran
komunikate atau komunikan.

13. Stimuli

Dalam psikologi, stimuli adalah obyek atau kejadian yang menimbulkan respon atau tanggapan
sensorik atau perilaku dalam suatu organisme. Psikologi menganalisis bagaimana sebuah
stimulus dapat menimbulkan respon pada individu. Salah satu aliran psikologi yakni psikologi
behaviorisme memandang komunikasi dalam hal hubungan stimulus respon antara komunikator
dan komunikan atau komunikate.

14. Tujuan Komunikasi

Komunikasi adalah proses mempengaruhi orang lain. Proses komunikasi selalu mengakibatkan
efek komunikasi yakni terjadinya perubahan sikap dan perubahan perilaku pada diri komunikan
atau komunikate. Komunikasi yang ditujukan unuk mempengaruhi orang lain disebut dengan
komunikasi persuasif yang sangat berkaitan erat dengan psikologi. Persuasif dimaknai sebagai
proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang melalui pendekatan psikologis.

15. Pengaruh Budaya

Salah satu ranah umum dalam psikologi dan komunikasi adalah studi tentang pengaruh-pengaruh
budaya terhadap pembentukan identitas dan interaksi sosial. Psikologi memiliki tradisi
menyelidiki perbedaan budaya dalam kaitannya dengan bagaimana fungsi-fungsi pikiran
manusia.

Para ahli psikologi menekankan pada bagaimana budaya membentuk pikiran dengan
membandingkan secara langsung orang-orang dengan latar belakang budaya yang berbeda.

21 | P a g e
Sebaliknya, para peneliti komunikasi merumuskan teori dan menyelidiki beragam tindak
ekspresi dan proses interaksi budaya.

16. Teknologi Komunikasi

Semakin cepatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah melahirkan berbagai
peralatan teknologi komunikasi dan informasi yang kita gunakan di era globalisasi seperti
sekarang ini. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat cepat turut
memberikan kontribusi terhadap perubahan penggunaan media untuk berkomunikasi dengan
orang lain.

Beberapa peneliti dalam bidang komunikasi, psikologi, dan bidang ilmu lainnya telah mencoba
untuk melakukan kajian untuk menemukan aspek-aspek psikologi manusia ketika berinteraksi
dengan menggunakan teknologi komunikasi.

17. Kesamaan Makna

Komunikasi hanya dapat terjadi manakala masing-masing partisipan komunikasi memiliki 


makna yang sama yang berujung pada memiliki pengalaman yang sama. Menurut sudut pandang
psikologi, makna tidak terletak pada kata-kata tetapi pada persepsi atau pikiran orang. Makna
terbentuk karena pengalaman individu. Berdasarkan teori classical conditioning, makna
diperoleh karena asosiasi antara stimuli asal dengan stimuli yang terkondisikan.

ILMU POLITIK

Antara komunikasi dan politik keduannya merupakan disiplin yang sama-sama rergolong dalam
ilmu sosial yang memiliki hubungan yang sangat erat. Bahkan hubungan itu menurut Pye (1963) dinilai
bersifat intim yang “istimewa”, karena dalam kawasan politik, proses komunikasi menempati fungsi yang
fundamental diatas segalanya. Hubungan antara komunikasi dan politik setidaknya dapat diulas dengan
melihat :
a) Bagaimana interaksi kedua disiplin ini dibidang teori dan perkembangan konsep, dan
b) Hubungan di antara kedua bidang itu dalam kehidupan yang nyata.
Semasa hayatnya Lasswell telah menulis buku yang berjumlah puluhan yang mencakup bidang politik
dan komunikasi. Diantara karyanya yang tak terbilang jumlahnya, tulisan Lasswell The structure and
fungctions of communication in society dimana ia mengajuakan rumusan who say what, to whom, with
what chenel and with what effect merupakn salah satu bahan penting yang tidak akan pernah dilewatkan
oleh mereka yang mempelajari ilmu komunikasi.

Pool adalah profesor dan pernah mengetuai departemen ilmu politik dan direktur program riset
mengenai komunikasi internasional di Massachussetts Institute of Technology (MIT). Tokoh berikutnya
adalah Key, yang telah mempertemukan pembahasan komunikasai dengan disiplin politik melalui
bukunya Public Opinion and American Democracy (New York: Alfred A. Knopf, 1961). Isinya adalah
tentang bagaimana bertautnya prinsip komunikasi dengan sistem politik demikrasi.

22 | P a g e
Almond yang dikenal sebagai profesor ilmu politik di Stanford University harus dicatat sebagai
penyumbang yang bermakna dalam rangka pemahaman komunikasi politik dalam suatu sistem politik.
Baik melalui tulisannya sendiri (1960), ia telah meletakan dasar konseptual untuk menganalisis dan
memahami fungsi komunikasi dalam tatanan suatu sistem politik. 

Profesor ilmu politik lainnya adalah Fedrick W. Prey yang juga dari MIT, telah menulis rentang
komunikasi dan pembangunan yang m,erupakan suatu bahasan lintas disiplin yang dapat dikatakan
termasuk saling komprehensif. Tidak ada buku atau publikasi komunikasi yang tidak menyinggung
pembahasan yang berkaitan dengan bidang politik. Kesimpulannya adalah hubungan antara disiplin
komunikasi dan politik baik pada tingkat teori, maupun penelitian telah terjalin sejak awal perkembangan
kedua disiplin ini hingga saat ini.

Komunikasi Politik Berlingkup Nasional dan Internasional 


Lingkup komunikasi politik menunjukan kepada aktivitas komunikasi yangberlangsungdi lingkunagn
suatu sistem politik nasional suatu negara. Untuk membedakan komunikasi politik internasional
merupakan “ penggunaan komunikasi oleh negara-negara nasional untuk mempengaruhi perilaku orang
yang berkaitan dengan politik di negara lainnya” (Devison dan George 1952 )

Istilah komunikasi internasional merupakan ringkasan dari sejumlah kegiatan yang biasanya
dikenal dengan sebutan : negosiasi, propaganda, perang urat syaraf politik, dan perang urat syaraf
psikologis. Komunikasi Politik dalam Praktek 

Menurut Davison (1965), banyak demokrasi karakteristik demokrasi yang yang tergantung pada
adanya akses yang bebas bagi semua kelompok warga negara kepada saluran komunikasi, baik
kedudukannya sebagai sumber maupun sebagai khalayak. Adapun karakteristik demoktasi yang dimaksu
adalah sebagai berikut :
a. Kompetensi yang bersifat non kekerasan antara kekuatan politik yang satu dengan yang lainnya dalam
suatu bangsa.
b. Kemampuan bagi mereka yang berada di luar pemerintah utuk mempengaruhi tindakan pemerintah.
c. Pemerintah yang lebih mengandalkan persuasi dan bukannya pada kekuatan guna mencapai tujuan
kebijakan dalam negri. 

Di lingkungan komunikasi maupun ilmu politik, komunikasi politik terus berkembang pesat
sebagai suatu bidang kajian tersendiri yang komprehensif dan mendalam. Yang menjadi fokus utama
bidang ini antara lain adalah pembahasan tentang fungsi praktis komunikasi politik dalam kehidupan
politik suatu masyarakat, cara dan tehnik yang digunakan, pihak yang ikut serta dalam prosesnya, saluran
yang dimanfaatkan, serta simbol yag dipakai. 
Ada yang mendefinisikan komunikasi politik sebagai segala komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem
politik dan antara sistem tersebut dengan lingkungannya.
Mueller (1973) merumuskan komunikasi politik sebagai “hasil yang bersifat politik dari kelas sosial, pola
bahasa, dan pola sosialisasi.” Menurut Galnoor (1980) komunikasi politik merupakan infra struktur
politik, yakni suatu kombinasi dari berbagai interaksi sosial dimana informasi yang berkaitan dengan
usaha bersama dan hubungan kekuasaan masuk kedalam peredaran. 
Rumusan Galnoor tersebut sejalan dengan pendekatan Almond dan Powell (1966) yang menempatkan

23 | P a g e
komunikasi sebagai suatu fungsi politik bersama dengan fungsi lainnya yang terdapat dalam suatu sistem
politik. Bahkan dikemukakan pula bahwa fungsi komunikasi merupakan persyaratan yag diperlukan bagi
berlangsungnya fungsi yang lainnya. 
Disatu pihak fungsi komunikasi melintasi dan mempertautkan problema soaiologi dan ekonomis objektif
bagi analisis makro, dengan problema psikologis subjektif bagi analisis mikro, yang keduanya harus
digabungkan dalam studi mana pun yang lengkap mengenai modernisasi politik. Fagen (1966) seperti
dikutip Galnoor (1980) menilai bahwa kepustakaan mengenai komunikasi politik hingga saat ini kerap
kali terbatas baru pada aspek politik dari media komunikasi massa saja, atau kalaupun lebih luas lagi,
pada setiap aktivitas komunikasi yang menurut pertimbangan bersifat politis dalam arti implikasinya bagi
suatu sistem politik. 

Dengan demikian sudut tinjau komunikasi politik memungkinkan untuk menganalisis masalah
sebagai berikut : 
1. Menghubungkan pembagunan media massa, organisasi artikulasi politik dan pernyataan kepentingan,
dan pembentukan opini kolektif, dengan reaksi individual terhadap tantangan ide baru, atas nilai yang
saling bertentangan dan mencari perspektif yang baru.
2. Menunjukan bahwa seluruh problematik yang kompleks tersebut mendasari permasalahan umum
konsensus politik. 
Untuk membatasinya maka Almond dan Powell (1966) menyarankan suatu jalan tengah dengan berusaha
memfokuskan penelaan komunikasi politik pada :
1. Arus informasi yang paling utama dan signifikan dalam sistem politik.
2. Struktur yang menampilkan aktivitas komunikasi politik itu dapat dianalisis dan membandingkan.
3. Implikasi penampilan fungsi komunikasi terhadap fungsi politik yang lain juga yang dapat dipelajari. 
4. Analisis terhadap penampilan fungsi komunikasi oleh berbagai struktur dan dengan bermacam cara,
juga dapat mengungkapkan masalah endemik yang dihadapi oleh bermacam sistem dalam pemeliharaan
dan mempertahankan tingkat penampilan yang bersifat publik. 
Secara ringkasan dapat diidentifikasikan masalah-masalah studi sebagai berikut :
1. Aspek politik dari media komunikasi massa memang cukup penting untuk dipahami karena secara
faktual aspek itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari eksistensi media massa itu sendiri.
2. Dalam konteks komunikasi politik, penelaan yang terperinci mengenai potensi yang dimiliki media
komunikasi massa. 

Hubungan Politik dengan Komunikasi tentu sangat berkaitan, karena dengan adanya komunikasi
dalam politik bisa membuat jalannya sebuah proses politik menjadi lebih baik, maksudnya dengan adanya
komunikasi seseorang bisa menyampaikan beragam aspirasi yang ingin disampaikan. Dengan adanya
komunikasi bisa membantu dan memperjelas maksud dan tujuan pihak satu dengan pihak lainnya.
Komunikasi dalam politik lebih kepada bagaimana cara suatu lembaga pemerintahan menampung aspirasi
rakyat dengan baik dengan berkomunikasi yang baik tentu masyarakat bisa menyampaikan segala keluh
kesah yang dirasakan kepada pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu.

Inti dari penjelasan saya adalah hubungan politik dengan komunikasi itu sangat penting. Karena dengan
adanya komunikasi sebuah proses jalannya politik bisa berjalan dengan baik karena dalam berkomunikasi
bisa membuat seseorang dapat mengerti maksud dan tujuan yang kita sampaikan.Konukikasi politik
adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan actor-aktor politik atau berkaitan dengan

24 | P a g e
kekuasaan, pemerintah, kebijakan pemerintah. maka  sebagai sebuah ilmu terapan,  Komunikasi politik
bukanlah hal yang baru.

 Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara yang memerintah dan yang
diperintah:
1. Menurut gabriel almonno (1960) :
Komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik
Empat distorsi
Menurut Mochtar pabotinggi (1993) dalam praktek proses kominikasi politik sering mengalami
empat distorsi :

1. Distorsi sebagai ”topeng”

Ada euphemisem (penghalusan kata) bahwa yang menampilkan sesuatu lain yang dimaksudkan


adalah berbeda dengan situasi sebenarnya, bisa disebut seperti diungkapkan Bandanderson (1966).
”bahasa topeng”

2. Distorsi bahwa sebagai ”proyek lupa”

lupa sebagai sesuatu yang dimanipulasikan lupa dapat diciptakan dan direncanakan bukan hanya atas
satu orang, melainkan atas puluhan bahkan ratusan juta orang

3. Distorsi bahasa sebagai ”representosi”

terjadi bila kita melukiskan sesuatu tidak sebagai mana mestinya. Contoh gambaran untuk kaum
muslimin dan orang-orang arab oleh media barat

4. distorsi bahasa sebagai ideologi.

 Ada 2 perspektif yang cenderung menyebabkan distorsi ideologi.

a. Perspektif yang mengidentikan kegiatan politik sebagai hak istimewa kelompok orang-
monopoli politik kelompok tertentu.
b. Perspektif yang semata-mata menekankan tujuan tertinggi suatu sistem politik. Mereka
yang menganut perspektif ini hanya memberatkan pada tujuan tertinggi
5. Sosiologis
6. Sosiologi sebagai landasan ilmu komunikasi dapat dilihat terlebih dahulu dari fokus sosiologi itu
sendiri seperti apa, apakah ada hubungan atau tidak dengan komunikasi sehingga bisa menjadi
kontributor untuk lahirnya ilmu komunikasi. Namun sebaliknya bila tidak ada hubungan atau
keterkaitan dengan komunikasi tentunya tidak bisa dijadikan sebagai landasan lahirnya ilmu
komunikasi. Sebelum kita melihat keterkaitan sosiologi dengan komunikasi sehingga menjadi
landasan lahirnya ilmu komunikasi, maka terlebih dahulu kita melihat dulu mengenai sosiologi
itu sendiri.

Kata sosiologi berasal dari Sofie, yaitu bercocok tanam atau bertaman, kemudian
berkembang menjadi socius, dalam bahasa latin yang berarti teman, kawan. Berkembang lagi
menjadi kata sosial, artinya berteman, bersama, berserikat. Secara khusus kata sosial maksudnya
adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan

25 | P a g e
selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam
kehidupan bersama. Dengan kata lain menurut Hassan Shadily sosiologi adalah ilmu masyarakat
atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau
masyarakatnya, (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya) dengan
ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah lau serta keseniannya atau
yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya(Shadily, 1993: 1-2).

Kekhususan sosiologi adalah bahwa perilaku manusia selalu dilihat dalam kaitannya
dengan struktur-struktur kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki, dibagi, dan ditunjang
bersama (Veeger,1985:3). Berbeda dengan matematika, misalnya, yang objeknya mudah dikenal
sifatnya pasti yakni angka-angka, subjek kajian sosiologi paling sulit dimengerti dan diramalkan
karena perilaku manusia merupakan persilangan antara individualitas dan sosialitas. Keduanya
saling mengisi dan meresapi. Sosiologi mempelajari perilaku manusia dengan meneliti kelompok
yang dibangunnya. Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri usal-usul
tumbuhnya, serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotanya (Occupational
Outlook Handlook, 1980-1981,US Departement of Labor, 1980: 431).

Sosiologi adalah ilmu yang membahas masalah tatanan/susunan. Melalui ini orang
mengetahui berbagai fenomena yang saling mempengaruhi dalam pola-pola kehidupan
masyarakat. Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi mendefinisikan sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial
adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial,
lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Sedangkan proses
sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama (Soemardjan dan
Soemardi, 1964 : 14). Singkat kata, dapat dikatakan bahwa sosiologi tidak hanya merupakan
suatu kumpulan subdisplin segala bidang kehidupan, melainkan merupakan suatu studi tentang
masyarakat. Walaupun sebagian objek sosiologi sama dengan ilmu pengetahuan lainnya, namun
sosiologi memandang kehidupan bermasyarakat dengan caranya sendiri (Narwoko dan Suyanto,
2004: 4).
7. Selo Soermadjan dan Soelaman seomardi (Soekanto 20;2003) mengatakan bahwa, sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-prosessosial, termasuk perubahan-
perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang
pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma- norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok
kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai
segi kehidupan bersama, seperti pengaruh hubungan timbal balik antara segi kehidupan hukum
dengan kehidupan ekonomi.
8. Hasan Shadily (Burhan Bungin,27:2009), secara khusus kata sosial maksudnya adalah kata sosial
secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan
manusia dan selanjutnya denganpengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan
dalam kehidupanbersama. Pengertian ini juga mengandung makna bahwa Sosiologi adalah ilmu
masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau
masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya), dengan
ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya

26 | P a g e
9.

Orang yang pertama menggunakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857).
Erikson (Ritzer,2004: 16) mengatakan bahwa, menurut Erikson bukanlah penemu sosiologi
modern, karena selain teori sosiologi konservatif banyak dipelajari oleh gurunya Claude Hanri-
Saint Simon (1760-1825), Adam Smith atau para moralis Skotlandia adalah sumber sebenarnya
dari sosiologi modern. Namun demikian, Comte memiliki jasa yang luar biasa untuk
memperkenalkan sosiologi kepada dunia. Orang lain yang berjasa pada awal-awal perkembangan
sosiologi adalah Emile Dulkheim (1858-1917). Karya-karya Dulkheim masih diwarisi oleh
pandangan pencerahan pada sains dan reformasi sosial (Burhan Bungin, 2007: 15-16) 

Fokus kajian ilmu sosiologi adalah pada interaksi sosial yang diisyaratkan oleh adanya
fungsi-fungsi komunikasi. Sosiologi itu sendiri berdasarkan konsepsional pragmatis (Nina W.
Syam. 2009: 3-6) menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pembedaan tersebut bukanlah pembedaan tentang metode, melainkan menyangkut pembedaan
isi. Ini berguna untuk membedakan ilmu-ilmu lainnya yang berhubungan dengan gejala alam dan
kemasyarakatan. Pembedaan tersebut untuk membedakan sosiologi dari astronomi, fisika,
geologi, biologi dan ilmu alam lainnya.
2. Sosiologi bukanlah disiplin ilmu normatif, melainkan disiplin ilmu kategoris; artinya sosiologi
terbatas pada apa yang terjadi kini, tidak pada apa yang terjadi atau seharusnya terjadi. Sebagai
ilmu, sosiologi membatasi diri teradap persoalan penilaian, sehingga sosiologi tidak menetapkan
kearah Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu alam atau ilmu kerohanian. mana sesuatu
seharusnya berkembang. Juga, tidak memberi petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan
kemasyarakatan dan politik. Dengan kata lain pandangan-pandangan sosiologi tidak dapat
menilai apa yang buruk dan apa yang baik; apa yang benar dan apa yang salah, serta segala
sesuatu yang bersangkut paut dengan nilai-nilai kemanusiaan. Sosiologi menetapkan masyarakat
pada suatu waktu dan tidak dapat menentukan bagaimana nilai-nilai tersebut seharusnya. Jadi,
sosiologi berbeda dengan filsafat kemasyarakatan, filsafat politik, etika dan agama.
3. Sosiologi merupakan ilmu murni (pure sience), bukan merupakan ilmu terapan atau terpakai
(applied sience). Dari sudut penerapannya perlu dicatat, ilmu pecah menjadi dua bagian: pure
sience dan applied sience. Pure sience ialah ilmu yang bertujuan membentuk dan
mengembangkan ilmu secara abstrak, yakni hanya untuk meningkatkan mutu tanpa
menggunakannya dalam masyarakat. Applied sience ialah ilmu yang mempergunakan dan
menetapkan ilmu itu dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan masyarakat.
4. Tujuan dari sosiologi adalah menetapkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang
masyarakat, bukan untuk mempergunakan pengetahuan itu terhadap masyarakat. Sosiologi
merupakan ilmu yang bertujuan mendapatkan fakta-fakta dari masyarakat yang mungkin dapat
digunakan untuk memecahkan berbagai persoalan masyarakat, meskipun sosiologi bukan berarti
tidak mempunyai kegunaan sama sekali.
5. Sosiologi merupakan ilmu abstrak, bukan ilmu konkret; artinya, perhatian sosiologi bukan pada
bentuk dan pola-pola peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, melainkan pada wujudnya yang
konkrit. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti
dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum interaksi antar manusia serta sifat hakikat,
bentuk isi dan struktur dari masyarakat manusia.

27 | P a g e
6. Sosiologi merupakan ilmu empiris rasional yang menyangkut metode yang digunakannya.
Interaksi sosial yang berlangsung rutin dan tindakan sosial yang dilakukan orang-orang, bagi para
ahli sosiologi adalah sebuah proses yang membentuk kenyataan sosial yang perlu dipernyatakan
dan dibongkar untuk kemudian merangakainya kembali dalam suatu bentuk analisis tertentu yang
dapat diteliti, dan dikomunikasikan kepada orang lain, serta diuji kembali kebenarannya. 

Secara teoritis, sekurang-kurangnya ada dua syarat bagi terjadinya suatu interaksi sosial, yaitu
terjadinya kontak sosial dan komunikasi. Terjadinya suatu kontak sosial tidaklah semata-mata
tergantung dari tindakan, tetapi juga tergantung kepada adanya tanggapan terhadap tindakan
tersebut. Sedangkan aspek terpenting dari komunikasi adalah bila seseorang memberikan tafsiran
pada sesuatu atau perikelakuan yang lain (Narwoko dan Suyanto, 2004: 15-16).

Sebagaimana pembentukan kelompok yang terjadi melalui proses interkasi sosial,


pembentukan masyarakat pun terjadi melalui proses interaksi antarkelompok. Proses
pembentukan kelompok dan masyarakat luas itu terjadi melalui komunikasi. Komunikasi berawal
dari pertemuan atau perkenalan. Komunikasi merupakan proses interaksi karena adanya stimulus
(rangsangan) yang memiliki arti tertentu dan dijawab oleh orang lain (response), baik secara
lisan, tertulis, maupun aba-aba. E. Bogardus mengemukanan “Communication gesture by one
person which produces a response in the form of a verbal or silent symbol by second person”.
Komunikasi menghasilkan interkasi sosial yang memungkinkan adanya kontak sosial (social
contact). Kontak sosial merupakan usaha tindakan pertama, meskipun kontak ini belum mampu
membentuk komunikasi yang berkelanjutan. Pembentukan komunikasi terjadi melalui kontak
sosial. Itulah sebabnya, pembahasan komunikasi selalu berkaitan dengan proses sosial, yakni
kegiatan pertukaran pikiran dan modifikasi sistem nilai. Komunikasi sosial di sebuah masyarakat
merupakan proses yang tidak bisa dilepaskan dari sistem nilai masyarakat.

Sebagai sebuah proses maka komunikasi mentransfer lambang-lambang yang


mengandung arti sehingga komunikasi dapat dikatakan sebagai proses sosial. Lambang-lambang
yang diberi makna oleh individu mempunyai arti khusus bagi masyarakat tersebut. Karena proses
adalah any conntected series of event, secara otomatis proses komunikasi dapat disebut sebagai
proses sosial. Menurut Lambert (1965:150) komunikasi sebagai suatu proses, mempunyai
beberapa segi, yaitu objektif (lambiag sendiri) dan subjektif (arti yang diberikan pada sesuatu
lambang) (Nina W. Syam, 2009:14).

Suatu kenyataan bahwa sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempunyai berbagai
materi penelitian yaitu segala kejadian nyata dalam kehidupan manusia. makna menjadi sangat
penting dalam konteks sosial, di mana menjadi makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh
individu yang mendapatkan informasi, karena makna yang dikirim oleh komunikator terhadap
komunikan menjadi sangat subjektif. Ini ditentukan oleh kontak sosial ketika informasi itu
dikirim dan diterima. Sosiologi menjelaskan bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting dalam
seluruh kehidupan manusia. kontak sosial menjadi sangat bermakna karena ada komunikasi
sehingga kehidupan sosial akan menjadi hidup, tanpa komunikasi interaksi sosial tidak akan
terjalin. 

28 | P a g e
Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl
Marx, di mana Marx sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran Jerman
sementara Claude Hanri-Simon,Auguste Comte, dan Emile Dukheim merupakan nama-nama para
ahli sosiologi yang beraliran Perancis. Fokus Interkasi dalam masyarakat adalah komunikasi itu
sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting
dalam seluruh kehidupan manusia. (Burhan Bungin, 2006: 27)

Hubungan komunikasi dengan sosiologi terikat pada proses peningkatan kerjasama


antarmanusia, yakni apakah kerjasama itu antar individu ataukah antar individu dengan
masyarakat yang lebih luas. Masyarakat dalam hal ini merupakan satuan yang didasarkan pada
ikatan-ikatan yang sudah teratur dan stabil. Masyarakat sebagai kesatuan komplementer satu
sama lain karena masyarakat tidak akan ada tanpa individu dan individu takkan ada tanpa
masyarakat. Ini dapat dilihat dari kenyataan manusia dipengaruhi oleh masyarakatdalam proses
pembentukan pribadinya, sebaliknya, individu mempengauhi masyarakat bahkan dapat
menyebabkan perubahan besar terhadap masyarakat. Kedua unsur ini terbukti bahwa manusia
adalah makhluk berpikir dapat mengambil kesimpulan dan mempelajari dari pengalamannya
selain dari hasil pendidikannya untuk mencetuskan ide-ide baru. Sehingga masyarakat selalu
berada dalam proses sosial yakni proses pembentukan masyarkat dan proses pembentukan ini
terjadi dengan sendirinya bias berjalan dengan dua kemungkinan yaitu sarasi atau bertentangan.
Pertentangan mudah terjadi apabila sistem prilaku dari setiap individu atau kelompok tidak dapat
menerima tugas dan peran yang “diserahkan” kepadanya, proses ini semua bisa terjadi karena
adanya komunikasi.
10. Pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam
kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia berkeinginan
mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagi aturan sosial melalui komunikasi.
Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan
individu - individu lainya (dan dengan begitu menetapkan kredibilitasnya sebagai seorang
anggota masyarakat) sehingga meningkatkan kesempatan individu tersebut untuk tetap hidup,
sedangkan tidak adanya kemampuan ini pada seseorang individu umumnya dianggap sebagai
suatu bentuk patologi kepribadian yang serius. Nampaknya sudah tidak dapat dihindari lagi
bahwa proses komunikasi begitu mendasar bagi kehidupan sosial manusia. Komunikasi dan
sosiologi merupakan dua hal yang saling keterkaitan, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
yang telah lama berkembang, sedangkankomunikasi merupakan proses interaksi yang berada
dalam kajian sosiologi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi
menjadilandasan kelahiran dan perkembangan ilmu komunikasi untuk mengkaji kualitas interaksi
sosial masyarakat. Pengaruh sosiologi terhadap komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat
menghasilkan sebuah sub ilmu kajian yang dinamakan sebagai sosiologi komunikasi
Proses komunikasi sekurang-kurangnya memerlukan dua orang, seseorang yang
berkomunikasi dengan orang lain sehingga proses interaksi dan sosial terjadi, sangat tergantung
pada norma-norma masyarakatnya. Tetapi, karena norma di dalam masyarakat juga dibentuk oleh
proses komunikasi. Struktur komunikasi dapat mencerminkan masyarakat. Kesimpulannya,
proses komunikasi dan sosiolgi sangat erat kaitannya dengan segi objektif dan subjektif.
Maksudnya, masalah simbolisasi sehingga pendekatan simbolis pada proses komunikasi melalui
pemahaman interaksionisme simbolik sangatlah relevan.

29 | P a g e
Komunikasi dan sosiologi merupakan dua hal yang saling keterkaitan, dengan demikian
sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang sudah lama berkembang, sedangkan komunikasi
merupakan proses interaksi yang berada dalam kajian sosiologi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sosiologi menjadi landasan untuk lahir dan berkembangnya ilmu komunikasi untuk
mengkaji kualitas 
11. Antropologi
12.
13. Pengertian Antropologi
14. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia"
atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
15. Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap
dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan
antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada
perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak
diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali
dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang
berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
16. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal,
tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip
seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan
kehidupan sosialnya.
17. Definisi Antropologi menurut para ahli
18. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
19. David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas
tentang umat manusia.
20. Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk
fisik masyarakat sertakebudayaan yang dihasilkan.
21. Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu
sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik
sertakebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan
sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Dengan, demikain
antropologi merupakan hal yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan
manusia.Dapat dilihat dari perkembang pada masa saat ini, yang merupakan salah dari
fenomena- fenomena yang terjadi ditengah- tengah masyarakat sekarang ini.

30 | P a g e
22.
23. Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-
tahapan dalam perkembangannya.
24. Pengertian Mengenai  Ilmu Komunikasi
25. Dalam upaya memperoleh pemahaman mengenai ilmu dan teori komunikasi, maka di
awal pembahasan yang perlu kita pahami bersama adalah pemahaman mengenai apa itu
ilmu secara umum. Banyak sekali pengertian yang bisa dikemukakan mengenai ilmu. Di
bawah ini akan diuraikan beberapa pengertian yang mencerminkan indikasi sebuah ilmu.
26. 1. ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari
mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum. (Nazir, 1988)
27. 2.         konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu adanya rasionalitas, dapat
digeneralisasi dan dapat disistematisasi (Shapere, 1974)
28. 3.         pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi
dengan realitas sosial (Schulz, 1962)
29. 4.         ilmu tidak hanya merupakan satu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis,
tetapi juga merupakan suatu metodologi (Tan, 1954)
30.
31. Dari empat pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa ilmu pada dasarnya adalah
pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial
(kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya
bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari
ilmu terkait.
32.
33. Pengertian ilmu identik dengan dunia ilmiah, karenanya ilmu mengindikasikan tiga ciri:
34. 1.         ilmu harus merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan pada logika.
35. 2.         ilmu harus terorganisasikan secara sistematis.
36. 3.         ilmu harus berlaku umum.
37. Pengertian mengenai ilmu komunikasi, pada dasarnya mempunyai ciri yang sama dengan
pengertian ilmu secara umum. Yang membedakan adalah objek kajiannya, di mana
perhatian dan telah difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia.
Mengenai hal itu Berger & Chafee (1987) menyatakan bahwa Ilmu komunikasi adalah
suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan
lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan
tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari
sistem-sistem tanda dan lambang.
38. Pengertian di atas memberikan tiga pokok pikiran:
39. 1.         objek pengamatan yang jadi fokus perhatian dalam ilmu komunikasi adalah
produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang dalam konteks
kehidupan manusia.
40. 2.         ilmu komunikasi bersifat ilmiah empiris (scientific) dalam arti pokok-pokok
pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum.
31 | P a g e
41. 3.         ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan
produksi, proses dan pengaruh dari sistem tanda dan lambang.
42. Sehingga secara umum ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa
komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses, dan
pengaruhnya yang dapat dilakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya
dapat diuji dan digeneralisasikan.
43. Budaya
44. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
45. Definisi Budaya
46. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian
tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
47. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-
budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
48. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan
orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat
rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda
dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu
dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat
memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku
yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-
anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian
dengan hidup mereka.
49. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
50. Pengertian kebudayaan
51. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
32 | P a g e
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
52. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
53. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
54. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
55. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
56. Hubungan Antara Unsur-Unsur Kebudayaan
57. Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
58. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
59. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara
segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia
mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau
dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
60. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari
pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga
sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
61. alat-alat produktif
62. senjata
63. wadah
64. alat-alat menyalakan api
65. makanan
66. pakaian
67. tempat berlindung dan perumahan
68. alat-alat transportasi
69. Sistem mata pencaharian
33 | P a g e
70. Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah
mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
71. Berburu dan meramu
72. Beternak
73. Bercocok tanam di ladang
74. Menangkap ikan
75. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
76. Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer
Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan
untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan
adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah
atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu,
cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-
antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif
kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di
masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti,
keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
77. Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang
berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
78. Bahasa
79. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa
isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan
bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya
dengan segala bentuk masyarakat.
80. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi
khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi,
berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan
fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-
hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk
mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
81. Kesenian
82. Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat
manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk
yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai
dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
83. Sistem Kepercayaan
34 | P a g e
84. Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai
dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul
keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga
mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu,
baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari
religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
85. Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan.
Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti
"menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat
manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama)
mendefinisikan Agama sebagai berikut:
86. ... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk
beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan
sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
87. Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau
"5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem
pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi
kesenian.
88. Komunikasi antarbudaya adalah
89. Komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda
(bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini.
Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-
orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio
ekonomi). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok
orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
90. Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across
national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana
bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.
Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap
muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.
91. Intercultural communication generally refers to face-to-face interaction among people of
diverse culture.
92. Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya
adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku
manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.
Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan:
93. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang
membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan.
Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks
dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan.

35 | P a g e
94. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek yang
terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses
pemberian makna yang sama.
95. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena
mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita.
96. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari
kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara.
97. Hakikat Komunikasi Antarbudaya
98. Enkulturasi
99. Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur
ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman,
sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama
dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka.
100. Akulturasi
101. Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui
kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran
kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan
dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku,
serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok
imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
102. Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya
103. Fungsi Pribadi
104. Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui
perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
105. Menyatakan Identitas Sosial
106. Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi
individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan
melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa
itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul
suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
107. Menyatakan Integrasi Sosial
108. Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi,
antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap
unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna
yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus
komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan
komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip
utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya
memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan

36 | P a g e
sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat
meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.
109.
110.
111. Menambah Pengetahuan
112. Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan
bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
113. Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
114. Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau
mencri jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu
kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan
hubungan yang simetris.
115. Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak mempunyai perlaku
yang berbeda. Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari
yang lain. Dalam hubungan komplementer, perbedaan di antara dua pihak
dimaksimumkan. Sebaliknya hubungan yang simetris dilakukan oleh dua orang yang
saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang
lainnya.
116.
117. Fungsi Sosial
118. Pengawasan
119. Funsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya
di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling
mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk
menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak
dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa
yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks
kebudayaan yang berbeda.
120. Menjembatani
121. Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan
antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara
mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka
pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga
menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks
komunikasi termasuk komunikasi massa.
122. Sosialisasi Nilai
123. Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan
nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
124. Menghibur
125. Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya.
Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan
37 | P a g e
Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan
antarbudaya.

BAB III
PENUTUP

38 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

 Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT REMAJA ROSDAKARYA


 Komunikasi, pakar. 2018. 17 Hubungan Komunikasi dalam Psikologi. [online]
(https://pakarkomunikasi.com/hubungan-psikologi-dalam-komunikasi, diakses pada tanggal
10 September 2018)

39 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai