Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI

Kelompok 6
Disusun
O
L
E
H

Dea Putri Reinanda


Dian Aprianti
M.Nurdin
Rahmi Ayunda
Riska Anggraini
Tuti Hardianti

PROGRAM STUDI S-1 ILMU


KESEHATAN
MASYARAKAT
2014/2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur yang sedalam-dalamnya kami ucapkan kehadirat


Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul:
“Karakteristik Komunikasi” dengan baik.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
penjelasan tentang karakteristik komunikasi .
Semoga makalah kami ini dapat memberikan pengetahuan tentang
karakteristik komunikasi .
Untuk itu, kepada Ibu Alhidayati, Skm dapt menerima hasil makalah kami ,
dan memberikan kritik atau saran apabila makalah kami memiliki kekurangan .

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1
PENDAHULUAN....................................................................................

BAB 2 KARAKTERISTIK KOMUNIKASI....................................................

BAB 3 KOMUNIKASI PROSES SIMBOLIS.................................................

BAB 4 KOMUNIKASI PROSES SOSIAL......................................................

BAB 5 KOMUNIKASI PROSES INTERAKSI..............................................

PENUTUP
BAB 1

PENDAHULUAN

 
1. Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal penting yang tidak bisa lepas dari seluruh
bidang kehidupan. Tiap orang tentu pernah melakukannya, karena pada
hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu bergantung pada
manusia lain.  Sehingga satu-satunya cara dan alat yang digunakan agar tetap
bisa saling berhubungan adalah dengan berkomunikasi satu sama lain.  Baik itu
melalui komunikasi sederhana maupun komunikasi yang tergolong canggih
karena proses penyampaiannya melalui saluran yang disebut media massa.

Kegiatan berkomunikasi perannnya sangat besar.  Saat berkomunikasi


dengan orang lain, secara sadar atau tidak kita sudah meperoleh hal-hal yang
berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.  Walaupun tidak
jarang, dengan berkomunikasi juga memberikan efek negatif jika kita tidak
ketat melakukan proses penyaringan.  Dengan seringnya melakukan komunikasi
akan melatih kita bagaimana caranya berbahasa yang baik dan benar, sopan
santun jika berbicara dengan orang lain, serta membuat kita tidak lagi merasa
canggung berbicara di hadapan orang banyak.  Tidak berlebihan jika beberapa
ahli menggolongkan komunikasi sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia
selain sandang, pangan dan papan. 

Oleh sebab itu makalah ini akan menjabarkan lebih mendalam mengenai
berbagai hal yang berhubungan dengan komunikasi, terutama komunikasi
massa.  Dengan begitu pembaca nantinya diharapkan tidak hanya mampu
mengaplikasikannya namun juga mengetahui dan mengerti penjelsan mengenai
apa itu ilmu komunikasi.
BAB 2

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI

Komunikasi adalah suatu proses, komunikasi merupakan serangkaian


tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan . Komunikasi adalah
upaya yang di sengaja dan ounya tujuan (dilakukan dalam keadaan sadar)
komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang
terlibat . Aktivitas komunikasi akan berlangsung dengan baik, apabila pihak
pihak yang terlibat berkomunikasi .

Komunikaasi menembus faktor ruang dan waktu komunikasi menembus


waktu dan ruang maksud nya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat
dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama . |

Fungsi komunikasi secara umum antara lain yaitu :


- Dapat menyampaikan pikiran atau perasaaan
- Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan
- Dapat mengajarkan atau memberi tahukan sesuatu
- Dapat mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan
- Dapat mengenal diri sendiri
BAB 3

KOMUNIKASI PROSES SIMBOLIS

Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K. Langer,


adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Ernst Cassirer
mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah
keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum. Manusia memang satu-
satunya hewan yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya.

Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk


sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi
kata-kata (pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya
disepakati bersama, misalnya memasang bendera di halaman rumah untuk
menyatakan penghormatan atau kecintaan kepada negara.

Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan
objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks
tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga
dimensi) yang menyerupai apa yang direpresentasikannya. Representasi ini
ditandai dengan kemiripan. Misalnya patung Soekarno adalah ikon Soekarno,
dan foto Anda pada KTP Anda adalah ikon Anda. Rambu-rambu lalu-lintas di
jalan raya yang menunjukkan arah, adanya pom bensin, atau kondisi jalan
(berbelok, menanjak, atau menurun) juga termasuk ikon. Sedangkan Albert
Einstein, Franklin Delano Roosevelt, dan Mahatma Gandhi – yang dinobatkan
majalah Time edisi internasional tanggal 31 Desember 1999 sebagai tokoh
pertama, kedua, ketiga abad ke-20 – adalah lambang ilmu pengetahuan,
lambang kemenangan demokrasi atas fasisme dan komunisme, dan lambang
penegakan hak asasi manusia.

Berbeda dengan lambang dan ikon, indeks adalah tanda yang secara alamiah
mempresentasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk
indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala
(symptom). Indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang
punya kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan yang
akan turun, sedangkan asap merupakan indeks api

Salah satu kebutuhan pokok manusia , seperti dikatakan Susanne K. Langer,


adalah kebutuhan simbolis atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-
satunya hewan yang menggunakan lambang , dan itulah yang membedakan
manusia dengan hewan lainnya. Ernest Cassirer mengatakan bahwa keunggulan
manusia atau mahluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal
symbolicum.
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan
sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi
kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya
disepakati bersama. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal
memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia
dan objek (baik nyata maupun abstrak) tanpa kehadiran manusia atau objek
tersebut.
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek
dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak
memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi)
yang menyerupai apa yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai
dengan kemiripan misalnya patung Soekarno adalah ikon Soekarno, dan foto
Anda pada KTP Anda adalah ikon Anda.
Berbeda dengan lambang dan ikon, indeks adalah tanda yang secara alamiah
merepresentasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk
indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala
(symptom). Indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang
punya kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan akan
turun, sedangkan asap merupakan indeks api. Namun bila asap itu disepakati
sebagai tanda bagi masyarakat untuk berkumpul misalnya, seperti dalam kasus
suku primitif, maka asap menjadi lambang karena maknanya telah disepakati
bersama.
Lambang mempunyai beberapa sifat sebagai berikut.
1. Lambang bersifat sebarang, manasuka, atau sewenang-wenang.
2. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna; kitalah yang memberi
makna pada lambang.
3. Lambang itu bervariasi
BAB 4

PROSES KOMUNIKASI SOSIAL

Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah


cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi
berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu
merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan
perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks
sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma,
pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling
melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat.
Little john (1999), menjelaskan hal ini dalam genre interactionist theories.
Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami kehidupan sosial sebagai
proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan sarana kita belajar
berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak
akan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan
ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah
untuk menciptakan struktur-struktur sosial.
Hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media
komunikasi) pernah diamati oleh Goran Hedebro (dalam Nurudin, 2004)
sebagai berikut :

1. Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada


perubahan dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian,
bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan
membawa ke arah perubahan.

2. Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa


perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat dalam membawa
perubahan sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari
banyak faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat.

3. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi


bangunan sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada
akhirnya menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat
tempat mereka hidup.

4. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu
kekuatan penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk
wawasan orang mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang
berada dalam posisi mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh
yang menentukan menuju arah perubahan sosial.

Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari


masyarakat. Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di
masyarkat memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : (1) Komunikasi
menghubungkan antar berbagai komponen masyarakat. Komponen di sini
tidak hanya individu dan masyarakat saja, melainkan juga berbagai bentuk
lembaga sosial (pers, humas, universitas); (2) Komunikasi membuka
peradaban (civilization) baru manusia; (3) Komunikasi adalah manifestasi
kontrol sosial dalam masyarakat; (4) Tanpa bisa diingkari komunikasi
berperan dalam sosialisasi nilai ke masyarakat; dan (5) Seseorang akan
diketahui jati dirinya sebagai manusia karena menggunakan komunikasi. Itu
juga berarti komunikasi menunjukkan identitas sosial seseorang.

BAB 5

KOMUNIKASI PROSES INTERAKSI

Komunikasi Interaksi adalah proses dimana setiap individu menggunakan


simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam
lingkungan mereka. Komunikasi interaksi terjadi karena adanya proses atau
pertukaran informasi antara satu individu dengan individu lainnya atau satu
kelompok dengan kelompok lainnya dan akhirnya menciptakan ‘’feedback’’
atau umpan balik. Umpan balik adalah komunikasi yang diberikan pada sumber
pesan oleh penerima pesan untuk menunjukan pemahaman.

Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima.


Tentu hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-
partisipan dalam proses komunikasi. Oleh karena itu, Wilbur Schramm (1954)
mengemukakan bahwa kita juga harus mengamati hubungan antara seorang
pengirim dan penerima. Model komunikasi interaksional yang menekankan
proses komunikasi dua arah dari pengirim kepada penerima dan sebaliknya dari
penerima kepada pengirim. Interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang
dapat menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi
tidak dapat menjadi keduanya sekaligus. Satu elemen penting bagi model
komunikasi interaksional adalah umpan balik atau tanggapan terhadap suatu
pesan. Umpan balik dapat berupa verbal maupun non-verbal, sengaja maupun
tidak sengaja. Umpan balik juga membantu para komunikator untuk mengetahui
apakah pesan mereka tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian
makna terjadi. Dalam model interaksional, umpan balik terjadi setelah pesan
diterima, bukan pada saat pesan sedang dikirim.

Komunikasi sebagai Transaksi: Model Transaksional Model komunikasi


transaksional menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang
berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi.
Komunikasi bersifat transaksional mengatakan bahwa proses tersebut
kooperatif, yakni pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab
terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Dalam model
komunikasi linear, makna dikirim dari satu orang ke orang lainnya. Dalam
model interaksional, makna dicapai melalui umpan balik dari pengirim dan
penerima.

Tantangan Dalam Komunikasi Pada titik ini, anda mungkin telah memiliki
pandangan bahwa komunikasi dapat menyelesaikan hampir semua masalah
dalam masyarakat kita. Hal ini tidak mengherankan. Komunikasi adalah ramuan
ajaib yang dapat menyembuhkan segala permasalahan dalam kehidupan. Para
peneliti juga memfokuskan penelitian mereka pada hubungan yang sehat dan
memuaskan, dan sering kali melupakan fakta bahwa beberapa hubungan yang
dapat menjadi tidak sehat dan tidak menyenangkan. Dalam beberapa tahun
belakangan ini, peneliti dan teoritikus komunikasi mulai mempertanyakan
apakah benar semua komunikasi menyenangkan, rasional penuh pemikiran, dan
tulus. Para peneliti menciptakan sebuah istilah sisi gelap untuk merujuk pada
proses komunikasi yang negatif dan merendahkan. Para peneliti mulai meneliti
area ini karena jelas sekali bahwa tidak semua komunikasi atau hubungan itu
menyenangkan dan menguntungkan satu sama lain. Sebagaimana dikatakan
Steve Duck (1994) bahwa dalam hubungan antarpribadi, kita mungkin saja
dikecewakan, dikhianati, dan merasa tertekan. Berasumsi bahwa komunikasi
memiliki sisi gelap berarti komunikasi juga memiliki komponen negatif.
Komunikasi negatif dapat berupa hal seperti sarkasme, manipulasi, serangan
verbal, dan penghinaan. Hal ini juga termasuk hal yang sepertinya tidak terlalu
bahaya, seperti julukan dan ledakan, yang merupakan hal biasa di kalangan
remaja. Komunikasi dapat menjadi rasis dan diskriminatif terhadap kelompok-
kelompok usia tertentu.
PENUTUP
Demikianlah hasil makalah kami, apabila ada kekurangan dari makalah kami
mohon di maaf kan . jika terdapat kesalahan yang tidak kami katehui mohon
beri saran atau pun kritik .
Terima Kasih .

Anda mungkin juga menyukai