Anda di halaman 1dari 7

Ontologi Ilmu Komunikasi: Usaha Penyampaian Pesan Antarmanusia

ONTOLOGI ILMU KOMUNIKASI: USAHA PENYAMPAIAN PESAN


ANTARMANUSIA
Dani Vardiansyah
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul Jakarta
Jl Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang Kb. Jeruk, Jakarta Barat
dani.vardiansyah@esaunggul.ac.id

Abstract

This paper tries to provide an alternative to the definition of communication science diverse. As something nobwujud, anyone can reduce
the definition of communication itself, depending on the focus to be explained. Whatever the definition, depart from three paradigms
recognized by communication scientists. So based on the third paradigm, this paper provides alternatives that are generic, basic, and
general that communication is an effort to deliver messages between people. Thus, the science of communication is the study of human effort
in conveying its message to other humans. Keywords: effort, speech messaging, human

Abstrak

Tulisan ini mencoba memberi alternatif atas definisi ilmu komunikasi yang beragam. Sebagai sesuatu yang nirwujud,
siapapun bisa menurunkan definisi komunikasinya sendiri, tergantung fokus yang ingin dijelaskan. Apapun
definisinya, berangkat dari tiga paradigma yang diakui oleh ilmuwan komunikasi. Maka berdasarkan paradigm ketiga,
tulisan ini memberi alternative yang bersifat generic, mendasar, dan umum bahwa komunikasi adalah usaha
penyampaian pesan antar manusia. Dengan demikian, ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia
dalam menyampaikan pesannya kepada manusia lain. Kata kunci: usaha, penyampaan pesan, antar manusia

Pendahuluan etika apa saja yang boleh atau tidak boleh


Filsafat adalah ibu dari segala ilmu. Maka, dilakukan, dan karenanya terkait etika, maka ini
guna mendapatkan pemahaman mendasar, adalah masalah aksiologis.
kembalilah kita kepada ibunya: filsafat. Manakala Tulisan ini akan berfokus kepada masalah
kita berpikir secara filsafat, terdapat tiga wilayah ontologis: jati diri keberadaan ilmu komunikasi.
yang kita jelajahi, yakni wilayah ada, wilayah Beberapa pertanyaan ontologis yang ingin dijawab
pengetahuan, dan wilayah nilai (Suriasumantri, adalah: apakah ilmu komunikasi? Apakah objek
2001; Adian, 2002; Vardiansyah, 2008). Ketiga kajian ilmu komunikasi? Apakah yang ditelaah oleh
wilayah ini, dalam kosa kata filsafat, disebut ilmu komunikasi? Hal ini perlu penulis tegaskan
ontologi, epistemologi, aksiologi. karena masih banyak kesimpangsiuran dalam
Sesungguhnya, pola berfikir ini sudah kita memahami objek kajian ilmu komunikasi. Selain itu,
bawa dalam kehidupan keseharian kita. Semisal dalam keberagaman definisi tentang objek kajian
anda ingin mendirikan sebuah usaha radio ilmu komunikasi, maka tulisan ini akan mencoba
komersial. Pertanyaan pertama adalah terkait jati menurunkan satu definisi generic yang diharapkan
diri atau keber-ada-an dari radio anda itu: apakah ini dapat bermanfaat untuk pemahaman yang bersifat
akan menjadi radio berita atau musik hiburan? Jika umum dan mendasar.
musik hiburan, lagu apa sajakah yang akan anda
tayangan dan yang akan anda tolak? Seandainya Pembahasan
diputuskan bahwa radio anda adalah musik hiburan Sebagai sesuatu yang nirwujud, bahkan anda
dengan lagi-lagu dangdut, maka jelas lagu Barat pun bisa menurunkan definisi anda sendiri. Definisi
akan anda tolak. Ini adalah masalah ontologis. komunikasi begitu beragam, tergantung fokus yang
Bagaimana anda membangun dan membesarkannya ingin anda jelaskan. Jika anda ingin menjelaskan
adalah masalah epistemologis. Sedangkan tentang tentang peranan media massa, gunakanlah definisi

Jurnal Komunikologi Volume 14 Nomor 2 September 2017 82


Ontologi Ilmu Komunikasi: Usaha Penyampaian Pesan Antarmanusia

yang mengandung unsur media massa di dalamnya. Ini bukan masalah benar atau salah. Ini masalah
Jika ingin menjelaskan adanya saling pengertian paradigmatik, sudut pandang atau perspektif, yaitu
(understanding), gunakan definisi yang mengandung posisi di mana kita berdiri ketika melihat sebuah
unsur itu. objek.
Artinya, gunakanlah definisi yang Oleh karenanya, paradigma dapat kita
bermanfaat bagi anda untuk menjelaskan fenomena definisikan sebagai cara pandang seseorang
yang ingin anda jelaskan. Atau, secara argumentatif, terhadap diri dan lingkungan yang akan
turunkanlah definisi anda sendiri. Misalnya, jika mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif),
anda ingin menggambarkan komunikasi yang terjadi bersikap (afektif), dan berperilaku (konatif).
antarmanusia, jangan gunakan definisi nomor 3 Dalam agama misalnya, ketika memandang
pada sampel di atas. Definisi itu menjadi tidak konsep Tuhan, sudut pandang Kristen berbeda
relevan dan baru tepat jika anda gunakan untuk dengan Islam. Perbedaan juga terjadi dalam Islam,
menggambarkan komunikasi data, komunikasi salah satunya ketika harus menetapkansaat mulai
mesin, atau terkait transportasi misalnya. Ramadhan antara Muhammadiyah dengan
Jika kita kupas pada lapis pertama, hakikat Nahdlatul Ulama misalnya, yang satu melihat
komunikasi adalah penyampaian pesan: harus ada berdasarkan hilal manakala yang lainnya
pesan yang disampaikan, dan selama ada pesan yang berdasarkan hisab.
disampaikan, itulah komunikasi. Namun, tidak Begitu pula dalam memandang objek ilmu
semua penyampaian pesan akan menjadi objek komunikasi, para ilmuwan sering berbeda pendapat.
kajian ilmu komunikasi. Karenanya, kita masuk Dari sini, berkembanglah tiga paradigma yang
pada lapis kedua. membedakan ilmuwan komunikasi dalam berpikir,
Pada lapis kedua, kita bisa melihat bahwa bersikap, dan berperilaku.
komunikasi yang menjadi objek kajian ilmu Sebagaimana diutarakan, para ahli dan
komunikasi hanyalah penyampaian pesan yang teoretisi komunikasi bisa bersepakat bahwa banyak
terjadi antarmanusia. Artinya, penyampaian pesan gejala komunikasi, selama ada pesan yang
kepada makhluk selain manusia berada di luar objek disampaikan, itu adalah peristiwa komunikasi.
kajian ilmu komunikasi. Namun, tidak semua peristiwa komunikasi adalah
Sampai di titik ini, para ahli bisa objek kajian ilmu komunikasi.
menyepakati. Namun, ketika mereka coba Objek ilmu komunikasi adalah– dansemata-
mengupas objek kajian ilmu komunikasi pada lapis mata hanyalah – tentang penyampaian pesan
berikutnya, timbul masalah: antarmanusia. Manusia yang dimaksud harus sehat
1. Apakah (isi pesan) komunikasi harus akal budinya. Di luar kriteria ini, para ahli sepakat,
memiliki tujuan (purpose)? beradadi luar keber-”ada”-an ilmu komunikasi,
2. Apakah (isi pesan)komunikasi harus sampai bukan objek kajian ilmu komunikasi, atau dalam
(received)? bahasa filsafat ilmu: di luar ontologi ilmu
komunikasi.
Pada tahun 1990-an, para ahli dan teoretisi Sebagaimana diutarakan, dua hal yang tidak
komunikasi berkumpul, berdebat, dan bisa disepakati adalah: apakah komunikasi harus
mempertanyakan dua hal di atas (lihat Littlejohn, mencakup (1) pesan yang disengaja (purposive) dan
2002). Akhirnya, para ahli sepakat untuk tidak apakah (2) pesan itu harus sampai (received).
sepakat atas kedua hal itu. Berdasarkan hal ini, lahir tiga paradigma.
Dari sini, lahirlah tiga paradigma, atau
perspektif, atau aliran, atau sekte, atau “agama” Paradigma-1:
dalam memandang objek kajian ilmu komunikasi. Komunikasi harus terbatas pada pesan yang
Berapakah jumlah balok kayu pada gambar diatas? disengaja (purpose) dan diterima/sampai (received).
Tiga atau empat? Artinya, untukterjadi komunikasi harus terdapat: (a)
Jawabannya sangat tergantung pada sudut komunikator pengirim pesan, (b) pesan itu sendiri,
pandang kita, perspektif kita, tempat kita berdiri, dan (c) komunikan penerima pesan.
yang bermuara pada paradigma kita.

Jurnal Komunikologi Volume 14 Nomor 2 September 2017 83


Ontologi Ilmu Komunikasi: Usaha Penyampaian Pesan Antarmanusia

Implikasinya, jika pesan tidak sampai ke serta bertanya, “Taksi, Pak?” ini adalah komunikasi
penerima, maka tidak ada komunikan; karena tidak yang menjadi kajian Paradigma-2, karena sopir itu
ada manusia yang menerima pesan. Karena tidak telah memaknai lenggangan anda (yang dilakukan
ada komunikan penerima pesan, maka tidak ada tanpa sengaja) sebagai panggilan terhadapnya, tanpa
komunikasi yang menjadi objek kajian ilmu mempersoalkan siapa pengirim dan penerima.
komunikasi. Demikian menurut paradigma ini. Begitulah ontologi Paradigma-2.
Misalnya, ketika terdampar di pulau, anda
menemukan sebuah botol plastik beserta secarik Paradigma-3
kertas beserta alat tulis. Anda menulis pesan dengan Bagi Paradigma-3, komunikasi harus
tujuan untuk meminta tolong. Kertas berisi pesan mencakup pesan-pesan yang disampaikan dengan
anda masukkan ke botol dan anda larung ke laut. sengaja, namun derajat kesengajaan sulit ditentukan.
Komunikasikah ini? Objek kajian ilmu Artinya, pesan harus disampaikan dengan sengaja,
komunikasikah ini? memiliki tujuan (purpose), tapi tidak mempersoalkan
Penganut Paradigma-1 menganalisis: pesan apakah pesan itusampai di sisi penerima.
sudah disampaikandengan bertujuan (minta tolong), Maka, syarat komunikasi bagi Paradigma-3,
namun belum ada manusia yang menerima pesan. harus ada: (a) komunikator pengirim pesan, (b)
Artinya, sudah ada komunikator, sudah ada pesan, pesan yang disampaikan, dan (c) target komunikan
namun belum ada komunikan yang menerima dan keada siapa pesan itu ditujukan.
memaknai pesan. Artinya, belum ada komunikasi Ketika anda melambaikan tangan tapi
antara anda yang berada di pulau dan orang lain teman tidak melihat, ini sudah merupakan
yang menerima pesan anda, dan karenanya di luar komunikasi yang menjadi objek kajiannya. Bagi
objek kajiannya.Atau, dalam bahasa filsafat ilmu, Paradigma-3, pertanyaannya adalah: mengapa pesan
peristiwa ini di luar ontologi Paradigma-1. tidak sampai? Gangguan apa yang sedang terjadi:
apakah pada saluran, atau pada alat penerima
Paradigma-2 (receiver, mata teman anda), atau ada hal lainnya?
Bagi Paradigma-2, komunikasi harus Kembali pada contoh di atas, yaitu ketika
mencakup semua perilaku yang bermakna bagi anda terdampar di pulau, menemukan sebuah botol
penerima, apakah disengaja (purposive) ataupun plastikbeserta secarik kertas berikut alat tulis,
tidak. Paradigma ini menyatakan bahwa pesan tidak kemudian anda menulis pesan dengan tujuan untuk
harus bertujuan, tetapi harus sampai (received). meminta tolong, lantas botol berisi pesan anda
Artinya, sudah harus ada pihak yang memaknai larung ke laut. Pertanyaannya, komunikasikah ini?
pesan. Sehingga, syarat objek kajian ilmu Objek kajian ilmu komunikasikah ini?
komunikasi bagi paradigma ini adalah harus ada: (a) Jawaban penganut Paradigma-3, ini adalah
pesan yang sudah dikirim dan (b) komunikan. objek kajiannya, karena pesan memiliki tujuan
Namun, perlu dicatat, Paradigma-2 memiliki (purpose: minta tolong) walau belum ada yang
definisi komunikan versinya sendiri. menerima pesan (not received yet), di mana pesan itu
Bagi paradigma ini, semua manusia yang jelas ditujukan kepada manusia di seberang sana,
berkomunikasi disebut komunikan; sama seperti dan tidak ditujukan kepada ubur-ubur umpamanya.
semua orang Indonesia adalah Indonesian atau semua Artinya, sudah ada komuniator, sudah ada pesan,
orang Amerika adalah American. Sehingga, pengirim dan sudah ada target komunikannya.
maupun penerima pesan adalah manusia yang Namun, sebagaimana ilmu pemasaran yang
berkomunikasi: komunikan. menggunakan kata “target pasar” atau “target
Dengan kata lain, karena tidak konsumen”, bagi Paradigma-3 “target komunikan”
mensyaratkan purpose, paradigma ini tidak tidak lagi harus menggunakan kata “target” karena
mempersoalkan pengirim dan penerima pesan, yang memang tidak mensyaratkan pesan yang sampai
penting sudah sudah ada pihak yang memaknai (received) di sisi penerima.Untuk ringkasnya, ketiga
pesan, berarti pesan itu sudah sampai (received). paradigma di atas dapat digambarkan dalam
Misalnya, ketika anda dengan tidak sengaja simpulan tabel berikut.
melenggang di tepi jalan dan sopir taksi berhenti

Jurnal Komunikologi Volume 14 Nomor 2 September 2017 84


Ontologi Ilmu Komunikasi: Usaha Penyampaian Pesan Antarmanusia

Gambar 1
Tiga Paradigma Objek Kajian Ilmu Komunikasi

Cobalah anda analisis sembilan kasus 6. Anda melambaikan tangan kepada teman.
berikut ini berdasarkan tiga paradigma dalam Tidak ada balasan dari teman. Baru keesokan
memandang objek ilmu komunikasi. Kasus harinya kawan Anda berkata, “Maaf kemarin
diadaptasi secara bebas dari Littlejhon (2002: 8): saya tidak membalas lambaian tanganmu
1. Anda menguap secara tidak sengaja dan tidak karena…”
seorang pun melihat itu. 7. Anda melambaikan tangan dan teman
2. Anda menguap dengan sengaja, namun teman membalas lambaian tangan Anda.
Anda tidak melihat hal itu. 8. Anda mengirim surat kepada seorang kawan,
3. Anda menguap dengan sengaja, teman Anda namun surat hilang dalam perjalanan.
melihat dan berkata, “Sebaiknya diskusi kita 9. Anda menyampaikan pidato kepada
cukupkan sampai di sini.” sekelompok orang yang senang mendengar apa
4. Anda menguap dengan sengaja, teman Anda yang anda katakan.
pura-pura tidak melihat dan terus melanjutkan
diskusi.
5. Anda melambaikan tangan kepada teman,
namun teman Anda tidak melihat.

Gambar 2
Syarat Ontologi 3 Paradigma
Jurnal Komunikologi Volume 14 Nomor 2 September 2017 85
Ontologi Ilmu Komunikasi: Usaha Penyampaian Pesan Antarmanusia

Hasilnya adalah sebagai berikut: Paradigma- (noise). Justeru tugas ilmuwan komunikasi adalah
1, 2, dan 3 sama sepakat bahwa tidak ada objek mengkaji mengapa pesan itu tidak sampai.
kajian ilmu komunikasi pada kasus pertama, karena Dalam taraf mempelajari sesuatu, semisal
tidak ada pesan yang disampaikan. Pada kasus mempelajari agama, pelajarilah satu agama dahulu
kedua, bagi Paradigma-1 bukan ontologinya, karena dan baru melihat dengan sudut pandang agama lain
walau pesan disampaikan dengan sengaja guna menghindari kerancuan berfikir. Dengan
(menguap, isi pesan: saya lelah), namun pesan tidak menggunakan hanya satu sudut pandang,kita dapat
sampai, tidak dilihat penerima. Bagi Paradigma-2, menghindari perdebatan yang tidak perlu.
karena tidak ada yang memaknai pesan, maka tidak Maka, buku ini akan mengajak anda
ada komunikasi yang menjadi objek kajiannya. mengkaji fenomena komunikasi dengan
Hanya Paradigma-3 yang mengakui sebagai menggunakan Paradigma-3 yang menyatakan
ontologinya karena pesan disampaikan dengan bahwapesan harus disampaikan dengan sengaja,
sengaja sementara pesan tidak harus sampai. namun derajat kesengajaan sulit ditentukan.
Untuk kasus ketiga, ketiga paradigma sama Berikut ini adalah alasan lainmengapa saya
sepakat, ada komunikasi yang menjadi objek mengajak anda menggunakan Paradigma-3. Sebagai
kajiannya, walau dengan latar argumen berbeda. mahasiswa jenjang S1, anda mutlak membutuhkan
Demikian juga dengan kasus keempat, walau teman pisau analisis dalam “membedah” fenomena
anda pura-pura tidak melihat, ketiga paradigma komunikasi. Telaahlah kasus ini.
sepakat bahwa ini adalah peristiwa komunikasi yang …Anto berkata kepada Budi, “Tolong
menjadi objek kajiannya dengan latar argumen sampaikan ke Cika, saya tunggu di kantin
berbeda. Sedangkan kasus kelima sama dengan belakang.”
kasus kedua. Pada kasus keenam, yang terjadi ….Budi bertemu Cika, “Kamu ditunggu
adalah delayed feedback, umpan balik yang tertunda. Anto di kantin belakang.”
Ketiga paradigma, walau dengan argumen berbeda, Pertanyaannya: siapakah komunikator?
sama-samabersepakat ada komunikasi yang menjadi Biasanya sebagian mahasiswa menyatakan bahwa
objek kajian mereka masing-masing. komunikatornya adalah Anto dan Budi, karena
Demikian juga dengan kasus ketujuh, ketiga keduanya adalah pihak yang menyampaikan pesan.
paradigma sama mengakui keberadaan komunikasi Jawaban ini jelas diberikan oleh mereka yang berdiri
yang menjadi ontologi mereka dengan alasan dengan Paradigma-2, karena tidak mempersoalkan
masing-masing. Pada kasus kedelepan, hanya siapa pemilik tujuan (purpose) dari sebuah pesan.
Paradigma-3 yang mengakui sebagai ontologinya. Padahal, Anto dan Budi memiliki peran
Di kasus kesembilan, ketiga paradigma mengakui yang berbeda:bagi Paradigma-1 dan 3, Anto adalah
keberadaan komunikasi menurut ontologi masing- komunikator, Budi adalah medium, dan Cika adalah
masing. Dari kajian ini, terlihat bahwa Paradigma-3 komunikan. Apakah yang membedakannya?
paling banyak mengakuinya sebagai fenomena Jawabnya: purpose atau tujuan, yang dalam buku ini
komunikasi. Ini merupakan salah satu alasan dimaknai sebagai motif komunikasi. Siapakah dalam
mengapabuku ini mengajak anda, calon sarjana ilmu kasus ini yang memiliki tujuan? Jawabnya: Anto.
komunikasi, untuk berdiri dengan Paradigma-3. Maka, Anto adalah komunikator. Budi membantu
Untuk Paradigma-2, biasanya saya gunakan Anto mencapai tujuan agar Cika mau menunggu di
ketika mengajar di jenjang D3 yang lebih kantin belakang, artinya Budi adalah medium.
menjadikan mahasiswa pelaku komunikasi, bukan Sedangkan Cika adalah (target) komunikan Anto,
analis.Intinya, selama sudah ada pihak yang bukan (target) komunikan Budi.
memaknai pesan, itulah komunikasi yang menjadi Sekali lagi, Paradigma-2 “dirontokkan”
objek kajiannya. Sederhana, bukan? dalam buku ini karena lemah tidak memiliki pisau
Adapun Paradigma-1 tidak saya gunakan analisis: ia tidak mempermasalahkan tujuan
karena mensyaratkan pesan yang harus sampai di (purpose). Sedangkan Paradigma-1 “dirontokkan”
sisi penerima. Padahal, banyak terjadi kasus di mana karena mensyaratkan pesan yang harus sampai
pesan tidak sampaikarena adanya gangguan pesan

Jurnal Komunikologi Volume 14 Nomor 2 September 2017 86


Ontologi Ilmu Komunikasi: Usaha Penyampaian Pesan Antarmanusia

(received), padahal banyak kasus di mana pesan tidak Maka, pengungkapan motif inilah yang harus
sampai ke si penerima. dilakukan. Jika ternyata teman andabernyanyi
Bagi anda yang mengkaji ilmu komunikasi, sekadar penyalur keriangan di pagi hari, maka ia
perlu mendefinisikan komunikasi secara khusus hanya sedang bernyanyi, tidak berkomunikasi.
mengingat bahwa definisi yang dirumuskan akan Motifnya adalah motif psikologis, bukan motif
merujuk apa yang menjadi objek kajian anda itu. komunikasi.Ia hanya sekedar bernyanyi, tidak
Buku ini mengajak anda untuk coba merumuskan berkomunikasi.
definisi anda sendiri. Tapi bila teman anda bernyanyi dengan sengaja,
Berikut ini adalah sebuah contoh. Dalam dengan motif komunikasi untuk memberitahu
upaya mendefinisikan objek ilmu komunikasi, buku kepada siapa pun di luar sana bahwa ada dirinya
ini berpijak pada dua hal utama: di dalam kamar mandi yang pintunya tidak
1. Sesuai objek material dan formalnya, ontologi dapat terkunci ini, maka ia memiliki motif
ilmu komunikasi haruslah penyampaian pesan komunikasi.
yang terjadi antarmanusia. Motif komunikasi ini membuat teman anda
2. Sesuai Paradigma-3 yang dianutnya, pesan yang bukan sekadar bernyanyi, melainkan
disampaikan harus dilakukan dengan sengaja, berkomunikasi melalui nyanyiannya, dengan isi
dengan bertujuan (purposive), artinya ada motif pesan yang ditujukan kepada siapa pun di luar
komunikasi yang melatarinya. sana: jangan masuk karena ada dirinya di dalam
Berdasarkan kedua hal itu, dapat diturunkan kamar mandi yang pintunya tidak terkunci ini.
definisi komunikasi yang menjadi objek kajian ilmu
komunikasi sebagai: (2) Penyampaian Pesan
“Usaha penyampaian pesan antarmanusia” Bahwa dalam peristiwa komunikasi harus sudah
Dari definisi ini, terdapat tiga unsur utama ada pesan yang disampaikan, karena sebagai
yang perlu ditegaskan,yaitu (1) usaha, (2) ilmu pengetahuan, objeknya haruslah empirik
penyampaian pesan, (3) antarmanusia, sebagai sensual tertangkap indra. Pesan yang tidak
berikut: tertangkap indra, tidak empirik sensual, mutlak
(1) Usaha berada di luar ontologi ilmu komunikasi.
Kata “usaha” dalam definisi ini
menggambarkan adanya tujuan, purpose. Berarti (3) Antar manusia
ada unsur kesengajaan di balik tindak Banyak peristiwa penyampaian pesan,tapi tidak
komunikasi, yaitu motif komunikasi yang semua peristiwa penyampaian pesan akan
menyebabkan seseorang menyampaikan pesan menjadi objek kajian ilmu komunikasi. Objek
dengan sengaja kepada manusia lain, walau ilmu komunikasi semata-mata hanya mengkaji
derajat kesengajaan itu sulit ditentukan. penyampaian pesan yang terjadi antar manusia,
Menurut psikoanalisis Freud, manusia terdiri dimana manusia yang dimaksud adalah yang
atas alam sadar dan alam bawah sadar. Terdapat sehat akal budinya.
motif yang disadari (manifest), menghasilkan
motif komunikasi yang terencana, proaktif, dan Demikianlah sekedar contoh, bagaimana
bertujuan. Selain itu, juga terdapat motif-motif paradigma akan mempengaruhi cara berfikir,
yang tidak disadari (latent), terpendam dan bersikap, dan berperilaku kita dalam mendefinisikan
muncul dari alam bawah sadar, mendorong objek kajian ilmu komunikasi.
manusia menyampaikan pesan secara reaktif. Anda pun, dengan paradigma anda, dapat
Untuk lebih memahami tentang usaha sebagai menurunkan definisi anda sendiri, buka?
kriteria objek kajian ilmu komunikasi, mari lihat
kasus ketika teman anda bernyanyi sendiri di Kesimpulan
kamar mandi. Sebagai sesuatu yang nirwujud, siapapun
Bagi Paradigma-3 persoalannya adalah: apakah dapat mendefinisikan komunikasi. Apapun definisi
teman anda bernyanyi dengan sengaja di kamar yang diturunkan, berangkat dari tiga paradigma
mandi? yang umunya diakui ilmuwan komunikasi. Ketiga

Jurnal Komunikologi Volume 14 Nomor 2 September 2017 87


Ontologi Ilmu Komunikasi: Usaha Penyampaian Pesan Antarmanusia

paradigm itu adalah: 1) komunikasi harus terbatas


pada pesan yang disengaja dan diterima, 2)
komunikasi harus mencakup semua perilaku yang
bermakna bagi penerima, apakah disengaja atau
tidak, 3) komunikasi harus mencakup pesan-pesan
yang disengaja, namun derajat kesengajaan sulit
ditentukan. Berdasarkan paradigm ke-3, tulisan ini
merumuskan komunikasi sebagai usaha penyamaian
pesan antar manusia.

Daftar Pustaka
Adian, Dony Gahral. (2002). Menyoal Objectivisme
Ilmu Pengetahuan: dari David Hume
sampai Thomas Khun. Jakarta: Teraju

Hatta, Mohammad. (1987). Pengantar ke Jalan Ilmu


Pengetahuan. Jakarta: Mutiara Sumber
Widya.

Hoeta Soehoet,, A.M. (2003). Filsafat Komunikasi.


Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta.

Littlejohn, Steven. (2000). Theories of Human


Communication. Belmont, California:
Wadsworth

Vardiansyah, Dani. (2008). Filsafat Ilmu


Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta:
Indeks.

Jurnal Komunikologi Volume 14 Nomor 2 September 2017 88

Anda mungkin juga menyukai