Anda di halaman 1dari 36

Oleh

Dr. I WAYAN JUNIARSANA, SST, M.Fis


Disampaikan pada mahasiswa
STIKES WIKA
ASUHAN GIZI PADA AUTISME

PENGERTIAN
 Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks
menyangkut
- komunikasi,
- interaksi sosial
- aktivitas imajinasi

 Dr. Andrew Wakefiled dari Royal Free Hospital di London,


Autisme :
gangguan syaraf otak, yang menghambat perkembangan bicara
sehingga menyebabkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
tidak berkembang secara normal.
Pengertian Autisme (Con’t)
Dr. Reza Ranuh, Sp.Abah :
 gangguan kognitif (kemampuan untuk mengerti),
 gangguan tingkah laku sosial
 gangguan verbal atau nonverbal,
( 30% gangguan bicara, 50% terdapat gejala mental retardasi)

 Dr. Faisal Yatim DTM & H, MPH,


Autisme bukanlah gejala penyakit tetapi berupa sindroma
(kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan
perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan keperdulian
terhadap sekitar, sehingga anak autis hidup dalam dunianya
sendiri.
Gejala pada Autisme
 Terlambat / susah bicara. Pada komunikasi verbal
normal biasanya mengulang kata-kata (echolia)
sehingga susah berkomunikasi verbal.
 Kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, misalnya :
• Tidak ada kontak mata
• Kurang perhatian kepada anak lain
• Kurang respon terhadap permintaan verbal
• Tidak ada respon bila dipanggil namanya
• Menghindari kontak fisik, walaupun dengan orang tua atau
saudara sendiri.
 Acuh tak acuh terhadap orang lain dalam kesusahan
Gejala pada Autisme (con,t)
 Berprilaku aneh
• Stimulasi diri sendiri misalnya berputar-putar, bergoyang-
goyang, bertepuk-tepuk dengan sendiri.
• Tertawa atau marah tanpa sebab yang jelas
• Mengulang-ulang permainan aneh dalam waktu tertentu,
permainan yang sama diulang-ulang bisa sampai
setengah jam.
• Melakukan sesuatu yang sama atau rutin terus menerus,
sulit untuk merubah atau menginterupsi sesuatu yang
rutin dilakukan.
• Perilaku menyakiti diri sendiri atau agresive misalnya
memukul kepala.
Gejala pada Autisme (con,t)
 Perubahan sensory/sensitivitas Indera
• Hipersensitive atau hiposensitive pada kelima
indera (penglihatan, pendengaran, penciuman,
perasa, peraba).

• Respon abnormal terhadap indera tersebut.


• Kurang respon terhadap rasa sakit atau reaksi
berlebihan terhadap sesuatu yang kelihatannya
kecil/sepele misalnya suara menutup pintu.
Perbedaan Perilaku Anak Dengan dan Tanpa Autisme

 Komunikasi  Komunikasi
 Menghindari kontak mata  Memperhatikan wajah ibunya.
 Seperti tuli  Mudah terstimulasi/terangsang
 Mulai mengembangkan bahasa, suara.
kemudian berhenti bicara.  Menambah kata-kata dan
penggunaan gramatika
berkembang
 Hubungan Sosial  Hubungan Sosial
 Bersikap seperti tidak menyadari  Menangis bila ibunya
orang lain datang dan pergi. meninggalkan kamar dan gelisah
 Menyerang dan menyakiti orang melihat orang asing
lain tanpa provokasi/ dihasut.  Menjadi bingung apabila
 Tidak dapat terjangkau/dicapai, lapar/frustasi.
seperti berada dalam rumah  Tersenyum bila melihat wajah-
kerang. wajah yang dikenal.
Perbedaan Perilaku Anak Dengan dan Tanpa Autisme

 Eksplorasi Lingkungan  Eksplorasi Lingkungan


 Tetap terpaku pada satu  Bergerak dari satu objek/
kegiatan aktifitas yang satu ke yang lain
 Melakukan aktifitas aneh seperti  Menggunakan tubuh untuk
bergoyang-goyang, tepuk mencapai tujuan/objek.
tangan.  Menyelidik dan main dengan
 Mencium/menjilati mainan. mainan
 Menunjukkan tidak ada  Mencari kesenangan dan
sensitivitas terhadap panas api, menghindari sakit.
memar-memar, dan merusak
diri sendiri misalnya
mencongkel-congkel mata.
Bagaimana Mendiagnosa Autisme
 anak Austisme sudah kelihatan berbeda sejak bayi,
mis: tidak responsive, memusatkan perhatian pada
satu hal dalam jangka waktu lama.
 Kriteria yang digunakan melalui interview dan
pengamatan :
• hubungan sosial yang terbatas atau jelek
• keterampilan komunikasi terbelakang
• perhatian, perilaku, dan aktivitas yang berulang-ulang
 Anak austisme => kelainan pada ketiga kriteria
tersebut dengan gejala yang bervariasi.
Penyebab Autisme
 Dr. Melly Budiman
gangguan perkembangan susunan syaraf pusat
=> fungsi otak terganggu.

 Dr. Faisal Yatim :


 Trauma sewaktu bayi dalam kandungan misalnya keracunan
kehamilan, infeksi virus rubella, virus cytomegalo dan
sebagainya.

 Kejadian segera setelah lahir seperti kekurangan oksigen


(anoksia)

 Kejadian selama kehamilan seperti pembentukan otak yang


kecil misalnya vermis otak kecil yang lebih kecil atau terjadi
pengaturan jaringan otak.

 Kemungkinan terjadi kelainan metabolisme seperti pada


penyakit Addison dimana bertambahnya pigmen tubuh dan
kemunduran mental.
Pengelompokkan Autisme
 Autisme Persepsi
Autisme dianggap sebagai Autisme asli dan disebut
juga Autisme internal karena kelainan sudah timbul
sebelum lahir.
 Autisme Reaksi
Autisme ini biasa mulai terlihat pada anak-anak usia
lebih besar (6-7 tahun). Sebelum anak memasuki tahap
berfikir logis. Tetapi bisa juga terjadi sejak usia minggu-
minggu pertama. Penderita Autisme reaktif ini bisa
membuat gerakan-gerakan tertentu berulang-ulang dan
kadang-kadang disertai kejang-kejang.
 Autisme yang timbul kemudian
Terapi Autisme
 Terapi Wicara
 Terapi Okupasi
 Terapi Bermain
 Terapi Medikamentosa/obat-obatan (drug the rapy)
 Terapi melalui makanan (diet therapy) : anak
gangguan sensoris
 Sensory Integration Therapy
 Auditory Integration Therapy
 Biomedical treatment/therapy => melalui perbaikan
kondisi tubuh agar terlepas dari faktor-faktor yang
merusak (dari keracunan logam berat, efek
casomorphine dan gliadorphin, allergen, dan
sebagainya.
Kondisi Kesehatan yang Dialami Anak Autis

Gangguan Gizi
 Kekurangan zink: ditemui hampir 90% anak
autisKekurangan zink kronis
=>gangguan fungsi pencernaan, pancreas,
kerusakan permukaan saluran cerna dan
gangguan sistem imun.

 Kekurangan kalsium dan magnesium

 Kekurangan mineral secara umum => logam


berat tertimbun dalam tubuh anak, fungsi
enzim-enzim menurun, ketidakseimbangan
gula darah dan gang. pencernaan.
Gangguan Gizi (Con’)
• Kekurangan asam lemak omega 3, serat makanan, antioksidan
dan vitamin lain hampir terlihat pada semua anak autisme.

• Kelebihan tembaga,
Fungsi utama tembaga merupakan bagian dari enzim.
Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan sirosis hati.
Hampir 90% anak autisme kelebihan zat tembaga.
Zat tembaga yang berlebihan dapat berperan sebagai pro-
oksidan dan dapat meningkatkan penghancuran asam lemak
dalam sel terutama pada sel otak.
Kondisi Kesehatan yang Dialami Anak Autis

 Alergi dan Intoleransi Makanan


Alergi makanan
=>reaksi tubuh thd makanan / komponen
makanan yang menyebabkan reaksi imunologi
disebut allergen.
Makanan yang sering menimbulkan alergi
antara lain ; ikan, udang, susu, telur.
Kondisi Kesehatan yang Dialami Anak Autis

Intoleransi makanan
Merupakan reaksi negatif terhadap makanan dan
menimbulkan beberapa gejala, namun tidak
melibatkan sistem imun tubuh.

Penyebab : kekurangan enzym untuk mencerna zat


tertentu dalam makanan. Makanan yang sering
menimbulkan reaksi intoleransi adalah susu, telur,
gandum dan kacang-kacangan.
Kondisi Kesehatan yang Dialami Anak Autis
 Keracunan Logam Berat
Pada pemeriksaan urin anak autisme kadar logam berat
(merkuri, timbal, arsenik, aluminium dan lain-lainnya tinggi)
 Lain-lain :
Perhatikan riwayat pengobatan anak sejak dari bayi.
- Anak dengan gangguan pertumbuhan dan riwayat infeksi
- Pengobatan antibiotika jangka waktu lama.
OK dapat membunuh bakteri baik yang melindungi usus
dari pertumbuhan jamur dan infeksi parasit.
Jamur yang berkembang biak menyebabkan leaky
gut (usus berpori).
Kondisi Kesehatan yang Dialami Anak Autis

 Sindrom PST
• Phenol sulfo transferase (PST)  enzim yang
dibutuhkan dalam proses detoksifikasi dalam organ
hati.

• Anak autis  kekurangan sulfur  ion sulfat  


fungsi sistem enzim PST   komposisi fenol tidak
dapat dibuang  terkumpul di otak dan saraf 
kegiatan neotransmitten terganggu sehingga bila
konsumsi makanan yang ada fenol  gangguan
tingkah laku, suasana hati, fungsi neurologis dan
pencernaan.
Kondisi Kesehatan yang Dialami Anak Autis

 Gejala anak dengan sindrom PST


lingkaran hitam di bawah mata, sering berkeringat di
malam hari, bau keringat khas bau fenol, tubuh selalu
lembab, pipi/telinga merah, mood berubah-ubah,
gangguan pencernaan, eksim, asma, rasa haus berlebihan
dan deman tinggi yang tidak diketahui penyebabnya
dengan/tanpa muntah.

Makanan yang mengandung fenol tinggi :


pisang, apel, ubi, sukun, pir, kentang, singkong, talas,
jeruk, anggur dan buah-buahan citrus lainnya.
Kondisi Kesehatan yang Dialami Anak Autis

 Gangguan sensori pada aktivitas


makan
• Hal ini membuat mereka sangat peka
terhadap rangsangan. Pada gangguan
sensori yang parah  tidak bisa mencium
aroma masakan tertentu. Gangguan ini bisa
diatasi dengan terapi okupasi.
PENATALAKSANAAN NUTRISI
1.Assesment Gizi
 Antropometri
 Biokomia :
• Pemeriksaan feses (pemeriksaan gangguan pencernaan)
• Pemeriksaan urin (pemeriksaan morfin yang terbentuk dari
kasein dan gluten, pemeriksaan logam berat yang keluar,
pemeriksaan gangguan ginjal dan infeksi pada saluran
kencing)
• Pemeriksaan darah lengkap (indikator adanya keracunan
yang sedang berlangsung).
• Pemeriksaan rambut (pemeriksaan kandungan logam
berat dan mineral dalam tubuh, terutama logam berat
seperti aluminium, arsenik, cadmium, air raksa, timbal.
 Klinis/fisik
 Diet : asupan makan, riwayat kebiasaan makan
 Lain-lain : aktivitas fisik, perilaku, komunikasi, interaksi
PENATALAKSANAAN NUTRISI
2. Diagnosis Gizi
Sesuaikan dengan permasalahan gizi yang muncul
pada penderita berdasarkan assessment gizi.
3. Intervensi Gizi
 Sesuaikan dengan diagnosis gizi meliputi : terapi diet,
edukasi.
 Secara umum diet anak autisme adalah menghindari
makanan yang mengandung gluten dan kasein (casein
free gluten freee/CFGF).
 Bahan/hasil olahan yang mengandung gluten : roti,
macaroni, spageti, mi, sereal, crackers, tepung panir,
ragi dan bahan pengembang kue.
 Produk olahan yang mengandung kasein : susu sapi
segar, susu bubuk, mentega, keju, coklat, yoghurt, dan
es krim.
PENATALAKSANAAN NUTRISI(con,t)
 Mengapa harus menghindari gluten dan
kasein ?
80% anak autis di Indonesia mengalami keracunan
logam berat
 merusak sel otak yang sedang berkembang
(terutama myelin/selaput pelindung saraf-saraf otak)
 saraf otak tidak berfungsi dengan baik, enzim DPP-4
(sebagai pemecah gluten dan kasein juga tidak
berfungsi dengan baik) akibatnya gluten dan kasein
 tidak tercerna yang menyebabkan keracunan otak
karena rantai protein gluten dan kasein tersebut
menjadi “morfin” di otak
 gangguan pencernaan, gejala dan tingkah laku
autistik.
Panduan Diet CFGF
 Pada minggu pertama
• Hindari atau kurangi makanan dari terigu dalam
bentuk mi (pilih bihun, spageti beras, kwetiau beras)
 Pada minggu kedua
• Hindari atau kurangi biscuit (solusi : cari biscuit dari
tepung beras).
• Pada minggu ketiga
• Hindari atau kurangi roti (solusi buat camilan bebas
tepung terigu
Panduan Diet CFGF
 Pada minggu keempat
Hindari atau kurangi makanan dari susu sapi, ganti
dengan susu kedelai (coba susu kentang/khusus makanan
anak autis, susu dari air beras atau susu kacang almond).
 Pada minggu kelima
Hindari atau kurangi makanan yang banyak mengandung
gula. (solusi : gunakan gula merah, pengganti gula/stevia).
 Pada minggu keenam
Atur jadwal makan buah-buahan yang dikonsumsi anak.
Hindari apel, anggur, melon, tomat, jeruk dan stroberi. Pilih
yang lebih aman seperti pepaya, nenas, sirsak dan kiwi.
Kurangi makanan/minuman yang mengandung zat aditif,
makanan/ minuman olahan.
Cara Mengatur Makanan
 Makanan seimbang : untuk menjamin agar tubuh memperoleh
semua zat gizi yang dibutuhkan, untuk keperluan
pertumbuhan, perbaikan sel-sel yang rusak dan kegiatan
sehari-hari.

 Makanan sumber karbohidrat : pilih yang tak mengandung


gluten seperti beras, singkong, ubi, talas, jagung, tepung
beras, tapioca, ararut, maizena, bihun, soun.

 Makanan sumber protein tidak mengandung casein : daging


dan ikan segar (tidak diawet), unggas, telur, kerang, tahu,
tempe dan kacang-kacangan (kadang kedelai, kacang hijau,
kacang merah, kacang tolo, kacang mede, kacang tanah,
kenari dan lain-lain).
Cara Mengatur Makanan(con,t)
 Minyak : untuk memasak gunakan minyak
sayur, minyak jagung, minyak biji bunga
matahari, minyak kacang tanah, minyak
kedelai, minyak olive dan lain-lain. Bila perlu
menambah konsumsi lemak, makanan dapat
digoreng.
 Cukup mengkonsumsi serat, khususnya
yang berasal dari sayuran dan buah-buahan,
satu hari 3 – 5 porsi.
Cara Mengatur Makanan(con,t)
 Menghindari makanan yang mengandung
gluten misalnya terigu, havermouth, oat
dan hasil olahannya seperti roti, mie, kue-
kue, macaroni, spageti, cake, biscuit dan
sebagainya.
 Menghindari makanan sumber kasein
seperti : susu dan hasil olahannya
misalnya es krim, keju, mentega, yogurt
dan sebagainya.
Cara Mengatur Makanan(con,t)
 Memilih makanan yang tidak menggunakan “food
additive”
 Bila anak kekurangan enzim Phenol
Sulfurtrasferase (PST), Hindari makanan yang
mengandung phenol, misalnya : tomat, jeruk,
pisang, anggur merah, apel, cocoa dan susu.
 Bila anak alergi atau intoleransi terhadap makanan
tertentu, Hindari makanan tersebut.
Cara Mengatur Makanan(con’t)
 Bila keseimbangan zat gizi tidak dapat
dipenuhi, pertimbangkan pemberian suplemen
vitamin dan mineral (vitamin B6, vitamin C,
Zink dan Magnesium).
 Biasakan membaca tabel makanan untuk
mengetahui komposisi makanan secara
lengkap.
 Makanan cukup bervariasi. Bila makanan
monoton, maka anak akan cepat bosan.
 Hindari “junk food”, ganti dengan buah dan
sayuran segar.
Anjuran makanan
Golongan Bahan Makanan yang Makanan yang Dihindari
Makanan Diperbolehkan

• Sumber karbohidrat Beras, beras ketan, Makanan yang


kentang, jagung, mengandung gluten :
singkong, ubi, gandum,
tepung beras, oat/havermouth, barley,
tapioca, sagu dan bulgur, terigu dan
hasil olahannya : semua hasil olahannya :
bihun, soun dan lain- roti, kue-kue, mie,
lain. spageti, macaroni,
vermiseli, biscuit, cake,
bolu, pizza, kue tar dan
sebagainya. Tepung
panir.
Anjuran makanan

Golongan Bahan Makanan yang Makanan yang Dihindari


Makanan Diperbolehkan
• Sumber protein Daging : sapi, babi, Makanan sumber casein : susu
hewan kambing, burung, dan hasil olahannya : keju,
ayam, hati ikan, yogurt, cream. Daging,
kepiting, cumi, telur, ikan yang diawet dan
udang, hati. diolah seperti sosis,
kornet, daging asap, ikan
asap, sarden, dan lain-lain.
• Sumber protein Tahu, tempe, kacang hijau, Tauco, kecap.
nabati kacang kedelai, kacang
merah, kacang tolo,
kacang mede, kacang
tanah, lentil, kacang
kapri, susu kedelai.
Anjuran makanan

Golongan Bahan Makanan yang Diperbolehkan Makanan yang Dihindari


Makanan
• Sumber lemak Minyak goring, minyak zaitun, Mentega, cream.
minyak jagung, minyak
kacang, santan, kelapa.

• Sayuran Semua sayuran segar, wortel, Saus : tomat, cabe, puree,


labu, kuning tomat, tomat, sayuran diawet
kangkung, bayam, sawi, labu dan di asin.
siam, timun-timun, dan lain-
lain.

• Buah-buahan Semua buah segar : anggur, apel, Buah yang diawet, buah
pisang, jeruk, jambu, dalam kaleng.
mangga, pepaya, melon,
semangka dan lain-lain.
Anjuran makanan
• Minuman Teh, sari buah murni Minuman botol ringan
tanpa pengawet, susu sari buah dengan
kedelai. pengawet.
• Food additive/bahan Acacia gum, asam Pewarna tiruan zat
tambahan ascorbat, asam penambah rasa/
fumerat, beta monosodium
carotene ; sulfare, glutamate, zat
carbonate, selulose, penambah aroma,
gel, gum, gelatin, pemanis : aspartame,
glyceride, lecithin, sakarine ; cafein,
pectin, polybate, nitrate,
potassium/kalsium : nitrite (pengawet
chlorida, citrate, daging).
phosphate, sorbate.

Anda mungkin juga menyukai