AUTISME
DEFINISI:
Gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh
kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul
sebelum usia 3 tahun, dengan ciri kelainan fungsi dalam
3 bidang: interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku
serta minat yang terbatas dan berulang.
EPIDEMIOLOGI:
ETIOLOGI
Faktor Genetik
2-4% anak dengan autis
memiliki saudara kandung
yang juga autis
Faktor Neurobiologis
Infeksi TORCH
Gangguan oksigenasi
(perdarahan ibu hamil)
Intoksikasi saat kehamilan
ibu
Faktor imunologis
Inkompatibilitas imunologi
antara ibu dgn janin
kerusakan jaringan neural
selama kehamilan
Faktor Perinatal
Perdarahan maternal
Mekoneum dalam cairan
amnion
Sindrom gawat napas
Anemia neonatus
Temuan neuroanatomi
Ggn lobus temporalis,
serebelum, sistem limbik
(amigdala dan
hipokampus), atau lobus
parietalis
Faktor biokimia
Peningkatan asam
homovanilat (metabolit
dopamin utama)didalam
cairan serebrospinal fluid.
Gangguan khas dalam menggunakan bahasa non verbal yang beraneka ragam seperti
pandangan mata ke mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak isyarat dalam
berinteraksi sosial.
Kegagalan dalam mengembangkan hubungan teman sebaya yang sesuai dengan tingkat
perkembangan
Kekurangan
kemampuan
spontan
untuk
berbagi
kesenangan,
ketertarikan,
atau
keberhasilan dengan orang lain (misalnya, kurang menunjukkan maksud objek ketertarikan)
Terapi
Tujuan terapi
Meningkatkan perilaku prososial dan perilaku yang secara
sosial dapat diterima,
Mengurangi gejala perilaku aneh
Memperbaiki komunikasi verbal serta nonverbal
Jenis Terapi
Applied behavioral Analysis (ABA)
Terapi wicara
Terapi okupasi
Terapi fisik
Terapi sosial
Terapi bermain
Terapi perilaku
Terapi
perkembangan
Terapi visual
Terapi biomedik
PROGNOSIS
Umumnya merupakan gangguan seumur hidup
dengan prognosis yang terbatas.
IQ > 70 menggunakan bahasa komunikatif pada
usia 5-7 tahun prognosis terbaik.
2/3 dewasa autistik tetap mengalami kecacatan
parah dan hidup dalam ketergantungan.
Prognosis membaik bila keluarga dan lingkungan
sekitar suportif.
ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Defini
si
Onset
Epidemiologi
2-20%
anak
sekolah
dasar di
Amerika.
Anak lakilaki >
anak
perempua
n (ratio 35:1).
1%
anak
sekolah
dasar di
UK.
Anak lakilaki
pertama
lebih
sering
mengalam
i
gangguan.
Etiologi
Genetik
Psikososi
al
Neurologi
s
ADH
D
Cedera
otak
Neurokim
ia
Gejala Klinis
Hiperaktivitas
Gangguan motorik perceptual
Labilitas emosi
Defisit koordinasi menyeluruh
Gangguan atensi (atensi pendek, distrakbilitas, inatensi,
gagal menyelesaikan hal, konsentrasi buruk)
Impulsivitas (bertindak sebelum berfikir, mengubah prilaku
tiba-tiba)
Gangguan daya ingat dan pikiran
Ketidakmampuan blajar spesifik
Gangguan bicara dan mendengar
Tanda neurologis dan irregularitas EEG samar
B.
C.
D.
E.
Impulsivitas
g. Sering menjawab tanpa pikir terhadap pertanyaan sebelum
pertanyaan selesai.
h. Sering sulit menunggu giliran.
i. Sering memutus atau mengganggu orang lain (misalnya,
memotong masuk kepercakapan atau permainan).
Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan
gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun.
Beberapa gangguan akibat gejala ada selama dua atau lebih situasi.
Harus terdapat bukti jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis
dalam fungsi sosial, akademik, dan fungsi pekerjaan.
Gejala tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan
perkembangan pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lain, dan
tidak diterangkan lebih baik oleh gangguang mental lain (misalnya,
gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan disosiatif, gangguan
kepribadian.
Tipe-tipe ADHD
Gangguan defisitatensi/hiperaktivitas,
tipe kombinasi
Gangguan defisitatensi/hiperaktivitas,
predominan tipe
inatentif
Gangguan defisitatensi/hiperaktivitas,
predominan tipe
hiperaktif-impulsif
Terapi
Farmakologi
Non Farmakologi
Stimulansia
Psikososial individu
Modifikasi perilaku
Non-stimulansia
Antidepresan imipramine, desipramine
Alfa-adrenergik agonis clonidine
Konseling orang
tua
Terapi gangguan
belajar
GANGGUAN BELAJAR
DEFINISI
Gangguan belajar adalah defisit pada anak dan
remaja didalam keteramoilan membaca, menulis,
berbicara, penggunaan pendengaran, memberikan
alasan, atau matematika yang diharapkan,
dibandingkan dengan anak lain berusia sama
dengan kapasitas intelektual yang sama.
EPIDEMIOLOGI
5% anak usia sekolah
KATEGORI DIAGNOSTIK
(DSM IV-TR)
Gangguan Membaca
Gangguan
Matematika
Gangguan ekspresi
tertulis
Gangguan belajar
yang tidak
tergolongkan
GANGGUAN MEMBACA
Definisi :
Dulu disebut disleksia
Didefinisikan sebagai pencapaian membaca dibawah tingkat yang
diharapkan untuk usia, pendidikan, dan intelegensi anak
Ditandai dengan gangguan kemampuan mengenali kata,
membaca dengan lambat dan tidak akurat, serta pemahaman
membaca yang buruk.
Epidemiologi :
4% anak usia sekolah di US memiliki gangguan membaca
Anak laki-laki : perempuan = 3-4 : 1
Etiologi :
Faktor genetik
Faktor perkembangan
Faktor lingkungan
Diagnosis :
Didiagnosis jika pencapaian membaca seorang anak
dibawah tingkat yang diharapkan pada anak dengan usia
dan kapasitas intelektual yang sama
Ciri khas : sulit mengingat kembali, membangkitkan dan
merangkai huruf dan kata yang tercetak, sulit memproses
konstruksi gramatis yang canggih dan membuat
kesimpulan.
Gambaran klinis :
Umumnya teridentifikasi pada usia 7 tahun (kelas 2 SD)
Tidak suka membaca dan menghindari membaca atau
menulis
Banyak anak dengan gangguan ini tidak mendapatkan
terapi sehingga dapat berujung pada rasa malu dan
terhina yang berdampak frutasi. Pada anak yang lebih
tua, cenderung marah dan depresi dan mereka
menunjukkan harga diri yang buruk
Terapi :
Terapi remedial : dimuali dengan mengajari anak untuk
membuat hubungan yang akurat antara huruf dan
bunyi. Setelah itu memperkenalkan suku kata dan kata.
Strategi koping positif : membuat kelompok membaca
kecil dan terstruktur yang memberikan perhatian
individual sehingga membuat anak tersebut lebih
mudah untuk meminta bantuan.
Program instruksi membaca : memusatkan pada setiap
huruf dan bunyi, kemudian meningkat ke pengguasaan
inti foenetik sederhana, kemudian menyatukan menjadi
kata da kalimat
Program remedial lain : Merill, Bridge Reading Program.
Metode Ferald
GANGGUAN MATEMATIKA
Definisi :
Anak dengan gangguan matematika memiliki kesulitan mempelajari
dan mengingat angka, tidak dapat mengingat fakta dasar mengenai
angka, dan lambat serta tidak akurat dalam menghitung.
Kemampuan matematika, linguistik, persepsi serta atensional yang
buruk
Epidemiologi :
1% anak usia sekolah, 1 dari 5 anak dengan gangguan belajar
Frekuensi lebih tinggi pada anak perempuan
Etiologi :
Faktor genetik
Faktor kematangan
Faktor kognitif
Faktor emosional
Faktor pendidikan
Faktor sosioekomik
Diagnosis :
Didiagnosis jika pencapaian matematika anak jatuh
secara signifikan dibawah tingkat yang diharapkan pada
anak dengan usia dan kapasitas intelektual yang sama
Diagnosis pasti dengan menjalani tes aritmatika standar
dan nilainya secara nyata berada dibawah tingkat yang
diharapkan.
Harus menyingkirkan gangguan pervasiv dan retardasi
mental sebelum mendiagnosis.
Gambaran klinis :
Kesulitan mempelajari nama angka, mengingat tanda
untuk penambahan dan pengurangan, mempelajari tabel
perkalian, menerjemahkan soal dalam kata menjadi
perhitungan, dan melakukan perhitungan dengan
kecepatan yang diharapkan.
Biasanya terdapat bersamaan dengan gangguan belajar
lainnya.
Terapi :
Paling efektif adalah
menggabungkan antara
mengajarkan konsep matematika
dengan praktik terus menerus
didalam menyelesaikan soal
matematika.
GANGGUAN EKSPRESI
TERTULIS
Definisi :
Tingkat Ditandai dengan keterampilan menulis yang secara
signifikan dibawah tingkat yang diharapkan untuk usia dan
kapasitas intelektual anak.
Kesulitan ini mengganggu kinerja akademik dan tuntutan
untuk menulis di kehidupan sehari-hari
Mencakup pengejaan yang buruk, kesalahan tatabahasa
dan tanda baca, serta tulisan tangan yang buruk
Epidemiologi :
4% anak usia sekolah
3x lebih banyak pada anak laki-laki
Etiologi :
Defisit didalam penggunaan komponen bahasa yang terkait
dengan bunyi huruf.
Faktor genetik
Diagnosis :
Didasari pada kinerja anak yang buruk
dalam menyusun teks tulis, termasuk
tulisan tangan dan gangguan
kemampuan untuk mengeja serta
meletakkan kata-kata berurutan dalam
kalimat yang koheren.
Gambaran klinis :
Kesulitan mengeja kata-kata dan
kesulitan mengekspresikan pikiran
sesuai dengan norma tata bahasa
yang sesuai usia.
Terapi :
Terapi remedial mencakip praktik
langsung mengeja dan menulis
kalimat, serta mengkasi ulang aturan
tata bahasa.
Pemberian terapi menulis kreatif dan
ekspresif yang intensif