Anda di halaman 1dari 33

Psikiatri Anak dan Remaja

Dyah Ayu Pratama Saei


Endang Ulupi Khoirunnisa
Keryasta Becik Kawuningan
Nila Rosida
Vidia Purnama Sari

AUTISME

DEFINISI:
Gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh
kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul
sebelum usia 3 tahun, dengan ciri kelainan fungsi dalam
3 bidang: interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku
serta minat yang terbatas dan berulang.

EPIDEMIOLOGI:

Prevalensi: terdapat 5 kasus dalam 10.000 anak


(atau sebesar 0.05%)
Laki-laki:perempuan = 4:1

ETIOLOGI
Faktor Genetik
2-4% anak dengan autis
memiliki saudara kandung
yang juga autis

Faktor Neurobiologis
Infeksi TORCH
Gangguan oksigenasi
(perdarahan ibu hamil)
Intoksikasi saat kehamilan
ibu

Faktor imunologis
Inkompatibilitas imunologi
antara ibu dgn janin
kerusakan jaringan neural
selama kehamilan

Faktor Perinatal
Perdarahan maternal
Mekoneum dalam cairan
amnion
Sindrom gawat napas
Anemia neonatus

Temuan neuroanatomi
Ggn lobus temporalis,
serebelum, sistem limbik
(amigdala dan
hipokampus), atau lobus
parietalis

Faktor biokimia
Peningkatan asam
homovanilat (metabolit
dopamin utama)didalam
cairan serebrospinal fluid.

Faktor psikososial dan


keluarga
Perselisihan keluarga
Kelahiran saudara
kandung
Pindah

Kriteria diagnosis DSM IV


A. Terdapat total 6 item atau lebih dari (1), (2), (3),
minimal 2 dari kriteria (1), dan masing-masing 1 dari
kriteria (2) & (3):
(1)Kriteria interaksi sosial timbal balik

Gangguan khas dalam menggunakan bahasa non verbal yang beraneka ragam seperti
pandangan mata ke mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak isyarat dalam
berinteraksi sosial.

Kegagalan dalam mengembangkan hubungan teman sebaya yang sesuai dengan tingkat
perkembangan

Kekurangan

kemampuan

spontan

untuk

berbagi

kesenangan,

ketertarikan,

atau

keberhasilan dengan orang lain (misalnya, kurang menunjukkan maksud objek ketertarikan)

Kurangnya hubungan timbal balik dalam bersosial atau beremosi

(2) Kriteria komunikasi verbal dan non verbal


Keterlambatan atau kekurangan sama sekali dalam
perkembangan bahasa pembicaraan (tidak disertai
usaha untuk mengompensasikan melalui bentuk
alternatif komunikasi seperti isyarat atau mimik wajah)
Pada individu dengan kemampuan bicara yang
adekuat, gangguan khas dalam kemampuan dalam
memulai atau mempertahankan pembicaraan dengan
orang lain.
Steriotipi dan penggunaan berulang-ulang dalam
berbahasa atau bahasa idiosinkratik
Kekurangan kemampuan imitasi sosial atau percaya
spontan yang sesuai dengan tingkat perkembangan.

(3) Kriteria untuk repertoar aktivitas dan minat


terbatas

Meliputi preokupasi dengan satu atau lebih steriotipi


dan pola ketertarikan yang terbatas yang abnormal
baik pada intensitasnya maupun pada fokusnya.

Terlihat nyata pada ketaatan yang infleksibel


terhadap ritual atau rutinitas spesifik yang
nonfungsional.

Steriotipi dan pengulangan perangai motorik


(misalnya mengepak atau memutar tangan atau jari,
atau gerakan kompleks seluruh tubuh)

Preokupasi persisten dengan bagian-bagian objek

B. Keterlambatan atau fungsi abnormal


pada setidaknya salah satu area ini,
dengan onset sebelum 3 tahun : (1)
interaksi sosial, (2) bahasa yang
digunakan dalam komunikasi sosial, atau
(3)permainan simbolik atau khayalan
C. Gangguan ini tidak disebabkan oleh
gangguan rett atau gangguan
disintegratif masa kanak-kanak

Terapi
Tujuan terapi
Meningkatkan perilaku prososial dan perilaku yang secara
sosial dapat diterima,
Mengurangi gejala perilaku aneh
Memperbaiki komunikasi verbal serta nonverbal
Jenis Terapi
Applied behavioral Analysis (ABA)
Terapi wicara
Terapi okupasi
Terapi fisik
Terapi sosial

Terapi bermain
Terapi perilaku
Terapi
perkembangan
Terapi visual
Terapi biomedik

Medikamentosa Agonis serotonin-dopamin (SDA) Risperidone,


Klozapin, Olanzapin, Kuetiapin
Keberhasilan terapi dipengaruhi oleh usia, berat-ringannya gejala,
kecerdasan, berbicara dan berbahasa, terapi yang intensif dan terpadu.

PROGNOSIS
Umumnya merupakan gangguan seumur hidup
dengan prognosis yang terbatas.
IQ > 70 menggunakan bahasa komunikatif pada
usia 5-7 tahun prognosis terbaik.
2/3 dewasa autistik tetap mengalami kecacatan
parah dan hidup dalam ketergantungan.
Prognosis membaik bila keluarga dan lingkungan
sekitar suportif.

ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Defini
si

Gangguan psikiatrik yang ditandai


adanya pola yang persistent dari
ketidak mampuan untuk
memusatkan perhatian dan atau
adanya hiperaktivitas impulsivitas

Onset

Seringnya sebelum usia 7 tahun


Teridentifikasi sewaktu pra sekolah
Adanya simptom sekurangkurangnya 6 bulan

Epidemiologi
2-20%
anak
sekolah
dasar di
Amerika.
Anak lakilaki >
anak
perempua
n (ratio 35:1).

1%
anak
sekolah
dasar di
UK.
Anak lakilaki
pertama
lebih
sering
mengalam
i
gangguan.

Etiologi
Genetik

Psikososi
al

Neurologi
s

ADH
D

Cedera
otak

Neurokim
ia

Gejala Klinis

Hiperaktivitas
Gangguan motorik perceptual
Labilitas emosi
Defisit koordinasi menyeluruh
Gangguan atensi (atensi pendek, distrakbilitas, inatensi,
gagal menyelesaikan hal, konsentrasi buruk)
Impulsivitas (bertindak sebelum berfikir, mengubah prilaku
tiba-tiba)
Gangguan daya ingat dan pikiran
Ketidakmampuan blajar spesifik
Gangguan bicara dan mendengar
Tanda neurologis dan irregularitas EEG samar

Kriteria Diagnosis ADHD


A. Salah satu (1) atau (2)
(1) Inatensi: enam (atau lebih) gejala inatensi berikut ini telah menetap
selama sekurangnya 6 bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak
konsisten dengan tingkat perkembangan:
a. Sering gagal memberikan perhatian terhadap perincian atau
melakukan kesalahan yang tidak berhati-hati dalam tugas,
pekerjaan, atau aktivitas lain.
b. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan atensi
terhadap tugas atau aktivitas permainan.
c. Sering tidak tampak mendengarkan jika berbicara langsung.
d. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas
sekolah, pekerjaan, atau kewajiban di tempat kerja.
e. Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas.
f. Sering menghindari, membenci, atau enggan untuk terlibat dalam
tugas yang memerlukan usaha mental yang lama.
g. Sering menghindari hal-hal yang perlu untuk tugas atau aktivitas.
h. Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuli luar.
i. Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari.

Kriteria Diagnosis ADHD


(2) Hiperaktivitas-impulsivitas: enam (atau lebih) gejala hiperaktivitasimpulsivitas berikut ini telah menetap selama sekurangnya 6 bulan
sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat
perkembangan:
Hiperaktivitas
a. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau menggeliat di tempat
duduk.
b. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain
dimana diharapkan tetap duduk.
c. Sering berlari-lari dan memanjat secara berlebihan dalam situasi
yang tidak tepat.
d. Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas
waktu luang secara tenang.
e. Sering siap-siap pergi atau bertindak secara seakan-akan
didorong oleh motor.
f. Sering bicara berlebihan.

Kriteria Diagnosis ADHD

B.
C.
D.
E.

Impulsivitas
g. Sering menjawab tanpa pikir terhadap pertanyaan sebelum
pertanyaan selesai.
h. Sering sulit menunggu giliran.
i. Sering memutus atau mengganggu orang lain (misalnya,
memotong masuk kepercakapan atau permainan).
Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan
gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun.
Beberapa gangguan akibat gejala ada selama dua atau lebih situasi.
Harus terdapat bukti jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis
dalam fungsi sosial, akademik, dan fungsi pekerjaan.
Gejala tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan
perkembangan pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lain, dan
tidak diterangkan lebih baik oleh gangguang mental lain (misalnya,
gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan disosiatif, gangguan
kepribadian.

Tipe-tipe ADHD
Gangguan defisitatensi/hiperaktivitas,
tipe kombinasi

Jika memenuhi baik kriteria A1 dan A2


selama 6 bulan terakhir.

Gangguan defisitatensi/hiperaktivitas,
predominan tipe
inatentif

Jika memenuhi kriteria A1 tetapi tidak


memenuhi kriteria A2 selama 6 bulan
terakhir.

Gangguan defisitatensi/hiperaktivitas,
predominan tipe
hiperaktif-impulsif

Jika memenuhi kriteria A2 tetapi tidak


memenuhi kriteria A1 selama 6 bulan
terakhir.

Catatan: Untuk individu (terutama remaja dan dewasa) yang sekarang


memiliki gejala yang tidak lagi memenuhi kriteria lengkap, ditulis dalam
remisi parsial.

Terapi
Farmakologi

Non Farmakologi

Stimulansia

Psikososial individu

Dextroamphetamine untuk usia >3th


Methylphenidate - untuk
usia >6th

Modifikasi perilaku

Non-stimulansia
Antidepresan imipramine, desipramine
Alfa-adrenergik agonis clonidine

Konseling orang
tua
Terapi gangguan
belajar

GANGGUAN BELAJAR

DEFINISI
Gangguan belajar adalah defisit pada anak dan
remaja didalam keteramoilan membaca, menulis,
berbicara, penggunaan pendengaran, memberikan
alasan, atau matematika yang diharapkan,
dibandingkan dengan anak lain berusia sama
dengan kapasitas intelektual yang sama.

EPIDEMIOLOGI
5% anak usia sekolah

KATEGORI DIAGNOSTIK
(DSM IV-TR)

Gangguan Membaca
Gangguan
Matematika
Gangguan ekspresi
tertulis
Gangguan belajar
yang tidak
tergolongkan

GANGGUAN MEMBACA
Definisi :
Dulu disebut disleksia
Didefinisikan sebagai pencapaian membaca dibawah tingkat yang
diharapkan untuk usia, pendidikan, dan intelegensi anak
Ditandai dengan gangguan kemampuan mengenali kata,
membaca dengan lambat dan tidak akurat, serta pemahaman
membaca yang buruk.
Epidemiologi :
4% anak usia sekolah di US memiliki gangguan membaca
Anak laki-laki : perempuan = 3-4 : 1
Etiologi :
Faktor genetik
Faktor perkembangan
Faktor lingkungan

Diagnosis :
Didiagnosis jika pencapaian membaca seorang anak
dibawah tingkat yang diharapkan pada anak dengan usia
dan kapasitas intelektual yang sama
Ciri khas : sulit mengingat kembali, membangkitkan dan
merangkai huruf dan kata yang tercetak, sulit memproses
konstruksi gramatis yang canggih dan membuat
kesimpulan.
Gambaran klinis :
Umumnya teridentifikasi pada usia 7 tahun (kelas 2 SD)
Tidak suka membaca dan menghindari membaca atau
menulis
Banyak anak dengan gangguan ini tidak mendapatkan
terapi sehingga dapat berujung pada rasa malu dan
terhina yang berdampak frutasi. Pada anak yang lebih
tua, cenderung marah dan depresi dan mereka
menunjukkan harga diri yang buruk

Terapi :
Terapi remedial : dimuali dengan mengajari anak untuk
membuat hubungan yang akurat antara huruf dan
bunyi. Setelah itu memperkenalkan suku kata dan kata.
Strategi koping positif : membuat kelompok membaca
kecil dan terstruktur yang memberikan perhatian
individual sehingga membuat anak tersebut lebih
mudah untuk meminta bantuan.
Program instruksi membaca : memusatkan pada setiap
huruf dan bunyi, kemudian meningkat ke pengguasaan
inti foenetik sederhana, kemudian menyatukan menjadi
kata da kalimat
Program remedial lain : Merill, Bridge Reading Program.
Metode Ferald

GANGGUAN MATEMATIKA
Definisi :
Anak dengan gangguan matematika memiliki kesulitan mempelajari
dan mengingat angka, tidak dapat mengingat fakta dasar mengenai
angka, dan lambat serta tidak akurat dalam menghitung.
Kemampuan matematika, linguistik, persepsi serta atensional yang
buruk
Epidemiologi :
1% anak usia sekolah, 1 dari 5 anak dengan gangguan belajar
Frekuensi lebih tinggi pada anak perempuan
Etiologi :
Faktor genetik
Faktor kematangan
Faktor kognitif
Faktor emosional
Faktor pendidikan
Faktor sosioekomik

Diagnosis :
Didiagnosis jika pencapaian matematika anak jatuh
secara signifikan dibawah tingkat yang diharapkan pada
anak dengan usia dan kapasitas intelektual yang sama
Diagnosis pasti dengan menjalani tes aritmatika standar
dan nilainya secara nyata berada dibawah tingkat yang
diharapkan.
Harus menyingkirkan gangguan pervasiv dan retardasi
mental sebelum mendiagnosis.
Gambaran klinis :
Kesulitan mempelajari nama angka, mengingat tanda
untuk penambahan dan pengurangan, mempelajari tabel
perkalian, menerjemahkan soal dalam kata menjadi
perhitungan, dan melakukan perhitungan dengan
kecepatan yang diharapkan.
Biasanya terdapat bersamaan dengan gangguan belajar
lainnya.

Terapi :
Paling efektif adalah
menggabungkan antara
mengajarkan konsep matematika
dengan praktik terus menerus
didalam menyelesaikan soal
matematika.

GANGGUAN EKSPRESI
TERTULIS
Definisi :
Tingkat Ditandai dengan keterampilan menulis yang secara
signifikan dibawah tingkat yang diharapkan untuk usia dan
kapasitas intelektual anak.
Kesulitan ini mengganggu kinerja akademik dan tuntutan
untuk menulis di kehidupan sehari-hari
Mencakup pengejaan yang buruk, kesalahan tatabahasa
dan tanda baca, serta tulisan tangan yang buruk
Epidemiologi :
4% anak usia sekolah
3x lebih banyak pada anak laki-laki
Etiologi :
Defisit didalam penggunaan komponen bahasa yang terkait
dengan bunyi huruf.
Faktor genetik

Diagnosis :
Didasari pada kinerja anak yang buruk
dalam menyusun teks tulis, termasuk
tulisan tangan dan gangguan
kemampuan untuk mengeja serta
meletakkan kata-kata berurutan dalam
kalimat yang koheren.
Gambaran klinis :
Kesulitan mengeja kata-kata dan
kesulitan mengekspresikan pikiran
sesuai dengan norma tata bahasa
yang sesuai usia.

Terapi :
Terapi remedial mencakip praktik
langsung mengeja dan menulis
kalimat, serta mengkasi ulang aturan
tata bahasa.
Pemberian terapi menulis kreatif dan
ekspresif yang intensif

GANGGUAN BELAJAR YANG TIDAK


TERGOLONGKAN
Definisi :
Kategori baru untuk gangguan
belajar yang tidak memenuhi kriteria
gangguan belajar spesifik, tetapi
menimbulkan hendaya dan
menunjukkan kemampuan belajar
dibawah tingkat yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai