PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Distress respirasi atau gangguan napas merupakan suatu masalah yang
sering dijumpai pada neonates atau bayi baru lahir (BBL), hal tersebeut ditandai
dengan takipneu, napas cuping hidung, retraksi dinding dada, sianosis dan apnea.
Gangguan napas yang sering pada neonatus adalah Transient Tachypnea of
Newborn (TTN), Respiratory Distress Sindrome (RDS) atau penyakit membran
hialin (PMH) dan dysplasia bronkopulmonar.1
1
1.4 Metode Penulisan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Takipnea transien pada bayi baru lahir (TTN) adalah kondisi ringan yang
dapat hilang sendiri, dapat muncul pada bayi dari segala usia kehamilan, tak lama
setelah kelahiran. Hal ini disebabkan karena keterlambatan pembersihan cairan
paru-paru janin setelah lahir yang menyebabkan pertukaran gas yang tidak efektif,
gangguan pernapasan, dan takipnea.5
2.2 Patofisiologi
Bayi matur yang memiliki transisi normal dari janin ke kehidupan postnatal
memiliki surfaktan dan sistem epitel yang matur. TTN pada bayi baru lahir terjadi
pada bayi baru lahir matur dengan jalur surfaktan matur dan kurang berkembangnya
3
epitel pernapasan transportasi Na +, sedangkan Sindrom Gawat Nafas neonatus
terjadi pada bayi dengan kedua jalur surfaktan dini dan Na + transportasi immatur.3
Bayi lahir dengan kelahiran sesar berisiko memiliki cairan paru yang
berlebihan sebagai akibat tidak mengalami semua tahapan persalinan normal dan
kurangnya lonjakan katekolamin yang tepat, yang menyebabkan pelepasan yang
rendah dari counter-regulatory hormones pada saat persalinan. Hal ini membuat
cairan tertahan di alveoli yang akan menghambat terjadinya pertukaran gas.3
2.4 Diagnosis
Berdasarkan pada kondisi klinis bayi baru lahir dan faktor risiko menular,
tes laboratorium mungkin perlu dilakukan. Tes darah yang perlu dipertimbangkan
termasuk jumlah sel darah lengkap, protein C-reaktif (CRP), gas darah arteri
(AGD), laktat, dan kultur darah. Selain itu, terapi antibiotik empiris untuk sepsis
neonatal dini (misalnya, ampisilin dan gentamisin) harus dipertimbangkan, karena
TTN mungkin sulit dibedakan secara klinis dari sepsis neonatal atau pneumonia.5
5
yang memiliki takipnea selama lebih dari 4 hingga 5 hari. Pendekatan yang masuk
akal dalam perawatan neonatus dengan gangguan pernapasan adalah “rules of two
hours.” Dua jam setelah timbulnya gangguan pernapasan neonatal, jika kondisi bayi
belum membaik atau memburuk, jika bayi membutuhkan FiO2 lebih besar dari 0,4,
atau temuan radiografi dada tidak normal, praktisi harus mempertimbangkan untuk
memindahkan bayi ke pusat yang dapat memberikan tingkat perawatan neonatal
yang lebih tinggi.5
6
2. HMD. Biasanya terjadi pada neonates yang premature atau dengan alasan
lain akan tertundanya maturasi paru. Pada rontgen thoraks dapat diketahui
dengan jelas pola retikulogranular dengan gambaran atelektasis paru.
2.6 Tatalaksana
1. Oksigenasi
2. Nutrisi
Takipnea dengan lebih dari 80 napas per menit yang disertai dengan
peningkatan kerja pernapasan sering membuatnya tidak aman bagi bayi untuk
menerima makanan oral. Bayi tersebut harus disimpan nihil per oral (NPO), dan
cairan intravena (IV) harus dimulai pada 60 hingga 80 ml per kg per hari. Jika
gangguan pernapasan membaik, diagnosis pasti dan laju pernapasan kurang dari 80
7
napas per menit, feed enteral dapat dimulai. Feed enteral harus selalu dimulai
perlahan dengan peningkatan progresif dalam volume feed sampai takipnea telah
sepenuhnya teratasi.6
3. Obat – obatan
Karena TTN mungkin sulit dibedakan dari sepsis neonatal dini dan
pneumonia, terapi antibiotik empiris dengan ampisilin dan gentamisin harus selalu
dipertimbangkan. Percobaan kontrol acak yang mempelajari kemanjuran
furosemide atau rasemik epinefrin di TTN menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam durasi takipnea atau lama tinggal di rumah sakit dibandingkan
dengan kontrol Salbutamol (inhalasi beta2-agonis) telah terbukti mengurangi durasi
gejala dan tinggal di rumah sakit. Namun, lebih banyak penelitian berbasis bukti
diperlukan untuk mengkonfirmasi kemanjuran dan keamanannya.6
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Kosim MS. Gangguan Napas pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Kosim MS, Yunanto A,
Dewi R, Satosa G, Usman A, penyunting. Buku Ajar Neonatologi. Edisi Pertama.
Jakarta: IDAI. 2008. 126-46
2. Ambalavanan N, Carlo WA. Transient Tachypnea of the Newborn. In: Kliegman RM,
Stanton BF, Geme Joseph W, Schor NF, Behrman RE, penyunting. Nelson Textbook
of Pediatrics . 20th Edition. Philadelphia: Elsevier. 2016. 858-59.