Sistem
pernafasan
memegang
peranan
sangat
penting
dalam
Definisi
Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) adalah suatu penyakit ringan
pada bayi baru lahir (BBL) yang mendekati cukup bulan (near term) atau cukup
bulan (term) yang mengalami respiratory distress segera setelah lahir dan hilang
dengan sendirinya dalam waktu 3-5 hari. 2-4
Faktor Risiko
Berikut adalah faktor risiko neonatus dalam mengidap TTN: 2,4
Hal ini terjadi kemungkinan karena imaturitas dari epithelial Na+ channel
(ENaC), kurangnya produksi surfaktan dari lamellar bodies, dan imaturitas
epitel paru.
lahir.
Yang lahir dari ibu dengan asma
TTN yang terjadi dianggap dipengaruhi oleh kelainan atopik mengingat
Percobaan
in
vivo
memperlihatkan
bahwa
epitel
paru-paru
anteroposterior.
Diagnosis
Anamnesis pada TTN biasanya didapatkan riwayat persalinan presipitatus,
persalinan dengan seksio sesarea, atau persalinan yang lama
1,2
Pada pemeriksaan
Diagnosis Banding
kegawatan
janin
merupakan
penemuan
yang
penting
dalam
Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan pada TTN untuk menyingkirkan
diagnosis banding lain atau justru membantu menegakkan diagnosis banding lain,
terutama bila keadaan nafas neonatus sudah sangat buruk dalam < 3 hari
kehidupannya.1,2
A. Pemeriksaan Laboratorium
1. Prenatal Testing
Rasio L-S > 2 dengan phosphatidilgliserol pada cairan amnion dapat
menyingkirkan HMD.
2. Postnatal testing
a. Analisa Gas Darah (AGD)
Pemeriksaan AGD penting untuk memastikan keadaan pertukaran
gas dan keseimbangan asam basa. Tidak terdapat tanda hipoventilasi
dan tekanan parsial karbondioksida biasanya normal atau meningkat
ringan (PCO2 < 55 mmHg) karena takipnea. Bila ditemukan
peningkatan tekanan karbondioksida pada neonatus dengan takipnea
mungkin merupakan tanda kelelahan dan ancaman gagal nafas atau
komplikasi seperti pneumothorax.
dan
menyingkirkan
polisitemia.
c. Tes antigen serum dan urin
d. Kadar Plasma endothelin-1 (ET-1)
Kadar plasma ET-1 lebih tinggi pada pasien dengan RDS bila
dibandingkan dengan TTN.
e. Interleukin-6 (IL-6)
Beberapa studi menunjukkan bahwa pemeriksaan awal IL-6 dapat
membedakan sepsis dengan TTN sehingga dapat menghindari
penggunaan antibiotik pada neonatus.
B. Rontgen Thorax
Karena TTN memiliki gejala yang awalnya mirip dengan gangguan
pernafasan lain yang lebih berat (seperti pneumonia neonatal atau HMD),
maka dapat digunakan sinar-X dada selain anamnesis dan pemeriksaan fisik
untuk membuat diagnosis. Gambaran yang didapat adalah hiperinflasi paru
yang simetris atau normal, fisura interlobaris terlihat opak karena terdapat
cairan, perihilar streaking, efusi pleura yang minimal, corakan vaskular yang
meningkat, pembesaran jantung yang ringan. Gambaran radiografi terkadang
dapat seperti gambaran granular, diffuse seperti hyaline membrane disease
tetapi tanpa pulmonary underaeration. Radiografinya dapat juga menyerupai
gambaran meconium aspiration syndrome.
Paru paru kanan kadang terlihat lebih opak daripada paru - paru kiri.
Gambaran ini didapat pada umur neonatus 1-3 hari. Pada hari ke 4 akan
terlihat paru paru yang bersih.
C. Lung Ultrasonography
Penatalaksanaan TTN
Penatalaksanaan pada TTN hanyalah suportif. Ketika cairan paru paru
terabsorbsi oleh sistem limfatik neonatus, maka kondisi paru paru akan
membaik. Namun, seperti halnya neonatus yang baru lahir yang memiliki masalah
pernapasan, neonatus dengan TTN juga perlu diawasi dengan ketat. Kadangkadang neonatus akan dimasukkan ke unit perawatan intensif neonatus (NICU)
untuk perawatan ekstra. Monitor diperlukan untuk mengukur denyut jantung, laju
pernapasan, suhu tubuh, dan kadar oksigen secara kontinu.1,2,9,10
1. Penanganan awal adalah dengan membersihkan jalan nafas, jalan nafas
dibersihkan dari lendir atau sekret yang dapat menghalangi jalan nafas selama
diperlukan, serta memastikan pernafasan dan sirkulasi yang adekuat.
Monitoring saturasi oksigen dapat dilakukan dengan menggunakan pulse
oxymetri secara kontinyu untuk memutuskan kapan memulai intubasi dan
ventilasi. Semua bayi yang mengalami distres nafas dengan atau tanpa sianosis
harus mendapatkan tambahan oksigen. Oksigen yang diberikan sebaiknya
oksigen lembab dan telah dihangatkan. Pemberian oksigen dapat dimulai
dengan high flow nasal (HFN) kanul aliran 4-8 liter/menit FiO 2 21% - 40%.
Bila tidak berespon, dapat diberikan Continuous Positive Airway Pressure
(CPAP) dengan PEEP 7 cm H 2O FiO2 40%. Pemakaian CPAP juga dapat
langsung dipertimbangkan bila memenuhi salah satu kriteria berikut ini: 10
1. Frekuensi napas > 60x/menit
2. Merintih (grunting)
3. Retraksi dada
4. Saturasi oksigen <93% (preduktal)
5. Kebutuhan Oksigen >60%
6. Sering mengalami apnea
Menghentikan pemakaian CPAP jika:10
1. Setelah bayi bernapas dengan mudah dan terlihat penurunan frekuensi napas
dan retraksi. FiO2 diturunkan secara bertahap 2-5% sampai menjadi 21%
atau udara ruangan dengan dipandu pulse oxymeter atau hasil analisa gas
darah.
2. Jika bayi sudah nyaman bernapas dengan CPAP PEEP 5 cm H 2O dan FiO2
21%, maka dicoba melepas CPAP. Bayi dinilai selama percobaan ini apakah
mengalami takipnea, retraksi, desaturasi oksigen, atau apnea. Jika tanda
tersebut timbul, percobaan dianggap gagal. CPAP harus segera dipasang lagi
pada bayi paling sedikit satu hari sebelum dicoba lagi di hari berikutnya.
3. Jika bayi terus menggunakan CPAP PEEP 5 cm H 2O dengan FiO2 21%,
ulangi percobaan dengan memberikan tambahan oksigen melalui HFN,
aliran 4-8 liter/menit, FiO2 21%.
Bayi dengan CPAP nasal dengan tekanan yang optimal akan memerlukan
ventilasi mekanis / Non-invasive Positive-pressure Ventilation (NIPV) jika
terjadi hal berikut: 10
1.
2.
3.
4.
5.
0
< 60 x/menit
Tidak ada
1
2
60 80 x/menit
> 80 x/menit
Tidak ada dengan Perlu FiO2 40%
Tidak ada
Tidak ada
Baik
FiO2 40%
Ringan
Sedikit
Menurun
Berat
Jelas
Sangat Buruk
Sumber: Mathai8
Evaluasi
Total
Diagnosis
1-3
4-5
Gawat napas
CPAP
Intubasi
1
50 60
7,2 7,29
50 60
Nilai
2
< 50
7,1 7,19
61 - 70
3
< 50
< 7,1
> 70
Sumber: Mathai8
Bayi aterm
Bayi preterm (28-24 minggu)
< 28 minggu
Sumber: Mathai8
10
11
Komplikasi
Beberapa neonatus dapat menunjukkan hipoksia, kelelahan pernafasan,
dan asidosis. Terkadang kebocoran udara (misalnya pneumothoraks atau
pneumomediastinum yang kecil) dapat terlihat. Beberapa studi mengatakan bahwa
TTN merupakan faktor risiko terhadap sindrom wheezing di masa depan saat masa
kanak kanak dan sifatnya tidaklah sementara seperti TTN. Namun, masih
diperlukan studi lainnya untuk memastikan hubungan ini.15,16
Prognosis
Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) adalah kelainan yang dapat
sembuh sendiri dengan prognosis yang sangat baik. Namun, TTN sering diikuti
dengan penyakit respiratori lainnya, seperti peningkatan risiko wheezing pada
masa kanak kanak. 2,16
Kesimpulan
Transient Tachypnea of the Newborn adalah gangguan pernafasan yang
terjadi sementara pada neonatus cukup bulan atau hampir cukup bulan. Gejala dan
tandanya adalah nafas cepat, nafas cuping hidung, retraksi, merintih, sianosis, dan
tidak aktif. Karena gejala dan tanda ini tidak spesifik, maka dapat diperlukan
beberapa pemeriksaan untuk menyingkirkan diagnosis lain dengan rontgen thorax,
ataupun pemeriksaan untuk mengetahui tanda akan terjadinya gagal nafas.
Tindakan segera untuk mempertahankan nafas neonatus dalam mempertahankan
oksigenasi dan tindakan suportif merupakan tatalaksana pada TTN. Dengan
perawatan yang baik, keadaan neonatus dengan TTN akan membaik dalam 3 5
12
hari tanpa meninggalkan gejala sisa. Bagaimanapun, terdapat beberapa studi yang
menduga bahwa TTN meningkatkan risiko wheezing pada kanak kanak.
13
Algoritma
diagnosis dan
dan Tatalaksana
Gagal nafas
pada Neonatus
Algoritma
diagnosis
Tatalaksana
Gagal
nafas pada
Neonatus
Neonatus dengan
distress
nafas
Neonatus
dengan
distress
nafas
Berat
Berat
(PCH, grunting,
apneu, sianosis)
(PCH, grunting,
apneu, sianosis
Ringan
Ringan
(Takipneu ringan)
Resusitasi:
Resusitasi:
Bersihkan
Bersihkan jalan nafas,
lendir hisap
jalanhisap
nafas,
(suction)
lendir
(suction)
Pemberian
Pemberian oksigen
dengan CPAP
PEEP 7
oksigen
, pasang
Disesuai
cm
H
2O FiO2 40%, pasang OGT
OGT
kan
Pasang akses intra vena:
Pasang akses intra venamenurut
:
D10% 60 ml/kgBB
D10%
usia
Ca-glukonas
10%60
6-8 ml/kgBB
ml/kgBB
Ca-Gukonas
10%
6-8
Monitoring temperatur dan saturasi
ml/kgBB
Rontgen toraks (bila memungkinkan)
(Takipneu ringan)
Monitor temperatur
Monitor saturasi
Evaluasi menggunakan
skor Downes
Evaluasi
menggunakan
Rontgen
toraks
(Bila
skor Downes
memungkinkan)
Perbaikan klinis
klinis
Perbaikan
TIDAK (Ancaman
gagal nafas
/ DS6
TIDAK
( Ancaman
gagal
nafas/DS6)
YA Ya
Observasi 30 menit
Observasi
30
menit
Membaik
Membaik
Tidak
TID
YAYa
AK
Pemberian
Pemberian O2 HFN 4-8O2
L/m, FiO2 40%
dilanjutkan
Monitoring Saturasi
Monitoring
Rontgen toraks
saturasi
Perawatan
Rontgen
toraks
Perawat
Evaluasi
Darah rutin & hitung jenis,
Evaluasi
bayi rutin
menggunakan skor
an bayi
AGD,
GDS,
elektrolit,
menggunakan
Downes
Hipoglikemi bolus
rutin
rontgen
skor Downes
Hasil
AGD:
D10% 2 cc/kgBB,
Hasil
AGD: toraks Hipoglikemi
Konsul
NICU/rujuk
ke D10%
RS infus
Asidosis
metabolik
/
bolus
dilanjutkan
Asidosis
respiratorik
2cc/kgBB,
metabolik/respi
yang memiliki NICUkontinyu kec. 6-8
Intubasi
Intubasi
Pemberian antibiotik swpektrum luas:
Pemberian
antibiotik
Ampicillin & Gentamisin (inisial)
spektrumpenunjang:
luas:
Pemeriksaan
Ampicillin
& Gentamicin
Darah rutin & hitung jenis,
AGD, GDS,
elektrolit,
rontgen
toraks
(inisial)
Konsul
NICU / rujuk penunjang:
ke RS yang memiliki
Pemeriksaan
NICU
Bila
pH 7,25 Na
dilanjutkan
mg/kgBB/mntinfus
ratorik
Bikarbonat
1-2
Hiperglikemi
kontinyu
kec 6-8
Bila pH 7,25
mEq/kgBB
dalam
30
mg/kgBB/mnt
kurangi konsentrasi
Namenit
infus glukosa (D5%)
Hiperglikemi
Bikarbonat 1-2
kuranngi
mEq/kgBB dlm
konsentrasi
infus
30 menitPerawatan
Perawatan di
NICU
di
NICU
glukosa (D5%)
14
Sumber: Mathai8
Daftar Pustaka
of
the
newborn:
predictive
factor
for
prolonged
15
16