Anda di halaman 1dari 13

PERALATAN LIFE SUPORT DAN LIFE SAVING LANJUT

HFO VENTILATOR

OLEH

CHANDRA MAULANA PUTRA

TEKNIK ELEKTRO MEDIK

POLITEKNIK KESEHATAN SITEBA PADANG

TAHUN AJARAN 2020

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.wr.wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,karena telah melimpahkan Rahmat
dan karunia nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah HFOV tepat waktu. Kami
berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin dengan harapan agar dapat membantu
pembaca dalam memahami mata kuliah Peralatan Live Saving & Live Support mengenai HFOV. kami
berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa didalam
pembuatan makalah ini banyak kekurangan sehingga kami berharap atas saran dan kritik dari
pembaca khususnya dari Dosen mata kuliah bersangkutan.

Wasalamualaikum.wr.wb

Padang, September 2020

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................................
B. Tujuan Penulisan.........................................................................................................................
C. Manfaat........................................................................................................................................

BAB II ISI

A. Pengertian High frequency oscillatory ventilation (HFOV) ........................................................

B. Prinsip HFOV..............................................................................................................................

C. Alasan pemilihan HFOV..............................................................................................................

D. Perbedaan HFOV vs ventilator konvensional .............................................................................

E. Keuntungan HFOV......................................................................................................................

F. Indikasi HFOV ............................................................................................................................

G. Aplikasi 2 strategi dalam penggunaan osilasi .............................................................................

H. Persiapan Pasien .........................................................................................................................

I. Nursing care ................................................................................................................................

J. Hal – hal yang perlu diperhatikan 4.............................................................................................

K. Adverse Effects ...........................................................................................................................

L. Weaning ......................................................................................................................................

M. Kesiapan ekstubasi ......................................................................................................................

N. HFOV pada penyakit khusus.......................................................................................................

O. Troubleshooting...........................................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gagal napas adalah kondisi kegawatan medis yang terjadi akibat gangguan serius pada
sistem pernapasan, sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini perlu
segera mendapat penanganan medis. Jika tidak segera ditangani, gagal napas dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh dan bahkan kematian. Gagal napas terjadi saat sistem
pernapasan tidak mampu menjalankan fungsinya untuk menyalurkan oksigen ke dalam darah
dan organ tubuh, lalu mengeluarkan karbon dioksida dari dalam darah.

Akhirnya tubuh akan mengalami kekurangan oksigen (hipoksia) sehingga membuat


hampir seluruh organ tubuh, seperti paru-paru, jantung, dan otak, tidak bisa berfungsi dengan
baik. Sementara itu, sistem pernapasan juga berperan dalam membuang karbon dioksida
dalam darah. Saat terjadi gagal napas, karbon dioksida dapat menumpuk dan berubah
menjadi racun dalam darah, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dan organ tubuh,
oleh karena itu HFO Ventilator adalah ventilasi mekanik dengan rate yang tinggi dan volume
tidal yang kecil yang menggunakan piston sebagai pompa atau diafragma getar. Alat ini
dapat bekerja dengan frekuensi 600 sampai dengan 900 kali per menit ( 10 sampai 15 Hz ),
Untuk meningkatkan pertukaran gas pada pasien dengan gagal napas berat, mengurangi
kerusakan paru-paru akibat ventilator, Untuk menurunkan morbiditas paru pada pasien yang
membutuhkan bantuan ventilasi, Sebagai metode bantuan ventilasi yang dapat
menyembuhkan pulmonary air leak.

Selaian mengatasi gagal nafas HFO Ventilator membantu mengatasi:

 Persistent air leak (PIE)


 Fistula trakeoesofagus yang tidak dapat menjalani operasi (contoh prematur)
 PPHN
 Perdarahan paru
B. Tujuan Penulisan
 Mahasiswa dapart memahami fungsi alat
 Mahasiswa dapat memahami cara kerja alat

4
 Mahasiswa dpat menganalisa blok diagram alat
 Mahasiswa dapat mengetahui perawatan alat

C. Manfaat

Manfaat makalah ini adalah sebagai syarat remedial mata pelajaran Peralatan Life Suport
dan Life Saving Lanjut Program studi Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Siteba
Padang, supaya mahasiswa dapat memahami sistem alat serta menerapkan ilmu ke lapangan
ketika sudah menjadi elektromedis nantinya.

5
BAB II
ISI

A. Pengertian High frequency oscillatory ventilation (HFOV)


ventilasi mekanik dengan rate yang tinggi dan volume tidal yang kecil yang
menggunakan piston sebagai pompa atau diafragma getar. Alat ini dapat bekerja dengan
frekuensi 600 sampai dengan 900 kali per menit ( 10 sampai 15 Hz ).

B. Prinsip HFOV
 HFOV memberikan volume tidal lebih kecil dari physiological dead space (< 2
ml/kg) mencegah overdistensi pada unit paru yang kurang compliant dan
meningkatkan rasio ventilasi/perfusi.
 Pencegahan volutrauma volume paru dipertahankan konstan di atas Functional
Residual Capacity dengan menggunakan constant distending pressure (MAP).
 Menggunakan RR yang tinggi 1 Hertz = 60 x/menit

C. Alasan pemilihan HFOV


 Untuk meningkatkan pertukaran gas pada pasien dengan gagal napas berat
 Untuk mengurangi kerusakan paru-paru akibat ventilator
 Untuk menurunkan morbiditas paru pada pasien yang membutuhkan bantuan ventilasi
 Sebagai metode bantuan ventilasi yang dapat menyembuhkan pulmonary air leak

D. Perbedaan HFOV vs ventilator konvensional

Parameter Ventilator konvensional HFOV


Rate (frek nafas/menit) 0-150 180-900
Volume tidal (mL/kg) 4-20 0,1-3
Tekanan Alveol (cmH20) 0->50 0,1-5
Volume paru pada akhir Rendah Normal
ekspirasi
Flow Rendah Tinggi

6
E. Keuntungan HFOV
 Meningkatkan ventilasi pada tekanan yang rendah dan perubahan volume minimal
pada paru
 Cara aman menggunakan ”super PEEP” paru dapat dikembangkan ke MAP lebih
tinggi tanpa menggunakan PIP yang tinggi
 Pengembangan paru uniform
 Menurunkan air leak

F. Indikasi HFOV
 Gagal napas persisten : RDS, pneumonia, MAS, hipoplasi paru, CDH, hidrops fetalis
 Persistent air leak (PIE)
 Fistula trakeoesofagus yang tidak dapat menjalani operasi (contoh prematur)
 PPHN
 Perdarahan paru

G. Aplikasi
2 strategi dalam penggunaan osilasi
 High volume dan low oxygen
- ↑ MAP, alveolar recruitment, eliminasi atelektasis perbaikan oksigenasi
- Digunakan pada kasus penyakit paru uniform,cth. HMD
- Perlu ekspansi alveoli MAP ↑ 2-3 cmH2O di atas nilai pada CMV
- Pada kasus gagal napas berat dibutuhkan MAP sangat tinggi cth. 30 cmH2O
- Perbaikan oksigenasi tidak tercapai dlm 6 jam terapi tambahan atau alternatif cth.
HFO + NO
 Low volume dan high oxygen
- Digunakan pada kasus penyakit paru nonhomogen (cth. Aspirasi mekonium) atau
tanpa penyakit paru (cth. PPHN)
- Overdistensi alveoli harus dihindari

7
H. Persiapan Pasien
 Kasur bayi harus keras, sedapat mungkin jangan gunakan kasur air atau wool
dibawah punggung bayi meyakinkan tekanan amplitude menggoyang dada bukan
kasur
 Jika bayi terbaring pada radiant warmer, posisikan kepala bayi pada posisi kaki dan
kaki bayi pada posisi kontrol dari kasur ! mempermudah koneksi sirkuit osilator

I. Nursing care
 Tidak boleh bersandar pada HFOV
 Saat menyambungkan dengan ETT tubing harus ditekuk
 Gunakan ukuran ETT paling besar
 Maintenance volume paru sangat penting
 Tidak boleh disconnect mesin akan mati ! hatihati dalam mengubah posisi bayi
 Arterial line, monitor transkutaneus pCO2
 Monitor tanda vital : SaO2, HR, TD
 Fisioterapi jarang diperlukan perkusi intrapulmoner selama penggunaan HFO
 Inline suction catheter, suction bilamana perlu saja bahaya kehilangan volume paru
naikkan FiO2 dan MAP 1-2 cmH2O saat suction dan 5 menit sesudahnya. Jika
oksigenasi menurun setelah suction, perlu re-recruitment volume paru ↑ MAP
 Humidifikasi tubing harus berembun
 Bila perlu bayi memerlukan pelumpuh otot
 Indikasi sedasi agitasi ekstrem, ↑ usaha napas hebat

J. Hal – hal yang perlu diperhatikan


 Jangan disconnect dalam 12 jam pertama
 Setiap perubahan dalam setting butuh 30-60 menit menuju efek yang diinginkan
 Untuk mendengar suara jantung/usus stop osilator dalam 60 detik
 Sumbatan pada ETT misal kinking ETT atau ETT tersumbat mucous/darah amplitude
akan ↑ dengan sendirinya, tidak ada chest wiggle
 Pneumotoraks chest wiggle asimetri
 Tanda overdistensi : SaO2 ↓, TD ↓, pCO2 ↑ ! turunkan MAP, dapat diberi bolus NaCl

8
 Hati-hati pCO2 yang terlalu rendah penurunan aliran darah ke otak, terutama pada
bayi prematur dapat terjadi IVH harus ditangani secepatnya dan agresif (melalui
amplitude).
 Perawat tidak boleh menaikkan oksigenasi > 10% tanpa tinjauan medis Fluktuasi
kebutuhan O2 jarang terjadi selama inflasi paru dipertahankan
 Short rigid vibrating tubing risiko perubahan posisi ETT

K. Adverse Effects
 Hiperinflasi cardiac output
 Kegagalan perbaikan FiO2 dengan peningkatan MAP, dapat menyebabkan:
- Overdistensi (ro toraks)
- Hipovolemia
- Disfungsi miokardial
- PPHN

L. Weaning
 Weaning FiO2 terlebih dulu < 30%
 MAP diturunkan (1-2 cmH2O) bila ada overdistensi atau SaO2 tinggi walau FiO2
sudah diturunkan (bila hasil AGD memungkinkan)
 Amplitude diturunkan (umumnya 10%) sesuai dengan pCO2 sampai chest wiggle
minimal
 Pada MAP 8 cm H2O:
- ekstubasi head box atau CPAP(infant flow driver)
- PTV/SIMV
 CMV dapat dipertimbangkan bila timbul masalah sekresi yang memerlukan
fisioterapi dan suction berlebihan

M. Kesiapan ekstubasi
 FiO2 < 40%
 Paw mencapai 7-9 cmH2O
 Chest wiggle minimal atau amplitude 10-15 cmH2O
 Setelah ekstubasi dapat dipindah ke ventilator konvensional atau CPAP

9
N. HFOV pada penyakit khusus

 RDS
- Prematur :
• MAP 2 cmH2O di atas MAP ventilator konvensional
• Frekwensi 10-12 Hz tergantung CO2
• Amplitude tergantung chest wiggle
- Cukup bulan
•MAP 2 cmH2O di atas MAP ventilator konvensional
• Frekwensi 10-12 Hz tergantung CO2
• Amplitude tergantung chest wiggle > prematur

 Air leak syndrome


–MAP sesuai dengan MAP ventilator konvensional
–Frekuensi 8 Hz (bayi besar) – 12 Hz (bayi kecil), tergantung CO2
–Amplitude dengan chest wiggle minimal
 Gross air leak
–MAP 1 cmH2O di atas MAP ventilator konvensional
–Frekuensi 12 – 15 Hz tergantung CO2
–Amplitude sesuai dengan chest wiggle
 MAS
–MAP sesuai dengan MAP ventilator konvensional
–Frekuensi 6 Hz – 10 Hz tergantung CO2
–Amplitude sesuai dengan chest wiggle

 Hipoplasi paru
–MAP 2 cmH2O di atas MAP ventilator konvensional
–Frekuensi 10 – 12 Hz tergantung CO2
–Amplitude sesuai dengan chest wiggle
–Respons umumnya kurang baik karena PPHN dan tidak cukupnya jaringan paru
untuk pertukaran gas

10
 CDH
–MAP jangan melebihi 15 cmH2O
–Ventilasi hanya dengan 1 paru

O. Troubleshooting
 Kadar CO2 rendah
- Posisi ETT yang salah (tidak ada chest wiggle)
- Obstruksi ETT : mucous plug
- Air dalam ETT
- Pneumotoraks : chest wiggle simetris / tidak
- Kegagalan peralatan
- Suboptimal lung recruitment foto rontgen toraks
- Overinflasi !cek tekanan darah, turunkan MAP, lakukan foto rontgen toraks
 Kadar CO2 tinggi
- Posisi ETT yang salah
- Obstruksi ETT,
- Insufisiensi ventilasi alveolar amplitude, yakinkan ddg dada mengembang
- Pneumotoraks
- Kegagalan peralatan,
- resistensi jalan napas (MAS,BPD) atau penyakit paru non homogen apakah HFOV
sesuai?
- under-inflated lungs foto rontgen toraks
- over-inflated lungs foto rontgen toraks,MAP

 Hipotensi / asidosis
- Distensi berlebihan dengan hambatan venous return
- Kurangi MAP
- Periksa adakah pneumotoraks
- Pertimbangkan perlunya ekspansi cairan dan inotropik

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

HFOV adalah bentuk ventilasi mekanik dengan rate yang tinggi dan volume tidal yang
kecil.yang menggunakan piston sebagai pompa atau diafragma getar. Alat ini dapat bekerja
dengan frekuensi 600 sampaidengan 900 kali per menit ( 10 sampai 15 Hz ). Kadang kala
penanganan gagal napas pada neonatus dengan asfiksia berat tidak berhasil dengan
menggunakan ventilator mekanik konvensional. Untuk itu dianjurkan menggunakan
ventilator frekuensi tinggi yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan ventilator
mekanik konvensional. Yaitu dapat menghantarkan gas atau udara secara langsung ke dalam
saluran pernapasan dengan kecepatan tinggi sehingga pertukaran udara paru menjadi
optimal.

Selain itu efek samping barotrauma serta displasia bronkopulmonal lebih rendah
dibandingkan dengan ventilator mekanik konvensional. Selain mempunyai beberapa
keuntungan, ventilator frekuensi tinggi juga mempunyai efek samping yang tidak ringan
pula, maka sebaiknya penggunaan ventilator frekuensi tinggi dilakukan dengan bantuan
tenaga ahli yang telah terlatih dan dididik secara khusus untuk itu.

B. Saran
Penyusun harap makalah ini di gunakan sebagaimana mestinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/375825960/HFO-pdf

https://www.scribd.com/document/297260448/hfov

https://perpus.poltekkesjkt2.ac.id/respoy/index.php?p=show_detail&id=1023&keywords=

13

Anda mungkin juga menyukai